“KALIMAT”
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Johar Amir, M. Hum. & Shafariana, S.Pd.,
M.Pd.
KELOMPOK 7 KELAS B :
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
ٰ ٱلرحْ هم ِن
ٱلر ِح ِيم ِ ٰ بِس ِْم ه
ٰ ٱَّلل
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kalimat“ dalam keadaan sehat wal-afiat dan tepat waktu.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia oleh Dosen pengampu Ibu Prof. Dr. Hj. Johar
Amir, M. Hum. dan Ibu Shafariana, S.Pd., M.Pd.
Penyusun
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….........ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...3
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………...9
3.2. Saran………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….…………………..10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
maknanya bila berada dalam konteks kalimatnya. Simak makna kata terbawa itu
pada kedua kalimat berikut:
1) Bukumu terbawa oleh saya kemarin.
2) Barang-barang sebanyak itu terbawa juga oleh truk kecil itu.
Jelas, kata terbawa pada kalimat (1) bermakna 'tidak sengaja', dan pada kalimat (2)
bermakna 'dapat'. Hal ini terjadi karena konteks. kalimatnya berbeda.
Sudah disebutkan di muka bahwa sistem gramatika biasanya dibagi atas subsistem
morfologi dan subsistem sintaksis. Subsistem morfologi membicarakan
pembentukan kata dari satuan-satuan yang lebih kecil, yang lazim disebut morfem
menjadi satuan yang statusnya lebih tinggi yang siap digunakan dalam subsistem
sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu
ke dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan sintaksis,
yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, ada lima permasalahan
yang perlu di bahas sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2. Jelaskan perbedaan antara kalimat dengan klausa!
3. Sebutkan unsur pokok yang terdapat pada kalimat!
4. Jelaskan keserasian unsur-unsur pada kalimat!
1.3. Tujuan
Ada empat tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui serta memahami arti dari kalimat
2. Dapat membedakan antara kalimat dengan klausa
3. Untuk mengetahui unsur pokok yang ada pada kalimat
4. Dapat mengetahui keserasian unsur-unsur yang terdapat pada kalimat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2.Perbedaan Kalimat dan Klausa
Untuk membedakan kalusa dari kalimat, ada semacam konvensi
dalam kajian sintaksis, bahwa penulisan klausa tidak diawali dengan huruf
besar dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik, tanya, atau seru.
Sebagaimana diatur dalam ejaan, penulisan kalimat diawali dengan huruf
besar dan diakhiri dengan tanda titik, tanya, atau seru. Pemakaian tanda baca
ini bergantung pada jenis kalimat tersebut. Kalimat berita diakhiri dengan
tanda titik, kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya, dan kalimat seru
diakhiri dengan tanda seru.
4
Berdasarkan uraian singkat tersebut, dapat dibedakan unsur kalimat
atas unsur wajib dan unsur tidak wajib (manasuka). Unsur wajib terdiri atas
konstituen kalimat yang tidak dapat dihilangkan, sedangkan unsur tidak
wajib terdiri atas konstituen kalimat yang dapat dihilangkan. Dengan
demikian, bentuk dia mengirim buku itu pada kalimat tersebut termasuk
unsur wajib kalimat, sedangkan mungkin dan tadi pagi merupakan unsur
tidak wajib.
Perlu dicatat, bahwa perbedaan unsur kalimat atas unsur yang wajib
dan tidak wajib tidak berkaitan langsung dengan bentuk dan fungsi
konstituen kalimat. Pada umumnya, konstituen yang berfungsi sebagai
keterangan, seperti mungkin dan tadi pagi pada contoh kalimat tersebut
dapat dihilangkan. Demikian pula halnya dengan keterangan (alat) dengan
pisau pada kalimat Ibu mengupas mangga dengan pisau, keterangan
(tempat) ke sekolah pada kalimat Anak itu sudah berangkat ke sekolah.
Akan tetapi, pada kalimat tertentu konstituen yang berfungsi sebagai
keterangan wajib hadir. Perhatikan contoh kalimat berikut ini!
(8) a. Di menuju ke Bandung.
b. * Dia menuju.
5
hal itu, keserasian unsur-unsur kalimat berikut ini akan dikemukakan dari
kedua segi tersebut, yakni keserasian makna dan keserasian bentuk.
6
b. *Pelamar banyak, tetapi dia tidak memenuhi syarat.
(12) a. Pelamar ada, tetapi mereka tidak memenuhi syarat.
b. Pelamar ada, tetapi dia tidak memenuhi syarat.
Anteseden pronomina mereka pada (11a) adalah frase (banyak)
pelamar. Karena itu, pronomina dia (11b) tidak bisa digunakan sebagai
penggantinya. Pada contoh (12) tampak, bahwa pronomina mereka dan dia
dapat digunakan karena antesedennya (ada) pelamar tidak jelas bermakna
jamak atau tunggal. Pemakaian pronomina mereka atau dia pada (12)
bergantung pada konteks wacana.
Pada konstruksi pemilikan yang unsur-unsurnya terdiri atas nomina
milik dan pronomina milik yang antesedennya berupa nomina jamak perlu
diperhatikan apakah nomina milik itu merupakan milik bersama atau
perseorangan. Apabila pemilikan itu bersifat perseorangan, maka
pronomina yang dipergunakan adalah pronomina persona ketiga jamak
yang harus diikuti partikel masing-masing. Perhatikan contoh berikut ini!
(13) a. Murid-murid itu menyelesaiakn tugas mereka pada waktunya.
b. Murid-murid itu menyelesaikan tugas mereka masing-masing
pada waktunya.
7
b. Kedua anak itu bertengkar.
Verba berlarian (14a) menuntut subjek jamak. Demikian pula verba
bertengkar (14b).Verba bersubjek jamak dapat pula digunakan untuk
menyatakan makna jamak nomina takdefinit seperti pada contoh (15)
berikut ini.
(15) :
a) Kicau burung bersahutan sepanjang hari.
b) Mahasiswa mengerumuni dia.
c) Kendaraan lalu-lalang di depan rumahnya.
Kehadiran verba bersahutan, mengerumuni, dan lalu-lalang pada
contoh (15) masing-masing mengisyaratkan bahwa nomina kicau burung,
mahasiswa, dan kendaraan mengandung makna jamak. Hal serupa tampak
pula pada kalimat yang predikatnya berupa ajektiva yang diulang seperti
pada contoh berikut ini.
(16) a. Murid di sini pintar-pintar.
b. Rumah di kampung itu bagus-bagus.
c. Buku di toko itu mahal-mahal.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda
panjang yang disertai nada akhir naik atau turun. Untuk membedakan kalusa
dari kalimat, ada semacam konvensi dalam kajian sintaksis, bahwa
penulisan klausa tidak diawali dengan huruf besar dan tidak diakhiri dengan
tanda baca titik, tanya, atau seru. Sebagaimana diatur dalam ejaan, penulisan
kalimat diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik, tanya,
atau seru. Unsur pokok pada kalimat yang pertama kalimat terdiri atas unsur
subjek dan predikat. Kedua unsur kalimat itu merupakan unsur yang
kehadirannya selalu wajib. Penggabungan dua kata atau lebih dalam suatu
kalimat menuntut adanya keserasian di antara unsur-unsur tersebut, baik
dari segi makna maupun dari segi bentuk. Jika keserasian makna dan bentuk
tidak terpenuhi, kalimat tersebut tidak gramatikal dan sulit diterima secara
akal sehat. Berdasarkan hal itu, keserasian unsur-unsur kalimat berikut ini
akan dikemukakan dari kedua segi tersebut, yakni keserasian makna dan
keserasian bentuk.
3.2. Saran
Sebagai penyusun kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, jika ada kesalahan yang terdapat pada makalah
ini, mohon dikritik dan berikan sarannya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Putrayasa, Ida Bagus. (2007). Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran).
Bandung: PT. Refika Aditama.
10
11