Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alfina Ali Dollah

Kelas : B
Nim : 210501500011
Mk : Sejarah Sastra

Karya Sastra Marah Rusli


Periode Balai Pustaka Tahun 1920an
Novel ( Sitti Nurbaya )
“ Kasih tak sampai “

Ibu Siti Nurbaya meninggal pada saat Siti Nurbaya masih kecil, dari situlah hidupnya sepi. Sejak
itu sampai dia dewasa dan mengerti soal menjalin percintaan dia hanya tinggal bersama Sulaiman,
ayah yang sangat dia sayang. Ayahnya merupakan seorang pedagang yang terkenal di kota Padang.
modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir yang bernama Datuk Maringgih.
Awal mula usaha perdagangan Sulaiman mendapat kemajuan yang cukup. Hal itu tidak
dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya
Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik Sulaiman. Dengan
demikian usaha Baginda Sulaiman mulai menurun. Dia jatuh miskin dan tidak mampu membayar
segala utangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang ditunggunya. Datuk
Maringgih mendesak Sulaiman yang sudah tidak punya jalan keluar agar melunasi semua
utangnya. Utangnya dapat lunas asalkan Sulaiman mau memberikan Siti Nurbaya, puterinya,
kepada Datuk Maringgih.
Melihat situasinya tidak punya jalan lain, mau tidak mau Sulaiman harus memilih untuk
memberikan Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih agar utang-utangnya lunas

Siti Nurbaya sangat sedih karena dirinya yang masih mudah dan cantik harus menikah dengan
Datuk Maringgih yang sudah tua. Siti Nurbaya tiba tiba mengingat Samsulbahri, seorang kekasih
Siti Nurbaya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Dia sangat merasa bersalah, namun ini demi
keselamatan dan kebahagiaan ayahnya yaitu Sulaiman.
Samsulbahri mengetahui kejadian apa yang terjadi didesanya, karena Siti Nurbaya mengirimkan
surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya. Suatu hari ketika Samsulbahri
sedang berlibur kembali ke Padang, dia dapat bertemu langsung dengan Siti Nurbaya yang telah
sah menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan keduanya diketahui oleh Datuk Maringgih dan
terjadilah perkelahian. Siti Nurbaya teriak hingga didengar oleh ayahnya yang mengalami musibah
sakit yang cukup serius. Sulaiman berusaha bangun, tetapi akhirnya jatuh lalu menghembuskan
nafas terakhirnya.
Mendengar itu, ayah Samsulbahri, Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang,
sangat malu atas perbuatan anaknya. Pada akhirnya Samsulbahri harus kembali ke Jakarta dan dia
berjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak
hanya diam, karena Siti Nurbaya diusirnya.
Siti Nurbaya yang mengetahui hal tersebut bahwa kekasihnya diusir olej orang tuanya, dia berniat
untuk pergi menyusul pada Samsulbahri ke Jakarta. Tetapi niatnya itu tiba tiba diketahui oleh kaki
tangan Datuk Maringih. Karena itu dengan siasat dan fitnahnya, Datuk Maringgih dengan bantuan
kaki tangannya dapat memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.
Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja
diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh
Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi ia tak
meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.
Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan
akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan
dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan
Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu
keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh
tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.

Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada saat-saat terakhir menjelang
ajalnya, ia meminta dipertemukan dengan ayahandanya. Tetapi ajal lebih dulu merenggut sebelum
Samsulbahri sempat bertemu dengan orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai