Anda di halaman 1dari 7

MENGANALISIS KEBAHASAAN CERITA

ROMAN

Disusun oleh kelompok 5


Muhammad Farhan
Enda Adittia Saputra
Dinda Rose Darmakusuma
Juanda Arya Pratama
Fachrel Ahmad Jasir
SMKN 2 PEKANBARU
Sitti Nurbaya

Tema
kisah cinta yang memilukan antara Siti Nurbaya dengan samsul Bahri

Sinopsis
Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, Maka bisa dikatakan
itulah titik awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta
ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya
adalah seorang pedagang yang terkemuka di Kota Padang. Sebagian modal usahanya
merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgi.

Pada mulanya usaha pedagangan baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat,


hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgi. Maka untuk melampiaskan
keserakahannya Datuk Maringgi menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik
Baginda Sulaiman dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin
dan tak sanggup membayar utang-utangnya pada Datuk Maringgih dan inilah
kesempatan yang dinanti-nantikannya Datuk Maringgi mendesak Baginda Sulaiman
yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutang-hutangnya boleh hutang tersebut
dianggap lunas asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya putrinya
kepada Datuk Maringgi.

Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak
sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang
ditawarkan oleh Datuk Maringgi.

Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan
muda berlia harus menikah dengan Datuk Maringgi yang sudah tua bangka dan berkulit
kasar seperti katak. Lebih sedih lagi ketika Ia teringat Samsul Bahri kekasihnya yang
sedang sekolah di Stovia Jakarta. Sungguh berat memang namun demi keselamatan
dan kebahagiaan Ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan
Datuk Maringgi.

Samsul Bahri yang ada di Jakarta mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya,
Terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang
dialami keluarganya. Pada suatu hari ketika Samsul Bahri dalam liburan kembali ke
Padang, Ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi
istri Datuk Maringgi. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgi sehingga terjadi
keributan. Teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena
sakit keras. Baginda Sulaiman berusaha bangkit tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan
menghembuskan nafas terakhir.
Mendengar itu Ayah Samsul Bahri yaitu Sultan Mahmud Syah yang kebetulan
menjadi penghulu Kota Padang, malu atas perbuatan anaknya sehingga Samsul Bahri
harus kembali ke Jakarta dan Ia berjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluarganya di
Padang. Datuk Maringgi juga tidak tinggal diam karena Siti Nurbaya di usirnya.

Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang
beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti
Nurbaya itu terdengar oleh Samsul Bahri sehingga dia menjadi putus asa dan mencoba
melakukan bunuh diriakan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal sejak saat itu samsul
bahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.

Sepuluh Tahun kemudian dikisahkan di Kota Padang sering terjadi huru-hara dan
tindakan kejahatan akibat ulah Datuk Maringgi dan orang-orangnya Samsul bahri yang
telah berpangkat Letnan dikirim un tuk melakukan pengamanan. Samsul Bahri yang
mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota padang. Ketika
bertemu dengan Datuk Maringgi dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi
Samsul Bahri menembaknya Datuk Maringgi jatuh tersungkur, Namun sebelum tewas Ia
sempat membacok kepala Samsul Bahri dengan parangnya.

Samsul Bahri alias Letnan Mas Segera dilarikan kerumah sakit pada saat-saat
terakhir menjelang ajalnya, Ia meminta dipertemukan dengan Ayahandanya. Tetapi ajal
lebih dulu merenggut sebelum Samsul Bahri sempat bertemu dengan orang tuanya.

Penokohan
A. Sitti Nurbaya

Sitti Nurbaya adalah salah satu tokoh protagonis utama dan tokoh utama, Nurbaya
merupakan tokoh yang dapat mengambil keputusan sendiri untuk segala hal tentang
nasib nya tersebut, anak dari baginda Sulaiman seorang saudagar kaya di Padang.
Nurbaya biasa dipanggilnya ia anak yang cantik rupa, kulakuan, dan adatnya tertib dan
sopan baik hatinya. Akan tetapi malang nasibnya mulai dari ia menikah dengan datuk
Meringgih sampai dirinya sendiri meninggal karena memakan lemak beracun.

B. Samsul Bahri

Samsul Bahri adalah salah satu tokoh Tambahan utama yang sangat berperan dalam
kehidupan Siti Nurbaya, ia sesosok tokoh protagonis. Orang nya pandai sahaja, tingkah
lakunya baik tertib, sopan, santun dan halus budi bahasanya.

C. Datuk meringgih

Datuk Meringgih adalah salah satu tokoh tambahan Utama, sosoknya antagonis. Ia
adalah seorang saudagar Padang yang amat sangat kikir, kasar , gila akan harta dan
bengis .

D. Sutan Mahmud Syah


Sutan Mahmud Syah adalah salah satu tokoh tambahan ayah dari Samsul Bahri
Penghulu di Padang , yang bersifat baik, pengasih penyayang dan adil . akan tetapi
kesalahan anaknya yang hanya sedikit membuatnya murka terhadap Samsul Bahri.

E. Arifin dan Bakhtiar

Arifin dan Bakhtiar adalah sahabat dari Siti Nurbaya dan Samsul Bahri yang
mencerminkan tokoh protagonis, setia pada sahabatnya.

F. Baginda Sulaiman

Baginda sulaiman adalah tokoh Protagonis ayah dari Siti Nurbaya

G. Pak Ali

Pak Ali adalah tokoh protagonis yang lurus hatinya dan baik budi , ia setia menjaga Siti
Nurbaya dengan Samsul Bahri.

H. Rukiah

Rukiah adalah kemenakan Sutan Mahmud Syah, anak dari Putri Rukiah saudara Sutan
Mahmud.

I. Putri Rubiah

Putri Rubiah adalah saudara dari Sutan Mahmud sosok yang antagonis yang membenci
istri Sutan Mahmud Syah

J. Siti Maryam

Siti Maryam adalah ibu dari Samsul Bahri yang baik dan penyayang berperan tokoh
protagonis.

K. Nyonya Van Der Stier

Nyonya van der stier adalah guru hitung di sekolah

L. Alimah

Alimah adalah saudara Siti Nurbaya salah satu tokoh protagonis yang telah bercerai
dengan suaminya, dan ia menjadi janda.

M. Ahmad Maulana dan Fatimah

Ahmad maulana Ayah Alimah dan Fatimah ibu Alimah.

Alur
Di Kota Padang pada awal abad ke-20, Samsul bahri dan Sitti Nurbaya anak dari
bangsawan Sutan Mahmud Syah dan Baginda Sulaiman adalah tetangga dan teman
kelas yang masih remaja menjalin kasih. Datanglah Datuk Meringgih yang merusak
segalanya, sampai Siti Nurbaya meninggal dan akhirnya Samsul Bahri pura-pura
meninggal karena ingin menuntut balas kepada Datuk Meringgih yang Licik itu. Alur
dalam novel ini close plot karena tokoh-tokoh utamanya dimatikan dan alur nya maju
atau kronologis.

Latar
 Latar Tempat

Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu. Latar tempat
dalam Novel: Di kota Padang dan di Stovia, Jakarta (tempat sekolah Samsul bahri)

 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang


diceritakan. Latar Waktu dalam Novel: pada masa dimana Kota Padang masih terjadi
banyak huru hara juga saat dimana moral masih bobrok.

 Latar Sosial

Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat
berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, serta hal-hal lainnya. Latar Sosial dalam Novel: Merupakan banyak
mengandung unsur adat-istiadat Melayu.

Sudut Pandang
Novel Siti Nerbaya ini menggunakan sudut pandang orang ketiga. Penulis memposisikan
dirinya pada posisi pencerita yang mengetahui banyak hal tentang isi cerita dalam
novel. Sudut pandang orang ketiga ditunjukkan dengan adanya penggunaan kata ganti
orang ketiga yakni “Dia” atau penyebutan nama orang di dalamnya.

Nilai Didik
Nilai moral yang tersirat pada novel siti nurbaya adalah meskipun seseorang ingin
berbuat jahat pada kita, sebaiknya kita jangan membalas dengan kejahatan. Karena itu
tidak akan menyelesaikan masalah. Perbuatan jahat semestinya dibalas dengan
kebaikan, apalagi kebaikan itu kita lakukan demi orang tua maupun orang yang kita
sayang. Kita seharusnya meniru perbuatan Siti Nurbaya, karena ia berani
mempertaruhkan masa depannya untuk menyelamatkan orang tuanya. Yakinlah! Bila
kita berbuat baik, maka akan ada orang-orang yang melindungi kita, seperti halnya yang
dialami Siti Nurbaya.

Majas
Majas Hiperbola Yaitu penggunaan ungkapan dengan cara yang berlebihan atau
melebih-lebihkan.

Contoh:

 Suaranya menggelegar, membelah angkasa


 Darahnya tumpah membasahi tanah air

Kaidah kebahasaan
Ditulis dalam bahasa Melayu yang baku dan termasuk teknik penceritaan tradisional

Anda mungkin juga menyukai