Anda di halaman 1dari 4

SINOPSIS NOVEL

SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI

GURU PEMBIMBING
Fairuz S.Ag

Kelompok 4

M.Andriyan selasa
Aidil adrianto
M.Asrorudin

Kelas XII

MADRASAH ALIYAH
FAR’USSA’ADAH ARABIYAH SENYERANG
Novel ini berkisah tentang cinta antara Sitti Nurbaya dengan kekasihnya dan Samsulbahri. Sitti
adalah anak dari Bangsawan Baginda sulaiman dan Samsulbahri anak pembesar bernama Sutan
Mahmud syah. Pengakuan cinta mereka baru muncul saat Samsulbahri hendak pergi ke Batavia.

Tokoh lainnya bernama Datuk Maringgih. Ia seorang yang terpandang di desanya. Ia menyimpan
rasa dengki atas keberhasilan ayah Sitti. Ia kemudian berbuat jahat dan menjatuhkan usaha Baginda
Sulaiman dan membuatnya bangkrut dan tak berdaya.

Dengan maksud yang licik, Datuk Maringgih meminjamkan uangnya pada Baginda Sulaiman. Berkat
pinjaman uang dari Datuk Maringgih tersebut, usaha dagang Baginda maju pesat. Namun sayang,
rupanya Datuk Maringgih menjadi iri hati melihat kemajuan dagang yang dicapai oleh Baginda
Sulaiman ini, maka dengan seluruh orang suruhannya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta
pendekar tiga, serta yang lainnya, Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda
Sulaiman. Dan toko Baginda pun habis terbakar. Akibatnya Baginda Sulaiman jatuh bangkrut dan
sekaligus dengan hutang yang menumpuk pada Datuk Maringgih. Di tengah-tengah musibah
tersebut, Datuk Maringgih menagih hutangnya kepadanya. Jelas, tentu saja Baginda Sulaiman tidak
mampu membayarnya.

Hal ini memang sengaja dilakukan oleh Datuk Maringgih, sebab dia sudah tahu pasti bahwa Baginda
Sulaiman tidak mampu membayarnya. Dengan alasan hutang tersebut, Datuk Maringgih langsung
menawarkan bagaimana kalau Sitti Nurbaya, Putri Baginda Sulaiman dijadikan istri Datuk Maringgih.
Kalau tawaran Datuk Maringgih ini diterima, maka hutangnya lunas. Dengan terpaksa dan berat hati,
akhirnya Sitti Nurbaya diserahkan untuk menjadi istri Datuk Maringgih.

Waktu itu Samsulbahri, kekasih Sitti Nurbaya, sedang menuntut ilmu di Jakarta. Namun begitu,
Samsulbahri tahu bahwa kekasihnya diperistri oleh orang lain. Hal tersebut ia ketahui dari surat yang
dikirim oleh Sitti Nurbaya kepadanya. Ia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang
menggebu-gebu padanya kandas sudah. Begitupun dengan Sitti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu
hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yang
menimpa keluarganya.
Tidak lama kemudian, ayah Sitti Nurbaya jatuh sakit karena derita yang menimpanya begitu
beruntun. Dan, kebetulan itu Samsulbahri sedang berlibur, sehingga ia punya waktu untuk
mengunjungi keluarganya di Padang. Disamping kepulangannya ke kampung pada waktu liburan
karena rindunya pada keluarga, sebenarnya ia juga hendak mengunjungi Sitti Nurbaya yang sangat ia
rindukan.

Ketika Samsulbahri dan Sitti Nurbaya sedang duduk di bawah pohon, tiba-tiba muncul Datuk
Maringgih di depan mereka. Datuk Maringgih begitu marah melihat mereka berdua yang sedang
duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Sitti Nurbaya.
Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dipukul hingga
terjerembab jatuh ke tanah.

Karena saking kaget dan takutnya, Sitti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga terdengar oleh
ayahnya di rumah yang sedang sakit keras. Mendengar teriakan anak yang sangat dicintainya itu, ia
berusaha bangun, namun karena ia tidak kuat, ayah Sitti Nurbaya kemudian jatuh terjerembab di
lantai. Dan rupanya itu juga yang membuat nyawa Baginda Sulaiman langsung melayang. Karena
kejadian itu, Sitti Nurbaya oleh Datuk Maringgih diusir, karena dianggap telah mencoreng nama baik
keluarganya dan adat istiadat.

Sitti Nurbaya kembali ke kampungnya dan tinggal bersama bibinya. Sementara Samsulbahri yang ada
di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut
kekasihnya. Sitti Nurbaya menyusul kekasihnya ke Jakarta, namun di tengah perjalanan ia hampir
meninggal dunia, ia hampir terjatuh ke laut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Sitti
Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke
laut.

Rupanya, walaupun ia selamat dari marabahaya tersebut, akan tetapi marabahaya berikutnya
tengah menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta, Sitti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat
telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Sitti Nurbaya bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari
emasnya atau hartanya. Samsulbahri berusaha keras menolong kekasihnya itu agar pihak
pemerintah mengadili Sitti Nurbaya di Jakarta saja, bukan di Padang seperti permintaan Datuk
Maringgih. Namun usahanya sia-sia, pengadilan tetap akan dilaksanakan di Padang. Karena tidak
terbukti bersalah, akhirnya Sitti Nurbaya bebas.

Belum puas, Datuk Maringgih menyuruh seseorang meracuni Sitti Nurbaya, yang mengakibatkan Sitti
Nurbaya meninggal. Hal ini mengakibatkan ibu Samsulbahri sedih dan meninggal. Samsulbahri yang
mengetahui hal tersebut sangat sedih dan mencoba bunuh diri, namun ia berhasil diselamatkan.

Beberapa waktu kemudian, Samsulbahri yang sudah naik pangkat menjadi Letnan dikirim oleh
pemerintah Belanda ke Padang untuk memberantas para pengacau yang ada di daerah padang. Para
pengacau itu rupanya salah satunya adalah Datuk Maringgih, maka terjadilah pertempuran sengit
antara orang-orang Letnan Mas (gelar Samsulbahri) dengan orang-orang Datuk Maringgih. Letnan
Mas berduel dengan Datuk Maringgih. Datuk Maringgih dihujani peluru oleh Lentan Mas, namun
sebelum itu Datuk Maringgih telah sempat melukai letnan Mas dengan pedangnya. Datuk Maringgih
meninggal di tempat itu juga, sedangkan Letnan Mas dirawat di rumah sakit.

Sewaktu di rumah sakit, sebelum ia meninggal dunia, ia minta agar dipertemukan dengan ayahnya
untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-
ngatainya tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsul Bahri memukul Datuk Maringgih dan mengacau
keluarga orang yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu.

Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahri pun meninggal dunia. Namun sebelum
meninggal, ia minta kepada orang tuanya agar nanti dikuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya
Sitti Nurbaya. Permintaan itu dikabulkan oleh ayahnya, ia dikuburkan di Gunung Padang dekat
dengan kuburan kekasihnya Sitti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan
bersama untuk selama-lamanya. Sang ayah yang terkejut dan berduka, ikut meninggal dunia
keesokan harinya.

Itulah tadi sinopsis novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli. Semoga bisa bermaanfaat untuk pembaca
semuanya.

Anda mungkin juga menyukai