Anda di halaman 1dari 10

Warsiman, Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia 101

KATA MAJEMUK DALAM BAHASA INDONESIA


(SEBUAH TELAAH KOMPREHENSIF)

Warsiman
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya
Pos-el. warsiman@ub.ac.id

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada
pengguna bahasa Indonesia mengenai klausa, frasa, dan idiom sehingga mereka dapat
membedakan istilah-istilah tersebut. Ruang lingkup penulisan ini adalah klausa (klausa
verba, klausa nomina, klausa adjektiva dan bagian-bagiannya), frasa, dan idiom.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil
dan kesimpulan adalah untuk menjadi pengguna bahasa Indonesia yang baik,
pemahaman tentang klausa (klausa verba, klausa nomina, dan klausa adjektiva), frasa,
dan idiom benar-benar dibutuhkan agar mereka tidak terjebak dalam kesalahpahaman
mengenai perbedaan dari klausa, frase dan idiom tersebut sebagai klausa. Bentuk yang
sama ditunjukkan oleh kelompok kata hampir tidak dapat ditandai oleh para ahli
dengan memahami karakteristik khusus yang dimiliki dan ditunjukkan oleh kelompok
kata tersebut.
Kata kunci: kelompok kata, klausa, frasa, idiom

Abstract : This writing aims giving deeper understanding to Indonesia users about
clauses, phrases, and idioms so that they are able to differ those terms. The scope of this
writing is about verb clause, noun clause, adjektive clause and the parts, phrases, and
idioms. The method used in this writing is qualitative descriptive method. The result and
the conclution is to be the good Indonesian users, understand about the clause (verb
clause, naoun clause, and adjective clause), phrases, and idioms absolutely needed
them the users are not trapped in misunderstanding the different of those clauses,
phrases and idioms as clauses. The same form showed by those group of words is
almost can not distinguised expert by understanding the special characteristic owned
and showed by those group of word.
Keywords: group of word, phrases, idioms

PENDAHULUAN atau idiom. Bahkan, mereka menganggap


Sebagian besar pemakai bahasa frasa dan idiom sebagai kata majemuk.
Indonesia tidak memahami kategori kata Pendek kata, setiap menemukan
majemuk, tidak terkecuali kalangan gabungan kata atau dua kata yang
pelajar. Pada umumnya mereka kesulitan dijejerkan mereka selalu menyebut
membedakan kata majemuk dengan sebagai kata majemuk. Pemahaman yang
gabungan kata yang lain, semisal frasa demikian itu tak lain disebabkan oleh
102 BASTRA, Vol. 3, No. 2, Desember 2016

kemiripan bentuk yang ditunjukkan dari dipertanggungjawabkan dalam dunia


ketiga gabungan kata tersebut. Padahal, ilmiah kebahasaan.
dalam bahasa Indonesia kata majemuk
memiliki ciri-ciri tertentu yang berbeda VERBA MAJEMUK
dengan jenis gabungan kata yang lain. Dalam bahasa Indonesia verba
Oleh karena bentuknya yang sama, majemuk diidentifikasikan memiliki ciri-
maka kata majemuk sering memiliki ciri sebagai berikut: pertama urutan
kemiripan dengan frasa atau idiom. Pada komponennya seolah-olah telah menjadi
dasarnya gabungan kata atau lazim satu, sehingga tidak dapat dipertukarkan
disebut sebagai kata majemuk, termasuk tempatnya. Oleh karena keeratan
istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis hubungan, verba majemuk juga tidak
terpisah, kecuali gabungan kata yang dapat dipisahkan oleh kata lain. Contoh
maknanya sudah dianggap padu verba itu ialah: temu wicara, siap tempur,
(Warsiman, 2005:3; Bawa dan Kartika, tatap muka, dan sebagainya, tidak dapat
1983:20). diubah menjadi wicara temu, tempur
Gabungan kata atau lazim disebut siap, muka tatap, atau temu untuk wicara,
sebagai kata majemuk dalam kamus siap guna tempur, dan tatap dengan
lingustik (Kridalaksana,1993:99) muka.
diartikan sebagai gabungan morfem dasar Kedua, penjejeran dua kata itu
dan seluruhnya berstatus sebagai kata menumbuhkan makna yang secara
yang mempunyai pola fonologis, langsung masih bisa ditelusuri dari
gramatikal dan semantik yang khusus makna masing-masing kata yang
menurut kaidah bahasa bersangkutan. tergabung. Sebagai misal, kata terjun dan
Pola khusus tersebut yang kata payung dapat digabungkan menjadi
membedakannya dari gabungan morfem terjun payung. Makna dari perpaduan ini
dasar yang bukan kata majemuk. masih bisa ditelusuri dari makna kata
Dalam buku Tata Bahasa Baku terjun dan kata payung, yakni melakukan
Bahasa Indonesia 1998 dijelaskan bahwa terjun dari udara dengan memakai alat
suatu kata yang dapat berproses sebagai semacam payung.
kata majemuk dapat berupa verba atau Ketiga, verba majemuk hanya
sering disebut kata kerja, nomina atau memiliki dua pasang kata, dan tidak
sering disebut kata benda, dan adjektiva lebih. Pemahaman tentang verba
atau sering disebut kata sifat. Istilah ini majemuk ini sekaligus untuk mengetahui
berikutnya saya sebut sebagai verba perbedaan gabungan kata yang lain,
majemuk, nomina majemuk dan adjektiva semisal idiom. Kendati idiom memiliki
majemuk. lebih dari dua pasang kata, tetapi idiom
Tulisan ini akan membahas tentang yang sering dijumpai dalam penggunaan
kata majemuk, yang berupa verba bahasa terwujud hanya dua pasang kata.
majemuk, nomina majemuk, maupun Keempat, verba majemuk harus
ajektiva majemuk beserta bagian- dibedakan dengan frasa verba. Frasa
bagiannya, frasa dan idiom. Diharapkan verba juga terdiri dari dua kata atau lebih,
deskripsi ini memberikan kejelasan tetapi hubungan antara kata-kata tadi
perbedaan antara kata majemuk, frasa bersifat sintaksis. Perhatikan contoh
dan idiom, sehingga para pemakai bahasa berikut:
mendapatkan kebenaran yang dapat
Warsiman, Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia 103

No. a b
1. terjun payang sudah terjun
2. temu wicara bertemu untuk bicara
3. hancur lebur benar-benar hacur
4. salah hitung salah dalam perhitungan
Hubungan sintaksis pada frasa dasar; (b) komponen pertama berupa
verba mengikuti kaidah sintaksis yang adjektiva dan komponen kedua berupa
umum. Bentuk sudah pada (b), misalnya, verba, seperti: kurang makan, dan berani
harus mendahului terjun sesuai dengan mati. Kurang dan berani adalah
kaidah bahasa Indonesia. Kata sudah di adjektiva, sedangkan makan dan mati
sini berperan sebagai modifikator, adalah verba; (c) kedua komponen berupa
sedangkan kata terjun berperan sebagai verba dasar, seperti: hancur lebur dan
induk. Demikian pula bentuk benar- pulang pergi kedua-duanya merupakan
benar mendahului hancur pun secara verba dasar.
sintaksis telah sesuai dengan kaidah
bahasa kita. Verba Majemuk Berafiks
Sementara itu, verba majemuk Dalam bahasa Indonesia selain
sendiri dapat dibagi berdasarkan bentuk verba majemuk dasar terdapat pula verba
morfologi dan hubungan komponennya, majemuk berafiks. Verba majemuk
sedangkan berdasarkan bentuk morfologi, berafiks, yakni verba majemuk yang
verba majemuk masih terbagi atas verba mengandung afiks tertentu.
majemuk dasar, verba majemuk berafiks, Contoh dalam kalimat:
dan verba majemuk berulang. Berikut Ia menyebarluaskan berita bohong
penjelasannya. itu ke seluruh desa.
Belakangan ini Warsiman banyak
Verba Majemuk Dasar berdiam diri.
Verba majemuk dasar, yakni verba Perangkat desa itu
majemuk yang tidak berafiks, dan tidak mengikutsertakan keluarganya
mengandung komponen ulang serta dapat dalam program KB.
berdiri sendiri dalam frasa, klausa, atau Pahlawan itu telah
kalimat. Perhatikan contoh berikut. mendarmabaktikan segalanya untuk
Presiden akan melakukan temu bangsa dan negara.
wicara dengan para petani di Orang yang berakal budi tidak akan
Bojonegoro. bertindak gegabah.
Mengapa kamu maju mundur terus Tentara Indonesia telah mengambil
dalam mengambil keputusan itu? alih pertempuran itu.
Ejekan itu telah memerahpadamkan
Sebenarnya pada verba majemuk wajahnya.
dasar dalam bahasa Indonesia masih
dibedakan lagi atas (a) komponen Jika kita perhatikan, dasar afiksasi
pertama berupa verba dasar dan pada contoh tersebut maka akan terlihat
komponen kedua berupa nomina dasar, pula bahwa ada verba seperti sebar luas
seperti: mabuk laut, dan gagar otak. yang tidak dapat berdiri sendiri dalam
Mabuk, dan gagar adalah verba dasar, kalimat. Oleh karena paduan morfem
sedangkan laut dan otak adalah nomina dasar seperti itu tidak dapat berdiri
104 BASTRA, Vol. 3, No. 2, Desember 2016

sendiri dalam kalimat, maka verba itu pemajemukan terjadi. Contoh: haus
harus selalu berafiks. Ada yang dapat kekuasaan bukan haus kuasa, hilang
berdiri sendiri dalam kalimat tanpa afiks, ingatan bukan hilang ingat, dan hilang
seperti ambil alih, tetapi lebih biasa pikiran bukan hilang pikir. Nomina
dipakai dengan afiks terutama dalam berafiks kekuasaan, ingatan, dan pikiran
bahasa baku. Kata ambil alih biasa telah terbentuk lebih dulu.
digunakan dalam bahasa nonbaku, dan Selanjutnya, berdasarkan hubungan
dalam bahasa baku menjadi mengambil komponen-komponennya verba majemuk
alih. Ada pula yang dasarnya adalah terbagi atas (1) verba majemuk
nomina majemuk, seperti darma bakti bertingkat, yakni verba majemuk yang
dan akal budi, dan adjektiva majemuk, salah satu komponennya adalah menjadi
seperti merah padam. Dengan kata lain, komponen inti. Contoh: jumpa pers, haus
kata majemuk yang bukan verba dapat kekuasaan dan temu wicara. Kata jumpa,
juga dibuat menjadi verba majemuk haus dan temu adalah inti, sebab
dengan menambahkan afiks tertentu. komponen kedua terikat padanya. Jika
Berdasarkan penjelasan tersebut kita parafrasakan hubungan itu dapat
verba majemuk berafiks pun dapat dilihat dengan jelas sebagai berikut:
dikelompokkan menjadi (a) verba jumpa pers = jumpa dengan pers
majemuk berafiks yang pangkalnya haus kekuasaan = haus akan kekuasaan
berupa bentuk majemuk yang tidak dapat temu wicara = (ber) temu untuk
berdiri sendiri dalam kalimat. Verba berbicara
majemuk itu sering disebut verba Dalam parafrasa itu terlihat bahwa
majemuk terikat. Jumlah verba kelompok komponen kedua dari tiap-tiap verba
ini tidak banyak. Contoh: beriba hati, majemuk tersebut yakni, pers, kekuasaan,
berkembang biak, bertolak pinggang, dan wicara bersifat antributif
bertutur sapa. (b) verba berafiks yang (menerangkan). Dengan demikian
pangkalnya berupa bentuk majemuk yang komponen itu tidak merupakan inti. (2)
dapat berdiri sendiri. Verba majemuk ini verba majemuk setara, yakni verba
sering disebut verba majemuk bebas. majemuk yang kedua komponennya
Verba kelompok ini banyak jumlahnya merupakan inti. Contoh: timbul
dan dasarnya dapat berupa verba, nomina tenggelam, jatuh bangun, dan mencumbu
atau adjektiva. Perhatikan beberapa rayu. Hubungan itu dapat dilihat pada
contoh berikut. parafrasa berikut.
Sekali lagi ditekankan di sini timbul tenggelam = timbul dan
bahwa jika pangkal majemuk diapit tenggelam
prefiks dan sufiks atau konfiks secara jatuh bangun = jatuh dan bangun
bersamaan, maka komponen majemuk itu mencumbu rayu = mencumbu dan
dirangkaikan menjadi satu seperti pada merayu
sebagian contoh (b) dan (c) tersebut, Dari parafrasa itu terlihat dengan
tetapi jika afiks itu hanya berupa prefiks jelas bahwa hubungan kedua komponen
atau sufiks, maka komponennya tetap tersebut bersifat koordinatif. Hal tersebut
ditulis terpisah seperti yang terdapat pada dapat dilihat dari konjungsi dan sebagai
sebagian contoh (a) tersebut. (c) verba penanda koordinasi antarkata.
majemuk berafiks yang salah satu
komponennya (biasanya komponen
kedua) sudah lebih dulu berafiks sebelum
Warsiman, Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia 105

Verba Majemuk Berulang komponen. Berdasarkan bentuk


Selain verba majemuk dasar dan morfologis, nomina majemuk terdiri atas
verba majemuk berafiks terdapat pula (1) nomina majemuk dasar, (2) nomina
verba majemuk berulang. Verba majemuk berafiks, dan (3) nomina
majemuk berulang, yakni verba majemuk majemuk dari bentuk bebas dan bentuk
yang dapat direduplikasi (diulang) jika terikat.
kemajemukannya bertingkat dan intinya Untuk memperjelas pembagian
adalah bentuk verba yang dapat ketiga bentuk nomina majemuk tersebut
direduplikasikan pula. perhatikan penjelasan dan contoh berikut.
Contoh:
naik pangkat  naik-naik pangkat suami istri peran serta
pulang kampung  pulang-pulang ganti rugi doa restu
kampung lomba lari uang pangkal
goyang kaki  goyang-goyang kaki uang muka tata tertib
pindah tangan  pindah-pindah tangan rem angin tata kota
unjuk rasa cetak coba
NOMINA MAJEMUK
Sama halnya dengan verba Nomina Majemuk Dasar
majemuk, nomina majemuk pun memiliki Nomina majemuk dasar, yakni
ciri tertentu, sehingga berbeda dengan nomina majemuk yang komponennya
gabungan kata yang lain. Ciri yang terdiri dari kata dasar. Perhatikan contoh
dimiliki oleh nomina majemuk pada berikut.
dasarnya sama dengan ciri yang dimiliki kambing hitam tangan kanan
oleh verba majemuk. Adapun ciri yang tanah air darah daging
dimiliki oleh nomina majemuk ialah: 1) kuasa usaha sepak terjang
makna nomina majemuk masih dapat kutu buku sapu tangan
ditelusuri secara langsung dari kata-kata Sekedar untuk membuka ingatan
yang digabungkan. Kata unjuk rasa kita tentang idiom. Oleh karena terdapat
misalnya, masih dapat ditelusuri dari kemiripan, maka banyak pemakai bahasa
makna kata unjuk dan rasa, yakni Indonesia yang mengaggap idiom sebagai
melakukan unjuk atau aksi karena adanya kata majemuk. Sebagai misal, kata
perasaan atau rasa di dalam hati. 2) kambing hitam, tanah air, darah daging,
urutan komponennya seolah-olah telah tangan kanan yang keduanya merupakan
menjadi satu sehingga tidak dapat ditukar kata dasar. Untuk memperjelas
tempatnya. Kata unjuk rasa tidak dapat keterangan dari uraian tersebut
ditukar tempatnya menjadi kata rasa perhatikan beberapa contoh gabungan
unjuk. 3) nomina majemuk terdiri atas kata berupa idiom yang memiliki
dua kata dan tidak lebih. Oleh karena kemiripan dengan nomina majemuk
hanya terdiri dari dua kata, maka nomina dasar.
majemuk akan mudah dikenali dan
mudah dibedakan dengan bentuk Nomina Majemuk Berafiks
gabungan kata lain yang bukan kategori Nomina majemuk berafiks, yakni
nomina majemuk. nomina majemuk yang salah satu atau
Dalam pemakaian sehari-hari kedua komponennya memiliki afiks.
nomina majemuk pun dapat dibagi atas a) Dalam tulisan ini penulis hanya
bentuk morfologis, dan b) hubungan memberikan contoh nomina majemuk
106 BASTRA, Vol. 3, No. 2, Desember 2016

yang salah satu komponennya memiliki doa, ladang sawah, bapak ibu, lintas lalu
afiks, sedangkan nomina majemuk yang dan istri suami. (2) nomina majemuk
kedua komponennya berafiks tidak bertingkat, yakni nomina majemuk yang
terlalu banyak dijumpai dalam pemakaian salah satu komponennya berfungsi
bahasa. sebagai induk, sedangkan komponen
Contoh: lainnya sebagai pewatas. Dalam nomina
sekolah menengah majemuk lomba lari, misalnya, kata
orang terpelajar lomba merupakan induk dari pewatas
penyakit menular kata lari. Contoh lain: cetak coba, peran
pedagang eceran serta, ganti rugi, sepak bola, unjuk rasa,
pekerjaan sambilan uang muka, anak kandung, sekolah
kakak beradik menengah, orang terpelajar, penyakit
menular, pedagang eceran, pekerjaan
Nomina Majemuk dari Bentuk Bebas sambilan, dan sebagainya.
dan Bentuk Terikat
Nomina majemuk kategori bentuk ADJEKTIVA MAJEMUK
ini terdiri dari dua unsur dan salah satu Berdasarkan penjelasan dalam buku
unsurnya adalah unsur terikat, yakni Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
unsur yang tidak dapat berdiri sendiri. (1998:191-193), adjektiva majemuk
Unsur tersebut apabila berdiri sendiri dimaknai sebagai bentuk majemuk yang
tidak memiliki makna. Adapun unsur- merupakan gabungan dari morfem terikat
unsur terikat yang dimaksud seperti: dengan morfem bebas dan ada yang
hiper, infra, kontra, ko, maha, nir, non, merupakan gabungan dua morfem bebas
para, pasca, pra, re, semi, sub, dan (atau lebih). Untuk lebih jelas memahami
semua bilangan Sansekerta. Untuk dapat kedua bentuk majemuk tersebut
memiliki makna harus melekat dengan perhatikan uraian berikut ini.
unsur lain. Perhatikan contoh berikut:
hipertensi, infrastruktur, kontraindikasi, Berupa Gabungan Morfem Terikat
kooperasi, mahaguru, niraksarawan, dan Morfem Bebas
nonkomunis, paranormal, pascasarjana, Adjektiva majemuk yang berupa
pascapanen, praduga, prarencana, gabungan morfem terikat dan morfem
reboisasi.semifinal, subbab, tritunggal. bebas mengisyaratkan kedua morfem itu
Sebagaimana verba majemuk, bergabung oleh karena morfem terikat
nomina majemuk pun berdasarkan segi tidak dapat berdiri sendiri. Meskipun
komponennya masih dibagi lagi menjadi morfem bebas dapat berdiri dan memiliki
(1) nomina majemuk setara, yakni makna sendiri, tetapi dengan bergabung
nomina majemuk yang kedua pada suatu morfem terikat maka
komponennya memiliki kedudukan yang penggabungan itu akan menurunkan
sama. Kata suami dan istri dalam kata makna baru. Sebagai misal, morfem
suami istri tidak saling menjadi induk terikat non dan morfem bebas komunis.
dari bentuk majemuk ini, dan demikian Morfem non belum memiliki makna apa-
pula susunannya juga tidak boleh diubah. apa jika berdiri sendiri, sedangkan
Contoh lain, anak cucu, suka duka, doa morfem bebas komunis memiliki makna
restu, sawah ladang, ibu bapak, lalu ”paham yang menghapuskan milik
lintas dan sebagainya, tidak bisa diubah perorangan dan menggantikannya dengan
menjadi: cucu anak, duka suka, restu milik bersama” (Depdikbud, 1989: 454).
Warsiman, Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia 107

Jika kedua morfem itu bergabung diperlukan seseorang” tetapi dengan


menjadi ”nonkomunis” maka akan bergabung membentuk kata ”swalayan”
melahirkan makna ”bukan paham yang maka akan melahirkan makna ”melayani,
menghapuskan milik perorangan dan meladeni sendiri” kebutuhan-kebutuhan
menggantikannya dengan milik yang diperlukan tanpa bantuan orang
bersama”. Demikian pula morfem terikat lain. Contoh-contoh serupa masih banyak
swa dan layan. Morfem swa belum di sekitar kita.
memiliki makna apa-apa jika berdiri Untuk memahami dengan baik
sendiri, sedangkan layan dalam Kamus kategori gabungan morfem terikat dan
Besar Bahasa Indonesia (1989:504) morfem bebas dalam adjektiva majemuk,
memiliki makna ”melayani, meladeni berikut ini diberikan contoh.
atau membantu mengurus apa-apa yang

adikodrati darmabakti multilatral prokomunis


acapkali darmawisata multiguna reboisasi
akhirulkalam darmasiswa multilinguistik saripati
astagfirullah sukacita manasuka semipermanen
adakalanya diatonic manakala serbaguna
alhamdulillah ekstrakurikuler mangkubumi sediakala
anasional halalbihalal marabahaya subtropis
antarbangsa hulubalang matahari superberat
antarkota intrkurikuler narasumber suprasonik
asusila hiperkorek niraksara supranasional
bilateral inframerah nirgelar swasembada
belasungkawa kacamata padahal semifinal
bumiputra kasatmata puspawarna subbab
kilometer lokakarya pascasarjana supramerah
lokomotif mahaguru pascapanen taksosial
tunaaksara ultraviolet ultramodern dan lain-lain.

Berupa Gabungan Morfem Bebas juga terdapat gabungan yang kedua-


Selain gabungan morfem terikat keduanya morfem bebas. Oleh karena
(morfem yang tidak dapat berdiri sendiri) keduanya merupakan morfem bebas
dan morfem bebas (morfem yang dapat maka penulisannya tidak digabungkan.
berdiri sendiri), dalam adjektiva majemuk Perhatikan contoh berikut.
baik budi haus darah lepas salat buta politik
baik hati hina budi lintas budaya buta aksara
bebas bea kedap suara lintas pulau cacat mental
bebas tugas kurang tenaga lintas negeri cacat badan
berat sebelah layak layar peka cahaya gagal total
sama rupa tahan lapar tahan sakit tahan uji
setia kawan terang cuaca tahu adapt tahu sopan
tahu malu tajam ingatan tajam pikiran tajam perasaan
dan lain-lain.
108 BASTRA, Vol. 3, No. 2, Desember 2016

FRASA Sementara itu, yang menjadi inti


Gabungan kata lain yang dari frasa verba tersebut ialah: membaik,
menyerupai kata majemuk maupun idiom mendarat, pergi, menulis, sedangkan
adalah frasa. Oleh karena kemiripannya sudah, akan, tidak harus, harus dan
banyak pemakai bahasa Indonesia salah kembali sebagai kata(-kata) pendamping.
menduka. Frasa atau disebut pula sebagai Demikian pula kata makan dan minum,
frase adalah gabungan dua kata atau lebih menyanyi atau menari adalah keduanya
yang sifatnya tidak predikatif sebagai inti, sedangkan dan serta atau
(Kridalaksana, 1993:59). Lebih lanjut sebagai konjungsi. Penggunaan frasa
Kridalaksana (1993:59) memberikan verba dalam kalimat dapat dilihat pada
contoh “gunung tinggi” adalah frasa, contoh berikut.
sedangkan “gunung itu tinggi” bukanlah Lukanya sudah membaik
frasa karena bersifat predikatif. Prahu Layar itu akan mendarat
Jenis-jenis frasa banyak sekali. Anak-anak tidak harus pergi
Adapun yang akan dibahas secara sekilas sekarang
di sini hanyalah frasa verba dan frasa Saya harus menulis kembali tugas
numeralia. Selain karena kedua frasa saya
tersebut memiliki bentuk yang Mahasiswa sering makan dan
menyerupai kata majemuk, frasa verba minum di jalan
dan frasa numeralia dalam pemakaian Winda boleh menyanyi atau menari
bahasa sering muncul dalam bentuk
gabungan dua kata (sebagaimana halnya Frasa Numeralia
kata majemuk). Sebagaimana frasa verba, frasa
numeralia pun memiliki bentuk yang
Frasa Verba menyerupai kata majemuk. Tidak hanya
Frasa verba atau sering disebut pula bentuk, frasa numeralia juga sering
sebagai frasa verbal adalah satuan bahasa muncul dalam wujud gabungan dua kata.
yang terbentuk dari dua kata atau lebih Ciri frasa numeralia adalah dibentuk
dengan verba sebagai intinya dengan menambahkan kata penggolong.
(Depdikbud, 1998:157). Frasa verba Dalam bahasa Indonesia kita
memiliki kata inti dan kata pendamping. mengenal beberapa penggolong nomina,
Yang berpoisisi sebagai kata inti adalah seperti: orang untuk manusia, ekor untuk
frasa verba, sedangkan kata (-kata) lain binatang, buah untuk buah-buahan atau
sebagai pendamping. Meskipun kata(- hal lain yang ada di luar golongan
kata) lain sebagai pendamping, tetapi manusia dan binatang, batang untuk
posisinya tegar (fixed) tidak dapat pohon, rokok, atau barang lain yang
dipindahkan secara bebas ke posisi lain. berbentuk bulat panjang, bentuk untuk
Adapun contoh frasa verba yang cincin, gelang, atau barang lain yang
terbentuk dari dua kata seperti: sudah dapat dibengkokkan atau dilenturkan,
membaik, akan mendarat, tidak dapat bidang untuk tanah, sawah, atau barang
dipindahkan menjadi membaik sudah, lain yang luas dan datar, belah untuk
mendarat akan, sedangkan yang mata, telinga, atau benda lain yang
terbentuk dari lebih dari dua kata seperti: berpasangan, helai untuk kertas, rambut,
tidak harus pergi, harus menulis kembali, kain, atau benda lain yang tipis dan halus,
tidak dapat dipindahkan menjadi pergi bilah untuk pisau, pedang, atau benda
tidak harus, menulis harus kembali. lain yang tajam, utas untuk benang, tali,
Warsiman, Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia 109

atau benda lain yang kecil dan panjang, kesamaan tersamar yang melekat pada
potong untuk baju, celana, atau bagian/ idiom tersebut.
potongan suatu barang, tangkai untuk Untuk mencari tahu perbedaan dari
bunga, pena, atau benda lain yang keduanya dapat dikenali melalui tiga hal.
bertangkai, butir untuk kelereng, telur, Pertama, dalam idiom makna dari
atau benda lain yang bulat dan kecil, perpaduannya tidak dapat ditelusuri dari
pucuk untuk surat atau senapan, carik makna masing-masing kata yang
untuk kerta, rumpun untuk padi, bambu, tergabung. Kedua, idiom dapat terbentuk
atau tumbuhan lain yang berkelompok, dengan dua kata atau lebih, dan ketiga
keping untuk uang logam, biji untuk dalam bentuk adjektiva idiom dapat
mata, jagung, kelereng, padi, kuntum mengandung perulangan.
untuk bunga, patah untuk kata, laras Idiom naik darah merupakan
untuk senapan, dan kerat untuk roti, perpaduan antara kata naik dan darah
daging. sehingga menjadi naik darah. Peraduan
Penggolongan nomina juga biasa tersebut menumbuhkan makna tersendiri
digunakan untuk membentuk frasa yang terlepas dari makna naik maupun
numeralia. Sebagai misal: dua ekor darah. Makna naik darah tidak ada
harimau, enam orang penjahat, lima buah kaitannya dengan darah yang naik.
rumah, dua batang rokok. Demikian pula kata-kata berikut, naik
haji, makan hati, angkat kaki, gulung
IDIOM tikar, dan sebagainya juga tergolong
Idiom merupakan bentuk perpaduan idiom. Kalau dipahami secara mendalam
dua kata atau lebih, tetapi dari perpaduan barangkali idiom akan membetuk rumus
tersebut tidak dapat secara langsung sebagai berikut.
ditelusuri dari makna masing-masing kata Idiom = A + B menimbulkan makna
yang tergabung (Alwi, 1998:151). Idiom C.
memang bentuknya hampir sama dengan Contoh lain dari idiom adalah
kata majemuk. Jika kita tidak jeli sebagai berikut.
mengamati, maka kita akan terjebak pada
berat hati geli hati kuat perasaan malang hati
berat jodoh gila pangkat kuat iman murah hati
besar hati gila jabatan kurang ajar panjang tangan
besar mulut iba hati lemah hati pendek akal
bulat hati iri hati lembut suara pilu hati
cepat lidah kecil hati mabuk asmara rendah hati
dingin tangan kotor mulut mabuk cinta ringan tangan
gatal mulut kuat hati mahal senyum ringan kaki
gatal tangan kuat pikiran mahal bicara dan lain-lain.

Demikian pula idiom yang mencermatinya perhatikan contoh


mengandung perulangan dalam adjektiva, berikut.
bentuk perulangan itu akan terasa sekali hangat-hangat tahi ayam
keidiomannya. Bahkan, jika tidak muncul jinak-jinak merpati
perulangan tersebut maka idiom itu akan malu-malu kucing
berubah menjadi frasa dinotatif. Untuk
110 BASTRA, Vol. 3, No. 2, Desember 2016

SIMPULAN kedua kata tersebut bersifat sintaksis,


Belajar berbahasa Indonesia dengan sedangkan ciri-ciri idiom, selain kata
baik dan benar tidaklah sulit asal pemakai yang tergabung tidak dapat secara
bahasa mau memperhatikan kaidah langsung ditelusuri asal masing-masing,
bahasa Indonesia. Salah satu komponen idiom juga dapat terbentuk lebih dari dua
bahasa Indonesia yang wajib dipahami kata. Bahkan, dalam bentuk adjektiva
oleh masyarakat pemakai bahasa idiom dapat mengandung perulangan.
Indonesia adalah bentuk kata majemuk. Pendek kata, perpaduan antara kata yang
Dewasa ini banyak orang tidak membentuk idiom menumbuhkan makna
memahami tentang kata majemuk. tersendiri yang lepas dari makna asal kata
Bahkan, mereka kesulitan membedakan masing-masing.
kata majemuk dengan frasa maupun
idiom. Semua kata yang berupa gabungan
kata, atau kata yang dijejerkan selalu DAFTAR PUSTAKA
disebut sebagai kata majemuk. Padahal,
kata majemuk memiliki ciri-ciri yang Alwi, Hasan dkk.1998. Tata Bahasa
berbeda dengan gabungan kata yang lain. Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Untuk menjadi pemakai bahasa Balai Pustaka
Indonesia yang baik, memamahi tentang
kata majemuk, (verba majemuk, nomina Bawa, Wayan dan Kt. Asa Kartika. 1983.
majemuk, adjektiva majemuk), frasa, dan Bahan-bahan untuk Mengenal
idiom, mutlak diperlukan agar pemakai Bahasa Indonesia Variasi Ilmiah.
bahasa tidak terjebak pada pemahaman Denpasar. Fakultas Sastra
yang salah dalam membedakan antara Universitas Udayana.
kata majemuk, frasa maupun idiom.
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa
Kesalahan menafsirkan makna terhadap
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
kata majemuk sebagai frasa atau idiom,
sama halnya dengan kesalahan Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus
menafsirkan makna terhadap frasa atau Linguistik. Jakarta: Gramedia
idiom sebagai kata majemuk. Kemiripan Pustaka Utama.
bentuk yang ditunjukan ketiga gabungan
kata itu hampir tidak dapat dibedakan Warsiman. 2005. Kaidah Bahasa
kecuali dengan memahami ciri-ciri Indonesia yang Benar: Untuk
khusus yang dimiliki dan ditunjukkan Penulisan Karya Ilmiah (Laporan,
oleh masing-masing bentuk gabungan Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung:
kata tersebut. Dewa Ruchi.
Ciri-ciri sebuah kata majemuk
selain komponen-komponennya telah ---------. 2009. Bahasa Indonesia untuk
menyatu (tidak dapat ditukarkan Anda: Sebuah Renungan
tempatnya), dan kata yang tergabung Pengalaman Kesalahan Berbahasa.
masih dapat ditelusuri asal masing- Surabaya: Unesa University Press.
masing, juga kata majemuk hanya
memiliki dua pasang kata, dan tidak ---------. 2010. Bahasa Indonesia: Teori
lebih. Sementara itu, frasa terbentuk dan Aplikasi. Surabaya: Unesa
dapat lebih dari dua kata, dan hubungan University Press.

Anda mungkin juga menyukai