Warsiman
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya
Pos-el. warsiman@ub.ac.id
Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada
pengguna bahasa Indonesia mengenai klausa, frasa, dan idiom sehingga mereka dapat
membedakan istilah-istilah tersebut. Ruang lingkup penulisan ini adalah klausa (klausa
verba, klausa nomina, klausa adjektiva dan bagian-bagiannya), frasa, dan idiom.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil
dan kesimpulan adalah untuk menjadi pengguna bahasa Indonesia yang baik,
pemahaman tentang klausa (klausa verba, klausa nomina, dan klausa adjektiva), frasa,
dan idiom benar-benar dibutuhkan agar mereka tidak terjebak dalam kesalahpahaman
mengenai perbedaan dari klausa, frase dan idiom tersebut sebagai klausa. Bentuk yang
sama ditunjukkan oleh kelompok kata hampir tidak dapat ditandai oleh para ahli
dengan memahami karakteristik khusus yang dimiliki dan ditunjukkan oleh kelompok
kata tersebut.
Kata kunci: kelompok kata, klausa, frasa, idiom
Abstract : This writing aims giving deeper understanding to Indonesia users about
clauses, phrases, and idioms so that they are able to differ those terms. The scope of this
writing is about verb clause, noun clause, adjektive clause and the parts, phrases, and
idioms. The method used in this writing is qualitative descriptive method. The result and
the conclution is to be the good Indonesian users, understand about the clause (verb
clause, naoun clause, and adjective clause), phrases, and idioms absolutely needed
them the users are not trapped in misunderstanding the different of those clauses,
phrases and idioms as clauses. The same form showed by those group of words is
almost can not distinguised expert by understanding the special characteristic owned
and showed by those group of word.
Keywords: group of word, phrases, idioms
No. a b
1. terjun payang sudah terjun
2. temu wicara bertemu untuk bicara
3. hancur lebur benar-benar hacur
4. salah hitung salah dalam perhitungan
Hubungan sintaksis pada frasa dasar; (b) komponen pertama berupa
verba mengikuti kaidah sintaksis yang adjektiva dan komponen kedua berupa
umum. Bentuk sudah pada (b), misalnya, verba, seperti: kurang makan, dan berani
harus mendahului terjun sesuai dengan mati. Kurang dan berani adalah
kaidah bahasa Indonesia. Kata sudah di adjektiva, sedangkan makan dan mati
sini berperan sebagai modifikator, adalah verba; (c) kedua komponen berupa
sedangkan kata terjun berperan sebagai verba dasar, seperti: hancur lebur dan
induk. Demikian pula bentuk benar- pulang pergi kedua-duanya merupakan
benar mendahului hancur pun secara verba dasar.
sintaksis telah sesuai dengan kaidah
bahasa kita. Verba Majemuk Berafiks
Sementara itu, verba majemuk Dalam bahasa Indonesia selain
sendiri dapat dibagi berdasarkan bentuk verba majemuk dasar terdapat pula verba
morfologi dan hubungan komponennya, majemuk berafiks. Verba majemuk
sedangkan berdasarkan bentuk morfologi, berafiks, yakni verba majemuk yang
verba majemuk masih terbagi atas verba mengandung afiks tertentu.
majemuk dasar, verba majemuk berafiks, Contoh dalam kalimat:
dan verba majemuk berulang. Berikut Ia menyebarluaskan berita bohong
penjelasannya. itu ke seluruh desa.
Belakangan ini Warsiman banyak
Verba Majemuk Dasar berdiam diri.
Verba majemuk dasar, yakni verba Perangkat desa itu
majemuk yang tidak berafiks, dan tidak mengikutsertakan keluarganya
mengandung komponen ulang serta dapat dalam program KB.
berdiri sendiri dalam frasa, klausa, atau Pahlawan itu telah
kalimat. Perhatikan contoh berikut. mendarmabaktikan segalanya untuk
Presiden akan melakukan temu bangsa dan negara.
wicara dengan para petani di Orang yang berakal budi tidak akan
Bojonegoro. bertindak gegabah.
Mengapa kamu maju mundur terus Tentara Indonesia telah mengambil
dalam mengambil keputusan itu? alih pertempuran itu.
Ejekan itu telah memerahpadamkan
Sebenarnya pada verba majemuk wajahnya.
dasar dalam bahasa Indonesia masih
dibedakan lagi atas (a) komponen Jika kita perhatikan, dasar afiksasi
pertama berupa verba dasar dan pada contoh tersebut maka akan terlihat
komponen kedua berupa nomina dasar, pula bahwa ada verba seperti sebar luas
seperti: mabuk laut, dan gagar otak. yang tidak dapat berdiri sendiri dalam
Mabuk, dan gagar adalah verba dasar, kalimat. Oleh karena paduan morfem
sedangkan laut dan otak adalah nomina dasar seperti itu tidak dapat berdiri
104 BASTRA, Vol. 3, No. 2, Desember 2016
sendiri dalam kalimat, maka verba itu pemajemukan terjadi. Contoh: haus
harus selalu berafiks. Ada yang dapat kekuasaan bukan haus kuasa, hilang
berdiri sendiri dalam kalimat tanpa afiks, ingatan bukan hilang ingat, dan hilang
seperti ambil alih, tetapi lebih biasa pikiran bukan hilang pikir. Nomina
dipakai dengan afiks terutama dalam berafiks kekuasaan, ingatan, dan pikiran
bahasa baku. Kata ambil alih biasa telah terbentuk lebih dulu.
digunakan dalam bahasa nonbaku, dan Selanjutnya, berdasarkan hubungan
dalam bahasa baku menjadi mengambil komponen-komponennya verba majemuk
alih. Ada pula yang dasarnya adalah terbagi atas (1) verba majemuk
nomina majemuk, seperti darma bakti bertingkat, yakni verba majemuk yang
dan akal budi, dan adjektiva majemuk, salah satu komponennya adalah menjadi
seperti merah padam. Dengan kata lain, komponen inti. Contoh: jumpa pers, haus
kata majemuk yang bukan verba dapat kekuasaan dan temu wicara. Kata jumpa,
juga dibuat menjadi verba majemuk haus dan temu adalah inti, sebab
dengan menambahkan afiks tertentu. komponen kedua terikat padanya. Jika
Berdasarkan penjelasan tersebut kita parafrasakan hubungan itu dapat
verba majemuk berafiks pun dapat dilihat dengan jelas sebagai berikut:
dikelompokkan menjadi (a) verba jumpa pers = jumpa dengan pers
majemuk berafiks yang pangkalnya haus kekuasaan = haus akan kekuasaan
berupa bentuk majemuk yang tidak dapat temu wicara = (ber) temu untuk
berdiri sendiri dalam kalimat. Verba berbicara
majemuk itu sering disebut verba Dalam parafrasa itu terlihat bahwa
majemuk terikat. Jumlah verba kelompok komponen kedua dari tiap-tiap verba
ini tidak banyak. Contoh: beriba hati, majemuk tersebut yakni, pers, kekuasaan,
berkembang biak, bertolak pinggang, dan wicara bersifat antributif
bertutur sapa. (b) verba berafiks yang (menerangkan). Dengan demikian
pangkalnya berupa bentuk majemuk yang komponen itu tidak merupakan inti. (2)
dapat berdiri sendiri. Verba majemuk ini verba majemuk setara, yakni verba
sering disebut verba majemuk bebas. majemuk yang kedua komponennya
Verba kelompok ini banyak jumlahnya merupakan inti. Contoh: timbul
dan dasarnya dapat berupa verba, nomina tenggelam, jatuh bangun, dan mencumbu
atau adjektiva. Perhatikan beberapa rayu. Hubungan itu dapat dilihat pada
contoh berikut. parafrasa berikut.
Sekali lagi ditekankan di sini timbul tenggelam = timbul dan
bahwa jika pangkal majemuk diapit tenggelam
prefiks dan sufiks atau konfiks secara jatuh bangun = jatuh dan bangun
bersamaan, maka komponen majemuk itu mencumbu rayu = mencumbu dan
dirangkaikan menjadi satu seperti pada merayu
sebagian contoh (b) dan (c) tersebut, Dari parafrasa itu terlihat dengan
tetapi jika afiks itu hanya berupa prefiks jelas bahwa hubungan kedua komponen
atau sufiks, maka komponennya tetap tersebut bersifat koordinatif. Hal tersebut
ditulis terpisah seperti yang terdapat pada dapat dilihat dari konjungsi dan sebagai
sebagian contoh (a) tersebut. (c) verba penanda koordinasi antarkata.
majemuk berafiks yang salah satu
komponennya (biasanya komponen
kedua) sudah lebih dulu berafiks sebelum
Warsiman, Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia 105
yang salah satu komponennya memiliki doa, ladang sawah, bapak ibu, lintas lalu
afiks, sedangkan nomina majemuk yang dan istri suami. (2) nomina majemuk
kedua komponennya berafiks tidak bertingkat, yakni nomina majemuk yang
terlalu banyak dijumpai dalam pemakaian salah satu komponennya berfungsi
bahasa. sebagai induk, sedangkan komponen
Contoh: lainnya sebagai pewatas. Dalam nomina
sekolah menengah majemuk lomba lari, misalnya, kata
orang terpelajar lomba merupakan induk dari pewatas
penyakit menular kata lari. Contoh lain: cetak coba, peran
pedagang eceran serta, ganti rugi, sepak bola, unjuk rasa,
pekerjaan sambilan uang muka, anak kandung, sekolah
kakak beradik menengah, orang terpelajar, penyakit
menular, pedagang eceran, pekerjaan
Nomina Majemuk dari Bentuk Bebas sambilan, dan sebagainya.
dan Bentuk Terikat
Nomina majemuk kategori bentuk ADJEKTIVA MAJEMUK
ini terdiri dari dua unsur dan salah satu Berdasarkan penjelasan dalam buku
unsurnya adalah unsur terikat, yakni Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
unsur yang tidak dapat berdiri sendiri. (1998:191-193), adjektiva majemuk
Unsur tersebut apabila berdiri sendiri dimaknai sebagai bentuk majemuk yang
tidak memiliki makna. Adapun unsur- merupakan gabungan dari morfem terikat
unsur terikat yang dimaksud seperti: dengan morfem bebas dan ada yang
hiper, infra, kontra, ko, maha, nir, non, merupakan gabungan dua morfem bebas
para, pasca, pra, re, semi, sub, dan (atau lebih). Untuk lebih jelas memahami
semua bilangan Sansekerta. Untuk dapat kedua bentuk majemuk tersebut
memiliki makna harus melekat dengan perhatikan uraian berikut ini.
unsur lain. Perhatikan contoh berikut:
hipertensi, infrastruktur, kontraindikasi, Berupa Gabungan Morfem Terikat
kooperasi, mahaguru, niraksarawan, dan Morfem Bebas
nonkomunis, paranormal, pascasarjana, Adjektiva majemuk yang berupa
pascapanen, praduga, prarencana, gabungan morfem terikat dan morfem
reboisasi.semifinal, subbab, tritunggal. bebas mengisyaratkan kedua morfem itu
Sebagaimana verba majemuk, bergabung oleh karena morfem terikat
nomina majemuk pun berdasarkan segi tidak dapat berdiri sendiri. Meskipun
komponennya masih dibagi lagi menjadi morfem bebas dapat berdiri dan memiliki
(1) nomina majemuk setara, yakni makna sendiri, tetapi dengan bergabung
nomina majemuk yang kedua pada suatu morfem terikat maka
komponennya memiliki kedudukan yang penggabungan itu akan menurunkan
sama. Kata suami dan istri dalam kata makna baru. Sebagai misal, morfem
suami istri tidak saling menjadi induk terikat non dan morfem bebas komunis.
dari bentuk majemuk ini, dan demikian Morfem non belum memiliki makna apa-
pula susunannya juga tidak boleh diubah. apa jika berdiri sendiri, sedangkan
Contoh lain, anak cucu, suka duka, doa morfem bebas komunis memiliki makna
restu, sawah ladang, ibu bapak, lalu ”paham yang menghapuskan milik
lintas dan sebagainya, tidak bisa diubah perorangan dan menggantikannya dengan
menjadi: cucu anak, duka suka, restu milik bersama” (Depdikbud, 1989: 454).
Warsiman, Kata Majemuk dalam Bahasa Indonesia 107
atau benda lain yang kecil dan panjang, kesamaan tersamar yang melekat pada
potong untuk baju, celana, atau bagian/ idiom tersebut.
potongan suatu barang, tangkai untuk Untuk mencari tahu perbedaan dari
bunga, pena, atau benda lain yang keduanya dapat dikenali melalui tiga hal.
bertangkai, butir untuk kelereng, telur, Pertama, dalam idiom makna dari
atau benda lain yang bulat dan kecil, perpaduannya tidak dapat ditelusuri dari
pucuk untuk surat atau senapan, carik makna masing-masing kata yang
untuk kerta, rumpun untuk padi, bambu, tergabung. Kedua, idiom dapat terbentuk
atau tumbuhan lain yang berkelompok, dengan dua kata atau lebih, dan ketiga
keping untuk uang logam, biji untuk dalam bentuk adjektiva idiom dapat
mata, jagung, kelereng, padi, kuntum mengandung perulangan.
untuk bunga, patah untuk kata, laras Idiom naik darah merupakan
untuk senapan, dan kerat untuk roti, perpaduan antara kata naik dan darah
daging. sehingga menjadi naik darah. Peraduan
Penggolongan nomina juga biasa tersebut menumbuhkan makna tersendiri
digunakan untuk membentuk frasa yang terlepas dari makna naik maupun
numeralia. Sebagai misal: dua ekor darah. Makna naik darah tidak ada
harimau, enam orang penjahat, lima buah kaitannya dengan darah yang naik.
rumah, dua batang rokok. Demikian pula kata-kata berikut, naik
haji, makan hati, angkat kaki, gulung
IDIOM tikar, dan sebagainya juga tergolong
Idiom merupakan bentuk perpaduan idiom. Kalau dipahami secara mendalam
dua kata atau lebih, tetapi dari perpaduan barangkali idiom akan membetuk rumus
tersebut tidak dapat secara langsung sebagai berikut.
ditelusuri dari makna masing-masing kata Idiom = A + B menimbulkan makna
yang tergabung (Alwi, 1998:151). Idiom C.
memang bentuknya hampir sama dengan Contoh lain dari idiom adalah
kata majemuk. Jika kita tidak jeli sebagai berikut.
mengamati, maka kita akan terjebak pada
berat hati geli hati kuat perasaan malang hati
berat jodoh gila pangkat kuat iman murah hati
besar hati gila jabatan kurang ajar panjang tangan
besar mulut iba hati lemah hati pendek akal
bulat hati iri hati lembut suara pilu hati
cepat lidah kecil hati mabuk asmara rendah hati
dingin tangan kotor mulut mabuk cinta ringan tangan
gatal mulut kuat hati mahal senyum ringan kaki
gatal tangan kuat pikiran mahal bicara dan lain-lain.