Anda di halaman 1dari 2

Bissmillahirahmaannirrahiim assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang terhormat ibu guru dan temen temen saya yang saya sayangin, sekalian, mari kita mengucapkan
puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha esa, karena atas rahmatny kita dapat berkumpul di
kelas ini. Pada kesempatan kali ini. Saya akan berceramah tentang "kebohongan"

“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada perbuatan baik, dan perbuatan baik menunjukkan
kepada surga dan sesungguhnya seseorang yang membiasakan jujur ia akan dicatat di sisi Allah sebagai
orang yang jujur. Dan, sesungguhnya dusta menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa
menunjukkan kepada neraka, dan sesungguhnya seseorang yang biasa berdusta ia akan dicatat di sisi
Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim).

Sebab, cepat atau lambat, kebohongan pasti menjerumuskan pelakunya pada kesengsaraan besar, baik
di dunia, lebih-lebih di akhirat.Perbuatan orang Kafir

Berbohong atau berdusta, sesungguhnya tidak akan dilakukan kecuali orang-orang yang kafir.

Sebagaimana Allah Ta’ala jabarkan dalam firman-Nya,

َ ‫ت هّللا ِ َوُأوْ لـِئ‬


َ‫ك هُ ُم ْالكَا ِذبُون‬ َ ‫ِإنَّ َما يَ ْفت َِري ْال َك ِذ‬
ِ ‫ب الَّ ِذينَ الَ يُْؤ ِمنُونَ بِآيَا‬

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta” (QS. An-Nahl [16]: 105).

Menurut Ibn Katsir di dalam tafsirnya, manusia jenis ini (yang suka melakukan kebohongan) tidak akan
mendapatkan petunjuk menuju iman kepada tanda-tanda kekuasaan-Nya serta apa yang di bawa oleh
Rasulullah Muhammad Shallallahu alayhi wasallam.

Dan, kelak di akhirat, manusia jenis ini akan mendapat siksaan yang menyedihkan lagi menyakitkan.

Artinya, amat disayangkan, apabila Allah telah memberikan kita hidayah, sehingga memilih Islam
sebagai jalan hidup, namun disaat bersamaan, atas nama kepentingan sesaat, kita merelakan diri sendiri
menjadi pembohong. Sebab, jika itu dilakukan, apalagi yang membedakan kita dengan orang kafir selain
sekedar status belaka?
Tanggung Jawab Ulama

Apabila kebohongan, dengan berbagai macam istilah yang digunakan sebagai kedok belaka sudah
merajalela. Kemudian pada hakikatnya, semua orang sudah menyadari, namun terus dibiarkan terjadi,
maka Allah akan mempertanyakan posisi dan peran ulama.

ْ ُ‫س َما كَان‬


َ‫وا يَصْ نَعُون‬ َ ‫لَوْ الَ يَ ْنهَاهُ ُم ال َّربَّانِيُّونَ َواَألحْ بَا ُر عَن قَوْ لِ ِه ُم اِإل ْث َم َوَأ ْكلِ ِه ُم السُّحْ تَ لَبِْئ‬

“Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan
perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka
kerjakan itu” (QS. Al-Maidah [5]: 63).

Ibn Katsir menerangkan, ulama yang dimaksud adalah ulama yang memiliki posisi kekuasaan atau
mempunyai jabatan (rabbaniyyun). Sedangkan Al-Abbar adalah ulama saja.

Sekian hanya itu yang dapat saya sampai kan WA billahi taufik wal hidayah wassalam mualaikum
warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai