Anda di halaman 1dari 4

Biss..

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh…


Sebelumnya apakah suara saya terdengar jelas the ros? Baik.

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, wabihi nasta’in ‘ala umuriddunyawaddin, ashsholatuwassalamu’ala


asrofil ambiyaa iwal mursalin wa’ala alihi washohbihi ajma’in. Amma ba’du
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan buat nabi besar Muhammdad Shallallahu Alaihi
Wassalam yang membawa manusia dari jurang kehancuran yang amat dalam kepada kebenaran
islam yang sinarnya gemerlapan kepenjuru dunia.
*Sebelumnya saya mengucapkan “Jazakumullah khyron” kpd komunitas Lentera khadijah yang
telah memberi kesemapatan saya untuk sharing ilmu di hari yang indah ini yaitu hari jum’at hari
khusus memiliki bnyak keutamaan,
Saya sebagai pemateri disini bukan karna saya lebih baik dariibu sekalian, bukan karna saya lebih
hebat, taat, bukan karna saya lebih sholehah, bukan juga karna saya ustadzah.

Karena, Sesuai dengan sabda Rasullah SAW


Balligu’anni walau a..yah
“Sampaikanlah darIku walau hanya satu ayat”
Allah juga telah memerintahkan agar kita saling menasehati, saling mengingatkan dalam kebaikan.

Disini Saya mengapresiasi Komunitas lentera khadijah, komunitas yang positif, komintas yang
menjadi jalan kebaikan bagi orang lain. Semoga bisa istiqomah dijalan kebaikan terus ya ibu dan
teteh-teteh

Semoga dengan buibu meluangkan waktu menyimak sharing kita pada hari ini, Allah catat sebagai
ahli syurga. Aaamiin

ISI

Ibu- ibu teteh-teteh yang berbahagia


Berbicara mengenai fenomena tertipu dunia

Dunia inu gada harganya, kalo beharga Allah akan berikan ke orang beriman
Dalil dunia sayap nyamuk.

Kita diperintahkan untuk senantiasa bersyukur pada Allah atas nikmat yang telah diberikan kepada
kita sekalian. Syukur inilah yang kita buktikan dengan takwa sebagaimana yang Allah perintahkan,
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102).
Karena hakikat syukur adalah menjalankan ketaatan dan menjauhi maksiat sebagaimana kata Abu
Hazim mengenai syukur dengan anggota badan adalah,
‫ َو ُتْسَتْع َم َل ِفي الَّطاَعاِت‬، ‫َأْن ُتَكَّف َع ِن الَم َع اِص ي‬
“Engkau tahan anggota badanmu dari maksiat dan engkau gunakan dalam ketaatan pada Allah.”
(Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:84)
Ada delapan hal yang dicintai manusia, Allah rinci dalam al-quran yang artinya:
“Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal
yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya,
maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24)
Ayat tersebut menerangkan tentang orang yang mencintai dunia, yaitu keluarga, harta, bisnis
hingga rumah tempat tinggalnya.
Ayat tadi kata Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah dalam Kitab Tauhid
menunjukkan ancaman bagi orang yang menjadikan delapan perkara duniawi tersebut lebih
daripada agamanya.

Apa bahaya cinta dunia?

Pertama:
Ibnul Qayyim menyatakan bahwa kunci segala kejelekan adalah cinta dunia dan panjang angan-
angan.
Kedua:
Orang yang cinta dunia bisa saja mengorbankan agama dan lebih memilih kekafiran.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َباِد ُروا ِباَألْع َم اِل ِفَتًنا َك ِقَطِع الَّلْيِل اْلُم ْظِلِم ُيْص ِبُح الَّرُجُل ُم ْؤ ِم ًنا َو ُيْمِس ى َك اِفًرا َأْو ُيْمِس ى ُم ْؤ ِم ًنا َو ُيْص ِبُح َك اِفًرا َيِبيُع ِد يَنُه ِبَعَر ٍض ِم َن الُّد ْنَيا‬
“Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam
yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam
keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan
kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia.” (HR. Muslim no. 118)
Ketiga:
Hati jadi lalai dari mengingat akhirat sehingga kurang dalam beramal shalih.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َم ْن َأَح َّب ُد ْنَياُه َأَض َّر ِبآِخَرِتِه َو َم ْن َأَح َّب آِخَر َتُه َأَض َّر ِبُد ْنَياُه َفآِثُروا َم ا َيْبَقى َع َلى َم ا َيْفَنى‬
“Siapa yang begitu gila dengan dunianya, maka itu akan memudaratkan akhiratnya. Siapa yang
begitu cinta akhiratnya, maka itu akan mengurangi kecintaannya pada dunia. Dahulukanlah negeri
yang akan kekal abadi (akhirat) dari negeri yang akan fana (dunia).” (HR. Ahmad, 4:412. Syaikh
Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi.)
Keempat:
Juga karena cinta dunia akan menjadikan seseorang kurang mendapatkan kelezatan ketika
berdzikir.
Di dalam Majmu’ah Al-Fatawa (9:312), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan perkataaan
ulama Syam yaitu Sulaiman Al-Khawwash, “Dzikir bagi hati kedudukannya seperti makanan untuk
badan. Ketika badan sakit, tentu seseorang sulit merasakan lezatnya makanan. Demikian pula
untuk hati tidak bisa merasakan nikmatnya dzikir ketika seseorang terlalu cinta dunia.”
Terakhir, kelima:
Orang yang gila dunia urusannya akan jadi sulit. Beda kalau seseorang mengutamakan akhirat.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َم ْن َكاَنِت اآلِخَر ُة َهَّم ُه َجَعَل ُهَّللا ِغ َناُه ِفى َقْلِبِه َو َج َم َع َلُه َش ْم َلُه َو َأَتْتُه الُّد ْنَيا َوِهَى َر اِغ َم ٌة َو َم ْن َكاَنِت الُّد ْنَيا َهَّم ُه َجَعَل ُهَّللا َفْقَرُه َبْيَن َع ْيَنْيِه‬
‫َو َفَّرَق َع َلْيِه َش ْم َلَه َو َلْم َيْأِتِه ِم َن الُّد ْنَيا ِإَّال َم ا ُقِّد َر َلُه‬
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan
kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan
dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia,
maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan
keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi,
no. 2465. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Lalu bagaimana agar tidak gila dunia?


Marilah kita belajar agama, luangkan waktu walau sesibuk apa pun untuk mendalami ilmu Islam.
Harus yakin dunia itu hina dan yakin dunia itu akan fana dibanding akhirat yang kekal abadi.
Qana’ah (nerimo) dengan yang sedikit, apa saja yang Allah beri.
Mendahulukan ridha Allah daripada hawa nafsu, keluarga dan kepentingan dunia.
Sabar dan haraplah kenikmatan yang begitu banyak di surga.
Saya yakin ibu-ibu yang menyimak sharing kta hari ini adalah orang-orang yang baik, orang2 yang
senantiasa beramal sholeh, mempersiapkan bekal yang banyak untuk mengahadapi kematian
hingga kita diwafatkan oleh Allah dalam keadaan khusnul khotiman. Aamiin....

Wabillahi taufiq wal hidayah waridho wainayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai