Anda di halaman 1dari 4

Saudaraku, sebagai seorang muslim yang mengimani perkara yang gaib, kita menyadari bahwa

kehidupan ini adalah fana. Kematian merupakan keniscayaan yang tak satu pun makhluk dapat
menghindar darinya. Oleh karena itu, semestinya kita selalu menyadari hal tersebut agar
senantiasa membekali diri dengan amal saleh sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalam mengarungi kehidupan ini pula, Allah Ta’ala memberikan kita anugerah yang begitu
sempurna dalam bentuk lahiriah maupun batiniah. Tidak hanya tubuh dengan segala kelengkapan
fungsi organnya, Allah Ta’ala juga memberikan kita berbagai macam perasaan jiwa, mulai dari
rasa cinta, senang, suka, sedih, marah, kecewa, dan berbagai rasa yang tak kasat mata, namun
dapat dirasakan sebagai pelengkap jati diri seorang manusia.
Maka, dengan anugerah lahir dan batin tersebut, Allah Ta’ala memberikan kepada kita
kesempatan untuk melaksanakan berbagai amal saleh guna memperoleh karunia dan rahmat-Nya
berupa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Namun, di samping itu, kita juga diberikan ujian
dengan berbagai macam cobaan, godaan, dan bisikan makhluk-Nya dari golongan jin dan
manusia. Perbuatan dan tingkah laku kita, akan selalu berada dalam pengawasan Allah Ta’ala.
Karena itu, sebagai hamba Allah yang diberikan anugerah lahir dan batin dalam mengarungi
kehidupan yang fana dan penuh dengan ujian dan cobaan ini, kita membutuhkan tuntunan yang
fundamental dari seorang suri teladan yang telah dijamin oleh Allah integritasnya, yaitu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Allah Ta’ala berfirman,

‫َلَق ْد َك اَن َلُك ْم ِفْي َر ُس ْو ِل ِهّٰللا ُاْس َو ٌة َحَس َنٌة ِّلَم ْن َك اَن َيْر ُج وا َهّٰللا َو اْلَي ْو َم‬
‫اٰاْل ِخ َر َو َذ َك َر َهّٰللا َك ِثْيًر ۗا‬
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah.” (QS.Al-Ahzab: 21)
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan manusia mulia yang telah berhasil memanfaatkan
anugerah lahiriah dan batiniah tersebut selama menjalani kehidupan fana ini dengan berbagai
halangan dan rintangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita berbagai
petuah kehidupan untuk kita jalani.
Tapi jangan lupa, ada sebuah amalan yang sangat mulia. Amalan ini menjadi rutinitas Sang
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang apabila kita ikuti dengan ikhlas dan sesuai
tuntunan nabawi, maka kita akan menjadi hamba Allah yang mulia yang hanya bergantung kepada
Allah Ta’ala, yaitu salat malam.
Saudaraku, tahukah kita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan
nasihat dari malaikat Jibril ‘alaihissalam yang menyampaikan pesan penting untuk kita semua
perihal kehidupan dan kematian, cinta dan perpisahan, perbuatan dan balasan, serta kemuliaan dan
salat malam.
Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
‫ وأحِبْب م)ا‬، ‫ يا محمُد ِع ْش م)ا ش)ئَت فإن)ك مِّيٌت‬: ‫ فقال‬، ‫أتاني جبريُل‬
‫ واعلْم أَّن‬، ‫ واعمْل م))ا ش))ئَت فإن))ك َم ج)ِز ٌّي ب))ه‬، ‫ فإنك ُم فاِر ُق ه‬، ‫شئَت‬
‫ وِع َّز ه استغناؤه عن الناِس‬، ‫شَر َف المؤمِن قياُم ه باَّلليِل‬
“Jibril ‘alaihissalam pernah datang kepadaku seraya berkata, ‘Hai Muhammad! Hiduplah
sesukamu, sesungguhnya engkau akan menjadi mayit. Cintailah siapa saja yang engkau senangi,
sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan beramallah semaumu, sesungguhnya
engkau akan menuai balasannya. Dan ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak
pada salat malam dan kehormatannya adalah rasa kecukupan dari manusia.’” (HR. Thabrani
dan dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani rahimahullah dalam Silsilah Ahadits Shahihah, no. 831)
Saudaraku, renungkanlah! Pesan ini disampaikan kepada manusia yang paling mulia, rahmat bagi
seluruh alam, kekasih Allah, dan pemimpin para nabi. Kita semestinya menyadari bahwa seorang
Nabi yang paling mulia saja diberikan pesan kehidupan seperti ini, lalu bagaimana lagi dengan
kita?

Oleh karenanya, mari kita tadaburi hadis agung yang kaya dengan pesan kehidupan ini. Kami
mengutip dan meringkas dari penjelasan As-Syaikh Amin bin Abdillah As-Syaqawi mengenai
hadis ini, sebagai berikut:
Baca Juga: Apakah Al-Qur’an Diambil oleh Jibril ‘alaihis salaam dari Lauh Mahfudz
Daftar Isi sembunyikan
1. Pertama: Hiduplah sesukamu, sesungguhnya kamu pasti akan menjadi mayit
2. Kedua: Cintailah siapa saja yang engkau senangi, sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya
3. Ketiga: Beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan menuai balasannya
4. Keempat: Kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat malam
5. Kelima: Kehormatan seorang mukmin adalah pada saat ia tidak lagi bergantung pada manusia

Pertama: Hiduplah sesukamu, sesungguhnya kamu pasti


akan menjadi mayit
Hendaklah seorang mukmin menyadari bahwa kematian bisa datang kapan saja, secara tiba-tiba,
bahkan pada saat ia lalai dari mengingat kematian itu. Allah Ta’ala berfirman,
‫َو َأْنِفُقوا ِم ْن َم ا َر َز ْقَناُك ْم ِم ْن َقْبِل َأْن َيْأِتَي َأَح َد ُك ُم اْلَم ْو ُت َفَيُقوَل َر ِّب َل ْو اَل‬
‫َأَّخ ْر َتِني ِإَلٰى َأَج ٍل َقِر يٍب َفَأَّص َّد َق َو َأُك ْن ِم َن الَّصاِلِح يَن‬
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata, ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.”

‫َو َلْن ُيَؤ ِّخ َر ُهَّللا َنْفًسا ِإَذ ا َج اَء َأَج ُلَهاۚ َو ُهَّللا َخ ِبيٌر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang
waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Munafiqun:
10-11)
Kedua: Cintailah siapa saja yang engkau senangi,
sesungguhnya engkau pasti akan berpisah dengannya
Cintailah siapa saja yang engkau senangi dari istrimu, anak-anakmu, hartamu, nasabmu, ketenaran
dari kesenangan kehidupan dunia. Tetapi, ketahuilah bahwa engkau dalam waktu dekat akan pergi
darinya.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih-nya, dari Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“‫ يتبعه أهل))ه وماله‬،‫ ويبقى معه واحد‬،‫ فيرجع اثنان‬،‫يتبع الميت ثالثة‬
‫ ويبقى عمله‬،‫ فيرجع أهله وماله‬،‫”وعمله‬
“Ada tiga hal yang akan mengikuti mayit sampai ke kubur. Dua akan kembali dan satu tetap
bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta, dan amalnya. Yang kembali
adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah
amalnya.” (HR. Bukhari no. 1339 dan Muslim no. 2372)
Baca Juga: 10 Pelajaran dari Datangnya Jibril
Ketiga: Beramallah semaumu, sesungguhnya engkau akan
menuai balasannya
Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah Ta’ala. Setiap perbuatan sekecil apapun pasti akan
mendapatkan balasan setimpal, baik di dunia maupun di akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
‫َفَم ْن َيْع َم ْل ِم ْثَقاَل َذ َّر ٍة َخ ْيًرا َيَر ُه َو َم ْن َيْع َم ْل ِم ْثَقاَل َذ َّر ٍة َش ًّر ا َيَر ُه‬
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah: 7-8)
Dalam ayat lain, Allah Ta’ala berfirman,
‫َم ْن َع ِم َل َص اِلًحا ِم ْن َذ َك ٍر َأْو ُأْنَثى َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌن َفَلُنْح ِيَيَّن ُه َحَي اًة َطِّيَب ًة‬
‫َو َلَنْج ِزَيَّنُهْم َأْج َر ُهْم ِبَأْح َس ِن َم ا َك اُنوا َيْع َم ُلوَن‬
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Keempat: Kemuliaan seorang mukmin terletak pada salat
malam
Sebuah tanda kemuliaan bagi seorang mukmin yang rela meninggalkan kenikmatan dunia di
malam hari demi melaksanakan ibadah yang mulia pula adalah qiyamullail.
Allah Ta’ala berfirman,
‫َخ ْو ًف ا َو َطَم ًع ا َو ِمَّم ا‬ ‫َتَتَج اَفى ُج ُن وُبُهْم َع ِن اْلَم َض اِج ِع َي ْد ُع وَن َر َّبُهْم‬
‫ُق َّر ِة َأْع ُيٍن َج َز اًء ِبَم ا‬ ‫َر َز ْقَناُهْم ُيْنِفُق وَن َفاَل َتْع َلُم َنْفٌس َم ا ُأْخ ِفَي َلُهْم ِم ْن‬
‫َك اُنوا َيْع َم ُلوَن‬
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedangkan mereka berdoa kepada Tuhannya
dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan
kepada mereka. Tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu
(bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. As-Sajadah: 16-17)
Dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫ ومكف))رة‬،‫ وقربة إلى ربكم‬،‫عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم‬
‫ ومنهاة عن اإلثم‬،‫للسيئات‬
“Hendaknya kalian menghidupkan malam, karena merupakan kebiasaan orang saleh sebelum
kalian, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Rabb kalian, juga sebagai penghapus kesalahan,
mencegah dari perbuatan dosa, serta guna mengusir penyakit dari badan.” (HR. At-Tirmidzi no.
3549, disahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil 202-199/2 halaman 252)
Kelima: Kehormatan seorang mukmin adalah pada saat ia
tidak lagi bergantung pada manusia
Setiap manusia pasti mengharapkan kemuliaan. Adapun sebab seseorang mendapatkan kemuliaan
adalah dengan cara bergantung pada Zat Pemilik kemuliaan, serta berlepas diri dari
ketergantungan kepada selain-Nya. Yang mana hal tersebut tidak dapat memberikan apapun,
kecuali kesia-siaan.

Allah Ta’ala berfirman,


‫َم ْن َك اَن ُيِريُد اْلِع َّز َة َفِلَّلِه اْلِع َّزُة َجِم يًعا‬
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka hanya bagi Allahlah kemuliaan itu
semuanya.” (QS. Fathir: 10)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫استغنوا عن الناس ولو بشوص السواك‬
“Merasa cukuplah kamu dari manusia (jangan memperlihatkan seakan-akan kita butuh kepada
manusia) walaupun hanya dengan gosokan siwak (minta diambilkan siwak).” (HR. At-thabrani
dalam Kitab Al-Kabir 11/444 halaman 12257)
Demikianlah, Allah Ta’ala mengajarkan kita melalui utusan-Nya shallallahu ‘alaihi
wasallam tentang cara menjalani kehidupan di dunia ini. Ajaran yang disampaikan melalui
malaikat yang mulia, Jibril ‘alaihis salam yang disampaikan langsung kepada Nabi, untuk kita
ummatnya. Yaitu meyakini bahwa kematian adalah keniscayaan, melaksanakan amal saleh sebaik-
baiknya, senantiasa menjadikan salat malam sebagai rutinitas, dan menjadi mulia dengan tidak
menggantungkan diri pada manusia. Wallahu Ta’ala a’lam

Anda mungkin juga menyukai