Anda di halaman 1dari 6

Sidang Jumat Rohimakumullah

Sesungguhnya nikmat iman adalah nikmat yang paling besar atas seorang hamba. Barangsiapa
yang mendapatkan keimanan ini, maka dia telah mendapatkan suatu nikmat yang tidak ada
bandingnya. Nikmat yang tidak ada yang melebihinya. Dengan nikmat iman, seseorang akan
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sebagaimana dalam (QS; Al-Hujurat ayat 17)
Allah swt., berfirman:

ِ ‫بَ ِل هَّللا ُ يَ ُم ُّن َعلَ ْي ُك ْم َأ ْن هَدَا ُك ْم لِِإْل ي َم‬


َ ‫ان ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ‫صا ِدقِين‬

“Sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu
kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.”

Sidang Jumat Rohimakumullah

Beriman Kepada Allah swt., artinya adalah membenarkan adanya Allah swt., dengan keyakinan
dan pengetahuan bahwa sesungguhnya Allah swt., wajib ada-Nya. Dia Maha Esa, yang
menguasai langit dan bumi beserta isinya, yang Maha Kuasa, yang Hidup, yang Berdiri Sendiri,
yang Kekal. Sesungguhnya Ia mengetahui segala sesuatu dan Maha Perkasa. Ia Melakukan apa
yang Dia Kehendaki dan Maha Bijaksana atas Apa yang Dikehendaki-Nya. Tidak ada sesuatu
apapun yang menyerupai Dia, Maha Melihat dan Maha Mendengar, Maha Suci dan Maha
Tinggi, Maha Kaya dan Mutlak, Allah swt., tidak butuh terhadap sesuatu, dan masih banyak sifat
lainnya sebagaimana yang disebutkan dalam Asma ul Husna atau Sifat-sifat Allah swt.

Allah swt., bersifat Wujud Artinya tetapnya sesuatu dan pasti adanya. Sifat wujud ini adalah
wajib bagi Allah swt., Dzatnya bukan illat, maksudnya adalah selain dari Allah swt., atau mahluk
tidak dapat mempengaruhi adanya Allah swt.

Bukti adanya Allah swt., bisa kita renungkan dengan adanya mahluk di dunia ini. Jika tidak Ada
Allah swt., yang menciptakan maka tidak ada sesuatu mahluk pun.

Allah swt., berfirman dalam QS: ar-rum ayat 8

‫ق َوَأ َج ٍل ُّم َس ًّمى ۗ َوِإ َّن‬


ِّ ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َمٓا ِإاَّل بِ ْٱل َح‬
َ ْ‫ت َوٱَأْلر‬ ۟ ‫َأ َولَ ْم يَتَفَ َّكر‬
َ َ‫ُوا فِ ٓى َأنفُ ِس ِهم ۗ َّما َخل‬
ِ ‫ق ٱهَّلل ُ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
َ‫اس بِلِقَٓاِئ َربِّ ِه ْم لَ ٰ َكفِرُون‬
ِ َّ‫َكثِيرًا ِّمنَ ٱلن‬

Artinya: Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak
menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia
benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.

Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi Menafsirkan ayat ini “Apakah mereka tidak memikirkan
yaitu diri-diri mereka orang-orang yang sombong dan mendustakan, akan penciptaan Allah
swt., atas diri mereka, dari yang mereka tidak ada menjadi ada ? Sungguh Allah swt., tidaklah
menciptakan langit dan bumi dengan tanpa tujuan, Bahkan Allah swt., ciptakan keduanya
dengan kebenaran dan keadilan serta hikmah bagi manusia yang mengambil pelajaran, siapa di
antara mereka yang terbaik dalam amalannya. Allah swt., telah menentukan bagi langit dan
bumi kehancuran dan perjanjian, Kemudian Allah swt., tepati waktu tersebut dengan
melenyapkan keduanya dan mendatangkan hari kiamat, maka tergantikanlah bumi dengan
selain bumi dan langit yang sekarang, maka sungguh kebanyakan manusia mengingkari
perjumpaan dengan Allah, dan mendustakan hari kebangkitan

Sidang Jumat Rohimakumullah

Keimanan Lebih hebat dari segala nikmat. Termasuk lebih nikmat dari nikmat kesehatan,
nikmat kehidupan, dan nikmat materi. Maka beruntunglah Kita sebagai Manusia yang diberikan
petunjuk untuk beriman Kepada-Nya.

Allah swt., berfirman dalam QS: Al-an’am Ayat 122

‫ج‬
ٍ ‫ار‬ َ ‫ت لَي‬
ِ َ‫ْس بِخ‬ ِ َّ‫َأ َو َم ْن َكانَ َم ْيتًا فََأحْ يَ ْينَاهُ َو َج َع ْلنَا لَهُ نُورًا يَ ْم ِشي بِ ِه فِي الن‬
ُّ ‫اس َك َم ْن َمثَلُهُ فِي‬
ِ ‫الظلُ َما‬
َ‫ِم ْنهَا ۚ َك ٰ َذلِكَ ُزيِّنَ لِ ْل َكافِ ِرينَ َما َكانُوا يَ ْع َملُون‬

“Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang
membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada
dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah
bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan”.

Maksud ayat ini adalah “Apakah sama seseorang yang hatinya mati atau dalam keadaan sesat
dan binasa, kemudian Allah hidupkan hatinya dengan keimanan. Allah tunjuki dia. Allah beri
taufik kepadanya agar mengikuti rasul-Nya, dengan orang yang tetap hidup dalam kesesatan,
dalam ketidak-tahuan agama, berselisih, tidak ditunjuki kepada orang yang bisa
menyelamatkannya? Tentunya tidak sama antara Orang yg beriman kepada Allah swt., dengan
Orang yang mengingkari Allah swt.

Asbabun Nuzul ayat ini diriwayatkan oleh Abu Syaikh dari Ibnu 'Abbas, beliau mengatakan
bahwa ayat ini turun pada Umar dan Abu Jahal.
Dalam rangka menampakkan perbedaan antara kaum Muslimin dari orang-orang kafir. Allah
swt., mengemukakan pertanyaan, yaitu apakah orang-orang yang mati hatinya karena
kekufuran dan kebodohan lalu Kami hidupkan hatinya dengan keimanan dan Kami berikan pula
kepadanya cahaya, yaitu Al-Qur'an yang terang benderang, sama keadaannya dengan keadaan
orang yang berada dalam kegelapan yang berlapis-lapis? Ia tidak dapat keluar dari kegelapan
itu. Dirinya diliputi dengan ketakutan, kelemahan dan kebingungan. Demikian pula seorang
yang berada dalam kebodohan, taklid yang buta dan kerusakan pikiran, tidak dapat keluar lagi
dari hal yang demikian itu. Ia merasa takut keluar dari gua kesesatannya dan merasa tidak perlu
untuk keluar menuju petunjuk yang terang benderang karena matanya silau oleh cahaya
petunjuk itu.

Maka sepantasnyalah setiap muslim untuk selalu mencari dan menggunakan ilmu pengetahuan
dalam segala hal. Ia harus mengetahui kebenaran agamanya dengan penuh keyakinan sehingga
ia mantap dalam melakukan amal-amal kebajikan, dan dapat menjadi teladan bagi orang-orang
di sekitarnya.

Dengan demikian, ia akan menjadi tolak ukur yang mencerminkan keyakinan yang kuat dan
hujjah yang nyata, memperlihatkan keutamaan agamanya kepada pemeluk agama-agama yang
lain.

Begitulah Allah swt., telah menjadikan orang beriman memandang baik kepada cahaya
petunjuk dan agama yang telah menghidupkan hatinya. Sebaliknya Allah swt., telah
menjadikan orang-orang kafir memandang baik apa saja yang mereka kerjakan, seperti berbuat
dosa dan pelanggaran memusuhi Rasul-Rasul Allah swt., menyembelih kurban untuk selain
Allah dan mengharamkan apa yang Allah swt., Halalkan dan menghalalkan apa yang
diharamkan Oleh Allah swt., Semua itu mereka lakukan disebabkan oleh tipu daya setan yang
membisikkan bujukan itu ke dalam hati mereka.

Barangsiapa yang kehilangan keimanan dan tidak mengenal Rabb yang menciptakannya. Juga
tidak mengenal Nabi yang diutus dengan membawa kebenaran. Dialah orang yang binasa.
Karena orang yang tidak mengenal Allah swt., adalah orang yang binasa.

Sidang Jumat Rohimakumullah,

Sesungguhnya Tidak mungkin beriman Seseorang Kecuali dengan Kehendak Allah swt.,
Sebagaimana Firman Allah Swt., dalam QS:Yunus Ayat 99-100.

َ َّ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِميعًا ۚ َأفََأ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬


‫﴾ َو َما‬٩٩﴿ َ‫اس َحتَّ ٰى يَ ُكونُوا ُمْؤ ِمنِين‬ ِ ْ‫َولَوْ َشا َء َربُّكَ آَل َمنَ َم ْن فِي اَأْلر‬
َ‫س َعلَى الَّ ِذينَ اَل يَ ْعقِلُون‬ َ ْ‫س َأ ْن تُْؤ ِمنَ ِإاَّل بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ ۚ َويَجْ َع ُل الرِّ ج‬
ٍ ‫َكانَ لِنَ ْف‬
Dan jikalau Rabb-mu menghendaki, tentu telah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya, maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-
orang yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin
Allah. Dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan
akalnya.

Sidang Jumat Rohimakumullah,

Maksud dari ayat ini, “Dan jikalau Rabb-mu menghendaki, tentu telah beriman semua orang
yang di muka bumi seluruhnya,” maksudnya seandainya Allah swt., menghendaki orang-orang
musyrik itu beriman, maka mereka semuanya akan beriman. Ayat ini juga sebagai bentuk
hiburan kepada Nabi Saw., untuk meringankan kepedihan dan kesedihan yang Beliau rasakan
karena kaumnya tidak beriman, padahal Beliau selalu mendoakan mereka dengan sungguh-
sungguh dan penuh semangat siang dan malam. Allah swt., memberitahukan kepada Beliau,
jika Allah swt., menghendaki maka seluruh penduduk bumi menjadi orang yang beriman. Akan
tetapi, permasalahan keimanan adalah permasalahan yang berhubungan dengan pembebanan
syariat, yang berkonsekuensi adanya balasan, Beliau Rasulullah Saw., hanya bisa menawarkan
kepada manusia untuk beriman, hanya sebagai sebuah tawaran dan bukan paksaan.
Barangsiapa beriman maka dia akan beruntung dan barangsiapa tidak beriman maka dia akan
binasa.

Selanjutnya kalimat “Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?” maksud dari kalimat ini bukan tanggung jawab yang
dibebankan kepada Rasulullah saw., agar semua orang beriman kepada Allah swt.

Lalu Kalimat “Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah.” Ini adalah
penegasan terhadap apa yang disebutkan sebelumnya bahwa keimanan tidak akan sempurna
pada seseorang kecuali hal tersebut berdasarkan kehendak dan taqdîr Allah Swt.

Kalimat Selanjutnya “Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan kemurkaan kepada orang-
orang yang tidak mempergunakan akalnya,” maksudnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajak
manusia untuk beriman dan juga menjelaskan kepada mereka buah-buah keimanan yang baik
dan Allah memperingatkan kepada mereka dari perbuatan mendustakan-Nya, dengan
menjelaskan dampak-dampak buruknya. Barangsiapa beriman, maka dia akan terselamatkan
dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjadikannya bahagia. Barangsiapa tidak beriman, Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan timpakan kemurkaan kepadanya, yang berupa azab yang
meliputinya sebagai bentuk balasan atas perbuatan mereka yang tidak mempergunakan
akalnya.

Imam ath-Thabari rahimahullah mengatakan maksud dari Kalimat “Dan Allah swt., menimpakan
“kemurkaan, kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya,’ yakni Menimpakan
Azab dan kemarahan kepada orang-orang yang tidak memahami hujjah–hujjah (dalil-dalil) dari
Allah swt, begitu pula pelajaran-pelajaran dan ayat-ayat yang Allah tunjukkan kepada kenabian
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hakikat yang beliau serukan berupa tauhid yang
kemudian berlepas dari menyekutukan Allah Swt., dari berhala-berhala.”

KHUTBAH KE 2

Alhamdulillah, alhamdulillahi Ladzi Ar sola Rosula Bil huda Wadinnil Haq,


LiYudzirohu ‘alad Dini kulli Wa kafa Billahi Syahida

. ‫ فَيَا آيُّهَا‬،ُ‫ َأ َّما بَ ْعد‬.ُ‫ي بَ ْع َده‬ َّ ِ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ اَل نَب‬ eَ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
َ‫ي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ ِ ْ‫اضرُوْ نَ ُأو‬
َ ‫م َوِإيَّا‬eْ ‫ص ْي ُك‬ ِ ‫ال َح‬.
ُ ‫َأ‬ َّ ُ ُ
‫هللا َح َّق ت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْوتنَّ ِإال َو نت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬ ُ َّ ُ َّ ‫َأ‬
َ ‫ َيا يُّها َ ال ِذي َْن َءا َمنوا اتقوا‬:‫ َقا َل َت َعالى‬. َ
.‫ان ِإلَى َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة‬ ٍ ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم بِِإحْ َس‬ َ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬َ ‫اَللَّ ُه َّم‬

Sidang Jumat Rohimakumullah.

Sudah sepantasnya kita bersyukur telah memeluk agama Islam, dan sudah sepantasnya kita
berharap agar hidayah ini bisa terus diberikan oleh Allah swt sampai kita menghembuskan
nafas terakhir. Dan sudah sepantasnya kita selalu berharap kepada Allah swt untuk selalu bisa
beristiqamah menjalan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mudah-
mudahan Allah swt mematikan kita semua dalam keadaan husnul-khaatimah.

Innallaha wal mala ikatahu Yusholluna ‘alan Nabi, Ya ayyuhallaziina aamanu shollu ‘alaihi was sholimu
taslimaa.

ِ َ‫ ِم ْي ٌع ق‬ee‫ك َس‬
ُ‫ريْبٌ ُم ِجيْب‬ee ِ ‫ َوا‬ee‫ا ِء ِم ْنهُ ْم َواَْأل ْم‬eeَ‫ت اَْألحْ ي‬
َ َّ‫ ِإن‬e،‫ت‬ ِ ‫ا‬eeَ‫ ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمن‬ee‫ َو ْال ُم‬،‫ت‬
ِ ‫لِ َما‬ee‫لِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْس‬ee‫رْ لِ ْل ُم ْس‬eeِ‫اَللَّهُ َّم ا ْغف‬
ِ ‫ ّد َع َوا‬eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee‫ال‬.
‫ت‬
‫صغَارًا‬ ِ ‫ب َوالِ َد ْينَا َوارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانَا‬ َ ْ‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَنَا ُذنُوْ بَنَا َو ُذنُو‬

‫َّحي ٌم‬ َ َّ‫ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاّل ً لِّلَّ ِذينَ آ َمنُوا َربَّنَا ِإن‬
ٌ ‫ك َر‬
ِ ‫ُؤوف ر‬ ِ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا الَّ ِذينَ َسبَقُونَا بِاِإْل ي َم‬
ِ ‫ظلَ ْمنَا َأنفُ َسنَا وَِإن لَّ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكون ََّن ِمنَ ْالخ‬
َ‫َاس ِرين‬ َ ‫َربَّنَا‬
ِ ّ‫اب الن‬
. ‫ار‬ ‫َْأل‬
َ ‫َربَنَا َءاتِنَا فِي ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي ا ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
َ‫ َو َساَل ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِينَ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬  َ‫صفُون‬
ِ َ‫ُسب َْحانَ َربِّكَ َربِّ ْال ِع َّز ِة َع َّما ي‬
‫ ان هللا يأمر بالعدل واالحسان وايتاء ذي القربي وينهي عن الفحشاء والمنكر والبغي‬،‫عباد هللا‬

Ya izukum La ‘allakum Tadzakkarun Fasykurullaha ni’ami hi yazidkum, Wala Zikrullahu Akbar.


Aqimissholah..!!!

Anda mungkin juga menyukai