Anda di halaman 1dari 5

Memperingatkan Neraka tapi

Malah Masuk Neraka

oleh dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK

18 Oktober 2021

di Akhlak dan Nasihat

Waktu Baca: 5 menit


0

Masuk Neraka

Daftar Isi
 Pertama, berdakwah tanpa ilmu
 Kedua, tidak ikhlas dan menginginkan dunia
 Ketiga, ingin ketenaran dan pujian manusia
 Keempat, banyak bermaksiat tatkala sendiri
“Ada duta anti-korupsi, malah dia korupsi. Ada duta anti-narkoba, malah pengguna dan
pengedar narkoba. Semoga kita yang memperingatkan dari masuk neraka, tidak masuk
neraka kelak. Terlihat alim di depan manusia, tapi banyak bermaksiat saat sendiri. Wal
‘iyadzu billah.”
Kaum muslimin dan para aktivis dakwah yang semoga dimuliakan oleh Allah. Semoga kita
tidak termasuk yang sering memperingatkan manusia akan neraka, akan tetapi kita sendiri
yang masuk neraka. Kita banyak menasihati orang lain, tetapi malah kita sendiri yang
melanggarnya. Wal ‘iyadzu billah.
Allah Ta’ala berfirman,

‫َأَت ْأُمُروَن ٱلَّن اَس ِبٱْلِبِّر َو َت نَس ْو َن َأنُفَس ُك ْم َو َأنُتْم َت ْت ُلوَن ٱْل ِك َٰت َب ۚ َأَفاَل‬
‫َت ْع ِقُلوَن‬
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Al-Quran)? Maka tidaklah
kamu berpikir?” (QS. al-Baqarah: 44).
Adakah yang demikian? Jawabannya, ada. Sebagaimana hadis tentang orang yang selalu
melakukan amal ahli surga, tetapi di akhir hayatnya justru ia masuk neraka dengan su-ul
khatimah.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ِﺇَّﻥ ﺍﻟَّﺮُﺟ َﻞ َﻟَﻴْﻌ َﻤُﻞ َﻋ َﻤَﻞ ﺍْﻟ َﺠَّﻨِﺔ ِﻓْﻴَﻤﺎ َﻳ ْﺒُﺪﻭ ِﻟﻠَّﻨﺎِﺱ َﻭ ُﻫَﻮ ِﻣْﻦ َﺃْﻫ ِﻞ ﺍﻟَّﻨﺎﺭ‬
“Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan surga – menurut yang tampak
bagi masyarakat – padahal ia termasuk penduduk neraka.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Mengapa bisa demikian? Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan alasannya dikarenakan
hal buruk yang tersembunyi dalam hatinya. Dia selama ini menyembunyikan keburukan
dan ia tidak sabar beramal sampai sempurna. Beliau Rahimahullah berkata,

‫ لما كان العمل‬:163 ‫قال ابن القيم رحمه هللا في “الفوائد” ص‬


‫ بل‬، ‫ لم يصبر هذا العامل على عمله حتى يتم له‬، ‫بآخره وخاتمته‬
‫كان فيه آفة كامنة ونكتة ُخ ذل بها في آخر عمره‬
“Karena amal itu dilihat dari penutupnya. Dia tidak sabar mengamalkan sampai sempurna,
bahkan ada yang tersembunyi berupa penyakit hati dan noda yang nampak pada akhit
hayatnya.” (al-Fawaid, hal. 163)
Semoga Allah menjaga kita dari hal seperti ini karena ancamannya sangat keras. Dalam
hadis disebutkan bahwa manusia yang pertama kali diadili oleh Allah pada hari kiamat
salah satunya adalah orang yang mengajarkan agama dan Al-Quran, tetapi tidak ikhlas.
Akhirnya ia termasuk yang pertama kali masuk neraka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫َف ُأِتَي ِبِه َفَع َّر َف ُه ِنَع َم ُه َف َع َر َفَه ا‬ ‫َو َر ُجٌل َت َع َّلَم اْل ِع ْل َم َو َع َّلَم ُه َو َق َر َأ اْل ُقْر آَن‬
‫َو َع َّلْم ُتُه َو َق َر ْأُت ِفيَك اْل ُقْر آَن‬ ‫َقاَل َف َم ا َع ِم ْل َت ِفيَه ا َق اَل َت َع َّلْم ُت اْل ِع ْل َم‬
‫َقاَل َك َذ ْب َت َو َلِك َّن َك َت َع َّلْم َت اْل ِع ْل َم ِلُيَقاَل َع اِلٌم َو َق َر ْأَت اْل ُقْر آَن ِلُيَقاَل ُه َو‬
‫ُأ‬ ‫ُث ُأ‬
‫َقاِر ٌئ َفَق ْد ِقيَل َّم ِم َر ِبِه َفُسِح َب َع َلى َو ْج ِه ِه َح َّت ى ْل ِقَي ِفي الَّن اِر‬
“Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya, lalu
diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas. Allah
bertanya, ‘Apa yang telah kamu perbuat? ‘ Dia menjawab, ‘Saya telah belajar ilmu dan
mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur’an demi Engkau.’ Allah berfirman, ‘Kamu
dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al Qur’an agar
dikatakan seorang yang mahir dalam membaca. Dan kini kamu telah dikatakan seperti itu.
Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam
neraka.” (HR. Muslim no. 3527)

Ada beberapa sebab mengapa hal ini bisa terjadi. Akan kami sebutkan beberapa saja dan
semoga Allah menjaga kita dari hal ini. Beberapa sebabnya antara lain sebagai berikut:

1. Berdakwah tanpa ilmu

2. Tidak ikhlas dan menginginkan dunia

3. Ingin ketenaran dan pujian manusia

4. Banyak bermaksiat tatkala sendiri

Berikut ini penjelasannya.

Baca Juga: Memiliki Rasa Takut dan Khawatir dengan Siksa Neraka

Pertama, berdakwah tanpa ilmu


Berdakwah tanpa ilmu sangat berbahaya karena mendahului Allah dan Rasul-Nya. Allah
berfirman,

‫َي اَأُّي َه ا اَّلِذيَن َء اَم ُنوا َال ُتَقِّد ُموا َب ْي َن َي َد ِي ِهللا َو َر ُسوِلِه َو اَّتُقوا َهللا ِإَّن‬
‫َهللا َس ِم يٌع َع ِليُُم‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Hujuraat: 1)
Sebagian ulama menjelaskan bahwa ada dosa yang lebih besar dari dosa kesyirikan, yaitu
berkata-kata atas nama Allah tanpa ilmu. Hal ini didasarkan pada firman Allah Ta’ala,

‫ُقْل إَّن َم ا َح َّر َم َر ِّب َي اْل َفَو اِح َش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن َو اِإْلْث َم َو اْلَب ْغ َي‬
‫ِبَغ ْي ِر اْل َح ِّق َو َأْن ُتْش ِر ُك وا ِباِهَّلل َم ا َلْم ُيَن ِّز ْل ِبِه ُس ْلَط اًن ا َو َأْن َت ُقوُلوا‬
‫َع َلى ِهَّللا َم ا اَل َت ْع َلُموَن‬
“Katakanlah, ‘Rabbku hanya mengharamkan: (1) perbuatan yang keji, baik yang nampak
atau pun yang tersembunyi; (2) perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan
yang benar, (mengharamkan); (3) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan); (4) mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu).” (QS. Al A’raf:
33)
Mengapa dosanya di atas dosa kesyirikan? Karena dosa syirik sumbernya adalah berkata-
kata atas nama Allah tanpa ilmu.

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata menjelaskan ayat ini,

‫ ثم‬،‫ وبدأ بأسهلها وهو الفواحش‬،‫فرتب المحرمات أربع مراتب‬


‫ ثم ثلث بما هو‬،‫ثنى بما هو أشد تحريما منه وهو اإلثم والظلم‬
‫ ثم ربع بما هو أشد‬،‫أعظم تحريما منهما وهو الشرك به سبحانه‬
‫ وهذا يعم القول‬،‫تحريما من ذلك كله وهو القول عليه بال علم‬
‫عليه سبحانه بال علم في أسمائه وصفاته وأفعاله وفي دينه وشرعه‬
“Allah mengurutkan keharaman menjadi empat tingkatan. Allah memulai dengan
menyebutkan tingkatan dosa yang lebih ringan yaitu al fawaahisy (perbuatan keji).
Kemudian Allah menyebutkan keharaman yang lebih dari itu, yaitu melanggar hak
manusia tanpa jalan yang benar. Kemudian Allah beralih lagi menyebutkan dosa yang
lebih besar lagi, yaitu berbuat syirik kepada Allah. Lalu terakhir Allah menyebutkan dosa
yang lebih besar dari itu semua, yaitu berbicara tentang Allah tanpa ilmu. Larangan
berbicara tentang Allah tanpa ilmu ini mencakup berbicara tentang nama dan shifat Allah,
perbuatan-Nya, agama, dan syari’at-Nya.” (I’lamul Muwaqqi’in, hal. 31, Dar Kutubil
‘Ilmiyah)
Baca Juga:

Kedua, tidak ikhlas dan menginginkan dunia


Sebagaimana hadis yang kita bawakan sebelumnya, ia menjadi orang pertama yang
dicampakkan ke dalam neraka karena tidak ikhlas kepada Allah.

Rasa ikhlas harus senantiasa kita perhatikan. Sufyan Ats-


Tsauri Rahimahullah mengatakan,

‫ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي ؛ ألنها تتقلب علي‬


“Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan
niatku, karena niat itu senantiasa berbolak-balik.” (Jami’ Al-‘ulum wal hikam, hal.
18, Darul Aqidah).

Ketiga, ingin ketenaran dan pujian manusia


Para aktivis dakwah dan dai bisa jadi terjerumus dalam hal ini.

Asy-Syathibi Rahimahullah berkata,


‫ حب السلطة والتصدر‬: ‫آخر األشياء نزوال من قلوب الصالحين‬
“Hal yang paling terakhir luntur dari hati orang-orang salih adalah cinta kekuasaan dan
cinta eksistensi (popularitas).” (Al-I’tisham, karya Asy-Syatibiy).

Keempat, banyak bermaksiat tatkala sendiri


Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫َﺃَﻣ ﺎ ِﺇَّﻧ ُﻬْﻢ ِﺇْﺧ َﻮﺍُﻧُﻜْﻢ َﻭ ِﻣْﻦ ِﺟ ْﻠ َﺪِﺗُﻜْﻢ َﻭ َﻳ ْﺄُﺧ ُﺬﻭَﻥ ِﻣْﻦ ﺍﻟَّﻠْﻴِﻞ َﻛ َﻤﺎ َﺗ ْﺄُﺧ ُﺬﻭَﻥ‬
‫َﻭ َﻟِﻜَّﻨُﻬْﻢ َﺃْﻗ َﻮﺍٌﻡ ِﺇَﺫ ﺍ َﺧ َﻠْﻮﺍ ِﺑَﻤَﺤﺎِﺭ ِﻡ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﺍْﻧ َﺘَﻬ ُﻜﻮَﻫ ﺎ‬
“Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian. Mereka salat
malam sebagaimana kalian. Akan tetapi, mereka adalah kaum yang jika bersendirian,
mereka menerjang hal yang diharamkan Allah.” (HR. Ibnu Majah, sahih)

Semoga Allah menjaga ketakwaan kita di saat sendiri. Tidak lupa kita juga memperbanyak
melakukan amal kebaikan saat sendiri, seperti sedekah sembunyi-sembunyi, salat sunnah,
salat malam, dan lain-lainnya.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫ِإَّن َهَّللا ُيِحُّب اْل َع ْبَد الَّت ِقَّى اْل َغ ِنَّى اْل َخ ِفَّى‬
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa
cukup, dan yang suka menyembunyikan amalannya.” (HR. Muslim).

Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

‫َم ِن اْس َت َط اَع ِم ْنُك ْم َأْن َي ُك ْو َن َلُه َخ ْب ٌء ِم ْن َع َم ٍل َص اِلٍح َفْلَي ْف َع ْل‬


“Barang siapa di antara kalian yang mampu untuk memiliki amal salih yang tersembunyi,
maka lakukanlah.” (Lihat As-Shahihah, no. 2313)
Seorang ulama, Salamah bin Dinar Rahimahullah berkata,

‫ُاْكُتْم ِم ْن َح َس َن اِتَك َك َم ا َت ْكُتْم ِم ْن َس ِّي َئ اِتَك‬


“Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu, sebagaimana Engkau menyembunyikan
keburukan-keburukanmu.” (Hilyah auliya, no. 12938).

Sumber: https://muslim.or.id/68893-memperingatkan-neraka-tapi-malah-
masuk-neraka.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai