18 Oktober 2021
Masuk Neraka
Daftar Isi
Pertama, berdakwah tanpa ilmu
Kedua, tidak ikhlas dan menginginkan dunia
Ketiga, ingin ketenaran dan pujian manusia
Keempat, banyak bermaksiat tatkala sendiri
“Ada duta anti-korupsi, malah dia korupsi. Ada duta anti-narkoba, malah pengguna dan
pengedar narkoba. Semoga kita yang memperingatkan dari masuk neraka, tidak masuk
neraka kelak. Terlihat alim di depan manusia, tapi banyak bermaksiat saat sendiri. Wal
‘iyadzu billah.”
Kaum muslimin dan para aktivis dakwah yang semoga dimuliakan oleh Allah. Semoga kita
tidak termasuk yang sering memperingatkan manusia akan neraka, akan tetapi kita sendiri
yang masuk neraka. Kita banyak menasihati orang lain, tetapi malah kita sendiri yang
melanggarnya. Wal ‘iyadzu billah.
Allah Ta’ala berfirman,
َأَت ْأُمُروَن ٱلَّن اَس ِبٱْلِبِّر َو َت نَس ْو َن َأنُفَس ُك ْم َو َأنُتْم َت ْت ُلوَن ٱْل ِك َٰت َب ۚ َأَفاَل
َت ْع ِقُلوَن
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Al-Quran)? Maka tidaklah
kamu berpikir?” (QS. al-Baqarah: 44).
Adakah yang demikian? Jawabannya, ada. Sebagaimana hadis tentang orang yang selalu
melakukan amal ahli surga, tetapi di akhir hayatnya justru ia masuk neraka dengan su-ul
khatimah.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ِﺇَّﻥ ﺍﻟَّﺮُﺟ َﻞ َﻟَﻴْﻌ َﻤُﻞ َﻋ َﻤَﻞ ﺍْﻟ َﺠَّﻨِﺔ ِﻓْﻴَﻤﺎ َﻳ ْﺒُﺪﻭ ِﻟﻠَّﻨﺎِﺱ َﻭ ُﻫَﻮ ِﻣْﻦ َﺃْﻫ ِﻞ ﺍﻟَّﻨﺎﺭ
“Sesungguhnya seseorang benar-benar melakukan amalan surga – menurut yang tampak
bagi masyarakat – padahal ia termasuk penduduk neraka.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Mengapa bisa demikian? Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan alasannya dikarenakan
hal buruk yang tersembunyi dalam hatinya. Dia selama ini menyembunyikan keburukan
dan ia tidak sabar beramal sampai sempurna. Beliau Rahimahullah berkata,
َف ُأِتَي ِبِه َفَع َّر َف ُه ِنَع َم ُه َف َع َر َفَه ا َو َر ُجٌل َت َع َّلَم اْل ِع ْل َم َو َع َّلَم ُه َو َق َر َأ اْل ُقْر آَن
َو َع َّلْم ُتُه َو َق َر ْأُت ِفيَك اْل ُقْر آَن َقاَل َف َم ا َع ِم ْل َت ِفيَه ا َق اَل َت َع َّلْم ُت اْل ِع ْل َم
َقاَل َك َذ ْب َت َو َلِك َّن َك َت َع َّلْم َت اْل ِع ْل َم ِلُيَقاَل َع اِلٌم َو َق َر ْأَت اْل ُقْر آَن ِلُيَقاَل ُه َو
ُأ ُث ُأ
َقاِر ٌئ َفَق ْد ِقيَل َّم ِم َر ِبِه َفُسِح َب َع َلى َو ْج ِه ِه َح َّت ى ْل ِقَي ِفي الَّن اِر
“Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya, lalu
diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas. Allah
bertanya, ‘Apa yang telah kamu perbuat? ‘ Dia menjawab, ‘Saya telah belajar ilmu dan
mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur’an demi Engkau.’ Allah berfirman, ‘Kamu
dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al Qur’an agar
dikatakan seorang yang mahir dalam membaca. Dan kini kamu telah dikatakan seperti itu.
Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam
neraka.” (HR. Muslim no. 3527)
Ada beberapa sebab mengapa hal ini bisa terjadi. Akan kami sebutkan beberapa saja dan
semoga Allah menjaga kita dari hal ini. Beberapa sebabnya antara lain sebagai berikut:
Baca Juga: Memiliki Rasa Takut dan Khawatir dengan Siksa Neraka
َي اَأُّي َه ا اَّلِذيَن َء اَم ُنوا َال ُتَقِّد ُموا َب ْي َن َي َد ِي ِهللا َو َر ُسوِلِه َو اَّتُقوا َهللا ِإَّن
َهللا َس ِم يٌع َع ِليُُم
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al-Hujuraat: 1)
Sebagian ulama menjelaskan bahwa ada dosa yang lebih besar dari dosa kesyirikan, yaitu
berkata-kata atas nama Allah tanpa ilmu. Hal ini didasarkan pada firman Allah Ta’ala,
ُقْل إَّن َم ا َح َّر َم َر ِّب َي اْل َفَو اِح َش َم ا َظ َهَر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن َو اِإْلْث َم َو اْلَب ْغ َي
ِبَغ ْي ِر اْل َح ِّق َو َأْن ُتْش ِر ُك وا ِباِهَّلل َم ا َلْم ُيَن ِّز ْل ِبِه ُس ْلَط اًن ا َو َأْن َت ُقوُلوا
َع َلى ِهَّللا َم ا اَل َت ْع َلُموَن
“Katakanlah, ‘Rabbku hanya mengharamkan: (1) perbuatan yang keji, baik yang nampak
atau pun yang tersembunyi; (2) perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan
yang benar, (mengharamkan); (3) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan); (4) mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui (berbicara tentang Allah tanpa ilmu).” (QS. Al A’raf:
33)
Mengapa dosanya di atas dosa kesyirikan? Karena dosa syirik sumbernya adalah berkata-
kata atas nama Allah tanpa ilmu.
َﺃَﻣ ﺎ ِﺇَّﻧ ُﻬْﻢ ِﺇْﺧ َﻮﺍُﻧُﻜْﻢ َﻭ ِﻣْﻦ ِﺟ ْﻠ َﺪِﺗُﻜْﻢ َﻭ َﻳ ْﺄُﺧ ُﺬﻭَﻥ ِﻣْﻦ ﺍﻟَّﻠْﻴِﻞ َﻛ َﻤﺎ َﺗ ْﺄُﺧ ُﺬﻭَﻥ
َﻭ َﻟِﻜَّﻨُﻬْﻢ َﺃْﻗ َﻮﺍٌﻡ ِﺇَﺫ ﺍ َﺧ َﻠْﻮﺍ ِﺑَﻤَﺤﺎِﺭ ِﻡ ِﻪَّﻠﻟﺍ ﺍْﻧ َﺘَﻬ ُﻜﻮَﻫ ﺎ
“Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian. Mereka salat
malam sebagaimana kalian. Akan tetapi, mereka adalah kaum yang jika bersendirian,
mereka menerjang hal yang diharamkan Allah.” (HR. Ibnu Majah, sahih)
Semoga Allah menjaga ketakwaan kita di saat sendiri. Tidak lupa kita juga memperbanyak
melakukan amal kebaikan saat sendiri, seperti sedekah sembunyi-sembunyi, salat sunnah,
salat malam, dan lain-lainnya.
ِإَّن َهَّللا ُيِحُّب اْل َع ْبَد الَّت ِقَّى اْل َغ ِنَّى اْل َخ ِفَّى
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa
cukup, dan yang suka menyembunyikan amalannya.” (HR. Muslim).
Sumber: https://muslim.or.id/68893-memperingatkan-neraka-tapi-malah-
masuk-neraka.html
Copyright © 2024 muslim.or.id