Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih
dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya.
Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (Al-Jin: 11)
Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
22
Di antara mereka ada yang kafir, jahat dan perusak, ada yang
bodoh, ada yang sunni, ada golongan Syiah, serta ada juga
golongan sufi.
Diriwayatkan dari Al-Amasy, beliau berkata: Jin pernah
datang menemuiku, lalu kutanya: Makanan apa yang kalian
sukai? Dia menjawab: Nasi. Maka kubawakan nasi untuknya,
dan aku melihat sesuap nasi diangkat sedang aku tidak melihat
siapa-siapa. Kemudian aku bertanya: Adakah di tengah-tengah
kalian para pengikut hawa nafsu seperti yang ada di tengahtengah kami? Dia menjawab: Ya.
Bagaimana keadaan golongan Rafidhah yang ada di tengah
kalian? tanyaku. Dia menjawab: Merekalah yang paling jelek
di antara kami.
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: Aku perlihatkan sanad
riwayat ini pada guru kami, Al-Hafizh Abul Hajjaj Al-Mizzi,
dan beliau mengatakan: Sanad riwayat ini shahih sampai AlAmasy. (Tafsir Al-Qur`anul Azhim, 4/451)
Mendakwahi Jin
21
Katakanlah (hai Muhammad): Telah diwahyukan kepadaku
bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan Al-Qur`an,
lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan
Pembaca, demikian yang dapat kami paparkan di sini, mudahmudahan dapat mewakili apa yang belum lengkap
penjelasannya.
Walilmu indallah.
1 Di antara ulama yang berpendapat terlarangnya hal itu adalah
Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi rahimahullahu.
Beliau mengatakan: Saya tidak mengetahui dalam Kitabullah
maupun Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adanya
dalil yang menunjukkan bolehnya pernikahan antara manusia
dan jin. Bahkan yang bisa dijadikan pendukung dari dzahir ayat
adalah tidak bolehnya hal itu. (Adhwa`ul Bayan, 3/321)
20
Penyebab Kesurupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu menjelaskan
bahwa masuknya jin pada tubuh manusia bisa jadi karena
dorongan syahwat, hawa nafsu dan rasa cinta kepada manusia,
sebagaimana yang terjadi antara manusia satu sama lainnya.
Terkadang -atau bahkan mayoritasnya- juga karena dendam dan
kemarahan atas apa yang dilakukan sebagian manusia seperti
buang air kecil, menuangkan air panas yang mengenai sebagian
mereka, serta membunuh sebagian mereka meskipun manusia
tidak mengetahuinya.
Kalangan jin juga banyak melakukan kedzaliman dan banyak
pula yang bodoh, sehingga mereka melakukan pembalasan di
luar batas. Masuknya jin ke tubuh manusia terkadang disebabkan
keisengan sebagian mereka dan tindakan jahat yang
dilakukannya. (Idhahu Ad-Dilalah Fi Umumi Ar-Risalah, hal.
16)
Bagaimana kita menghindari gangguan-gangguan itu?
19
.
Ya Rabbku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan
setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabbku,
dari kedatangan mereka kepadaku. (Al-Mu`minun: 97-98) [lihat
Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin]
Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran
(tekanan) penyakit gila. (Al-Baqarah: 275)
18
17
Juraij serta yang lainnya dari para ulama salaf dan khalaf.
Adapun berdalil dengan ayat yakni Al-Anam: 130, maka
perlu diteliti ulang karena masih terdapatnya kemungkinan,
bukan merupakan sesuatu yang sharih (jelas pendalilannya).
Sehingga kalimat dari golongan kamu sendiri maknanya adalah
dari salah satu golongan kamu. (Lihat Tafsir Al-Qur`anul
Azhim, 2/188)
Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam diri anak Adam
melalui aliran darah.
Tidak ada imam kaum muslimin yang mengingkari masuknya
jin ke dalam tubuh orang yang kesurupan. Siapa yang
mengingkarinya dan menyatakan bahwa syariat telah
mendustakannya, berarti dia telah mendustakan syariat itu
sendiri. Tidak ada dalil-dalil syari yang menolaknya.
(Majmuul Fatawa, 24/276-277, diambil dari tulisan Asy-Syaikh
Ibnu Baz, Idhahul Haq)
Kaum jin memiliki keturunan dan anak keturunannya beranakpinak, sebagaimana manusia berketurunan dan anak
keturunannya beranak-pinak. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman:
16
.
:
: .
Wahai Rasulullah, setan telah menjadi penghalang antara diriku
dan shalatku serta bacaanku. Beliau Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda: Itulah setan yang bernama Khanzab. Jika
engkau merasakannya, maka berlindunglah kepada Allah
darinya dan meludahlah ke arah kiri tiga kali. Aku pun
melakukannya dan Allah telah mengusirnya dari sisiku. (HR.
Muslim no. 2203 dari Abul Ala`)
Gangguan jin juga bisa berupa masuknya jin ke dalam tubuh
manusia yang diistilahkan orang sekarang dengan kesurupan
atau kerasukan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata:
Keberadaan jin merupakan perkara yang benar menurut
Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya serta kesepakatan salaful
ummah dan para imamnya. Demikian pula masuknya jin ke
dalam tubuh manusia adalah perkara yang benar dengan
kesepakatan para imam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman:
Patutkah kalian mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai
pemimpin selain-Ku, sedangkan mereka adalah musuh kalian?
(Al-Kahfi: 50)
Kalangan kaum jin itu ada yang berjenis laki-laki dan ada juga
perempuan, sehingga untuk mendapatkan keturunan merekapun
saling menikah. Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan
tidak pula oleh jin. (Ar-Rahman: 56)
Arthaah Ibnul Mundzir rahimahullahu berkata: Dhamrah ibnu
Habib pernah ditanya: Apakah jin akan masuk surga? Beliau
menjawab: Ya, dan mereka pun menikah. Untuk jin yang lakilaki akan mendapatkan jin yang perempuan, dan untuk manusia
yang jenis laki-laki akan mendapatkan yang jenis perempuan.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 4/288)
Termasuk kasih sayang Allah Subhanahu wa Taala terhadap
Bani Adam, Allah Subhanahu wa Taala menjadikan untuk
mereka suami-suami atau istri-istri dari jenis mereka sendiri.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:
10
15
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
:
.
Sesungguhnya setan menampakkan diri di hadapanku untuk
memutus shalatku. Namun Allah memberikan kekuasaan
kepadaku
untuk
menghadapinya.
Maka
aku
pun
membiarkannya. Sebenarnya aku ingin mengikatnya di sebuah
tiang hingga kalian dapat menontonnya. Tapi aku teringat
perkataan saudaraku Sulaiman alaihissalam: Ya Rabbi
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang
pun sesudahku. Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina.
(HR. Al-Bukhari no. 4808, Muslim no. 541 dari Abu Hurairah
radhiallahu anhu)
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sedang
mendirikan shalat, lalu didatangi setan. Beliau memegangnya
dan mencekiknya. Beliau bersabda:
Hingga tanganku dapat merasakan lidahnya yang dingin yang
menjulur di antara dua jariku: ibu jari dan yang setelahnya.
(HR. Ahmad, 3/82-83 dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu
anhu)
Diriwayatkan dari Utsman bin Abil Ash radhiallahu anhu, ia
berkata:
14
11
Gangguan Jin
Secara umum, gangguan jin merupakan sesuatu yang tidak
diragukan lagi keberadaannya, baik menurut pemberitaan AlQur`an, As-Sunnah, maupun ijma. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman:
Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka
mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Fushshilat: 36)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
12
13
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara
manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di
antara jin. Maka jin-jin itu menambah ketakutan bagi mereka.
(Al-Jin: 6)
Ibnu Masud radhiallahu anhu berkata: Ada sekelompok orang
dari kalangan manusia yang menyembah beberapa dari kalangan
jin, lalu para jin itu masuk Islam. Sementara sekelompok
manusia yang menyembahnya itu tidak mengetahui
keislamannya, mereka tetap menyembahnya sehingga Allah
Subhanahu wa Taala mencela mereka. (Diambil dari Qaidah
Azhimah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah hal. 24)
Jin tidak mengetahui perkara yang ghaib dan tidak punya
kekuatan untuk memberikan kemudharatan tidak pula
mendatangkan kemanfaatan. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman:
Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak
ada yang menunjukkan kematiannya itu kepada mereka kecuali
rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah
tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau mereka mengetahui yang
ghaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang
menghinakan. (Saba`: 14)
Jin tidak memiliki kemampuan untuk menolak mudharat atau
memindahkannya. Jin tidak bisa mentransfer penyakit dari tubuh
manusia ke dalam tubuh binatang. Demikian pula manusia, tidak
punya kemampuan untuk itu. Allah Subhanahu wa Taala
berfirman:
.
Dan tidak adalah kekuasaan Iblis terhadap mereka, melainkan
hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman
kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu
tentang itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu.
Katakanlah: Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai