Anda di halaman 1dari 18

Penyembuhan penyakit Tanpa Obat

Obat adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau
menyembuhkan seseorang dari penyakit. Pengobatan sudah dikenal sejak jaman dahulu,
bahkan para nabi pun mempunyai cara-cara tersendiri dalam hal pengobatan.
Penyembuhan seseorang dari sakit adalah mutlak kekuasaan Allah, bukan kekuasaan
manusia. Karena penyakit datang dari Allah, pasti Allah akan menurunkan obatnya.
Rasulullah bersabda :



Allah tidak akan menurunkan penyakit, kecuali menurunkan obatnya, maka berobatlah. [HR
Ibnu Majah].
Seseorang yang memberikan obat, baik obat-obatan moderen, tradisional, pengobatan cara
Nabi, atau pengobatan alternatif yang lainnya, merupakan perantara-perantara kesembuhan
dari Allah.



Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. [Asy Syuara: 80].
Ketika mencari pengobatan alternatif, jangan sampai seseorang terjerumus kepada
kemaksiatan, kesyirikan. Tetapi yang harus dibenarkan oleh syariat Islam.


Sesungguhnya, Allah tidak menjadikan obatnya di segala yang diharamkan terhadap kalian.
[HR. Thabrani].

Penyembuhan tanpa obat, maksudnya ialah penyembuhan tanpa obat kimiawi maupun obatobatan moderen. Melainkan dengan pengobatan alternatif, yang bisa diterima ajaran Islam.
Atau dengan kata lain, bisa disembuhkan tanpa menggunakan obat-obatan moderen yang
berkembang dalam bidang medis.
PERTAHANAN ALAMIAH JAUH LEBIH PENTING DARIPADA OBAT-OBATAN
Pada beberapa penyakit, terkadang tidak memerlukan obat-obatan. Dengan kata lain, bisa
disembuhkan tanpa menggunakan obat-obatan. Karena sebenarnya, tubuh manusia
mempunyai antibodi atau pertahanan sendiri untuk melawan suatu penyakit. Biasanya
pertahanan tubuh ini lebih baik daripada menggunakan obat-obatan. Beberapa penyakit yang
sembuh dengan sendirinya, misalnya: influensa (selesma) dan masuk angin.
Untuk membantu tubuh untuk memerangi, melawan dan mengatasi suatu penyakit, harus
diutamakan dan diperhatikan tiga hal. Yaitu: menjaga kebersihan diri, banyak istirahat dan
makan minum yang baik.
Bahkan pada penyakit parah, yang sangat memerlukan obat-obatan; tubuh sendirilah yang
harus mengatasi penyakit tersebut. Obat-obatan hanya membantunya. Kebersihan diri,
istirahat yang cukup dan makan minum yang baik, tetaplah menjadi prioritas utama. Sebagian
dari cara-cara kesehatan, tidak dan tidak boleh tergantung kepada penggunaan obat.
Sekalipun kita tinggal di daerah yang tidak ada obat-obatan moderen, banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah dan mengobati beragam penyakit yang umum dijumpai.
PENYEMBUHAN DENGAN AIR[1]
Kita dapat hidup tanpa obat-obatan. Akan tetapi, tidak seorang pun yang bisa hidup tanpa air.
Karena lebih dari setengah (57 %) tubuh kita berupa air. Apabila semua orang dapat
menggunakan air dengan sebaik-baiknya, maka jumlah penyakit dan kematian -terutama
anak-anak- mungkin dapat dihindari. Insya Allah.
Sebagai contoh, penggunaan air merupakan dasar, baik dalam pencegahan maupun dalam
pengobatan mencret (diare). Di banyak daerah, diare merupakan penyebab paling umum dari
kematian anak-anak balita. Air yang tercemar dan kotor sering menjadi penyebab dari
penyakit tesebut.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan diare, ialah merebus air sebelum
dikonsumsi, diminum atau sebelum diolah dengan makanan. Tindakan ini sangat penting,
terutama untuk bayi. Botol susu dan peralatan bayi, sebaiknya direbus terlebih dadulu
sebelum digunakan.
Mencuci tangan dengan air sabun setelah buang air besar, buang air kecil, sebelum makan
dan
sebelum
memegang
makanan,
perlu
dipentingkan
juga.
Penyembuhan dengan air diperlukan sekali bagi anak yang menderita dehidrasi atau
kekurangan cairan akibat diare. Dengan memberikan banyak air madu atau air garam kepada
anak yang diare, maka dehidrasi insya Allah dapat dicegah, diperbaiki dan disembuhkan
Terapi air, juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit. Bahkan minum air sebanyakbanyaknya pada pagi hari sangat baik untuk kesehatan. Sebanyak-banyaknya di sini
maksudnya janganlah berlebih-lebihan. Karena lambung harus mampu menerimanya.

Rasulullah juga mengisaratkan, bahwa lambung dibagi menjadi tiga bagian, sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk udara dan sepertiga untuk minuman.
CONTOH PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DENGAN AIR[2]
PENCEGAHAN PENYAKIT
1. Mencret, cacingan, infeksi saluran usus : Rebuslah air, minum dan jangan lupa cuci
tangan.
2. Infeksi kulit : Sering mandi
3. Luka yang dapat mengalami infeksi, tetanus : Cuci luka sebaik-baiknya dengan sabun
dan air
PENGOBATAN PENYAKIT
1. Mencret, kehilangan cairan dalam tubuh : Minum banyak air
2. Penyakit dengan panas : Minum banyak air.
3. Panas yang tinggi : Usaplah tubuh dengan air dingin.
4. Infeksi saluran kencing yang ringan (sering terjadi pada wanita) : Minum air yang
banyak.
5. Batuk, asma, radang pada tenggorok (bronchithis), radang paru-paru (pneumonia),
batuk rejan : Minum air yang banyak dan hiruplah uap air panas untuk mencairkan
lendir (kadang diperlukan obat-obatan tertentu khusus untuk peyakit ini)
6. Luka-luka borok, impetigo, kurap pada kulit kepala, jerawat : Bersihkan dengan sabun
dan air
7. Luka-luka infeksi, kantong bernanah (abses, bisul) : Kompres dengan air hangat
8. Sendi dan otot kaku : Kompres dengan air hangat
9. Rasa gatal, terbakar atau rangsangan kulit : Kompres dengan air dingin
10. Luka bakar yang ringan : Rendam dalam air dingin
11. Sakit leher atau peradangan tonsil (tonsilitas) : Kumur air garam hangat
12. Asam, basa, kotoran, debu, atau bahan-bahan yang merangsang mata : Segera mata
disiram dengan air dingin
13. Hidung
yang
tersumbat
:
Menghirup
uap
air/air
garam
Apabila penyembuhan alternatif dengan air tidak bisa menyembuhkan penyakit,
segeralah
hubungi
tenaga
kesehatan
yang
ahli
dibidangnya.
PENYEMBUHAN
DENGAN
PRODUK
LEBAH
Dalam Al Quran Allah Azza wa Jalla telah berfirman tentang khasiat lebah.


Artinya: Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah,"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,
di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, Kemudian makanlah
dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacammacam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi
orang-orang
yang
memikirkan.
[An
Nahl
:68,69].
Termuat dalam Shahih Al Bukhari, dari Said Ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas dari Nabi,
Beliau
Shallallahu
'alaihi
wa
sallam
bersabda.


Kesembuhan ada dalam tiga perkara; meminum madu, berbekam dengan gelas dan
bakaran api. Tetapi aku melarang umatku melakukan pembakaran dengan besi.
Madu adalah cairan manis yang tersimpan dalam sel-sel sarang lebah yang melalui
pengambilan
nektar
tanaman
oleh
lebah
madu.
Sejak dahulu, madu telah dijadikan diet khusus untuk vitalitas, kosmetika dan kesehatan
secara umum. Tercatat pada zaman kerajaan, seperti: Yunani, China, dan Mesir. ada
kajian moderen, ternyata madu mempunyai khasiat membunuh bakteri dan cendawan.
Pada kajian klinis, telah membantu penyembuhan kulit terbakar, kulit luka, lambung dan
gastroteritis. Madu dapat menghentikan pertumbuhan bakteri, karena kandungan gulanya
yang tinggi. Komponen anti bakteri lainnya yaitu hidrogen prioksida yang terbentuk dari
aktifitas enzim glukos oksidase. Meskipun kedua hal tersebut ditiadakan, ternyata madu
masih mengandung anti bakteri. Aktifitas anti bakteri ini sangat menentukan madu
sebagai makanan kesehatan. Karena madu mampu menekan kemungkinan timbulnya
penyakit yang berhubungan dengan bakteri dan cendawan. Madu dengan kandungan gula
sederhana, baik bagi kebutuhan vitalitas tubuh. Dengan tambahan sifat fisik madu, madu
sangat disarankan untuk perawatan kulit dalam menu kosmetika keluarga.
Madu merupakan salah satu jenis makanan dengan kandungan nutrisi yang sangat baik.
Komponen yang menyusun madu ialah 20 % air, 38% fruktosa, 30 % glukosa, 1%
sukrosa, 70 % maltosa, gula lain 1 %, asam bebas 0,4 %, total asam 0,6 %, laktosi 0,1 %,
abu 0,2 % dan nitrogen 0,04 %. Kandungan mineral antara lain kalium, natrium, kalsium,
magnesium, besi, tembaga, mangan, klor, pospor, sulfur dan silikon. Kandungan enzim
pada madu berupa invertase, glikooksidase, diastase, sedikit katalase, asam porpatase.
Vitamin yang terkandung dalam madu meliputi: B1, B2. B3, B4, B5, B6 dan C. Sifat
fisik madu yang menguntungkan antara lain higroskopisitas dan uskositas. Sering
mungkin minum madu memberikan efek yang mengagumkan secara medis.
Selain madu dari lebah yang merupakan ciptaan Allah, juga terdapat bahan yang disebut
Royal Jely. Adalah subtansi menyerupai jeli (milk) yang disekresikan oleh lebah pekerja
muda, lewat kelenjar hipotaring sebagai makanan khusus bagi larva calon ratu dan larva
muda
calon
pekerja.
Royal Jely dikenal sebagai bahan katalis, yaitu bahan penyeimbang dalam sistem
metabolisme. Sehingga Royal Jely sering diindikasikan sebagai makanan yang berfungsi
untuk stimulan yang membangkitkan selera, pengendali bobot tubuh, bantuan pada
efisiensi pencernakan, anti depresan, stimulan sekresi kelenjar, penyelaras metabolisme,
antibiotik, meningkatkan kekebalan melawan penyakit, menormalisasi fungsi seksual,
dan pemacu jaringan tubuh untuk menjadi sehat. Beberapa catatan kasus kesehatan yang
berhasil diatasi dengan mengkonsumsi Royal Jely antara lain, ialah: alergi, angina
(jantung), anoreksia, kegelisahan, asma, rambut rontok, jerawat, sesak nafas, bronkitis,
kanker, masuk angin, sembelit, jantung koroner, kejang, sintetis, kelelahan, depresi,
dermatitis, nyeri haid, dyspepsia, aksim, demam, sakit kepala, herpes, impotensi,
insomnia, mual, nyeri, malmetisi. Fungsi lain dari Royal Jely adalah merawat kecantikan
dan
meningkatkan
pretensi
kecerdasan.

Dua pertiga bagian Royal Jely berupa air, dan sepertiga berupa padatan yang terdiri dari:
protein, gula sedikit lemak, abu dan bahan yang belum terindentifikasi. Komponen
nutrisi dominan dalam Royal Jely berupa protein (38%). Tersusun dari 30 asam amino
(15 protein esensial) yang berguna dalam perawatan dan pembentukan jaringan serta
fungsi reproduksi. Komponen nutrisi gula sebanyak 33 % yang berupa fruktosa dan
glukosa. Komponen lemak sebanyak 9 % (berbeda dengan lemak hewani dan nabati)
yang berguna dalam aspek biologis Royal Jely, seperti proses anti bakteri, anti tumor,
antioksidasi (anti radikal bebas), pemurnian kolesterol dan triglesida dalam darah dan
perbaikan jaringan. Komponen nutrisi mineral sebanyak 3 % yang didominasi oleh
kalium dan disertai mineral lainnya yaitu magnesium, kalium, natrium, kalsium, seng,
besi, tembaga, mangan. Vitamin yang terkandung adalah B1, B2. B3, B4, B5, B6, B7,
B8, B9, B12, A, D, K dan C. Komponen lainnya yang belum teridentifikasi sebanyak
11% yang dinamakan bahan R dan diduga dapat memberikan sumbangan terhadap Royal
Jely.
PENYEMBUHAN
DENGAN
AL
HABBATUS
SAUDA
Dalam Shahihain dari hadits Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
Shallallahu
'alaihi
wa
sallam
bersabda.
: ,,
Gunakanlah biji hitam ini, karena di dalamnya terdapat obat dari segala penyakit kecuali
racun,
racun
itu
adalah
kematian.
Biji hitam itu memang banyak sekali manfaatnya. Ucapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, obat dari segala macam penyakit; seperti halnya firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala
dalam
Al
Ahqaf
:25


Artinya:Yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah
mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka.
Demikianlah
Kami
memberi
balasan
kepada
kaum
yang
berdosa.
Maksudnya ialah segala sesuatu yang dapat dihancurkan dan yang serupa dengannya.
PENYEMBUHAN
DENGAN
BERBEKAM
Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa berbekam termasuk sunnah Rasulullah. Berbekam
(hijamah) ialah mengeluarkan darah dari badan seseorang dengan menelungkupkan
mangkuk panas di kulit, sehingga kulit menjadi bengkak, kemudian digores dengan
benda
tajam,
supaya
darahnya
keluar.
Sangat perlu diperhatikan dalam berbekam ialah peralatan yang digunakan haruslah
dalam keadaan suci hama (steril), sehingga tidak menimbulkan penyakit (infeksi
sekunder).
Berikut ini contoh bagian tubuh yang dibekam, diambil dari kitab At Tibbun Nabawi
karangan
Ibnul
Qayyim.
Pembekaman di bagian atas punggung, bermanfaat terhadap nyeri pundak dan

kerongkongan.
Berbekam di urat lengan, bermanfaat terhadap penyakitpenyakit kepala dan bagianbagiannya, seperti: wajah, gigi, telinga, mata, hidung dan tenggorokan, Hal demikian itu
dikarenakan banyaknya darah, atau rusaknya darah, atau karena kedua-duanya.
Anas Radhiyallahu 'anhu menyatakan,Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
melakukan berbekam di urat Beliau dan di bagian atas punggung Beliau (punuk).
Termuat di dalam Shahihain, darinya,Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
berbekam dengan tiga bekaman. Satu di punuk dan dua di urat lengan Beliau.
Termuat di dalam Shahihain, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berbekam pada
kepala Beliau, ketiak Beliau dalam keadaan ihram. Yaitu untuk menghilangkan pening
yang
ada
di
kepala
Beliau.
Termuat di dalam Sunan Ibnu Majah, dari Ali,Jibril menginspirasikan kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk berbekam di kedua urat, lengan dan punuk.
Termuat di dalam Sunan Abu Dawud, dari hadits Jabir, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam berbekam di pinggul Beliau untuk menghilangkan kelesuan yang dideritanya.
PENYEMBUHAN
DENGAN
BAHAN-BAHAN
TRADISIONAL
Pengalaman membuktikan, bahwa obat-obat tradisional banyak manfaatnya bagi
kesehatan. Bahkan sekarang perusahaan-perusahaan farmasi sudah mulai menggunakan
bahan-bahan
tradisional
dalam
campuran
obat
yang
dihasilkannya.
Bahan-bahan tradisional memang sudah turun-temurun digunakan oleh masyarakat dan
biasa dimanfaatkan dalam kehidupan rumah tangga. Misalnya kunyit, temulawak, daun
sirih, kayu manis, cengkeh, buah mengkudu dan lain sebagainya. Bahan-bahan seperti ini
mudah ditanam sebagai tanaman obat keluarga (TOGA) yang memang dipersiapkan
untuk
anggota
keluarga.
PENYEMBUHAN
DENGAN
DOA
Manusia yang ditakdirkan sakit memang wajib berikhtiar mencari kesembuhan, baik
dengan obat-obatan moderen maupun alamiah. Selain itu harus disadari, bahwa
pengobatan paling hakiki ialah memohon langsung kepada Allah dengan doa disertai
tawakal atau berserah diri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

Artinya: Dan Rabbmu berfirman, "Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Ku-perkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [Al Mumin:60]
Juga firmanNya ketika mengisahkan permohonan Nabi Ayyub Alaihissallam untuk
disembuhkan
dari
penyakitnya.




Artinya : Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya,"(Ya Rabbku),
sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di
antara semua penyayang." Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami
lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya,
dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan

untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. [Al Anbiya:83,84]
Dalam hadits juga banyak diriwayatkan doa-doa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu
'alaihi
wa
sallam
ketika
kita
sakit,
diantaranya,



Dari Utsman bin Abi Al Ash Ats Tsaqafi, bahwasanya dia mengadu kepada Rasulullah
tentang rasa sakit yang ia derita pada badannya semenjak ia masuk Islam, maka
Rasulullah berkata kapadanya,Letakkanlah tanganmu pada bagian yang sakit dan
bacalah bismillah tiga kali dan bacalah tujuh kali,Aku berlindung kepada Allah dari
kejahatan sesuatu yang aku jumpai dan aku takuti. [HR Muslim 4/1728].





Dari Aisyah, bahwasanya Nabi memohon perlindungan bagi keluarganya, Beliau
mengusap dengan tangan kanannya dan berdoa,Ya Allah Rabb Pemelihara manusia,
hilangkanlah deritanya, sembuhkanlah. Engkaulah Dzat Yang mampu menyembuhkan.
Tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu semata, kesembuhan yang tidak
meninggalkan
rasa
sakit.
[Muttaffaqun
alaihi].
Apabila sakit dan tidak ada harapan untuk sembuh atau hidup, Rasulullah n juga
mengajarkan
kepada
kita
untuk
selalu
berdoa
dan
berdoa.

Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, dan pertemukan aku dengan
Engkau, Kekasih Yang Maha Tinggi. [HR Al Bukhari 7/10, Muslim 4/1893].
PENUTUP
Penyembuhan tanpa obat merupakan pengobatan alternatif yang tidak menggunakan
obat-obat moderen atau obat-obatan yang tidak mengandung bahan kimiawi. Bisa juga
disebut penyembuhan tanpa obat didasarkan pada pengobatan alamiah dan pengobatan
ilahiah.
Penyembuhan tanpa obat, tidak dengan pergi ke orang pintar (dukun), menggunakan
mantra, jampi, pengobatan alternatif dengan menggunakan tenaga paranormal
(supranatural), ataupun sarana lainnya yang menjurus kepada kesyirikan. Hal tersebut
dilarang
dan
diharamkan.
Ibnul Qayyim Al Jauziah dalam kitab At Tibbun Nabawi menyebutkan, bahwa
pengobatan Nabi terhadap penyakit, ada tiga macam. Yaitu: dengan obat-obatan alami,
obat-obatan
Ilahi
dan
dengan
gabungan
dari
keduanya.
Meskipun pengobatan alamiah tersebut menurut pengalaman sudah banyak manfaatnya,
tetapi sebaiknya memang diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut supaya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan

masyarakat.

(dr.

Ira)

Maraji
:
Al
Quran
nul
Karim.
- Ibnul Qayyim Al Jauziyah. 1997. Pengobatan Cara Nabi, Pustaka, Bandung.
Hishnul
Muslim
- Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al Jarullah, 1997. Hukum Orang Sakit dan Adabnya.
Pustaka
Mantiq,
Bandung.
- David Werner,. 2000. Apa Yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yayasan
Essentia
Medica,
Yogyakarta.
- Madu, Royal Jelly Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Tanpa Tahun. Pusat Perlebahan
Nasional
- Kumpulan Doa Dalam Al Quran Dan Al Hadits, Said bin Ali bin Wahf Al Qathani,
Darul
Haq,
Jakarta.
[Disalin

dari

majalah

As-Sunnah

Edisi

02/Tahun

VII/1420H/1999M

Pengobatan Menggunakan Habbatus Sawda', Dengan Madu Dan Dengan Bekam


PENGOBATAN MENGGUNAKAN HABBATUS SAWDA' (JINTAN HITAM)
Oleh
Al-Ustadz

Yazid

Rasulullah

bin

Shallallahu

Abdul

alaihi

Qadir

wa

sallam

Jawas

bersabda.

Sesungguhnya di dalam habbatus sawda (jintan hitam) terdapat penyembuh bagi segala
macam
penyakit
kecuali
kematian.
Ibnu Syihab mengatakan : Kata As-Saam di sini berarti kematian, sedangkan habbatus
sawda
berarti
syuniz
[1]
Habbatus

sawda

ini

mempunyai

manfaat

yang

sangat

banyak.

[2]

Jintan hitam sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit dengan izin
Allah.
PENGOBATAN
Allah
Subhanahu

DENGAN
wa

MADU
berfirman.

Taala

Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
memikirkan
[An-Nahl
:
69]
Dan

Rasulullah

Shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda.

Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu : Dalam pisau pembekam, meminumkan madu,
atau pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan
pengobatan
dengan
besi
panas
(kayy).
[3]
PENGOBATAN
DENGAN
BEKAM
[4]
Berbekam [5] termasuk pengobatan yang diajarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam, bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan bekam dan
memberikan
upah
kepada
tukang
bekam.
Rasulullah

Shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda.

Sesungguhnya sebaik-baik apa yang kalian lakukan untuk mengobati penyakit adalah
dengan
melakukan
bekam
[6]
Rasulullah
Sebaik-baik

Shallallahu
pengobatan

alaihi
penyakit

wa

adalah

dengan

sallam
melakukan

bersabda.
bekam

[7]

Wasiat
Malaikat
Untuk
Berbekam
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Tidaklah aku melewati seorang Malaikat ketika di Mirajkan ke langit- kecuali mereka
mengatakan
Wahai
Muhammad,
lakukanlah
olehmu
berbekam
[8]
Dari Abdullah bin Masud Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
menceritakan ketika beliau di Israkan, tidaklah beliau melewati sekumpulan Malaikat
melainkan mereka meminta kami, Perintahkanlah ummatmu untuk berbekam [9]
Waktu
Yang
Paling
Baik
Untuk
Berbekam
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa yang ingin berbekam,
hendaklah ia berbekam pada tanggal 17,19,21 (bulan Hijriyyah), maka akan
menyembuhkan
setiap
penyakit
[10]
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu berkata : Sesungguhnya hari yang paling baik bagimu
untuk berbekam adalah hari ke 17, hari ke 19, dan hari ke 21 (bulan Hijriyyah) [11]
Hari yang paling baik untuk berbekam adalah pada hari Senin, Selasa dan Kamis.
Sebaliknya hindari berbekam pada hari Rabu, Jumat, Sabtu dan Ahad [12]
PENGOBATAN
MENGGUNAKAN
AIR
ZAMZAM
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda mengenai air zamzam ini.
Air zamzam itu penuh berkah. Ia merupakan makanan yang mengenyangkan (dan obat
bagi
penyakit)
[13].
Rasulullah
Air

Shallallahu

zamzam

tergantung

alaihi
kepada

wa

sallam
tujuan

di

juga

bersabda.

minumnya

[14]

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah membawa air zamzam (di dalam tempattempat air) dan girbah (tempat air dari kulit binatang), beliau menyiramkan dan

meminumkannya

kepada

orang-orang

yang

sakit

[15]

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : Aku sendiri dan juga yang lainnya pernah
mempraktekkan upaya penyembuhan dengan air zamzam terhadap beberapa penyakit,
dan hasilnya sangat menakjubkan, aku berhasil mengobati berbagai macam penyakit dan
aku
pun
sembuh
atas
izin
Allah
[16]
Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Taala agar Dia memberikan bimbingan
kepada kita untuk dimudahkan dalam menggunakan pengobatan yang sesui dengan
syariat
(Sunnah
Rasulullah
Shallallahu
alaihi
wa
sallam).
[Disalin dari buku Doa & Wirid Mengobati Guna-Guna Dan Sihir Menurut Al-Quran
Dan As-Sunnah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam AsySyafii,
Cetakan
Keenam
Dzulhijjah
1426H/Januari
2006M]
Pentingnya

Oleh
Al-Ustadz

Penyembuhan

Yazid

Dengan

bin

Al-Qur'an

Abdul

Dan

As-Sunnah

Qadir

Jawas

Tidak diragukan lagi bahwa penyembuhan dengan Al-Quran dan dengan apa yang
diajarkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam berupa ruqyah [1], merupakan
penyembuhan
yang
bermanfaat
sekaligus
penawar
yang
sempurna.
Allah

Subhanahu

wa

Taala

berfirman.

Katakanlah ; Al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang
beriman
[Fushshilat
:
44]
Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang
yang
beriman
[Al-Israa
:
82]
Pengertian dari Al-Quran, pada ayat di atas adalah Al-Quran itu sendiri. Karena AlQuran secara keseluruhan adalah penyembuh, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat
di
atas
[2]
Allah

Subhanahu

wa

Taala

berfirman.

Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb
kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk
serta
rahmat
bagi
orang-orang
yang
beriman
[Yunus
:
57]
Dengan demikian, Al-Quran merupakan penyembuh yang sempurna di antara seluruh
obat hati dan juga obat fisik, sekaligus sebagai obat bagi seluruh penyakit dunia dan
akhirat. Tidak setiap orang mampu dan mempunyai kemampuan untuk melakukan
penyembuhan dengan Al-Quran. Jika pengobatan dan penyembuhan itu dilakukan

secara baik terhadap penyakit, dengan didasari kepercayaan dan keimanan, penerimaan
yang penuh, keyakinan yang pasti, terpenuhi syarat-syaratnya, maka tidak ada satu
penyakit pun yang mampu melawan Al-Quran untuk selamanya. Bagaimana mungkin
penyakit-penyakit itu akan menentang dan melawan firman-firman Rabb bumi dan langit
yang jika (firman-firman itu) turun ke gunung, maka ia akan memporak-porandakan
gunung-gunung tersebut, atau jika turun ke bumi, niscaya ia akan membelahnya.
Oleh karena itu, tidak ada satu penyakit hati dan juga penyakit fisik pun melainkan di
dalam Al-Quran terdapat jalan penyembuhannya, sebab kesembuhan, serta pencegahan
terhadapnya bagi orang yang dikaruniai pemahaman oleh Allah terhadap Kitab-Nya. Dan
Allah Azza wa Jalla (Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung) telah menyebutkan di dalam
Al-Quran beberapa penyakit hati dan fisik, juga disertai penyebutan penyembuhan hati
dan
juga
fisik.
Adapun penyakit-penyakit hati terdiri dari dua macam, yaitu : penyakit syubhat
(kesamaran) atau ragu, dan penyakit syahwat atau hawa nafsu. Allah yang Mahasuci
telah menyebutkan beberapa penyakit hati secara terperinci yang disertai dengan
beberapa sebab, sekaligus cara penyembuhan penyakit-penyakit tersebut. [3]
Allah

Subhanahu

wa

Taala

berfirman.

Dan apakah tidak cukup bagi mereka, bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu
Al-Kitab (Al-Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya di dalam AlQuran itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman
[Al-Ankabuut
:
51]
Al-Allamah

Ibnul

Qayyim

rahimahullah

mengemukakan.

Barangsiapa yang tidak dapat disembuhkan oleh Al-Quran, berarti Allah tidak
memberikan kesembuhan kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak dicukupkan oleh AlQuran,
maka
Allah
tidak
memberikan
kecukupan
kepadanya
[4]
Mengenai penyakit-penyakit badan atau fisik, Al-Quran telah membimbing dan
menunjukkan kita kepada pokok-pokok pengobatan dan penyembuhannya, dan juga
kaidah-kaidah yang dimilikinya. Yakni, bahwa kaidah pengobatan penyakit badan secara
keseluruhan
terdapat
di
dalam
Al-Quran,
yaitu
ada
tiga
point.
1).
2).
3).

Melindungi diri
Mengeluarkan

Menjaga
kesehatan
dari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit
unsur-unsur
yang
merusak
badan.
[5]

Jika seorang hamba melakukan penyembuhan dengan Al-Quran secara baik dan benar,
niscaya dia akan melihat pengaruh yang sangat menakjubkan dalam penyembuhan yang
cepat.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata : Pada suatu ketika aku pernah jatuh sakit,
tetapi aku tidak menemukan seorang dokter atau obat penyembuh. Lalu aku berusaha
mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat Al-Faatihah, maka aku melihat
pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zamzam dan membacakan
padanya surat Al-Faatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan

kesembuhan total. Selanjutnya aku bersandar dengan cara tersebut dalam mengobati
berbagai penyakit dan aku merasakan manfaat yang sangat besar. Kemudian aku
beritahukan kepada orang banyak yang mengeluhkan suatu penyakit dan banyak dari
mereka
yang
sembuh
dengan
cepat[6]
Demikian juga pengobatan dengan ruqaa (jama dari ruqyah) Nabawi yang riwayatnya
shahih merupakan obat yang sangat bermanfaat. Dengan ayat dan doa yang dipanjatkan.
Apabila doa tersebut terhindar dari penghalang-penghalang terkabulnya doa itu, maka
ia merupakan sebab yang sangat bermanfaat dalam menolak hal-hal yang tidak disenangi
dan akan tercapai hal-hal yang diinginkan. Yang demikian itu termasuk salah satu obat
yang sangat bermanfaat, khususnya yang dilakukan berkali-kali. Dan doa pun berfungsi
sebagai penangkal bala (musibah), mencegah dan menyembuhkannya, menghalangi
turunnya, atau meringankannya jika ternyata sudah sempat turun. [7]
Tidak ada yang dapat mencegah qadha (takdir) kecuali doa, dan tidak ada yang dapat
memberi
tambahan
pada
umur
kecuali
kebajikan
[8]
Tetapi yang harus dimengerti dengan cermat, yaitu bahwa ayat-ayat, dzikir-dzikir, doadoa dan beberapa taawudz (permohonan perlindungan kepada Allah) yang
dipergunakan untuk mengobati atau untuk ruqyah pada hakikatnya pada semua ayat,
dzikir-dzikir, doa-doa dan taawwudz itu sendiri memberi manfaat yang besar dan juga
dapat menyembuhkan. Namun, ia memerlukan penerimaan (dari orang yang sakit) dan
kekuatan orang yang mengobati dan pengaruhnya. Jika suatu penyembuhan itu gagal,
maka yang demikian itu disebabkan oleh lemahnya pengaruh pelaku, atau karena tidak
adanya penerimaan oleh pihak yang diobati, atau adanya rintangan yang kuat di
dalamnya
yang
menghalangi
reaksi
obat.
Pengobatan dengan ruqyah ini dapat dicapai dengan adanya dua aspek, yaitu dari pihak
pasien (orang yang sakit) dan dari pihak orang yang mengobati
Yang berasal dari pihak pasien adalah berupa kekuatan dirinya dan kesungguhan
bergantung kepada Allah, serta keyakinannya yang pasti bahwa Al-Quran itu memang
penyembuh sekaligus rahmat bagi orang-orang yang beriman dan taawwudz yang benar
yang sesuai antara hati dan lisan, maka yang demikian itu merupakan suatu bentuk
perlawanan terhadap penyakit. Dan seseorang yang melakukan perlawanan tidak akan
memperoleh kemenangan dari musuh kecuali dengan dua hal, yaitu :
Pertama : Keadaan senjata yang dipergunakan haruslah benar, bagus dan kedua tangan
yang menggunakannya pun harus kuat. Jika salah satu dari keduanya hilang, maka
senjata itu tidak banyak berarti, apalagi jika kedua hal di atas tidak ada, yaitu, hatinya
kosong dari tauhid, tawakkal, takwa, tawajjuh (menghadap, bergantung sepenuhnya
kepada
Allah)
dan
tidak
memiliki
senjata.
Kedua : Dari pihak yang mengobati dengan Al-Quran dan As-Sunnah juga harus
memenuhi kedua hal di atas [9]. Oleh karena itu, Ibnut Tiin rahimahullah berkata :
Ruqyah dengan menggunakan beberapa kalimat taawwudz dan juga yang lainnya dari
Nama-Nama Allah adalah pengobatan rohani. Jika dilakukan oleh lisan orang-orang yang
baik, maka dengan izin Allah Subhanahu wa Taala kesembuhan tersebut akan terwujud
[10]

Para ulama telah sepakat membolehkan ruqyah dengan tiga syarat, yaitu : [11]
[1]. Ruqyah itu dengan menggunakan firman Allah Subhanahu wa Taala, atau Asma dan
sifat-Nya,
atau
sabda
Rasulullah
Shallallahu
alaihi
wa
sallam
[2]. Ruqyah itu boleh diucapkan dalam bahasa Arab atau bahasa lain yang difahami
maknanya.
[3]. Harus diyakini bahwa bukanlah dzat ruqyah itu sendiri yang memberikan pengaruh,
tetapi yang memberi pengaruh itu adalah kekuasaan Allah Subhanahu wa Taala,
sedangkan
ruqyah
hanya
merupakan
salah
satu
sebab
saja.
[12]
[Disalin dari buku Doa & Wirid Mengobati Guna-Guna Dan Sihir Menurut Al-Quran
Dan As-Sunnah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam AsySyafii,
Cetakan
Keenam
Dzulhijjah
1426H/Januari
2006M]
Jimat-Jimat

Oleh
Syaikh

Yang

Abdul

Aziz

Terlarang

bin

Abdullah

bin

Baz

Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Apa yang dimaksud dengan Tamimah
(jimat) yang mengandung unsur syirik? Dan apakah orang yang menggantungkan jimat
tersebut berarti dia orang musyrik yang jenazahnya tidak boleh dishalati?
Jawaban
Tamimah (jimat) yang dilarang adalah jimat-jimat yang digantungkan di leher anak kecil
dan orang yang sedang sakit atau selain mereka yang berupa mutiara atau merjan atau
tali (rantai) atau paku atau tulang dan lain-lain. Perbuatan ini biasaa dilakukan di zaman
jahiliyah. Menurut pendapat yang shahih dari para ulama, menggantungkan ayat-ayat AlQuran atau doa-doa yang syari adalah termasuk jimat yang dilarang, berdasarkan
keumuman hadits-hadits yang menunjukkan bahwa hal itu haram dan terlarang. Diantara
hadits-hadits tersebut adalah sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
Sesungguhnya
Dan

jampi-jampi,

sabda

beliau

jimat-jimat
Shallallahu

dan

pengasihan

adalah

syirik

alaihi

wa

sallam

Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka Allah tidak akan menolongnya dan
barangsiapa yang menggantungkan pengasihan maka Allah akan menggagalkannya [HR
Ahmad]
Dalam

riwayat

lain

beliau

Shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda.

Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka dia telah berbuat syirik [HR Ahmad]
Dan beliau juga pernah melihat seorang laki-laki yang memakai gelang dari kuningan di
tangannya
lalu
beliau
bertanya
kepada
orang
itu.
Apa ini? Orang itu menjawab : Sesuatu yang bisa menundukkan (melemahkan) orang
lain. Lalu beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Lepaskan gelang-gelang itu!
Sesungguhnya itu hanya akan menambah kelemahanmu. Jika engkau mati dan engkau
masih memakai gelang itu maka engkau tidak akan bahagia selama-lamanya.
Dan hadits-hadits lain yang semakna dengan hadits di atas, semuanya menunjukkan
tentang haramnya menggantungkan jimat-jimat yang terbuat dari apapun. Semua itu
termasuk perkara yang haram dan syirik. Tapi bukan termasuk syirik besar apabila dia
tidak meyakini bahwa jimat-jimat tersebut bisa menolak bahaya tanpa kehendak Allah.
Apabila dia meyakini bahwa jimat-jimat tersebut bisa menolak bahaya tanpa kehendak
Allah, maka dia telah jatuh ke dalam syirik besar (keluar dari Islam).
Adapun orang yang menggantungkan jimat-jimat dan dia hanya meyakini bahwa jimatjimat tersebut hanya sebagai sebab untuk menolak penyakit atau mengusir jin dan lainlain maka keyakinan seperti ini adalah haram dan syirik, tapi tidak termasuk syirik besar.
Yang dimaksud dengan ruqyah (jampi-jampi) yang dilarang adalah ruqyah yang
memakai bahasa yang tidak diketahui maksudnya atau kalimat yang mengandung
perkataan haram. Adapun jika ruqyah tersebut memakai kalimat-kalimat yang bisa
dipahami dan tidak bertentangan dengan syariat Islam, seperti dengan memakai ayatayat Al-Quran dan doa-doa dari Nabi atau doa-doa yang tidak diharamkan syariat,
maka ini dibolehkan. Dengan syarat orang yang meruqyah dan orang yang diruqyah
tidak menggantungkan dirinya dengan ruqyah tersebut, tetapi hendaknya menyandarkan
dan memasrahkan hasilnya hanya kepada Allah. Sebab ruqyah-ruqyah tersebut hanya
sebagai perantara. Adapun hasil dan kesembuhannya hanyalah ada di tangan Allah.
Sebab
tidak
ada
kesembuhan
kecuali
kesembuhan
dari
Allah.
Sedangkan yang dimaksud dengan tilawah (pengasihan) adalah satu jenis diantara jenisjenis sihir yang bisa membikin seseorang cinta kepada lawan jenisnya dan sebaliknya.
Dan semua jenis sihir hukumnya haram, bahkan bisa jatuh kedalam syirik hal ini
berdasarkan ayat-ayat dan hadits-hadits yang menunjukkan tentang haramnya sihir dan
bahwa sihir-sihir tersebut bisa menyebabkan syirik besar. Dan Allah-lah yang berhak
memberi
taufik.
[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Tsani, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin
Baz, Eidisi Indonesia Fatawa bin Baaz, Penerjemah Abu Umar Abdillah, Penerbit AtTibyan

Solo]
Syarat

Oleh
Ustadz

Pengobatan

Dr

Muhammad

Yang

Arifin

bin

Manjur

Badri

MA

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi


Muhammad,
keluarga
dan
sahabatnya.
Suatu

ketika

Rasulullah

Shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda.


Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan telah menurunkan untuknya
obat, hal itu diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang
yang
tidak
mengetahuinya
[1]
Agar suatu pengobatan manjur dan mendatangkan hasil, kita harus mengindahkan
beberapa persyaratan. Dan berikut ini akan saya paparkan dua syarat utama bagi
pengobatan
yang
manjur.
SYARAT
PERTAMA
:
PENGOBATAN
TEPAT
Agar obat yang anda gunakan benar-benar berguna dan manjur, sehingga penyakit yang
anda
derita
sembuh,
pengobatan
anda
harus
tepat.

Tepat
ketika
mendiagnosis
penyakit
yang
anda
derita

Tepat
memilih
obat

Tepat
dalam
dosis
obat

Tepat
waktu
penggunaan
Tepat dengan menghindari berbagai pantangan dan hal lain yang menghambat kerja
obat.
Bila anda melakukan kesalahan pada satu dari hal-hal tersebut maka sangat
dimungkinkan pengobatan yang anda lakukan tidak akan mendatangkan hasil
sebagaimana
diharapkan.
Demikianlah sebagian dari pelajaran yang dapat kita petik dari hadits Nabi Shallallahu
alaihi
wa
sallam
berikut.

)

(
Dari sahabat Jabir Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
beliau bersabda, Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat
obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izzin Allah Azza wa Jalla [HR
Muslim]
Ibnul Qayim rahimahullah, mengomentari hadits ini dengan berkata, Pada hadits Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam mengaitkan kesembuhan dengan ketepatan (kecocokan)
obat dengan penyakit. Sebab, tidak ada satu makhlukpun melainkan memiliki lawannya.
Dan setiap penyakit pasti memiliki obat yang menjadi penawarnya, yang dengannya
penyakit itu diobati. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengaitkan kesembuhan dengan
ketepatan dalam pengobatan. Ketepatan ini merupakan hal yang lebih dari sekedar ada
atau tidak adanya obat (bagi suatu penyakit, pen) karena obat suatu penyakit bila
melebihi kadar penyakit, baik pada metode penggunaan atau dosis yang semestinya akan

berubah menjadi penyakit baru. Bila metode penggunaan atau dosis kurang dari yang
semestinya, maka tidak akan mampu melawan penyakit, sehingga penyembuhannya pun
tidak sempurna. Bila seorang dokter salah dalam memilih obat, atau obat yang ia
gunakan tidak tepat sasaran, maka kesembuhan tak kan kunjung tiba. Bila waktu
pengobatan dilakukan tidak tepat dengan obat tersebut, niscaya obat tidak akan berguna.
Bila badan pasien tidak cocok dengan obat tersebut atau fisiknya tidak mampu menerima
obat tersebut atau ada penghalang yang menghalangi kerja obat tersebut, niscaya
kesembuhan tak kan kunjung tiba. Semua itu dikarenakan ketidaktepatan dalam
pengobatan. Bila pengobatan tepat dalam segala aspeknya, pasti dengan izin Allahkesembuhan akan diperoleh. Inilah penafsiran terbaik bagi hadits di atas. [2]
Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah mengatakan yang senada dengan ucapan Ibnul
Qayyim, Pada hadits riwayat sahabat Jabir Radhiyallahu anhu terdapat isyarat bahwa
kesembuhan tergantung pada ketepatan dan izin Allah. Yang demikian itu dikarenakan
suatu obat kadang kala melebihi batas baik dalam metode penggunaan atau dosisnya,
sehingga obat tersebut tidak manjur, bahkan dimungkinkan obat itu malah menimbulkan
penyakit
baru.[3]
SYARAT
KEDUA
:
IZIN
ALLAH
Sebagai seorang muslim anda pasti beriman kepada takdir Allah. Anda mempercayai
bahwa segala sesuatu di dunia ini terjadi atas kehendak dan ketentuan dari Allah Taala.

Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut takdir (ketentuan) [AlQomar
:
49]
Dan

Rasulullah

Shallallahu

alaihi

wa

sallam

bersabda.

( )
Segala sesuatu (terjadi) atas takdir (ketentuan dan kehendak), hingga rasa malas dan
semangat
pun
(terjadi
atas
takdir)
[HR
Muslim]
Kehendak dan ketentuan Allah ini mencakup segala sesuatu, tidak terkecuali penyakit
dan kesembuhan yang menimpa manusia. Oleh karenanya, Nabi Ibrahim Alaihissallam
berkata
sebagaimana
dikisahkan
dalam
Al-Quran.

Dan bila aku sakit, maka Dialah Yang menyembuhkan. [Asy-Syuara : 80]
Dahulu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bila ada salah seorang dari anggota
keluarganya yang menderita sakit, atau ketika menjenguk orang yang sedang sakit, beliau
mengusapnya
dengan
tangan
kanannya,
sambil
berdoa.


Ya Allah, Rabb seluruh manusia, sirnakanlah keluhan, sembuhkanlah dia, sedangkan
Engkau Dzat Penyembuh, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu,

kesembuhan

yang

tiada

menyisakan

penyakit

[Muttafaqun

alaih]

Oleh karenanya, pada hadits Jabir Radhiyallahu anhu di atas, selain mengaitkan
kesembuhan dengan ketepatan dalam pengobatan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam
juga
mengaitkannya
dengan
kehendak
Allah.
Bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan
izin
Allah
Azza
wa
Jalla.
Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata, Dan pada sabda Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam.

Yang

menurunkan

obat

adalah

(Dzat)

yang

menurunkan

penyakit

[4]

Terdapat dalil (yang menjelaskan) bahwa kesembuhan, tidak ada seorang pun yang
mampu menyegerakan kedatangannya, dan tidak seorang pun yang mengetahui waktu
kedatangannya. Sungguh aku telah menyaksikan sebagian dokter (tabib) yang berusaha
mengobati dua orang yang ia anggap menderita penyakit yang sama. Keduanya ditimpa
penyakit pada waktu yang sama, umur yang sama, berasal dari negeri yang sama, bahkan
kadangkala mereka adalah dua orang saudara kembar, dan makanan mereka pun sama.
Sebab itu, dokter tersebut mengobati keduanya dengan obat yang sama. Akan tetapi,
salah satunya sembuh, sedangkan yang lain malah mati atau penyakitnya
berkepanjangan. Orang kedua itu baru sembuh setelah sekian lama, yaitu tiba waktu yang
telah
Allah
tentukan
kesembuhannya.
[5]
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata, Di antara pelajaran yang terkandung
dalam
sabda
Nabi
Shallallahu
alaihi
wa
sallam.

Obat itu diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang
tidak
mengetahuinya
(Di antara pelajaran tersebut ialah) apa yang dialami oleh sebagian pasien. Ia berobat dari
suatu penyakit dengan suatu obat lalu ia sembuh. Kemudian pada lain waktu ia ditimpa
oleh penyakit yang sama, lalu ia pun berobat dengan obat yang sama, tetapi obat itu tidak
manjur. Penyebab terjadinya hal semacam ini adalah kebodohannya (ketidaktahuannya)
tentang sebagian karakter obat tersebut. Mungkin saja ada dua penyakit yang serupa,
sedangkan salah satunya terdiri dari beberapa penyebab (penyakit/komplikasi), sehingga
tidak dapat diobati dengan obat yang telah terbukti manjur untuk mengobati penyakit
yang tidak komplikasi, di sinilah letak kesalahannya. Dan kadang kala kedua penyakit
tersebut sama, tetapi Allah menghendaki untuk tidak sembuh, maka obat itu pun tidak
manjur, dan saat itulah runtuh keangkuhan para tabib (dokter).[6]
Penjelasan diatas membantah praduga atau pemahaman sebagian orang bahwa bila suatu
hal telah dinyatakan sebagai obat bagi suatu penyakit maka harus pasti manjur dan
penyakit sirna. Atau, apabila imunisasi terhadap suatu penyakit telah diberikan maka
anak kita pasti kebal dan terhindar dari penyakit tersebut. Sadarlah wahai saudaraku,

semua yang kita lakukan dan kita upayakan hanyalah sebatas usaha sedangkan Allah
yang
menentukan
dan
menakdirkan.
Dahulu
dinyatakan.

Bila

takdir

telah

datang

maka

sirnalah

kehati-hatian

Maksudnya, bila Allah telah menentukan suatu penyakit menimpa seseorang, atau bila
ajal telah datang maka berbagai upaya yang ditempuh manusia untuk menghindari tidak
lagi berguna, dan kehendak Allah lah yang pasti terjadi. Aqidah dan keyakinan ini tidak
boleh kita lupakan kapan pun kita berada, serta apa pun profesi kita. Kaitannya dengan
proses pengobatan setiap penyakit yang kita derita, maka dapat dirangkum dalam
beberapa
hal
berikut.
1. Hendaknya kita yakin, bahwa yang menciptakan penyakit adalah Allah, dan yang
menentukan bahwa penyakit tersebut menimpa kita adalah Allah. Kita tidak perlu
berkeluh kesah, kita menerima semuanya dengan lapang dada. Percayalah bahwa dibalik
penyakit tersebut pasti tersimpan beribu-ribu hikmah. Dengan cara ini, apapun yang kita
alami akan mendatangkan kebaikan bagi kita, baik di dunia ataupun di akhirat.






Sungguh mengherankan urusan seorang yang beriman, sesungguhnya segala urusannya
baik, dan hal itu tidaklah dimiliki melainkan oleh orang yang beriman. Bila ia ditimpa
kesenangan, ia bersyukur, maka kesenangan itu menjadi baik baginya. Dan bila ia
ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka kesusahan itu baik baginya [HR Muslim]
2. Hal selanjutnya yang hendaknya kita lakukan ialah memohon kesembuhan kepada
Allah, menumbuhkan keimanan dan keyakinan bahwa hanya Allah lah yang dapat
menyembuhkan penyakit kita. Oleh karenanya, Rasulullah Shallallahui alaihi wa sallam
mengajarkan
kepada
umatnya
doa

Ya Allah, Rabb seluruh manusia, sirnakanlah keluhan, sembuhkanlah dia, sedangkan
Engkaulah Penyembuh, tiada kesembuhan melainan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan
yang tiada menyisakan penyakit
Kita sering melupakan hal ini. Bahkan, sering kali doa menjadi upaya terakhir yang kita
lakukan dalam upaya penyembuhan, atau hanya kita lakukan bila tenaga medis telah
kesulitan, atau kita telah mengeluarkan banyak biaya sehingga rasa putus asa telah
menyelimuti sanubari dan mungkin juga- dengan penuh keraguan kita berdoa
memohon kesembuhan kepada Allah, sambil berkata, Siapa tahu doa kita dikabulkan.
Subhanallah, dengan tenaga medis kita optimis, akan tetapi dengan kekuasaan Allah kita
ragu, sehingga kita berkata Siapa tahu doa kita dikabulkan?
[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 08, Tahun ke-10/Rabi'ul Awal 1432 (Feb - 2011.
Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Mahad Al-Furqon Al-Islami, Alamat : Mahad AlFurqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]

Anda mungkin juga menyukai