Anda di halaman 1dari 20

Memenuhi

Janji
Kelompok 1 Agama Islam
XI DPIB 1
Nama
Kelompok
1. Dalisa Putri
2. Rahma Sa’diyyah
3. Dafa Zafira
4. Syaidah nur Hanafiah
5. Arina Maretra Putri
6. Deandra Anugrah Pratama
7. Erna Wati
8. M. Rafli Ambiya
1. MEMENUHI JANJI

a. Pengertian Memenuhi Janji


Janji menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ucapan yang
menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat Memenuhi
janji dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk melakukan atau
menuntaskan segala hal yang pernah dijanjikan kepada orang lain.
Kata lain dari memenuhi janji adalah menepati janji. Orang yang
memenuhi janji berarti orang yang sudah menepati semua yang
sudah dijanjikan. Lawan dari menepati janji adalah berkhianat
atau ingkar janji, yaitu tidak menepati apa yang sudah dijanjikan
kepada orang lain.
Memenuhi janji merupakan ciri-ciri atau bukti bahwasanya
seseorang itu beriman. Perilaku ini merupakan bagian dari akhlak
karimah yang menunjukkan keluhuran budi seseorang sekaligus
menjadi personal branding yang dapat mengantarkan seseorang
untuk mencapai kesuksesan hidup melalui usaha yang dilakukannya
Memenuhi janji juga dapat membuat orang lain, terutama orang
yang diberi janji, senang dan merasa hormat.
b. Perintah Memenuhi Janji
Memenuhi janji merupakan perilaku yang tidak hanya berkaitan
dengan sesama manusia, tetapi juga terhadap Allah Swt. Memenuhi
janji merupakan satu dari dua kriteria utama selain menunaikan
amanah yang menjadi tolok ukur kredibilitas keimanan seseorang.
Dalam Q.S. Al-Mu'minun/23: 8, Allah Swt. berfirman:
۸ :‫(" )والذين هم المتهم وعهدهم راعون والمؤمنون‬Sungguh, beruntung
pula) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka,"
(QS. Al-Mu'minun/23: 8)
Artinya:
Rasulullah Saw. adalah sosok yang harus menjadi panutan dalam memenuhi janji.
Beliau selalu melaksanakan apa yang telah dijanjikannya. Contohnya pada peristiwa
Perjanjian Hudaibiyah salah satu pasalnya berbunyi "Siapa saja yang datang dari
keluarga musyrik kepada Rasulullah Saw. tanpa izin keluarganya harus dikembalikan
ke Mekah. Namun, jika ada di antara kaum muslim yang berbalik dan mendatangi kaum
musyrik, ia tidak dikembalikan." Dikisahkan bahwa putra juru runding dari pihak kafir
Quraisy yang bernama Suhail sudah memeluk Islam. Karena perjanjian tersebut,
putra Suhail pun dikembalikan kepada keluarganya yang masih kafir. Dari kisah
tersebut, terlihat jelas ketegasan Rasulullah Saw. memiliki ketegasan dalam
memenuhi janji walaupun perjanjian tersebut dianggap tidak adil menurut sebagian
orang.
Sementara itu, sebagian umat Islam masih ada yang melanggar janjinya dan
menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang biasa, bukan hal yang berdosa.
Padahal memenuhi janji adalah sesuatu yang harus diutamakan. Seorang muslim
merupakan hamba Allah Swt. yang sudah memilih jalan hidupnya untuk taat pada
Allah Swt. dan rasul-Nya. Oleh karena itu, tidak selayaknya ia mengingkari janji.

Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Isra/17: 34:


.. ٣٤ : ‫ ) َو َأْو ُف وا ِباْلَع ْه ِد ِإَّن اْلَع ْه َد َك اَن َم ْس ُئواًل (االسراء‬... Artinya: don penuhilah janji (karena)
sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya."
(Q.S. Al-Isra'/17: 34)
ApabilaTidak memenuhi janji, dapat timbul berbagai dampak yang tidak diinginkan,
antara lain sebagai berikut.
1) Menghilangkan kepercayaan orang lain. Ada peribahasa yang berbunyi "Sekali
lancung ke ujian, seumur hidup tidak akan dipercaya." Artinya, sekali seseorang
berkhianat, selanjutnya ia akan sulit untuk dipercaya.
2) Membuat orang yang dijanjikan kesal dan marah karena boleh jadi orang yang
dijanjikan tersebut sudah memiliki rencana lain yang harus diselesaikan.
3) Dapat menimbulkan pertengkaran juga permusuhan mengatakan "tidak ar tidak
mudah atau sehingga dapat merusak silaturahmi dan hubungan sosial lainnya.
4) Dijauhi dan dikucilkan oleh sesama karena sudah membuat kecewa akibat adanya
kerugian yang dialami orang yang
5) Digolongkan ke dalam golongan orang munafik.
Ada beberapa dalil yang berisi perintah untuk selalu memenuhi janji selain yang sudah
disebutkan, di antaranya Q.S. Al-Maidah/5: 1:

‫ والم‬... ‫) يأيها الذين أمنوا أوفوا بالعقود‬1 :‫" المائدة‬Wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah janji-janji! ..." (Q.S. Al-Ma'idah/5: 1)

Artinya:

Ayat tersebut menjelaskan bahwa memenuhi janji merupakan salah satu kriteria
keimanan yang dimiliki oleh seorang muslim. Dengan demikian, seorang muslim yang
tidak dapat memenuhi janji dapat dikatakan belum memiliki iman yang utuh. Janji
dalam hal kebaikan harus segera ditepati dengan benar dan maksimal. Namun, lain
hatnya dengan janji untuk melakukan dosa atau maksiat. Hal tersebut harus
dihindari.
Ada beberapa dalil yang berisi perintah untuk selalu memenuhi janji selain yang sudah
disebutkan, di antaranya Q.S. Al-Maidah/5: 1:

‫ والم‬... ‫) يأيها الذين أمنوا أوفوا بالعقود‬1 :‫" المائدة‬Wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah janji-janji! ..." (Q.S. Al-Ma'idah/5: 1)

Artinya:

Ayat tersebut menjelaskan bahwa memenuhi janji merupakan salah satu kriteria
keimanan yang dimiliki oleh seorang muslim. Dengan demikian, seorang muslim yang
tidak dapat memenuhi janji dapat dikatakan belum memiliki iman yang utuh. Janji
dalam hal kebaikan harus segera ditepati dengan benar dan maksimal. Namun, lain
hatnya dengan janji untuk melakukan dosa atau maksiat. Hal tersebut harus
dihindari.
Rasulullah Saw. menggolongkan orang-orang yang tidak memenuhi janji ke dalam kelompok orang
munafik sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut.

‫َحَّد َثَنا َق ِبيَص ُة بن ُع ْق َبَة َق اَل َحَّد َثَنا ُس ْف َي اُن َع ِن اَأْلْع َم ِش َع ْن َع ْب ِد ِهَّللا ْبِن ُم َّرَة َع ْن َم ْس ُروق َع ْن َع ْب ِد ِهللا ْبِن َع ْم ٍرو َأَّن الَّنِبي‬
‫َأ‬
‫َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم َق اَل ْر َبْع َم ْن ُكْن ِفيِه َك اَن ُم َناِف ًق ا َخاِلًص ا َوَم ْن َك اَنْت ِفيِه َخْص َلٌة ِم ْن ُه َّن َك اَنْت ِفيِه َخْص َلٌة ِم َن الِّنَف اِق‬
‫ (رواه البخاري‬. ‫ َخاَص َم َف َجَر َتاَبَع ُه ُش ْع َبُة َع ِن اَأْلْع َم ِش‬. ‫)َحَّتى َيَدَع َه ا ِإَذ ا اْؤُتِم َن َخاَن َو ِإَذ ا َحَّد َث َك َذ َب َو ِإَذ ا َع اَهَد َغ َد َر َو ِإَذ ا‬

Artinya:

"Telah menceritakan kepada kami Qabishah bin 'Uqbah, dia berkata, telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari al-A'masy dari Abdullah bin Murrah dari Masruq dari Abdullah bin 'Amru bahwa Nabi saw.
bersabda: "Empat hal apabila ada pada seseorang maka dia adalah seorang munafik murni/sejati dan
barang siapa yang terdapat pada dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya
terdapat sifat kemunafikan hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika
berbicara dia dusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika berseteru dia curang." Hadis ini
diriwayatkan pula oleh Syu'bah dari al-A'masy." (H.R. Bukhari)
Begitu juga Allah Swt. menegaskan bahwa orang yang senang mengumbar
janji-janji kosong atau tidak memenuhi janji, orang tersebut telah
melakukan dosa besar sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. As-Saff/61: 2-3:

)۳( ‫) َك ُبَر َم ْق ًت ا ِع نَد ِهللا َأن َتُق وُلوا ما ال َتْف َع ُلوَن‬۲( ‫ليها الذين آَم ُنوا ِلم َتُق وُلوَن َم ا ال َتْف َع ُلوَن‬
٣-٢ :‫)(الصف‬

Artinya:

"(2) Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu


yang tidak kamu kerjakan? (3) Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan." (Q.S. As-Saff/61: 2-3)
c. Macam-macam bentuk janji yang harus dipenuhi Secara garis besar janji
terbagi dalam tiga kelompok, yaitu:

1) Janji kepada Allah Swt. yang berupa ikrar atau pengakuan sebagai
seorang muslim atas keesaan-Nya. Contohnya, mengucapkan syahadat, Q.S.
Al-Fatihah/1: 4, dan membaca doa iftitah. Selain itu, bentuk janji kepada
Allah Swt. juga bisa berupa jawaban mengiyakan sebagaimana dalam Q.S. Al-
A'raf/7: 172 yang artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari
tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil
kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), "Bukankah
Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi." (Kami melakukannya) agar pada Hari Kiamat kamu (tidak)
mengatakan, "Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini."
2) Janji yang diucapkan kepada diri sendiri, misalnya berupa sebuah tekad
yang diungkapkan untuk menyemangati diri dalam memperbanyak amal saleh.
Contohnya, berjanji akan belajar tekun dan berjanji akan selalu salat
tepat waktu.
3) Terjalinnya hubungan yang baik dengan memperbesar kepercayaan orang
lain sehingga akan memperluas kebaikan antarsesama manusia untuk
kemaslahatan dunia.
4) Menjadi penyebab terhapusnya dosa dan memperoleh surga-Nya.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah/2: 40 yang artinya: "... Dan
penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji- Ku kepadamu. Hanya
kepada-Ku hendaknya kamu takut."
5) Menjadi pribadi yang memiliki wibawa, tidak mudah
dilecehkan oleh sesama dan akan mendatangkan
prasangka baik dari orang lain.
6) Terbebas dari semua tuntutan
pertanggungjawaban, baik di dunia maupun di
akhirat, karena janji adalah utang dan utang harus
dibayar sampai kapan pun.
e. Contoh perilaku sosok yang memenuhi janji

Memenuhi atau menepati janji merupakan jati diri


setiap muslim yang dapat mengantarkan pada
kedudukan yang terpuji. Sikap menepati janji hanya
akan tumbuh dan terpelihara jika melaksanakan
semua komitmen sebagai hamba Allah Swt.
Adapun contoh perilaku orang yang memenuhi janji, di antaranya:

1) Melaksanakan perjanjian yang sudah disepakati dengan sebaik


mungkin karena jika tidak, kepercayaan orang lain terhadap kita
akan hilang.
2) Memenuhi janji-janji yang pernah diutarakan, karena janji
adalah utang.
3) Tidak mengkhianati teman seperjuangan dan menjadikan nilai-
nilai menepati janji sebagai prinsip hidup.
Adapun contoh perilaku orang yang memenuhi janji, di antaranya:

1) Melaksanakan perjanjian yang sudah disepakati dengan sebaik


mungkin karena jika tidak, kepercayaan orang lain terhadap kita
akan hilang.
2) Memenuhi janji-janji yang pernah diutarakan, karena janji
adalah utang.
3) Tidak mengkhianati teman seperjuangan dan menjadikan nilai-
nilai menepati janji sebagai prinsip hidup.
2. MENSYUKURI
NIKMAT

a. Pengertian syukur nikmat

Secara bahasa, kata syukur berasal dari bahasa Arab, yakni syakara-yasykuru-
syukran artinya 'pujian atas sesuatu' dan 'penuhnya sesuatu. Orang yang pandai
mensyukuri nikmat disebut asy-syakur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia makna
mensyukuri adalah mengucapkan terima kasih kepada Allah Swt., sedangkan nikmat
adalah segala kesenangan, baik lahir maupun batin, yang dirasakan seseorang.
Mensyukuri nikmat berarti ungkapan berupa sikap perbuatan dan pengakuan atas
kesenangan lahir maupun batin yang dirasakan seseorang, lalu memanfaatkan nikmat
tersebut sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan Allah Swt. Pengertian
nikmat itu sendiri adalah anugerah yang diberikan oleh Allah Swt. berupa kebahagiaan
dan kelezatan.
b. Perintah mensyukuri nikmat

Bersyukur sesungguhnya dilakukan hanya kepada Allah Swt semata


karena semua nikmat pada hakikatnya datangnya dari Allah Swt.
Nikmat yang dianugerahkan oleh Allah Swt. kepada manusia tidak
terhingga jumlahnya. Di antara nikmat tersebut ada nikmat
jasmani, nikmat rohani, dan nikmat sehat. Adapun nikmat yang
terbesar bagi seorang muslim adalah nikmat iman.

Anda mungkin juga menyukai