Sejarah penemuan biogas tersebar di benua Eropa. Volta (tahun 1770) menemukan
gas yang dikeluarkan rawa-rawa, beberapa dekade kemudian Avogadro
mengidentifikasi tentang gas metana. Pada tahun 1884 Louis Pasteur melakukan
penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Louis Pasteur
menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. Selain itu Becham (1868) dan
Tappeiner (1882) adalah orang pertama yang memperlihatkan asal mikroorganisme
dari pembentukan gas metan.
Komposisi Biogas
Biogas yang terbentuk mengandung gas metan (CH4) dalam persentase
yang cukup tinggi.
Aktifitas enzim sangat dipengaruhi oleh pH, Mikroba anaerobik umumnya beraktifitas
pada pH optimum antara 6 7,5. Rentang pH yang cukup sempit dapat dikontrol oleh
VS merupakan bahan makanan untuk proses hidrolisis dan pembentukan asam secara
anaerob. Hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen yang terdapat dalam bahan
bahan organik ditunjukkan dengan istilah rasio karbon/nitrogen. Rentang rasio C/N
antara lain 20-30 merupakan rentang optimum untuk proses penguraian anaerob.
Potensi biogas dari berbagai kotoran dan Potensi
biogas dari berbagai limbah pertanian
Jenis Limbah Pertanian Kandungan
Jenis Kotoran Produksi gas per
Metana (%)
kg kotoran (m3)
Bagas apel 50 57
Sapi dan kerbau 0,023 0,040
Eceng gondok 52 76
Babi 0,040 0,059
Kentang 51,5
Ayam 0,065 0,116 Bagas tebu 60 80
-limbah pertanian,
-sampah rumah tangga,
-kotoran ternak,
- gulma air (eceng gondok),
-tinja,
-limbah pengolahan kelapa sawit,
-limbah peternakan,
-limbah pemotongan hewan dan
-sisa sayur-sayuran,
masih banyak lagi.
-sampah pasar,
1. Biogas dari Limbah Peternakan Sapi
Limbah peternakan seperti feses, urin serta sisa pakan ternak sapi ; salah satu
sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas.
Hasil biogas rata-rata dari 3 5 ekor sapi (bobot 450 kg) setara dengan 1-2 liter
minyak tanah/hari (Deptan, 2006).
Keuntungan:
1. Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air, tanah dan pencemaran
udara (bau)
2. Memanfaatkan limbah ternah sebagai bahan bakar biogas atau energy
alternatif untuk keperluaan rumah tangga
3. Meningkatkan kesejahteraan peternak
4. Kemungkinan dimanfaatkannya biogas menjadi energy listrik untuk
diterapkan dilokasi yang masih belum memiliki akses listrik
Menurut Sulaeman (2008), terdapat 10 faktor yang dapat mempengaruhi
optimasi pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas yaitu:
1. Ketersediaan ternak
2. Kepemilikan ternak
3. Pola pemeliharaan ternak
4. Ketersediaan lahan
5. Tenaga kerja
6. Manajemen limbah/kotoran
7. Kebutuhan energy
8. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)
9. Pengolahan hasil sampingan biogas
10. Sarana pendukung
Biogas dari Sampah Organik
Yang mempengaruhi biogas dari sampah prganik antara lain:
- Pada kelembapan sampah yang lebih tinggi (75%) gas metana (CH4) lebih
mudah terbentuk.
Jerami padi merupakan produk sisa hasil pertanian yang jumlahnya melimpah.
Namun pemanfaatan jerami masih terbatas, usaha untuk meningkatkan nilai
guna jerami yaitu dengan memfermentasikannya secara anaerob untuk tujuan
menghasilkan biogas. Suatu penelitian telah dilakukan untuk menentukan rasio
optimum jerami padi dan kotoran kerbau untuk memproduksi biogas dalam
reactor batch. Rasio komposisi jerami padi dan kotoran kerbau yang diuji
adalah 1:3, 1:1 dan 3:1. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju produksi biogas
optimum dihasilkan pada rasio 3:1, yaitu 6,5 ml/jam dengan komposisi CH4 =
59,6% dan CO2 = 30,2% dengan waktu fermentasi 30-40 hari.
Jenis-jenis Alat Pencerna (Reaktor)
Ada beberapa jenis alat pencerna biogas yang dikembangkan diantaranya adalah jenis
kubah, jenis drum, dan jenis balon.
Pada reactor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material
biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri
pembentuk gas metana bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan
batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karena menahan gas agar tidak
terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap karena bentuknya menyerupai
kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang
dihasilkan akan mengalir dan disimpan dibagian kubah.
Keuntungan :
- biaya konstruksi lebih murah,
- perawatannya lebih mudah.
Kerugian:
Sering kali terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi
tetapnya.
2. Reaktor Jenis Drum