Anda di halaman 1dari 29

Teknologi Pengolahan Limbah

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK HASIL


PERTANIAN MENJADI SUMBER BIOGAS
Kelompok 4
Niluh Putu Sri Ardiyani (15031105019)
Siti Mutia Tueno (15031105030)
Sergio
Revel
Dady
Limbah Organik
Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara
sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob. Limbah
organik mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran, kotoran
ternak, daun-daunan kering, potongan-potongan kayu, dan
sebagainya.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar

minyak, maka perlu dikembangkan sumber energy

alternatif yang dapat menjadi pilihan masyarakat. Contoh

sumber energy alternatif yang tidak membutuhkan cara

dan teknologi yang rumit yaitu biogas.


Biogas sebagai sumber bahan bakar alternatif mudah dibuat,
murah, ramah lingkungan, dan mendatangkan manfaat lain
selain sebagai sumber energi.

Biogas atau gasbio adalah gas yang dihasilkan dari proses


fermentasi anaerobic oleh mikroorganisme dari bahan organic.

Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organic oleh


mikroorganisme anaerobik. Proses ini melibatkan interaksi
kompleks dari sejumlah bakteri yang berbeda diantaranya
bakteri Methanobacterium, dan Methanobacillus.
Biogas
Biogas merupakan renewable energy yang dapat dijadikan bahan bakar alternatif
untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperi minyak tanah dan gas
alam (Houdkova et.al., 2008).

Sejarah penemuan biogas tersebar di benua Eropa. Volta (tahun 1770) menemukan
gas yang dikeluarkan rawa-rawa, beberapa dekade kemudian Avogadro
mengidentifikasi tentang gas metana. Pada tahun 1884 Louis Pasteur melakukan
penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Louis Pasteur
menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini. Selain itu Becham (1868) dan
Tappeiner (1882) adalah orang pertama yang memperlihatkan asal mikroorganisme
dari pembentukan gas metan.
Komposisi Biogas
Biogas yang terbentuk mengandung gas metan (CH4) dalam persentase
yang cukup tinggi.

Komponen penyusun biogas

Jenis Gas Persentase


Metan (CH4) 50 75 %
Karbondioksida (CO2 ) 30 40 %
Hydrogen (H2) 5 10 %
Air (H2O) 12%
Hydrogen sulfide (H2S) Sedikit sekali
Pembentukan Biogas
Proses pembentukan biogas melibatkan reaksi reaksi yang kompleks. Secara garis besar
reaksi anaerob pembentukan biogas dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu hidrolisis,
asidogenik, dan metagenik.
1. Hidrolisis
Pada tahap ini bahan organik seperti karbohidrat, lipid dan protein didegradasi oleh
mikroba hidrolitik menjadi senyawa terlarut seperti asam karboksilat, asam keto, asam
hidro, keton, alcohol, gula sederhana, asam amino, H2 dan CO2 .
2. Asidogenesis
Senyawa terlarut hasil hidrolisis diubah menjadi asam lemak rantai pendek, yang biasanya
asam asetat dan asam format oleh mikroorganisme asidogenik.
3. Metanogenesis
Pada tahap ini asam asetat dikonversi menjadi metana (CH4); pembentukan metana dari H2
dan CO2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses
Anaerobik
1.Komponen Nutrien
Parameter penting: karbohidrat, protein dan lemak dikonversi menjadi asam-asam teruapkan dan
metana.
2. Kandungan Oksigen Terlarut
Kandungan oksigen terlalur tinggi dalam digester anaerob dapat menghambat seluruh tahapan
anaerob yang meliputi hidrolitik, asetogenik, dan metanogenik.
3. Temperatur
Umumnya digester anaerob beroperasi pada temperature mesofil yaitu 20 45 oC. kondisi mesofil
dipilih karena mikroba-mikroba dialam lebih banyak yang bersifat mesofil. temperatur harus tetap
seragam diseluruh bagian tangki. Jika terjadi variasi temperature, maka akan menghambat atau
menonaktifkan bakteri anaerob tertentu termasuk bakteri metanogen yang memiliki rentang
adaptasi temperatur yang sangat sempit.
4. pH

Aktifitas enzim sangat dipengaruhi oleh pH, Mikroba anaerobik umumnya beraktifitas

pada pH optimum antara 6 7,5. Rentang pH yang cukup sempit dapat dikontrol oleh

buffer alami berupa ammonium (NH+4) dan bikarbonat (HCO-3).

5. Konsentrasi VS (volatile solids)

VS merupakan bahan makanan untuk proses hidrolisis dan pembentukan asam secara

anaerob. Hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen yang terdapat dalam bahan

bahan organik ditunjukkan dengan istilah rasio karbon/nitrogen. Rentang rasio C/N

antara lain 20-30 merupakan rentang optimum untuk proses penguraian anaerob.
Potensi biogas dari berbagai kotoran dan Potensi
biogas dari berbagai limbah pertanian
Jenis Limbah Pertanian Kandungan
Jenis Kotoran Produksi gas per
Metana (%)
kg kotoran (m3)
Bagas apel 50 57
Sapi dan kerbau 0,023 0,040
Eceng gondok 52 76
Babi 0,040 0,059
Kentang 51,5
Ayam 0,065 0,116 Bagas tebu 60 80

Manusia 0,020 0,028 Kulit jeruk 50 55


Singkong 51 56
BAHAN BAKU UNTUK MEMBUAT BIOGAS

-limbah pertanian,
-sampah rumah tangga,
-kotoran ternak,
- gulma air (eceng gondok),
-tinja,
-limbah pengolahan kelapa sawit,
-limbah peternakan,
-limbah pemotongan hewan dan
-sisa sayur-sayuran,
masih banyak lagi.
-sampah pasar,
1. Biogas dari Limbah Peternakan Sapi
Limbah peternakan seperti feses, urin serta sisa pakan ternak sapi ; salah satu
sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas.
Hasil biogas rata-rata dari 3 5 ekor sapi (bobot 450 kg) setara dengan 1-2 liter
minyak tanah/hari (Deptan, 2006).
Keuntungan:
1. Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air, tanah dan pencemaran
udara (bau)
2. Memanfaatkan limbah ternah sebagai bahan bakar biogas atau energy
alternatif untuk keperluaan rumah tangga
3. Meningkatkan kesejahteraan peternak
4. Kemungkinan dimanfaatkannya biogas menjadi energy listrik untuk
diterapkan dilokasi yang masih belum memiliki akses listrik
Menurut Sulaeman (2008), terdapat 10 faktor yang dapat mempengaruhi
optimasi pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas yaitu:
1. Ketersediaan ternak
2. Kepemilikan ternak
3. Pola pemeliharaan ternak
4. Ketersediaan lahan
5. Tenaga kerja
6. Manajemen limbah/kotoran
7. Kebutuhan energy
8. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)
9. Pengolahan hasil sampingan biogas
10. Sarana pendukung
Biogas dari Sampah Organik
Yang mempengaruhi biogas dari sampah prganik antara lain:

- Pada kelembapan sampah yang lebih tinggi (75%) gas metana (CH4) lebih
mudah terbentuk.

- Jenis sampah mempengaruhi kecepatan proses pembentukan gas metana.


Sampah segar memerlukan waktu yang sangat panjang untuk membentuk gas
metana dibandingkan sampah yang telah berumur lebih tua (>6 bulan).

- Resirkulasi lindi ke dalam media sampah dapat mempertahankan kelembapan


sampah serta menambah produksi gas.
Gabungan ketigakondisitersebutmemberikanhasilwakturetensi
minimum ( ) = 39 haridanproduksigasbio = 3,60 l/kg.
Penambahanlumpurtangkiseptikpadasampahsertaresirkulasilindikedala
msampahmemberikanhasilwakturetensi minimum ( ) = 68
haridanproduksigasbiosebesar 9,909 l/kg.
Biogas dari Eceng Gondok
Eceng Gondok (EG) (Eichhornia crassipes) adalah gulma (tanaman
pengganggu) bagi perairan, EG dapat mengikat logam berat dalam air.
Perkembangan EG sangat cepat bila dibiarkan maka waduk atau perairan
akan menjadi dangkal karena sedimentasi.

Di satu sisi, EG dimusuhi pengelola perairan terutama waduk. Tapi disisi


lain banyak pula manfaanya. Selain untuk campuran pakan ternak, EG juga
bisa dijadikan bahan kerajinan hand made seperti sandal, tas dll.
Pada awalnya EG dicacah kecil sekitar 1 cm. Lalu dimasukkan ke dalam
drum modifikasi. Lalu tambahkan air (1:1). Setelah itu diamkan
selama seminggu. kemudian, keluarkan oksigen melalui kran yang ada
diatas drum modifikasi. Setelah dirasa cukup, untuk mengetes apakah
ada gas atau tidak, silahkan nyalakan korek api didepan kran. Jika
menyala, segera salurkan gas tersebut ke plastik/drum penampung
gas. Kemudian gas dapat disalurkan ke kompor.
Sebagai gambaran eceng gondok sebesar 200 kg dapat menghasilkan
biogas cukup untuk seminggu, dengan pemakaian 1,5 jam per hari.
Selain itu, biogas ini sama sekali tidak menimbulkan efek samping
(seperti bau). Bahkan kebocoran gas eceng gondok sangat kecil
kemungkinannya terjadi.
Biogas dari Ampas Tahu
Ampas tahu dan sampah rumah tangga yang mudah diperoleh
dan dapat menghasilkan biogas dengan kuantitas dan kualitas
lebih baik daripada kotoran ternak.
Dari 4,2 liter larutan limbah dapat menghasilkan 420,01 liter
biogas. Dengan jumlah larutan lebih sedikit, biogas yang
dihasilkan ampas tahu dan limbah organik hasilnya lebih besar.
Sutaryo, juga menjelaskan sebelum penggunaan ampas tahu
dan limbah organik, kotoran hewan tetap dibutuhkan terutama
sebagai pemicu awal.
Biogas dari Jerami Padi

Jerami padi merupakan produk sisa hasil pertanian yang jumlahnya melimpah.
Namun pemanfaatan jerami masih terbatas, usaha untuk meningkatkan nilai
guna jerami yaitu dengan memfermentasikannya secara anaerob untuk tujuan
menghasilkan biogas. Suatu penelitian telah dilakukan untuk menentukan rasio
optimum jerami padi dan kotoran kerbau untuk memproduksi biogas dalam
reactor batch. Rasio komposisi jerami padi dan kotoran kerbau yang diuji
adalah 1:3, 1:1 dan 3:1. Hasil penelitian menunjukan bahwa laju produksi biogas
optimum dihasilkan pada rasio 3:1, yaitu 6,5 ml/jam dengan komposisi CH4 =
59,6% dan CO2 = 30,2% dengan waktu fermentasi 30-40 hari.
Jenis-jenis Alat Pencerna (Reaktor)
Ada beberapa jenis alat pencerna biogas yang dikembangkan diantaranya adalah jenis
kubah, jenis drum, dan jenis balon.

1. Reaktor Jenis Kubah

Pada reactor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material
biogas dan sebagai rumah bagi bakteri, baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri
pembentuk gas metana bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan
batu, batu bata atau beton. Strukturnya harus kuat karena menahan gas agar tidak
terjadi kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap karena bentuknya menyerupai
kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang
dihasilkan akan mengalir dan disimpan dibagian kubah.
Keuntungan :
- biaya konstruksi lebih murah,
- perawatannya lebih mudah.
Kerugian:
Sering kali terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi
tetapnya.
2. Reaktor Jenis Drum

Reaktor jenis terapung, pertama kali dikembangkan di India pada


tahun 1937. Memiliki bagian digester yang sama dengan reactor
kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas yang
menggunakan peralatan bergerak berupa drum. Drum ini dapat
bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil
fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mangapung pada
cairan dan tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan.
Keuntungan :
volume gas yang tersimpan dapat dilihat secara
langsung karena pergerakannya pada drum. Karena
tempat penyimpanan yang terapung sehingga
tekanan gas konstan.
kerugiannya :
-biaya konstruksi lebih mahal.
-Faktor korosi pada drum, sehingga bagian
pengumpul gas pada reactor ini memiliki umur yang
lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe
kubah tetap. Reaktor jenis drum
3. Reaktor Jenis Balon
Alat pencerna jenis balon dibuat dari plastic polythilene. Alat
pencerna ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai alat
pencerna dan penyimpanan gas masing-masing bercampur dalam
satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah
sedangkan gas yang terbentuk terkumpul dibagian rongga atasnya.
Pengguna tinggal membuat saluran gas dari kantong plastic ke
kompor.
Cara pengoprasian reaktor
Cara pengoprasian Unit Pengolahan (Digester) Biogas, sebagai berikut :
1. Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1:2 (bahan gasbio)
2. Masukkan bahan biogas kedalam digester melalui lubang pengisian (inlet) penuh.
selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas di dalam digester.
3. Setelah kurang lebih 8 hari biogas yang terbentuk sudah cukup banyak. Pada sistem
pengolahan biogas yang menggunakan bahan plastik, penampung biogas akan terlihat
mengembung dan mengeras karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat
digunakan sebagai bahan bakar kompor.
4. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak kira-kira
10% dari volume digester. Sisa pengolahan bahan biogas berupa sludge secara otomatis
akan keluar dari lubang pengeluaran (outlet) setiap kali dilakukan pengisian bahan
biogas.
Keuntungan pemanfaatan biogas
1. Biogas tidak merusak keseimbangan karbondioksida di alam.
2. Energi biogas dapat digunakan sebagai energi pengganti bahan bakar
fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer.
3. penggunaan biogas sebagai bahan bakar, akan mengurangi gas metana di
udara.
4. Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material
yang tidak bermanfaat, bahkan bisa mengakibatkan racun yang sangat
berbahaya. Aplikasi anaerobic digestion akan meminimalkan efek
tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.
5. Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobic digestion
dengan menghasilkan gasbio, produk samping seperti sludge (berupa
padat dan cair).
Penggunaan biogas
Biogas mengandung metana dengan kadar berkisar diantara 50%-
70% sehingga gasbio dapat dijadikan bahan bakar.

Gasbio dapat digunakan untuk

-bahan bakar kompor, memasak

-lampu gas penerangan

-bahan bakar generator listrik.


Kesimpulan

Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6.000 watt/jam yang


setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu
biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar
alternative yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah,
LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil. Biogas dapat dipergunakan dengan cara yang sama
seperti gas-gas mudah terbakar yang lain.
Sekian
Dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai