BAB I
PENDAHULUAN
3
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Pasal 170
Pusat Teknologi Material mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di
bidang teknologi material.
Pasal 171
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 170, Pusat Teknologi Material
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi logam paduan;
b. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi polimer rekayasa;
c. pelaksanaan pengkajian dan penerapan di bidang teknologi keramik rekayasa.
4
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Pasal 172
Pusat Teknologi Material terdiri dari:
a. Bidang Logam Paduan;
b. Bidang Polimer Rekayasa;
c. Bidang Keramik Rekayasa.
Pasal 173
(1) Bidang Logam Paduan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di
bidang teknologi logam paduan.
(2) Bidang Polimer Rekayasa mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di
bidang teknologi polimer rekayasa.
(3) Bidang Keramik Rekayasa mempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan penerapan di
bidang teknologi keramik rekayasa.
Bagian ketujuh
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 174
Kelompok Jabatan Fungsional pada masing-masing bidang mempunyai tugas melakukan
kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 175
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jabatan fungsional Peneliti, Perekayasa dan
sejumlah jabatan fungsional lainnya yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan
fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala
BPPT.
(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Nilai - Nilai
Creativity
Integrity
Professional
Team Work
Accountable
1.2 LINGKUP PEKERJAAN PKL
Kegiatan PKL yang telah saya laksanakan selama satu bulan terhitung mulai tanggal
15 Januari 2015 s/d 13 Februari 2015 berjalan dengan lancar. Selama kegiatan PKL
berlangsung, saya difokuskan pada interface Surface Plasmon Resonance Sedangkan
6
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
untuk 2 minggu pertama PKL, saya ditugaskan untuk kegiatan lain seperti pembuatan
power supply sekaligus mengajarkan kepada mahasiswa PKL dari Universitas lain, dan
juga belajar bagaimana system sensor microcantilever berjalan .
Untuk kegiatan PKL 2 minggu pertama tersebut berlangsung di beberapa tempat,
yaitu di Laboratorium Sensor Lantai 2 PTM BPPT dan di Hanggar Lantai 1 PTM BPPT.
Di Laboratorium Sensor digunakan untuk tempat penyolderan + wiring (pengkabelan),
set up alat, dan pengujian alat. Sedangkan Hanggar digunakan untuk tempat pengeboran,
pengikiran dan pemotongan.
7
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
BAB II
PELAKSANAAN PKL
8
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
9
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Menyiapkan
peralatan &
perlengkapan
Lab.
Dokumentasi :
10
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
12
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
13
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
januari 16.00 WIB 4 buah power sudah ada, jadi di sini kami memulainya
2015 supply +15 Vdc, - langsung dengan menyablon layout pada papan
15 Vdc dan +5 PCB. Pada proses penyablonan ini kami
Vdc. menggunakan lotion anti nyamuk sebagai
pengganti dari setrika listrik. Setelah layout
tercetak pada papan PCB, langkah selanjutnya
yaitu meng-etching papan PCB tersebut ke dalam
larutan FeCl3 + H2O dengan perbandingan 1 : 2.
Fungsi dari meng-etching ini adalah untuk
mengikiskan atau membuang tembaga pada PCB
yang tidak digunakan sebagai jalur rangkaian
power supply.
Setelah tahap etching selesai, dilanjutkan
dengan proses melubangi pad untuk
dimasukkannya kaki komponen ke pad PCB.
Melubangi pad PCB ini menggunakan bor tangan
dengan mata bor ukuran 0,8 1mm.
Dokumentasi :
16
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
17
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Pengarahan
tentang project
PLL serta Jadi rangkaian PLL ini digunakan sebagai
Amplitudo to pengunci fasa. Di mana pada saat terdapat
Voltage inputan berupa frekuensi, PLL memberikan
Converter. kembali frekuensi dan membandingkannya
dengan frekuensi yang datang. Kemudian di
dalam PLL terdapat VCO yang berfungsi untuk
mengunci frekuensi yang baru masuk.
Kemudian untuk Converter Amplitude to DC
Voltage digunakan sebagai inputan ke sistem
Mikrokontroller. Jadi dalam pembacaan
18
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
19
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Meeting
Perkembangan Pada kegiatan Meeting Project ini kami di
Project kedepan berikan pengenalan dan teori dasar mengenai :
1. Sensor SPR (Surface Plasmon
Resonance)
2. Sensor Microcantilever
Pada penjelasan kali ini pembimbing kami
memaparkn bagaimana bahan bahan, prinsip
kerja serta prosses pengambilan data dari kedua
sensor tersebut dilakukan.
Presentasi mengenai SPR oleh mba Rina
*Sistem SPR yang ada di Lab. Material
menggunakan prisma setengah lingkaran. Hal
tersebut agar sinar yang dipancarkan dapat
diteruskan dan ada yang dipantulkan sebesar 90o.
*Aplikasi SPR sensor sensitivitas tinggi :
1. Biological elemen
DNA
2. Deteksi gas berbahaya
3. Deteksi bahan
makanan (keamanan
pangan)
Perkembangan SPR untuk meningkatkan
selektivitas objek yang dideteksi. Untuk dapat
mengetahui selektivitas objek dibutuhkan
material tambahan untuk menangkap target
tertentu pada permukaan sensor. Materialnya
misalnya Pedot : PSS (gas amoniak), graphene :
DNA, magnetic nanoparticle, ZnO : gas CO
Sensor SPR (Surface Plasmon Resonance)
merupakan fenomena resonansi antara
gelombang cahaya dan elektron-elektron pada
permukaan logam yang menghasilkan osilasi
elektron-elektron di permukaan logam yang
20
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
terkuantisasi.
TIR (Total Internal Reflection) berada ketika
kondisi sudut reflektansinya lebih dari 90o.
Menggunakan Hukum Snellius.
SPR merupakan plasma (lautan elektron) yang
berosilasi yang terlokaliksasi pada permukaan
atau batas antarmuka.
SPR menggunakan logam karenaSPR akan
muncul ketika menggunakan cahaya tampak,
sehingga digunakanlah logam. Logam yang
digunakan adalah emas dan perak.
*Gelombang evanescent adalah gelombang
elektromagnetik polarisasi p atau tranverse
magnetic (TM) menjalar secara perlahan
sepanjang batas antarmuka logam-dielektrik dan
meluruh secara eksponensial pada arah vertical
terhadap antarmuka.
*Fenomena SPR terjadi ketika diberi logam
antara kaca dan udara dan ada sinar datang
dengan syarat vektor gelombang SP sama
dengan vektor gelombang EW
21
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
22
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
23
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
24
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
25
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Kamis, 22 07.30 Melanjutkan Kami memulai hari ini dengan melanjutkan proses
Januari 16.00 WIB project 4 buah penyelesaian project power Supply. Langkah awal
2015 power supply +15 kami adalah dengan melakukan perencanaan
Vdc, -15 Vdc dan positioning trafo dari dalam box agar sesuai .
+5 Vdc. langkah pertama kami melakukan pembuatan mal.
Dengan memulai Kemudian kami turun ke hanggar untu melubangi
proses wiring box . setelah melubangi kami kembali naik dan
kabel memulai proses wiring tangkaian antara rangkaian
utama dengan trafo CT 1 Ampere. Pada kegiatan
kali ini kami memiliki kendala yakni kurangnya
trafo CT 1 Ampere yang sesuai yakni yang memiliki
output 18 VAC dan juga kamu mengalami
kekurangan socket banana yang berwarna merah
dan putih sebagai penanda keluaran Power Supply --
-15 VDC, 15 VDC dan 5 VDC.
Kami melanjutkan proses wiring dan kemudian
setelah wiring selesai kami mencoba
merampungkan Power Supply ini dan mulai
merakitnya agar sesuai dengan harapan awal. Pada
kegiatan ini kami berhasil menyelesaikan 3 Buah
Power Supply dan 1 Power Supply kurang trafonya
saja. Dari hasil outputan yang kami coba sudah
sesuai dengan yang diharapkan.
Pada saat mengecek keluaran tegangan sebelum
wiring atau pengkabelan pada box power supply
26
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
27
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
28
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
29
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
2. Selasa, 27 07.30 Melakukan Pada saat ingin menggunakan power supply yang
Januari 16.00 WIB wiring telah kami buat, ternyata jika saklar dalam posisi
2015 (pengkabelan) OFF maupun ON output power supply malah
ulang pada bagian mengeluarkan tegangan. Hal ini berarti terdapat
AC karena pada kesalahan dalam penyambungan kabel pada
saat posisi saklar bagian AC. Akhirnya kami membongkar kembali
31
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
32
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Mendesain tata
letak interface Sambil menunggu listrik di benahi di ruangan
yang nantinya maka saya mencoba menggambar desain yang
akan diterapkan.. nantinya akan diterapkan
Menggambar
desain sederhana
3 Rabu, 28 07.30 Melanjutkan Pembuatan Interface dilanjutkan dengan
januari 16.00 WIB perancangan menentukan posisi mana yang nantinya akan
2015 interface SPR dipasangkan gearbox kemudian melakukan
positioning yang sesuai dengan arah pergerakan
lengan ukur skala seperti yang telah dirancang
sebelumnya.
Dokumentasi :
34
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
4. Kamis, 29 07.30 Menguji interface Nantinya sistem pengambilan data pada SPR ini
Januari 16.00 WIB yg terpasang akan dilaukan dengan menggerakkan tuas secara
2015 dengan arduino otomatis menggunakan pulsa pendetak yang
berasal dari arduinoUNO . pada hari ini kami
mulai mencoba untuk menggabungkan antara
arduino dengan Power supply guna
menggerakkan motor gearbox dengan software
Labview sebagai program drivernya. Hasil yng di
dapatkan saat menghubungkan gearbox dengan
power supply menggunakan variasi Vin 5, 9 dan
12 V DC adalah sebagai berikut :
o 5 VDC : hasil yang didapat adalah
pergerakan tidak terlihat bahkan arduino
langsung mereset off saat detak pertama.
o 9 VDC : hasil yang didapat adalah tarikan
mulai konstan diaawal namun variasi tarikan
belum sama dan seirama.
o 12 VDC : hasil yang di dapat adalah tarikan
konstan dengan ritme tarikan cukup cepat
dan stabil halus seirama
Dokumentasi :
35
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Jumat, 30 07.30 Mengkondisiakan Pada hari jumat ini kami tidak jadi melakukan
Januari 16.00 WIB tata letak presentasi namun kami diberikan tugas untuk
2015 pengukuran sesuai menyelesaikan interface agar dapat digunakan pada
yg telah dibuat hari senin dikarenakan prisma yg telah di coating
telah selesai dibuat dan siap di gunakan untuk
mengambil data.
Pengkondisian dilakukan sesuai dengan keadaan yg
ada , berhubung garis sudut belum dicetak maka
kami menggunakan patokan sesuai yg telah ada.
Hasil yang kami dapatkan ialah pengukuran masih
sangat halus belum sampai 0.5 degree pergeseran
36
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
37
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
2 Selasa, 3 07.30-16.30 Studi literatur Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan
Februari mengenai atau mengatasi error yang masi terjadi pada interface
2015 interface SPR pendetak yak ni arduino . error yang masi belum
diketahui adalah ketika arduino dan program
labview sedang running untuk detak awal bisa
namun untuk selanjutnya langsung hilang , setelah
ditelusuri berdasarkan info yang ada pada internet
didapat bahwa yang mengatur/ yang menjadi jalur
komunikasi antara arduino dengan pc adalah pada
port conector pada pc nya yang di pakai yakni COM
4.
IZIN Bimbingan ke kampus dan Mencetak scale degree untuk pengukuran SPR di jakarta
39
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
40
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Pr/Ag
0.8
0.6
0.4
0.2
0
30 40 50 60 70
Pr/Au
0.8
0.79
0.78
0.77
0.76
0.75
0 20 40 60 80
Pr/Ag/CoFe2O4
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 30 40 50 60 70
41
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
5 Jumat, 6 07.30 16.40 Mengukur pergerakan Cara mengatur interfacing SPR yaitu :
Februari cahaya pantul prisma 1. Nyalakan power supply serta cahaya laser.
2015 pada pergeseran skala 2. Prisma kosong/prisma perak/prisma emas/prisma
pengukuran range 30 Ag + CoFe2O4 diletakkan pada tempatnya yang
42
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
43
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
2. Selasa, 10 07.30 Melakukan Penambahan ini bertujuan agar pembacaan bisa lebih
Februari 16.00 penambahan akurat dengan memanjangkan garisnya dan
2015 WIB garis pada scale pergerakan tuas bisa teratur.
degree yang Dikarenakan kertas hanya berukuran A0 maka
telah tercetak pembuatan garis hanya dilakukan sampai batas akhir
pada sudut 0.1 kertas padahal meja ukur yang tersedia hampir
degree. berukuran 1.5 meter x 1 meter.
Kemudian dilakukan pemasangan skala ukur yang
baru yang disesuaikan dengan interface pengukuran
44
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
automatic nantinya
Dokumentasi :
3 Rabu, 11 07.30
Februari 16.00 Melanjutkan Penambahan ini bertujuan agar pembacaan bisa lebih
2015 WIB penambahan akurat dengan memanjangkan garisnya dan
garis pada pergerakan tuas bisa teratur.
sudut 0.05
degree
45
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
0.80000000
0.60000000
0.40000000
0.20000000
0.00000000
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
47
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
48
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Pengambilan
Gambar 2.7 Hasil analisis prisma bagian atas
data untuk
dengan perbesaran 60x
prisma yang
telah dideposisi
Karena terjadi kesalahan dan sudah terlalu malam
emas dan telah
maka pengambilan data tidak dilanjutkan sehingga
disintesis ZnO
belum diperoleh data apapun pada pengambilan data
tersebut.
49
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
50
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Pr/Au/ZnO
0.76000000
0.74000000
0.72000000
0.70000000
0.68000000
0.66000000
0.64000000
0.62000000
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
0.80000000
0.78000000
0.76000000
0.74000000
0.72000000
0.70000000 Au+ZnO
0.68000000
Au
0.66000000
0.64000000
0.62000000
0.60000000
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
Merapikan
ruangan Lab Setelah itu kami pun membersihkan ruangan
Sensor Lantai 2 dan lab sensor lantai 2 PTM BPPT setelah kami
PTM BPPT. gunakan kegiatan PKL selama 1 bulan.
51
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
52
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
BAB III
ANALISIS PEKERJAAN
Pada bab ini disajikan mengenai landasan teori pada pelaksanaan pekerjaan mengenai
Pada konfigurasi ini, cahaya masuk pada lapisan tipis melewati prisma dengan sudut
datang yang lebih besar daripada s muncul hanya dalam sepersekian derajat putaran sudut
datangnya.. Saat sudut SP dicapai, intensitas berkas terpantul secara dramatis berkurang
karena adanya transfer energi ke lapisan tipis logamnya
Gelombang SP adalah gelombang elektromagnetik berpolarisasi-p atau transverse
magnetic (TM) yang merambat sepanjang bidang batas dua medium berbeda (logam-
dielektrik). SP secara efektif dapat dihasilkan pada unsur logam maupun semikonduktor
53
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
ketika dimensi partikel lebih kecil daripada setengah panjang gelombang cahaya yang
mengenai partikel .
Total Internal Reflection (TIR) adalah fenomena optik saat cahaya sinar menembus batas
medium dengan sudut datang lebih besar daripada sudut kritis saat ia mengenai permukaan.
Saat terjadi TIR maka gelombang elektromagnetik yang terbiaskan mempunyai bentuk
gelombang bidang dengan amplitudo meluruh secara eksponensial saat ia menjauhi bidang
batas kedua medium yg disebut sebagai gelombang evanescent (Gambar 3.2). Perilaku
gelombang ini persis sama dengan perilaku gelombang SP. Artinya yang akan beresonansi
dalam fenomena SPR adalah kedua gelombang tersebut.
Surface plasmon resonance (SPR) merupakan fenomena resonansi antara gelombang cahaya
dan elektron-elektron pada permukaan logam yang menghasilkan osilasi elektron-elektron di
permukaan logam yang terkuantisasi.
Permukaan Plasmon Resonance (SPR) adalah proses deteksi optik yang terjadi ketika
cahaya terpolarisasi hits prisma ditutupi oleh tipis (emas) lapisan logam. Dalam kondisi
tetentu (panjang gelombang, polarisasi dan sudut datang) electron bebas pada permukaan
54
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
biochip menyerap insiden foton cahaya dan mengubahnya menjadi gelombang plasmon
permukaan. Jadi Surface Plasmon Resonance (SPR) adalah osilasi kolektif elektron dalam
padat atau cair dirangsang oleh insiden cahaya. Kondisi resonansi dibuat bila frekuensi cahaya
foton sesuai dengan frekuensi alami dari permukaan elektron yang berosilasi terhadap gaya
pemulih inti positif. SPR dalam struktur berukuran nanometer disebut lokal permukaan
plasmon resonansi. SPR ini merupakan dasar dari banyak alat-alat standar untuk mengukur
adsorpsi bahan ke logam planar (biasanya emas dan perak) atau permukaan ke permukaan
logam nanopartikel . Ini adalah prinsip dasar di balik banyak warna berbasis biosensor
aplikasi dan berbeda lab-on-a-chip sensor.
Permukaan polaritas plasmon merupakan gelombang elektromagnetik yang merambat
dalam arah sejajar dengan logam/dielektrik (atau logam/ vakum) interface. Karena gelombang
adalah pada batas logam dan media eksternal (udara atau air misalnya), osilasi ini sangat
sensitif terhadap perubahan batas ini, seperti adsorpsi molekul pada permukaan logam.
Untuk menggambarkan keberadaan dan sifat polaritons plasmon permukaan, seseorang dapat
memilih dari berbagai model (teori kuantum, Model Drude , dll).
55
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Proses pegambilan data dilakukan dengan menggunakan set-up SPR pada gambar
diatas. Sinar laser dilewatkan melalui dua buah polarisator yang salah satu sudutnya dibuat
45. Lensa positif untuk memfokuskan sinar yang keluar. Selanjutnya sinar akan melewati
beam splitter yang berfungsi membagi sinar menjadi dua bagian dengan intensitas sama yang
akan ditangkap oleh laser beam receiver pertama (detector 1) dan laser beam receiver kedua
(detector 2). Detector 1 terletak sebelum sinar mengenai prisma, sedangkan detector 2
letaknya setelah sinar mengenai prisma. Alat yang digunakan untuk menampilkan nilai
tegangan yang terbaca adalah mikrokontroler. Dalam alat ini juga telah diatur agar nlai
reflektansi dapat langsung diketahui, yaitu nilai tegangan D2 dibagi D1. Saat sinar mengenai
prisma, divariasi sudut datangnya dengan memutar meja dudukan prisma. Sebelumnya
ditentukan terlebih dahulu sudut kritisnya sebagai parameter utama dalam memulai
penambilan data pada sudut tertentu. Nilai output yang diperoleh adalah sudut datang versus
reflektansi. Bila menggunakan cahaya untuk merangsang gelombang SPR, ada dua
konfigurasi yang terkenal.
Dalam Konfigurasi Otto
Pada konfigurasi Otto, lapisan dielektrik berada di antara prisma dan lapisan metal.
Cahaya datang dari prisma dan kemudian masuk ke dalam medium dielektrik sehingga
menghasilkan gelombang evanesen di bidang batas lapisan dielektrik/ logam. Gelombang SPR
terbentuk pada bidang batas tersebut jika kondisi resonansi di atas terpenuhi, seperti
ditunjukkan dalam Gambar.
56
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
57
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
pencitraan (yaitu kamera), teknik ini dapat diperpanjang ke permukaan plasmon resonance
imaging (SPRI).
3.1.5. Arduino
Arduino dirilis oleh Massimo Banzi dan David Cuartielles pada tahun 2005.
Arduino merupakan sistem mikrokontroler yang relatif mudah dan cepat dalam
membuat aplikasi elektronika maupun robotika. Arduino terdiri dari perangkat
elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat
komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan
Atmel. Arduino memiliki software dan hardware.
58
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
59
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
3.1.5.2 Software
Arduino diciptakan untuk para pemula bahkan yang tidak memiliki dasar bahasa
pemograman sama sekali karena menggunakan bahasa C++ yang telah dipermudah
melalui library. Arduino menggunakan software processing yang digunakan untuk
menulis program kedalam Arduino. Processing sendiri merupakan penggabungan antara
bahasa C++ dan Java. Software Arduino ini dapat di-install di berbagai operating
system (OS) seperti : LINUX, Mac OS, Windows. Software IDE Arduino terdiri dari 3
bagian :
1. Editor program, untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing.
Listing program pada Arduino disebut sketch.
2. Compiler, modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) ke
dalam kode biner karena kode biner adalah satu-satunya bahasa program yang
dipahami oleh mikrokontroller.
3. Uploader, modul yang berfungsi memasukkan kode biner kedalam mikorokontroller
Struktur perintah pada Arduino secara garis besar terdiri dari dua bagian yaitu void
setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali
60
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
sejak Arduino dihidupkan sedangkan void loop berisi perintah yang akan dieksekusi
berulang ulang selama Arduino dinyalakan. Gambar 3.8 menunjukkan tampilan
utama software Arduino.
61
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
62
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Dari Gambar 3.11 diatas dapat dijelaskan fungsi masing masing tombol
pada:
Tabel 3.2 Fungsi masing-masing tombol pada jendela front panel LabVIEW
Untuk membuat front panel maka disediakan sebuah control palette. Control palette
berisi control dan indicator. Control dan indicator tersedia dalam subpalette yang berbeda.
Dalam control palette disediakan beberapa menu seperti Boolean, numeric, graph, arracy
dan cluster, IO ,string dan path.
63
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Block Diagram
Block diagram merupakan jendela tempat menuliskan perintah dan fungsi, berisikan
source code berupa simbol-simbol, node dan garis sebagai data flow untuk mengeksekusi
program termasuk kode dari front panel. Pada block diagram juga tersedia function
palette yang berisi fungsi-fungsi yang digunakan untuk memanipulasi input, contohnya
fungsi array, matematika, fungsi IO dan sebagainya. Pada block diagram, tool palette
juga dipakai untuk mengatur dan menghubungkan ikon.
64
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Tool di block diagram hampir sama dengan tool di front panel, hanya sedikit
berbeda, yaitu di block diagram tidak ada tool resize objects dan ada 6 tombol
tambahan. Tabel 3.3 menunjukkan 6 tombol tambahan block diagram.
65
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
dengan baik sehingga tujuan dari pekerjaan ini dapat tercapai. Tahapantahapan pekerjaan
ini meliputi:
69
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Set-up peralatan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini. Laser, polarizer, beam
splitter, dan prisma diatur agar ke empatnya sejajar. Laser yang digunakan adalah laser
pointer biasa yang mempunyai panjang gelombang 620 nm. Fungsi polarizer adalah
sebagai filter intensitas cahaya sinar laser yang masuk, beam splitter berfungsi untuk
membagi berkas cahaya menjadi dua yaitu ke arah s dan p. Berkas cahaya arah s
ditangkap oleh photodioda 2, sedangkan berkas cahaya arah p diteruskan ke prisma. Sudut
prisma diatur agar terjadi pemantulan berkas cahaya, biasanya pemantulan terjadi pada
sudut 300 700. Berkas yang dipantulkan prisma ditangkap oleh photodioda 1 dan
intensitasnya bisa diperoleh dari osiloskop atau multimeter.
70
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
3.3.1 Hasil pengamatan menggunakan prisma kosong, prisma perak, prisma emas
dan prisma Ag+CoFe2O6 menggunakan interface manual.
Langkah kerja
1. Perangkat SPR (photodiode, beam splitter, polarizer, laser berwarna merah, prisma)
2. Osiloscope untuk membaca informasi
3. Power supply untuk menyalakan perangkat SPR
4. Driver untuk convert pembacaan photodiode ke osiloscope
5. Beberapa kabel penghubung
Cara menjalankan alat alat sistem SPR :
1. Power supply dinyalakan terlebih dahulu kemudian laser dan osiloscope dinyalakan.
2. Awalnya diukur dahulu intensitas cahaya lingkungan saat tak ada prisma dengan
membaca informasi channel satu (CH1) dan channel dua (CH2).
3. Kemudian diletakkan prisma kosong/prisma perak/prisma emas/prisma Ag + CoFe2O4
yang disetting agar cahaya berada di tengah-tengah prisma.
4. Geser perubahan sudut pada perangkat SPR, maka akan diperoleh intensitas cahaya
yang datang (CH1) dan cahaya yang dipantulkan (CH2).
71
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
5. Dicari intensitas cahaya datang dan intensitas cahaya pantul dengan sudut awal 30o
hingga 70o dengan interval sudut 0,5o.
6. Kemudian dibuat grafik
Foto hasil eksperimen :
Pr/Ag
0.8
0.6
0.4
0.2
0
30 40 50 60 70
Gambar 3.22 Grafik yang terbentuk untuk prisma yang terdeposisi perak
Pr/Au
0.8
0.79
0.78
0.77
0.76
0.75
0 20 40 60 80
Grafik 3.23 Grafik yang terbentuk untuk prisma ayng terdeposisi emas
72
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
Pr/Ag/CoFe2O6
0.8
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 30 40 50 60 70
Grafik 3.24 Grafik yang terbentuk untuk prisma yang terdeposisi perak dan cobalt ferrite
3.3.2 Hasil pengamatan simpangan titik pantul sinar laser menggunakan interface
manual untuk refrensi interface automatic.
Cara mengatur interfacing SPR yaitu :
1. Nyalakan power supply serta cahaya laser.
2. Prisma kosong/prisma perak/prisma emas/prisma Ag + CoFe2O4 diletakkan pada
tempatnya yang kemudian disetting agar cahaya laser berada di tengah-tengah prisma.
3. Geser sudut pada perangkat SPR, kemudian photodiode yang menangkap sinar pantul
dikondisikan agar cahaya atau sinar yang pantulkan berada pada tengah-tengah
photodiode.
4. Pergeseran photodiode dicatat berdasarkan pergeseran sudut besar pada skala
pengukurannya yakni pada range 30degree sampai 70degree.
Cahaya pantul laser dari prisma menuju Photodiode akan selalu berubah atau bergeser
sesuai dengan bergesernya sudut. Namun perbedaannya adalah jika perpindahan atau
pergeseran sudut sebesar 0,5o, maka pergeseran cahaya pantul yang jatuh mengenai
photodiode besarnya sekitar 0,5 mm sampai 1 mm dan nantinya hasil dari pengukuran ini
akan coba diterapkan pada automatic.
Foto hasil eksperimen :
73
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
3.3.3 Hasil pengamatan menggunakan prisma emas yang telah terdeposisi oleh ZnO
menggunakan interface manual.
74
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
3. Lalu, prisma emas diletakkan pada tempatnya kemudian disetting agar cahaya berada
di tengah-tengah prisma.
4. Geser perubahan sudut pada perangkat SPR, maka akan diperoleh intensitas cahaya
yang dipantulkan.
5. Dicari intensitas cahaya pantul dengan sudut awal 30o hingga 70o dengan interval sudut
0,5o.
6. Kemudian dibuat grafik.
Foto hasil eksperimen :
Pr/Au/ZnO
0.76000000
0.74000000
0.72000000
0.70000000
0.68000000
0.66000000
0.64000000
0.62000000
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
Gambar 3.26 Grafik fenomena SPR pada prisma yang terdeposisi emas dan ZnO
0.80000000
0.78000000
0.76000000
0.74000000
0.72000000
0.70000000 Au+ZnO
0.68000000 Au
0.66000000
0.64000000
0.62000000
0.60000000
30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
Gambar 3.27 Grafik fenomena SPR pada prisma terdeposisi emas dan prisma terdeposisi
emas dan ZnO
75
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
3.3.4 Hasil pengujian interface automatic SPR berbasis arduino-uno dengan software
Labview.
Pemasangan holder motor dc dan gearbox menggunakan penjepit kertas kemudian mulai
memposisikan interface penarik tuas ukur derajat dengan menyambungkan satu motor dc
dengan 2 roller pemutar menggunakan belt sebagai penggerak . kemudian melakukan uji
coba menggunakan power supply
o 1.5 VDC : hasil yang didapat adalah pergerakan sudah mulai terlihat namun kurang
konstan di awal dan ritme tarikan kurang seirama.
o 3 VDC : hasil yang didapat adalah tarikan mulai konstan dia awal dan mulai halus
seirama
o 6 VDC : hasil yang di dapat adalah tarikan konstan dengan ritme tarikan cukup cepat
dan stabil halus seirama
Untuk kedepanya akan diberikan delay sebagai waktu tunda pergerakan motor untuk
pembacaan data oleh photodiode dan Osciloscope. Nantinya sistem pengambilan data pada
SPR ini akan dilaukan dengan menggerakkan tuas secara otomatis menggunakan pulsa
pendetak yang berasal dari arduinoUNO . pada hari ini kami mulai mencoba untuk
menggabungkan antara arduino dengan Power supply guna menggerakkan motor gearbox
dengan software Labview sebagai program drivernya. Hasil yang di dapatkan saat
menghubungkan gearbox dengan power supply menggunakan variasi Vin 5, 9 dan 12 V DC
adalah sebagai berikut :
o 5 VDC : hasil yang didapat adalah pergerakan tidak terlihat bahkan arduino langsung
mereset off saat detak pertama.
o 9 VDC : hasil yang didapat adalah tarikan mulai konstan diaawal namun variasi
tarikan belum sama dan seirama.
o 12 VDC : hasil yang di dapat adalah tarikan konstan dengan ritme tarikan cukup cepat
dan stabil halus seirama
Secara garis besar, pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
telah saya tempuh selama 1 bulan berjalan dengan lancar. Adapun sedikit hambatan
76
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
pada saat praktik kerja lapangan berlangsung adalah pada saat pemotongan acrylic
menggunakan mesin pemotong khusus, dimana pada saat pemotongan acrylic ini harus
menunggu petugas hanggar yang siap untuk men-setup mesin pemotong tersebut.
Selain itu hambatan yang terjadi pada saat praktik kerja lapangan berlangsung adalah
pada system control arduino yang belum stabil dalam mengeluarkan clock, dimana pada
proses ini merupakan hal yang penting karena dari pulsa pendetak tersebut akan memicu
motor dc untuk memutar tuas ukur sehingga pengukuran automatic belum bisa dilakukan.
Menindak lanjuti kedua hambatan tersebut, intinya adalah sama yakni saya harus
pandai dalam membagi waktu saat praktik kerja lapangan berlangsung dan saya harus
mengetahui secara detail software penggerak dan juga controller yang digunakan agar saya
77
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pada prisma kosong,terlihat pada grafik tidak ada fenomena SPR karena prisma masih
kosong sedangkan untuk terjadi SPR prisma harus terdeposisi logam. Dan pada grafik
tersebut menunjukkan bahwa terjadi total internal reflection (TIR).
Pada prisma yang terdeposisi perak terjadi fenomena SPR pada sudut 46o dan susdut
dimana terjadi SPR disebut SPR angle.
Pada prisma yang terdeposisi perak dan cobalt ferit terjadi fenomena SPR pada sudut 46,5o
Pada prisma yang terdeposisi emas tidak terjadi SPR , hal ini dapat dikarenakan lapisan
emas yang terlalu tebal dan pemantulan dari sudut datang yang stabil.
Pada hasil pengukuran pergeseran cahaya jatuh pada photodioda adalah Cahaya pantul
laser dari prisma menuju Photodiode akan selalu berubah atau bergeser sesuai dengan
bergesernya sudut. Namun perbedaannya adalah jika perpindahan atau pergeseran sudut
sebesar 0,5o, maka pergeseran cahaya pantul yang jatuh mengenai photodiode besarnya
sekitar 0,5 mm sampai 1 mm dan nantinya hasil dari pengukuran ini akan coba diterapkan
pada automatic.
Pada pengujian pendetak dari arduino untuk menggerakkan motor DC dilakukan
pengujian dengan memberikan variasi tegangan input pada motor DC dan hasilnya :
o 1.5 VDC : hasil yang didapat adalah pergerakan sudah mulai terlihat namun kurang
konstan di awal dan ritme tarikan kurang seirama.
o 3 VDC : hasil yang didapat adalah tarikan mulai konstan dia awal dan mulai halus
seirama
o 6 VDC : hasil yang di dapat adalah tarikan konstan dengan ritme tarikan cukup cepat
dan stabil halus seirama
o 5 VDC : hasil yang didapat adalah pergerakan tidak terlihat bahkan arduino langsung
mereset off saat detak pertama.
o 9 VDC : hasil yang didapat adalah tarikan mulai konstan diaawal namun variasi tarikan
belum sama dan seirama.
78
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
o 12 VDC : hasil yang di dapat adalah tarikan konstan dengan ritme tarikan cukup cepat
dan stabil halus seirama
4.2 SARAN
1. Karena interface Surface Plasmon Resonance yang digunakan masih sangat terbatas
dalam segi automaticnya, maka perlu dilakukan optimalisasi terhadap interface SPR ini.
2. Papan skala ukur yang digunakan sudah mulai kurang jelas derajat ukurnya, diharapkan
dilakukan penggantian papan skala ukur dengan yang sudah dibuat dan dengan variasi
step ( pergeseran ) tuas yang di gunakan menggunakan derajat yang tidak besar.
79
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,https://creamydogs.wordpress.com/2014/10/21/penentuan-indeks-bias-secara-
Artanto, Dian. 2012. Interaksi Arduino dan LabVIEW. Jakarta: Elex Media Kompetindo
H. J. Simon. D.E. Mitchell, dan J.G. Watson, 1975, "Surface Plasmons in Silver Films a
Novel Undergraduate Experiment". Am. J. Phys.. 43,630-635.
National Instrument, 2003, LabVIEW: User Manual, National Instrument
Paliwal, A. Sharma, V. Gupta, M. Tomar, Dielectric Properties of SnO2 Thin Film Using
SPR Technique for Gas Sensing Applications, Conference Papers in Science, vol. 104,
18 Januari 2015)
80
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT TEKNOLOGI MATERIAL BPPT SERPONG
York: Apress
81