Anda di halaman 1dari 106

MATA KULIAH

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BIOMASSA

Oleh :
ENDANG SUHENDI, ST.,
M.Eng
JURUSAN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Teknik Kimia UNTIRTA


ATURAN PERKULIAHAN

1. WAKTU KULIAH TOLERANSI


MAKSIMAL 5 MENIT
2. MEMAKAI BAJU YANG RAPI DAN
SOPAN
3. TIDAK MEMAKAI SANDAL
4. HP DI SILENT KAN ATAU DIMATIKAN
PENILAIAN
Komposisi penilaian Teknologi Biomassa adalah
sebagai berikut :
- UjianTengah semester (UTS) : 20%
- Ujian akhir semester (UAS) : 20%
- Tugas (mandiri + kelompok): 60%

Satu minggu dari UAS bapak akan memberikan nilai akhir,


apabila mahasiswa ada yang kurang puas dengan nilai
tersebut mahasiswa bisa menanyakan kepada dosen
yang bersangkutan
Tidak ada tugas dan ujian susulan
MATERI PERKULIAHAN

Pendahuluan
Teknologi Pirolisa
Teknologi Pembakaran/Karbonisasi/terofaction
Teknologi gasifikasi
Teknologi esterifikasi
Teknologi Fermentasi
Teknologi anaerobic digester
Pengertian Biomassa
Bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik,
baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa
antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi,
limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan
pangan, pakan ternak, miyak nabati, bahan bangunan
dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai
sumber energi (bahan bakar).
Umum yang digunakan sebagai bahan bakar adalah
biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau
merupakan limbah setelah diambil produk primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa
kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang
dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan
(suistainable).
Di Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam
yang sangat penting dengan berbagai produk primer
sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan lain-lain
yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan
domestik juga diekspor dan menjadi tulang punggung
penghasil devisa negara.
Tabel 1. Potensi Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia
(DESDM, 2008)
Jenis
Potensi Kapasitas terpasang
sumber energi

Tenaga Air 75,67 GW 4,2 GW


Panas Bumi 27,0 GW 0,8 GW
Mini/Mikrohidro 0,45 GW 0,206 GW
Biomass 49,81 GW 0,3 GW
Tenaga Surya 4,80 kWh/m2/hari 0,01 GW
Tenaga Angin 9,29 GW 0,0006 GW
Uranium (Nuklir)* 3 GW untuk 11 th -
Tabel 2
Potensi Energi Biomassa di beberapa daerah di Indonesia
Energi (GWh)
Wilayah Limbah Limbah Limbah Limbah Limbah
Padi Jagung Cassava Kayu Kelapa
Jawa 65.652 26.534 16.216 5.053 1.532
Sumatera 36.292 8.103 7.062 41.785 2.243
Kalimantan 13.298 715 1.007 68.649 381
Bali, Nusa Tenggara 7.486 5.039 2.311 3.309 399
Sulawesi 15.304 7.705 2.086 19.275 1.613
Maluku 323 474 434 7.789 558
Papua 213 59 78 59.721 32
Total Potensial
138.568 48.629 29.194 205.581 6.758
(GWh)
Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar
nabati memberi tiga keuntungan langsung
Pertama, peningkatan efisiensi energi secara
keseluruhan karena kandungan energi yang
terdapat pada limbah cukup besar dan akan
terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan.
Kedua, penghematan biaya, karena seringkali
membuang limbah bisa lebih mahal dari pada
memanfaatkannya.
Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat
penimbunan sampah karena penyediaan tempat
penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal,
khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai
produk utama untuk sumber energi juga akhir-
akhir ini dikembangkan secara pesat.
Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan
beberapa jenis tanaman yang produk utamanya
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya
sering ditujukan sebagai bahan pembuatan
bioethanol.
Prinsip pembakaran bahan bakar
adalah reaksi kimia bahan bakar dengan
oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar
mengandung unsur Karbon (C), Hidrogen
(H) dan Belerang (S).
Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang
penting terhadap energi yang dilepaskan
adalah C dan H. Masing-masing bahan
bakar mempunyai kandungan unsur C dan
H yang berbeda-beda
Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu
pembakaran lengkap (complete combustion) dan
pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion).
Pembakaran sempurna terjadi apabila seluruh unsur C
yang bereaksi dengan oksigen hanya akan
menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan
H2O dan seluruh S menghasilkan SO2.
Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi apabila
seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan bakar
bereaksi dengan oksigen dan gas yang dihasilkan
tidak seluruhnya CO2.Keberadaan CO pada hasil
pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran
berlangsung secara tidak lengkap
Rute Konversi Biomassa(ITB)
Biomassa
Gasifikasi Pirolisis Fermentasi Ekstraksi

Minyak Nabati
Gas Sintesis Bio-oil gula
Trigliserida

(LTSC) (HDO) (F) (HDO) (TE)


Atur H2/CO Hidrokarbon Ethanol Hidrokarbon Biodiesel

(SR
(FT) (Hydrocracking) Gliserol)
Hidrokarbon Hidrokarbon Hidrogen
(Isomerisasi)
24-Oct-17 14
Hidrokarbon
Pembakaran Langsung (Direct
Combustion).
- Metode ini tidak efisien karena efisiensi
termal hanya 15 30 %.
- Juga menimbulkan pencemaran
lingkungan

Pyrolisis Cepat (Fast Pyrolisis) Adalah


salah satu metode mendapatkan produk cair
maxsimum dengan meningkatkan tingkat
Konversi thermal
pemanasan, dan mendinginkan produk uap
biomassa
dengan cepat.
(Bridgwater, 2003)

Gasifikasi (Gasification)
- Produk gasifikasi biomassa lebih stabil dan
lebih reaktif
- Gas hasil digunakan sebagai pemanasan
dan pembakaran, dalam turbin mesin dan
untuk menghasilkan listrik
Contoh soal/Latihan
Suatu rumah tangga desa memakai sebuah lampu
petromak yang sudah dimodifikasi untuk gas bio selama
6 jam/hari. Apabila lampu modifikasi ini menggunakan
gas bio sebanyak 150 lt/jam, berapakah kebutuhan
bahan baku isiannya?
Setujukan anda apabila CPO digunakan sebagai salah
satu sumber bahan bakar? Apabila setuju, bagaimana
dengan penyediaan minyak goreng/sayur untuk
masyarakat luas?
Biomassa apa yang terdapat di daerahmu yang dapat
digunakan sebagai sumber energi dan bagaimana
proses konversinya?
Komponen biomass
Cellulosa
Hemicellulosa
Lignin
Struktur molekul
cellulosa

Klass, 1998, p. 82
(C6H10O5)n
Struktur molekul
hemicellulose

Klass, 1998, p. 82
(C5H8O4)n
Struktur molekul
lignin
Pirolisis

Pirolisis berasal dari kata Pyro


(Fire/Api) dan Lyo
(Loosening/pelepasan) untuk
dekomposisi termal dari suatu
Pengertian bahan organik. Jadi pirolisis
Pirolisis (Awaludin, adalah proses konversi dari suatu
2007)
bahan organik pada suhu tinggi
dan terurai menjadi ikatan
molekul yang lebih kecil.

Teknik Kimia UNTIRTA


Macam-macam Pirolisis
Berdasarkan tahap, pirolisis terbagi atas :
a. Pirolisis Primer
b. Pirolisis Sekunder
Pirolisis Primer
Pirolisis primer adalah proses pirolisis yang
terjadi pada bahan baku (umpan) pada suhu di bawah
600 OC dan produk penguraian yang utama adalah
karbon (arang).
Berdasarkan tingkat kecepatan reaksi, pirolisis primer
terbagi atas :
a. Slow Pirolisis
b. Fast Pirolisis
c. Flash Pirolisis
d. Katalytic Pirolisis
a. Slow Pirolisis
Pirolisis yang dilakukan pada pemanasan
rata-rata lambat (5-7 K/menit)
menghasilkan cairan yang sedikit dan arang lebih
banyak dihasilkan.

Terjadi pada kisaran suhu 150 300OC

Pada proses ini reaksi utama yang terjadi adalah


dehidrasi.

Hasil reaksi keseluruhan proses adalah karbon, uap air,


karbon monoksida, dan karbon dioksida.
b. Fast Pirolisis
Pirolisis ini dilakukan pada lama pemanasan
0,5-2 detik, suhu 400-600oC dan proses
pemadaman yang cepat pada akhir proses.
Reaksi keseluruhan menghasilkan uap air, arang, gas,
dan 50% - 70% uap minyak pirolisis (PPO = primary
pyrolisis oil)
Pemadaman yang cepat sangat penting untuk
memperoleh produk dengan berat molekul tinggi
sebelum akhirnya terkonversi menjadi senyawa gas
yang memiliki berat molekul.
c. Flash Pirolisis
Proses pirolisis ini berlangsung hanya
beberapa detik saja dengan pemanasan yang
sangat tinggi.
Flash pyrolysis pada biomassa membutuhkan
pemanasan yang cepat dan ukuran partikel
yang kecil sekitar 105 -250 m
d. Katalytic Pyrolysis
Pirolisis katalitik biomassa untuk
membuktikan kualitas minyak yang
dihasilkan.

: Minyak tersebut diperoleh dengan cara pirolisis


katalitik biomassa tidak memerlukan teknik pra-
pengolahan sampel yang mahal yang
melibatkan kondensasi dan penguapan kembali
2. Pirolisis sekunder
- Pirolisis sekunder adalah pirolisis yang terjadi pada
partikel dan gas atau uap hasil pirolisis primer. Pirolisis
sekunder terjadi pada suhu lebih dari 600 oC,
berlangsung cepat, dan produk penguraian yang
dihasilkan adalah gas karbon monoksida (CO), hidrogen
(H2), senyawa-senyawa hidrokarbon berbentuk gas,
serta tar.
- Pirolisis sekunder ini merupakan dasar prosesyang
digunakan pada sistem gasifikasi (gasproducer) dimana
biomassa diuraikan untukmemperoleh gas bahan bakar
karbon monoksida(CO)
Seleksi Proses Produksi
Reaksi Umum Pirolisis
Reaksi Pirolisis (prabir basu, 2010)

CnHmOp+ Heat CaHbOc + CxHyOz + C


Liquid gas solid
PIROLISIS BIOMASSA
Produk Pirolisis

Pirolisis biomass menghasilkan produk yang


mengandung cairan, gas dan arang padat (char).
Produk utama pirolisis biomass adalah produk cair

Perbandingan produk tersebut bergantung pada jenis


umpan, temperatur pirolisis, laju pemanasan, dan
waktu tinggal.

Tetapi pada umumnya terdiri atas 40 65 % w cairan


organik, 10 20 % w char, 10 30% w gas dan 5
15% w air dengan basis umpan kering. Kebanyakan
reaktor pirolisis membutuhkan umpan yang
mengandung 5 15% w air, (Diebold, 1999).
Teknik Kimia UNTIRTA
Bio-oil
Bio-oil berwarna gelap dengan penampilan
yang mirip seperti kopi dan beraroma asap
serta memiliki pH 2,8-3,8.
Bio-oil dapat diproduksi dari biomassa
seperti kayu, kulit kayu, kertas, atau
bimassa lainnya melalui proses pirolisis
cepat.
Bio oil merupakan salah saru jenis
bioenergi yang dapat dimanfaatkan
sebagai pensubstitusi bahan bakar solar.
Komponen Bio-oil
STRUKTUR KIMIA BIO-OIL
Kegunaan Bio-oil
Digunakan sebagai pembangkit generator
Produksi bahan-bahan kimia dan resin
Dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk transportasi
dan sebagai pengganti bahan bakar yang sangat baik
Dapat digunakan sebagai asap cair
Bio-oil dapat digunakan sebagai bahan pengawet seperti
pengawet kayu
Campuran yang sesuai pirolisis cair dengan minyak diesel
dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel
Digunakan sebagai bahan perekat.
Perbandingan
Proses Pirolisis

Cooling water 1

Start

Magister Teknik Kimia UGM


Contoh aplikasi pirolisis
Proses Umum Pirolisis
Mekanisme
water

Heat from
source

pengeringan Primary Cracking Secondary Cracking


Teknik Kimia UNTIRTA
CO2 Mekanisme
CO
CH4
H2
300-500 C

shrinkage CHAR

TAR

pengeringan Primary Cracking Secondary Cracking


Teknik Kimia UNTIRTA
Mekanisme
Bio oil
Heat from
source

CRACK !!
gas

TAR

300-900 C

Char

pengeringan Primary Cracking Secondary Cracking


Teknik Kimia UNTIRTA
Proses
dekomposisi
pada proses
pirolisis
Reaksi reaksi yang terjadi selama proses
Menurut pirolisis biomassa adalah sebagai berikut :
Nisandi (2007) Penghilangan air pada suhu 0 170 oC
Pirolisis hemicellulosa pada suhu 170
260 oC menghasilkan furfural dan
turunannya
Pirolisis selulosa pada suhu 260 310 oC
menghasilkan karbonil dan karboksil
Pirolisa lignin pada suhu 310 500 oC
menghasilkan senyawa fenol, guaikol,
siringol bersama homolognya
Pada suhu lebih besar dari 500 oC, terjadi
reaksi sekunder termasuk oksidasi,
polimerisasi dan kondensasi
Faktor faktor yang
Suhu
mempengaruhi
Suhu merupakan faktor yang sangat
proses pirolisis
berpengaruh dalam proses pirolisis, karena
proses perengkahan biomassa memerlukan
energi kalor. Semakin tinggi suhu maka hasil
cair yang diperoleh akan semakin besar.
Namun pada suhu tertentu, kenaikannya
malah akan menurunkan hasil cair yang
diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari penelitian
yang dilakukan Onay dan Kockar (2004) dan
Blasi (2002)
Kecepatan transfer panas
Kecepatan pemanasan yang tinggi
diperlukan untuk menjamin ketersediaan
kalor reaksi pirolisis yang berlangsung cepat.
Semakin besar kecepatan pemanasan, maka
hasil cairan yang diperoleh semakin besar,
sedang gas dan char semakin kecil (Onay
dan Kockar, 2004)
Waktu tinggal gas hasil pirolisis
Charcoal yang dihasilkan merupakan
katalis bagi proses cracking. Waktu tinggal
gas hasil pirolisis yang lebih lama akan
memberikan kesempatan terjadinya
cracking kedua, sehingga hasil cair akan
semakin rendah dan hasil gas dan char
akan semakin besar (onay dan kockar,
2004)
Ukuran butiran
Pengaruh ukuran butiran pada proses
pirolisis adalah pada distribusi panas
dalam butiran. Ukuran butiran cukup kecil
membuat panas mudah tersebar secara
merata keseluruh bagian. Semakin besar
ukuran partikel, pemanasan akan
berlangsung lambat, akibatnya suhu rata
rata pada partikel akan lebih rendah dan
mengakibatkan hasil yang di peroleh lebih
sedikit (Beis, 2002).
TGA (thermogravimetry analysis),
DTG (differential
thermogravimetry) Perekaman
perubahan massa
DTA (differential thermal
Teknik Analitik
analysis), DSC (differential
pada Analisis
Termal scanning calorimetry)
(Gaur , 1998). Perpindahan Panas
TMA (thermo mechanical
analysis) Perubahan dimensi

Teknik Kimia UNTIRTA


Sekelompok teknik yang mengukur
Pengertian
Analisa termal sifat fisis suatu bahan atau hasil-
(Sarjono, dkk, hasil reaksi yang diukur sebagai
2009)
fungsi temperatur. Alat-alat ini bisa
mengukur perubahan temperatur
sampai 500oC dengan laju
pemanasan 5oC/menit sampai
10oC/menit. Pengukuran juga bisa
dilakukan menggunakan udara
kering maupun gas nitrogen.
adalah teknik analisa yang
mengukur berat sample yang
Thermogravimetry hilang sebagai fungsi temperatur
Analysis (TGA) atau sebagai fungsi dari waktu
pada temperatur tertentu pada
kecepatan pemanasan yang
tetap. Analisa seperti ini
berdasarkan pada tiga
pengukuran yaitu berat,
temperatur dan perubahan
temperatur (Wikipedia.com,
2008).
Differential adalah suatu teknik dimana suhu
Thermal Analisis dari suatu sample dibandingkan
(DTA) dengan material inert. Suhu dari
sample dan pembanding pada
awalnya sama sampai ada kejadian
yang mengakibatkan perubahan
suhu pada pelelehan, penguraian,
atau perubahan struktur Kristal
sehingga suhu pada sample
berbeda dengan pembanding. Bila
suhu sample lebih tinggi dari pada
suhu pembanding maka perubahan
yang terjadi adalah eksotermal, dan
endotermal bila sebaliknya (Onggo
dan Fansuri, 1999).
adalah alat untuk analisa termal
Differential
yang prinsipnya adalah menghitung
Scanning jumlah energy yang diserap atau
Colorimetry dibebaskan oleh sebuah sample
(DSC) yang dipanaskan, didinginkan atau
ditahan pada temperatur konstan
(Isothermal). Dengan demikian
sifat-sifat termal dari suatu material
dapat dianalisa dan dikarakterisasi,
antara lain untuk menentukan Cv,
Cp, Enthalpi dan perubahan fasa
selama pemanasan , dan untuk
menentukan kemurnian dari suatu
bahan (Sardjono, dkk, 2009).
digunakan untuk menentukan
Thermal ekspansi termal dan
Mechanical
Analyzer (TMA) kesusutan dari sample yang
disertai dengan perubahan
dimensi, pengujian bisa
dilakukan mulai dari suhu
150oC (Chandra, 2008).
Variasi Peneliti Biomass Suhu (oK)
Temperatur Avni & Coughlin, Lignin 298 s/d 1073
1985

Thurner dan Mann, Wood 573 s/d 673


1981

Balci, et. Al., 1993 Kulit kenari 473 s/d 723

Bilbao, et. Al., 1997 Selulosa 487 s/d 563

Hartono A, dkk., Tempurung 473 s/d 753


2001 kelapa sawit

Penelitian ini Batang Daun 523 s/d 773


tembakau
Pada kayu menurut Borman dan
Ragland (1998); dan Kusnetsov (2005)
hemicelulosa akan terpirolisis pada
temperatur 225 325 oC, celulosa pada
temperatur 325 375oC dan lignin pada
temperatur 300 500 oC

Menurut Schroder (2003) Selulosa akan


terdekomposisi pada 200 400oC,
hemiselulosa pada 350 450oC
sementara lignin pada suhu hingga
450oC
Prabir
basu,2010
slide 73
Radiasi : perpindahan dengan perantara
Pengertian udara atau perubahan energi termis menjadi
energi radiasi
konveksi,
E = e T4.
radiasi dan : konst.Boltzmann : 5,67 x 10-8 W/ m2 K4.
konduksi e : emitansi (0 e 1)

Konveksi : perpindahan dengan perantara


bahan (padat atau cair)
H = h x A x T
h = koefisien konveksi
Konduksi : Pertukaran energi dari temperatur
rendah ke temperatur tinggi (media panas
ke bahan yang dipanaskan)
H = -k A (T1-T2)/L
Lebih lengkap lihat di k = konduktivitas termal
Prabir basu,2010 slide 73
Prabir Basu menjelaskan bahwa
selama pirolisis berlangsung,
panas dipindahkan menuju
permukaan paling luar partikel
melalui dua mekanisme yang
paling berperan penting, yaitu
radiasi dan konveksi. Setelah itu,
panas akan dilanjutkan menuju
permukaan dalam partikel melalui
mekanisme konduksi (dalam
partikel) dan konveksi di dalam
pori-pori
Konveksi dan radiasi menuju
permukaan luar partikel
Konduksi di dalam partikel
Konveksi di dalam pori-pori
partikel
KARBONISASI
Apa Itu Karbonisasi biomassa??
Karbonisasi biomassa merupakan suatu proses untuk mengkonversi
bahan organik menjadi arang, menaikkan nilai kalor biomassa, dan
menghasilkan pembakaran yang bersih dengan sedikit asap.

Prosesnya berlangsung secara :


1. Eksoterm
2. Endoterm

Produk dari karbonisasi yaitu berupa arang yg tersusun atas karbon


dan berwarna hitam
PERBEDAAN PIROLISIS, GASIFIKASI DAN
PEMBAKARAN
Gasifikasi berbeda dengan pirolisis dan pembakaran.
Ketiga dibedakan berdasarkankebutuhan udara yang
diperlukan selama proses.
Jika jumlah udara/bahan bakar (AFR , air fuel ratio) sama
dengan 0, maka proses disebut pirolisis.
Jika AFR yang diperlukan selama proses kurang dari 1.5,
maka proses disebut gasifikasi.
Jika AFR yang perlukan selama proses lebih dari 1.5,
maka proses disebut pembakaran
Mekanisme pembakaran biomassa:

1. Pengeringan (drying) menghilangkan


moisture

2. Devolatilasi tahapan pirolisis untuk


melepaskan volatile

3. Pembakaran arang tahapan reaksi antara


karbon dan oksigen dan akan melepaskan arang
Reaksi yang terjadi (Borman dan Ragland, 1998):
Jenis Karbonisasi Perbedaan Temperatur

Low Temperatur Carbonization


(500C-700C)

Medium Temperatur Carbonization


(700C-900C)

High Temperatur Carbonization


(>900C)
GASIFIKASI
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan
bahan bakar padat secara termo kimia menjadi
gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah
dari udara yang digunakan untuk proses
pembakaran
Bahan padat yang dimaksud adalah bahan
bakar padat termasuk diantaranya biomassa,
batubara, dan arang. Gas yang dimaksud
adalah gas-gas yang keluar dari proses
gasifikasi dan umumnya berbentuk CO, CO2,
H2, dan CH4
KEUNGGULAN TEKNOLOGI GASIFIKASI

Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten


yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.
Mampu memproses beragam input bahan bakar
termasuk batu bara, minyak berat, biomassa,
berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.
Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah
menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.
Mampu mengurangi jumlah sampah padat Gas
yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin
yang berbahaya
PROSES GASIFIKASI BATUBARA DENGAN
UNGGUN TERFLUIDAKAN

Reaksi berikut ini merupakan empat reaksi yang umum telibat


pada gasifikasi.

Water-gas reaction
Reaksi yang terjadi pada water-gas reaction adalah :
C + H2O -> H2 + CO 131.38 kJ/kg mol karbon
Boudouard reaction
Reaksi yang terjadi pada Boudouard reaction adalah:
CO2 + C -> 2CO 172.58 kJ/mol karbon
PROSES GASIFIKASI BATUBARA DENGAN
UNGGUN TERFLUIDAKAN

Shift conversion
Reaksi ini digunakan pada pembuatan gas sintetik.

CO + H2O -> CO2 + H2 41.98 kJ/mol

Methanation
Reaksi yang terjadi pada methanation adalah:
C + 2H2 -> CH4 + 74.90 kJ/mol karbon
TAHAPAN PROSES GASIFIKASI
Terdapat berbagai macam
tipe gasifier

Mode Fluidisasi

Arah aliran
1. Fixed bed gasifier
Biomass akan mengalir ke bawah (turun) sedangkan gas dapat
mengalir ke atas (counter-current) ataupun (co-current). di dalam
aliran counter-curent, gas keluaran reaktor memiliki temperature
sekitar 80-100 C dan dihasilkan banyak tar. Oleh karena itu reaktor
jenis ini biasanya langsung dipasangkan dengan combuster.
2. Fluidized bed gasifier
Circulating Fluidized Bed (CFB).
Bubbling Fluidized Bed (BFB)

Aliran gas mengalir ke atas melalui


Apabila kecepatan aliran gas
unggun yang terdiri atas material
melewati 9 m/s, hampir seluruh
granuler yang bebas bergerak padatan material pasir terbawa
(misalnya pasir). Kecepatan aliran oleh aliran sehingga
gas harus cukup tinggi untuk pengoperasian reaktor menjadi
menjaga agar pasir tetap berada pada CFB.
kondisi terfluidisasi.
3. Entrained flow gasifier

Slagging Non Slagging

komponen- dinding reaktor


komponen yang tetap bersih dari
terbentuk dapat slag, jenis gasifier
meleleh di dalam ini cocok untuk
gasifier dan turun di umpan yang
sepanjang dinding kandungan partikel
reaktor dan debu nya tidak
meninggalkan terlalu tinggi.
reaktor dalam
bentuk slag cair.
1. Updraft Gasifier

Umpan dimasukan pada bagian atas


reaktor dan bergerak kebawah
melewati zona pengeringan, pirolisis,
reduksi, dan oksidasi. Sedangkan
udara masuk pada bagian bawah dan
gas keluar pada bagian atas.
2. Downdraft Gasifier

Aliran biomassa dan udara


gasifikasi bergerak ke bawah dalam
arah yang sama (co-flow) menuju
bed bahan bakar.
3. Crossdraft Gasifier

Aliran udara mengalir tegak lurus


terhadap zona pembakaran
Kelebihan dan Kelemahan Gasifier
Jenis Kelebihan Kelemahan
Gasifier
Updraft Gasifier a. Menghasilkan pembakaran a. Menghasilkan sedikit
yang sangat bersih metan
b. Lebih mudah dioperasikan b. Tidak dapat beroperasi
c. Arang yang dihasilkan lebih secara kontinyu
sedikit c. Gas yang dihasilkan
tidak kontinyu
Downdraft a. Dapat beroperasi secara a. Tar yang dihasilkan
Gasifier kontinyu suhu gas tinggi lebih banyak
b. Produksi asap terlalu
banyak
c. menghasilkan arang
lebih banyak
Crossdraft a. Suhu gas yang keluar tinggi a. komposisi gas yang
Gasifier b. Reduksi CO2 rendah dihasilkan kurang bagus
c. tempat penyimpanan, b. gas CO yang dihasilkan
pembakaran dan zona tinggi, gas H rendah
reduksi terpisah c. gas metan yang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses
gasifikasi antara lain :
1. Waktu
2. Kandungan energi bahan baku yang
digunakan
3. Kadar air bahan baku
4. Suhu sangat berpengaruh terhadap
kecepatan reaksi
5. Ukuran bahan baku
6. Kecepatan aliran udara
7. Rasio bahan baku dan udara
Produk Gasifikasi

Gas yang dihasilkan dari proses gasifikasi umumnya berupa CO, H2,
CO2, CH4, H2O, dan N2.
Selain itu, dalam gasifikasi juga akan dihasilkan bahan organik (tar),
arang dan bahan anorganik (H2S, HCl, NH3, logam-logam alkali)
serta partikel (abu).
PLTD-JANGGEL

Operasi Harian dgn Solar Penuh


Konsumsi Solar (4 jam): 4,2 4,7 L/jam
1) Daya terpakai: 9 kVA 12 kVA Konsumsi Solar Spesifik : 0,4 0,5 L/kWh
2) Harian Rutin jam 18:00-22:00
3) Beban puncak jam 18:00-20:00 Operasi Duel Fuel
dual fuel masih bertahap (pelatihan operator)
4) Op. tambahan: 04:00-06:00
dual fuel: 0,5 jam/hari (jam 21:00- 21:30)
5) Beban Rumah Tangga: jika ada Tim ITB, dual fuel = 3 jam
a. lampu 2 bh @ 10 W Konsumsi Solar dual fuel: 1,2 1,5 L/jam
(dari PTPN XVIII) Penghematan Solar: (4,2 1,2) = 3,3 L/jam
Penghematan Solar: 60 - 70%
b. TV dan Rice Cooker
Konsumsi Janggel: 30-50 kg/jam
(beberapa rumah)
10/24/2017 90
Kualitas gas hanya dilihat pada kualitas api
Syngas Conditioning for Engines
Unit Gasifikasi Genset 15 kW
bahan baku kayu karet (1983 -1990)

92
Tinjauan Pustaka (2)
Biomassa: C, H, O

Pengeringan:
Udara: O2, N2 Panas 100 200 oC

Biomassa kering
Gas, tar, arang
Pembakaran: 1200 oC Pirolisis: 200 500 oC
C, tar, gas O2 CO2 + Biomassa arang + uap
H2 + Panas air + air +
panas gas-gas

Arang C02, H2O


CO2, H2O, N2, dll

Reduksi: 600 1200 oC


C + CO2 CO
Panas C + H2 O CO + H2

Gas Produser:
10/24/2017 CO, H2, CH4, CO2, H2O, N2 93
Tahap-tahap Proses Gasifikasi
Skema Fixed-Bed Gasifier

Downdraft gasifier
Updraft gasifier

10/24/2017 94
Skema Peralatan Gasifikasi

10/24/2017 95
Contoh Komposisi Gas Produser

batok kayu sekam batok


Jenis biomassa grafit
kelapa karet padi sawit

Bentuk pipih balok lepasan pecahan pecahan


kecil
ukuran, cm3 2 x2x0,2 2 x2x5 1x1x2 2x2x2 2x2x2

Komposisi gas (kering), fraksi-mol


CO 25% 18% 20% 21% 26%
H2 12% 16% 11% 17% 3%
CH4 1% 2% 2% 2% 0%
CO2 10% 10% 11% 9% 5%
N2 52% 54% 56% 52% 66%
panas-bakar, kJ/Nm3 4900 4600 4350 5080 3540
10/24/2017 96
daerah daerah daerah
JANGGEL JAGUNG Nagreg Limbangan Cimenyan
(P-12) (P-12) (BISI 2)
Proximate Analysis
1 kadar air (kering udara) 7,58% 9,33% 1,93%
2 kadar abu (kering oven) 1,98% 1,70% 1,40%
3 Volatile Matter 73,31% 71,93% 79,28%
4 Fixed Carbon 17,31% 17,04% 17,39%

Panas Bakar, kcal/kg 4161 4088 4427


(dasar kering dan bebas abu)

Ultimate Analysis (dasar kering, bebas abu); fraksi massa


1 kadar C 45,68% 45,01% 48,18%
2 H 5,36% 5,44% 5,17%
3 N 0,13% 0,03% 0,25%
4 S 0,11% 0,11% 0,20%
5 O 46,74% 47,71% 44,80%

10/24/2017 97
KOMPOSISI GAS HASIL GASIFIKASI JANGGEL JAGUNG
(bebas uap air dan tar); analisis dengan Kromatografi
komposisi 1 2 3 4 5 6 7 8 rata2
CO2 13,65% 18,49% 22,22% 13,79% 14,04% 15,14% 12,63% 12,88% 15,36%
H2 15,14% 8,92% 6,41% 14,63% 14,93% 15,25% 15,18% 14,61% 13,13%
N2 49,11% 53,00% 50,96% 48,06% 45,13% 47,18% 46,93% 49,10% 48,68%
CH4 1,09% 3,29% 3,80% 1,55% 1,40% 1,96% 0,99% 1,17% 1,91%
CO 21,01% 16,29% 16,61% 21,96% 24,51% 20,46% 24,28% 22,25% 20,92%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
NHV, kJ/Nm3 4679 4201 4150 4910 5209 4934 5059 4805 4743

10/24/2017 98
GASIFIKASI Batok; Udara vs O2
(murni)
Item O2 O2
dari Udara dari Tangki
O2 flow (l/min) 100 118
Biomass flow rate (Kg/hr calculated) 16.8 19.8
Producer gas flow (L/min) 1530 860
Producer gas composition, fraksi mol
H2 9.3% 16.0%
CO 20.5% 36.4%
CH4 1.1% 2.2%
CO2 6.58% 15.6%
N2 65.5% 29.8%
Temp. Pyrolysis zone, C 679 692
Temp. Combustion zone, C 805 828
Temp. Reduction zone, C 718 779
10/24/2017 LHV (MJ/m3) 3.79 6.76 99
CO2 Gasification of Coconut Shell
O2 flow (L/min); from tank 120 120 120 120 120
Biomass flow rate (Kg/hr calculated) 19.8 19.8 19.8 19.8 19.8
CO2 flow (L/min); from tank 0 27 60 230 305
CO2/biomass mol ratio 0 0.8 1.8 0.47 0.91
Producer gas flow (l/min) 860 921 1139 1237 1465
Producer gas composition , mol-fration
H2 16,0% 15.9% 12.6% 10.8% 10.0%
CO 36.4% 41.4% 39.6% 38.0% 30.6%
CH4 2.2% 1.8% 1.6% 1.6% 1.3%
CO2 15.6% 15.2% 20.6% 23.2% 30.3%
N2 29.8% 25.7% 25.5% 26.2% 27.7%
Pyrolysis zone, Temp. C 692 620 562 696 425
Combustion zone, Temp. C 828 765 769 808 680
Reduction zone, Temp. C 779 781. 795 775 798
LHV (MJ/m3) 6.76 7.2 6.6 6.25 5.17

10/24/2017 100
TERAPAN TEKNOLOGI
GASIFIKASI
GASIFIKASI SEKAM PADI
Berbagai model dan ukuran gasifikasi sekam
padi sejak tahun 1996 telah banyak
dibuatdan dipublikasikan sebagai teknologi
terapan yang dapat diterima masarakat,
utamanyamasarakat berpenghasilan
rendah.beberapa yang popular sb
Gas yang dihasilkan selain sebagai energy panas juga telah
dikembangkan dengan melengkapi reactor dengan gas clean up
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai power energy, pada skala
besar sekam padi digunakan sebagai pembangkit listrik (cogen
system

Anda mungkin juga menyukai