Anda di halaman 1dari 16

1/16

AKURASI & PRESISI


HASIL PENGUJIAN
PENDAHULUAN 2/16

Nilai terukur ≠ Nilai


x benar Є
Nilai terukur =
= nilai µ
benar +
+ kesalahanδsistematik ++ kesalahan
acak (bias/koreksi)

(presisi/ketidakpastian)

Hasil Pengujian
CRM = 22,79 ± 0,96 μg/Kg
Hasil rerata = 22,46 ± 1,09 μg/Kg (%R = 98,5% & %RSD =
9,8%)
δ = bias
Frequency

Hasil rerata = 22,46 μg/Kg CRM = 22,79 μg/Kg


PENENTUAN AKURASI 3/16

AKURASI : adalah kedekatan suatu hasil pengujian atau rerata


hasil pengujian ke nilai yang sebenarnya

Secara langsung Secara tidak langsung


Perbandingan 2 metode beda
prinsip Uji F = uji presisi
Uji t = uji akurasi

Certified Reference Materials Spiking standard solution traceable to SI


 Penentuan %Trueness (%Bias)  Penentuan %R
 CRM perlakukan seperti sampel  Pertimbangkan efek matriks
%Trueness  C samplespike 
x %R  100%
.100% C sampleC spike


%Bias  x  .100%

Nilai terukur
%R  .100%
Nilai t arg et
PENENTUAN AKURASI 4/16

 Pengujian seringkali tidak langsung diukur namun


dilakukan
analit preparasi yang meliputi antara lain:
 pelarutan, distilasi, destruksi, atau ekstraksi
 Akurasi tinggi maka efisiensi pelarutan, distilasi, destruksi
atau
ekstrasi terhadap analit seharusnya memiliki efisiensi 100%
%R = 100%
%R < 100% %R > 100%
 penguapan kontaminan bahan kimia
 absorpsi  kontaminan peralatan
 adsorpsi  kontaminan kondisi akomodasi
 interferensi negatif dan lingkungan pengujian
 interferensi positif
PENENTUAN AKURASI SECARA LANGSUNG 5/16
MELALUI UJI PEROLEHAN KEMBALI (RECOVERY TEST)

 Untuk memberikan pengaruh yang nyata evaluasi


terhadapmaka:
akurasi,
 konsentrasi akhir sampel ditambahkan analit
setelah berkisar antara 2 – 5 kali konsentrasi sampel
(spiked)
sebelum ditambahkan analit (unspiked);
 nilai konsentrasi sampel yang telah ditambahkan analit
tidak boleh melebihi batas rentang kerja tertinggi pada
ruang lingkup metode pengujian yang digunakan
 konsentrasi sampel yang telah ditambahkan analit
harus masuk dalam regresi linear kurva kalibrasi yang
digunakan.

aktifasi analit sampel ≈ aktifasi analit spike


PENENTUAN AKURASI SECARA LANGSUNG 6/16
MELALUI UJI PEROLEHAN KEMBALI (RECOVERY TEST)

 Analit yang ditambahkan ke sampel harus memiliki sifat-


sifat:
 analit yang ditambahkan ke sampel berbentuk padatan bila memungkinkan
atau larutan yang sangat pekat.
 tidak merubah matrik sampel serta menghindari pengenceran.
 volume analit yang ditambahkan ke sampel tidak boleh melebihi 2%.
 bila penambahan analit menimbulkan kekeruhan (turbidity) maka
penambahan analit ke sampel harus diulang dengan menurunkan
konsentrasi atau memperbanyak volume dengan tetap menghindari
terjadinya pengenceran sampel yang berlebih.

[C]spike = y
Vspike = maks 2%Vtotal

Ctarget = x + y
[C]sampel = x Vtarget = Vtotal
Vsampel = min 98%Vtotal

[C]sampel = x
Vsampel = mL
PENENTUAN AKURASI SECARA LANGSUNG 7/16
MELALUI UJI PEROLEHAN KEMBALI (RECOVERY TEST)
 Penentuan akurasi dapat melalui spiking larutan
standar kedalam sampel

Cspike
Vspike

Ctarget
Csampel

Vsampel

 Hitung %Recovery:
C   CV sam p el CV
dimana T arg et 
spike
sam plespike sam ple
%R 
C   
C spik 100%

e C samplespike V Vsam pel  Vspike


[C ]spike 
samplespikeV
spike
Keterangan: C = konsentrasi & V = volume
BATAS KEBERTERIMAAN AKURASI 8/16

Jika penentuan batasan uji perolehan kembali (%R) melalui bagan


kendali (control chart) belum ditentukan oleh laboratorium yang
melakukan pengujian, maka batasan awal (starting point) sesuai
metode pengujian yang digunakan atau dapat dilakukan berdasarkan tabel
dibawah ini:
Kadar (unit) Batasan maks %R
100% 98 – 101
10% 95 – 102
1% 92 – 105
0,1% 90 – 108
0,01% (100 ppm) 85 – 110
10 ppm 80 – 115
1 ppm 75 – 120
10 ppb 70 – 125
PRESISI 9/16

 Presisi adalah tingkat kedapatulangan suatu


rangkaian hasil pengujian diantara hasil-hasil itu
sendiri
 Presisi dipengaruhi oleh kesalahan acak diantaranya:
 ketidakstabilan instrumen
 variasi kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian
 variasi bahan kimia
 variasi kompetensi personil laboratorium
Presisi ≠ True Value
Bias

Cons (µg/L)
PRESISI 10/16

Penentuan presisi meliputi:


1) Repitabilitas (ukuran presisi terkecil)
2) Reproducibility within lab (ukuran presisi intermediate)
3) Reproducibility between labs (ukuran presisi terbesar)
REPEATABILITY (REPITABILITAS) 11/16

 bertujuan untuk mengukur keragaman nilai hasil


terhadap pengujian
sampel yang sama dari seorang analis
dengan
menggunakan metode pengujian dan peralatan yang sama
dalam interval waktu yang sesingkat mungkin
 merupakan perbedaan ukuran presisi yang terkecil
 semakin kecil nilai repitabilitas maka semakin presisi
hasil pengulangan pengujian yang dilakukan oleh seorang analis
 dapat untuk melihat konsistensi analis,
digunakan kestabilan
peralatan serta tingkat kesulitan metode pengujian
digunakan. yang
 Repitabilitas mulai dari pretreatment – preparation –
analysis
Analis-1: Analis-2:
Hasil = 8 mg/L, sd = 0,3 mg/L Hasil = 75 mg/L, sd = 3 mg/L
%RSD = 3,75% %RSD = 4%

Analis mana yang lebih presisi?


REPEATABILITY (REPITABILITAS) 12/16

Jika pengulangan pengujian secara duplo maka presisi


(repitablitas) ditentukan berdasarkan %RPD dan jika pengulangan
pengujian lebih dari dua maka ditentukan berdasarkan %RSD:
Simplo (X1) Duplo (X2) Triplo (X3)

sd
%RSD  x .100%
dimana:
n

i 1 x  x

i
sd 
 n1
2

x1
n
x
%RPD  x .100%
x 1  x2 i1x ni

%RPD  .100%
x1  x 2 2
x1  x2
%RPD  .200%
x1  x 2
JENIS PRESISI DALAM PENGUJIAN 13/16
PRESISI
Repeatability Internal reproducibility External reproducibility
(reproducibility within lab) (reproducibility between lab)
Laboratorium Laboratorium sama Laboratorium beda
Analis Contoh uji Analis beda
Contoh uji Metode uji Contoh uji sama

Bahan kimia sama Bahan kimia salah satu Bahan kimia salah satu atau
Peralatan Peralatan Peralatan lebih boleh

Metode uji Analis atau lebih Metode uji beda

Waktu relatif Waktu


10,5 logC  dimana C = kadar boleh beda Waktu
analit dinyatakan
konsentrasi analitdalam fraksi0,25
adalah (sebagai
ppm contoh,
maka jika C
Horwitz %CV  2
Ukuran presisi terkecil Ukuran presisi sedang Ukuran presisi terbesar
harus dimasukkan dalam persamaan Horwitz menjadi 0,25
Batas = 0.5 HV x10-6)precision)
(intermediate Batas = HV
Batas = 0.67 HV

Unit %RSDHV 0,67%RSDHV 0,5%RSDHV


100 ppm 8,00 5,36 4,00
10 ppm 11,31 7,58 5,66
1 ppm 16,00 10,72 8,00
100 ppb 22,63 15,16 11,31
10 ppb 32,00 21,44 16,00
1 ppb 45,25 30,32 22,63
BATAS KEBERTERIMAAN 14/16
PRESISI
 Nilai repitabilitas (%RPD) dimungkinkan nol karena pengulangan
hanya dilakukan secara duplikat atau duplo
batasan keberterimaan: %RPD ≤ 0,5%CVHV
Simplo : 9,9 mg/L
Duplo : 10,3 mg/L 0,5x%CVHorwitz  0,5x2 10,5 log C   0,5x2 (10,5 log(10,1x10 6
)  5,6%
%RPD : 4,0%

 Nilai reprodusibilitas (%RSD) tidak mungkin nol karena minimal 3


pengulangan pengujian memiliki variasi ketidakstabilan dari
berbagai sumber yang ada
%RSDperhitungan
batasan keberterimaan: HORRAT 
%RSDprediksi

HORRAT = 0,3 – untuk reprodusibilitas dalam laboratorium


1,5 untuk reprodusibilitas antar laboratorium
HORRAT = 0,5 – 2
Simplo : 9,9 %CVHorwitz  210,5logC   2 (10,5log(9,7 x10 6
)
Duplo : 10,3 mg/L
mg/L  11,37%
Triplo : 8,9 mg/L %RSD
7,43%
%RSD : 7,43% perhitungan
%RSDprediksi   0,65
11,37%
15/16

PERBANDINGAN 2 SEKUMPULAN DATA HASIL PENGUJIAN

G)

·; •
..

......
,u• •
I ,.
I

-..
\

c. ••r
I
lncroaslng Procislon I
I I
I
..
s1 - - it
Xi i2
Xi
16/16

Anda mungkin juga menyukai