Anda di halaman 1dari 17

(Amorphophallus muelleri Bl)

o Porang (Amorphophallus muelleri Bl)


merupakan tumbuhan herba dan
menahun. awalnya ditemukan di
Kepulauan Andaman India, menyebar
ke arah timur melalui Myanmar
masuk ke Thailand dan ke Indonesia.
Tanaman ini tumbuh dari dataran
rendah sampai 1000 m dpl, dengan
suhu antara 25-35 C, sedangkan
curah hujannya antara 300500 mm
per bulan selama periode
pertumbuhan. Pada suhu di atas 35oC
daun tanaman akan terbakar,
sedangkan suhu rendah
menyebabkan suweg mengalami
dormansi.
Taksonomi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae (suku talas-talasan)
Genus : Amorphophallus
Spesies : Amorphophallus muelleri Bl

Kerabat Dekat
Suweg, Bunga Bangkai Jangkung,
Bunga Bangkai Raksasa
Batang porang,
tegak, lunak, batang halus
berwarna hijau atau hitam
belang-belang (totol-totol)
putih. Batang tunggal
memecah menjadi tiga
batang sekunder dan akan
memecah lagi sekaligus
menjadi tangkai daun.
Tinggi tanaman dapat
mencapai 1,5 meter
tergantung umur dan
kesuburan tanah.
o Daun porang
berbentuk oval, Pada setiap tiik pertemuan batang di
helayan daun akan tampak tonjolan berwarna cokelat
kehitam-hitaman (disebut bulbil) dan berfungsi
sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.
o Umbi porang
berada di bawah permukaan tanah. Umbi tunggal, tidak membentuk
anakan umbi, mengandung karbohidrat dan pati yang komposisinya
didominasi oleh zat glucomanan (Glukomannan adalah polisakarida
hidrokoloid yang terdiri dari residu D-glucose dan D-mannose) , warna
kulit umbi kecoklatan dengan bintik-bintik kecil yang merupakan
tempat tumbumbuhnya akar, dan ada bagian melengkung pada umbi
yang merupakan tempat tumbuhnya tunas, warna daging umbi kuning
cerah, serat daging umbi halus, umbi porang dapat dipanen sekitar
umur 7 bulan.
o Bunga porang
tersusun majemuk berupa struktur
khas talas-talasan, yaitu bunga
tumbuh pada tongkol yang
dilindungi oleh selubung bunga.
Kuntum bunga tidak sempurna,
berkelopak satu, berkumpul di sisi
tongkol, dengan bunga jantan
terletak di bagian distal (lebih
tinggi) daripada bunga betina.
Struktur generatif ini pada saat
mekar mengeluarkan bau bangkai
yang memikat lalat untuk
membantu penyerbukannya,
pemekaran berlangsung sekitar tiga
hari.
o Buah porang,
Bunga yang telah
mengalami penyerbukan
akan menghasilkan
buah/biji. Dalam satu
tongkol buah bisa
menghasilkan biji sampai
250 butir yang dapat
digunakan sebagai bibit,
dengan cara disemaikan
terlebih dahulu.
(perkembangbiakan
porang secara generatif).
Adapun kandungan gizi dari 100 gram umbi Porang basah
adalah :
pati :76,5 %
Kalori : 69 kkal
Protein :1,0 gr
Lemak :0,1 gr
Karbohidrat :15,7 gr
Kalsium oksalat :0,19 %
Kalsium :62 mg
Fosfor :41 mg
Zat besi :4,2 mg
Vitamin B1 :0,07 mg
Air :82 gr
Bagian yang dapat Dimakan :86 %
Umbi porang pada saat dipanen beratnya dapat
mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah
dipadupadankan dengan beragam bahan sebagai bahan
baku kue tradisional dan modern. Tepung porang dapat
digunakan sebagai bahan lem, agar-agar, mi, tahu,
kosmetik dan roti.
Di Filipina umbi suweg sering ditepungkan untuk
mengganti kedudukan terigu dan biasanya dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan roti. Di Jepang, umbi-
umbian sekerabat suweg telah banyak dimanfaatkan
untuk bahan pangan, misalnya bahan pembuatan mi
instan
o UNTUK KESEHATAN
porang sebagai serat pangan alami akan memberi
pertahanan pada tubuh manusia terhadap timbulnya
berbagai penyakit antara lain:
1. usus besar,
2. divertikular,
3. kardiovaskular,
4. kegemukan,
5. kolesterol tinggi dalam darah
6. kencing manis
7. kanker
o BAHAN INDUSTRI
1. Bahan lem
2. Industri kertas
3. Dalam bidang laboratories Pengganti media
tumbuh mikroba ataupun sebagai detector
mikroba.
4. Industri minuman,
5. Industri pabrik gula, dll..
Masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan
porang sebagai bahan pangan di Indonesia adalah
adanya kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal
di kulit dan iritasi saat dikonsumsi. kalium oksalat
terdapat dalam bentuk garam terlarut (K, Na dan NH3
oksalat) dan sebagai asam oksalat atau sebagai Ca-
oksalat tak larut. Kalsium oksalat pada porang
ditemukan dalam bentuk jarum.
Konsentrasi asam oksalat dalam dosis tinggi bersifat
merusak dan menyebabkan gastroenteritis, shock,
kejang, rendahnya kalsium plasma, tingginya oksalat
plasma dan kerusakan jantung. Efek kronis konsumsi
bahan pangan yang mengandung oksalat adalah
terjadinya endapan kristal kalsium oksalat dalam
ginjal dan membentuk batu ginjal (Bradbury dan
Holloway, 1988).
Secara fisik :
Pemanasan/ perebusan (101.5C - 160C (NIOSH, 2005))
Secara Kimiawi:
Sebagai contoh dengan penambahan polimer bermuatan
negatif maka akan terjadi pengendapan protein (Blanshard
and Mitchell,1979):
Alumunium sulfat (Al2(SO4)3, NaCl, Tricloroacetat (TCA),
Alkohol , dan air.

Anda mungkin juga menyukai