Proses CNG
Gas yang berasal dari sumur gas akan diproses terlebih dahulu di
Pertamina Gathering station. Gas tersebut dengan spesifikasi yang
telah disepakati selanjutnya disalurkan melalui pipa dari gathering
station dengan volume 4,5 MMSCFD dan pada tekanan 100 - 200 Psig
ke CNG Plant. Sebelum masuk CNG plant dan flare system, gas akan
terlebih dahulu dialirkan melalui inlet scrubber, shutdown valve,
pressure regulator control valve untuk menjaga tekanan masukan
sebesar 100 Psig hingga maksimum 150 Psig.
Bila ternyata kandungan komponen C3 (propane), C4 (butane), C5+,
dan kandungan asam (H2S dan CO2) serta H2O melebihi batasan yang
diperkenankan sesuai spesifikasi gas pada Perjanjian Jual Beli Gas
(PJBG) antara PT PLN (Persero) dan PT PERTAMINA maka gas tersebut
akan ditolak sampai batasan komposisi yang diperkenankan tercapai.
Komposisi gas masukan akan dimonitor dengan menggunakan gas
chromatograph yang dipasang pada inlet plant sebelum gas masuk ke
unit pengering gas (DHU).
Flare system berfungsi sebagai sistem pengaman dimana jika terjadi
situasi emergensi atau PLTG/PLTMG plant shutdown, dan seluruh silinder
penyimpanan CNG telah terisi penuh maka gas akan di blow down yang
selanjutnya dibakar untuk melindungi peralatan CNG dari tekanan yang
berlebihan. Selain melindungi dari kondisi tekanan berlebihan Flare
puncak selama 5 jam per hari dengan volume gas sebesar 0,834
0,9 setara MMSCF/jam dengan tekanan 100 psig. Proses penurunan
tekanan dari 2850 psig ke tekanan operasi 100 psig membutuhkan
peralatan Decompression System / Pressure Reduction Unit, yang
dilengkap dengan rangkaian pressure reduction valve untuk
menurunkan tekanan secara bertahap dan dilengkapi dengan
heater system agar tidak terjadi freezing (pembekuan) akibat dari
turunnya temperatur gas pada saat proses penurunan tekanan.
Decompression System / Pressure Reduction Unit merupakan