Anda di halaman 1dari 7

CNG

Compress Natural Gas

Compressed Natural Gas (CNG)


Compressed Natural Gas (CNG) adalah alternatif bahan bakar selain
bahan bakar minyak. Di Indonesia CNG dikenal sebagai Bahan
Bakar Gas (BBG) atau gas alam terkompresi dengan tekanan antara
200 Barg 250 Barg (3000 Psig 3600 Psig). Bahan bakar ini
dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan bahan bakar
minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan.
CNG mulai diperkenalkan sebagai bahan bakar alternatif pengganti
bahan bakar minyak (gasoline, HSD, MFO, dll) sejak tahun 1996,
dalam upaya diversifikasi energi dari bahan bakar minyak menuju
gas.
Asal Gas untuk CNG dapat berupa : sumber gas alam langsung dari
kepala sumur (Well head), Gas Gathering Station (Stasiun
Pengumpul Gas) atau dari Saluran Pipa Gas Alam terkoneksi.

CNG dibuat dengan mengkompres gas alam kering yang berasal


dari gas pipa atau gas dari gathirig station dengan komposisi utama
methane sampai tekanan 3000 3600psig. Kemudian disimpan
dalam bejana tekan, rangkaian hal ini bejana tekan berbentuk
silinder atau di-transport menggunakan truk trailer.

Proses CNG
Gas yang berasal dari sumur gas akan diproses terlebih dahulu di
Pertamina Gathering station. Gas tersebut dengan spesifikasi yang
telah disepakati selanjutnya disalurkan melalui pipa dari gathering
station dengan volume 4,5 MMSCFD dan pada tekanan 100 - 200 Psig
ke CNG Plant. Sebelum masuk CNG plant dan flare system, gas akan
terlebih dahulu dialirkan melalui inlet scrubber, shutdown valve,
pressure regulator control valve untuk menjaga tekanan masukan
sebesar 100 Psig hingga maksimum 150 Psig.
Bila ternyata kandungan komponen C3 (propane), C4 (butane), C5+,
dan kandungan asam (H2S dan CO2) serta H2O melebihi batasan yang
diperkenankan sesuai spesifikasi gas pada Perjanjian Jual Beli Gas
(PJBG) antara PT PLN (Persero) dan PT PERTAMINA maka gas tersebut
akan ditolak sampai batasan komposisi yang diperkenankan tercapai.
Komposisi gas masukan akan dimonitor dengan menggunakan gas
chromatograph yang dipasang pada inlet plant sebelum gas masuk ke
unit pengering gas (DHU).
Flare system berfungsi sebagai sistem pengaman dimana jika terjadi
situasi emergensi atau PLTG/PLTMG plant shutdown, dan seluruh silinder
penyimpanan CNG telah terisi penuh maka gas akan di blow down yang
selanjutnya dibakar untuk melindungi peralatan CNG dari tekanan yang
berlebihan. Selain melindungi dari kondisi tekanan berlebihan Flare

Selanjutnya gas dari pipa akan melewati inlet scrubber dan/atau

separator untuk memisahkan gas dari liquid hydrocarbon, gas


yang keluar dari separator akan menuju Gas Dehydration Unit
yang didisain untuk mengurangi kandungan impurities H2O
sehingga gas keluaran merupakan gas kering, yang memenuhi
persyaratan kondisi minimum sebelum masuk ke dalam sistem
compressor. Gas kering tersebut kemudian ditekan di compressor
secara bertahap mencapai tekanan 2850 psig 3000 psig.
Gas bertekanan dari compressor selanjutnya disalurkan melalui

gas filter coalescer untuk menyaring moisters lubrication oil yang


terbawa dari compressor. Kemudian gas bertekanan tinggi akan
disalurkan melalui pipa bertekanan tinggi melalui priority panel
system untuk mengontrol charging system sebelum disimpan pada
Cylinder Storage Tank. Priority Panel berfungsi untuk melakukan
pengaturan pengisian secara bank system pada serial tube bank
(cylinder storage skid) secara berkelanjutan selama 24 jam per
hari.

Kemudian CNG akan digunakan sebagai bahan bakar beban

puncak selama 5 jam per hari dengan volume gas sebesar 0,834
0,9 setara MMSCF/jam dengan tekanan 100 psig. Proses penurunan
tekanan dari 2850 psig ke tekanan operasi 100 psig membutuhkan
peralatan Decompression System / Pressure Reduction Unit, yang
dilengkap dengan rangkaian pressure reduction valve untuk
menurunkan tekanan secara bertahap dan dilengkapi dengan
heater system agar tidak terjadi freezing (pembekuan) akibat dari
turunnya temperatur gas pada saat proses penurunan tekanan.
Decompression System / Pressure Reduction Unit merupakan

peralatan utama yang sangat berperan dalam memelihara


kesinambungan operasi CNG untuk pembangkit beban puncak
bahan bakar gas yang harus mampu bekerja pada volume,
temperatur, tekanan dan dew point yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai