Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Aini Sulastri S.Si,M.Si
NIP. 198502022019032013
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
i
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah kotoran ternak adalah salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari
kegiatan peternakan. Limbah ini mempunyai andil dalam pencemaran, karena
limbah kotoran ternak sering menimbulkan masalah lingkungan yang
mengganggu kenyamanan hidup masyarakat disekitar peternakan, Gangguan
tersebut berupa bau yang tidak sedap yang ditimbulkan oleh gas, terutama gas
amoniak (NH3) dan gas Hidrogen Sulfida (H 2S). Kedua gas tersebut dalam
konsentrasi tertentu akan mengganggu ternak dan peternaknya. Ternak yang
menghirup kedua gas tersebut akan mengalami gangguan pada saluran pernafasan
yang mengakibatkan ternak menjadi lebih peka terhadap serangan penyakit.
1
slurry dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya akan unsur – unsur
yang dibutuhkan oleh tanaman.
Wmcwkc w
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biogas
Biogas merupakan campuran antara gas – gas yang dihasilkan dari proses
penguraian anaerob (tanpa udara) atau fermentasi dari material organik seperti
kotoran hewan, lumpur kotoran, sampah padat atau sampah terurai. Biogas dapat
dihasilkan pada hari ke 4 – 5 sesudah digester terisi penuh dan mencapai
puncaknya pada hari ke 20 – 25 (Wahyono dan Sudarno, 2012). Dalam proses
pembuatan biogas, sumber bahan baku atau limbah yang digunakan akan
mempengaruhi kualitas dan kuantitas biogas yang dihasilkan (Indarto, 2010).
Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama
bakteri metanogen.
Komposisi biogas yang dihasilkan tergantung pada jenis bahan baku yang
akan digunakan. Komposisi biogas yang utama adalah gas metana (CH4) dan gas
karbon dioksida (CO2) dengan sedikit hidrogen sulfida (H2S). Komponen lainnya
yang ditemukan dalam kisaran konsentrasi kecil antara lain senyawa sulfur
organik, senyawa hidrokarbon terhalogenasi, gas hidrogen (H2), gas nitrogen (N2),
gas karbon monoksida (CO) dan gas oksigen (O2).
3
Tabel 2. 1 Komposisi Senyawa Penyusun Biogas
Komponen %
Metana (CH4) 55 – 75
Karbon dioksida (CO2) 25 – 45
Nitrogen (N2) 0 – 0,3
Hidrogen (H2) 1–5
Hidrogen Sulfida (H2S) 0–3
Oksigen (O2) 0,1 – 0,5
Sumber : Hermawan, dkk, 2007
a. Ada bahan pengisi yang berupa bahan organik, terutama limbah pertanian
dan peternakan.
b. Ada instalasi biogas yang memenuhi beberapa persyaratan seperti, lubang
pemasukan dan pengeluaran, tempat penampungan gas, dan penampungan
sludge (sisa pembuangan).
c. Terpenuhinya factor pendukung yakni faktor dalam (dari digester) yang
meliputi imbangan C/n, pH, dan struktur bahan isian (kehomogenan) dan
faktor luar yang menjadi fluktuasi suhu.
Menurut Abshami (2014) bahwa produk utama dari biogas adalah gas
metan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan masyarakat.
Manfaat biogas yang tidak secara langsung adalah menjaga kelestarian lingkungan
hidup dan konservasi sumber daya alam, dan lain-lain. Secara lebih rinci manfaat
penggunaan biogas adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Langsung :
Sebagai sumber energi untuk skala rumah tangga Biogas yang
diproduksi oleh satu unit instalasi biogas dapat digunakan sebagai
4
sumber energi bahan bakar dalam skala rumah tangga. Sebagai
contoh bahan bakar gas atau kompor.
Sebagai sumber energi untuk penerangan Biogas sebagai sumber
energi untuk penerangan dengan cara yang sama seperti
pemanfaatan untuk memasak, artinya kompor sebagai titik akhir
penggunaan biogas diganti dengan lampu. Lampu yang digunakan
adalah lampu yang dirancang khusus atau lampu petromaks yang
dimodifikasi.
2. Manfaat Tidak Langsung
Mengurangi Efek Gas Rumah Kaca
Penerapan biogas dapat membantu pengembangan sistem pertanian
dengan mendaur ulang kotoran hewan untuk memproduksi biogas
dan diperoleh hasil samping berupa pupuk organik. Penerapan
biogas dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang dihasilkan
pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi dari sektor
pertanian dan peternakan, karena kotoran sapi tidak dibiarkan
terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi
energi biogas.
Meningkatkan Sanitasi Lingkungan dan Keindahan
Kotoran ternak dan limbah organik lainnya apabila tidak dikelola
dengan baik dan berserakan dimana – mana, maka akan dapat
mengganggu keindahan dan berdampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat di sekitarnya. Disamping itu, terdapat kemungkinan
bahwa kotoran ternak banyak mengandung bakteri E. coli yang
membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungannya.
Dengan penerapan biogas, dampak negatif tersebut dapat
dikurangi atau dihilangkan.
Kotoran sapi adalah limbah dari usaha peternakan sapi yang bersifat padat
dan dalam proses pembuangannya sering bercampur dengan urin dan gas, seperti
metana dan amoniak. Kandungan unsur hara dalam kotoran sapi bervariasi
5
tergantung pada keadaan tingkat produksinya, jenis, jumlah konsumsi pakan, serta
individu ternak sendiri (Abdulgani, 1988). Kotoran sapi atau Fesses Sapi
merupakan substrat yang paling cocok sebagai sumber penghasil biogas, karena
telah mengandung bakteri penghasil gas metana yang terdapat dalam perut
ruminansia. Bakteri tersebut membantu dalam proses fermentasi sehingga
mempercepat proses pembentukan biogas (Sufyandi, A., 2001).
6
minyak tanah; 0,80 L minyak bensin; 0,52 L minyak solar; 3,50 Kg kayu bakar;
dan 1,50 m3 gas kota (Sunaryo, 2014).
Metan (CH4) merupakan unsur gas yang menentukan kualitas biogas. Bila
biogas memiliki kadar metan yang tinggi maka biogas tersebut akan memiliki
nilai kalor yang tinggi. Oleh kerana itu kemurnian biogas tersebut penting. Gas
metana (CH4) termasuk gas yang menimbulkan efek rumah kaca yang
menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Hal ini karena gas metana
memiliki dampak 21 kali lebih tinggi dibandingkan dengan gas karbon dioksida
(CO2). Pengurangan gas metana secara lokal dapat berperan positif dalam upaya
mengatasi masalah pemanasan global, terutama efek rumah kaca yang berakibat
pada perubahan iklim global (Muklis, A, 2017).
7
BAB III
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pda percobaan ini adalah sebagai berikut :
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah galon bekas, lem,
ban dalam bekas, lakban hitam, cat hitam, kuas, pipa PVC ¾, termometer,
pH meter, selang ukuran ¼, solder, gergaji besi, penggaris, ember,
sambungan y, dan kran besi kecil.
3.2.2 Bahan
8
kering. Setelah cat mengering, masukkan selang dan paralon melalui
lubang yang sudah dibuat. Kemudian lem sisi selang dan paralon
menggunakan lem tembak. Setelah itu taburkan pasir dicelah-celah yang
tersisa di sisi selang dan paralon lalu lem kembali. Langkah berikutnya
yaitu menyambungkan sisi ujung lain selang pertama yang ada di leher
galon dengan sambungan Y valve, kemudian di lem menggunakan lem
tembak. Selanjutnya selang kedua disambungkan dengan Y valve dan ban
dalam bekas lalu di lem menggunakan lem tebak. Lalu selang ketiga
disambungkan dengan Y valve dan keran lalu lem menggunakan lem
tembak. Kemudian alat sudah siap untuk dijadikan reaktor biogas.
Flow chart pembuatan biogas dari kotoran sapi dengan reactor sederhana
adalah sebagai berikut :
9
Gambar 3. 1 Skema Pembuatan Reaktor
Rangkaian alat pada pembuatan biogas sederhana dari kotoran sapi dengan
reaktor sederhana ini, adalah sebagai berikut :
10
1
2 5
1. Galon
2. Y valve
3. Selang
4. Pipa PVC 3/4
5. Kran
6. Ban dalam bekas
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdulgani, I. K., 1988. Seluk Beluk Kotoran Sapi serta Manfaat Praktisnya.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Fennema, O.R., 1976. Principle of Food Science Part I, Food Chemistry. Marcel
Dekker Inc, New York.
Indarto, Khori Ex. 2010. Produksi Biogas Limbah Cair Industri Tapioka Melalui
Peningkatan Suhu dan Penambahan Urea pada Perombakan Anaerob.
Jakarta : Bumi Aksara.
12
Price dan Cheremisinoff. 1981. Ensyclopedi of Chemical Processing and Design.
Vol 1. NewYork.
Rahayu, Sri. dkk. 2012. Konversi Pome Menjadi Biogas Pengembangan Proyek
di Indonesia. United States Agency for International Development
(USAID). Winrock. Amerika Serikat.
Simamora, S. et al. 2006. Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak dan
Gas Dari Kotoran Ternak. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Sjafruddin, R., Azis, A., Kimia, J. T., Negeri, P., & Pandang, U. 2017.
Pemanfaatan Limbah Cair Industri Gula Rafinasi Sebagai Bahan. 2017.
55- 60
Sofian. 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah.. Agro Media Pustaka.
Jakarta Selatan.
Suparmo dan Sudarmanto. 1991. Proses Pengolahan Tebu. PAU Pangan dan Gizi.
UGM. Yogyakarta.
Windyasmara, L., Ambar P., dan Lies M. Y. 2012. Pengaruh Jenis Kotoran
Ternak Sebagai Substrat Dengan Penambahan Serasah Daun Jati
(Tectona Grandis) Terhadap Karakteristik Biogas Pada Proses
Fermentasi. Buletin Peternakan UGM. Vol.36(1) : 40-47.
13
Wiratmana, A., P.,I, G., K. Sukadana dan I., G., N., P., Tenaya. 2012. Studi
Eksperimental Pengaruh Variasi Bahan Kering Terhadap Produksi dan
Nilai Kalor Biogas Kotoran Sapi. 1: 1-97.
14
15