Kebutuhan akan air semakin meningkat seiring bertambahnya kebutuhan air untuk irigasi, sumber energi, produksi industri, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan banyaknya kebutuhan manusia akan air minum terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber-sumber air konvensional yang berupa air permukaan semakin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Oleh karena itu, untuk mendapatkan air bersih dilakukan beberapa cara mengolah air permukaan (air sungai, danau) agar dapat digunakan sebagai air bersih sesuai standard kesehatan dan alternatif lain untuk mendapatkan air bersih dilakukan dengan menggunakan air tanah yaitu membuat sumur bor. Banyak kendala yang harus dihadapi, seperti semakin terbatasnya sumber air baku maupun penurunan mutu air baku itu sendiri sehingga perlu adanya proses pengolahan tertentu yang memerlukan biaya tinggi untuk memenuhi persyaratan kualitas air minum. Kendala ini semakin terasa di daerah yang padat penduduknya seperti di Kabupaten Bantul Yogyakarta khususnya di Kecamatan Bantul. Permasalahan air yang dihadapi masyarakat yang berada di Kecamatan Bantul tersebut yaitu sebanyak 16 desa di 5 kecamatan di Bantul menjadi langganan krisis air bersih dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Minimnya sumber air layak konsumsi menjadi permasalahan utama karena semakin menipis sumber air yang ada saat musim kemarau. Untuk mengantisipasi dampak kekeringan maka dilakukan kerja sama dengan Taruna Tanggap Bencana (Tagan) Bantul melakukan droping air bersih ke daerah yang terdampak. Permasalahan berikutnya yaitu penurunan kualitas air tanah selama dua tahun terakhir yang disebabkan oleh kandungan bakteri Escherichia coli (E-coli). Penurunan kualitas air bersih di Kecamatan Bantul tersebut yaitu 27,8% yang diperoleh oleh Dinas Kesehatan dari sampel air 1900 sumur warga di Bantul pada tahun 2015. Kandungan sumber air baku yang berasal dari sungai juga terdapat adanya kandungan bakteri Escherichia coli (E-coli) yang disebabkan masih adanya perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di sekitaran Sungai Progo tersebut serta limbah dari kotoran ternak dan limbah lain warga juga dibuang di sungai tersebut. Di Kecamatan Bantul terdapat banyak alih fungsi lahan dari yang awalnya pertanian kini digunakan untuk pemukiman. Selain itu pengembangan wisata di daerah Bantul itu sendiri sudah cukup banyak yang digunakan untuk menunjang perekonomian daerah dan masyarakat sekitar. Banyaknya pemukiman, restoran, pertokoan serta pariwisata tersebut menambah kebutuhan air di Kecamatan Bantul. Hal ini juga harus diimbangi dengan perbaikan sistem penyaluran yang baik sehingga sistem penyaluran air bersih baik untuk industri maupun domestik dapat tersalur ke konsumen dengan baik. Melalui pembuatan jaringan atau sistem perpipaan maka dapat diatasi permasalahan kebutuhan air bersih untuk suatu daerah yang letaknya cukup jauh dari sumber air. Hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan pembuatan jaringan atau sistem perpipaan ini adalah jumlah kepadatan penduduk, kondisi fisik daerah perencanaan, keadaan topografinya, tata guna lahan dan kemungkinan perkembangannya di masa yang akan datang.
1.2 Maksud dan Tujuan
Perencanaan sistem penyediaan air minum di Kecamatan Bantul ini dimaksudkan untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat Kecamatan Bantul akan air bersih, yang mana masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih tanpa harus mengambil langsung dari sumbernya dan dapat memperoleh air bersih dengan kondisi yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Tujuan dari perencanaan sistem penyediaan air minum ini adalah untuk menyediakan dan menyalurkan air minum secara merata ke seluruh masyarakat di daerah pelayanan sehingga kebutuhan air masyarakat dapat terpenuhi secara: 1. Kualitas, air tersebut baik secara fisik, kimia dan bakteriologis. 2. Kuantitas, jumlah air dapat memenuhi kebutuhan yang ada. 3. Kontinuitas, kebutuhan air dapat terpenuhi setiap waktu. 1.3 Ruang Lingkup Batasan atau ruang lingkup dalam tugas perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK), dimana perencanaannya menyangkut : 1. Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan ditentukan dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi,
kepadatan penduduk, dan kemungkinan pengembangan serta tata guna lahan. Daerah pelayanan adalah sebagian dari daerah proyek yang benar-benar mendapatkan pelayanan. Daerah yang dilayani di Kecamatan Bantul sebesar 70% dengan total desa yang dilayani yaitu 4 Desa. 2. Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Umum Jumlah penduduk dan fasilitas umum diproyeksikan hingga 10 tahun kedepan untuk mengetahui dan memenuhi jumlah kebutuhan air yang harus didistribusikan pada tahun yang direncanakan tersebut. 3. Alternatif Pemilihan Jaringan Distribusi Air Minum 4. Jaringan distribusi air minum menggunakan sistem melingkar atau loop yang direncanakan disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada dan perkembangan daerah pelayanan. 5. Perhitungan Kebutuhan Air Kebutuhan air dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dan fasilitas umum pada tahun perencanaan yang meliputi kebutuhan domestik dan non domestik termasuk juga untuk kebocoran. 6. Perhitungan Dimensi Pipa Dimensi pipa direncanakan sesuai dengan kebutuhan air pada tahun perencanaan. 7. Analisa Kualitas Air Baku dan Alternatif Unit Pengolahan Sumber dan karakteristik air baku yang diperoleh sehingga dapat memilih unit pengolahan yang tepat sesuai karakteristik air bakunya. 8. Perencanaan Unit Pengolahan Air (IPA) Merencanakan unit pengolahan air yang sesuai dengan karakteristik air baku. 9. Pembuatan Detail Junction dan Bangunan Pelengkap Terdapat sambungan perpipaan, aksesoris dan bangunan pelengkap (pompa, reservoar, hidran umum, jembatan pipa, dll).
10. Bill of Quality dan Rencana Anggaran Biaya
Dari sistem distribusi air minum yang direncanakan dapat dihitung jenis dan banyaknya pipa serta aksesoris yang dibutuhkan dapat pula diperkirakan total anggaran biayanya. 11.Gambar-Gambar Gambar-gambar yang diperlukan dalam perencanaan sistem distribusi air minum ini adalah : a. Peta daerah b. Peta daerah pelayanan c. Peta pembagian blok d. Peta jaringan pipa induk dan tapping