Anda di halaman 1dari 10

ABSORBSI GAS CO2 DALAM BIOGAS DENGAN MENGGUNAKAN

PASTA BATU APUNG

*Febriana Nurmayanti, **Rudy Sutanto, **Arif Mulyanto


Jurusan Teknik, Mesin Fakultas, Teknik Universitas Mataram
Jl. Majapahit no 62, Mataram, NTB, kode pos 83122, Telp(0370)636126

ABSTRAK

Manusia dalam menjalankan kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan energi, salah
satu energi yang sering digunakan yaitu energi dari bahan bakar fosil. Keberadan bahan bakar
fosil yang semakin terbatas mengakibatkan diperlukan adanya energi alternatif. Biogas
merupakan salah satu energi baru terbarukan yang dapat digunakan sebagi alternatif pengganti
bahan bakar fosil. Penelitian ini mencoba meneliti tentang pemurnian dari biogas untuk
meningkatkan kualitas dari biogas yang dihasilkan.
Biogas yang digunakan yaitu biogas dari campuran kotoran kuda dan sampah
organik dari kegiataan pasar dengan perbandingan 1 : 1. Absorben yang digunakan berupa
campuran batu apung dan air sehingga menjadi pasta batu apung. Dalam proses pemurnian
digunakan variasi laju aliran 1,2 lt/min, 2,3 lt/min, 3,5 lt/min, 4,6 lt/min, dan 5,8 lt/min.
Dari hasil penelitian didapat bahwa biogas yang dibuat memiliki kandungan
persentase kadar metan (CH4) sebesar 40 % dan persentase kadar carbondioksida (CO2)
sebesar 43,7 %. Setelah melalui proses pemurnian dengan variasi laju aliran, didapat bahwa
pada laju aliran 1,2 liter/menit memiliki hasil yang paling baik yaitu dengan persentase kadar
metan (CH4) sebesar 48,8 % dan persentase kadar carbondioksida (CO2) sebesar 31,5 %.

Kata kunci : biogas, pemurnian, batu apung, CO2 , CH4

ABSTRACT

Humans need energy to do their daily activities, one of energy that is often used is the
energy of fossil fuels. However, because of limited fossil energy, we need alternative energy.
Biogas is a renewable energy that can be used as an alternative to fossil fuel. This research
tried to examines about purifying biogas to improve the quality of biogas produced.
Biogas used comes from a mixture of horse manure and organic waste from the market
activities in the ratio 1:1. The adsorbent used is a mixture of pumice and water so that it
becomes paste pumice. In the purification process used variations of the flow rate of 1,2 liters
/ minute, 2,3 liters / minute, 3,5 liters / minuts, 4,6 liters / minute, and 5,8 liters/minute.
The research showed that the biogas produced contain 40% of methane (CH4) and
43.7% of Carbondioksida (CO2). After going through a purification process with the
variation of the flow rate, it showed that the flow rate of 1,2 liter/minute have the best results
with the percentage of methane (CH4) amounted to 48.8% and the percentage of
Carbondioksida (CO2) amounted to 31.5%.

Key words : biogas, pumice, purification,CO2, CH4.

1
I. PENDAHULUAN meningkatkan kualitas biogas dan bisa
1.1 Latar Belakang digunakan untuk kegiatan yang lain, maka
Perkembangan teknologi mengakibat- biogas perlu diberikan perlakuan khusus
kan permintaan kebutuhan listrik semakin seperti mengurangi kadar gas
meningkat, dan untuk membangkitkan karbondioksida untuk menaikkan nilai
energi listrik sebagian besar masih kalornya. Pemurnian biogas dapat
menggunakan bahan bakar minyak (solar dilakukan dengan cara absorbsi yaitu
dan gas). Akibatnya, bahan bakar minyak mentransfer gas melalui liquid atau
yang terus menerus di ambil dari dalam campuran endapan yang akan mengikat
bumi menipis keberadaannya dan impuritas.
memerlukan waktu yang sangat lama untuk Dalam penelitian ini dilakukan
pembentukannya. Maka dari itu diperlukan pemurnian biogas dari gas karbondioksida
alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan menggunakan absorben batu apung dengan
energi manusia selain dari energi bahan cara mengalirkan biogas ke tabung absorber
bakar minyak. Beberapa energi alternatif selama kurang lebih 60 detik dengan laju
yang dikembangkan untuk mengurangi aliran divariasikan dan setelah biogas
penggunaan bahan bakar minyak yaitu, termurnikan didapat dilanjutkan dengan
energi panas matahari, energi potensial air, pengujian menggunakan gas
energi gerak angin, energi panas bumi, cromathograpy untuk mengetahui
biodisel, bioetanol dan biogas. penurunan kadar gas karbondioksida dalam
Biogas adalah energi alternatif yang biogas termurnikan.
dihasilkan dari fermentasi limbah organik,
1.2 Rumusan Masalah
seperti kotoran ternak, kotoran manusia,
Seperti yang telah diuraikan dalam
dan sampah sayuran. Biogas dapat mudah
latar belakang maka dirumuskan
dihasilkan hanya dengan cara mencampur
permasalahan sebagai berikut:
limbah organik dengan air pada wadah
1. Bagaimana pengaruh hasil pemurnian
kedap udara kemudian biarkan bakteri
biogas menggunakan absorber batu
bekerja untuk mengurai rantai panjang
apung terhadap penurunan persentase
penyusun limbah organik menjadi rantai
karbon dioksida dalam biogas ?
yang lebih pendek sehingga menghasilkan
2. Bagaimana pengaruh variasi laju aliran
gas yang bisa dimanfaatkan sebagai
terhadap penurunan kadar gas
pengganti bahan bakar minyak. Untuk

2
karbondioksida dalam biogas Penelitian memurnian biogas juga
termurnikan? dilakukan oleh Maarif dan arif (2008)
dengan cara mengabsorbsi gas
1.3 Tujuan Penelitian
karbondioksida menggunakan larutan
Tujuan dari penelitian ini adalah: NaOH. Pemurnian ini menggunakan 5
1. Untuk mengetahui pengaruh hasil variasi laju aliran NaOH yang akan bereaksi
pemurnian biogas menggunakan dengan biogas. Dengan hasil yang
absorber batu apung terhadap penurunan didapatkan bahwa laju aliran 1,12 ml/sec
kadar gas karbondioksida. menyisakan CO2 terabsorbsi paling kecil
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi laju yaitu 0,0667 mol, kemudian laju aliran 2,75
aliran terhadap penurunan kadar gas ml/sec menyisakan CO2 terabsorbsi 0.0767
karbondioksida dalam biogas mol, laju aliran 4,25 ml/sec menyisakan
termurnikan. CO2 sebesar 0,0867 mol, laju aliran 5,67
ml/sec menyisakan CO2 0,0967 mol dan
II. DASAR TEORI
laju aliran 7,625 ml/sec menyisakan CO2
2.1 Tinjauan Pustaka sebesar 0.1117 mol. [1]
Ada beberapa cara yang dilakukan
2.2 Landasan Teori
untuk memurnikan biogas, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Tira dkk 2.2.1 Biogas

(2014) dengan judul “Effect of water Biogas adalah gas yang dapat
volume and biogas volumetric flowrate in diperbaharui (renewable) dalam waktu yang
biogas purification through water singkat dengan cara memfermentasikan
scrubbing method “ menjelaskan tentang bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob
pemurnian biogas menggunakan air dengan (bakteri yang hidup tanpa udara). Biogas
variasi volume air 10 liter, 15 liter dan 25 memiliki sifat mudah terbakar (flammable)
liter dan variasi laju aliran biogas 1 lt/min, dengan unsur kandungan kimia dilihat pada
2 lt/min dan 3 lt/min. dari penelitian tabel 2.1 [2]
tersebut mendapatkan hasil pada variasi
volume air 25 liter dan laju aliran biogas 1
lt/min adalah kondisi yang paling efektif
karena bisa menurunkan kadar CO2 hingga
10,5% dan H2S hingga 27,5 %.[5]

3
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Biogas
Jenis gas Volume (%)

Metan (CH4) 40-70

Karbondioksida 30-60
(CO2)
Hidrogen (H2) 0-1

Hidrogen sulfida 0-3 Gambar 2.1 Skema Proses Pembentukan


(H2S) Biogas (Murjito,2008)
Sumber: Murjito, 2008
2.2.2 Pemurnian biogas
Biogas dibuat melalui fermentasi Biogas mengandung unsur-unsur yang
anaerobik. Selama proses ini, bahan-bahan tidak bermanfaat untuk pembakaran
organik didekomposisi oleh khususnya CO2. Karena itu perlu dilakukan
mikroorganisme. Pada awal proses pemurnian biogas dari gas carbondioksida.
dekomposisi, bahan organik dipecah Pemurnian biogas dapat dilakukan dengan
menjadi molekul – molekul lain seperti berbagai macam teknik. Antara lain:
glukosa, asam amino, gliserin, dan asam 1. Metode water scrubbing
lemak. Pada proses pembuatan biogas, Metode water scrabbing yaitu metode
mikroorganisme mengubah (konversi) pemurnian biogas menggunakan air sebagai
bahan bahan organik menjadi gas hidrogen pencuci impuritas dari biogas.
dan gas karbondioksida yang kemudian
2. Metode membran
lebih lanjut diubah menjadi gas metana dan
Pada metode ini beberapa campuran
air. Secara garis besar proses pembentukan
dari gas ditransportasikan melalui lapisan
biogas dapat dilihat pada gambar 2.1[4]
tipis membrane (<1mm). transportasi tiap
komponen dikendalikan oleh perbedaan
tekanan persial pada membran dan
permeabilitas tiap komponen dalam
membran.

4
3. Metode Adsorpsi keberadaan CO2 perlu dikurangi. Seperti
Metode adsorpsi melibatkan transfer diketahui batu apung memiliki kandungan
zat terlarut dalam gas menuju ke permukaan CaO 1,8% yang bila dicampur dengan air
zat padat, dimana proses transfer akan menghasilkan larutan kapur (Ca(OH)2)
digerakkan oleh gaya Van Der Waals. yang akan bereaksi dengan karbondioksida
pada pemurnian biogas. Dengan persamaan
4. Metode Absorbsi
kimia: (Masyhuri, 2013).
Metode absorbsi biogas baik secara
fisika maupun kimia efektif untuk laju CaO + H2O Ca(OH)2 + Panas
aliran gas yang rendah dimana biogas Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
dioprasikan dalam kondisi normal. Selain CaO, batu apung juga memiliki
Pemurnian dengan metode absorbsi ini kandungan oksida basa yang lain, apabila
mentransfer gas meleweati liquid atau bercampur air akan menjadi senyawa basa.
campuran endapan yang memiliki Oksida basa yang terkanung dalam, batu
kandungan zat yang akan mengikat apung yaitu K2O 5,4 % akan membentuk
impuritas dan membebaskan CH4 dalam senyawa KOH bila bertemu air dan beraksi
biogas.Absorben yang biasa digunakan dengan CO2. Dan Na2O 5,2 % bila
adalah larutan NaOH, larutan KOH, larutan bercampur dengan air akan membentuk
Ca(OH)2 dan beberapa oksida basa yang senyawa basa menjai NaOH dan bereaksi
bisa mengikat CO2 dan H2S. [1] dengan CO2. Persamaan reaksi kimia K2O
dan Na2O: (Soniakarlina, 2012)
2.2.3 Pemurnian biogas menggunakan
batu apung Persamaan Reaksi K2O :
K2O + H2O 2KOH
Keberadaan CO2 pada biogas sulit
dipisahkan dengan unsur metan (CH4), oleh 2KOH + CO2 K2CO3 + H2O
karena itu perlu dibuat sistem pemisah CO2
Persaman Na2O :
dari sistem aliran biogas agar pemanfaatan
biogas lebih berkualitas. Minimal dapat Na2O + H2O 2NaOH
menurunkan kadar CO2 dalam biogas. 2NaOH + CO2 Na2CO3 + H2O
Keberadaan CO2 yang cukup besar sangat
mengganggu dalam proses pembakaran, III. METODE PENELITIAN
karena CO2 sulit untuk ikut terbakar 3.1 Variabel Penelitian
bersama metana (CH4), oleh karena itu
1. Variabel terikat

5
Variabel ini adalah variabel yang di cacah menggunakan parang hingga
mempengaruhi variabel terikat. Adapun ukurannya cukup kecil antara ± 1-3cm
variabel bebas dalam penelitian yang akan untuk memudahkan pencampuran. kotoran
dilakukan ini adalah variasi laju aliran, kuda diambil langsung dikandangnya yang
yaitu 1,2 liter/menit, 2,3 liter/menit dan 3,5 terlihat masih baru (tidak ada ngengat dan
liter/menit, 4,6 liter/menit dan 5,8 masih basah). Sampah yang telah dicacah
liter/menit. dan kotoran kuda di timbang hingga sama –
sama memiliki berat ± 30 kg dengan
2. Variabel Bebas
toleransi 1 kg. Campuran kotoran kuda dan
Variabel terikat adalah variabel yang
sampah kemudian ditambahkan air dengan
menjadi perhatian utama dari penelitian,
perbandingan 1:2. Bahan yang telah
yang selanjutnya akan di analisa untuk
dimasukkan di dalam digester didiamkan
mendapatkan jawaban dan solusi dari
selama satu bulan.
permasalahan. Adapun variabel terikat yang
2. Tahap pembuatan absorber
akan diperhatikan dalam penelitian ini
Pembuatan absorber digunakan batu
adalah persentase kadar gas metan (CH4)
apung yang dihaluskan dengan cara
dan persentase kadar gas Karbon dioksida
ditumbuk dan diayak menggunakan ayakan
(CO2).
ukuran 14 mesh. Batu apung yang halus
3.2 Prosedur penelitian dicampur air sehingga membentuk pasta
Prosedur penelitian terdiri dari dengan perbandingan 890 gram batu apung
beberapa tahapan yang terdiri dari tahap halus : 500 mL air. Pasta batu apung
pembuatan biogas,tahap pembuatan dimasukkan kedalam tabung absorber yang
absorber, tahap pengambilan sampel berukuran panjang 11,81" (30 cm) dan
biogas,tahap pengambilan data dan analisa diameter 2".
data. 3. Tahap Pengambilan Sampel

1. Tahap pembuatan biogas Sampel yang diambil untuk dilakukan

Biogas yang digunakan pada pengujian yaitu sampel biogas sebelum

penelitian ini adalah biogas campuran dimurnikan dan sampel biogas setelah

antara kotoran kuda dan sampah dari hasil dimurnkan dengan semua varia laju aliran.

kegiatan pasar dengan perbandingan 4. Pengambilan data


campuran 1:1. Sampah dari hasil pasar ini Data yang digunakan dalam

dipilih yang masih segar/ tidak kering dan penelitian ini adalah data yang didapatkan

6
dari hasil uji sampel menggunakan gas Persentase gas metan tanpa melalui
cromatograpy. proses pemurnian diperoleh sebesar 40 %.
5. Analisa data Untuk laju aliran 1,2 liter/menit diperoleh
Data yang diperoleh ditampilkan persentase kadar gas metan paling tinggi
dalam bentuk grafik dan dan dibahas. yaitu sebesar 48,8 %, sedangkan untuk laju
Selanjutnya dilakukan analisa data aliran paling tinggi yaitu 5,8 liter/menit
menggunakan ANOVA satu arah yang didapat persentase kadar gas metan sebesar
menyatakan hubungan antara variasi laju 41,8 %.
aliran dengan peningkatan persentase kadar Semakin besar laju aliran yang
gas metan dan hubungan antara variasi laju digunakan untuk biogas melewati absorber
aliran dengan penurunan persentase kadar maka persentase kadar gas metan yang
gas carbondioksida diperoleh akan semakin rendah, namun
tidak lebih rendah dari persentase kadar gas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
metan tanpa pemurnian. Hal tersebut
Persentase kadar gas sebelum disebabkan karena pada laju aliran 1,2
dimurnikan yaitu sebagai pembanding liter/menit biogas yang melewati absorber
untuk pesentase kadar gas yang diberikan memiliki waktu kontak lebih lama dengan
perlakuan pemurnian dengan variasi laju pasta batu apung, sehingga gas
aliran yang melewati absorber. Untuk karbondioksida bisa bereaksi dengan
menunjukkan hubungan antara variasi laju kandungan oksida basa yang terkandung di
aliran dengan persentase kadar gas metan dalam pasta batu apung (NaOH, KOH,
diberikan gambaran dalam bentuk grafik Ca(OH)2) dengan baik dan menaikkan
pada gambar 4.1. persentase kadar gas metan. Sedangkan
pada laju aliran 5,8 liter/menit hanya
menaikkan persentase gas metan sebesar
1,8 % dari persentase gas metan sebelum
dimurnikan, ini disebabkan karena waktu
kontak antara biogas dan batu apung sangat
singkat sehingga reaksi yang terjadi antara
NaOH, KOH dan Ca(OH)2 yang
terkandung dalam pasta batu apung dengan
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Laju
Aliran dan Persentse Kadar Metan (CH4)

7
gas karbondioksia dalam biogas tidak laju aliran yang tinggi reaksi yang terjadi
optimal. antara biogas dengan absorber tidak
optimal, sehingga gas carbondioksida tidak
bisa terserap dengan baik oleh NaOH, KOH
dan Ca(OH)2 yang terkandung dalam pasta
batu apung. Namun dilihat dari
perbandingan penurunan persentase kadar
gas carbondioksida sebelum dimurnikan
dengan setelah dimurnikan menggunakan
laju aliran, menunjukan bahwa pemurnian
gas karbondioksida dalam biogas
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara
menggunkan absorber batu apung ini
Laju Aliran dan Persentase Kadar Gas
mampu menurunkan persentase nilai kadar
Karbondioksida
carbondioksida pada biogas.
Persentase kadar gas carbondioksida
Untuk mengetahui hubungan antara
tanpa melalui proses pemurnian diperoleh
variasi laju aliran dengan peningkatan
persentase sebesar 43.7 %. Pada proses
persentase kadar gas metan (CO2) dan
pemurnian dengan laju aliran 1.2
penurunan persentase kadar gas
liter/menit, persentase kadar gas
carbondioksida (CH4), disajikan dalam
karbondioksida yang diperoleh yaitu
bentuk grafik pada gambar 4.3
sebesar 31,5 %. Untuk laju aliaran 5,7
liter/menit, persentase kadar gas
carbondioksida yang diperoleh yaitu
sebesar 42 %.
Semakin besar laju aliran pada proses
pemurnian biogas, maka persentase kadar
gas carbondioksida yang mampu diserap
absorber batu apung akan semkain sedikit.
Sehingga mengakibatkan penurunan Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara

persentase gas carbondioksida pada laju Laju Aliran, Kadar Carbondioksida dan

aliran 5,8 liter/menit paling kecil yaitu Kadar Metan

hanya 1,7 % . Ini disebabkan karena pada

8
Dari gambar 4.3 terlihat bahwa variasi V. KESIMPULAN DAN SARAN
laju aliran yang diberikan pada pemurnian 5.1 Kesimpulan
biogas menggunakan absorber pasta batu Dari analisa dan pembahasan yang
apung mengakibatkan penurunkan telah dilakukan dalam penelitian ini
persentase kadar gas carbondioksida dan didapatkan kesimpulan bahwa:
meningkatkan persentase kadar gas metan.
Terlihat sebelum dimurnikan persentase 1. Pemurnian biogas menggunakan

kadar gas karbondioksida jauh lebih tinggi absorber pasta batu apung mampu untuk

dari pada gas metan, tetapi pada pemurnian menurunkan persentase kadar gas

dengan variasi laju aliaran 1,2 liter/menit carbondioksida (CO2), terbukti pada

persentase kadar gas metan berbalik lebih saat sebelum dimurnikan persentase gas

tinggi dari pada gas carbondioksida. Namun karbondioksida rata-ratanya sebesar

seiring meningkatnya laju aliran persentase 43,6% dan setelah dimurnikan bisa

kadar gas metan kembali mengalami turun hingga 31,5%.

penurunan dan kadar gas carbondioksida 2. Variasi laju aliran yang diberikan pada

mengalami peningkatan. Dan pada laju pemurnian biogas menggunakan

aliran 5,7 liter/menit persentase kadar gas absorber pasta batu apung berpengaruh

karbondioksida dan kadar gas metan hampir terhadap penurunan persentase kadar

kembali pada persentase dimana sebelum gas carbondioksida (CO2), namun

dilakukan pemurnian. Hal ini jelas bahwa semakin besar laju aliran yang

pemurnian biogas yang melewati absorber diberikan penyerapan gas

pasta batu apung apabila diberikan laju carbondioksida oleh absorber pasta batu

aliran yang semakin besar, penyerapan yang apung tidak bisa maksimal, ini terlihat

dilakukan oleh pasta batu apung tidak bisa dari persentase gas carbondioksida yang

optimal. Namun ini juga membuktikan semakin meningkat seiring dengan

bahwa variasi laju aliran mempengaruhi meningkatnya variasi laju aliran yang

penurunan persentase kadar gas diberikan, yaitu persentase kadar gas

carbondioksida pada biogas dan pemurnian carbondioksida rata-rata pada laju aliran

biogas menggunakan pasta batu apung 1,2 liter/menit sebesar 31.5%, pada laju

mampu menurunkan persentase kadar gas aliran 2.3 liter/menit sebesar 36,1%,

carbondioksida. pada laju aliran 3,5 liter/menit sebesar


37,8%, pada laju aliran 4,6 liter/menit

9
sebesar 39,6% dan pada laju aliran 5,8 [5] Tira, H., S., Padang, Y., A., Mirmanto.,
Mantiri. R., C., 2014, Effect Of Water
liter/menit sebesar 42%.
Volume And Biogas Volumetric
Flowrate In Biogas Purification
5.2 Saran Through Water Scrubbing Method,
Saran yang bisa diberikan dari Internasional Journal of Smart
Materian and Mechatronics Vol.1
penelitian ini yaitu perlu diperhatikan lagi No.1, ISSN: 9773256-531002,
volume batu apung sebagai penyerap Universitas Mataram, Mataram.

impuritas dari biogas dan volume sisa


biogas setelah pemurnian untuk mengetahui
efektifitas dan efisiensi pemurnian
menggunakan batu apung.

V1. DAFTAR PUSTAKA

[1] Maarif, F., Arif, F., J., 2008, Absorbsi


Gas Carbondioksida (Co2) Dalam
Biogas Dengan Larutan Naoh Secara
Kontinyu, Universitas Diponegoro,
Semarang.
[2] Murjito, 2008, Desain Alat Penangkap
Gas Methan Pada Sampah Menjadi
Biogas,Universitas Muhammadiyah,
Malang.
[3] Ridwan, A.S., Fasha, L.R., Sriwidani,
N.W., Wildawaty, N., dan Yusuf, N.,
2010, Bahan Galian Batu Apung
(Pumice). [Online]
http://www.scribd.com/doc/33920004
/Batu-Apung (diakses 11 Februari
2015)
[4] Seadi, A., T., Rutz, D., Prassl, H.,
Kottner, M., Finsterwalder, T., Volk,
S., Janssen, R., Biogas Handbook,
University of Southern Denmark
Esbjerg, Niels Bohrs Vej 9-10, DK-
6700 Esbjerg, Denmark.

10

Anda mungkin juga menyukai