Anda di halaman 1dari 11

Volume 09 No.

02 Desember 2018

PROSES ABSORBSI GAS CO2 DALAM BIOGAS


MENGGUNAKAN ALAT ABSORBER TIPE PACKING
DENGAN ANALISA PENGARUH LAJU ALIR ABSORBEN NaOH

Sri Ardhiany 1)
1Program Studi Teknik Pengolahan Migas Politeknik Akamigas Palembang, 30257, Indonesia

Abstract: Biogas produced from organic waste, like rubbish, last night food, animal feces, and waste from food
industries. Fermentation process from thus components can produce biogas which is contain CH4 (55% – 75%) and
CO2 (25% - 45%). Now, biogas still used in household scale and did not optimally used. Because it is still contain
high presence of CO2 so heating value also getting low. To reduce presence of CO2 in this biogas, the NaOH solution
could be taken to absorb CO2 continously in reactor (absorber). In this experiment, use variable of NaOH rate to how
much CO2 got absorb and CH4 got produce. CO2 absorption process starting by use NaOH solution continuosly on the
top of the tower with fixed rate, then biogas sprayed from the bottom of the tower. Gas and liquid would have contact
process and chemical recation held. Every 3 minutes, NaOH solution after getting absorb analyzed the presence of CO2
that getting absorb with acidi-alkalymetri method. From this analysing and calculation, CO2 that have been absorb and
CH4 could be produce, increases in a row with the smaller rate of NaOH solution. Maximum % CO2 that getting
absorb is 58,11% and % CH4 that could be produce is 74,13%.
Keyword : Biogas, absorber, CH4, CO2, NaOH

Abstrak: Biogas dapat dihasilkan dari limbah organik seperti sampah, sisa-sisa makanan, kotoran hewan dan limbah
industri makanan. Hasil fermentasi dari bahan-bahan diatas menghasilkan biogas dengan kadar komponen terbesar
yaitu CH4 (55% - 75%) dan CO2 (25% - 45%). Pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar masih dalam skala rumah
tangga dan belum terpakai secara optimal. Hal ini disebabkan biogas masih mengandung CO2 dalam kadar yang tinggi
sehingga effisiensi panas yang dihasilkan rendah. Untuk mengurangi kadar CO2 yang terkandung dalam biogas
adalah dengan mengabsorbsi CO2 menggunakan larutan NaOH secara kontinyu dalam suatu reactor (absorber). Pada
penelitian ini, variabel yang diteliti adalah pengaruh laju alir NaOH terhadap CO2 yang terserap dan CH4 yang
dihasilkan. Absorbsi CO2 dilakukan dengan mengumpankan larutan NaOH secara kontinyu pada bagian atas
menara pada konsentrasi dan laju alir tertentu, sementara biogas dialirkan pada bagian bawah menara. Gas dan
cairan akan saling kontak dan terjadi reaksi kimia. Tiap interval waktu 3 menit, larutan NaOH setelah diabsorbsi
diambil untuk dianalisa jumlah CO2 terserap dengan metode acidi alkalimetri. Dari hasil analisa dan perhitungan
didapatkan jumlah CO2 yang terserap dan CH4 yang dihasilkan semakin besar seiring berkurangnya laju alir NaOH
serta % CO2 yang terserap maksimum 58,11% dan kadar CH4 yang dihasilkan sebesar 74,13%.
Kata Kunci : Biogas, absorber, CH4, CO2, NaOH

1. PENDAHULUAN Pada umumnya kotoran ternak belum


dimanfaatkan sepenuhnya dan sebagian hanya
1.1. Latar Belakang
digunakan menjadi pupuk, padahal alternatif
Permasalahan kelangkaan bahan bakar
energi bakar dari kotoran ternak tadi cukuplah
minyak yang terjadi di Indonesia saat ini,
besar, dalam hal ini kotoran sapi untuk
dibutuhkan suatu sumber energi alternatif yang
digunakan sebagai biogas. Hal ini merupakan
murah dan ramah lingkungan. Potensi biogas
sebuah potensi yang besar sekali sebagai
sebagai bahan bakar alternatif sebenarnya
sumber energi alternatif.
sangat banyak diproduksi terutama pada
Masyarakat telah terbiasa
pengolahan limbah cair industri makanan,
menggunakan LPG untuk keperluan rumah
peternakan, dan pertanian. Biogas ini selain
tangga sehingga pengeluaran ekstra rumah
murah, juga ramah lingkungan. Biogas dapat
tangga adalah hal yang tidak terelakkan.
dihasilkan dari limbah organik seperti sampah,
Sebenarnya hal tersebut dapat digantikan
sisa-sisa makanan, kotoran hewan dan limbah
dengan sumber bahan bakar gas yang lebih
industri makanan.
murah, yaitu biogas.
55
Volume 09 No. 02 Desember 2018

1.2. Tujuan Penelitian 3. Memiliki tekanan uap yang rendah.


Tujuan penelitian ini adalah 4. Tidak mudah menyebabkan terjadinya
mengetahui hubungan mol XZ CO2 sisa korosif pada peralatan.
dengan waktu pada tiap laju alir NaOH dan 5. Mempunyai viskositas yang rendah.
mengetahui hubungan % CH4 yang 6. Stabil secara termis.
dimurnikan dengan laju alir NaOH. 7. Murah dan mudah didapat
1.5. Manfaat Penelitian 8. Tidak mudah berbusa.
Manfaat penelitian ini adalah dapat
mengetahui kondisi variabel (laju alir larutan 2.2 Jenis-jenis Proses Absorpsi
NaOH) optimum untuk absorbsi CO2 dari Berdasarkan proses penyerapan,
campuran biogas ke dalam larutan NaOH. absorpsi dibedakan menjadi dua :
2.2.1 Absorpsi Fisik
2. TEORI DASAR Absorpsi fisik merupakan absorpsi
2.1 Pengertian Absorber dimana gas terlarut dalam larutan penyerap
Absorber adalah alat pemisahan suatu tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh
komponen gas oleh zat cair sebagai pelarut. reaksi ini adalah absorpsi gas H2S dengan air,
Absorber sendiri merupkan salah satu jenis metanol, propilen karbonase. Penyerapan
alat penyerapan yang digunakan di industri. terjadi karena adanya interaksi fisik.
Didalam absorber terjadi proses separasi yang 2.2.2 Absorpsi Kimia
disebut absorpsi. Absorpsi adalah pemisahan Absorpsi kimia merupakan absorpsi
dengan cara menyerap campuran gas dengan dimana gas terlarut dalam larutan penyerap
cara mengkontakkan dengan suatu cairan di disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh
mana suatu komponen terserap sedangkan absorpsi ini adalah absorpsi gas CO2 dengan
komponen lain tak terserap. larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya.
Pada proses absorpsi komponen yang Aplikasi dari absorpsi kimia dapat dijumpai
diserap disebut solute, sedangkan komponen pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik
yang menyerap disebut solvent. Bila amoniak.
komponen yang dapat diserap hanya satu
komponen yang lain tak dapat terserap maka 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Laju
disebut absorpsi satu komponen, bila yang Absorpsi
dapat terserap lebih dari satu maka proses 1. Luas permukaan kontak
absorpsi disebut absorpsi multikomponen. Semakin besar permukaan gas dan
Cairan yang dapat melarutkan bahan yang pelarut yang kontak, maka laju
akan diabsorpsi pada permukaannya, baik absorpsi yang terjadi juga akan
secara fisik atau reaksi kimia disebut absorben. semakin besar. Hal ini dikarenakan,
Absorben sering juga disebut sebagai cairan permukaan kontak yang semakin luas
pencuci. Jenis-jenis bahan yang dapat akan meningkatkan peluang gas untuk
digunakan sebagai absorben adalah air (untuk berdifusi ke pelarut.
gas-gas yang dapat larut, atau untuk 2. Laju alir fluida
pemisahan partikel debu dan tetesan cairan), Jika laju alir fluida semakin kecil,
natrium hidroksida (untuk gas-gas yang dapat maka waktu kontak antara gas dengan
bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk pelarut akan semakin lama. Dengan
gas-gas yang dapat bereaksi seperti basa). demikian, akan meningkatkan jumlah
Persyaratan absorben adalah sebagai berikut : gas yang berdifusi.
1. Memiliki daya melarutkan yang baik 3. Konsentrasi gas
(kebutuhan akan cairan lebih sedikit, Perbedaan konsentrasi merupakan
volume alat lebih kecil). salah satu driving force dari proses
2. Bersifat selektif terhadap apa yang difusi yang terjadi antardua fluida.
diserap. 4. Tekanan operasi

56
Volume 09 No. 02 Desember 2018

Peningkatan tekanan akan


meningkatkan efisiensi pemisahan.
5. Temperatur komponen terlarut dan
pelarut
Temperatur pelarut hanya sedikit
berpengaruh terhadap laju absorpsi.
6. Kelembaban Gas
Kelembaban yang tinggi akan
membatasi kapasitas gas untuk
mengambil kalor laten, hal initidak
disenangi dalam proses absorpsi.
Dengan demikian, proses
dehumidification gas sebelum masuk
ke dalam kolom absorber sangat Sumber : Fundamentals Momentum, Heat, and Mass
dianjurkan. Transfer, 4TH ED
Gambar 2.1. Menara Spray
2.4 Kolom Absorpsi
Kolom Absorpsi adalah suatu kolom 2.4.2 Menara Gelembung
atau tabung tempat terjadinya proses absorpsi Menara gelembung terdiri dari ruang-
(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang ruang terbuka berukuran besar yang dilalui
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Secara oleh fasa cair yang mengalir kedalam ruang-
umum ada empat jenis kolom absorpsi yaitu: ruang ini pula gas akan disebarkan ke dalam
menara spray, menara gelembung, menara fasa cair dalam bentuk gelembung-gelembung
plate dan menara packing. halus. Gelembung-gelembung gas kecil akan
memberikan luas kontak yang diinginkan,
2.4.1 Menara Spray gelembung-gelembung yang naik
Menara spray memiliki prinsip yang menimbulkan aksi pencampuran di dalam fasa
sama sekali berbeda dengan menara cair, sehingga mengurangi resistensi fasa cair
gelembung. Dalam menara spray fasa gasnya tersebut terhadap transfer massa. Menara
mengalir naik melalui sebuah ruang terbuka gelembung digunakan dengan sistem dimana
berukuran besar dan fasa cairnya dimasukkan fasa cair biasanya mengontrol laju transfer
dengan menggunakan nozzle semprot atau massa.
dengan alat-alat penyemprot lainnya. Cairan
yang dimasukkan dalam rupa butiran-butiran
halus, jatuh dengan arus yang berlawanan arah
dengan arus gas yang naik ke atas. Nozzle
semprot didesain untuk menguraikan cairan
menjadi tetesan-tetesan kecil dalam jumlah
yang besar, untuk suatu laju aliran tertentu,
tetesan yang berukuran lebih kecil akan
memberikan luas kontak antar fase melintang
yang lebih besar. Meskipun begitu, seperti
yang juga dijumpai dalam menara gelembung,
kehati-hatian dalam mendesain harus
dilakukan agar tetesan yang dihasilkan tidak
terlalu halus sehingga akan terbawa oleh aliran
arus berlawanan yang bergerak keluar.
Sumber : Fundamentals Momentum, Heat, and Mass
Transfer, 4TH ED
Gambar 2.2 Menara Gelembung

57
Volume 09 No. 02 Desember 2018

2.4.3 Menara Plate Setiap tray dilengkapi dengan satu atau


Menara Plate atau tray column adalah lebih downcomer untuk membawa cairan turun
menara yang secara luas telah digunakan dari tray yang satu ke tray lain yang ada di
dalamindustri (Lihat Gambar 2.3 Menara bawahnya (Lihat Gambar 2.4 Sieve Tray).
plate). Pada operasi normal, uap mengalir melalui
lobang-lobang sehingga menyebabkan
turbulensi cairan membentuk froth sepanjang
tray, hingga perpindahan massa uap cairan
lebih efisien.
2. Valve Tray
Jenis ini adalah modifikasi dari sieve
tray, yang terdiri dari bukaan kolom dan
bukaan valve (Lihat Gambar 2.5 Valve Tray).
Gerak vertikal dari cap yang diizinkan antara
¼ - ½ inch. Sekarang penggunaannya
menurun, karena tipe kolom ini beroperasi
pada skala besar sehingga biayanya lebih
tinggi 20% dari sieve tray.

Sumber : Fundamentals Momentum, Heat, and Mass


Transfer, 4TH ED
Gambar 2.3. Menara Plate

Menara ini terdiri dari bebrapa tipe,


yaitu:Sieve Tray, Valve Tray dan Bubble Cup
Tray.
1. Sieve Tray Sumber: R. K. Sinnott Chemical Engineering vol6th.1983
Sieve Tray atau Perforated Tray adalah Gambar 2.5. Valve Tray
tray yang terbuat dari lapisan logam datar 3. Bubble Cap Tray
dengan sejumlah lobang. Diameter lobang Bubble Cap Tray adalah tray yang
berkisar antara ⁄ - ⁄ inch, tetapi yang sering menggunakan bubble cap untuk mencapai
digunakan adalah ⁄ inch. tahap keseimbangan. Bubble cap berupa
mangkok terbalik yang terletak di atas riser,
yang mana uap dapat masuk dari bagian
bawah tray dan terdispersi pada permukaan
bawah cairan melalui celah-celah atau slot.
Bubble cap yang dirancang dengan baik akan
memberikan turbulensi massa uap-cairan
membentuk froth dengan luas antar muka yang
besar hingga efisiensi tray tinggi. Jenis ini
penggunaannya sejak 100 tahun lalu, tapi sejak
tahun 1950 telah digantikan oleh jenis sieve
Sumber: R. K. Sinnott Chemical Engineering vol6th.1983 atau valve tray.
Gambar 2.4. Sieve Tray

58
Volume 09 No. 02 Desember 2018

Sumber: Perry’s Chemical Engineering Hand’s Book.


1996
Sumber: R. K. Sinnott Chemical Engineering vol6th.1983 Gambar 2.8. Packed Column
Gambar 2.6. Bubble Cap Tray
2.5 Prinsip Absorpsi
2.4.4 Menara Packing Udara yang mengandung komponen
Menara Packing adalah menara yang terlarut (misalnya CO2) dialirkan dari atas
diisi dengan bahan pengisi (Lihat Gambar 2.7 dialirkan air. Pada saat udara dan air bertemu
Menara Packing). Adapun fungsi bahan dalam kolom isian, akan terjadi perpindahan
pengisi ialah untuk memperluas bidang massa. Dengan menganggap udara tidak larut
kontak antara kedua fase. dalam air (sangat sediki terlarut),maka hanya
gas CO2 saja yang berpindah ke dalam fase air
(terserap).Semakin kebawah, aliran air
semakin kaya CO2. Semakin keatas aliran
udara semakin miskin CO2. Sebagai ilustrasi
dapat diamati, bila gas (rich gas) yang mudah
larut dalam air dengan konsentrasi tertentu
memasuki bagian bawah kolom absorpsi,
bergerak naik secara berlawanan arah (counter
current) dengan air murni yang bergerak turun
melalui bagian atas kolom, akan jelas terlihat
bahwa jumlah gas yang terlarut dalam total gas
Sumber : Fundamentals Momentum, Heat, and Mass
keluar akan turun (lean gas) dan konsentrasi
Transfer, 4TH ED gas dalam air akan naik. Pergerakan molekul
Gambar 2.7. Menara Packing gas ke liquid laju yang menunjukkan
Di dalam menara ini, cairan akan perpindahan molekul terlarut yang terabsorpsi
mengalir ke bawah melaluipermukaan bawah dikenal dengan interface mass-transfer rate
pengisi, sedangkan cairan akan mengalir ke dan bergantung dengan jumlah permukaan
atas secaraarus berlawanan, melalui ruang kontak kedua fluida. Jumlah area kontak
kosong yang ada diantara bahan pengisi. tersebut berhubungan erat dengan ukuran dan
Bahan pengisi yang banyak digunakan antara bentuk material isian (packing), laju cairan,
lain : distribusi cairan antar permukaan packing,
a. Rascing rings, potensi cairan untuk menggenang, dan sifat-
b. Berl saddle, sifat lain.
c. Intalox / metal,
d. Intalox / saddle, 2.6 Karbon Dioksida
e. Tellerete,dan Karbon dioksida (CO2) atau zat asam
f. Pall ring. arang adalah sejenis senyawa kimia yang

59
Volume 09 No. 02 Desember 2018

terdiri dari dua atom oksigen yang terikat Untuk menganalisa sampel hasil
secara kovalen dengan sebuah atom karbon operasi absorpsi dapat dilakukan dengan
CO2 berbentuk gas pada keadaan temperatur beberapa cara, yaitu :
dan tekanan standar dan hadir di atmosfer a. Pengukuran pH dengan pH meter
bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di pH meter adalah sebuah alat elektronik
atmosfer bumi kira-kira 387 ppm. Walaupun yang berfungsi untuk mengukur pH
jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada (derajat keasaman atau kebasaan) suatu
lokasi dan waktu. CO2 adalah gas rumah kaca cairan. Sebuah pH meter terdiri dari
yang penting karena ia menyerap gelombang sebuah elektroda yang terhubung ke
inframerah dengan kuat. sebuah alat elektronik yang mengukur dan
CO2 dihasilkan oleh semua hewan, menampilkan nilai pH. Alat ini sangat
tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme berguna untuk industri air minum,
pada proses respirasi dan digunakan oleh laboratorium, akuarium, industri pakaian
tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh terutama batik dan pewarna pakaian.
karena itu, CO2 merupakan komponen penting b. Gas kromatografi
dalam siklus karbon. CO2 juga dihasilkan dari Kromatografi gas adalah suatu metode
hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. pemisahan campuran yang terdiri dari dua
CO2 anorganik dikeluarkan dari gunung berapi macam komponen atau lebih, yang
dan proses geotermal lainnya seperti pada didasarkan pada distribusi diferential
mata air panas. CO2 tidak mempunyai bentuk diantara dua fasa yaitu fasa diam yang
cair pada tekanan di bawah 5,1 atm, namun berupa padatan atau cairan dan fasa mobil
langsung menjadi padat pada temperatur di yang berupa gas.
bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, CO2 c. Refraktometer
umumnya disebut sebagai es kering. Refraktometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan
2.6.1 Sifat Fisika dan Kimia CO2 terlarut berdasarkan indeks biasnya.
Sifat fisika CO2 dapat dilihat pada tabel d. Titrimetri
2.1 : Titrimetri adalah analisa sampel dengan
melakukan titrasi dan indikator penunjuk
Tabel 2.1. Sifat-Sifat Fisik CO2 sehingga diperolehkonsentrasi gas terlarut
No. Sifat Nilai dalam cairan dimana konsentrasi gas
1 Titik didih -78,5 oC berbanding lurusdengan volume titran.
2 Titik leleh 56,6 oC Reaksi yang terjadi pada proses absorpsi
3 Temperatur kritis 38 oC antara CO2 dan NaOH adalah :
4 Tekanan kritis 0,6 kg/cm2.G
5 Densitas (wujud gas) 1.873 kg/m3
6 Kelarutan dalam air 1,45 g/L CO2(g)+2NaOH(aq) →Na2CO3(aq)+H2O(aq)+O2(g)
7 Keasaman (pKa) 6,35 s.d. 10,33
8 Viskositas 0,07 cp pada -78 oC
Sumber: Perry’s Chemical Engineering Hand’s Book. 2.6.3 Pencemaran Udara oleh Kadar
1997 Karbondioksida yang Berlebih
Karbondioksida merupakan suatu gas
Sifat kimia CO2 adalah : yang penting, tetapi keberadaannya yang tidak
a. Memiliki rumus molekul CO2 dengan seimbang akan membuat fenomena alam yang
berat molekul 44.01 gr/mol mampu merusak bumi. Oleh karena itu, kadar
b. Merupakan gas tidak berwarna dan konsentrasi karbondioksida yang sesuai harus
berbau dipertahankan dan komposisi karbondioksida
c. Bentuk molekulnya linier dan tidak dalam udara bersih seharusnya adalah 314
reaktif ppm. Karbondioksida yang berlebihan
efeknya:
2.6.2 Analisa Kandungan Konsentrasi CO2 a. Melubangi lapisan ozon

60
Volume 09 No. 02 Desember 2018

b. Efek rumah kaca, cahaya & panas langsung dengan unsur-unsur yang paling
matahari yang masuk kebumi tidak dapat reaktif.
di lepas ke luar angkasa secara kosmis. 2.8 Natrium Hidroksida (NaOH)
c. Meningkatkan suhu bumi secara global Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal
beberapa derajat sebagai soda kaustik, soda api, atau sodium
d. Mencairkan es kutub sehingga hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik.
meningkatkan permukaan air laut. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa
Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium
2.7 Oksigen hidroksida membentuk larutan alkali yang kuat
Oksigen adalah unsur yang sangat umum ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH
diantara unsur-unsur golongan VI yang digunakan pada beberapa bidang industri,
beranggotaan O, S, Se, Te, dan Po. Oksigen kebanyakan digunakan sebagai basa dalam
mempunyai konfigurasi s2p4 dalam tingkat proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil,
energy yang tertinggi. Oksigen dapat membuat air minum, sabun dan deterjen. Natrium
ikatan unsure dan ikatan kovalen dengan hidroksida adalah basa yang paling umum
unsur-unsur lain. Tentang sifat fisika dan sifat digunakan dalam laboratorium kimia. Sifat
kimia oksigen akan dijelaskan dibawah ini. fisik Natrium Hidroksida sebagai berikut:

2.7.1 Sifat Fisika dan Kimia Oksigen Tabel 2.3. Sifat-sifat Fisik Natrium
Oksigen mempunyai beberapa sifat Hidroksida
fisika,diantaranya adalah yang terdapat dalam No. Sifat Nilai
tabel berikut. Sifat fisika oksigen dapat dilihat 1 Titik didih 1390 °C
pada tabel 2.2 : 2 Titik lebur 318 °C
3 Massa molar 39,9971 g/mol
4 Specific gravity 2,13
Tabel 2.2. Sifat Fisik dan Kimia Oksigen 5 Densitas 2,1 g/cm³
6 Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C)
Sifat Fisika Oksigen 7 Kebasaan (pKb) -2,34
Massa atom relatif 15,9944 Sumber: Perry’s Chemical Engineering Hand’s Book.
Nomor atom 8 1997
Konfigurasi electron 2s2 2p4
Sifat kimia Natrium Hidroksida adalah:
Jari-jari atom (nm) 0,074
a. Memiliki rumus molekul NaOH.
Jari-jari X2- (nm) 0,140
b. NaOH murni berbentuk padatan berwarna
Keelektronegatifan 3,5 putih dan berbau.
Energy ionisasi I 1.316 c. NaOH membentuk basa kuat bila
(kJ/mol) dilarutkan dalam air.
Energy ionisasi II 3.396 d. Mudah larut dalam air dan etanol tetapi
(kJ/mol) tidak larut dalam eter.
Kerapatan (g/cm3) 1,27 (padatan) 2.9. Biogas
Titik leleh (˚C) -183 Biogas adalah campuran gas hasil
Titik beku (˚C) -219 proses fermentasi anaerob dari kotoran
Potensial elektroda (V) +0,401 ternak (sapi). Campuran gas yang dihasilkan,
X2(g) + 2e+ (aq) → 2X-(aq) - antara lain : CH4 (metana), CO2
Sumber: Perry’s Chemical Engineering Hand’s Book. (karbondioksida), N2 (nitrogen) dan lain-lain.
1997
Gas metana ini dapat menghasilkan energi
yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi
Untuk sifat kimia oksigen membentuk
kebutuhan rumah tangga seperti memasak.
senyawa kimia dengan semua elemen lain
Metana (CH4) merupakan komponen gas
kecuali gas inert cahaya. Menjadi bukan
logam yang paling aktif, oksigen berinteraksi terbesar dari beberapa gas yang dihasilkan
oleh bakteri tertentu pada saat menghancurkan

61
Volume 09 No. 02 Desember 2018

(fermentasi) material organik seperti : kotoran menyebabkan efisiensi panas yang dihasilkan
hewan dan manusia, sampah dan lain-lain masih rendah sehingga kualitas nyala api
yang terendam dalam air pada kondisi biogas masih belum optimal. Untuk
anaerob. Secara alamiah, gas metana selalu mengurangi kadar CO2 tersebut, bisa
terjadi, namun perlu adanya peralatan dan dilakukan dengan melewatkan biogas ke dalam
kondisi spesifik untuk mempercepat larutan NaOH sehingga terjadi proses
pembentukan gas tersebut. Absorbsi. Gas CO2 langsung bereaksi dengan
Tahapan untuk terbentuknya biogas dari larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan
proses fermentasi anaerob dapat dipisahkan berkurangmya konsentrasi CO2 sebagai akibat
menjadi tiga tahap; tahap pertama adalah reaksi dengan NaOH, maka perbandingan
tahap hidrolisis, pada tahap hidrolisis, bahan- konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih
bahan biomassa yang mengandung selulosa, besar untuk konsentrasi CH4.
hemiselulosa dan bahan ekstraktif seperti
protein, karbohidrat dan lipida akan diurai 3. METODOLOGI PENELITIAN
menjadi senyawa dengan rantai yang lebih 3.1 Alat
pendek. Tahap kedua adalah tahap Peralatan yang digunakan pada
pengasaman, pada tahap pengasaman, bakteri penelitian ini sebagai berikut:
akan menghasilkan asam yang akan berfungsi 1. Absorber,
untuk mengubah senyawa pendek hasil 2. Tabung biogas,
hidrolisis menjadi asam asetat, H2 dan CO2. 3. Tanki penampungan NaOH,
Bakteri ini merupakan bakteri anaerob yang 4. Tanki penampungan hasil absorpsi,
dapat tumbuh pada keadaan asam. Untuk 5. Pompa sentrifugal,
menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut 6. Pressure indicator,
memerlukan oksigen dan karbon yang 7. Kompresor,
diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam 8. Needle valve,
larutan. Selain itu, bakteri tersebut juga 9. Stopwatch,
mengubah senyawa yang bermolekul rendah 10. Alat titrasi,
menjadi alkohol, asam organik, asam amino, 11. Elenmeyer,
CO2, H2S dan sedikit gas CH4. Tahap ketiga 12. Beaker glass, dan
adalah tahap pembentukan gas CH4, Pada 13. Pipet tetes.
tahap pembentukan gas CH4, bakteri yang
berperan adalah bakteri metanogenesis. 3.2 Bahan
Bakteri ini akan membentuk gas CH4 dan CO2 Bahan yang digunakan pada penelitian
dari gas H2, CO2 dan asam asetat yang ini sebagai berikut:
dihasilkan pada tahap pengasaman. 1. Biogas,
Komponen biogas, yaitu: 2. Aquadest,
3. NaOH 0,2 N, dan
Tabel 2.4 Komponen Biogas 4. Indikator PP dan MO (Methyl Orange).
Komponen %
Metana (CH4) 55 - 75 3.3 Cara Kerja
Karbondioksia (CO2) 25 - 45 Langkah kerja yang digunakan pada
Nitrogen (N2) 0 - 0,3 penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengisi tangki penampungan dengan
Hidrogen (H2) 1-5
NaOH 0,2 N sampai penuh.
Hidrogen Sulfida (H2S) 0-3 2. Menghidupkan kompresor, dan membuka
Oksigen (O2) 0,1 - 0,5 valve kompresor sesuai dengan laju alir
yang ditetapkan.
Dari tabel di atas terlihat bahwa 3. Hidupkan pompa air, buka globe valve
kadar CO2 didalam biogas masih besar. Hal ini NaOH sesuai bukaan yang ditentukan.

62
Volume 09 No. 02 Desember 2018

4. Membuka valve tabung biogas, buka


sampai dengan laju alir yang ditetapkan.
5. Tunggu lebih kurang 5 menit hingga
aliran stabil.
6. Mengambil sampel produk yang keluar
pada bagian bawah kolom absorber
sebanyak 50 ml.
7. Mengulangi proses mulai dari no. 1
dengan laju alir udara dari kompresor
tetap dan laju alir Biogas yang berbeda
sesuai dengan aliran yang ditentukan
8. Menganalisa hasil sampel yang diambil
dengan metode titrasi.
Gambar 4.1 Hubungan mol CO2 Sisa
3.4 Prosedur Analisa Hasil dengan Waktu Tiap Laju Alir NaOH
Prosedur analisa hasil dilakukan
dengan cara sebagai berikut: Sisa CO2 terabsorbsi pada laju alir 1,12
1. Persiapkan alat titrasi yang telah di isi mL/s minimal sebanyak 0,0667 mol, sisa CO2
dengan HCl 0,2 N terabsorbsi pada laju alir 2,75 ml/s minimal
2. Atur posisi biuret supaya lurus sehingga sebanyak 0,0767 mol, sisa CO2 terabsorbsi
tepat dalam pembacaan skala. pada laju alir 4,25 ml/s minimal sebanyak
3. Ambil sampel 50 ml dengan gelas ukur, 0,0867 mol, sisa CO2 terabsorbsi pada laju alir
masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, 5,67 ml/s minimal sebanyak 0,0967 mol dan
tambahkan 3 tetes indikator PP. sisa CO2 terabsorbsi pada laju alir 7,625 ml/s
4. Lakukan proses titrasi sambil digoyang minimal sebanyak 0,1117 mol.
perlahan–lahan agar pencampuran merata. Terlihat bahwa semakin besar laju alir
Jika sampel sudah berwarna bening maka NaOH, jumlah CO2 terserap semakin kecil.
hentikan proses titrasi HCl dan catat Hal ini dikarenakan pada operasi absorbsi
volume titran yang diproleh (V1). dengan laju alir besar, waktu kontak antara
5. Tambahkan indikator MO (Methyl NaOH dengan CO2 untuk jumlah molekul
Orange) sebanyak 2-3 tetes, dan lanjutkan yang sama akan semakin kecil. Waktu kontak
titrasi hingga berubah warna menjadi yang singkat ini menyebabkan transfer massa
merah mudah. yang terjadi lebih sedikit dan jumlah CO2
6. Catat volume titran yang diperoleh dari yang terserap juga lebih sedikit.
hasil titrasi HCl (V2). Berdasarkan data hasil penelitian di
6. Mencatat V3 sebagai volume titran untuk atas, diperoleh hubungan laju alir NaOH
terhadap % CH4 maksimum yang dimurnikan.
menghitung konsentrasi produk (V3 = V2 –
V1) Tabel 4.1 % CH4 Maksimum yang
7. Lakukan proses titrasi kembali dan ambil Dimurnikan pada Tiap Laju Alir NaOH
angka rata – rata. (mL/s)
8. Catat dan analisa pada tabel yang telah
disediakan untuk dibahasatau dilakukan Laju Alir NaOH % CH4 Maksimum
perhitungan lebih lanjut. (mL/s) yang Dimurnikan

1,12 74,13
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil penelitian, 2,75 72,95
diperoleh hubungan % mol CO2 terabsorbsi 4,25 72,85
dengan waktu pada tiap laju alir NaOH, 5,67 71,77
ditunjukkan dalam gambar 4.1. 7,625 70,31

63
Volume 09 No. 02 Desember 2018

Terlihat bahwa semakin besar laju alir


NaOH, jumlah CH4 yang dihasilkan semakin
kecil. Hal ini dikarenakan pada operasi
absorbsi dengan laju alir besar, waktu kontak
antara NaOH dengan CO2 untuk jumlah
molekul yang sama akan semakin kecil. Waktu
kontak yang singkat ini menyebabkan transfer
massa yang terjadi lebih sedikit dan jumlah
CH4 yang dihasilkan juga lebih sedikit.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
a. Semakin besar laju alir NaOH, maka
CO2 yang terserap semakin kecil.
b. Semakin besar laju alir NaOH, maka
CH4 yang dimurnikan semakin kecil.
c. Besarnya % CO2 yang terserap
maksimum 58,11 %.
d. Besarnya % CH4 yang dimurnikan
maksimum 74,13%.

DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Kusuma. dkk.. 2012. Pemurnian
biogas dari kandungan hidrogen sulfida (H2S)
dengan NaOH, CuSO4, Fe(SO4)3 dalam colum
secara kontinyu, Teknologi kimia dan
industri 4 (1): 389 – 395.

Aditya, Muhammad. 2018. Pengaruh


Penyerapan CO2 terhadap Laju Alir Absorber
NaOH dan Waktu Kontak pada Alat
Revamping Absorber Tipe Sieve Tray,
Palembang.

Perry, R.H. and Green, D.W..1996. Perry’s


Chemical Engineers Handbook, 7th edition,
New York: McGraw-Hill Book Company.

Sinnott, R.K.. 1983. Chemical Engineering


Design. Vol. 6. New York: Pergamon Press.

Welty, James. R, Charles E.Wicks, Gregory


rorrer, etc.. 2001. Fundamentals Momentum,
Heat, and Mass Transfer, 4TH ED, New York.

64
Volume 09 No. 02 Desember 2018

65

Anda mungkin juga menyukai