Anda di halaman 1dari 9

Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar

Bandung, 13-14 Juli 2022

Perancangan Wet Scrubber Kapasitas 0,72 m3/jam pada


Proses Pemurnian Biogas dari Kotoran Sapi
Nannuba Hilma A. A1, Sapto Prajogo2, Annisa Syafitri. K3
1Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
E-mail : nannuba.hilma.tken418@polban.ac.id
2Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012

E-mail : saptoprajogo@gmail.com
3Jurusan Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012

E-mail : annisa.syafitrik@polban.ac.id

ABSTRAK

Biogas merupakan sumber energi berupa gas alam melewati proses fermentasi dengan kondisi
anaerob yang umumnya tersusun atas CH4, CO2, H2, N2, dan H2S. Gas metana sebagai komposisi
utama biogas pada umumnya belum optimal diakibatkan oleh komposisi CO 2 yang besar sehingga
nilai kalor dapat menurun dan komposisi H2S yang bersifat korosif dapat menimbulkan masalah
pada proses pembakaran. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan proses pemurnian demgan
metode absorpsi menggunakan wet scrubber dengan memanfaatkan H 2S dan CO2 yang memiliki
kelarutan tinggi terhadap air. Wet scrubber melakukan kontak gas dan absorben cair dengan arah
yang berlawanan, kemudian biogas yang masuk melalui bawah kolom akan diberi cairan berupa air
dari atas kolom sehingga gas CO2 dan H2S akan terlarut oleh air. Perancangan ini dilakukan untuk
biogas di Peternakan Sapi, Cigugur Girang dengan komposisi CH4 sebesar 55,5%, CO2 sebesar 43%,
N2 sebesar 1%, H2S sebesar 0,16%, dan O2 sebesar 0,34%. Tujuan dari perancangan ini untuk
merancang sistem wet scrubber untuk proses pemurnian biogas, melakukan pengujian
pengoptimalan komposisi CH4 biogas hasil wet scrubber dengan simulasi menggunakan software
Aspen Plus, dan melakukan analisis keekonomian dari perancangan sistem wet scrubber terhadap
keuntungan peningkatan kualitas biogas. Pada perancangan menggunakan perhitungan manual
untuk dilakukan simulasi menggunakan software Aspen Plus didapatkan dimensi wet scrubber
dengan diameter 3,559 m, tinggi kolom 13,897 m, dan laju alir air 6892,49 kmol/jam. Pemurnian
menghasilkan komposisi akhir H2S sebesar 3,79 ppm dan komposisi CO 2 sebesar 26,77%.

Kata Kunci
Biogas, Absorpsi, Wet Scrubber, H2S, Aspen Plus
optimalisasi pada pembangkit listrik bioenergi
yang sudah terbangun.
1. PENDAHULUAN
Biogas biasanya memiliki kandungan 50-70%
Sumber energi alternatif yang dapat
CH4, 25-50% CO2, 1-5% H2, 0,3-3% N2 dan
digunakan salah satunya adalah pemanfaatan
H2S (Fitria, 2009). Dalam penggunaannya,
biogas. Biogas adalah gas dari produk akhir
biogas dapat membantu mengurangi emisi gas
pencernaan atau degradasi anaerobik dari
metana ke atmosfer yang dua puluh satu kali
bahan-bahan organik yang dilakukan oleh lebih berbahaya daripada emisi
bakteri anaerobik yang terdapat dalam karbondioksida. Berkurangnya emisi
lingkungan bebas (Rozaq, 2016). Dilansir dari
dikarenakan pemanfaatan dari gas metana
data yang dirilis oleh Kementerian ESDM,
pada proses anaerobik yaitu untuk memasak,
potensi pemanfaatan biogas di Indonesia
menyalakan lampu, dan menggerakan
sangat besar mencapai 32 GW. Namun
generator listrik.
kapasitas pembangkit listrik bioenergi yang
tercapai baru sebesar 1,8965 GW. Sementara Tingginya kadar H2S dan CO2 dalam biogas
target kebijakan energi nasional (KEN) untuk menunjukkan kualitas biogas yang rendah
pembangkit listrik ini sebesar 5,5 GW pada (Nugraha, 2021). Selain itu, H2S merupakan
tahun 2025. Berdasarkan data tersebut, gas yang memiliki sifat korosif sehingga dapat
pemanfaatan biogas sebagai sumber energi menimbulkan masalah pada proses
perlu ditingkatkan dan juga dilakukan pembakaran dari biogas dan juga dalam

850
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

pembakarannya H2S dapat menjadi beracun Biogas umumnya memiliki kandungan 50-
dan menimbulkan asidifikasi. Begitu pula CO2 70% CH4, 25-50% CO2, 1-5% H2, 0,3-3% N2
merupakan gas agak beracun yang apabila dan H2S (Fitria, 2009). Kandungan energi
semakin tinggi konsentrasinya akan yang terdapat dalam gas metana dapat
menurunkan nilai kalor biogas itu sendiri. digunakan sebagai energi alternatif, seperti
menggerakan generator set yang akan
Metode absorpsi merupakan upaya untuk menghasilkan listrik. Kualitas biogas dapat
meningkatkan kualitas biogas dengan diukur dengan tinggi kandungan metana dan
meminimalkan gas pengotor dalam biogas. dapat ditingkatkan dengan mengurangi atau
Gas yang diserap adalah hidrogen sulfida menghilangkan kandungan gas lainnya.
(H2S) dan karbon dioksida (CO2) karena
kedua gas ini memiliki sifat kelarutan yang 2.2 Komposisi Biogas
tinggi dalam air. Absorpsi diadopsi pada
Berdasarkan (Anggito, 2014) beberapa
proses permurnian metode wet scrubber
campuran gas yang terkandung di dalam
menggunakan absorben untuk melarutkan
biogas memiliki komponen utama yang terdiri
absorbat. Metode wet scrubber adalah salah
dari metana (CH4) sebesar 50-70%, kemudian
satu cara yang dapat digunakan untuk
karbon dioksisa (CO2) sebesar 25-50%, serta
menghilangkan kandungan H2S dan CO2 pada
beberapa gas lain seperti H2S, N2, dan O2. Dari
biogas, hal ini dikarenakan kedua gas tersebut
seluruh komposisi yang terdapat pada biogas,
mudah larut dalam air dibandingkan gas
setiap gasnya memiliki sifat masing-masing
metana. Berdasarkan penelitian Dwinanda
yaitu :
(2017), absorpsi pada biogas dengan
1. Metana (CH4) adalah gas sebagai
menggunakan wet scrubber dapat
komponen utama dari biogas. Gas ini
menghasilkan komposisi CH4 sebesar 74,34%
memiliki sifat mudah terbakar dan
dari komposisi awal 56,73% dan hasil akhir
jumlahnya menentukan kualitas dari
komposisi H2S sebesar 4 ppm dari komposisi
biogas. Pembakaran CH4 dikonversi
awal 0,62% atau 6200 ppm.
menjadi molar ekivalen dari CO2 dan air.
2. Karbon dioksida (CO2) adalah gas yang
Dari hasil studi literatur, metode yang cukup
beracun. Pengaruh gas ini pada biogas
efektif dan efisien dalam merancang wet
yaitu semakin tinggi konsentrasi CO2,
scrubber untuk mencapai komposisi biogas
maka nilai kalor biogas semakin rendah.
yang optimal adalah penggunaan metode
3. Hidrogen sulfida (H2S) adalah gas yang
perancangan wet scrubber yang akan
memiliki sifat korosif sehingga dapat
disimulasikan menggunakan software Aspen
menimbulkan masalah pada proses
Plus (Dwinanda, 2017). Maka akan dibuat
pembakaran dari biogas dan
perancangan wet scrubber dengan simulasi
memengaruhi media jalur distribusi
menggunakan software Aspen Plus untuk
biogas. Selain itu, H2S yang diubah
meningkatkan komposisi CH4 pada biogas
menjadi SO2 juga beracun dan dapat
produk peternakan sapi Cigugur Girang.
menyebabkan asidifikasi.
4. Uap air pada komposisi biogas tidak
2. TINJAUAN PUSTAKA
akan menimbulkan bahaya, namun jika
berkombinasi dengan CO2 dan H2S dapar
2.1 Biogas pula mengakibatkan korosi.
Tabel 1 Komposisi pada Biogas
Biogas merupakan sumber energi berupa gas Komposisi Presentase
alam yang dihasilkan dari bahan organik Metana (CH4) 50-70%
Karbon dioksida (CO2) 25-45%
setelah melewati proses fermentasi dengan Nitrogen (N2) 1-5%
kondisi anaerob (tanpa udara). (Dwinanda, Hidrogen sulfida (H2S) 0-3%
2017). Bahan organik yang dapat digunakan Oksigen (O2) 0,1-0,5%
yaitu seperti kotoran ternak, sisa tanaman, Sumber : (Maynell, 1976)
biomassa, sampah hasil aktivitas sehari-hari,
dan lain sebagainya. Dari bahan-bahan 2.3 Wet Scrubber
organik tersebut, setelah terurai dengan
kondisi anaerob, kemudian melepaskan Wet scrubber merupakan sebuah unit / alat
absorpsi gas yang terdiri dari sebuah kolom
campuran gas. Dengan proses fermentasi,
yang dilengkapi oleh masukan gas dan ruang
pencernaan anaerob tersebut merupakan
distribusi pada bagian bawah, lalu masukan
bentuk alami dari limbah menjadi energi.
zat cair dan distributornya terdapat pada

851
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

bagian atas, untuk keluaran gas dan zat cair peternakan sapi di Cigugur Girang, Kec.
masing-masing terdapat di bagian atas dan Parongpong, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat.
bagian bawah. Kemudian di dalamnya diisi
dengan massa zat cair atau inert dan di atas
penyangganya disebut isian menara atau tower
packing. Pada wet scrubber, arus gas kotor
dibawa menuju kontak dengan liquid pencuci
dengan cara menyemprotkan, mengalirkan,
ataupun dengan metode kontak lainnya.

Metode wet scrubber adalah salah satu cara


yang dapat digunakan untuk menghilangkan
kandungan H2S dan CO2 pada biogas, hal ini
dikarenakan kedua gas tersebut mudah larut
dalam air dibandingkan gas metana.
Pemurnian ini murni secara fisik dengan
tekanan pada scrubber biasanya pada tekanan
7-10 bar. Metode ini memiliki kelebihan yaitu
efisiensi >97% CH4, kehilangan CH4 rendah
<2%, namun kekurangannya adalah
membutuhkan banyak air dan dapat terjadi
penyumbatan (Dwinanda, 2017). Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

Prinsip kerja dari wet scrubber ini ialah 3.1 Data Eksisting
dengan melakukan kontak gas dan absorben
Pada penelitian dibutuhkan data eksisting
cair yang dilakukan dengan arah yang
berlawanan atau terjadinya sentuhan antar gas untuk mengetahui kondisi operasi di lapangan
dan absorben cair dengan kondisi temperatur sehingga dapat digunakan untuk perancangan
lingkungan. Biogas yang masuk melalui dengan perhitungam manual untuk
bawah kolom akan diberi cairan absorben dari memperoleh dimensi dan simulasi software
atas kolom sehingga gas CO2 dan H2S akan Aspen Plus untuk memperoleh komposisi
akhir biogas. Data eksisting dapat dilihat pada
terbawa dengan absorben cairan.
tabel berikut :
Tabel 2 Data untuk Perancangan
2.4 Software Aspen Plus
Aspen Plus merupakan software yang akan Properties Biogas
Parameter Nilai Satuan
digunakan untuk membantu analisis wet Temperatur 0
scrubber hasil rancangan, simulasi wet 21 C
Biogas
scrubber ini menggunakan pemodelan Tekanan
0,88 Bar
absorber dengan nilai masukan yang diberikan Biogas
Debit Aliran
dalam peneltian yaitu karakteristik biogas dan 0,72 m3/h
Biogas
parameter perancangan wet scrubber yang Massa Jenis
0,657 kg/m3
telah dilakukan perhitungan manual. Aspen Biogas
Plus akan menampilkan parameter-parameter Properties Air
Parameter Nilai Satuan
hasil atau keluaran yang dapat membantu 0
Temperatur Air 21,7 C
menganalisis wet scrubber yang dirancang Tekanan Air 1 Bar
dengan menggunakan hubungan sifat fisik Viskositas Air 0,938 cP
dasar suatu proses, yaitu material and energy Tegangan
0,0725 N/m
balances, thermodynamic equilibrium, rate Permukaan
Massa Jenis
equations (Eden, 2012). 997 kg/m3
Air

3. METODE PENELITIAN Tabel 3 Data Eksisting Komposisi Biogas

Metode penelitian berjenis penelitian Komposisi Presentase


kuantitatif dengan menggunakan rumus Metana (CH4) 55,5%
matematis dan perhitungan komputasi. Karbon dioksida (CO2) 43%
Nitrogen (N2) 1%
Perancangan dilakukan dengan berdasarkan Hidrogen sulfida (H2S) 0,16%
data yang diperoleh dari pengolahan biogas di Oksigen (O2) 0,34%

852
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Total 100% 𝑌−𝑌𝑡


𝐿𝑠, 𝑚𝑖𝑛 = 𝐺𝑠 (1)
𝑋−𝑋𝑡
Faktor Absorpsi
𝐿𝑡
Kolom Atas
[𝑒𝑎 ]𝑡 = (2)
𝑚∗𝐺𝑡

3.2 Perancangan Wet Scrubber Packed 𝐿𝑏


[𝑒𝑎 ]𝑏 =
Column Kolom Bawah 𝑚∗𝐺𝑡
(3)
Perancangan wet scrubber dengan jenis 𝑒𝑎 = [𝑒𝑎 ]𝑡 + [𝑒𝑎 ]𝑏
packed column mengacu pada tahapan- Total Faktor Aborpsi (4)
tahapan yang terdapat pada buku (Chemical
Engineering Design Volume 6 4th Edition,
2005). Tinggi Kolom
𝑍 = 𝑁𝑡 𝑥 𝐻𝐸𝑇𝑃 (5)
3.2.1 Pemilhan Tipe dan Size Packing
Dalam merancang wet scrubber jenis packed 3.2.4 Penentuan Jumlah Tray Teoritis
column dipilih tipe packing Metall Pall Ring Jumlah tray teoritis dalam kolom wet
sesuai dengan yang sudah tercantum dalam scrubber diperoleh dengan menghitung
desain packing pada buku yang digunakan menggunakan persamaan
sebagai acuan. Tipe ini dipilih karena 𝑌 +𝑚.𝑋𝑡
𝑙𝑜𝑔( 𝑏
1 1
(1− )+ )
𝑌𝑡 −𝑚.𝑋𝑡 𝑒𝑎 𝑒𝑎
memiliki desain dengan luas kontak 𝑁𝑡 = (6)
𝑙𝑜𝑔 𝑒𝑎
permukaan efektif paling besar sehingga
cukup efektif untuk distribusi air dan gas.
3.2.5 Penentuan Diameter Kolom
Berdasarkan packing yang dipilih yaitu
packing dengan tipe Pall Ring Metal
berukuran 3.4 inch (76 mm), maka dengan
kondisi tersebut disarankan pressure drop
sebesar 15-50 mm H2O/m packing. Untuk
memudahkan pembacaan grafik diambil nilai
tengah dari nilai yang disarankan, maka untuk
pressure drop diasumsikan sebesar 21
mmH2O/m packing.

Gambar 2 Data Desain Bed Packing

3.2.2 Penentuan Nilai HETP

Gambar 3 Nilai (n) Konstan untuk Jenis Packing

ln 𝐻𝐸𝑇𝑃 = 𝑛 − 0,187 ∗ ln 𝜎 + 0,213 ∗ ln µ


Gambar 4 Correlates the Liquid and Vapour Flow
3.2.3 Penentuan Tinggi Kolom Rates
Laju Alir Minimum

853
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Setelah diperoleh nilai konstanta flooding, Packing Factor, m-1 52


nilai tersebut akan digunakan untuk Packing Structure
menentukan laju aliran massa gas per satuan Random
luas penampang kolom yang ditunjukan dalam
persamaan berikut: 4.2 Hasil Simulasi Software Aspen Plus
𝐾 ∗𝜌𝑣(𝜌𝑙−𝜌𝑣) 1/2
𝑉𝑊∗ = [ 4 0.1 ] (7) Merancang wet scrubber dalam main
13,1∗𝐹𝑝 (𝜇𝐿 /𝜌𝑙)
flowsheet yang dimodelkan menggunaan
kolom Radfrac Column kemudian
Nilai laju aliran massa gas per satuan luas menentukan material stream proses, yaitu
penampang kolom kemudian digunakan untuk water sebagai air masuk, rawgas sebagai
memperoleh nilai luas area transfer yang masukan biogas awal, puregas sebagai
dibutuhkan pada packed column yang keluaran biogas hasil pemurnian, dan residue
ditunjukan dalam persamaan berikut : sebagai air keluaran dari scrubber.
𝐺
𝐴 = ∗𝑠 (8)
𝑉𝑊
Dari nilai luas area transfer maka dapat
dihitung untuk memperoleh nilai diameter
kolom dengan persamaan sebagai berikut
4
𝐷𝑐 = √ 𝑥 𝐴 (9)
𝜋

4. Hasil Perancangan

4.1 Hasil Perhitungan Dimensi


Gambar 5 Simulasi Software Aspen Plus
Perhitungan mengenai perancangan dilakukan
untuk mendapatkan nilai laju alir air minimal
5. ANALISIS
yang dibutuhkan wet scrubber, diperoleh
sebesar 6891,777 kmol/jam. Setelah itu
ditentukan dimensi yang meliputi jumlah tray, 5.1 Profil Komposisi Biogas
nilai HETP, tinggi kolom, dan diameter kolom
melalui perhitungan manual. Hasil
perancangan wet scrubber ini dapat dilihat
pada Tabel 4
Tabel 4 Hasil Perancangan Wet Scrubber

Gambar 6 Profil Komposisi Biogas


Design Wet Scrubber Packed Column
Material Stainless Steel Profil pada Gambar 6 menunjukan fraksi mol
Diameter Column, m (inch) 3,559 (140,107)
CH4, H2S, dan CO2 pada setiap stages di dalam
wet scrubber. Kandungan H2S pada stages 13
Stages 13 sudah mengalami penurunan hingga bernilai
HETP, m 1,096 0,00104 mol fraction atau 0,104% juga sama
Height Column, m 13,897 dengan 1040 ppm dan semakin naik stages
Flow Pattern
maka kandungan H2S semakin kecil, pada
Counter Current stages 1 diperoleh nilai akhir kandungan H2S
Packing Support Gas Injection sebesar 3,79 x 10-6 mol fraction atau 3,79 x
Pressure drop desain, 10-4% juga sama dengan 3,79 ppm. Dari hasil
mmH2O/m packing 21 tersebut dapat diketahui bahwa biogas sudah
Design Packing sesuai standar kesehatan untuk lingkungan
Vendor Norton kerja yaitu tidak melebihi 5 ppm.
Packed Metal Selain H2S, kandungan CO2 merupakan gas
Packing Type
Pall Ring dengan sifat kelarutan yang tinggi terhadap air
Inch 3,5 dengan komposisi yang cukup besar setelah
Size
mm 76 CH4. Dari profil tersebut dapat diketahui
Surface area, m2/m3 bahwa kandungan CO2 pun menurun.
66
Meskipun kandungan CO2 tidak terdapat
Bulk Density, kg/m3 273

854
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

standar yang membatasinya, kandungan CO2 Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui
ini akan memengaruhi kualitas dari biogas kandungan CO2 semakin meningkat ketika
karena semakin rendah CO2 maka akan laju alir biogas juga meningkat. Dari hal
semakin meningkat kandungan CH4 dan tersebut menandakan bahwa semakin tinggi
semakin tinggi CH4 maka akan semakin baik laju alir biogas maka akan semakin rendah
kualitas dari biogas. kemampuan absorpsi CO2. Hal ini diakibatkan
oleh sifat kelarutan dari CO2 lebih rendah dari
Berdasarkan profil komposisi biogas,
H2S.
kandungan CO2 mengalami penurunan setiap
stages-nya dan memiliki hasil akhir di stages 1 Kinerja wet scrubber dapat dikatakan berhasil
sebesar 0,268 mol fraction atau 26,8%. CH4 dilihar dari penurunan komposisi dari trace
mengalami peningkatan setiap stages-nya components pada biogas yang signifikan
dengan hasil akhir CH4 0,663 mol fraction seperti dalam perancangan ini yaitu penurunan
atau 66,3%. kandungan H2S dari 1646 ppm menjadi 3,79
ppm dan kandungan CO2 dari 43% menjadi
5.2 Pengaruh Perubahan Laju Alir Biogas 26,8%.
terhadap Kemampuan Absorpsi H2S
5.4 Analisis Off-Design Wet Scrubber
H 2S
7,00E-06 Pengaruh Laju Alir Biogas terhadap Komposisi
6,00E-06 Pemurnian Biogas
Mol Fraction

5,00E-06 100
4,00E-06 Komposisi Biogas

3,00E-06 50
2,00E-06 y = 8E-06x - 0,0001 0
1,00E-06 R² = 0,9658 9,5 10 10,5 11 11,5 12 12,5 13 13,5 14 14,5 15
0,00E+00 -50
13 13,2 13,4 13,6 Laju Alir Biogas (kmol/h)

Laju Alir Biogas (kmol/h)


% CH4 ppm H2S % CO2
Gambar 7 Pengaruh Laju Alir Biogas terhadap
Gambar 9 Pengaruh Laju Alir Biogas terhadap
Kandungan H2S
Komposisi Pemurnian Biogas
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa
kandungan H2S semakin meningkat apabila Berdasarkan kurva di atas dapat diketahui
laju alir biogas semakin tinggi. Hal ini bahwa semakin besar laju alir biogas maka
menandakan bahwa semakin tinggi laju alir komposisi H2S dan CO2 akan mengalami
biogas, maka semakin kecil kandungan H2S penurunan sedangkan CH4 akan mengalami
yang terserap oleh air. pengingkatan, sehingga semakin kecil laju alir
biogas maka akan semakin meningkat kualitas
5.3 Pengaruh Perubahan Laju Alir Biogas dari biogas setelah pemurnian. Pada laju alir
terhadap Kemampuan Absorpsi H2S biogas sebesar 11 kmol/h dengan laju alir air
6892,491 kmol/h dapat mencapai komposisi
CO2 CH4 tertinggi yaitu 91,7%, H2S sebesar 0,001
0,28 ppm, dan CO2 sebesar 0,1%.
0,275
Mol Fraction

0,27
0,265
0,26
0,255
y = 0,0434x - 0,3186
0,25 R² = 0,9963
0,245
13 13,2 13,4 13,6
Laju Alir Biogas (kmol/h)
Gambar 8 Pengaruh Laju Alir Biogas terhadap
Kandungan CO2

855
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Xicheng yang berasal dari China, diperoleh


Pengaruh Laju Alir Air terhadap Komposisi
harga wet scrubber senilai $ 15.000 dengan
Pemurnian Biogas
80 kurs Dollar ke Rupiah per tanggal 22 Juni
Komposisi Biogas 2022 sebesar Rp. 14.923.
60
Tabel 5 Biaya Investasi Wet Scrubber
40
20 Satu
Parameter Nilai
an
0
Kurs 14.923,00 Rp
5800
6000
6200
6400
6600
6800
7000
7200
7400
7600
7800
8000
1.500 $
Laju Alir Air (kmol/h)
1 Set Wet Scrubber
(Pump, Engine) Rp
% CH4 ppm H2S % CO2 Rp
22.384.500
Rp
Shipping Rp
Gambar 10 Pengaruh Laju Alir Air terhadap 7.461.500
Komposisi Pemurnian Biogas Rp
Ekspedisi Rp
2.984.600
Instalasi
Dari kurva hasil percobaan mengenai laju alir
Jasa 5
air pada wet scrubber, diketahui bahwa Instalasi (7 Pekerj Rp Rp
komposisi H2S dan CO2 semakin menurun Hari) a 3.500.000
ketika laju alir air semakin besar. Sebaliknya Pipa (16 Rp
untuk komposisi CH4, akan meningkat ketika Rp
inch) 28 m 13.189.400
laju alir air semakin besar. Sehingga kualitas Rp
Rp
dari biogas akan semakin baik ketika laju alir Cor Beton 20 m3 13.800.000
air semakin besar dengan desain wet scrubber Total Rp
Rp
yang sudah ditentukan dalam perancangan. Instalasi 30.489.400
Komposisi terbaik dari varasi laju alir air yang Pajak
dilakukan terdapat ketika laju alir air sebesar Bea cukai Rp
Rp
7800 kmol/h dengan laju alir biogas yang (7,5%) 7,50% 1.678.838
ditetapkan sebesar 13,54 kmol/h. Rp
Rp
PPn (10%) 10% 2.406.334
5.5 Kelayakan Ekonomi Rp
Rp
PPh (10%) 10% 2.238.450
Rp
5.5.1 Potensi Energi Rp
Total Pajak 6.323.621
Nilai potensi energi dapat diperoleh dari nilai Rp
Rp
entalpi biogas. Dari hasil pengolahan biogas di Total Investasi 69.643.621
Peternakan Sapi, Cigugur Girang digunakan
pemilik untuk dijadikan bahan bakar 5.5.3 Net Present Value
pengganti gas LPG 3 kg. Gas LPG 3 kg Nilai investasi dan nilai penghematan tiap
memiliki nilai kalor 46 MJ/kg dengan harga tahun diasumsikan tidak mengalami kenaikan
Rp. 21.000/3 kg.
dan penurunan, dengan umur wet scrubber
Potensi energi sebelum melalui proses
yaitu 10 tahun. Rincian dari perhitungan NPV
pemurnian menggunakan wet scrubber
dapat dilihat dari tabel berikut.
bernilai 131,39 MJ/hari, sedangkan setelah
melalui proses pemurnian diperoleh potensi Tabel 6 Perhitungan NPV
energi sebesar 156,96 MJ/hari. Biogas hasil
perancangan sebanding dengan penggunaan Satua
Parameter Nilai
LPG 3 kg sebanyak 2 tabung. Apabila dalam n
satu tahun hasil perancangan wet scrubber Rp
Rp
Total Investasi 69.643.621
dapat menghasilkan biogas atau dapat
Biaya Rp
menghemat sebesar Rp. 15.330.000/tahun. Rp
Penghematan 15.330.000
Inflasi 3,55% %
5.5.2 Investasi
Suku Bunga 8% %
Penentuan harga dari wet scrubber ini diambil
dari harga yang tersedia di pasaran. Menurut Risiko Premi 5,15% %
e-commerce alibaba.com dengan brand Marr 16,70% %

856
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Tahun Sebelum Pemurnian Setelah Pemurnian


Umur wet scrubber 10 Komposisi
Nilai Satuan Nilai Satuan
Rp
CH4 55,5 % 66,4 %
NPV 2.559.056 Rp
H2S 1646 ppm 3,79 ppm
CO2 43 % 26,77 %
5.5.4 Payback Periode O2 0,34 % 0,4 %
Payback peirode adalah periode yang N2 1 % 0,1 %

diperlukan untuk menutup kembali


pengeluaran investasi yang digunakan dalam 3. Kelayakan ekonomi dalam
perancangan wet scrubber jenis packed perancangan ini menggunakan dua
column. Penentuan payback periode akan metode yaitu net present value dan
mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan payback periode dengan nilai NPV
untuk mendapatkan keuntungan dari biaya sebesar Rp 2.559.056 dan payback
investasi sebesar Rp 69.643.621. Perhitungan periode selama 4 tahun 7 bulan.
payback periode dapat diketahui rinciannya
pada tabel DAFTAR PUSTAKA
Tabel 7 Perhitungan Payback Periode
[1]. Anggito, A. T. (2014). Studi
Tahun
ke
Investasi Saving Free Cash Flow Cummulative cashflow Pembangkitan Energi Listrik Berbasis
0 Rp 69.643.621 -Rp 69.643.621 -Rp 69.643.621
Biogas. Bandung: Universitas
1 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 -Rp 54.313.621
2 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 -Rp 38.983.621 Pendidikan Indonesia.
3 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 -Rp 23.653.621
4 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 -Rp 8.323.621 [2]. Chattopadhyay, P. (2007). Absorption
5 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 Rp 7.006.379
6 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 Rp 22.336.379 and Stripping. New Delhi: Asian Books
7 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 Rp 37.666.379
8 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 Rp 52.996.379
Pvt. Ltd.
9 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 Rp 68.326.379 [3]. Coulson, R. R. (2007). Chemical
10 Rp 15.330.000 Rp 15.330.000 Rp 83.656.379
Engineering Design Volume 6 4th
Edition. Oxford: Elsevier's Science &
6. KESIMPULAN Technology Right.
Hasil perancangan wet scrubber yang [4]. Dwinanda, V. C. (2017). Perancangan
dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai Wet Scrubber sebagai Unit Pengurang
berikut
Kadar H2S pada Produksi Biogas di PT
1. Rancangan wet scrubber yang
Enero Mojokerto. Surabaya: Insitut
memenuhi standar keamanan dan
kesehatan yang dijadikan acuan : Teknologi Sepuluh Nopember.
Wet Scrubber
Diameter Column, m 3,559
[5]. Eden, M. R. (2012). Introduction to
Stages 13
HETP, m
Aspen Plus Simulation. Chemical
1,096
Height Column, m 13,897 Engineering Departement, Auburn
Pressure Drop design, mm H2O/m Packing 21
Packing University.
Packing Type Pall Metal Ring
Size
Inch 3,5 [6]. Fitria, B. (2009). Biogas sebagai
mm 76
Surface Area, m2/m3 66 Alternatif Energi yang Efektif. Jakarta:
Packing Factor, m-1 52
Packing Structure Random Packing Universitas Gunadarma.
Packing Support Gas Injection
Process [7]. Maynell. (1976). Methane : Planning a
BiogasFlow Rate, m3/h 0,72
Composition of H2S, ppm <5 Digester. Great Britain: Prism Press.
Composition of CO2, % 26,80%
[8]. Nadliriyah, N., & Triwikantoro. (2014).
Pemurnian Produk Biogas dengan
2. Hasil optimasi kualitas biogas dari
proses pemurnian melalui simulasi Metode Absorpsi Menggunakan Larutan
menggunakan software Aspen Plus Ca(OH)2. Jurnal Sains dan Seni
dapat dilihat dalam tabel berikut :
POMITS, 2337-3520.

857
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

[9]. Newnan, D. (1990). Engineering [15]. Sullivan, W., Wicks, E., & Koelling, C.
Economic Analysis. California: (2014). Engineering Economy Sixteenth
Engineering Press Inc. Edition. New Jersey: Pearson Education
[10]. Nugraha, A. F. (2021). Perancangan Wet Ltd.
Scrubber untuk Proses Pemurnian pada [16]. Suyitno. (2007). Pembangkit Listrik
Produksi Biogas. Bandung: Politeknik Tenaga Biogas (PLTBio) yang
Negeri Bandung. Dilengkapi dengan Kompresi. Jawa
[11]. Perry, R., & Green, D. (1997). Perry's Tengah: Balitbang.
Chemical Engineers Handbook, 6th ed. [17]. Wahyuni, S. (2008). Biogas. Jakarta:
New York: McGraw-Hill. Penebar Swadaya.
[12]. Rozaq, A. (2016). Perancangan Filter [18]. Wijayanto, D. (2012). Pengantar
Purifikasi Biogas Menggunakan Wet Manajemen. Jakarta: PT. Gramedia
Scrubber. Surabaya: Insitut Teknologi Pustaka Utama.
Sepuluh Nopember. [19]. Wilson. (2004). Gas-Liquid Contact Area
[13]. Sahwan, F. L., Wahyono, S., Suryanto, of Random and Structured Packing.
F., & Hanif, M. (2019). Purifikasi Gas USA: Master Thesis. University of
Metana (CH4) dari TPA Sampah Texas.
Menggunakan Metode Water Scrubber.
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20 No.
2, 171-178.
[14]. Sulaiman, F. (2008). Absoprsi. Serang:
Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Ageng Tirtayasa.

858

Anda mungkin juga menyukai