Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS TINGKAT KEMURNIAN BIOGAS

DENGAN BEBERAPA VARIASI ZAT PEMURNI

Ni Wayan Aprilia Swantini , Dr.Eng.Sukmawati, S.T.P.,M.Si , Asih Priyati, S.T.P.,M.Sc


Program Study Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan Dan
Agroindustri, Universitas Mataram

ABSTRAK

Biogas mengandung zat pengotor CO2, dan H2S yang dapat menurunkan kualitas
pembakaran. Penelitian ini bertujuan untuk, mempelajari proses pemurnian pada
biogas dengan berbagai bahan pemurni, mengetahui kandungan kualitas biogas
setelah dimurnikan, dan mengetahui perbandingan zat pemurni yang optimal
untuk menghasilkan biogas yang baik. Metode yang digunakan adalah
eksperimental. Dengan parameter, mengukur kandungan gas metana dapat
dilihat dengan alat Biogas Tester, warna nyala api dilihat dengan
menggunakan camera dan membandingkan hasilnya dengan tabel warna api,
dan indikator nilai bakar biogas dengan percobaan memanaskan air sebanyak
1000 mL. Dalam proses pemurnian dengan zeolite dan NaOH selama 30 menit.
Ternyata pemurnian dengan menambahkan zeolite dan NaOH memberi pengaruh
lebih baik dibandingkan dengan perlakuan zeolite, karena mampu menurunkan
kandungan CO2, dan H2S serta meningkatkan CH4 dalam biogas secara maksimal.
Pada bahan zeolite 750 g + NaOH 70 g dapat meningkatkan kandungan CH 4
menjadi 80,175% serta menurunkan H2S menjadi 2,5 ppm, dan CO2 menjadi
4,45% pada pemurnian skala rumah tangga. Setelah diuji dengan pendekatan
statistika ternyata memberikan hasil yang berbeda nyata dengan yang belum
dimurnikan. Namun pemurnian dengan NaOH murni tidaka dapat dilakukan
karena dapat merusak tabung pemurnian.

Kata kunci: Biogas, Pemurnian, Zeolite Alam, NaOH

ANALYSIS OF PURITY BIOGAS


WITH SOME VARIATION OF THE SUBSTANCE PURIFIER

By

Ni Wayan Aprilia Swantini , Dr.Eng.Sukmawati, S.T.P.,M.Si, Asih Priyati, S.T.P.,M.Sc


Study Program of Agricultural Engineering, Faculty of Food Technology and
Agro-Industry, University of Mataram

ABSTRACT

Biogas is one of the alternative fuel made from livestock manure and litter. Biogas
contains impurities of CO2, and H2S which can degrade the quality of the biogas
combustion. This study aims to, learn the process of refining the biogas
purification with a variety of materials, determine the content of the biogas quality
after purified, and determine the optimal ratio of purifying substances to produce
biogas which is good. The method used was experimental. With parameters,
measuring the methane content can be viewed with Biogas Tester tool, the color
of the flame seen by using the camera and comparing the results with the table
color of fire, and indicator values with experimental biogas heat water 1000 mL.
In the purification process with zeolite and NaOH for 30 minutes. Turns
purification by adding zeolite and NaOH to give a better effect than the zeolite
treatment, because it can reduce the content of CO2, CH4 and H2S in biogas and
improve its full potential. Ie the zeolite material 750 g + 70 g NaOH to increase
the content of CH4 be 80.175% and decreased to 2.5 ppm H2S, and CO2 to 4.45%
on a household scale purification. Having tested the statistical approach turns out
to give significantly different results that have not been purified. However,
purification with pure NaOH can not be used because it can damage tube
purification.

Keywords: Biogas, Purification, Natural Zeolite, NaOH

PENDAHULUAN sumber energi fosil yang tak-terbarukan


(Suntoro, 2006).
1.1.Latar Belakang Biogas merupakan salah satu
Masalah energi merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari
masalah yang sangat sensitif saat ini. kotoran ternak dan sampah. Hasil dari
Kenaikan harga BBM menimbulkan fermentasi biogas yaitu gas metana
dampak yang sangat luas di masyarakat (CH4), karbon dioksida (CO2) dan air
karena bahan bakar ini merupakan (H2O). Menurut Sofian (2008)
kebutuhan dasar manusia sehingga kandungan biogas didominasi oleh gas
ketersediaannya sangat diperlukan. metana (CH4), kemudian disusul oleh
Ketergantungan masyarakat terhadap karbondioksida (CO2). CO2 merupakan
minyak bumi sangatlah besar, baik sisa hasil dari suatu pembakaran maka
untuk kebutuhan rumah tangga, akan menggangu proses pembakaran itu
transportasi, industri maupun sendiri. Hal ini menyebabkan panas
sebagaisumber energi lainnya, sehingga yang dihasilkan rendah sehingga
terus dicari dan diburu kendati kualitas nyala api biogas masih belum
harganya selalu melambung tinggi. optimum. Gas CO2 merupakan gas yang
Kebutuhan masyarakat akan minyak dapat menyebabkan penurunan kualitas
bumi menempati proporsi terbesar biogas, karena nyala api dari biogas
sebagai sumber energi penduduk, yakni tidak dapat optimal. Untuk menurunkan
mencapai 54,4%, disusul gas bumi kadar CO2 dalam biogas dapat
26,5%. Konsekuensinya beban dilakukan dengan melakukan proses
anggaran yang memberatkan negara pemurnian (Mara, 2013).
karena biaya subsidi harus terus Berdasarkan uraian diatas, maka
diluncurkan untuk mempertahankan perlu dilakuakn penelitian tentang
harga jual yang terjangkau oleh “Analisis Tingkat Kemurnian Biogas
konsumen. Pengembangan bioenergi Dengan Beberapa Variasi Zat
merupakan pilihan yang tepat untuk Pemurni“.
dikembangkan, sehingga dapat
mengurangi ketergantungan terhadap
1.2. Rumusan Masalah proses terbentuknya gas metana
1. Bagaimana proses memurnikan dalam kondisi anaerob dengan
biogas? bantuan bakteri anaerob di dalam
2. Bagaimana hasil biogas setelah suatu digester sehingga akan
dimurnikan? dihasilkan kandungan CH4 dan CO2
3. Bahan mana yang optimal digunakan yang volumenya lebih besar dari H2,
untuk memurnikan biogas? N2, O2 dan H2S. Proses pemanfaatan
kotoran sapi tersebut yaitu dengan
1.3.Tujuan Penelitian menampung dalam digester supaya
Adapun tujuan dari penelitian terjadi proses fermentasi anaerob
ini adalah sebagi berikut: sehingga terbentuk biogas yang bisa
1. Mempelajari proses pemurnian pada dimanfaatkan sebagai bahan bakar gas
biogas dengan berbagai bahan (Widhiyanuriyawan, 2000).
pemurni. Kandungan biogas terdiri dari beberapa
2. Mengetahui kandungan kualitas gas seperti gas methan (CH4) 55% -
3. biogas setelah dimurnikan. 75%, karbondioksida (CO2) 25% -
4. Mengetahui perbandingan zat 45%, nitrogen (N2) 0% - 0,3%,
pemurni yang optimal untuk hidrogen (H2) 1% - 5%, oksigen (O2)
menghasilkan biogas yang baik. 0,1% – 0,5%, hidrogen sulfida (H2S)
0% - 3%. Karbondioksida merupakan
1.4. Manfaat Penelitian molekul yang dapat menghambat dan
Manfaat dari penelitian ini menurunkan laju reaksi pembakaran,
adalah sebagai berikut: karena karbondioksida akan terurai dan
1. Mengetahui proses pemurnian bekerja dengan mengganggu rantai
biogas mengunakan berbagaireaksi kimia pembakaran, sehingga
perlakuan. reaksi kimia pembakaran terhambat
2. Mengetahui hasil biogas setelah (Prasetya, 2014).
dilakukan pemurnian.
3. Membandingkan bahan pemurni 2.1. Digestifikasi Anaerobik
yang baik untuk memurnikan biogas. Proses pembuatan metan ini
terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
LANDASAN TEORI 1. Hidrolisis secara enzimatik, bahan-
bahan organik tak larut menjadi
2.1. Biogas bahan-bahan organik dapat larut.
Biogas adalah bahan bakar gas dan Enzim utama yang terlibat adalah
bahan bakar yang dapat diperbaharui selulase yang menguraikan selulosa.
(renewable fuel) yang dihasilkan oleh 2. Perubahan bahan-bahan organik
aktivitas anaerobik atau fermentasi dari dapat larut menjadi asam organik.
bahan-bahan organik termasuk Pembentukan asam organik ini
diantaranya: kotoran manusia dan terjadi dengan bantuan bakteri non
hewan, limbah domestik (rumah methanogenik, protozoa dan jamur.
tangga), sampah biodegradable atau Perubahan asam organik menjadi
setiap limbah organik yang gas metan dan karbondioksida. Proses
biodegradable dalam kondisi perubahan ini dapat terjadi karena
anaerobik. Proses pembuatan biogas adanya bantuan bakteri Metanogenik
dilakukan secara fermentasi yaitu (Methanobacterium dan
Methanobacillus). Keseluruhan NaOH, K2CO3 dan sebagainya
reaksi perubahan bahan organik (Wahyuni, 2009).
menjadi gas metan dan karbondioksida Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas
dapat dituliskan dengan persamaan pengotor yang terdapat dalam gas-gas
reaksi sebagai berikut: komersial. Hidrogen sulfida merupakan
gas yang berbau dan mematikan serta
(C6 H10 O5)n + n H2O ------→ 3n sangat korosif bagi berbagai jenis
CO2 + 3n CH4 logam, sehingga membatasi
(Rochintaniawati, 2013). penggunaannya untuk bahan bakar pada
Ada beberapa faktor yang berpengaruh mesin. Hasil pembakaran gas yang
terhadap pembentukan biogas, antara mengandung H2S menghasilkan
lain: Rasio C/N. Apabila di dalam belerang dan asam sulfat yang sangat
bahan terdapat unsur C terlalu banyak korosif terhadap logam. Kandungan
maka unsur N akan cepat habis. Hal ini H2S mencapai 200 ppm dapat
mengakibatkan bakteri berhenti menyebabkan kematian dalam waktu
bekerja. Sebaliknya jika unsur N terlalu 30 menit. Standar keamanan dan
tinggi sehingga diperlukan pengadukan kesehatan memberikan ijin maksimum
untuk mencegah hal tersebut. Adanya pada tingkat 20 ppm. Gas hidrogen
racun bagi mikroorganisme pembentuk sulfida (H2S) yang terkandung dalam
biogas akan menghambat pembentukan gas hasil fermentasi mengurangi umur
biogas (Allo, 2012). pakai (lifetime) dari system pemipaan
pada instalasi yang menggunakan
2.3. Pemurnian Biogas biogas. Gas ini juga beracun dan sangat
Pemisahan CO2 dari biogas korosif untuk sebagian besar jenis
terdapat berbagai teknologi yang logam yang terbuat dari besi. Salah satu
dikembangkan, yaitu: Absorbsi. pertimbangan yang dapat
Menurut Shannon et al., 2006 metode dikembangkan untuk menghilangkan
absorbsi biogas baik secara fisika gas H2S dari biogas adalah dengan
maupun kimia efektif untuk laju alir gas mempertimbangkan penggunaan reaksi
yang rendah dimana biogas penyerapan oleh gram atau serpihan
dioperasikan pada kondisi normal. besi. Dengan reaksi ini maka hydrogen
Berdasarkan Interaksi molekular sulfida akan diserap kedalam besi(III)
antara permukaan adsorben dengan hidroksida (Fe(OH)3) yang dikenal
adsorbat, adsorpsi dapat dibagi menjadi sebagai bijih besi bog (Bog Iron Ore)
dua jenis, yaitu penyerapan secara atau diserap menjadi besi (III) oksida
fisika (adsorpsi) dan penyerapan secara (Fe2O3), (Sucipta, 2012).
kimia (absorpsi). Proses adsorpsi fisik 2.4. Proses Pemurnian
terjadi tanpa memerlukan energi Zeolite alam merupakan
aktivasi, sehingga membentuk lapisan senyawa alumina-silikat terhidrasi yang
jamak (multilayers) pada permukaan secara fisik dan kimia memiliki daya
adsorben. Dan Adsorpsi kimia sebagai bahan penyerap (adsorpsi),
merupakan adsorpsi dimana gas terlarut penukar kation, dan katalis.
dalam larutan penyerap disertai dengan Rumus empiris zeolite alam adalah :
reaksi kimia, contoh adsorpsi ini adalah M2/nO.Al2O3. x (SiO2).yH2O.
adsorpsi gas CO2 dengan larutan Zeolite alam terbentuk dari reaksi
antara batuan tufa asam berbutir halus
dan bersifat rhyiolitik dengan air pori terserapnya kandungan H2S.
atau air meteorik. Komponen utama Penyerapan kandungan H2S tersebut
pembangunan struktur zeolite adalah menyebabkan ikatan antara dua atom
struktur bangun primer (SiO4)4- yang H dengan satu atom S terpisah.
mampu membentuk struktur tiga Peningkatan kandungan H2 yang
dimensi. Muatan listrik yang dimiliki didapatkan dari penguraian H2S
oleh kerangka zeolite, baik yang menimbulkan reaksi kimia dengan
terdapat dipermukaan maupun di dalam CO2 sehingga menghasilkan CH4 atau
pori menyebabkan zeolite dapat yang dikenal dengan reaksi metanogen
berperan sebagai penukar kation, hidrogenotrofik. Menurut Peters dan
penyerap, dan katalis (wordpress, Conrad (1995), reaksi metanogen
2013). hidrogenotrofik adalah suatu reaksi
Pelarut yang digunakan adalah NaOH yang digunakan untuk menghasilkan
maka absorbsi yang terjadi akan
kandungan CH4 yang didapatkan dari
secara kimia, dikarenakan terjadinya
reaksi antara kandungan CO2 sebagai
reaksi kimia secara langsung antara
CO2 dengan larutan NaOH. Proses sumber karbon dengan kandungan H2
absorbsi atau pemisahan gas CO2 oleh sebagai reduktor. Berikut ini adalah
reaksi metanogen hidrogenotrofik
NaOH dapat dilihat pada reaksi berikut
antara kandungan CO2 yang
ini : CO2 + 2NaOH Na2CO3 +
direaksikan dengan kandungan H2.
H2O. Absorbsi ini merupakan reaksi
CO 2 + 4H 2 CH 4 +2H 2 O
yang terjadi secara kimia, dikarenakan
terjadinya reaksi kimia secara langsung (Widhiyanuriyawan, 2000).
antara CO2 dengan larutan NaOH
(Mara, 2013). METODE PENELITIAN
Menurut Syukri, 1999, Penelitian ini dilaksanakan di
kenormalan (N) adalah jumlah Dusun Bagik Nunggal Desa Peteluan
ekivalen zat terlarut dalam tiap liter Indah Kecamatan Lingsar Kabupaten
larutan. ekivalen zat dalam larutan Lombok Barat, pada bulan April
bergantung pada jenis reaksi yang sampai dengan bulan Mei 2014.
dialami oleh zat itu, karena satuan ini
digunakan untuk penyetaraan zat 3.1. Prosedur Penelitian
dalam reaksi. Ekivalen suatau zat ada 3.1.1.Proses pembuatan biogas
hubungan dengan molarnya, dan 1. Bahan-bahan pembutan biogas
hubungan itu bergantung pada jenis disiapkan yaitu, kotoran sapi dan air.
reaksi apakah asam-basa, atau redoks. 2. Kotoran sapi, dan air dicampurkan
Dalam reaksi asam–basa, ekivalen ke dalam inlet, diaduk hingga rata
asam dan basa masing-masing sampai berbentuk lumpur, dengan
perbandingan 1:1.
bergantung pada pada jumlah H + dan 3. Tutup inlet dibuka, dan dialirkan ke
OH- yang dilepaskan, contohnya: dalam digester melalui lubang pipa
inlet.
NaOH Na+ + OH- 1M NaOH = 1N
4. Setelah gas terbentuk, gas yang
(Mara, 2013). Untuk peningkatan
pertama dibuang karena gas tersebut
kandungan CH4 disebabkan
banyak mengandung CO2 dan H2O
sehingga api tidak dapat dinyalakan.
3.1.2. Prosedur pemurnian dengan Keterangan:
1. Tabung
menggunakan zeolite pemurnian
1. Bahan baku pemurnian 2. Stop ran
karbondioksida dan air yaitu zeolite 3. Selang
penyambung
disiapkan dan ditimbang dengan alat
berat masing-masing 250 g, 500 g, 4. Arah aliran
dan 750 g. biogas
2. Zeolite dimasukkan ke dalam wadah
pemurnian biogas.
3. Kandungan CH4, CO2, dan H2S 2.4. Parameter dan Cara
dicek dengan Biogas Tester. Difoto Pengamatan
warna api lalu dibandingkan dengan 2.4.1. Parameter pengamatan
tabel warna api. Parameter yang digunakan
4. Diambil data kecepatan didih air pada penelitian pemurnian biogas
untuk penentuan nilai kalor biogas. yaitu:
5. Hasil analisis dicatat. 1. Kandungan gas metana dalam
Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 biogas.
kali 2. Indikator nilai bakar biogas.

2.3.1. Prosedur Pemurnian Dengan 2.4.2. Cara pengamatan


Menggunakan campuan zeolite dan 1. Kandungan gas metana dalam
NaOH biogas pada masing-masing
1. Bahan baku pemurnian perlakuan dapat dilihat dengan
karbondioksida dan air yaitu zeolite menggunakana alat Biogas Tester,
disiapkan dan ditimbang dengan yaitu dengan alat dihidupkan, lalu
berat masing-masing 250 g, 500 g, disambungkan pada pipa dengan
750 g dan 1000 g dan NaOH bantuan selang lalu kipas
disiapkan dan ditimbang dengan dihidupkan pada alat dan dilakukan
berat masing-masing 50 g, 60 g, 70 g pengamatan pada nilai CH 4, CO2,
lalu dicampurkan. dan H2S yang tercantum pada layar
2. Campuran zeolite dan NaOH alat.
dimasukkan ke dalam wadah 2. Untuk mengetahui Indikator nilai
pemurnian biogas. bakar biogas yaitu dengan didihkan
3. Kandungan CH4, CO2, dan H2S air 1000 ml lalu suhu air diukur
dicek dengan Biogas Tester. dengan termometer dan dihitung
4. Diambil data kecepatan didih air kecepatan didihnya dengan stop
untuk penentuan nilai kalor biogas. wacth.
5. Hasil analisis dicatat.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 2.5. Analisis Data
kali. Analisis data pada penelitian ini
meliputi:
1. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan acak
lengkap (RAL) dengan empat kali
ulangan untuk masing-masing
sampel perbandingan dalam
menganalisis pengaruh perlakuan yang dapat digunakan karena sifatnya
terhadap kualitas biogas. Untuk yang panas sehingga dapat untuk
menentukan ulang dilakukan dengan menurunkan kandungan CO2 dalam
menghitung perlakuan sesuai dengan biogas. Waktu pemurnian yang
rumus Rancang Bangun yaitu sebagai digunakan yaitu 30 menit. Nilai CH4,
berukut: CO2, dan H2S yang telah didapatkan
(t-1) (r-1) > 1 selama proses pemurnian biogas ini
Dimana: t = perlakuan dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah
r= ulangan ini:
2. Mengumpulkan data hasil
percobaan pemurnian biogas yaitu
nilai kandugan CH4, CO2, dan H2S
menggunakan zeolite dan NaOH,
dengan 3 kali ulangan, lalu
menguji hasil dengan
menggunakan costat.
3. Indikator nilai bakar biogas diambil
datanya dengan mendidihkan 1000
ml air pada semua perlakuan yang
diulang sebanyak 4 kali.
Gambar 2. Perbandingan Rata-Rata
Kandungan CH4 Pada Biogas
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk Semua Perlakuan
4.1. Kandungan Gas dalam Biogas
Berdasarkan Gambar 2 di atas
Biogas merupakan salah satu
diketahui bahwa pemurnia yang
bahan bakar alternatif yang terbuat dari
dilakukan dengan menggunakan zeolite
hasil fermentasi kotoran ternak dan
setelah diuji dengan costat ternyata
sampah. Hasil dari fermentasi biogas
memberi pengaruh pada proses
yaitu gas metana (CH4), karbon
pemurnian biogas. Pemurnian
dioksida (CO2), air H2O, dan (H2S).
menggunakan zeolite dengan
Gas CO2 merupakan gas yang dapat
konsentrasi yang berbeda memberikan
menyebabkan penurunan kualitas
pengaruh yang berbeda pula, di mana
biogas, karena nyala api dari biogas
pemurnian menggunakan zeolite 750 g
tidak dapat optimal sedangkan H2S
memberikan pengaruh yang sangat
merupakan gas beracun yang juga dapat
besar pada naiknya nilai CH4 pada
menyebabkan korosi. Untuk
biogas. Begitu pula pada pemurnian
menurunkan kadar CO2 dan H2S dalam
dengan menggunakan zeolite yang
biogas dapat dilakukan dengan
ditambahkan NaOH. Nilai CH4 pada
melakukan proses pemurnian.
biogas nilainya meningkat
Proses pemurnian biogas dapat
dibandingkan pada pemurnian dengan
dilakukan dengan menggunakan
menggunaka zeolite saja, dimana CH4
berbagai bahan pemurnian salah
yang paling tinggi didapatkan pada
satunya adalah Zeolite dan NaOH.
pemurnian yang menggunakan zeolite
Zeolite dapat memiliki sifat yang
750 g dan ditambahkan dengan NaOH
berpori sehingga dapat menyerap
sebanyak 70 g.
kandungan air dalam gas, begitu pula
NaOH merupakan bahan pemurnian
Kandungan CH4 yang diperoleh
pada proses pemurnian dengan
menggunakan zeolite yang ditambahkan
NaOH lebih tinggi nilainya
dibandingkan dengan proses pemurnian
dengan menggunakan zeolite tanpa
penambahan NaOH. Hal ini disebabkan
karena zeolite yang didapatkan dari
alam sudah dapat digunakan untuk
proses adsorpsi (CO2 dan H2S), tetapi
daya serap pada zeolite masih kurang
maksimal karena terdapat zat
pengotor seperti: besi oksida (Fe2O3), Gambar 3. Perbandingan Rata-Rata
silikon dioksida (SiO2), zeolite, Kandungan H2S Pada Biogas Untuk
aluminium oksida (Al2O3), kandungan Semua Perlakuan
air yang terdapat pada pori-pori zeolite.
Pemurnian merupakan salah satu
Sedangkan dengan penambahan
cara untuk mengoptimalkan kualitas
aktivasi kimia (penambahan NaOH biogas, pemurnian bertujuan untuk
sebesar 50%, 60% dan 70%) akan menyerap CO2 sehingga meningkatkan
membersihkan permukaan pori pada kandungan CH4 dalam biogas. Adapun
zeolite, dan membuang senyawa bahan yang dapat digunakan dalam
pengotor misalnya SiO2. Menurut pemurnian biogas salah satunya yaitu
Beavon (2005) menyatakan bahwa zeolite, zeolite dapat menyerap H2S
SiO2 tidak dapat larut dalam air dalam biogas. H2S merupakan zat
namun dapat bereaksi dengan larutan beracun dalam biogas yang dapat
NaOH sehingga SiO 2 pada zeolite membahayakan manusia sehingga perlu
adsorbent dapat dibersihkan. Berikut dimurnikan meskipun jumlahnya sangat
ini adalah reaksi kimia antara NaOH sedikit.
dengan SiO2: Gambar 3 menunjukan bahwa
SiO2 (s) + 2NaOH(l) Na2 SiO3 (l)+ pemurnian dengan menggunakan
H 2O (g) zeolite dapat menurunkan kandungan
H2S dalam biogas. Hal ini disebabkan
karena zeolite memiliki struktur
Selain nilai CH4 yang dimana pada atom aluminium
dimurnikan, proses pemurnian biogas
dikelilingi oleh 3 atom oksigen.
ini juga menghilangkan kandungan
Keberadaan atom aluminium ini akan
H2S dalam biogas. Adapun nilai H2S menyebabkan zeolite mampu mengikat
yang telah didapatkan dalam proses kation, zeolite juga memiliki pori-
pemurnian biogas dengan berbagai pori sehingga mampu memisahkan
perlakuan dapat dilihat pada gambah atau menyaring molekul dengan ukuran
grafik di bawah ini: tertentu. Di mana semakin banyak
penambahan zeolite maka kandungan
H2S semakin menurun. Pada proses
pemurnian dengan penambahan zeolite
dan NaOH dapat menurunkan H2S pada
biogas sampai mencapai nilai terendah
karena dengan penambahan NaOH
menyebabkan terjadinya aktivasi pada
zeolite.
Zeolite memiliki sruktur
molekular yang unik, di mana atom
silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen
sehingga membentuk semacam jaringan
dengan pola yang teratur. Di beberapa
tempat di jaringan ini, atom Silicon
digantikan degan atom Aluminium,
yang hanya terkoordinasi dengan 3 Gambar 8. Perbandingan Rata-Rata
atom Oksigen. Atom Aluminium ini Kandungan CO2 Pada Biogas Untuk
hanya memiliki muatan 3+, sedangkan Semua Perlakuan
Silicon sendiri memiliki muatan 4+. Kandungan CO2 dalam biogas
Keberadaan atom Aluminium ini secara terbilang sangat tinggi. CO2 dapat
keseluruhan akan menyebababkan merusak kualitas biogas, karena dapat
zeolit memiliki muatan negatif. Muatan merusak nilai kalor. Adapun data yang
negatif inilah yang menyebabkan didapatkan pada Gambar 8 menunjukan
zeolite mampu mengikat kation bahwa pada perlakuan penambahan
(Wikipedia, 2013). zeolite 750 g dan NaOH 70 g
Pemurnian dengan menggunakan menurunkan kandungan CO2 paling
NaOH murni tidak dianjurkan karena rendah.
pemurnian sangat berbahaya. Hal ini Menurut IUPAC (1997) ada 3
disebabkan sifat NaOH yang panas macam penyebab terjadinya
dapat melelehkan tabung pemurnian, penguraian kandungan CO2 yaitu
sehingga pemurnian dengan NaOH akibat reaksi termal, elektrolisis, dan
murni dihindari. Penambahan NaOH katalis. Tetapi pada kasus ini proses
dalam pemurnian juga tidak boleh terjadinya penguraian 2 akibat
terlalu banyak, pada penelitian katalis, karena zeolite memiliki
menggunakan NaOH 70 g kemampuan salah satunya sebagai
membutuhkan pengawasan karena pipa katalis. Berikut ini adalah reaksi
menjadi panas, dan hampir meleleh. penguraian kandungan CO2 menjadi
Proses pemurnian biogas dalam CO dan O2:
penelitian ini juga menghilangkan 2CO 2  2CO  O 2.
kandungan CO2 dalam biogas. Adapun Zeolite memiliki kemampuan
nilai CO2 yang telah didapatkan dalam untuk meningkatkan atau sebagai
proses pemurnian biogas dengan katalis sehingga mampu menyerap
bebrbagai perlakuan dapat dilihat pada semua gas pengotor utama yaitu uap
Gambar 8. dibawah ini: air, CO2 dan H2S, namun tidak
menyerap gas utama yang ingin
dimurnikan yaitu CH4. Zeolite dapat
menyerap CO2 karena memiliki pori-
pori bermuatan yang berbeda dengan
muatan yang dimiliki oleh CO2
sehingga CO2 terperangkap dalam
pori-pori zeolite. Tabel 1. Data Hasil
Penambahan NaOH pada zeolite Mendidihkan Air 1000 ml dengan
menyebabkan adanya reaksi secara Suhu 95oC dalam Pemurnian Biogas
kimia, di mana NaOH yang bersifat Perlakuan Waktu didih
panas setelah dicampurkan dengan Kontrol 7 menit 43
zeolite dalam proses pemurnian detik
menyebabkan zeolite menjadi cepat Zeolite 250 g 7 menit 23
kering sehingga daya serap zeolite detik
menjadi cepat. Selain itu zat-zat Zeolite 500 g 7 menit 17
pengotor pada zeolite semakin detik
sedikit, maka proses pemurnian Zeolite 750 g 6 menit 27
biogas lebih optimal (dengan detik
penurunan kandungan CO2 dan H2S Zeolite 250 g 6 menit 25
serta peningkatan kandungan CH4 + NaOH 50 g detik
dan O2), akibatnya nilai kalor biogas Zeolite 500 g 6 menit 25
meningkat. Selain itu peningkatan + NaOH 60 g detik
pada kandungan O2 pada biogas Zeolite 750 g 6 menit 12
disebabkan oleh terjadinya penguraian + NaOH 70 g detik
kandungan CO2 pada proses adsorpsi
menjadi CO dan O2 sehingga terjadi Berdasarkan tabel 1. di atas,
penambahan kandungan O2 seiring bahwa nilai kalor biogas yang paling
dengan menurunnya kandungan CO2 maksimal pada pemurnian biogas
dengan menggunakan zeolit 750 g+
pada biogas.
Proses absorbsi atau pemisahan NaOH 70 g karena mampu
mempercepat waktu didih air. Di mana
gas CO2 oleh NaOH dapat dilihat pada
air yang didihkan dengan perlakuan
reaksi berikut ini :
CO2 + 2NaOH Na2CO3 + H2O penambahan zeolite 750 g dan NaOH
70 g yang paling cepat mendidih. Hal
Absorbsi di atas merupakan reaksi ini karena gas yang ditambahkan
yang terjadi secara kimia, dikarenakan dengan zeolit 750 dan NaOH 70 g
terjadinya reaksi kimia secara langsung kandungan CH4 tinggi, ini disebabkan
antara CO2 dengan larutan NaOH. oleh menurunnya kandungan CO2
Reaksi dianggap merupakan reaksi satu dan H2S dalam gas. Kandungan CH4
arah dan derorde 2 (Mara, 2013). tinggi pada penambahan NaOH,
karena NaOH akan menyerap
4.2. Indikator Nilai Bakar kandungan CO2 dalam biogas pada
Indikator nilai bakar biogas dalam proses pemurnian. Penyebab
penelitian ini dilakukan dengan terjadinya penguraian kandungan
menghitung kecepatan didih air, yatu CO2 adalah akibat dari terjadinya
mendidihkan air sebanyak 1000 ml reaksi termal, elektrolisis, dan katalis.
dengan suhu 95oC. Adapun hasil Zeolite memiliki sifat sebagai katalis
indikator nilai bakar yang didapatkan sehingga dapat menguraikan
dalam pemurnian biogas dengan kandungan CO2 contoh pengurainya
menggunakan zeolite dan NaOH dapat dalam reaksi kimia yaitu:
ditujukkan pada Tabel 1 di bawah ini.
2CO 2  2CO  O 2. yang didapatkan yaitu pada perlakuan
Penyerapan kandungan H2S kontrol api berwarna biru kemerahan
juga menyebabkan kandungan ikatan sedangkan warna api yang diberikan
antara dua atom H dengan satu atom S perlakuan penambahan bahan
terpisah. Peningkatan kandungan H2 pemurnian berwarna biru tanpa ada
yang didapatkan dari penguraian H2S warna merah. Menurut hasil penelitian
menimbulkan reaksi kimia dengan CO2 yang telah dipatkan oleh Bahrudin
(2014), penyebab perubahan warna api
sehingga menghasilkan CH4 atau yang
setelah proses pemurnian adalah proses
dikenal dengan reaksi metanogen
penyerapan gas CO2 yang diserap ke
hidrogenotrofik. Menurut Peters dan
dalam rongga-rongga zeolite. Gas CO2
Conrad (1995), reaksi metanogen
yang terserap tersebut akan diuraikan
hidrogenotrofik adalah suatu reaksi
menjadi satu atom C dan dua atom O.
yang digunakan untuk menghasilkan
Atom C akan tetap terperangkap di
kandungan CH 4 yang didapatkan dari
rongga-rongga zeolite sedangkan atom
reaksi antara kandungan CO2 sebagai O akan diteruskan. Kemudian
sumber karbon dengan kandungan H2 bercampur pada biogas yang telah
sebagai reduktor. Berikut ini adalah murni yang menyebabkan kandungan
reaksi metanogen hidrogenotrofik O2 kaya. Gas O2 tersebut mengalir
antara kandungan CO2 yang bersama biogas dan ketika dilakukan
direaksikan dengan kandungan: proses pembakaran menunjukkan warna
nyala api cenderung kemerah-merahan.
CO 2 + 4H2 CH4 + 2H2. Api berwarna biru mendapatkan
Hal ini sesuai dengan penelitian reaksi oksidasi sempurna, gas O2 cukup
sebelumnya di mana, bila kadar CH4 banyak untuk mengoksidasi metana,
tinggi maka biogas tersebut akan reaksinya sebagai berikut:
memiliki kandungan kalor yang tinggi. CH4 +2 O2 CO2 + 2H2
Sebaliknya jika kadar CO2 yang tinggi Sedangkan ketika api berwarna
maka akan mengakibatkan kandungan merah terjadi pembakaran tidak
kalor biogas tersebut rendah. Maka dari sempurna kerena kekurangan oksigen,
itu untuk meningkatkan kandungan bebrapa reksi yang terjadi adalah
kalor biogas maka kadar gas CO2 harus sebagai berikut:
rendah (Wardana, 2011). CH4 +1/2 O2 CO2 + 2H2.................(1)
Selain karena nilai CH4 dalam CH4 +H2O CO + 3H2........................(2)
biogas tinggi waktu didih air juga CH4 +2 O2 2CO + 2H2.....................(3)
dipengaruhi oleh jumlah gas dalam Sumber, (Anonim, 2014)
digester meskipun penambahan bahan Warna merah pada perlakuan
pemurnian ditambahkan, namun gas kontrol juga disebabkan karena nilai
sedikit juga akan memperlambat waktu kandungan H2S dalam biogas. Di mana
didih dari air tersebut. H2S merupakan kandungan gas yang
Warna nyala api biogas dalam bersifat korosif pada bahan yang
penelitian ini dilakukan dengan terbuat dari logam besi, sehingga kerak
melihat warna dari api yang pada kompor. Maka akan merusak
dihasilkan setelah pemurnian dan kompor. Selain itu kandungan CO2 -
membandingkan yang belum dalam biogas juga tinggi di mana
dimurnikan. Adapun data warna api kandungan karbon akan menyebabkan
warna api menjadi merah.

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Dari analisis dan pembahasan
yang dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai nerikut:
1. Pada hasil penelitian pemurnian
didapatkan data bahwa bahan campuran
zeolite 750 g + NaOH 70 g memberi
pengaruh lebih baik, karena mampu
menurunkan kandungan CO2 paling
baik, dan H2S serta meningkatkan CH4
dalam biogas, sehingga mempersingkat
waktu pendidihan air.
2. Tingkat kemurnian yang baik di
antara semua perlakuan yaitu pada
penambahan bahan zeolite 750 g +
NaOH 70 g dilihat dari waktu didih air.

5.2. Saran
Pada penelitian ini masih banyak
kekurangan sehingga disarankan untuk
melakukan penelitian lanjutan dengan
mencari perbandingan jumlah biogas
dan jumlah bahan pemurnian yang
digunakan serta, melihat dari segi
ekonomi bahan mana yang lebih
ekonomis digunakan untuk bahan
pemurnian.
DAFTAR PUSTAKA http://ejournal.ftunram.ac.id/FullPaper/M
ade%20Mara%20Jurnal%20Peng
Allo, Y. P, I Ketut Putra Jaya, dan D, urangan%20Gas%20CO2%20dar
Rudy , 2012. Reduksi Hidrogen i%20Biogas%20dengan%20Larut
Sulfida ( S) Dari Biogas an%20NaOH.pdf [diakses pada
hari Rabu, 26 Februari 2014]
Dengan Menggunakan Besi
Naibaho, Maria, 2013. Makalah Zeolit
Oksida (F ) Reducing BGI. http://ml.scribd.com/doc/
Hydrogen Sulfida ( S) From 147149731/Makalah-Zeolit-BGI
Biogas Using Ferri Oxyde (F [diakses pada hari Rabu, 26
). Februari 2014]
http://ejournal.ftunram.ac.id/FullPa
per/2%20RekayasaFull_Paper%20 Nawan, 2011. Fakta Menarik,
Yesung.pdf [diakses pada hari Berbagai Macam Warna yang
Kamis, 22 Mei 2014] Dihasilkan Api
Anonim, 2013. Efek Zeolit Pada http://hapemadeinchina.blogspot.
Produksi Gas Metan. com/2011-10-01-archive.html
http://materialcerdas. [diakses pada hari Senin, 26
wordpress.com/ riset/efek- zeolit- Mei 2014]
pada-produksi-gas-metan/,
sumber: biosystems engineering Prasetya, Andhika, Sugiarto, dan
99 (2008 ) 105 – 111 [diakses Denny Widhiyanuriyawan,
pada hari Rabu, 26 Februari 2014. Pengaruh Konsentrasi
2014] NaOH Terhadap Kandungan
Gas CO2 Dalam Proses
Bahrudin, Imam, 2014. Biogas Flame Purifikasi Biogas Sistem
Test. Continue,
http://bahrudinimam07.blogspot.co Http://Mesin.Ub.Ac.Id/Jurnal/
m/ 2014/03/biogas-flame-test.html Jurnal/Download.Php?Id=9
[dialses pada hari Selasa, 27 Mei [diakses pada hari Kamis, 22
2014] Mei 2014]

Firdaus, Kamal dan Muhammad, 2013. Priyati, Eny, 2013. Pendahuluan.


Bab II Tinjauan Pustaka Biogas. http://eprints.undip.ac.id/36636/3/
http://ml.scribd.com/doc Bab_1_Eny. pdf. [diakses pada
/197052185/BAB-II-Tinjauan- hari Senin, 24 Februari 2014]
Pustaka-Biogas [diakses pada hari
Rabu, 26 Februari 2014]
Putranto, Andi, Mega Nur Sasongko,
Mara, I Made, 2013. Analisis dan Widya Wijayanti, 2014.
Penyerapan Gas Pengaruh Massa Alir Reaktan
Karbondioksida (CO2) Dengan Terhadap
Larutan NaOH Terhadap Karakteristikpembakaran
Kualitas Biogas Kotoran Sapi. Difusi Ch4-Co2 Pada
Counterflow Burner.

http://mesin.ub.ac.id/jurnal/jurnal/data/Andi Widhiyanuriyawan, Denny, dan


% 20Putranto_0910620005.pdf. Hamidi, 2000. Variasi
[diakses pada hari Senin, 26 Mei Temperatur Pemanasan
2014] Zeolite alam-NaOH Untuk
Rochintaniawati, Diana, 2013. Pemurnian Biogas.
Pembuatan Biogas. http://ojs.unud.ac.id/
http://file.upi.edu/ index.php/jem/article
Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._B /download/8024/6053 [diakses
IOLOGI/DIANA_ROCHINTANIA pada hari Kamis, 22 Mei 2014]
WATI/BIOLOGY_TERAPAN/PE
MBUATAN_BIOGAS.pdf Wikipedia, 2013. Wikipedia.
[diakses pada hari Selasa, 05 http://id.wikipedia.org/wiki/Ze
Maret 2014] olit[diakses pada hari Rabu, 11
Juni 2014]
Sucipta, dkk, 2012. Pemurnian Biogas
Dari Gas Pengotor Hidrogen Wordpress, 2013. Zeolite.
Sulfida (H2S) Dengan http://fileq.wordpress.com/201
Memanfaatkan Limbah Geram 3/01/14/zeolite/ [diakses pada
Besi Proses Pembubutan. hari Rabu, 11 Juni 2014]
http://ojs .unud.ac.id/index.
php/jem/article/download/4648/483
8 [diakses pada hari Kamis, 22
Mei 2014]

Suntoro, A.W, 2006. Potensi Pertanian


Dalam Mengatasi Krisis Energi
http://suntoro.staff.uns.ac.id/files/2
009/04/peran-pertanian-mengatasi-
krisis-energi-4-baru.pdf [diakses
pada hari Kamis, 22 Mei 2014]

Wahyuni, Sri. 2009. Biogas. Bogor

Wardana, ING, Nurkholis Hamidi, dan


Denny Widhiyanuriyawan,
2011. Peningkatan Kualitas
Bahan Bakar Biogas Melalui
Proses Pemurnian Dengan
Zeolit Alam.
http://rekayasamesin.ub.ac.id/index.
php/rm/ article/download/136/135
[diakses pada hari Kamis, 22
Mei 2014]

Anda mungkin juga menyukai