Erlinda Ningsih 1), Abas Sato 2), Mochammad Alfan Nafiuddin 3), Wisnu Setyo Putranto4)
Teknik Kimia, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim no. 100
Email : erlindaningsih84@gmail.com
Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN 2085-4218 ITN
Malang, 4 Pebruari 2017
17
Absorpsi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan proses
pelarutan. Terdapat beberapa macam absorben untuk absorpsi gas CO2, contohnya
potassium hidroksida (KOH), sodium hidroksida (NaOH), Pottasiumkarbonat (K2CO3),
dan lain-lain. Untuk membantu laju penyerapan gas CO2 dapat menggunakan promotor.
Promotor yang dapat digunakan dalam absorbsi gas CO2 diantaranya monoethanolamine,
diethanolamine, methyldiethanolamine, triethanolamine, dan lain sebagainya.
18
Penelitian ini diawali dengan menentukan laju alir liquida dengan laju absorbsi terbesar,
dimana laju alir liquida yang digunakan adalah 1, 2, 3, 4 dan 5 liter/menit sedangkan laju
alir gas tetap yaitu 15 liter/menit dengan konsentrasi MSG 0%. Dari penentuan laju alir
liquida ini didapatkan laju absorbsi terbaik, yaitu 0,000832 mol/menit yang dihasilkan dari
laju alir liquida 5 liter/menit.
19
a. Pengaruh Laju Alir Liquida dan Gas Terhadap Laju Absorpsi Gas CO2
Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa kenaikan laju alir liquida dapat
meningkatkan nilai laju absorbsi (q), contohnya pada laju alir liquida 1 liter/menit,
laju alir gas 15 liter/menit memiliki laju absorbs sebesar 0,00059 mol/menit
sedangkan pada laju alir liquida 5 liter/menit laju alir gas 15 liter/menit laju
absorbs sebesari 0,00069 mol/menit. Hal ini disebabkan karena jumlah K2CO3
semakin besar sehingga lebih banyak gas CO2 yang terabsopsi..
20
b. Pengaruh Konsentrasi MSG Terhadap Laju Absorpsi Gas CO2 Penelitian ini menggunakan
variabel konsentrasi MSG sebesar 1%, 3%, dan 5%. Pengaruh konsentrasi MSG terhadap laju
absorbsi gas CO2
Dari Gambar 2 dapat diketahui
bahwa peningkatan konsentrasi
MSG dapat meningkatkan laju
absorbsi (q), pada laju alir liquida
5 liter/menit, laju alir gas 15
liter/menit dan MSG 1 % laju
absorbsi sebesar 0,0007
mol/menit sedangkan pada MSG
5 % di laju gas yg sama laju
absorbsi sebesar 0,0009
mol/menit.
21
c. Pengaruh Laju Alir Liquida dan Gas Terhadap % CO2 Removal
Persen removal merupakan parameter yang menunjukkan kemampuan liquida untuk dapat
menyerap gas.
Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa
peningkatan laju alir liquida dapat
meningkatkan % CO2 removal yaitu pada
laju liquida 1 liter/menit dan laju gas 15
liter/menit sebesar 3,03 % dan pada laju
liquida 5 liter/menit dan laju gas 15
liter/menit sebesar 3,55%. Hal ini
disebabkan karena jumlah fasa liquida
yaitu K2CO3 yang berkontak dengan fasa
gas CO2 semakin besar sehingga lebih
banyak gas CO2 yang terabsopsi. Jumlah
fasa gas yang berpindah akan berhenti
jika sudah mencapai kesetimbangan dan
juga sifat kelarutan gas CO2..
22
d. Pengaruh Konsentrasi MSG Terhadap % CO2 Gambar 4 merupakan perbandingan pengaruh
Removal
laju alir gas terhadap %CO2 removal.
Dari Gambar 4 dapat diketahui bahwa
penambahan laju alir gas dapat menurunkan
% CO2 removal dimisalkan pada laju alir
liquida 5 liter/menit, laju alir gas 15 liter/menit
dan MSG 5% memiliki %CO2 removal sebesar
4,59% sedangkan pada laju alir liquida 5
liter/menit, laju alir gas 50 liter/menit dan
MSG 5% memiliki %CO2 removal sebesar
1,252%. Peningkatan laju alir gas
menyebabkan jumlah CO2 masuk ikut
meningkat sehingga berdampak pada
turunnya % CO2 removal. Fenomena ini
disebabkan karena perbandingan gas CO2
yang lebih banyak dibandingkan absorbennya.
23
Gambar 5 merupakan pengaruh konsentrasi
MSG terhadap % CO2 removal.
Dari Gambar 5 dapat diketahui bahwa
peningkatan konsentrasi MSG dapat
meningkatkan % CO2 removal seperti dalam
laju alir gas 15 liter/menit MSG 1% memiliki
%CO2 removal sebesar 3,55 % sedangkan
pada konsentrasi 5% memiliki %CO2 removal
sebesar 4,59 %. Penambahan MSG yang
berperan mempercepat reaksi (Katalis) antara
CO2 dan absorben (K2CO3) menyebabkan
proses transfer atau CO2 yang terserap lebih
banyak. Sehingga konsentrasi MSG semakin
besar dapat meningkatkan jumlah gas CO2
yang terserap.
24
e. Pengaruh konsentrasi MSG terhadap KGa
Dari Gambar 6 dapat diketahui
bahwa peningkatan konsentrasi MSG
dapat meningkatkan nilai KGa seperti
pada laju alir gas 15 liter/menit MSG
0% memiliki nilai KGa sebesar 8,53
sedangkan pada laju alir 15
liter/menit MSG 5% memiliki nilai
KGa sebesar 10,82. Hal ini
disebabkan proses absorpsi yang
berlangsung disertai reaksi kimia
sehingga proses transfer massa
berlangsung cepat.
25
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa laju absorpsi CO2 dipengaruhi oleh laju alir liquida
dan konsentrasi MSG. Sedangkan nilai %CO2 removal dipengaruhi oleh laju alir liquida,
laju alir gas dan konsentarsi MSG. Proses absorpsi CO2 ini disertai reaksi cepat dengan
adanya MSG sebagai katalis sehingga juga berlangsung proses transfer massa.
Fenomena ini mempengaruhi nilai KGa pada proses absorpsi CO2 dengan katalis MSG.
26
PENGARUH VARIASI LAJU ALIR GAS ALAM TERHADAP ABSORBSI
GAS CO2 DAN WAKTU PEMBAKARAN GAS ALAM
Agung Kurniawan ,Muhrinsyah Fatimura,Nurlela
Program Studi Teknik Kimia FakultasTeknik Universitas PGRI Palembang
Correspondence email: guung.kurniawan@gmail.com
27
Proses absorpsi merupakan salah satu proses yang dapat menghilangkan kandungan
CO2 dalam gas alam. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mengontakkan gas alam
dengan absorben pada Menara absorber. Absorben sendiri adalah cairan yang dapat
melarutkan bahan yang akan diabsorpsi, baik secara fisik ataupun dengan reaksi kimia.
Dengan kata lain absorben memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan yang tidak
dikehendaki baik secara fisik maupun kimia sehingga kadar dari bahan yang tidak
diinginkan tersebut didalam suatu sampel dapat berkurang sampai jumlah tertentu
tergantung dari kemampuan suatu absorben untuk mengabsorpsi.
28
Menurut Hadi Salekun (2007), dalam pemilihan suatu absorben terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
● Stabil secara termis
● Sedapat mungkin tidak korosif (Menyebabkan pengkaratan)
● Memiliki daya melarutkan yang baik (Selektif)
● Memiliki viskositas yang relative rendah
● Harganya murah
Adapun beberapa jenis absorben lain selain KOH yang dapat digunakan dalam penyerapan gas
CO2 didalam gas alam, diantaranya :
● NaOH (Natrium Hidroksida)
● Ca(OH)2 (Kalsium Hidroksida)
● KHCO3 (Kalium Bikarbonat)
● K2CRO3 (Potasium Bikarbonat)
29
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh urutan kerja yang terstruktur, sistematis, dan logis serta
dapat dilakukan analisa yang mendalam pada setiap tahap pengujian yang berlangsung dan
mendapatkan data yang diperlukan.
30
Diagram Alir Penelitian
31
Pada pengujian penyerapan gas CO2 didalam gas alam menggunakan reagen kalium hidroksida
(KOH) dan kalsium hidroksida Ca(OH)2 dengan metode analisa secara gravimetri, yang mana berat
endapan yang terbentuk diidentifikasikan sebagai gas CO2 sisa yang tidak terserap sempurna dan
dilakukan analisa secara gravimetri (Fatimura Muhrinsyah, 2012). Dari pengujian yang telah
dilakukan maka didapatkan jumlah gas CO2 yang terserap pada tabel 2. berikut ini:
32
33
34
35
Setelah dilakukan absorbsi kadar gas CO2 didalam gas alam maka kadar gas CO2 akan semakin
rendah dan kadar gas methane (CH4) akan meningkat (Purba Elida, 2021), gas methane merupakan
komponen utama pada berlangsungnya proses pembakaran, dimana semakin tinggi kadar gas
methane dan semakin rendah kadar gas CO2 maka waktu pembakaran yang terjadi akan
berlangsung singkat. Konsentrasi gas CO2 didalam gas alam dapat menurunkan kualitas
pembakaran, semakin meningkatnya kadar gas CO2 dapat menurunkan luas daerah api berwarna
kuning (Sasongko Mega Nur, 2014), dimana menurut sifat nya keberadaan CO2 didalam gas alam
dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna serta menurunkan kualitas pembakaran dan dari
hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini diperoleh hasil yang sama dimana terdapat
selisih waktu antara gas alam sebelum dan setelah dilakukan absorbsi CO2.
36
KESIMPULAN
Semakin rendah laju alir gas alam maka penyerapan (absorbsi) gas CO2 akan semakin
baik. Laju alir gas alam sebesar 3 liter/menit menghasilkan penyerapan CO2 yang
paling baik yaitu 72,77%. Semakin rendah kadar gas CO2 yang terikat didalam gas alam
maka waktu pembakaran yang diperoleh akan semakin singkat. Selisih waktu
pembakaran pada laju alir 3 liter/menit sebesar 8,82%, pada laju alir 5 liter/menit
sebesar 12,27%, pada laju alir 7 liter/menit sebesar 18,79%.
37