Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.

1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

Model Simulasi Absorpsi Gas CO2 dalam Larutan Methyldiethanolamine (MDEA)


berpromotor Piperazine (PZ) dalam Packed Column

Gede Sutrisna Adi Wiguna, Nizar Nazaruddin, Susianto, Ali Altway


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111, Indonesia
Email: sutrisna.adiwiguna@gmail.com
industry amoniak gas CO2 dapat menjadi racun pada katalis
Perkembangan ekonimi dunia meningkatkan konsumsi
pada proses sintesa amoniak, sehingga harus dipisahkan.
bahan bakar Hal ini tentu meningkatkan tingkat emisi
Berbagai metode absorpsi yang dikembangkan, salah
terutama gas CO2. Berdasarkan protocol Kyoto 1997 setiap
satunya adalah absorpsi dengan reaksi. Absorben yang .
negara harus melakukan monitoring terhadap tingkat emisi
biasa digunakan adalah larutan K2CO3 dengan promoter
gas pencemar yang dihasilkan. Untuk mengatasi masalah
MEA, DEA, dan MDEA. Hendy dkk (2011) melakukan
ini berbagai metode absorpsi dikembangkan, baik absorpsi
eksperimen untuk membandingkan absorpsi CO2 dengan
secara fisik maupun kimia. Berbagai bahan absorban
larutan K2CO3 disertai dan tanpa disertai promoter.
seperti larutan K2CO3 dengan berbagai promoter sudah
Promotor yang digunakan adalah asam borat. Dengan
banyak digunakan. Selain itu saat ini mulai dikembangkan
menggunakan wetted wall column mereka mempelajari
pula larutan methyldiethanolamine (MDEA) dengan
kinetika reaksi untuk larutan K2CO3 dengan promoter asam
promoter piperazine (PZ) sebagai latutan absorban.
borat. Ahmadi dkk, (2008) mengembangkan permodelan
Namun studi mengenai model matematika dari absorpsi gas
untuk absorpsi gas CO2 dalam larutan K2CO3 dengan katalis
CO2 dengan menggunakan larutan MDEA belum banyak
asam borat. Dalam pemodelan tersebut juga
ditemui. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan
mempertimbangkan kinetika dari reaksi kunci, dan transfer
untuk membuat model matematik dari proses absorpsi gas
massa. Altway dkk (2008) melakukan penelitian mengenai
CO2 dalam larutan MDEA berpomotor piperazine dalam
transfer massa disertai reaksi kimia pada absorpsi reaktif
packed column. Model matematik yang dihasilkan
gas CO2 pada packed column. Pada penelitian ini dikaji
kemudian divalidasi dengan data lapangan, dan dilihat
ulang mengenai enhancemen factor absorpsi reaksi
pengaruh variabel operasi terhadap laju absorpsi gas CO2.
reversible orde 2 pada kondisi non-isothermal pada
Model matematik dikembangkan berdasarkan pada transfer
pemodelan absorpsi gas CO2 dengan larutan K2CO3 pada
massa pada teori film dengan asumsi reaksi pseudo first
packed column. Nisa, dkk (2013) melakukan simulasi
order. Penyelesaian numeric dari yang digunakan pada
absorpsi reaktif CO2 dalam skala industry dengan larutan
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kolokasi
K2CO3 berkatalis. Dalam penelitian ini dikembangkan
Orthogonal.
model matematik unit CO2 removal skala industry dan juga
Berdasarkan hasil simulasi peningkatan suhu larutan dilakukan evaluasi kinerja unit CO2 removal yang
dapat meningkatkan %removal karena meningkatkan dinyatakan dalam %removal. Model matematik kemudian
konstanta laju reaksi. Tekanan kolom dapat meningkatkan divalidasi dengan data lapangan dari pabrik PKT-II. Katalis
% removal karena meningkatkan kelarutan gas. yang digunakan adalah ACT-1 dengan
Konsentrasi promoter dapat meningkatkan %removal = k 2678699274 exp ( 2868.6462 / T )
c
3
cm /mol.s.
namun apabila ditingkatkan terus menerus kenaikan
Selain menggunakan larutan K2CO3 saat ini larutan amine
%removal cendrung berkurang.
juga banyak dikembangkan sebagai bahan absorban, baik
Kata kunci: Absorpsi, Pack Column, MDEA, Teori Film
amine primer, sekunder, dan tersier. Reaksi amine dengan
I PENDAHULUAN CO2 cenderung lebih cepat, namun kurang stabil pada
Keberadaan gas CO2 dalam industry petrokimia dan temperature tinggi, teruama untuk amine primer dan
industry pengolahan gas sangat tidak diharapkan. Karena sekunder. Amine tersier seperti MDEA memiliki kestabilan
gas CO2 merupakan gas asam (acid gas) yang bersifat yang lebih baik pada temperature tinggi dibandingkan
korosif sehingga dapat merusak system perpipaan. Pada amine lainnya, namun reaksinya cenderung lebih lambat.
industry Liquified Natural Gas (LNG), gas CO2 harus Untuk mengatasi masalah ini digunakan promoter untuk
dipisahkan karena dapa merusak main heat exchanger. Pada meningkatkan laju reaksi. Salah satu promoter yang
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

digunakan adalah piperazine (PZ). Xu dkk (2003)


melakukan penelitian mengenai absorpsi gas CO2 dalam Data Kesetimbangan Reaksi
larutan MDEA dengan menambahkan piperazine dan DEA. Reaski kesetimbangan yang terjadi pada proses absorpsi
Dalam penelitian ini Xu dkk mengembangkan model CO2 sebagai berikut :
kinetic untuk proses absorpsi CO2 dalam larutan MDEA
CO2 + H 2 O HCO3 + H +

K1
1
dengan campuran PZ dan DEA. Wen Xu dkk (1992)
mempelajari kinetika dari absorpsi gas CO2 dalam larutan
HCO3 H + + CO3

K2
2
MDEA yang diaktivasi dengan piperazine (PZ) dengan
Dengan harga konstanta pada temperature C adalah
menggunakan disk column. Data kinetika yang dihasilkan
sebagai berikut (Fe Yi, 2009).
sesuai dengan rapid pseudo-first-order reversible reaction
antara CO2 dan piperazine dan paralel dengan reaksi antara 3404.7
log K1= + 14.843 0.03279T 3
CO2 dengan MDEA. T
Penelitian ini bertujuan untuk membuat model
294.74 + 3.6439 10 4
5 8 10 12

1.8416 10 4.1579 10 3.5429 10


matematik proses absorpsi gas CO2 kedalam larutan MDEA K = exp

2 2 3 4

T T T T
berpromotor PZ dalam packed column, melakukan validasi
model matematik dengan membandingkan hasil prediksi 39.555 9.878 10
4 7 10 12
5.6883 10 1.4645 10 1.3615 10
K = exp + + 5
dengan data lapangan, kemudian mengkaji secara teoritis
2 2 3 4
T T T T
pengaruh berbagai variabel proses seperti suhu, tekanan, Dimana konsentrasi OH- dan CO2 pada kondisi setimbang
dan konsentrasi promoter terhadap laju absorpsi dan adalah.
%recovery.
K w CCO 3

II URAIAN PENELITIAN COH = 6


Penelitian ini dilakukan secara teoritis dengan
K 2 CHCO 3

mengambangkan model matematik proses absorpsi kedalam


( )
2
K 2 CHCO 3
larutan MDEA berpromotor piperazine (PZ) pada packed CCO ,e = 7
column skala industry. Sistem yang dipelajari adalah 2
K1 CCO 3

packed column dari Pabrik PKT-II dengan spesifikasi Data Kinetika Reaksi
sebabai berikut. Berdasarkan data eksperimen yang dilakukan oleh Xu
dkk (1992). Reaksi yang terjadi saat absorpsi gas CO2
Tabel II.1 Spesifikasi Packed Column
kedalam larutan MDEA berpromotor piperazine adalah
Tinggi Diameter Ukuran
sebagai berikut.
Kolom Kolom Packing

HCO3
CO2 + OH
8
Atas 15,85 m 1,83 m 0,05 m
Bawah 18,29 m 3,05 m 0,07 m
R3 NH + + HCO3
CO2 + H 2 O + R3 N
9
Temperatur gas masuk : 362 K
PZCOO + H 3O +
CO2 + PZ + H 2 O
10
Laju alir gas masuk : 204020 kg/jam
Berdasarkan reaksi diatas maka rate reaksi antara CO2
Fraksi mol komponen gas masuk
denngan MDEA adalah sebagai berikut.
CO2 : 0,1847 N2 : 0,2082
CO : 0,0025 CH4 : 0,0032 =r1 kOH OH ( ) (C CO2
CCO
*
2
) 11

) (C )
H2 : 0,5988 Ar : 0,0025
Fraksi massa komponen liquida masuk
r2 = (k MDEAC MDEA + k pC p CO2
CCO
*
2
12

Lean Solution Dimana CMDEA dan Cp adalah konsentrasi MDEA dan


K2CO3 : 0,23 KVO3 : 0,0064 piperazine. Sedangkan kOH-, kMDEA dam kp adalah berturut-
KHCO3 : 0,08 V2O5 : 0,0042 turut konstanta laju reaksi untuk ion OH-, MDEA dan
Katalis : 0,01 piperazine. Konstanta-konstanta tersebut diperoleh dari
penelitian yang dilakukan Xu, dkk (1992).
Semilean Solution 6666
=
kOH 4.315 1013 exp 13
K2CO3 : 0,16 KVO3 : 0,0064 T
KHCO3 : 0,14 V2O5 : 0,0042
Katalis : 0,01
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

3984 Untuk konstanta hG yang bergantung pada 3emperature


= 5.86 106 exp
k MDEA 14
T (T), dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

6424 hG ,0 + hT * ( T 298.15 )
hG = 21
=
k p 2.29 1011 exp 15
T Tabel II.3. Nilai hG dan hT Tiap Komponen
Data Kelarutan Komponen
hG,0 hT
Pada penelitian ini, data kelarutan gas dalam larutan Komponen
(cm3/mol) (cm3/mol.K)
amine (MDEA) diperoleh dari hukum Henry:
*
CO2 -17.2 -0.338
HeC A
PA =
*
16 CO - -
C
H2 -21.8 -0.299
Dengan memperhatikan tahanan pada sisi liquidadan gas,
maka untuk mendapatkan konsentrasi CO2 pada interface N2 -1 -0.605
bisa digunakan persamaan berikut: CH4 2.2 -0.524
kG y A P + Ek L C 0
Ar 5.7 -0.485
C Ai = A
17
Ek L + kG He (Weisenberger, 1999)
Dimana nila He bisa didapatkan melalui persaaan berikut: Data Perpindahan massa
He h I + h I
log = Estimasi koefisien difusi didalam campuran gas
11 2 2 18
He 0 menggunakan persamaan yang dikambangkan Taylor dan R
Dengan menggunakan konstanta Henry untuk air murni
Krishna (1993) sebagai berikut.
(He0) pada temperature T masing-masing gas bisa
1 1
0.5
didapatkan dengan menggunakan persamaan berikut:
3
10 T +
175
d ln kH 1 1
exp * MWx
0 0
He He 19 MWCO
d (1 / T ) T 298 DG =
T 298

( )
2

P VCO + Vx
* 1/ 3 1/ 3

Tabel II.2 Nilai Konstanta Henry Air Murni pada T=298 K 2


22
Tiap Komponen
T ( MWL )
0.5
8
He 298Ko
d ln kH/d(1/T) D= 7.4 10
LVA
L 0.6
Komponen 23
(mol/cm3.atm) (K)
CO2 3.6.10-5 2200 Koefisien perpindahan massa sisi gas untuk Packed
-7
CO 9.9.10 1300 Column proses absorpsi diperoleh dari korelasi empiris
-7
H2 7.8.10 500 Onda, dkk. (1982) :
-7
N2 6.1 x 10 1300
( Re ) ( Sc ) ( a dp ) (a D )
A 2
kG =
0.7 1/ 3
-6 G G p p G
24
CH4 1.4 x 10 1600 RT
Ar 1.4 x 10-6 1500 Dengan nilai A=2 jika diameter packing kurang dari 0,012
(Rolf Sander, 1999) m dan A=5.23 jjika diameter packing lebih dari atau sama
Sedangkan h1 dan h2 adalah konstanta yang merupakan hasil dengan 0.012 m.

penjumlahan harga h spesies ion positif dan ion negatif Bilangan Reynolds fasa gas (ReG) sebagai berikut:
G uG
serta spesies gas. ReG = 25
G a p
h = h+ + h + hG
20 Bilangan Schmidt fasa gas (ScG)adalah sebagai berikut:
+ 3
Dimana : h+ (MDEAH ) = 0.041 dm /mol. G
ScG = 26
h- (CO32-) = 0.021 dm3/mol. G DG
h- (HCO3-) = 0.021 dm3/mol.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

Koefisen perpindahan massa fasa cair diperoleh dari Lu 2


persamaan yang dikembangkan Taylor dan R. Krishna WeL = L
34
a p
(1993):
Pengembangan Model Matematik
L
k L = 0.0051 ( Re L ) ( Sc ) ( a d )
0.5
2/ 3 0.4
Pengembangan model matematik dilakukan dengan
g 27
L
L p p
mengembangkan neraca massa diffrensial pada packed
column.
Bilangan Schmidt fasa gas (ScL)adalah sebagai berikut:
Neraca Massa
L Sistem I
ScL = 28
L DL CO2 RaAdz r{C A , C B } L dV =
0
0 0

RaAdz = r{C A , C B } L dV
0 0
Bilangan Reynolds fasa cair berdasarkan spesifik area
35
(ReL) sebagai berikut:
MDEA L.C B L (C B + dC B ) B . r{C A , C B } L dV =
0 0 0 0 0
0
u
Re'L = L L 29 LdC B B . r{C A , C B } L dV =
0 0
0
0

L a ' 36
Substitusi persamaan (35) ke (36)
Kecepatan superficial liquida (uL) adalah : __

LdC B vB R aAdz =
0
0
LKG 37
uL = 30 0
At L
__
dC B
= vB R aA
Untuk menghitung interfacial area (a) berdasarkan spesifik dz 38
__
packing area (ap) adalah sebagai berikut: =R a Ek L a (C A C A )
* 0

{ }
39
a' c ( Re ) ( Fr ) 0.05 (We )
1.45 Substitusi persamaan (39) ke persamaan (38) dan selesaikan
=
1 exp
0.1 0.2
31

L L
ap dengan metoda kolokasi orthogonal.
v Z NC +1
C Bin B T H ij Ei (C A C A )
C Bj =
* 0
Dengan ReL adalah bilangan Reynolds fasa liquid
H T i =0
berdasarkan spesifik area (ap) sebagai berikut: 40
Untuk komponen lain pada fasa gas
LuL
Re L = 32 LdCK0 = RK aAdZ
L a p 41
dCK0 RK aA
a p u 2L =
FrL = 33 dZ L 42
g
Substitusi persamaan (39) ke persamaan (42) dan selesaikan
dengan persamaan kolokasi orthogonal. Nilai E=1 karena
tidak terjadi reaksi.
Z NC +1
C Kin T H ij (C K C K )
C Kj =
* 0

H T i =0
43
Dimana E adalah Enhancement Factor yang dikembangkan
oleh Dankwertz (1970) dengan nilai seperti digambarkan
pada persamaan berikut:
=
E 1+ MH
44

MH =
(
DA kOH COH + k c Cc )
2
kL, A
Gambar 1 Skema model absorpsi CO2 pada Packed 45
Column Sistem II
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

L %removal. Hal ini berkorelasi dengan penelitian yang


CO2 Gin [YA YAout ]= CBin CBout dilakukan oleh Wen Xu dkk (1992) yang menyatakan
vB
46 bahwa konstanta laju reaksi untuk reaksi MDEA adalah
Gin [YK YKout ] = L C C in
K
out
K
fungsi temperature.
47
K
99.5

Persamaan untuk %removal didapatkan seperti pada


99.0
persamaan berikut:
Y 98.5
% removal = 1 Aout

%Removal
YAin
48 98.0

III HASIL DAN PEMBAHASAN 97.5 PZ1


PZ2
Berdasarkan hasil simulasi didapakan pengaruh variabel PZ3
97.0
operasi Seperti Temperatur Lean (TL), Temperatur 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000
Rate Lean (kg/jam)
Semilean (TSL), Laju Lean, Laju Semilean, Tekanan
Gambar 4 Pengaruh laju Lean
kolom, dan konsentrasi katalis terhadap kinerja dari packed
column dalam proses absorpsi gas CO2. 99.5

99.4 99.0
99.3
99.2
98.5
99.1 % Removal
99.0
98.9 98.0
% Removal

98.8
98.7
97.5
98.6 PZ1
PZ3
98.5
PZ1 PZ5
98.4 97.0
PZ3
98.3 PZ5 2400000 2450000 2500000 2550000 2600000 2650000

98.2
Rate Semilean (kg/jam)

352 354 356 358 360 362 364 366 368


T Lean (K) Gambar 5 Pengaruh laju Semilean
Berdasarkan gambar 4 dan 5 kita dapat melihat bahwa
Gambar 2 Pengaruh Temperatur Lean peningkatan laju lean dan semilean dapat meingkatkan
%removal. Dikarenakan peningkatan laju alir dapat
99.0
mengakibatkan turbulrnsi yang menurunkan tahanan pada
98.5
sisi liquida.
98.0

97.5
99.2
%Removal

97.0
99.0

96.5
98.8
PZ1
% Removal

96.0
PZ3 98.6
PZ5
95.5
98.4
360 365 370 375 380 385
T Semi Lean (K) 98.2
PZ1
PZ3
98.0 PZ5
Gamber 3 Pengaruh T Semilean
Berdasarkan gambar 2 dan 3 kita dapat melihat bahwa 28.4 28.6 28.8 29.0 29.2 29.4 29.6 29.8 30.0 30.2
P (atm)
peningkatan temperature lean dan semilean solution dapat
meningkatkan %removal gas CO2. Hal ini dikarenakan Gambar 6 Pengaruh tekanan kolom
kenaikan temperature dapat meningkatkan nilai konstanta Berdasarkan gambar 6 tekanan kolom dapat meningkatkan
laju reaksi pada reaksi absorpsi yang dapat meningkatkan %removal karena tekanan meningkatkan kelarutan gas.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6

menaikan %removal sebesar 0.09%. Pada konsentrasi


katalis 1%, setiap kenaikan tekanan 1 atm dapat
99.8
meningkatkan %removal sebesar 0.233%. Pada konsentrasi
99.6
katalis 1% setiap kenaikan laju alir lean 1000 kg/jam dapat
99.4
meningkatkan %removal sebesar 0.003%, Sedangkan setiap
99.2
kenaikan laju alir semilean 1000 kg/jam dapat manaikan
% Removal

99.0
%removal sebesar 0.001%. Nilai yang maksimum yang
98.8 diacapai pada konsentrasi promoter 10% adalah sebesar
98.6 99.63%. Error yang diperoleh untuk %removal sebesar
98.4 2.209%
98.2 UCAPAN TERIMAKASIH
98.0
0 2 4 6 8 10 Pada kesempatan kali ini atas segala bantuannya dalam
Konsentrasi PZ (% massa) pengerjaan skripsi ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada Kedua orang tua kami dan keluarga yang telah
Gambar 7 Pengaruh konsentrasi katalis banyak memberikan dukungan moral, spiritual, dan
Konsentrasi katalis dapat meningkatkan %removal, namun material. Bapak Prof. Dr. Ir. Ali Altway, MS dan Bapak Dr.
bila ditingkatkan terus peningkatan %removal cenderung Ir. Susianto, DEA selaku dosen pembimbing kami. Rekan -
berkurang. rekan seperjuangan dari laboratorium Perpindahan Panas
dan Massa, laboratorium tetangga, Teknik Kimia FTI-ITS.
Validasi Model DAFTAR PUSTAKA
Untuk memvalidasi model matematika yang [1] Altway, A., Susianto, Kuswandi, Kusnaryo, 2008,
dikembangkan data hasil simulasi dibandingkan dengan Kajian Ulang Transfer Massa Disertai Reaksi Kimia
data pabrik PKT-II seperti pada tabel berikut. Pada Absorbsi Reaktif Gas CO2 Pada Packed
Column, Jurnal Teknik Kimia Indonesia, Vol. 7 (3)
Tabel III.1 Perbandingan Simulasi dan Data Pabrik
817-827.
Hasil Data [2] Ahmadi, M., Gomez, V.G., 2008, Advance modeling
Variabel Pembanding Simulasi PT.PKT in performance optimization for reactive separation
II in industrial CO2 removal. Separation and
Laju alir lean solution (kg/jam) 320867 320867 Purification Technology, Vol. 63 107-115.
Laju alir semilean solution [3] Dankckwerts, P.V., 1970, Gas-Liquid Reaction, Mc
2514122 2514122 Graw-Hill book Company : New York.
(kg/jam)
[4] Ihda, F.N., Hardiyanto, F., Mulya., H.M., Altway, A.,
Laju alir gas (kg/jam) 204020 204020 Susianto., 2013, Simulasi Absorbsi Reaktif CO2
Tekanan (atm) 29,4 29,4 Dalam Skala Industri Dengan Pelarut K2CO3
Temperatur lean solution (0C) 48 48 Berkatalis, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 7 2.
Temperatur semilean solution 90 [5] Ningsih, E., Pudjiastuti, L., Wulandari, D., Anggraheny,
90 N., Altway, A., Kuswandi, Budhikarjo, K., 2012,
(0C)
Simulasi Absorpsi Multikomponen Gas Dalam
Temperatur gas (0C) 89 89
Larutan K2CO3 dengan Promotor MDEA dalam
Komposisi gas yang keluar (mol Packed Column, Jurnal Teknik Kimia Indonesia,
fraksi) Vol. 11(1) 17-25.
CO2 0.0061675 0,0010 [6] Sander, Rolf. 1999. Compilation of Henrys Law
CO 0.0038982 0,0031 Constants for Inorganic and Organic Species of
H2 0.7293 0,7340 Potential Importance in Environmental Chemistry.
N2 0.25369 0,2550 AIChE Journal Vol. 3, 1-107.
[7] Taylor, Ross dan R. Krishna. (1993).Multicomponent
CH4 0.0038982 0,0038
Mass Transfer. John Wiley & Sons, Inc. USA.
Argon 0.0030456 0,0031 [8] Weisenberger, S dan A. Schumpe. 1996. Estimation of
% Removal CO2 97.2606 99,4585 Gas Solubilities in Salt Solutions at Temperatures
from 273 K to 363 K. AIChE Journal Vol. 42 (1),
IV KESIMPULAN 298300.
Temperatur lean solution memeberikan %removal terbesar [9] Xu, Guo-Wen, Zhang, Cheng-Fang, Qin, Shu-Jun,
sebesar sebesar 99.3%. Pada konsentrasi katalis 1%, Wang, Yi-Wei, 1992, Kinetic Study on Absorbtion
of Carbon Dioxisw into Solution of Activated
kenaikan temperature lean sebesar 1 C dapat
Methyldiethanolamine, Ind. Eng. Chem. Res. 1992,
meningkatkan %removal sebesar 0.05%. Sedangkan
Vol. 31, 921-927.
kenaikan temperature semilean sebesar 1 C dapat

Anda mungkin juga menyukai