ABSTRACT
Global warming caused by greenhouse gas emissions, e.g. carbon dioxide (CO 2), in the
atmosphere is now becoming a very serious problem facing the world community. Carbon
dioxide emission increase from year to year, thus a necessary effort to reduce CO 2 is required.
Amine-based absorption is one of the methods for post-combustion capture.
Monoethanolamine (MEA) is commonly used for CO 2 capture solvent. This study aims to
measure protonation constant (pKa) of MEA from 30 to 60C using the potentiometric
titration method. The results show that the pKa values of MEA are in general agree with the
literature data. For instance, the pKa value of MEA at 30C is 9.83 and that obtained from
the literature is 9.80. Comparison between those two values gives a deviation of 0.31%.
(Abstract).
1. PENDAHULUAN
Pemanasan global adalah suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut,
dan daratan Bumi. Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa sebagian besar peningkatan suhu rata-
rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia melalui efek Gambar 1. Perhitungan pemanasan global
rumah kaca [1]. Perhitungan pemanasan pada tahun 2001 dari beberapa
global berdasarkan scenario SRES A2 model iklim berdasarkan scenario
dengan mengasumsikan tidak ada tindakan SRES A2.
yang dilakukan untuk mengurangi emisi
dapat dilihat pada Gambar 1 [2-4]. Metode CO2 Capture and Storage (CCS),
Indonesia menempati peringkat keempat merupakan salah satu metode yang cocok
di dunia sebagai penyumbang emisi karbon untuk diterapkan pada skala industri yang
dioksida (CO2) berdasarkan World Resources menghasilkan limbah CO2 dalam jumlah
Institute (WRI). Emisi CO2 dapat meningkat besar untuk mengurangi kadar konsentrasi
pada tahun 2015 salah satunya disebabkan CO2 dengan cara menyalurkan CO2 melalui
oleh kebakaran hutan dan revolusi industri. pipa untuk diinjeksikan ke dalam bumi. Pada
Pada tahun 2015, total emisi Indonesia metode CCS, CO2 diperangkap di dalam
berkisar sekitar 760 juta ton CO2 (tidak rongga-rongga pori batuan dalam waktu
termasuk perubahan penggunaan lahan). ratusan sampai ribuan tahun. Metode CCS
dapat dikombinasikan dengan proses
didesaknya hidrokarbon pada rongga-rongga
pori batuan. Proses tersebut dinamakan
proses CO2-Enhanced Oil Recovery (CO2-
1
Teknoin Vol. XX No. X Month Year : amount of pages like 01-05
EOR) seperti yang dilihat pada Gambar 2. matematis kesetimbangan uap-cair dan reaksi
Senyawa amina seperti MEA, DEA, dan kimia antara CO2 dengan larutan MEA.
MDEA sering digunakan sebagai absorben Pada proses absorpsi CO2 oleh larutan
pada absorpsi CO2 karena memiliki alkanolamine (amine) akan terjadi transfer
kemampuan menyerap gas CO2 yang baik, massa dan reaksi-reaksi kimia secara
laju absorpsi cepat, dan mudah untuk simultan dengan tahapan-tahapan sebagai
diregenerasi [5]. berikut [7]:
1. Pelarutan CO2 dari fasa gas ke fasa cair
CO2 g CO2 l (1)
2. Disosiasi air
2H2O H3O+ + OH- (2)
3. Disosiasi CO2
CO2 l + 2H2O HCO3- + H3O+ (3)
4. Disosiasi ion bikarbonat
HCO3- + H2O CO3= + H3O+ (4)
5. Disosiasi amine terprotonasi
AmH+ + H2O Am + H3O+ (5)
6. Pembentukan karbamat
Am +CO2 l + H2OAmCOO- + H3O+ (6)
7. Disosiasi karbamat terprotonasi
+
HAmCOO-+ H2OAmCOO- + H3O+ (7)
Gambar 2. Skema kombinasi CCS dan EOR Nilai-nilai konstanta kesetimbangan asam
atau lebih dikenal dengan nama (pKa) pada berbagai suhu dapat
CO2-EOR. dikolerasikan dalam bentuk persamaan
Arrhenius (Levenspiel, 1999)
Senyawa amina merupakan absorben yang B
lnKa = A+
paling banyak digunakan pada proses T
absorpsi CO2, karena senyawa amina dapat (8)
bereaksi dengan CO2 membentuk senyawa dimana K = konstanta kesetimbangan asam
kompleks (ion karbamat) dengan ikatan A,B = tetapan pada persamaan (8)
kimia yang lemah. Ikatan kimia ini dapat T = suhu (K)
dengan mudah terputus dengan pemanasan Pada proses CO2 capture sangat berkaitan
(mild heating) sehingga regenerasi absorben dengan laju absorpsi dan laju desorpsi CO 2.
senyawa amina dapat dengan mudah terjadi Hubungan antara konstata laju reaksi amine
[6]. dengan CO2 dan pKa amine untuk larutan
Pada proses pemisahan gas CO 2 di kolom
primary dan secondary alkanolamine [8].
absorber, gas alam dialirkan melalui bagian
bawah kolom, sementara larutan MEA 7188
Lnk2= pKa + 17.60 - (9)
dialirkan melalui bagian atas kolom. T
Perpindahan gas CO2 dari gas alam ke Sedangkan untuk tertiary amine [8].
larutan MEA dapat terjadi akibat adanya 8270
kontak antara gas dan MEA di dalam kolom. Lnk2= 1.3pKa+11.48- (10)
T
Larutan MEA yang telah menyerap CO2 Pada persamaan Henderson-Hasselbalch
kemudian keluar melalui bagian bawah menjelaskan bahwa, ketika [A-]=[HA] maka
kolom untuk selanjutnya dikirim ke kolom
pH larutan akan sama dengan nilai pKa. Jika
regenerasi untuk melepaskan gas CO2 yang
pH larutan adalah nilai pKa asam lemah
terikat. Untuk itu, data konstanta disosiasi
asam (pKa) Monoetanolamine (MEA) sangat maka terdisosiasi sebanyak 50% atau pH
diperlukan dalam perancangan sebuah kolom pada setengah dari volume larutan penyangga
absorber untuk menyelesaikan pemodelan yang dibutuhkan untuk mencapai titik
2
PENGUKURAN KONSTANTA DISOSIASI ASAM MONOETHANOLAMINE
PADA SUHU 30-60C (Eleonora Amelia, dkk)
3
Teknoin Vol. XX No. X Month Year : amount of pages like 01-05
pKa = pH
4 0.5Ve= 25.86 mL
PENGUKURAN KONSTANTA DISOSIASI ASAM MONOETHANOLAMINE
PADA SUHU 30-60C (Eleonora Amelia, dkk)
Pada saat V=0,5Ve, maka diperoleh pH ion H+ yang sama dengan OH- yaitu 10-7 mol
larutan yang nilainya sama dengan nilai pKa per liter. MEA 98% termasuk dalam basa
yaitu sebesar 8.66 pada suhu 60C. Nilai pKa lemah, sehingga penambahan H2SO4 dengan
yang diperoleh dari percobaan ini mendekati kadar 96% dalam penelitian ini akan
nilai pKa MEA yang terdapat di literature menaikkan konsentrasi ion H+ dan
[10] yaitu sebesar 8.67 pada suhu yang sama menurunkan ion OH-. Asam kuat H2SO4 akan
menghasilkan deviasi sebesar 0.12%. mengikat OH- sehingga nilai pKa mendekati
Sedangkan pada suhu 30C, nilai pKa yang nol. Asam yang lebih kuat memiliki nilai Ka
dihasilkan yaitu 9.83 dan nilai pKa literature yang lebih besar dan pKa yang lebih kecil.
[11] sebesar 9.80. Pada suhu tersebut deviasi
yang dihasilkan cukup kecil yaitu sebesar
4. KESIMPULAN
0,31%.
Konsentrasi air diabaikan pada Berdasarkan hasil penelitian yang telah
perhitungan konstanta disosiasi asam (pKa), dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan
karena reaksi berjalan di dalam larutan berair, bahwa konstanta disosiasi asam (pKa) MEA
di mana konsentrasi air relatif tidak berubah. yang dihasilkan pada suhu 30-60C dapat
Jika dilihat pada Gambar 7 semakin tinggi digunakan sebagai dasar dalam perancangan
suhu maka semakin kecil nilai pKa MEA. absorber dan stripper CO2. Pengaruh suhu
Pada umumnya jika suhu dinaikkan, laju terhadap nilai konstanta disosiasi asam (pKa)
reaksi bertambah cepat. Hal ini disebabkan MEA yaitu semakin tinggi suhu maka
semakin tinggi temperature kecepatan gerak semakin kecil nilai pKa yang dihasilkan.
partikel-partikel pereaksi dan energi kinetik Nilai pKa MEA yang dihasilkan
partikel akan ikut meningkat. dipengaruhi oleh kekuatan asam yang
digunakan. Semakin kuat asam yang
digunakan maka semakin kecil nilai pKa
yang dihasilkan. Semakin cepat waktu
percobaan dengan rentang perubahan pH
yang kecil maka nilai pKa yang dihasilkan
semakin akurat.
5. SARAN
Saran yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya adalah perlu lebih teliti dan
dikembangkan lebih lanjut agar MEA yang
Gambar 7. Hubungan antara LnKa ditambahkan tidak menguap telalu banyak
percobaan dengan LnKa literatur diantaranya dengan menggunakan peralatan
terhadap 1/T (K-1). standar untuk menjaga suhu dan dapat pula
menghitung laju penguapan MEA untuk
TABEL 1. Perbandingan pKa percobaan dan memperkecil error yang dihasilkan.
literatur pada berbagai suhu Penelitian dilakukan dengan cepat agar
1/T pKa Ln Ka larutan MEA tidak menguap terlalu banyak.
-1
(K ) Percobaan [11] Percobaan [11] Untuk menghindari deviasi yang besar
sebaiknya digunakan larutan buffer yang
0.0033 9.83 9.80 -22.63 -22.57
masih fresh serta menghindari mencampur-
0.0032 9.18 9.07 -21.14 -20.88 kan larutan buffer yang telah dipakai ke
0.0031 8.88 8.77 -20.45 -20.19 dalam larutan buffer baru. Hal ini disebabkan
0.0030 8.66 8.53 -19.94 -19.64 oleh sifat larutan buffer yang tidak stabil dan
mudah terdekomposisi oleh bakteri atau
Pada percobaan ini, semakin tinggi jamur sehingga dapat mempengaruhi pH
konsentrasi asam maka semakin rendah nilai larutan yang dihasilkan [12].
pKa yang dihasilkan. Air memiliki jumlah
5
Teknoin Vol. XX No. X Month Year : amount of pages like 01-05