AGAMA
MAKALAH
Diselesaikan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Agama
Islam
Fakultas Teknologi Industri ,Universitas Islam Indonesia
Oleh:
Deasy R A (13521096)
Nadya Perwita (13521097)
M Saif A
(13521098)
Venna W
(13521099)
Chelinda T R
(13521100)
Ari
(13521101)
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hukum
Tentang Lintas Agama . Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Agama Islam Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Kedua Orang Tua kami yang telah memberikan semangat dan doanya demi
terselesainya karya tulis ilmiah ini,
Teman teman dari jurusan teknik kimia yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung
Dosen pengajar mata kuliah Agama Islam FakultasTeknologi Industri Jurusan
Teknik Kimia, Universitas Islam Indonesia
Sumber sumber referensi yang kami baca, dll.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam
penulisan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang telah membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1. PENDAHULUAN 4
1.1 ( Latar Belakang ) 4
( Perumusan Masalah ) 4
( Tujuan dan Manfaat ) 4
BAB 2. PEMBAHASAN
5
2.1 Faham Lintas Agama
6
2.2 Hukum Perkawinan Dalam Islam........................................... 7
2.3 Perkawinan Beda agama menurut Hukum Islam
2.3.1 Pengertian Non Muslim di dalam Islam
8
2.3.2 Pembagian perkawinan Beda Agama dalam
Hukum Islam.8
2.4 Perkawinan Beda Agama menurut Hukum Indonesia10
2.5 Hukum Doa Bersama Lintas Agama........................................
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
11
12
PENDAHULUA
N
Latar Belakang
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat bhineka yang berbasis
pada budaya, etnisitas, dan keagamaan. Berbasis pada konsep
semboyan Bhineka Tunggal Ika, maka kehidupan masyarakat
bhineka di Indonesia adalah merupakan suatu keniscayaan yang
harus terus ditumbuh kembangkan
Perumusan
Masalah
H
2. Bagaimana faham
tentang Lintas
Agama?
3. Bagaimana
perkawinan beda agama
menurut hukum Islam?
4. Bagaimana perkawinan
beda agama menurut
hukum di Indonesia?
Tujuan dan
Manfaat
H
PEMBAHASAN
Pengertian Lintas
Agama
H
Sekularlisme
sekular secara lensikologis berasal dari bahasa latin yaitu
saeculum yang berarti ganda, ruang, atau waktu. Ruang
disini diartikan duniawi, waktu diartikan zaman sekarang, jadi
sekular dapat diartikan sebagai periode tertentu didunia
yang di pandang sebagai proses sejarah, atau dunia tidak
bersifat relegi.
Pertama
Muhammad al-Bahy, Dia beranggapan bahwa Islam dan sekularisme
merupakan dua hal yang antagonistik, karena posisi Islam kebalikan
dari sekularisme. Dengan demikian, apabila negara-negara yang
berpegang pada sekularisme dapat mencapai kemajuan, bukan
berarti Islam menjadi sebab suatu kemunduran. Ada dasar ijtihad
penggunaan penalaran hukum secara independen untuk memberikan
jawaban atas suatu masalah ketika al-Quran dan Sunnah diam.
Maka dalam Islam, dan ini penting bagi manusia, bahwa hukum
sangat mungkin berubah dan berkembang untuk selalu diinterpretasi
ulang seiring dengan perkembangan jaman dari masa ke masa.
Dengan begitu, kemajuan bukan berarti harus diperoleh dengan
memisahkan urusan agama dari negara sebagaimana kasus Turki,
suatu contoh negara Islam yang menerapkan sekularisme. Pada
hakikatnya kemajuan yang diperoleh Turki saat itu menurut al-Bahy
hanya merupakan sebuah hadiah dari negara lain (Amerika dan
Rusia), karena Turki telah berhasil menjauhkan diri dari Islam,
disamping juga negara tersebut mempunyai kepentingan tertentu
dengan Turki yakni menundukkan negara di Asia.
Kedua
Muhammad Qutb. Dia menggunakan istilah sekularisme dari
bahasa Arab ilmaniyah sebagai tujuan pokok sekularisasi.
Sekularisme cenderung diartikan sebagai membangun struktur
kehidupan tanpa dasar agama atau dalam terminologi bahasa Arab
disebut alla diniyah (non agamis). Kajian Qutb tentang Islam dan
sekularisme ini bertitik tolak dari suatu hadits nabi, yaitu bahwa
Islam bermula dalam kedaaan asing dan nantinya akan kembali
terasing, berbahagialah orang-orang yang terasing. Mereka selalu
memperbaiki apa yang telah dirusak oleh manusia .
Hadits tersebut menurut Qutb menunjukkan bahwa orang Islam
terasing dari bumi Islam, karena bumi telah dikuasai oleh
sekularisme dan atheisme yang mengeluarkan umat manusia dari
agama. Dengan kata lain, sekularisme merupakan musuh Islam dan
dalam pandangan Islam adalah batil. Islam tidak hanya terbatas
pada akidah, akan tetapi tidak ada lapangan yang keluar dari
agama. Islam juga mencakup Syariah. Kehidupan dalam Islam
hanya terbagi dua yaitu Islam dan Kafir atau musyrik.
Ketiga
Muhammad al-Naquib al-Attas. Ia mengkaji masalah
sekularisasi secara holistik, dalam arti ingin menjembatani
pemikir Barat dan Muslim. Menurutnya, Islam tidak sama
dengan Kristen. Karenanya, sekularisasi yang terjadi pada
masyarakat Kristen Barat berbeda dengan yang terjadi pada
masyarakat Muslim.
Al-Attas membedakan antara pengertian sekular yang
mempunyai konotasi ruang dan waktu, yaitu menunjuk
pada pengertian masa kini atau dunia kini. Selanjutnya,
sekularisasi didefinisikan sebagai pembebasan manusia
dalam agama dan metafisika atau terlepasnya manusia
dari agama dan metafisika atau terlepasnya dunia dari
pengertian religius (dalam istilah weber), pembebasan
alam dari noda-noda keagamaan, sekularisme yang
menunjukkan pada suatu ideologi.
Pengertian
NonH
Muslim di dalam
Islam
Pembagian
perkawinan
Beda
H
Agama dalam Hukum
Islam
Perkawinan Beda
Agama Menurut
Hukum
H
di Indonesia
Pada
prinsipnya
agama
Islam
melarang
(haram)
perkawinan antara seorang beragama Islam dengan
seorang yang tidak beragama Islam ( Al-Quran surat AlBaqarah ayat 221),sedangkan izin kawin seorang pria
Muslim
dengan
seorang
wanita
dari
Ahli
Kitab
(Nasrani/Yahudi) ada pada surat Al-Maidah ayat 5 hanyalah
dispensasi bersyarat yakni kualitas iman dan Islam pria
Muslim tersebut haruslah cukup baik.karena perkawinan
tersebut mengandung resiko yang sangat tinggi bagi
rumah tangga nya nanti.Karena itu pemerintah berhak
membuat peraturan yang melarang perkawinan antara
seorang yang beragama Muslim (pria/wanita) dengan
seorang yang tidak beragama Islam(pria/wanita)apapun
agamanya yang juga didukung oleh Kompilasi Hukum Islam
pasal 50 ayat (c) dan pasal 4
,
) ( 226 /5
Menjadi keharusan kita untuk mencegah mereka
menampilkan hal tersebut di kalangan kita, semisal
mereka memperdengarkan syiar mereka; Allah adalah
trinitas.
:
:
) . (119 /2
Dan tidak boleh mengamini doa orang kafir karena
doanya tidak diterima sesuai dengan firman Allah SWT.:
dan doa (ibadah ) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia
belaka. (al-rad: 14).
) ( .
) . (/
Haram mencintai orang kafir, yakni adanya rasa suka dan
kecenderungan hati kepadanya. Sedangkan cuma sekedar
bergaul secara lahir saja, maka hukumnya makruh. Adapun
bergaul dengan mereka untuk mencegah timbulnya sesuatu
madharat yang tidak di inginkan yang mungkin dilakukan oleh
mereka, ataupun mengambil sesuatu manfaat dari pergaulan
tersebut, maka hukumnya tidak haram.
(
)
(
)(
)
.
) . (323 /1
Orang kafir dzimmi (yang keamanan dirinya dan hartanya
dalam naungan jaminan pemerintah islam) karena mereka
berhak mencari rezeki. Sedangkan rezeki Allah SWT. itu
sangat luas. Terkadang Allah SWT. mengabulkan harapan
mereka sebagai bentuk istidraj dan ketamakan di dunia.
(
)
(72/ 5 ).
Dalam berbagai madzhab ulama perihal ikut berkumpulnya kafir
dzimmi dalam kegiatan salat meminta hujan, bahwa madzhab
kami menyatakan mereka itu dilarang untuk ikut berkumpul
bercampur dengan orang-orang Islam. Namun jika mereka
dibedakan maka tidak dilarang. Pendapat ini dianut oleh imam
Zuhri, Ibnu al-Mubarak, abu Hanifah dan Makhul.
(5/66 ).
Tentang ikut berkumpulnya orang kafir dalam kegiatan salat
meminta hujan mengingat mereka adalah musuh-musuh Allah
SWt., maka tidak diperkenankan untuk bertawasul dengan
mereka. Jika mereka ikut hadir dan keberadaan mereka berbeda
dengan umat Islam, maka mereka tidak perlu dilarang karena
mereka datang untuk mencari rezeki.
).
(119/ 2
Menurut salah satu pendapat, boleh mengamini doa
orang kafir, bahkan sunnah jika misalnya ia berdoa
agar dirinya mendapatkan hidayah dan kita
mendapatkan pertolongan.
PENUTUP
Kesimpulan
H
Saran
H
http://myoesuf.wordpress.com/2011/02/27/hukum-pernikahan-beda-agama-dala
m-islam/
tanggal 06 maret 2013
http://www.kabarislam.com/hukum-fiqih/perkawinan-beda-agama-menurut-huk
um-islam-dan-hukum-indonesia
tanggal 07 maret 2013
http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/31/pernikahan-beda-agama-369247
tanggal 07 maret 2013
Saleh, Hassan, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta: PT. Raja
DAFTAR
PUSTAKA
Terima Kasih