Anda di halaman 1dari 29

Bidang Riset : Teknologi Industri Pertanian

Rumpun Ilmu : Teknologi Industri Pertanian

USULAN

HIBAH ARTIKEL REVIEW

KAJIAN LITERATUR: PRODUKSI XILITOL DAN MODEL


KINETIKANYA DARI BERBAGAI LIMBAH BIOMASSA

TIM PENGUSUL :
1. Dr. Efri Mardawati, S.TP, M.T (0012037804)
2. Devi Maulida Rahmah, STP., MT., PhD (0026068601)
3. Virly Lusiarieni Putri

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : KAJIAN LITERATUR: PRODUKSI XILITOL DAN
MODEL KINETIKANYA DARI BERBAGAI LIMBAH
BIOMASSA
Bidang Riset/Rumpun Ilmu : Teknologi Industri Pertanian
Pusat Riset/Pusat Studi : Pengembangan Teknologi Pertanian
Ketua
a. Nama Lengkap : Dr. Efri Mardawati, S.TP, M.T
b.NIDN/NIDK : 0012037804
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d.Program Studi/Fakultas : Teknologi Industri Pertanian/FTIP
e. Nomor Hp : 081374787446
f. Alamat surel (email) : efri.mardawati@unpad.ac.id
Anggota (2):
a. Nama Lengkap : Devi Maulida Rahmah, STP., MT., PhD
b. NIDN/NIDK : 0026068601
: Teknologi Industri Pertanian/ FTIP
Nama Peneliti Internasional
a. Nama Lengkap : Associate Professor Dr Mohd Nizam Lani
b. Afiliasi : Faculty of Fisheries and Food Science UMT
:
c. Negara Malaysia
:
Output yang dijanjikan Jurnal Internasional Bereoutasi Q2 Scopus
:
Dana yang diusulkan Rp 20.000.000

Jatinangor, 13 Februari 2023


Ketua Periset

Dr. Efri Mardawati, S.TP, M.T


NIP.197803122006042001
Menyetujui,

Kepala Pusat Studi Dekan FTIP


Pengembangan Teknologi Pertanian Universitas Padjadjaran

Dr.rer.nat. Fetriyuna, STP., M.Si Dr. Ir. Sarifah Nurjanah, M.App.Sc


NIP. 198208232008122001 NIP.1967100141993032004
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 9

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

BAB II METODOLOGI ....................................................................................... 12

2.1 Penetuan Rincian dan Batasan Masalah ................................................. 13

2.2 Penentuan Sumber Pustaka..................................................................... 15

2.3 Pengumpulan dan Penyortiran Data Pustaka ......................................... 16

2.4 Analisis, Interpretasi, dan Konfirmasi Data ........................................... 18

2.5 Hasil Pengumpulan Data Pustaka........................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alir Metode Kajian Literatur................................................ 12

Gambar 2. Identifikasi Masalah melalui Diagram Ishikawa ................................. 15

Gambar 3. Sistem Penentuan Jumlah Pustaka pada Review................................. 18

Gambar 4. Hasil Penentuan Jumlah Pustaka ......................................................... 20

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Potensi Limbah Biomassa di Indonesia dan Nilai Kalornya..................... 2

Tabel 2. Komposisi dan Karakteristik Limbah Lignoselulosa ................................ 3

Tabel 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Pustaka ..................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya

alam yang melimpah dapat dimanfaatkan sebagai potensi untuk meningkatkan

perekonomian Indonesia melalui berbagai sektor. Salah satu sektor yang paling

berpotensi adalah sektor pertanian. Berbagai tanaman hasil pertanian telah diolah

menjadi beragam produk demi meningkatkan nilai jualnya. Namun, hasil

pengolahannya tersebut menimbulkan masalah baru, yaitu limbah atau yang lebih

dikenal sebagai biomassa.

Biomassa merupakan bahan organik baik berupa produk maupun byproduct

yang dihasilkan melalui proses fotosintesis dan dapat digunakan sebagai sumber

energi (fuel). Yang termasuk biomassa diantaranya adalah tanaman, pepohonan,

limbah pertanian, kotoran ternak, dan lain sebagainya. Namun, umumnya biomassa

yang dimanfaatkan sebagai fuel adalah yang memiliki nilai ekonomi rendah, karena

dengan mengolahnya menjadi bahan bakar akan meningkatkan nilai jualnya.

Biomassa yang memiliki nilai ekonomi rendah salah satunya adalah limbah

(Parinduri & Parinduri, 2020).

Di Indonesia, biomassa memiliki potensi yang sangat tinggi untuk diolah

menjadi sumber energi, yaitu sebanyak 146,7 juta ton per tahun dan 1/3 nya

diperkirakan merupakan biomassa yang berasal dari limbah. Limbah yang

berpotensi untuk dimanfaatkan diantaranya limbah yang berasal dari hewan,

1
2

tanaman pangan, maupun perkebunan. Limbah yang berasal dari tanaman ini dapat

diolah menjadi bahan bakar nabati. Pengolahan limbah menjadi bahan bakar nabati

memberikan beberapa keuntungan, diantaranya adalah meningkatkan efisiensi

energi secara menyeluruh, menghemat biaya, serta mengurangi kebutuhan tempat

penimbunan sampah. Selain dimanfaatkan sebagai sumber energi, biomassa juga

dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel dan bioetanol (Parinduri & Parinduri,

2020).

Berikut merupakan beberapa data potensi energi dari pemanfaatan limbah

empat tanaman agroindustri berdasarkan jumlah produksi tiap tanaman yang

diambil dari BPS (2020).

Tabel 1. Potensi Limbah Biomassa di Indonesia dan Nilai Kalornya

Energi
Nilai Kalor Jumlah Limbah
No Jenis Limbah Potensial
(kJ/kg) (ton/tahun)
(MWh)
1 Bagasse Tebu 7.700a 1.917.630c 4.101.597
Tandan Kosong
2 5.000a 13.523.132c 18.782.127
Kelapa Sawit
3 Jerami Padi 15.200b 36.549.933d 154.321.939
4 Bonggol Jagung 13.000a 6.574.672e 23.741.871
Total 58.565.367 200.947.534
(Febijanto, 2007)a, (Yokoyama & Yukihiko Matsumura, 2008)b, (Ditjenbun,

2021)c, (BPS, 2020)d, (Statistik, 2020)e

Dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa total potensi energi dari empat tanaman

agroindustri pada tahun 2020 adalah 200.947.534 MWh. Limbah jerami padi

menyumbang potensi terbesar yaitu sebanyak 62,25% dari total empat limbah

biomassa, kemudian sebanyak 23,09% merupakan limbah tandan kosong kelapa

2
3

sawit, 11,22% limbah bonggol jagung, dan sisanya yaitu sebesar 3,44% merupakan

limbah bagasse tebu.

Komponen utama biomassa diantaranya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin,

pati, dan protein. Setiap biomassa memiliki komponen maupun persen komponen

yang berbeda. Karena komponennya berbeda maka struktur kimianya juga berbeda

sehingga reaktivitasnya pun berbeda. Biomassa berlignoselulosa terutama yang

mengandung selulosa dan lignin mempunyai potensi yang tinggi karena tersedia

dalam jumlah yang banyak (Herlambang et al., 2017). Sebagian besar biomassa

limbah pertanian mengandung 10-25% lignin, 20-30% hemiselulosa, dan 40-50%

selulosa (Iqbal et al., 2013).

Tabel 2. Komposisi dan Karakteristik Limbah Lignoselulosa

Limbah Biomassa
Komposisi dan Karakteristik Limbah Jerami Bagasse Bonggol
TKKS
Padi Tebu Jagung
Lignin (w/w %) 12a 20b 18c 24d
Selulosa (w/w%) 38a 45b 50c 65d
Hemiselulosa (w/w%) 25a 23b 30c 11d
Kadar Air (w/w%) 5-15a 3,28e 6,93f 6,43g
Kadar Abu (w/w%) 19,2a 0,77e 4,14f 1,86g
(Yokoyama & Yukihiko Matsumura, 2008)a, (Perlakuan et al., 2015)b, (Khalil et

al., 2008)c, (Sunarti & Richana, 2007)d, (Wahyudi et al., 2021)e, (Aziz et al., 2012)f,

(Arifan, 2019)g

Kandungan hemiselulosa yang cukup tinggi dari empat limbah biomassa

tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan dalam pembuatan xilitol yang bahan

3
4

bakunya adalah xilosa yaitu senyawa hasil hidrolisis xilan yang merupakan

komponen utama penyusun hemiselulosa dan selulosa.

Selulosa adalah polisakarida yang tersusun atas D-glukosa dengan ikatan β-

glukosida, mempunyai rumus molekul (C6H12O6)n dengan n menunjukkan derajat

polimerisasi dengan nilai kisaran ribu sampai puluhan ribu. Selulosa yang

terhidrolisis secara sempurna akan menghasilkan monosakarida yaitu D-glukosa.

Sedangkan hidrolisis parsialnya akan menghasilkan disakarida yaitu selubiosa dan

polisakarida yang memiliki n berurutan dari 3 hingga 10 (Herlambang et al., 2017).

Hemiselulosa adalah polisakarida yang tersusun atas monosakarida dengan lima

karbon, seperti D-xilosa dan D-arabinosa, dan monosakarida dengan enam karbon,

seperti D-manosa, D-galaktosa, D-glukosa. Dengan jumlah monosakarida karbon-

5 lebih banyak dari monosakarida karbon-6 nya. Hemiselulosa mempunyai rumus

molekul (C5H8O4)n dengan n adalah derajat polimerisasi antara 50-200. Karena

derajat polimerisasinya lebih kecil dibanding selulosa, maka hemiselulosa dapat

lebih mudah terurai daripada selulosa, juga kebanyakan dapat larut dalam larutan

alkali (Herlambang et al., 2017).

Lignin adalah senyawa kompleks dengan komponen fenilpropana serta

turunannya yang terikat secara tiga dimensi. Lignin berfungsi sebagai pelindung

serta penguat tumbuhan (Herlambang et al., 2017).

Pati adalah polisakarida yang tersusun atas D-glukosa seperti selulosa. Akan

tetapi, antar monomernya berikatan secara α-glikosida. Perbedaan ikatan ini yang

menyebabkan pati dan selulosa berbeda. Ikatan ini membuat pati dapat larut dalam

air sedangkan selulosa tidak (Herlambang et al., 2017).

4
5

Protein adalah biomolekul berukuran besar yang terbentuk dari asam amino

yang dipolimerisasi dengan derajat tinggi. Protein pada biomassa memiliki proporsi

yang lebih rendah jika dibandingkan dengan selulosa, hemiselulosa, dan lignin

(Herlambang et al., 2017).

Xilan merupakan komponen utama penyusun hemiselulosa dan merupakan

polimer dengan monomer penyusunnya adalah xilosa dengan ikatan β-1,4 glikosida

sebanyak 150-200 unit monomer (Kulkarni et al., 1999). Xilan yang dihidrolisis

akan menghasilkan xilosa yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan

xilitol (Indonesia et al., 2010).

Xilitol, atau spesifiknya adalah alditol, adalah salah satu karbohidrat alami

dengan gugus fungsi alkohol atau yang biasa disebut gula alkohol. Xilitol dapat

dibuat dari hemiselulosa melalui dua proses, yaitu hidrolisis dan fermentasi.

Hidrolisis merubah xilan menjadi xilosa lalu selanjutnya xilosa diubah menjadi

xilitol melalui proses fermentasi (Fairus et al., 2013). Xilitol merupakan pemanis

yang digunakan sebagai pengganti sukrosa, glukosa, maupun fruktosa. Xilitol

mempunyai nilai kalori yang lebih rendah daripada gula pada umumnya yaitu

sebesar 2,4 kal/gram dan tingkat kemanisan yang setara dengan sukrosa (Ui, 2008).

Xilitol dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pasta gigi karena bersifat non-

kariogenik, anti karies, dan prebiotik sehingga baik untuk kesehatan dan dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies

(Mahyati, 2017).

Proses produksi xilitol dari biomassa limbah pertanian melalui beberapa tahap,

diantaranya pretreatment sebagai proses delignifikasi, kemudian hemiselulosa akan

5
6

dihidrolisis untuk mendegradasinya menjadi xilosa, kemudian xilosa akan

difermentasi menggunakan mikroorganisme menjadi xilitol.

Pretreatment atau proses delignifikasi adalah proses awal dalam pembuatan

xilitol yang bertujuan untuk mengurangi kadar lignin di dalam bahan

berlignoselulosa. Selain itu, delignifikasi ini juga bertujuan untuk mengurangi

kristalinitas selulosa serta meningkatkan porositas bahan (Studi et al., 2020).

Menurut Hermiati (2010), pretreatment dikatakan baik jika dapat mengurangi

penggunaan enzim yang mahal pada tahap selanjutnya. Metode pretreatment

berdasarkan prinsip teknologinya dapat dibedakan menjadi pretreatment fisika,

pretreatment kimia, pretreatment fisika kimia, serta pretreatment biologi (Hidayat,

2013). Faktor yang dapat memengaruhi proses pretreatment diantaranya adalah

jenis bahan, waktu, dan temperatur (Hermiati et al., 2010). Perbedaan kandungan

lignoselulosa yang terdapat dalam setiap limbah biomassa yang diteliti dalam

pustaka yang menjadi referensi penelitian ini akan mengakibatkan proses

pretreatment yang dibutuhkan pun berbeda baik metode maupun kondisi parameter

pretreatment-nya.

Hidrolisis merupakan reaksi katabolisme, yaitu pemecahan molekul besar

menjadi kecil. Pada proses pembuatan xilitol, hidrolisis digunakan untuk memecah

xilan menjadi xilosa menggunakan adisi oleh air. Untuk mendegradasinya dapat

menggunakan katalis asam maupun enzim (Indonesia et al., 2010). Beberapa faktor

yang dapat memengaruhi proses hidrolisis diantaranya adalah konsentrasi substrat,

konsentrasi enzim, suhu, pH dan waktu hidrolisis (Rahmawati & Sutrisno, 2015).

Perbedaan kadar hemiselulosa yang terdapat dalam setiap limbah biomassa yang

6
7

diteliti dalam pustaka yang menjadi referensi penelitian ini akan mengakibatkan

proses hidrolisis yang dilakukan pun berbeda baik metode maupun

kondisi parameter hidrolisisnya.

Fermentasi, berasal dari kata ferment yang berarti enzim, merupakan suatu

proses yang bekerja berdasarkan kerja enzim. Fermentasi mengubah struktur fisik

maupun kimia suatu senyawa atau bahan organik melalui proses biologis yang

dilakukan mikroorganisme. Fermentasi pada proses pembuatan xilitol digunakan

untuk mengubah xilosa menjadi xilitol dengan bantuan mikroorganisme (Indonesia

et al., 2010). Faktor yang mempengaruhi fermentasi diantaranya adalah medium

fermentasi, suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan (Kunaepah, 2008).

Jenis mikroba yang mengonversi xilosa menjadi xilitol diantaranya adalah ragi,

bakteri, dan fungi. Ragi adalah salah satu mikroorganisme terbaik dalam produksi

xilitol, terutama dari genus Candida, Debaryomyces, Saccharomyces, serta

Penicillium (Fairus et al., 2013). Perbedaan kadar xilosa yang terdapat dalam setiap

hidrolisat limbah biomassa hasil hidrolisis yang diteliti dalam pustaka yang menjadi

referensi penelitian ini akan mengakibatkan proses fermentasi yang dilakukan pun

berbeda baik metode maupun kondisi parameter fermentasinya.

Proses fermentasi dipantau dan diprediksi melalui model kinetikanya. Model

kinetika terdiri dari kinetika pertumbuhan, penggunaan substrat, dan pembentukan

produk (Gujarati, 2010). Kinetika pertumbuhan memperlihatkan laju pertumbuhan

biomassa selama proses reaksi berlangsung. Kinetika penggunaan substrat

menunjukkan laju pengurangan substrat yang telah digunakan selama proses reaksi

berlangsung. Sedangkan kinetika pembentukan produk menunjukkan laju

7
8

terbentuknya produk, dalam hal ini xilitol maupun etanol, selama proses reaksi

berlangsung. Parameter kinetika yang akan dibahas di dalam kajian literatur ini

diantaranya adalah koefisien perolehan jumlah sel kering per jumlah substrat yang

dikonsumsi (YX/S), koefisien perolehan jumlah xilitol per jumlah substrat yang

dikonsumsi (YP/S), koefisien perolehan jumlah etanol per jumlah substrat yang

dikonsumsi (YE/S), laju pertumbuhan sel (QX), dan laju pembentukan produk (QP).

Empat jenis limbah biomassa yang akan diteliti dalam kajian literatur ini

diantaranya adalah jerami padi, bagasse tebu, bonggol jagung, serta tandan kosong

kelapa sawit (TKKS). Karakteristik fisik maupun kimianya tentu berbeda-beda.

Perbedaan karakter fisik yang diantaranya kadar air, densitas, dan sifat termal serta

perbedaan komponen terutama komponen lignoselulosa yang terdapat dalam setiap

limbah biomassa mengakibatkan proses pembuatan xilitol tidak bisa dilakukan

menggunakan metode dan kondisi yang sama. Baik pretreatment, hidrolisis,

maupun fermentasi dilakukan dengan metode dan kondisi yang berbeda-beda.

Percobaan Ria Fatmawati (2009), produksi xilitol dari jerami padi dengan

delignifikasi menggunakan NaOH 1% (1:25 w/v, 2 jam, 55℃), kemudian

dihidrolisis dengan asam sulfat 0,3 M (45 menit, 121℃) dan dinetralkan dengan

NaOH 0,5 M sampai pH mencapai 5-7, lalu didetoksifikasi menggunakan arang

aktif 1% w/v (30 menit) sebelum kemudian difermentasi menggunakan khamir

Candida fukuyamaensis dengan mode batch (48 jam, 30℃, pH 6), menghasilkan

xilitol sebanyak 545,6 mg/L dan konversi terhadap substrat awal sebesar 1,6%

(Fatmawati, 2009).

8
9

Percobaan Emilda Ayu Febrianti (2021), produksi xilitol dari tandan kosong

kelapa sawit dengan delignifikasi menggunakan asam asetat (15 menit, 121℃),

kemudian dihidrolisis dengan enzim xilanase 1% (96 jam), lalu difermentasi

menggunakan khamir Debaryomyces hansenii dengan mode batch (96 jam, 30℃,

pH 5), menghasilkan xilitol sebanyak 286 mg/L dan YP/S=0,029 g/g (Febrianti, E.,

2020).

Dari dua penelitian di atas dapat dilihat bahwa bahan yang berbeda akan

menghasilkan konsentrasi xilitol yang berbeda pula, serta mekanisme yang

digunakan pun berbeda. Sehingga, pada kajian literatur ini akan dibahas proses

pembuatan xilitol menggunakan empat jenis limbah biomassa lignoselulosa,

dengan tiga metode pretreatment berbeda, dua metode hidrolisis, dan dengan

fermentasi menggunakan beberapa mikroba jenis khamir. Setelah itu akan dilihat

bagaimana pengaruh dari masing-masing komposisi komponen limbah biomassa

maupun proses serta kondisi prosesnya dalam pembuatan xilitol terhadap masing-

masing parameter kinetikanya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah yang akan

dibahas dalam kajian literatur ini diantaranya:

1. Bagaimana potensi, karakterisasi, serta komponen lignoselulosa dari

masing-masing biomassa limbah pertanian?

2. Bagaimana pengaruh proses pretreatment terhadap delignifikasi dari

masing-masing biomassa limbah pertanian?

9
10

3. Bagaimana pengaruh kondisi proses hidrolisis terhadap konversi xilan

menjadi xilosa?

4. Bagaimana pengaruh kondisi proses fermentasi serta mikroorganisme yang

digunakan terhadap konsentrasi xilitol yang dihasilkan?

5. Bagaimana nilai parameter kinetik lain yang dihasilkan dari masing-masing

biomassa limbah pertanian?

6. Bagaimana kombinasi yang sesuai antara metode produksi, jenis

mikroorganisme, berbagai jenis substrat biomassa, serta parameter produksi

yang terlibat untuk menghasilkan xilitol dengan kandungan tertinggi

berdasarkan kajian literatur?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari kajian literatur ini diantaranya:

1. Mengetahui potensi, karakterisasi, serta komponen lignoselulosa dari

masing-masing biomassa limbah pertanian

2. Mengetahui pengaruh proses pretreatment terhadap delignifikasi dari

masing-masing biomassa limbah pertanian

3. Mengetahui pengaruh kondisi proses hidrolisis terhadap konversi xilan

menjadi xilosa

4. Mengetahui pengaruh kondisi proses fermentasi serta mikroorganisme yang

digunakan terhadap konsentrasi xilitol yang dihasilkan

5. Mengetahui nilai parameter kinetik lain yang dihasilkan dari masing-masing

biomassa limbah pertanian

10
11

6. Mengetahui kombinasi yang sesuai antara metode produksi, jenis

mikroorganisme, berbagai jenis substrat biomassa, serta parameter produksi

yang terlibat untuk menghasilkan xilitol dengan kandungan tertinggi

berdasarkan kajian literatur

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diantaranya:

1. Memberikan informasi serta bukti ilmiah untuk para akademisi maupun

peneliti mengenai pemanfaatan biomassa pertanian khususnya jerami padi,

bagasse tebu, TKKS, serta bonggol jagung dalam pembuatan xilitol

2. Memberikan informasi kepada peneliti, akademisi, maupun pihak lain

mengenai kombinasi yang sesuai antara metode produksi, jenis

mikroorganisme, berbagai jenis substrat biomassa, serta parameter produksi

yang terlibat untuk menghasilkan xilitol dengan kandungan tertinggi

3. Memberikan pemecahan masalah dalam mengatasi banyaknya limbah

pertanian yang belum termanfaatkan dengan baik

11
BAB II

METODOLOGI

Hal-hal yang harus dilakukan saat mengkaji sebuah literatur adalah

mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data pustaka, membaca, mencatat,

menganalisis serta yang terakhir adalah mengolah data yang ditemukan untuk

kemudian disusun secara sistematis dalam suatu ulasan (review). Gambar 1 berikut

menggambarkan metode kajian literatur yang akan dilakukan,

Gambar 1. Diagram Alir Metode Kajian Literatur


Sumber: (Fink, 2014)

12
13

Metode penelitian dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pengumpulan dan

pengolahan data. Dalam pengumpulan data, dibagi lagi ke dalam beberapa tahap,

diantaranya ada pengidentifikasian masalah, penentuan sumber pustaka yang sesuai

dengan kriteria kelayakan beserta dengan inklusi maupun eksklusi, pengumpulan

data, dan terakhir adalah penyortiran (screening) berdasar kesesuaian pustaka

dengan topik yang akan dibahas. Lalu pada tahap pengolahan data hasil sortiran,

hal-hal yang dilakukan diantaranya adalah menganalisis, menginterpretasi, serta

mengkonfirmasi data. Kemudian jika data sudah terkonfirmasi maka akan

dimasukkan ke dalam ulasan, sedangkan data yang tidak terkonfirmasi akan disortir

ulang. Masing-masing tahapannya akan dibahas dalam sub-bab berikut.

2.1 Penetuan Rincian dan Batasan Masalah

Identifikasi poin-poin masalah dilakukan berdasarkan data pustaka dan

kemudian dipaparkan pada Diagram Ishikawa (Gambar 2). Berdasarkan identifikasi

masalah yang telah dilakukan, berikut topik yang akan dibahas dalam kajian

literatur ini diantaranya:

1. Biomassa limbah pertanian (jerami padi, TKKS, bagasse tebu, dan bonggol

jagung) sebagai sebagai bahan baku xilitol

a. Ketersediaan masing-masing limbah biomassa pertanian di Indonesia

b. Karakteristik serta komponen kimia yang terkandung dalam masing-

masing limbah biomassa pertanian dan bagaimana pengaruhnya

terhadap proses produksi xilitol

2. Metode pretreatment (delignifikasi):

13
14

a. Jenis pretreatment yang digunakan (fisika/kimia/fisika kimia/biologi)

3. Metode hidrolisis:

a. Pengaruh jenis hidrolisis (asam/enzimatis) terhadap konversi xilan

selama proses hidrolisis

b. Pengaruh kondisi parameter (suhu, waktu, pH) selama proses hidrolisis

4. Metode fermentasi:

a. Pengaruh mode fermentasi (batch/fedbatch) terhadap xilitol yang

dihasilkan selama proses fermentasi

b. Pengaruh media fermentasi terhadap xilitol yang dihasilkan selama

proses fermentasi

c. Pengaruh mikroorganisme yang digunakan terhadap xilitol yang

dihasilkan selama proses fermentasi

d. Pengaruh kondisi parameter (suhu, waktu, pH, dan oksigen) selama

proses fermentasi

5. Parameter kinetik (yield, laju pertumbuhan sel, laju pembentukan produk)

a. Pengaruh setiap proses dan kondisinya terhadap parameter kinetik lain

seperti yield, laju pertumbuhan sel, dan laju pembentukan

6. Limitasi dari kajian literatur yang dilakukan, diantaranya:

a. Biomassa yang digunakan adalah limbah lignoselulosa yang berasal dari

aktivitas pertanian dan agroindustri, diantaranya bagasse tebu, jerami

padi, tandan kosong kelapa sawit, dan bonggol jagung

b. Mikroorganisme yang digunakan adalah khamir

14
15

Gambar 2. Identifikasi Masalah melalui Diagram Ishikawa

2.2 Penentuan Sumber Pustaka

Data pustaka yang digunakan minimal harus berjumlah 25 dan harus berasal

dari jurnal, artikel ilmiah, maupun buku yang valid, kredibel, dan terpercaya, serta

memiliki keterkaitan dengan topik yang akan dibahas. Kriteria kelayakan situs

jurnal atau buku yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Sumber ilmiah yang telah melalui tahapan penelaahan sejawat (peer review).

2. Jurnal bereputasi berdasarkan impact factor (SCImago Journal & Country

Rank: http://www.scimago.com).

3. Situs yang berada dalam naungan organisasi atau institusi ternama.

4. Buku akademis yang ditulis dengan tujuan memberi informasi dan data atau

teori yang relevan.

5. Buku akademis yang diterbitkan oleh percetakan perguruan tinggi dan/atau

asosiasi profesional dengan daftar pustaka yang ekstensif sehingga tingkat

kepercayaannya meningkat.

15
16

6. Data hasil penelitian terkait yang belum dipublikasikan atau tidak dipaparkan

secara eksplisit dalam pustaka yang ada (unpublished results).

Penyortiran dilakukan berdasar kriteria yang telah ditentukan terhadap sumber

pustaka yang berhasil dikumpulkan untuk kemudian dimasukkan ke dalam kajian

literatur (kriteria inklusi) dan kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk menjadi

dasar bagi sumber pustaka yang berhasil dikumpulkan untuk tidak disertakan ke

dalam kajian literatur (kriteria eksklusi) (Fink, 2014). Kriteria inklusi dan eksklusi

yang digunakan terdapat pada Tabel 3 berikut

Tabel 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Pustaka


Tipe Kriteria Inklusi
Bahasa publikasi Bahasa inggris
Semua jurnal, artikel, dan buku yang sesuai dengan kriteria kelayakan
Jenis sumber
yang ditetapkan
Penulis Akademisi yang terkait dengan topik yang akan dibahas
Desain penelitian Eksperimental dan/atau studi dan literature review
Teori dasar: 1980-sekarang
Tahun publikasi
Pustaka utama yang teridentifikasi: 1990-sekarang
Konten/topik Sesuai dengan rincian topik pada sub bab 2.1
Tipe Kriteria Eksklusi
Peringkat Jurnal Tidak dapat diakses melalui SCImago Journal & Country Rank

2.3 Pengumpulan dan Penyortiran Data Pustaka

Sumber pustaka yang telah disortir dan sesuai dengan kriteria baik inklusi

maupun eksklusi kemudian digunakan untuk proses pengumpulan data pustaka

berdasar kata kunci yang sudah ditentukan sesuai topik. Fink (2014) menyebutkan

bahwa terdapat dua tahapan penyortiran yang harus dilakukan, diantaranya

1. Practical screening: proses penyortiran yang dilakukan untuk menentukan

pustaka yang memiliki potensi untuk digunakan karena sesuai dengan

kriteria.

16
17

2. Methodological screening: tujuan pertama penyortiran dilakukan adalah

untuk mengetahui kualitas pustaka yang dikumpulkan berdasarkan kriteria

pada Tabel 3 dan tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi pustaka

terbaik dalam kesesuaian metode yang digunakan para peneliti untuk

mengumpulkan hasil.

Pustaka yang berhasil dikumpulkan selanjutnya akan disortasi dengan cara

sebagai berikut:

1. Membaca judul pustaka untuk memperkirakan isi pustaka tersebut.

2. Membaca abstrak untuk mendapatkan gambaran secara singkat mengenai

isi pustaka dan untuk memberikan penilaian terhadap keterkaitan

permasalahan yang dibahas dalam pustaka dengan topik yang akan dibahas.

3. Melakukan klasifikasi data pustaka yang berhasil dikumpulkan berdasarkan

keterkaitan data terhadap topik kajian literatur serta validitas dan kesamaan

metode yang digunakan dalam pustaka yang berhasil dikumpulkan.

4. Membandingkan pustaka yang berhasil dikumpulkan dengan pustaka

lainnya dengan tujuan untuk menghindari adanya duplikasi.

5. Membaca dan mencatat bagian penting dari data pustaka secara sistematis,

kemudian menyusun data tersebut dalam bentuk rangkuman dan literature

mapping secara kronologis.

Jumlah pustaka yang telah diidentifikasi dan telah melalui uji kelayakan dan

penyortiran dihitung dengan cara seperti yang tertera dalam Gambar 3.

17
18

Gambar 3. Sistem Penentuan Jumlah Pustaka pada Review


(Fink, 2014)
Keterangan: n= jumlah Pustaka

2.4 Analisis, Interpretasi, dan Konfirmasi Data

Analisis dan interpretasi data dari pustaka yang telah dikumpulkan dan disortir

dilakukan sebagai berikut:

1. Penjelasan tentang metode produksi xilitol

2. Perbandingan konsentrasi xilitol yang dihasilkan dari berbagai khamir

dengan menggunakan masing-masing jenis hidrolisis

3. Penjelasan tentang pengaruh kandungan lignoselulosa terhadap konsentrasi

xilitol yang dihasilkan

18
19

4. Metode produksi xilitol yang sesuai

Konfirmasi data dilakukan dengan membandingkan data dari dua literatur atau

lebih yang serupa. Data yang tidak terkonfirmasi kemudian diinterpretasikan ulang

atau dibandingkan dengan data dari literatur lain atau dilakukan penyortiran

kembali untuk menentukan keterkaitannya dengan topik yang dibahas. Sedangkan

data yang sudah terkonfirmasi akan diselaraskan dan disusun ke dalam kajian

liiteratur secara deskriptif. Ulasan deskriptif yang dilakukan mengacu pada

interpretasi kesamaan serta perbedaan tujuan, metode, dan hasil penilaian dari

berbagai sumber pustaka yang telah dikumpulkan. Selanjutnya, kesimpulan dapat

diambil dari ulasan-ulasan literatur yang telah dilakukan.

2.5 Hasil Pengumpulan Data Pustaka

Jumlah pustaka yang telah diidentifikasi, lolos uji kelayakan dan penyortiran,

serta seluruh pustaka yang dilibatkan dalam kajian literatur disajikan pada Gambar

4. Sejumlah 32 pustaka didapat dari data base yang diakses secara daring dan

terdapat 7 pustaka yang tidak lolos kriteria. Pustaka yang tidak lolos kriteria

tersebut disebabkan oleh ketidaksesuaian pokok bahasan pustaka dengan rincian

topik dan kesesuaian dengan kriteria inkulsi maupun eksklusi. 25 pustaka yang

lolos uji kelayakan kemudian disortir untuk ditinjau ulang untuk mengetahui

kelayakan pustaka untuk dilibatkan dalam kajian literatur. Hal yang menjadikan

suatu pustaka lolos atau tidak lolos disajikan secara rinci pada lampiran 1.

19
20

Gambar 4. Hasil Penentuan Jumlah Pustaka


Keterangan : n= jumlah pustaka

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Arifan, F. (2019). Natural Xilan Production From Corncobs (Zea Mays L.) With
Extraction Method. KnE Social Sciences, 2019, 177–185.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i18.4711
Aziz, M. A., Uemura, Y., & Sabil, K. M. (2012). Characterization of Empty Fruit
Bunches (EFB) and Kernel Shell after Torrefaction. International
Conference Process Engineering on Advanced Material, June.
https://doi.org/10.13140/2.1.5188.5442
Ditjenbun. (2021). Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2019-2021.
Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia,
1–88. https://ditjenbun.pertanian.go.id/template/uploads/2021/04/BUKU-
STATISTIK-PERKEBUNAN-2019-2021-OK.pdf
Fairus, S., Kurniawan, R., Taufana, R., & Nugraha, A. S. (2013). Kajian
Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung Melalui Proses Fermentasi. Al-
Kauniyah, 6(2), 91–100.
Fatmawati, R. (2009). PRODUKSI XILITOL DARI HIDROLISAT
HEMISELULOSA JERAMI PADI (Oryza sativa) DENGAN KHAMIR
Candida fukuyamaensis UICC Y-247.
Febijanto, I. (2007). Potensi Biomassa Indonesia Sebagai Bahan Bakar Pengganti
Energi Fosil. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 9, 65–75.
Fink, A. (2014). Conducting research literature reviews: from the internet to
paper. Chapter 2. Searching and Screening. Part 1 : The Practical Screen
and Methodological Quality. 48–54.
Gujarati, D. (2010). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
関連指標に関する共分散構造分析Title. 5–7.
Herlambang, S., Rina, S., Santoso, P., & Sutiono, H. T. (2017). Biomassa sebagai
Sumber Energi Masa Depan. Buku Ajar, 1–51.
Hermiati, E., Mangunwidjaja, D., Sunarti, T. C., & Suparno, O. (2010).
Pemanfaatan biomassa lignoselulosa ampas tebu untuk produksi bioetanol.
29(4), 121–130.
Hidayat, M. R. (2013). Teknologi Pretreatment Bahan Lignoselulosa. Biopropal
Industri, 4(1), 33–48.

21
22

Indonesia, U., Matematika, F., Ilmu, D. A. N., Alam, P., Studi, P., & Kimia, I.
(2010). PRODUKSI XILITOL OLEH KHAMIR PENGHASIL ENZIM
XYLOSE REDUCTASE , CANDIDA FUKUYAMAENSIS UICC Y-247 DARI
HIDROLISAT LIMBAH SORGUM ( Sorghum TESIS.
Iqbal, H. M. N., Kyazze, G., & Keshavarz, T. (2013). Advances in the
valorization of lignocellulosic materials by biotechnology: An overview.
BioResources, 8(2), 3157–3176. https://doi.org/10.15376/biores.8.2.3157-
3176
Khalil, H. P. S. A., Alwani, M. S., Ridzuan, R., Kamarudin, H., & Khairul, A.
(2008). Chemical composition, morphological characteristics, and cell wall
structure of Malaysian oil palm fibers. Polymer - Plastics Technology and
Engineering, 47(3), 273–280. https://doi.org/10.1080/03602550701866840
Kulkarni, N., Shendye, A., & Rao, M. (1999). Molecular and biotechnological
aspects of xylanases. FEMS Microbiology Reviews, 23(4), 411–456.
https://doi.org/10.1016/S0168-6445(99)00006-6
Kunaepah, U. (2008). Aktivitas Antibakteri, Polifenol Total Dan Mutu Kimia Kefir
Susu Kacang Merah the Effect of Fermentation Duration and Glucose ….
http://eprints.undip.ac.id/17580/
Mahyati. (2017). Pemanfaatan Xylitol Dari Limbah Tongkol Jagung
Menggunakan Candida Tropicalis. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
(SNP2M), 2017, 71–74.
Parinduri, L., & Parinduri, T. (2020). Konversi Biomassa Sebagai Sumber Energi
Terbarukan. JET (Journal of Electrical Technology), 5(2), 88–92.
Perlakuan, P., Basa, A., Hidrolisis, D. A. N., Kadar, T., Reduksi, G., & Tebu, A.
(2015). Kadar gula reduksi ampas tebu Sutikno et al Kadar gula reduksi
ampas tebu. 20(2), 65–72.
Rahmawati, A. Y., & Sutrisno, A. (2015). Hidrolisis tepung ubi jalar ungu
(Ipomea batatas L.) secara enzimatis menjadi sirup glukosa fungsional:
kajian pustaka. Pangan Dan Agroindustri, 3(3), 1152–1159.
Statistik, B. P. (2020). Analisa Jagung dan Kedelai di Indonesia 2020 (Hasil
Survei Ubinan) (Vol. 2020).
Studi, P., Kimia, T., Jurusan, D., Kimia, T., Teknik, F., & Riau, U. (2020).

22
23

Pengaruh Waktu Dan Suhu Pretreatment Ampas Tebu Menggunakan Asam


Sulfat Encer. 7, 1–6.
Sunarti, T. C., & Richana, N. (2007). Produksi selulase oleh Trichoderma viride
pada media tongkol jagung dan fraksi selulosanya. In Jurnal Pascapanen
(Vol. 4, Issue 2, pp. 57–64).
Ui, F. (2008). Produksi xilitol dari hidrolisat tongkol jagung oleh khamir
penghasil enzim.
Wahyudi, R., Ivanto, M., & Juliandari, M. (2021). Potensi Nilai Kalor Biomassa
Dari Ampas Tebu (Bagasse) Yang Bersumber Dari Penjual Minuman Sari
Tebu Di Kota Pontianak. Jurnal Serambi Engineering, 6(1), 1639–1646.
https://doi.org/10.32672/jse.v6i1.2654
Yokoyama, S., & Yukihiko Matsumura. (2008). The Asian Biomass Handbook A
Guide for Biomass Production and Utilization Support Project for Building
Asian-Partnership for Environmentally Conscious Agriculture, Entrusted by
Ministry of Agriculture, Forestry, and Fisheries The Japan Institute of
Energy. 61–62.

23

Anda mungkin juga menyukai