USULAN
TIM PENGUSUL :
1. Dr. Efri Mardawati, S.TP, M.T (0012037804)
2. Devi Maulida Rahmah, STP., MT., PhD (0026068601)
3. Virly Lusiarieni Putri
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya
perekonomian Indonesia melalui berbagai sektor. Salah satu sektor yang paling
berpotensi adalah sektor pertanian. Berbagai tanaman hasil pertanian telah diolah
pengolahannya tersebut menimbulkan masalah baru, yaitu limbah atau yang lebih
yang dihasilkan melalui proses fotosintesis dan dapat digunakan sebagai sumber
limbah pertanian, kotoran ternak, dan lain sebagainya. Namun, umumnya biomassa
yang dimanfaatkan sebagai fuel adalah yang memiliki nilai ekonomi rendah, karena
Biomassa yang memiliki nilai ekonomi rendah salah satunya adalah limbah
menjadi sumber energi, yaitu sebanyak 146,7 juta ton per tahun dan 1/3 nya
1
2
tanaman pangan, maupun perkebunan. Limbah yang berasal dari tanaman ini dapat
diolah menjadi bahan bakar nabati. Pengolahan limbah menjadi bahan bakar nabati
dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel dan bioetanol (Parinduri & Parinduri,
2020).
Energi
Nilai Kalor Jumlah Limbah
No Jenis Limbah Potensial
(kJ/kg) (ton/tahun)
(MWh)
1 Bagasse Tebu 7.700a 1.917.630c 4.101.597
Tandan Kosong
2 5.000a 13.523.132c 18.782.127
Kelapa Sawit
3 Jerami Padi 15.200b 36.549.933d 154.321.939
4 Bonggol Jagung 13.000a 6.574.672e 23.741.871
Total 58.565.367 200.947.534
(Febijanto, 2007)a, (Yokoyama & Yukihiko Matsumura, 2008)b, (Ditjenbun,
Dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa total potensi energi dari empat tanaman
agroindustri pada tahun 2020 adalah 200.947.534 MWh. Limbah jerami padi
menyumbang potensi terbesar yaitu sebanyak 62,25% dari total empat limbah
2
3
sawit, 11,22% limbah bonggol jagung, dan sisanya yaitu sebesar 3,44% merupakan
pati, dan protein. Setiap biomassa memiliki komponen maupun persen komponen
yang berbeda. Karena komponennya berbeda maka struktur kimianya juga berbeda
mengandung selulosa dan lignin mempunyai potensi yang tinggi karena tersedia
dalam jumlah yang banyak (Herlambang et al., 2017). Sebagian besar biomassa
Limbah Biomassa
Komposisi dan Karakteristik Limbah Jerami Bagasse Bonggol
TKKS
Padi Tebu Jagung
Lignin (w/w %) 12a 20b 18c 24d
Selulosa (w/w%) 38a 45b 50c 65d
Hemiselulosa (w/w%) 25a 23b 30c 11d
Kadar Air (w/w%) 5-15a 3,28e 6,93f 6,43g
Kadar Abu (w/w%) 19,2a 0,77e 4,14f 1,86g
(Yokoyama & Yukihiko Matsumura, 2008)a, (Perlakuan et al., 2015)b, (Khalil et
al., 2008)c, (Sunarti & Richana, 2007)d, (Wahyudi et al., 2021)e, (Aziz et al., 2012)f,
(Arifan, 2019)g
3
4
bakunya adalah xilosa yaitu senyawa hasil hidrolisis xilan yang merupakan
polimerisasi dengan nilai kisaran ribu sampai puluhan ribu. Selulosa yang
karbon, seperti D-xilosa dan D-arabinosa, dan monosakarida dengan enam karbon,
lebih mudah terurai daripada selulosa, juga kebanyakan dapat larut dalam larutan
turunannya yang terikat secara tiga dimensi. Lignin berfungsi sebagai pelindung
Pati adalah polisakarida yang tersusun atas D-glukosa seperti selulosa. Akan
tetapi, antar monomernya berikatan secara α-glikosida. Perbedaan ikatan ini yang
menyebabkan pati dan selulosa berbeda. Ikatan ini membuat pati dapat larut dalam
4
5
Protein adalah biomolekul berukuran besar yang terbentuk dari asam amino
yang dipolimerisasi dengan derajat tinggi. Protein pada biomassa memiliki proporsi
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan selulosa, hemiselulosa, dan lignin
polimer dengan monomer penyusunnya adalah xilosa dengan ikatan β-1,4 glikosida
sebanyak 150-200 unit monomer (Kulkarni et al., 1999). Xilan yang dihidrolisis
akan menghasilkan xilosa yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan
Xilitol, atau spesifiknya adalah alditol, adalah salah satu karbohidrat alami
dengan gugus fungsi alkohol atau yang biasa disebut gula alkohol. Xilitol dapat
dibuat dari hemiselulosa melalui dua proses, yaitu hidrolisis dan fermentasi.
Hidrolisis merubah xilan menjadi xilosa lalu selanjutnya xilosa diubah menjadi
xilitol melalui proses fermentasi (Fairus et al., 2013). Xilitol merupakan pemanis
mempunyai nilai kalori yang lebih rendah daripada gula pada umumnya yaitu
sebesar 2,4 kal/gram dan tingkat kemanisan yang setara dengan sukrosa (Ui, 2008).
Xilitol dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pasta gigi karena bersifat non-
kariogenik, anti karies, dan prebiotik sehingga baik untuk kesehatan dan dapat
(Mahyati, 2017).
Proses produksi xilitol dari biomassa limbah pertanian melalui beberapa tahap,
5
6
jenis bahan, waktu, dan temperatur (Hermiati et al., 2010). Perbedaan kandungan
lignoselulosa yang terdapat dalam setiap limbah biomassa yang diteliti dalam
pretreatment yang dibutuhkan pun berbeda baik metode maupun kondisi parameter
pretreatment-nya.
menjadi kecil. Pada proses pembuatan xilitol, hidrolisis digunakan untuk memecah
xilan menjadi xilosa menggunakan adisi oleh air. Untuk mendegradasinya dapat
menggunakan katalis asam maupun enzim (Indonesia et al., 2010). Beberapa faktor
konsentrasi enzim, suhu, pH dan waktu hidrolisis (Rahmawati & Sutrisno, 2015).
Perbedaan kadar hemiselulosa yang terdapat dalam setiap limbah biomassa yang
6
7
diteliti dalam pustaka yang menjadi referensi penelitian ini akan mengakibatkan
Fermentasi, berasal dari kata ferment yang berarti enzim, merupakan suatu
proses yang bekerja berdasarkan kerja enzim. Fermentasi mengubah struktur fisik
maupun kimia suatu senyawa atau bahan organik melalui proses biologis yang
fermentasi, suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan (Kunaepah, 2008).
Jenis mikroba yang mengonversi xilosa menjadi xilitol diantaranya adalah ragi,
bakteri, dan fungi. Ragi adalah salah satu mikroorganisme terbaik dalam produksi
Penicillium (Fairus et al., 2013). Perbedaan kadar xilosa yang terdapat dalam setiap
hidrolisat limbah biomassa hasil hidrolisis yang diteliti dalam pustaka yang menjadi
referensi penelitian ini akan mengakibatkan proses fermentasi yang dilakukan pun
menunjukkan laju pengurangan substrat yang telah digunakan selama proses reaksi
7
8
terbentuknya produk, dalam hal ini xilitol maupun etanol, selama proses reaksi
berlangsung. Parameter kinetika yang akan dibahas di dalam kajian literatur ini
diantaranya adalah koefisien perolehan jumlah sel kering per jumlah substrat yang
dikonsumsi (YX/S), koefisien perolehan jumlah xilitol per jumlah substrat yang
dikonsumsi (YP/S), koefisien perolehan jumlah etanol per jumlah substrat yang
dikonsumsi (YE/S), laju pertumbuhan sel (QX), dan laju pembentukan produk (QP).
Empat jenis limbah biomassa yang akan diteliti dalam kajian literatur ini
diantaranya adalah jerami padi, bagasse tebu, bonggol jagung, serta tandan kosong
Perbedaan karakter fisik yang diantaranya kadar air, densitas, dan sifat termal serta
Percobaan Ria Fatmawati (2009), produksi xilitol dari jerami padi dengan
dihidrolisis dengan asam sulfat 0,3 M (45 menit, 121℃) dan dinetralkan dengan
Candida fukuyamaensis dengan mode batch (48 jam, 30℃, pH 6), menghasilkan
xilitol sebanyak 545,6 mg/L dan konversi terhadap substrat awal sebesar 1,6%
(Fatmawati, 2009).
8
9
Percobaan Emilda Ayu Febrianti (2021), produksi xilitol dari tandan kosong
kelapa sawit dengan delignifikasi menggunakan asam asetat (15 menit, 121℃),
menggunakan khamir Debaryomyces hansenii dengan mode batch (96 jam, 30℃,
pH 5), menghasilkan xilitol sebanyak 286 mg/L dan YP/S=0,029 g/g (Febrianti, E.,
2020).
Dari dua penelitian di atas dapat dilihat bahwa bahan yang berbeda akan
digunakan pun berbeda. Sehingga, pada kajian literatur ini akan dibahas proses
dengan tiga metode pretreatment berbeda, dua metode hidrolisis, dan dengan
fermentasi menggunakan beberapa mikroba jenis khamir. Setelah itu akan dilihat
maupun proses serta kondisi prosesnya dalam pembuatan xilitol terhadap masing-
9
10
menjadi xilosa?
menjadi xilosa
10
11
11
BAB II
METODOLOGI
menganalisis serta yang terakhir adalah mengolah data yang ditemukan untuk
kemudian disusun secara sistematis dalam suatu ulasan (review). Gambar 1 berikut
12
13
Metode penelitian dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu pengumpulan dan
pengolahan data. Dalam pengumpulan data, dibagi lagi ke dalam beberapa tahap,
dengan topik yang akan dibahas. Lalu pada tahap pengolahan data hasil sortiran,
dimasukkan ke dalam ulasan, sedangkan data yang tidak terkonfirmasi akan disortir
masalah yang telah dilakukan, berikut topik yang akan dibahas dalam kajian
1. Biomassa limbah pertanian (jerami padi, TKKS, bagasse tebu, dan bonggol
13
14
3. Metode hidrolisis:
4. Metode fermentasi:
proses fermentasi
proses fermentasi
14
15
Data pustaka yang digunakan minimal harus berjumlah 25 dan harus berasal
dari jurnal, artikel ilmiah, maupun buku yang valid, kredibel, dan terpercaya, serta
memiliki keterkaitan dengan topik yang akan dibahas. Kriteria kelayakan situs
1. Sumber ilmiah yang telah melalui tahapan penelaahan sejawat (peer review).
Rank: http://www.scimago.com).
4. Buku akademis yang ditulis dengan tujuan memberi informasi dan data atau
kepercayaannya meningkat.
15
16
6. Data hasil penelitian terkait yang belum dipublikasikan atau tidak dipaparkan
literatur (kriteria inklusi) dan kriteria tertentu yang telah ditetapkan untuk menjadi
dasar bagi sumber pustaka yang berhasil dikumpulkan untuk tidak disertakan ke
dalam kajian literatur (kriteria eksklusi) (Fink, 2014). Kriteria inklusi dan eksklusi
Sumber pustaka yang telah disortir dan sesuai dengan kriteria baik inklusi
berdasar kata kunci yang sudah ditentukan sesuai topik. Fink (2014) menyebutkan
kriteria.
16
17
mengumpulkan hasil.
sebagai berikut:
permasalahan yang dibahas dalam pustaka dengan topik yang akan dibahas.
keterkaitan data terhadap topik kajian literatur serta validitas dan kesamaan
5. Membaca dan mencatat bagian penting dari data pustaka secara sistematis,
Jumlah pustaka yang telah diidentifikasi dan telah melalui uji kelayakan dan
17
18
Analisis dan interpretasi data dari pustaka yang telah dikumpulkan dan disortir
18
19
Konfirmasi data dilakukan dengan membandingkan data dari dua literatur atau
lebih yang serupa. Data yang tidak terkonfirmasi kemudian diinterpretasikan ulang
atau dibandingkan dengan data dari literatur lain atau dilakukan penyortiran
data yang sudah terkonfirmasi akan diselaraskan dan disusun ke dalam kajian
interpretasi kesamaan serta perbedaan tujuan, metode, dan hasil penilaian dari
Jumlah pustaka yang telah diidentifikasi, lolos uji kelayakan dan penyortiran,
serta seluruh pustaka yang dilibatkan dalam kajian literatur disajikan pada Gambar
4. Sejumlah 32 pustaka didapat dari data base yang diakses secara daring dan
terdapat 7 pustaka yang tidak lolos kriteria. Pustaka yang tidak lolos kriteria
topik dan kesesuaian dengan kriteria inkulsi maupun eksklusi. 25 pustaka yang
lolos uji kelayakan kemudian disortir untuk ditinjau ulang untuk mengetahui
kelayakan pustaka untuk dilibatkan dalam kajian literatur. Hal yang menjadikan
suatu pustaka lolos atau tidak lolos disajikan secara rinci pada lampiran 1.
19
20
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Arifan, F. (2019). Natural Xilan Production From Corncobs (Zea Mays L.) With
Extraction Method. KnE Social Sciences, 2019, 177–185.
https://doi.org/10.18502/kss.v3i18.4711
Aziz, M. A., Uemura, Y., & Sabil, K. M. (2012). Characterization of Empty Fruit
Bunches (EFB) and Kernel Shell after Torrefaction. International
Conference Process Engineering on Advanced Material, June.
https://doi.org/10.13140/2.1.5188.5442
Ditjenbun. (2021). Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2019-2021.
Direktorat Jendral Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia,
1–88. https://ditjenbun.pertanian.go.id/template/uploads/2021/04/BUKU-
STATISTIK-PERKEBUNAN-2019-2021-OK.pdf
Fairus, S., Kurniawan, R., Taufana, R., & Nugraha, A. S. (2013). Kajian
Pembuatan Xilitol dari Tongkol Jagung Melalui Proses Fermentasi. Al-
Kauniyah, 6(2), 91–100.
Fatmawati, R. (2009). PRODUKSI XILITOL DARI HIDROLISAT
HEMISELULOSA JERAMI PADI (Oryza sativa) DENGAN KHAMIR
Candida fukuyamaensis UICC Y-247.
Febijanto, I. (2007). Potensi Biomassa Indonesia Sebagai Bahan Bakar Pengganti
Energi Fosil. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 9, 65–75.
Fink, A. (2014). Conducting research literature reviews: from the internet to
paper. Chapter 2. Searching and Screening. Part 1 : The Practical Screen
and Methodological Quality. 48–54.
Gujarati, D. (2010). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
関連指標に関する共分散構造分析Title. 5–7.
Herlambang, S., Rina, S., Santoso, P., & Sutiono, H. T. (2017). Biomassa sebagai
Sumber Energi Masa Depan. Buku Ajar, 1–51.
Hermiati, E., Mangunwidjaja, D., Sunarti, T. C., & Suparno, O. (2010).
Pemanfaatan biomassa lignoselulosa ampas tebu untuk produksi bioetanol.
29(4), 121–130.
Hidayat, M. R. (2013). Teknologi Pretreatment Bahan Lignoselulosa. Biopropal
Industri, 4(1), 33–48.
21
22
Indonesia, U., Matematika, F., Ilmu, D. A. N., Alam, P., Studi, P., & Kimia, I.
(2010). PRODUKSI XILITOL OLEH KHAMIR PENGHASIL ENZIM
XYLOSE REDUCTASE , CANDIDA FUKUYAMAENSIS UICC Y-247 DARI
HIDROLISAT LIMBAH SORGUM ( Sorghum TESIS.
Iqbal, H. M. N., Kyazze, G., & Keshavarz, T. (2013). Advances in the
valorization of lignocellulosic materials by biotechnology: An overview.
BioResources, 8(2), 3157–3176. https://doi.org/10.15376/biores.8.2.3157-
3176
Khalil, H. P. S. A., Alwani, M. S., Ridzuan, R., Kamarudin, H., & Khairul, A.
(2008). Chemical composition, morphological characteristics, and cell wall
structure of Malaysian oil palm fibers. Polymer - Plastics Technology and
Engineering, 47(3), 273–280. https://doi.org/10.1080/03602550701866840
Kulkarni, N., Shendye, A., & Rao, M. (1999). Molecular and biotechnological
aspects of xylanases. FEMS Microbiology Reviews, 23(4), 411–456.
https://doi.org/10.1016/S0168-6445(99)00006-6
Kunaepah, U. (2008). Aktivitas Antibakteri, Polifenol Total Dan Mutu Kimia Kefir
Susu Kacang Merah the Effect of Fermentation Duration and Glucose ….
http://eprints.undip.ac.id/17580/
Mahyati. (2017). Pemanfaatan Xylitol Dari Limbah Tongkol Jagung
Menggunakan Candida Tropicalis. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
(SNP2M), 2017, 71–74.
Parinduri, L., & Parinduri, T. (2020). Konversi Biomassa Sebagai Sumber Energi
Terbarukan. JET (Journal of Electrical Technology), 5(2), 88–92.
Perlakuan, P., Basa, A., Hidrolisis, D. A. N., Kadar, T., Reduksi, G., & Tebu, A.
(2015). Kadar gula reduksi ampas tebu Sutikno et al Kadar gula reduksi
ampas tebu. 20(2), 65–72.
Rahmawati, A. Y., & Sutrisno, A. (2015). Hidrolisis tepung ubi jalar ungu
(Ipomea batatas L.) secara enzimatis menjadi sirup glukosa fungsional:
kajian pustaka. Pangan Dan Agroindustri, 3(3), 1152–1159.
Statistik, B. P. (2020). Analisa Jagung dan Kedelai di Indonesia 2020 (Hasil
Survei Ubinan) (Vol. 2020).
Studi, P., Kimia, T., Jurusan, D., Kimia, T., Teknik, F., & Riau, U. (2020).
22
23
23