Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

Hal.
BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………………... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 3
BAB 3. METODE RISET …………………………………………………… 6
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset ………………………………… 6
3.2 Bahan dan Alat .………………………………………………………… 6
3.3 Variabel Riset …………………………………………………………... 6
3.4 Tahapan Riset ………………………………………………………….. 6
3.5 Prosedur Riset …………………………………………………………. 6
3.6 Indikator Ketercapaian …………………………………………………. 7
3.7 Analisis Data …………………………………………………………… 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ……………………………… 9
4.1 Anggaran Biaya ……………………………………………………. 9
4.2 Jadwal Kegiatan …………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping …………. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan …………………………………. 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksan dan Pembagian Tugas ……... 17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ……………………………… 18

i
1

BAB I. PENDAHULUAN

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi


dengan potensi sumberdaya perikanan yang cukup tinggi sehingga perlu
didorong untuk melakukan percepatan pengembangan ekonomi laut, NTT
memiliki luas laut ± 200.000 km2 dengan panjang garis pantai mencapai 5.700
km2. Produksi perikanan yang dimiliki diantaranya memiliki nilai ekonomis
tinggi seperti Tuna, Cakalang, Tongkol, Kerapu, Kepiting, Udang, Kerang,
Cumi-Cumi, Lobster, dan Taripang. Produksi perikanan NTT dari tahun 2017-
2021 mengalami peningkatan, dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel. Produksi Perikanan dan Jumlah Konsumsi Ikan Provinsi NTT tahun
2017-2021
Tahun Produksi Perikanan (Ton) Konsumsi Ikan (%)
2017 1.840.355 39,73
2018 4.198.029 42,13
2019 3.116.772 46,26
2020 4.196.688 46,65
2021 4.388.896 47,07
Sumber data diolah: KKP Provinsi NTT, 2023

Produksi perikanan yang meningkat menyebabkan peningkatan


konsumsi ikan oleh masyarakat, dalam Tabel 1 tingkat konsumsi ikan
mengalami peningkatan dari tahun 2017-2021. Tingginya konsumsi ikan
menghasilkan produk sampingan berupa limbah perikanan seperti sisik ikan,
tulang ikan, dan dari krustase seperti cangkang kepiting, cangkang lobster, dan
cangkang udang. Selama ini pemanfaatan sumberdaya laut hanya
dimanfaatankan bagian dagingnya saja yang dijadikan produk olahan seperti
keripik ikan, abon, bakso, nuget, penpek, dan sosis.

Limbah merupakan hasil sampingan proses pengolahan atau sisa bahan


baku dengan kualitas sangat rendah, dan apabila tidak dikelola atau
dimanfaatankan dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Di
antara limbah-limbah ini ada yang dimanfaatkan lebih lanjut yaitu limbah sisik
ikan dan limbah cangkang kepiting.
Sisik ikan merupakan limbah yang belum dimanfaatkan dengan
optimal, selama ini sisik ikan dimanfaatkan sebagai sumber kolagen. Dengan
memanfaatkan limbah sisik ikan sebagai bahan baku pembuatan kitosan maka
dapat mengurangi pencemaran air, udara, dan tanah (Dian Indah Pratiwi dan
Jurusan 2019) .
Cangkang kepiting mengandung kitosan paling banyak dibanding
krustasea lainnya, kitosan pada cangkang kepiting sebesar 71% (Muzzarelli,
1985), yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Senyawa yang terkandung dalam cangakang kepiting yaitu kitin merupakan
2

tiga besar dari polisakarida yang paling banyak di temukan selain selulosa dan
starch (zat tepung) yang akan menghasilkan kitosan (Sartika 2016). Kitosan
yang diisolasi dari cangkang kepiting dapat digunakan sebagai adsorben,
limbah logam berat dan zat warna, pengawet, anti jarnur, kosmetik, farmasi,
flokulan, anti kanker, dan anti bakteri. Kitin biopolimer alami terbesar kedua
yang dapat ditemukan di alam setelah selulosa. Kitin dapat diperoleh dari
arthropoda, jamur, dan ragi tetapi sumber komersial yang penting adalah
eksoskleton dari kepiting. Kandungan kitin pada kulit udang mencapai 42%-
57%, sedangkan pada cangkang kepiting mencapai 50%- 60%. Kitin larut
dalam asam-asam mineral yang pekat seperti HCl, HNO3 dan
H2SO4 sedangkan kitosan dapat diperoleh dengan mengkonversi kitin
diperoleh dengan mengkonversi kitin (Sartika 2016).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembuatan kitosan


dari limbah sisik ikan dan cangkang kepiting, perbandingan sifat kitosan dari
limbah sisik ikan dan limbah cangkang kepiting. Serta memberikan informasi
pada masyarakat tentenag pemanfaatan limbah perikanan menjadi kitosan.
Luaran riset diharapkan dapat dipublikasikan di jurnal terakreditasi Sinta.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perlu dilakukan
penelitian yang berjudul Sintesis dan Karakterisasi Kitosan dari Limbah
Sisik Ikan dan Cangkang Kepiting Buangan Pasar Malam Kota Kupang.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Kitosan
Kitosan merupakan polisakarida alami yang terdiri dari kopolimer
glukosamin dan N–asetilglukosamin, dapat diperoleh dari deasetilasi kitin.
Kitosan dapat pula diperoleh dari kitin yang direaksikan dengan NaOH. Pada
proses deasetilasi terjadi substitusi gugus amino (NH2). Besarnya substitusi
yang terjadi disebut tingkat deasetilasi atau derajat deasetilasi. Keberhasilan
proses deasetilasi dipengaruhi oleh konsentrasi NaOH, suhu dan lamanya
proses deasetilasi. Adanya gugus amina pada kitosan menjadikan kitosan
bermuatan parsial positif kuat, yang menyebabkan kitosan dapat menarik
molekul-molekul yang bermuatan parsial negatif seperti minyak, lemak dan
protein. Sifat inilah yang kemudian membuat kitosan memiliki manfaat yang
banyak. Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial
dalam industri pangan, kosmetika, pertanian, farmasi, pengolahan limbah dan
penjernihan air (Sartika 2016).
Kitosan diperoleh dengan tiga proses yaitu proses demineralisasi,
deproteinasi dan deasetilisasi. Proses deproteinasi bertujuan untuk
menghilangkan kandungan protein. Proses demineralisasi bertujuan untuk
menghilangkan kandungan mineral dengan menggunakan larutan asam seperti
HCl. Setelah melewati dua proses ini terbentuklah kitin. Setelah itu kitin diolah
pada proses yang terakhir yaitu proses deasetilisasi yang bertujuan
menghilangkan gugus asetil dan digantikan oleh gugus amina (Ramadhani, dkk
2021.

Gambar 1. Struktur kitosan


Suatu molekul dikatakan kitin bila mempunyai derajat deasetilasi (DD)
sampai 10% dan kandungan nitrogennya kurang dari 7%. Dan dikatakan
kitosan bila nitrogen yang terkandung pada molekulnya lebih besar dari 7%
berat dan derajat deasetilasi (DD) lebih dari 70% (Susanti dan Purwanti, 2019).
4

Tabel 2. Standard Kitosans


Deasetilasi ≥ 70% jenis teknis dan >95% jenis
pharmasika
Kadar abu Umumnya <1%
Kadar air 2-10%
Kelarutan Hanya pada pH ≥ 6
Kadar nitrogen 7-8,4%
Warna Putih sampai kuning pucat
Ukuran partikel 5 ASTM Mesh
Viscositas 309 cps
E colli Negatif
Salmonella Negatif
Sumber : Muzzarelli (1985) dan Austin 1988 dalam Susanti dan Purwanti 2019).

Limbah Sisik Ikan

Gambar 2. Limbah Sisik Ikan

Sisik ikan merupakan hasil dari kegiatan perikanan yang dibuang begitu
saja. Sisik ikan yang dibuang dapat menjadi limbah yang memiliki dampak
yang kurang baik terhadap linkungan. Sisik ikan jika diolah lebih lanjut
memiliki kandungan kitin yang dapat di ubah menjasi kitosan. Sisik ikan
memiliki kandungan kitosan yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kegunaannya (Ramadhani dan Firdhausi 2021). Limbah sisik ikan merupakan
bahan yang mengandung kitin dan dapat dijadikan sumber pembuatan kitosan.
Sisik ikan yang sudah dikeringkan secara umum mengandung 30-40% protein,
30-50% mineral, dan 20-30% kitin (La Ifa et al. 2018).
Limbah Cangkang Kepiting

Gambar 3. Limbah Cangkang Kepiting

Salah satu pemanfaatan limbah cangkang kepiting adalah pengolahan


menjadi kitosan. Cangkang kepiting yang mengandung senyawa kimia. Kitin
dan kitosan merupakan limbah yang mudah didapat dan tersedia dalam jumlah
yang banyak, yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal. Kitosan
yang diisolasi dari cangkang kepiting dapat digunakan sebagai adsorben.
5

Gugus –NH2 mempunyai sepasang elektron bebas, itu berarti mempunyai


sifat basa atau dalam larutan (air) akan meningkatkan pH sistem. Peningkatan
pH sistem tentu saja dapat mengubah sifat asam basa permukaan yang berarti
juga akan mempengaruhi kekuatan ikatan atau selektifitas pengikatan ion
logam (Pala’langan, dkk 2017)
Secara umum, cangkang kepiting mengandung protein (15,60% -
23,90%), kalsium karbonat (53,70% - 78,40%) dan kitin (18,70% - 32,20%)
(Focher dkk., 1992) Berdasarkan kandungan tersebut limbah kepiting tidak
hanya digunakan sebatas itu saja, sebab limbah tersebut merupakan sumber
potensial pembuatan kitin dan kitosan, yakni biopolimer yang secara komersial
potensial dalam berbagai bidang dan industri yang dapat diteliti dan
dikembangkan manfaatnya (Maidin 2017)
Menfaat kitosan antara lain sebagai bahan baku obat, kosmetik, pakan
ternak, industri membran, biokimia, bioteknologi, pangan, pengolahan limbah,
industri perkayuan, polimer, industri kertas dan lain-lain (Aji 2012).
6

BAB 3. METODE RISET

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 bulan terhitung dari bulan
April sampai dengan Agustus 2023. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium
Perikanan Universitas Muhammadiyah Kupang dan Laboraturium Nutrisi
Politani Kupang.

Alat dan Bahan


a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rangkaian alat
ekstraksi, beaker glass, neraca analitik, kertas saring, pengaduk kaca, gelas
ukur, labu takar, corong kaca, oven, desikator, penyaring buchner.
b. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah sisik
ikan, limbah cangkang kepiting, asam klorida 1N, NaOH, asam asetat, HCI,
dan aquades.

Variabel Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan
pada proses pembuatan kitosan yaitu:
a. Konsentrasi larutan NaOH (60°C, 70°C, 80°C, 90°C dan 100°C)
b. Volume pelarut (50 mL, 60 mL, 70 mL, 80 mL dan 90 mL)
Prosedur Penelitian
a. Persiapan Awal
Sisik ikan dan cangkang kepiting dicuci bersih dan dikeringkan
dibawah sinar matahari hingga kering, kemudian sisik ikan dan cangkang
kepiting disangrai.
b. Tahap Pembuatan Kitin
a) Deproteinasi
Proses ini dilakukan pada suhu 65 °C dengan menggunakan larutan NaOH
5% sebanyak 100 mL dengan perbandingan sisik ikan dan cangkang
kepiting dengan NaOH (1 gram sisik dan cangkang kepiting/mL NaOH)
dan diaduk selama 2 jam. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas
saring, dan endapan yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aquadest
sampai pH netral, kemudian dikeringkan dengan oven.
b) Demineralisasi
Untuk menghilangkan mineralnya ditambahkan HCl 1N sebanyak 100 mL
dengan perbandingan sisik ikan dan cangkang kepiting setelah de-
proteinasi dengan NaOH (1 g serbuk/ml NaOH) kedalam beaker glass.
Kemudian direndam pada suhu 30°C (suhu kamar) selama 30 menit. Hasil
yang didapatkan disaring dengan penyaring buchner yang diberi kertas
saring. Lalu dicuci dengan aquadest sampai pH netral. Padatan yang
7

diperoleh, dikeringkan kembali pada suhu kamar. Hasil dari proses ini
disebut kitin.
c. Tahap Pembuatan Kitosan
Kitin 10 gram dimasukan ke dalam beaker glass, ditambahkan 50 mL
NaOH 40%, dipanaskan pada suhu 60ºC sambil diaduk selama 2 jam.
Kemudian diulangi untuk volume NaOH 60 mL, 70 mL, 80 mL, dan 90 mL
dengan suhu 70ºC, 80ºC, 90ºC, dan 100ºC, berat kitin dan lama pengadukan
tetap, Larutan kitin disaring dan dicuci sampai pH netral. Keringkan pada
suhu 30ºC (suhu kamar). Kitosan yang dihasilkan ditimbang, dianalisis kadar
air, rendemen dan derajat deasetilasi. Selanjutnya kitosan yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan FTIR untuk mengetahui Derajat Deasetilasi
(DD) (Trisnawati, E dkk, 2013 dalam Susanti dan Purwanti, 2019).
Prosedur riset dijelaskan dalam Tabel 3, berikut:
Tabel 3. Indikator Ketercapaian Kitosan pada sisik ikan dan cangkang kepiting.
Prosedur Penelitian Tahap Indikator Ketercapaian
Pembuatan Kitin Deproteinase Kitin dengan kandungan protein yang lebih
sedikit
Demineralisasi Kitin dengan kandungan mineral yang lebih
sedikit
Pembuatan Kitosan Karakteristik Spektrum Diperoleh gugus fungsi yang membuktikan
FTIR diperolehnya produk kitosan

Analisis Data
1. Analisis Kadar Air
• Pada Bahan Baku
Pengujian ini dilakukan dengan metode gravimetri yaitu dengan cara
menimbang berat sisik ikan yang telah disangrai sebanyak 10 gram,
kemudian dilakukan proses pengeringan menggunakan oven pada suhu
105ºC selama 30 menit. Kemudian dimasukkan kedalam desikator selama 5
menit untuk selanjutnya ditimbang kembali. Lakukan pengulangan proses
tersebut hingga diperoleh berat konstan.
• Pada Produk Kitosan
Produk kitosan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105ºC
selama 30 menit. Kemudian dimasukkan kedalam desikator selama 5 menit
untuk selanjutnya ditimbang kembali. Lakukan pengulangan proses tersebut
hingga diperoleh berat konstan. Kadar air dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Kadar air (%) = berat sampel awal – berat sampel akhir X 100%
Berat sampel awal

2. Analisis Rendemen Kitosan


Kitosan yang telah dihasilkan dilakukan analisis untuk mengetahui
rendemen pada kitosan yang dihasilkan. Analisis Rendemen kitosan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
8

𝐴
Rendemen : (%) = 𝐵 𝑥100%
Dengan:
A = Berat Kitosan kering yang dihasilkan bebas air (gram)
B = Berat Kitin kering bebas air (gram)
3. Analisis Derajat Deasetilas
Penentuan DD dengan spektroskopi IR dilakukan dengan metode base
line Domszy & Robert (Khan dkk., 2002) dengan mencatat puncak tertinggi
dan mengukur pita dasar yang dipilih. Rumus untuk perhitungan base line
adalah :
𝐴1655 100
DD = 100- [(𝐴3450 )X1,33]

Dengan:

𝐴1655 : Absorbansi pada bilangan gelombang 1655 cm-1 yang menunjukkan


serapan karbonil dari amida.

𝐴4350 : Absorbansi bilangan gelombang 3450 cm-1 yang menunjukkan serapan


hidroksil dan digunakan sebagai standar internal.
𝐴1655
Faktor 1,33: Nilai perbandingan untuk kitosan yang terdeasetilasi 100%.
𝐴3450
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Adapun anggaran biaya dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
1. Bahan Habis Pakai (ATK, kertas, Bahan- Belmawa 4.300.000
bahan) Perguruan Tinggi 700.000
Sub Total Bahan Habis pakai1 5.000.000
2. Sewa dan Jasa (Karakterisasi FTIR, Gel Belmawa 1.000.000
Strenght) Perguruan Tinggi 300.000
Sub Total Sewa dan Jasa2 1.300.000
3. Transportasi (Pengiriman sampel, Belmawa 1.500.000
Transportasi pembelian) Perguruan Tinggi 300.000
Sub Total Tarnsportasi3 1.800.000
4. Lain-lain Belmawa 850.000
Biaya komunikasi, publikasi, adsense media Perguruan Tinggi 200.000
sosial
1.050.000
Jumlah 9.150.000

Belmawa 7.650.000
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi 1.500.000
Jumlah 9.150.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Jadwal Kegiatan PKM-RE disajikan pada table berikut:
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan
NO Jenis kegiatan Bulan Person Penanggung
Jawab
1 2 3 4 5
1 Diskusi penyimpangan riset alat Lian,Avi,Metri
bahan,peminjaman lab
2 Preprasi,sampel,alat,bahan Lian,Avi,Metri
3 Tahap pembuatan kitin Lian,Metri
a.Deprotinasi
b,Demineralisasi
4 Tahap pembuatan kitosan Lian,Avi
5 Pengelolahan dan analisis data Lian,Avi,Metri
6 Laporan kemajuan Lian,Avi
7 Pembuatan video untuk adsense Avi,Metri
8 Laporan akhir dan publikasi Lian,Avi,Metri
10

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Amri. 2012. “Pembuatan Kitosan Sari Limbah Cangkang Kepiting.” Jurnal
Teknologi Kimia Unimal 1(1): 79–90.
Dian Indah Pratiwi, Ani Purwanti, dan Jurusan. 2019. “Pembuatan Kitosan Dari
Limbah Sisik Ikan.” Jurnal Inovasi Proses 4(1): 23–28.
La Ifa, La Ifa, Andi Artiningsih, Julniar Julniar, dan Suhaldin Suhaldin. 2018.
“Pembuatan Kitosan Dari Sisik Ikan Kakap Merah.” Journal Of Chemical
Process Engineering 3(1): 43.
Maidin, Alfian Nasir. 2017. “Produksi Kitosan dari Limbah Cangkang Kepiting
Rajungan (Portunidae) secara Enzimatis dan Aplikaasinya sebagai Penurunan
Kolesterol.” Tesis Unhas: 1–14.
Pala’langan, Thrysantia Angelin, Sinardi, dan ASry Iryani. 2017. “Studi
Karakterisasi Kirosan dari Cangkang Kepiting Bakau (scylla olivacea) sebagai
Penjernih Air Pada Air Sumur.” Prosding Seminar Nasional (November):
248–56.
Ramadhani, Ajeng Ayu, dan Nirmala Fitria Firdhausi. 2021. “Potensi Limbah Sisik
Ikan Sebagai Kitosan dalam Pembuatan Bioplastik.” JURNAL Al-AZHAR
INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI 6(2): 90.
Sartika, Irza Dewi. 2016. “Isolasi dan Karakterisasi Kitosan dari Cangkang
Rajungan (Portunus pelagicus).” Jurnal Biosains Pascasarjana 18(2): 98.
Muzzarelli, R.A.A., (1985), “Chitin in the Polysacarides”, vol. 3, pp. 147, Aspinall
(ed) Academic precc Inc., Orlando, San Diego.
11
12
13
14

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Luthfiah Usman, S.P., M.Si
gelar)
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
4 NIP/NIDN 1519059301
5 Tempat dan Tanggal Lahir Flores Timur, 19 Mei 1993
6 Alamat Email luthfyahusman@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085238877654

B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1) Pertanian/Agribisnis Universitas Nusa Cendana 2016
2 Magister (S2) Ilmu Perikanan Universitas Hasanuddin 2021

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT (dalam 5 tahun terakhir)


Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Teknologi Alat Penangkapan Ikan Wajib 3
2 Metode Penangkapan Ikan Wajib 3
3 Perencanaan Industri Perikanan Tangkap Wajib 3
4 Meteorologi Laut Wajib 3
5 Ekonomi Produksi Perikanan Wajib 3
6 Peraturan dan strategi perundang-undangan Perikanan Wajib 3
Riset
No Judul Riset Penyandang Tahun
Dana
1 Strategi Mempertahankan Kearifan Pribadi 2023
Lokal Hading-Hoba Mulung pada
Aktivitas Perikanan Tangkap Di Desa
Baranusa-Alor
2 Partisipasi Nelayan terhadap Kearifan Pribadi 2023
Lokal Hading-Hoba Mulung pada
Aktivitas Perikanan Tangkap Di Desa
Baranusa- Alor
15
16

Lampiran 4. Justifikasi Anggaran Kegiatan

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Total (Rp)


Satuan (Rp)
1. Belanja Bahan (55%)
1. Cangkang kepiting 20 buah 20.000 400.000
2. NaOH 1kg 600.000 1.200.000
3. Asam asetat 2 Liter 300.000 600.000
4. HCL 2 Liter 800.000 1.600.000
5. Aquadesn 10 Liter 100.000 1.000.000
6. Alcohol 2 Liter 50.000 100.000
7. Spiritus 2 Liter 50.000 100.000
SUB TOTAL 5.000.000
2. Sewa dan Jasa (13%)
1.Sewa Lab perikanan 1 500.000 500.000
2.Sewa lab biologi 1 500.000 500.000
3.Jasa analisis FTIR 1 300.000 300.000
SUB TOTAL 1.300.000
3. Transportasi (20%)
Kegiatan Pendampingan 200.000
Transportasi pembelian 700.000
Pengiriman sampel 3 300.000 900.000
SUB TOTAL 1.800.000
4. Lain-lain 12%
ATK, adsense media sosial, 600.000
Biaya komunikasi 50.000
Publikasi 500.000
SUB TOTAL 1.050.000
GRAND TOTAL 9.150.000
Terbilang: Sembilan Juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah
17

Lampiran 5. Susunan Organisasi Tim Pelaksan dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/Minggu)
1 Sisisliana Mbiking PSP THP 15 Jam Mengkoordinir penelitian
Kelen /1955111005 mendesain penelitian dan
proposal, mengumpulkan data,
menganalisis data, membuat
laporan dan publikasi
2 Maria Oktaviani PSP PSP 10 Jam Mendesain
Hartini/2055111011 penelitian,mengumpulkan
data, dokumentasi pembuatan
laporan dan pembuatan video
3 Metriana D PSP PSP 10 Jam Mengumpulkan
Fahik/2155111024 data,dokumentasi,pembuatan
laporan dan pembuatan video
18

Anda mungkin juga menyukai