BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Muhammad Fawaz Rifky; 03031181722024; 2017
Muhammad Prayogo Putra Kusuma Nugroho; 03031281722057; 2017
Julian Raus; 09201381823158; 2018
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………….………….……….…i
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN ………………………..….……………ii
DaftarIsi …………………………………………………….……...……………iii
Daftar Gambar ……..…………….………………………………………………iv
Daftar Tabel ………..……………………………………….…………………….v
BAB 1 Pendahuluan …………..………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………….1
1.2 Permasalahan yang Diteliti……………...………………………………..2
1.3 Tujuan Khusus……………………………………………………………2
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………..2
1.5 Luaran Penelitian…………………………………………………………2
BAB 2 Tinjauan Pustaka …………………………………………………………3
2.1 Pempek …………………………………………………………………..3
2.2 Limbah Industri Pempek…………………………………………………3
2.2.1 Air Rebusan Pempek…………………………………………………...3
2.3 Alkaline Steeping………………………………………………………...4
2.4 Koagulasi-Flokulasi……………………………………………………...4
2.5 Fermentasi dan Mikroorganisme…………………………………………4
2.6 Bioetanol…………………………………………………………………5
BAB 3 Metode Penelitian ………………………………………………………..6
3.1 Pengolahan Limbah Air Rebusan Pempek ………………………………6
3.2 Isolasi Pati…………………………………………………………….….7
3.3 Hidrolisis Pati, Fermentasi Glukosa, dan Destilasi………………….…...8
BAB 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan……………………………………………...11
4.1 Anggaran Biaya…………………………………………………………11
4.2 Jadwal Kegiatan………………………………………………………...11
Daftar Pustaka …………………………………………………………………..13
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing………………….14
Lampiran 2 Jusrifikasi Anggaran Kegiatan …………………………….……….18
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas….……… 22
Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana …………………….……………….24
iii
Daftar Gambar Halaman
Gambar 3.1 Proses Perendaman…………………………………………………10
Gambar 3.2 Proses Penyaringan ……………………...…………………………10
Gambar 3.3Inokulum yeast……………………………………...………………12
iv
Daftar Tabel Halaman
Tabel 4.1 Anggaran Biaya……………………………………………………….14
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan………………………………………………………14
v
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pempek adalah makanan khas yang berasal dari kota Palembang (ibu kota
Sumatera Selatan, Indonesia bagian barat) yang dibuat dari campuran daging ikan
giling dengan tepung tapioka dan air, diaduk, dibentuk, direbus , serta disajikan
atau digoreng terlebih dahulu sebelum disajikan. Mutu pempek ditentukan oleh
kerenyahan, bau, warna, dan rasa. Bagi sebagian masyarakat Kota Palembang,
pempek menjadi makanan pokok pengganti nasi. Pempek disukai bukan saja oleh
masyarakat Kota Palembang, tetapi juga oleh hampir seluruh masyarakat
Indonesia.(Asep D.M., 2016)
Industri pempek pada umumnya memproduksi pempek dan cuka pempek,
karena bagi mayoritas penikmat pempek, makan pempek kurang lengkap bila
tidak didampingi cuka pempek, terutama penikmat pempek asal palembang.
Dibalik pembuatan si lezat dari palembang ini, terdapat suatu permasalah dimana
limbah hasil pembuatan pempek antara lain air rebusan pempek, tulang ikan, dan
cuka pempek sisa terutama pada produsen berskala besar, tidak terkelola dengan
baik, seperti misalkan belum memiliki IPAL yang memadai sehingga dapat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi lingkungan sekitar produsen tersebut.
Pengolahan hasil perikanan menghasilkan limbah seperti kepala, jeroan, sisik,
sirip, kulit dan tulang. Jumlah bagian yang dapat dimakan ( edible flesh) dari ikan
adalah 65%, berarti limbah dari ikan tersebut adalah 35% (Irawan, 1995), dan 30%
dari limbah adalah kulit dan tulang (Go’mez-Guille’n,2002). Limbah kulit dan
tulang sendiri telah banyak di kelola menjadi berbagai produk, sedangkan limbah
air rebusan pempek dan cuka pempek sisa masih minim pengelolaan. Padahal air
rebusan pempek mengandung pati dari tepung tapioka yang digunakan sebagai
komposisi pempek, sedangkan cuka sisa mengandung glukosa yang berasal dari
gula aren.
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin (Jacobs dan Delcour 1998). Pati dapat diperoleh dari
biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, mau-pun buah-buahan. Sumber alami pati
antara lain adalah jagung, labu, kentang, ubi jalar, pisang, barley, gandul,
beras,sagu, amaranth, ubi kayu, ganyong, dan sorgum. (Heny Herawati, 2010)
Glukosa, suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk
sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan
deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid,
dan dalam glikoprotein dan proteoglikan (Murray R.K.et al.,2003).
2
Dari uraian di atas, kami ingin memanfaatkan zat pati dan glukosa tersebut
menjadi bahan baku bioetanol sebagai bahan bakar yang baru dan terbarukan
mengingat bahan bakar fosil ketersediaannya terbatas dan mungkin suatu saat
akan habis.
1.3.Tujuan Khusus
1.5.Luaran Penelitian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pempek
Limbah industi merupakan sisa dari suatu kegiatan industri yang tidak
terpakai lagi. Umum nya kulit ikan, tulang ikan yang dibuat untuk pempek ini
digunakan kembali untuk membuat makanan khas palembang lainnya yaitu
kemplang. Tetapi sisa air rebusan dan sisa cuka pempek yang tidak habis saat
disajikan dibuang begitu saja dan mencemarkan lingkungan sekitar.
Dalam pembuatan pempek, ada tahap dimana campuran ikan dan sagu
direbus ke dalam suatu panci agar campuran tersebut matang dan mengeras. Dan
air dari rebusan tadi mengandung zat zat seperti nitrogen fosfor, dan zat organik
lainnya serta padatan yang terlarut. Tentu air rebusan ini mengandung sisa pati
dari sagu.Sehingga bisa dimanfaatkan dengan dihidrolisis terlebih dahulu.
4
Isolasi pati dapat dilakukan dengan beberapa metode ekstraksi yang ada.
Secara umum isolasi pati yang biasa ditemukan adalah dari bahan baku sereal
seperti: beras, gandum, dan oat. Adapun sumber karbohidrat yang lain adalah
seperti: kentang, dan sagu. Alkaline steepingmerupakan metode yang paling
sederhana di antara metode-metode yang lain dan menggunakan pelarut yang
mudah didapat. Bahan baku yang digunakan pada metode ini adalah beras, di
mana cara kerjanya yaitu dengan merendam bahan baku dengan pelarut yang
telah ditentukan, dalam hal ini adalah larutan NaOH 0,1% pada suhu ruang yaitu
25oC selama 18 jam.
Adapun metode yang dipilih adalah alkaline steeping, atau perendaman
dengan larutanbasa yang dibandingkan dengan perendaman dengan aquades
untuk mendapatkan yieldpati yang optimum. Oleh karena secara umum metode
alkaline steepingdigunakan pada isolasi pati dengan bahan baku sereal, maka
metode ini digunakan pada limbah air rebusan pempek untuk mengetahui nilai
yieldyang didapatkan. Keunggulan dari metode ini antara lain karakteristik yang
diperoleh dengan perendaman dalam pelarut basa menunjukkan karakteristik
yang terbaik dibandingkan dengan pelarut lainnya dalam hal ini adalah aquades.
2.4 Koagulasi-Flokulasi
immobilsasi sel untuk memproduksi etanol dimana sel ragi akan dijerat didalam
suatu matriks atau membran yang akan menghambat sel untuk bergerak dan
menghambat pertumbuhannya sehingga substrat yang diberikan nantinya hanya
akan digunakan untuk mengahasilkan produk. Selain itu sel yang digunakan juga
akan dapat dipisahkan dengan mudah hanya dengan menggunakan kertas saring
dan sel juga dapat digunakan kembali setelah fermentasi selesai dilakukan
(Azizah, 2014).
2.6 Bioetanol
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Sebanyak 400ml limbah cair air rebusan pempek dalam piala gelas
ditambah larutan kapur Ca(OH)2 sampai diperoleh PH ,
2. Selanjutnya setiap percobaan diberikan perlakuan dengan penambahan
koagulan alumunium sulfat dan feri klorida masing-masing dengan
konsentrasi 25mg/l, 50mg/l,75mg/l dan 100mg/l, setiap perlakuan
dilakukan 2 kali ulanga. Pada proses koagulasi ini dilakukan perlakuan
pengadukan cepat (150rpm) selama 5 menit.
3. Selanjutnya biarkan terjadi pengendapan selama 30 menit, cairan jernih
yang berada pada bagian atas dipisahkan dengan padatan yang
mengendap pada bagian bawah.
4. Kemudian diukur nilai kekeruhannya dengan alat neflometer.
1. Sebanyak 400 ml limbah cair air rebusan pempek dalam piala gelas
ditambah larutan kapur Ca(OH)2 sampai diperoleh pH 8
2. Selanjutnya untuk setiap percobaan diberikan perlakuan dengan
penambahan khitosan masing-masing dengan konsentrasi
15mg/l,30mg/l,45mg/l dan 60mg/l. Pada proses flokulasi ini dilakukan
dengan pengadukan lambat (5o rpkm) selama 5 menit.
7
Isolasi pati dapat dilakukan dengan beberapa metode ekstraksi yang ada.
line steeping, atau perendaman dengan larutan basa yang dibandingkan dengan
perendaman dengan aquades untuk mendapatkan yield pati yang optimum.
Keunggulan dari metode ini antara lain karakteristik yang diperoleh dengan
perendama n dalam pelarut basa menunjukkan karakteristik yang terbaik
dibandingkan dengan pelarut lainnya dalam hal ini adalah aquades.
Bahan
Bahan Dalam penelitian ini, diguanakan limbah air rebusan pempek yang
telah diolah terlebih dahulu pada penelitian sebelumnya. Untuk proses isolasi pati,
variasi pelarut perendaman yang digunakan antara lain: aquades, larutan NaOH
0,1%, larutan KOH 0,1%, dan larutan Ca(OH)2 0,1%.
Rangkaian Alat Penelitian Rangkaian alat dalam penelitian ini disajikan pada
Gambar 3.1 dan 3.2
Prosedur Penelitian
Tahapan proses yang dilakukan yaitu
1. Limbah air rebusan pempek yang telah diolah ditimbang sebanyak 100 g.
8
Bahan
Bahan, Peralatan dan Instrumentasi Bahan baku yang digunakan dalam
penelitian ini adalah limbah padat sagu yang merupakan hasil samping dari
pengolahan industri sagu yang diperoleh dari air rebusan pempek. Yeast yang
digunakan yaitu saccharomyces Cerevisiae, yang didapat dari ragi kemasan.
Enzim pada proses hidrolisis adalah enzim selulase, erta bahan – bahan kimia lain
seperti KH2PO4, MgSO4.7H2O, (NH4)2SO4, (NH4)2PO4, Buffer Asetat pH 5,
glukosa, yeast extract dan urea.
Alat
Alat yang digunakan adalah Reaktor 2 Liter Berpengaduk, Shaker, Autoclave,
Pipet Tetes, Labu Erlenmeyer, Tabung Reaksi, Timbangan Analitik, Spatula,
Rangakaian Alat Evaporasi , Gelas Piala, Kain Kassa, Spektrofotometer, Kapas,
Termometer, Alkoholmeter, Aluminium foil.
9
Metode Penelitian
1. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini
adalah limbah padat sagu yang diperoleh air rebusan pempek. Sebelum
digunakan, limbah padat sagu dicuci hingga bersih dan dikeringkan,
setelah itu dihaluskan kemudian diayak hingga berukuran 40-60 mesh dan
Aquades hingga 2L.
nutrisi terdiri dari 1,0 gr/L (NH4)2PO4, 0,05 gr/L MgSO4.7H2O dan 2
gr/L urea[Sari, 2011]. Waktu fermentasi selama 96 jam dan dilakukan
pengambilan sampel pada 24, 48, 72 dan 96 jam untuk mengamati
konsentrasi gula substrat, pengaruh variasi konsentrasi substrat dan variasi
inokulum terhadap bioetanol yang dihasilkan. Analisa bioetanol yang
terbentuk dilakukan dengan alat alkohometer serta untuk analisa gula sisa
menggunakan spektrofotometer.
11
BAB 4
Bulan
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan Pelaksanaan
g. Pengumpulan bahan
2. Tahapan Pra-Analisis
3. Tahapan Analisis
Daftar Pustaka
Nurfiana, Fifi. 2009. Pembuatan Bioethanol dari Biji Durian sebagai Sumber
Energi Alternatif. Teknokimia Nuklir, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN-BATAN).Yogyakarta.
Rizki, Y., Bahri, S., Chairul. 2016. Fermentasi Larutan Glukosa untuk Produkasi
Etanol dengan Teknik Immobilisasi Sel Saccharomyces Cerevisiae.
(Online).https://media.neliti.com/media/publications/189023-ID-0fermentasi-
larutan-glukosa-untuk-produks.pdf.(Diakses pada tanggal 25 Oktober 2018).
Sari, I.M., Noverita & Yulneriwarni. 2008. Pemanfaatan Jerami Padi dan Alang-
Alang dalam Fermentasi Etanol Menggunakan Kapang Trichoderma
Viride dan Khamir Saccaromyces cerevisia. Vis Vitalis. 5(2): 55-62.
Wibowo, P., Saputra, J., Ayucitra, A., Setiawan, L. 2008. Isolasi Pati dari Pisang
Kepok dengan Menggunakan Metode Alkaline Steeping. (Online).
https://media.neliti.com/media/publications/231921-isolasi-pati-dari-
pisang-kepok-dengan-me-7cdbd3fc.pdf. (Diakses pada tanggal 31 Oktober
2018).
14
15
16
17
18
a. Peraltan Penunjang
b. Habis Pakai
c. Perjalanan
d. Lain – lain
- Mengkoordinir
tim dalam
pelaksanaan
produksi dan
pemasaran
produksi
- Menyusun
laporan hasil akhir
- Menyusun
laporan hasil akhir
- Menyusun
pedoman produksi
produksi
- Pembelian
bahann produksi
- Menyusun
laporan bersama
tim
24