Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
1.4 Keutamaan Penelitian.....................................................................................2
1.5 Temuan yang Ditargetkan...............................................................................2
1.6 Kontribusi Penelitian terhadap Ilmu Pengetahuan..........................................3
1.7 Luaran Riset....................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Limbah Kulit Singkong...................................................................................3
2.2 Inovasi Pengolahan Kulit Singkong Menjadi Gula Reduksi Sebagai Bahan
Baku Bioetanol...............................................................................................3
2.3 Penjaminan Security of Supply Bahan Bakar Alternatif.................................4
2.4 Metode Hidrolisis............................................................................................4
2.5 Metode Ultrasonikasi......................................................................................5
BAB 3. METODE RISET........................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset............................................................6
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................6
3.3 Variabel dan Prosedur Riset............................................................................6
3.3.1. Pembuatan Bubuk Halus Limbah Kulit Singkong..............................7
3.3.2. Ultrasonikasi dan Hidrolisis Tepung Kulit Singkong Secara
Simultan..............................................................................................7
3.3.3. Analisis Gula Reduksi.........................................................................7
3.4 Luaran dan Indikator Capaian yang Terukur di Setiap Tahapan....................7
3.5 Analisis Data...................................................................................................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................8
4.1. Anggaran Biaya.............................................................................................8
4.2. Jadwal Kegiatan.............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
LAMPIRAN...........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.........................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan........................................................20

i
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas...........22
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.................................................23

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya......................................................8


Tabel 2. Jadwal Kegiatan.........................................................................................9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Limbah Kulit Singkong..........................................................................3


Gambar 2. Bagan Alur Riset....................................................................................6

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selama ratusan tahun bahan bakar fosil telah menjadi salah satu supplier
utama kebutuhan energi. Bahan bakar ini merupakan sumber energi dari alam
yang tak terbarukan dan akan habis bila digunakan secara terus-menerus. Tanpa
adanya energi alternatif terbarukan hal ini akan menyebabkan krisis energi yang
berdampak buruk bagi perekonomian dunia (Sari, Muria and Yenie, 2018).
Kebutuhan energi pada saat ini masih banyak disuplai dari bahan bakar fosil,
terbatasnya sumber bahan bakar fosil dapat berakibat pada krisis energi yang akan
berdampak buruk bagi perekonomian di dunia. Hal ini dibuktikan pada setiap
tahun semakin meningkatnya kebutuhan bahan bakar minyak atau biasa dikenal
dengan BBM, sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat yang memicu
krisis sosial. Dampak lain dari BBM sendiri adalah mengakibatkan fenomena
krisis pada lingkungan atau biasa dikenal dengan pemanasan global karena
disamping sisi penggunaan BBM akan menghasilkan gas-gas sehingga
menyebabkan bertambahnya konsentrasi rumah kaca di atmosfer seperti
karbondioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NO2), Sulfur Oksida (SO2), dan Metana
(CH4) (Setyawan Jati and Widayatno, 2022).
Dalam mengatasi dampak negatif yang timbul akibat penggunaan BBM,
dibutuhkan energi alternatif yang bersifat dapat diperbarui. Salah satu sumber
energi alternatif terbarukan yang berpotensi besar untuk dikembangkan adalah
bahan bakar nabati yang merupakan bahan bakar dari sumber daya hayati yang
disebut bioetanol. Bioetanol dapat dibuat dari sumber daya hayati, dan bahan-
bahan bergula atau berpati seperti ubi kayu, ubi jalar, tebu, nira nipah, sorgum,
dan singkong. Sebagian besar tanaman tersebut telah digunakan sebagai bahan
pangan dan mudah ditemukan (Widyastuti, 2019).
Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) ini sedang digalakkan oleh
pemerintah Indonesia sebagai komplementer energi berbasis fosil, antara lain
berupa Bahan Bakar Nabati (BBN) dan bioetanol (Rachma Auliya et al., 2022).
Hal ini disebabkan semakin meningkatnya populasi dan aktivitas manusia
sehingga turut menyebabkan menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan
berimbas kepada kelangsungan ekonomi, sosial serta lingkungan (Rayyan and
Sinuhaji, 2019).
Dalam upaya meningkatkan rendemen glukosa yang dihasilkan dari hidrolisis
pati, pendekatan lain yang telah diterapkan adalah pretreatment pati sebelum
hidrolisis, dengan tujuan utama mengubah karakteristik struktur pati agar lebih
mudah dihidrolisis. Saat ini, beberapa metode pretreatment telah diperkenalkan,
seperti pretreatment air panas, semburan uap bertekanan, iradiasi gelombang
mikro, dan iradiasi ultrasound atau ultrasonikasi. Ultrasound diketahui
meningkatkan reaktivitas kimia makromolekul melalui efek yang dikenal sebagai
kavitasi, yang menyebabkan molekul lebih rentan untuk diproses lebih lanjut.
2

Secara khusus, efisiensi ultrasonikasi dalam pengolahan bahan tumbuhan telah


dilaporkan dalam banyak penelitian. Sebagai contoh penerapan teknik ini dalam
meningkatkan isolasi lignin dari jerami gandum dan isolasi selulosa dari tanaman
kenaf serta kayu putih. Ultrasonikasi juga sudah digunakan sebagai pretreatment
sebelum hidrolisis guna mempromosikan pengurangan produksi gula dari
selulosa, dan lignoselulosa. Lebih khusus lagi, teknik ini telah diterapkan sebagai
pretreatment untuk meningkatkan produksi gula reduksi dari sampel seperti
limbah padat industri tapioka (onggok) (Simanjuntak, Satria and Utami, 2014).
Berdasarkan temuan tentang pemanfaatan ultrasound guna meningkatkan
derajat hidrolisis bahan pati, penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki
ultrasonikasi dan hidrolisis limbah kulit singkong secara simultan untuk produksi
gula reduksi dalam pembuatan alternatif bahan bakar bioetanol sebagai Energi
Baru Terbarukan.

1.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Menghasilkan bahan
baku bioetanol (gula reduksi) dari kulit singkong (Manihot esculenta. L) dengan
mengombinasikan metode ultrasonikasi dan metode hidrolisis. (2) Mendapatkan
data tentang pengaruh tiga variabel umum hidrolisis, yaitu pH, waktu, dan suhu
terhadap terhadap jumlah gula reduksi yang mampu dihasilkan dari limbah kulit
singkong (Manihot esculenta. L).

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah (1) Mengurangi limbah kulit
singkong sebagai mitigasi food waste untuk menekan angka pencemaran dan
pemanasan global. (2) Menghasilkan inovasi teknologi pengolahan bahan baku
alternatif terbarukan yang menjamin security of supply bahan bakar berbasis
kemasyarakatan. (3) Menciptakan nilai tambah bagi pertanian singkong di
Indonesia.

1.4 Keutamaan Penelitian


Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam menjawab isu
krisis energi di masa depan, khususnya sebagai pengganti bahan bakar
konvensional, yang bersifat ramah lingkungan dan mudah terbarukan sehingga
dapat menjadi sumber energi berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan
mengombinasikan metode ultrasonikasi dan metode hidrolisis.

1.5 Temuan yang Ditargetkan


Temuan yang ditargetkan adalah proses yang optimal untuk pengolahan kulit
singkong menjadi gula reduksi sebagai bahan baku bioetanol yang dijadikan
sebagai bahan bakar alternatif guna mengganti bahan bakar fosil yang tak
3

terbarukan dengan menggunakan kombinasi metode ultrasonikasi dan metode


hidrolisis.

1.6 Kontribusi Penelitian terhadap Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini berkontribusi terhadap hakikat keilmuan di bidang kimia
terutama dalam inovasi teknologi untuk pengolahan kulit singkong menjadi gula
reduksi dan sebagai alternatif untuk pengolahan limbah menjadi produk yang
bermanfaat.

1.7 Luaran Riset


Luaran utama riset ini adalah laporan kemajuan, laporan akhir, dan artikel
ilmiah terpublikasi pada jurnal ilmiah bereputasi seperti Jurnal Sains Kimia dan
Aplikasi (Sinta 2) oleh Universitas Diponegoro. Luaran lain yang diharapkan dari
riset ini adalah produksi gula reduksi sebagai bahan baku bioetanol berbasis kulit
singkong dengan dengan metode ultrasonikasi dan metode hidrolisis, Seminar
Nasional Kimia (submitted) dan HAKI/PATEN (draft).

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Kulit Singkong


Singkong (Manihot esculenta. L) merupakan makanan pokok ketiga bagi
masyarakat Indonesia setelah padi dan jagung. Kulit singkong merupakan limbah
makanan yang melimpah di negara berkembang, dimana jumlah panen yang tinggi
singkong sehingga semakin tinggi limbah kulit singkong. Telah diakui di seluruh
dunia, bahwa kulit singkong adalah salah satu pilihan terbaik untuk menggantikan
sumber yang dapat dimakan untuk produksi etanol bahan bakar, tanpa
membahayakan ketahanan pangan (Setyawan Jati and Widayatno, 2022). Kulit
singkong memiliki presentase 15% dari total singkong. Selain itu kulit singkong
mengandung unsur C sebesar 59,31%, H 9,78%, O 28,7%, N 2,06 % dan S 0,11
%. Sehingga limbah ini memiliki kandungan unsur karbon yang tinggi
(Puspitasari, Nandari and Hadi, 2022).

Gambar 1. Limbah Kulit Singkong


4

2.2 Inovasi Pengolahan Kulit Singkong Menjadi Gula Reduksi Sebagai


Bahan
Baku Bioetanol
Salah contoh bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan limbah
kulit singkong yaitu bioetanol. Bioetanol merupakan sumber bahan bakar
alternatif untuk menyelesaikan masalah ketersediaan bahan bakar yang saat ini
masih tergantung pada BBM. Bioetanol juga mampu meningkatkan angka oktan
dan mengurangi penggunaan aditif bertimbal yang berbahaya terhadap lingkungan
yang akan memicu pemanasan global. Bioetanol memiliki keunggulan sebagai
bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan dan mampu mengurangi emisi
CO2 hingga 18%, dibandingkan dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak
tanah. Bioetanol dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak
tergantung kemurniannya. Bioetanol dengan 95%-99% konten dapat digunakan
sebagai substitusi premium (bensin), sedangkan konten 40% dapat digunakan
sebagai pengganti untuk minyak tanah (Setyawan Jati and Widayatno, 2022).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa etanol berasal dari bahan pangan,
namun hal itu menjadi masalah karena bahan pangan yang seharusnya untuk
memenuhi kebutuhan pangan manusia akan berkurang jika dijadikan sebagai
bahan bakar alternatif. Oleh sebab itu, terciptalah pemanfaatan limbah kulit
singkong yang dapat dijadikan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.
Pembuatan etanol terbentuk melalui proses fermentasi gula yang bersumber dari
karbohidrat selain itu juga dapat menggunakan bahan baku yang mengandung
monosakarida, selulosa, dan polisakarida (Guntama et al., 2019).

2.3 Penjaminan Security of Supply Bahan Bakar Alternatif


Beberapa pertimbangan digunakannya ubi kayu sebagai bahan baku etanol
sudah sejak lama dikenal dan dibudidayakan secara turun-menurun oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Diharapkan dengan berkembangnya industri
bioetanol, harga ubi kayu akan meningkat sehingga pendapatan petani meningkat
pula, ubi kayu telah tersebar di Indonesia di sentra- sentra produksi di 55
kabupaten dan 36 provinsi, tetapi prokduktivitasnya masih rendah. Dengan
program pengembangan BBN, akan terjadi peningkatan produktivitas dan
penumbuhan agroindustri di pedesaan, berkembangnya industri bioetanol di
pedesaan akan lebih menjamin stabilitas harga ubi kayu, penggunaan ubi kayu
sebagai bahan baku akan lebih menjamin security of supply bahan bakar berbasis
kemasyarakatan, ubi kayu merupakan tanaman yang mempunyai tingkat toleransi
tinggi terhadap tanah dengan tingkat kesuburan rendah dan mampu berproduksi
baik pada lahan sub-optimal (Widyastuti, 2019).

2.4 Metode Hidrolisis


Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah molekul menjadi dua
bagian dengan penambahan molekul air (H2O) dengan bertujuan untuk
5

mengkonversi polisakarida menjadi monomer-monomer sederhana. Hidrolisis


asam merupakan proses yang dilakukan secara acak atau tidak spesifik. Beberapa
asam yang umum digunakan untuk hidrolisis kimiawi antara lain asam sulfat
(H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam klorida (HCl).
Reaksi hidrolisis pada umumnya merupakan reaksi endotermis atau reaksi
yang memerlukan panas. Proses yang terjadi pada reaksi hidrolisis adalah
pemutusan rantai polimer meliputi unit-unit dekstrosa (C6H12O6). Pemutusan
rantai polimer ini bertujuan membentuk dekstrosa yang dapat dibentuk melalui
beberapa cara misalnya secara enzimatis, kimiawi atau juga dapat melalui
kombinasi keduanya. Hidrolisis adalah suatu proses yang terjadi antara reaktan
dengan air sehingga suatu senyawa pecah atau terurai, dan reaksi hidrolisis adalah
sebagai berikut: (C6H10O5)x + xH2O
xC6H12O
Pati Air Glukosa
Reaksi yang terjadi antara pati dan air berjalan sangatlah lambat, sehingga
diperlukan bantuan katalis sebagai katalisator untuk memperbesar kereaktifan air.
Katalisator dalam proses hidrolisis dapat berupa asam maupun enzim. Katalisator
asam yang biasa digunakan seperti HCl, asam nitrat (HNO3) dan H2SO4. Asam
berfungsi sebagai katalisator dengan mengaktifkan air. Di dalam industri, asam
yang banyak dipakai adalah asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl)
(Setyawan Jati and Widayatno, 2022).

2.5 Metode Ultrasonikasi


Ultrasonikasi adalah salah satu metode pretreatment yang dapat
meningkatkan rendemen glukosa yang dihasilkan sebelum melakukan metode
hidrolisis, dalam penelitian ini meningkatkan produksi gula pereduksi dari sampel
pati dengan memanfaatkan energi ultrasound 40kHz untuk menguji pengaruh tiga
variabel umum hidrolisis yaitu pH, waktu, dan suhu terhadap derajat hidrolisis
limbah kulit singkong ditinjau dari konsentrasi gula reduksi yang diproduksi.
Kemudian untuk menguji pengaruh perlakuan ultrasonikasi terhadap struktur
limbah kulit singkong, sampel yang tidak diberi perlakuan dan yang dikenai
perlakuan ultrasonikasi dikarakterisasi menggunakan SEM sampai menunjukkan
pengaruh yang signifikan dari perlakuan terhadap morfologi sampel. Pretreatment
sampel di sisi lain akan menampilkan struktur permukaan yang sangat berbeda
yakni ditandai dengan adanya rongga (kavitasi) (Simanjuntak, Satria and Utami,
2014).
Keuntungan metode ultrasonikasi adalah untuk mempercepat proses ekstraksi
dan memperbesar hasil ekstraksi. Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan
komponen senyawa yang diinginkan dari suatu bahan dengan cara pemisahan satu
atau lebih komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber komponennya.
Pada umumnya ekstraksi akan semakin baik bila permukaan serbuk simplisia
6

yang bersentuhan dengan pelarut semakin luas. Sehingga, semakin halus serbuk
simplisia maka akan semakin baik ekstraksinya (Setyantoro, Haslina and
Wahjuningsih, 2019).

BAB 3. METODE RISET

3
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset
Riset ini akan dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2023. Dalam
pelaksanaannya, riset ini melalui eksperimen yang dilakukan di Laboratorium
Kimia Anorganik/Fisik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang akan digunakan pada riset ini adalah alat gelas yang telah
terkalibrasi, oven, water bath, termometer, ultrasonikator, spektrofotometer Uv-
Vis, dan SEM.
Bahan yang digunakan pada riset ini yaitu limbah kulit singkong yang
diperoleh dari pabrik singkong lokal yang terdapat di Bandar Lampung, asam
sulfat kelas reagen, natrium hidroksida, fenol, natrium sulfit, asam dinitrosalisat,
dan natrium kalium tartarat.

3.3 Variabel dan Prosedur Riset


Variabel yang akan diukur dalam riset ini adalah pengaruh pH, waktu
hidrolisis, dan suhu yang digunakan terhadap konsentrasi gula reduksi yang
dihasilkan dari ultrasonikasi limbah kulit singkong.
Riset ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu, preparasi alat dan bahan yang
digunakan, pembuatan bubuk halus limbah kulit singkong, kemudian di isolasi
dengan metode ultrasonikasi. Selanjutnya hasil isolasi di sintesis menggunakan
larutan DNS (metode asam 3,5-dinitrosalisat) dan larutan glukosa sebagai standar
untuk menentukan gula reduksi. Setelah itu dilakukan uji kualitatif menggunakan
SEM untuk mengetahui pengaruh ultrasonikasi pada sampel. Adapun bagan alur
riset ini ditunjukkan pada Gambar 2.
7

Gambar 2. Bagan Alur Riset

3.3.1. Pembuatan Bubuk Halus Limbah Kulit Singkong


Kulit singkong segar dicuci dan dibersihkan, kemudian dikeringkan selama
24 jam dan dilanjutkan dengan oven pada suhu 105°C selama 6 jam. Kemudian
kulit singkong yang telah kering sempurna dilakukan proses penggilingan dan
disaring menggunakan ayakan 120 mesh (Artiyani and Soedjono, 2019).

3.3.2. Ultrasonikasi dan Hidrolisis Tepung Kulit Singkong Secara Simultan


20 gram sampel padat didispersikan menggunakan air aquades sebanyak 250
mL. Kemudian diatur pH larutan menggunakan larutan H 2SO4 5%. Setelah itu
larutan di tempatkan dalam ultrasonikator yang telah terisi air. Kulit singkong
yang telah di pretreatment menggunakan ultrasonikator sebanyak 0,25 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dan kemudian ditambahkan akuades
sebanyak 0,25 mL dan larutan DNS sebanyak 1 mL. Hidrolisis asam
menggunakan larutan DNS yang dibuat dengan melarutkan 1 gram asam 3,5-
dinitrosalisat dalam 20 mL akuades lalu ditambahkan 1 gram NaOH, 0,2 gram
fenol, 0,05 gram Na2SO3, dan 1 mL natrium kalium tartarat 40% dan diukur
volumenya (Simanjuntak, Satria and Utami, 2014).
Untuk mempelajari pengaruh pH, percobaan dilakukan dengan pH yang
berbeda yaitu 1, 2, 3, dan 4. Seluruh percobaan dilakukan pada suhu konstan 50°C
dan waktu konstan 30 menit.

3.3.3. Analisis Gula Reduksi


Perlakuan hidrolisis asam dengan mencampurkan sampel dengan larutan
DNS dan akuades kemudian dilanjutkan dengan perlakuan pemanasan campuran
dengan suhu 90°C selama 10 menit dengan penangas air. Penentuan kadar gula
reduksi dilakukan dengan mengukur absorbasi larutan menggunakan
sprektrofotomer Uv-Vis pada panjang gelombang 550 nm, kemudian nilainya
8

disubstitusi pada persamaan garis yang dihasilkan dari kurva standar


menggunakan larutan glukosa (Simanjuntak, Satria and Utami, 2014).

3.4 Luaran dan Indikator Capaian yang Terukur di Setiap Tahapan


Luaran yang diharapkan dari tahapan optimasi gula reduksi sebagai bahan
baku pembuatan bioetanol berbasis limbah kulit singkong dengan metode
ultrasonikasi dan hidrolisis asam adalah didapatkan perlakuan terbaik dalam
produksi gula reduksi sehingga mampu dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
bioetanol. Indikator capaian dari setiap tahapan adalah sebagai berikut.
1. Didapatkan tepung limbah kulit singkong dengan kualitas yang baik.
2. Tahapan ultrasonikasi dapat dikatakan berhasil apabila didapatkan
komponen kimia selulosa atau glukosa dari tepung limbah kulit singkong
sesuai dengan konsentrasi yang seharusnya.
3. Tahapan hidrolisis asam dapat dikatakan berhasil apabila didapatkan
variasi pH, waktu, dan suhu yang lebih optimal terhadap produksi gula
reduksi.
4. Keberhasilan tahapan analisis gula reduksi ditandai dengan hasil yang
akurat dari pengukuran absorbansi dengan menggunakan kurva standar.

3.5 Analisis Data


Pada riset ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL). Analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis kualitatif
morfologi dengan menggunakan instrumentasi SEM (Scanning Electron
Microscope). Rancangan Acak Lengkap (RAL) ditunjukkan pada lampiran.
Hasil analisis gula reduksi berbasis limbah kulit singkong pada perlakuan 1-
36 yang diuji dengan nilai parameter analisis kualitatif dan kuantitatif terbaik
dinyatakan sebagai kandidat gula reduksi terbaik sebagai bahan baku bioetanol.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Adapun rekapitulasi rencana anggaran biaya dari penelitian ini dirangkum
dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
Belmawa 4.082.000
1 Bahan habis pakai Perguruan Tinggi 600.000
Instansi Lain -
2 Sewa dan jasa Belmawa 1.100.000
Perguruan Tinggi 400.000
9

Instansi Lain -
Belmawa 1.650.000
3 Transportasi lokal Perguruan Tinggi 200.000
Instansi Lain -
Belmawa 1.395.000
4 Lain-lain Perguruan Tinggi 300.000
Instansi Lain -
Jumlah 9.727.000

Belmawa 8.227.000
Perguruan Tinggi 1.500.000
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain -
Jumlah 9.727.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Adapun susunan rancangan jadwal kegiatan pada penelitian ini dirangkum
dalam Tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan


Bulan Person
No Jenis
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Penanggung
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jawab
Persiapan
alat, bahan Siti
1
dan tempat Hanifatul
penelitian
Pembuatan
bubuk halus Desrita
2
limbah kulit Pratiwi
singkong
Ultrasonikasi Qori
3 tepung kulit Hikmah
singkong Faranida
Agustino
Analisis gula
4 Simatupang
reduksi

Hidrolisis Tyas
5 tepung kulit Nurfitria
singkong
Penyusunan Desrita
6
laporan Partiwi
10

DAFTAR PUSTAKA

Artiyani, A. and Soedjono, E. S. (2011) ‘Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong


Melalui Proses Hidrolisis dan Fermentasi dengan Saccharomyces Cerevisiae’,
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, pp. 1–8.
Guntama, D. et al. (2019) ‘Bioethanol dari Limbah Kulit Singkong (Manihot
Esculenta Crantz) Melalui Metode Hidrolisa dan Fermentasi Dengan Bantuan
Saccharomyces Cerevisiae’, Jurnal Teknologi, 7(1), pp. 86–96.
Puspitasari, M., Nandari, W. W. and Hadi, F. (2022) ‘Perbandingan Penggunaan
Aktivator NaOH dan KOH pada Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit
Singkong ( Manihot utilissima )’, Jurnal Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Industri, UPN “Veteran” Yogyakarta, 19(2), pp. 58–62.
Rachma Auliya, P. et al. (2022) ‘Analisis Potensi Limbah Pertanian dalam
Menghasilkan Biofuel dari Proses Fermentasi’, Prosiding Seminar Nasional
Biologi, 1(2), pp. 1105–1111.
Rayyan, T. and Sinuhaji, F. (2019) ‘Bahan Bakar Bio-Limbah Batang Tebu :
Alternatif Solusi Untuk Mengatasi Menipisnya Bahan Bakar Minyak’, pp. 1–
4.
Sari, N. M., Muria, S. R. and Yenie, E. (2018) ‘Produksi Bioetanol Dari Limbah
Kulit Nanas Menggunakan Bakteri Clostridium Acetobutylicium Dengan
Variasi Konsentrasi Inokulum dan Penambahan Nutrisi’, Jom FTEKNIK,
5(1), pp. 2–7.
Setyantoro, M. E., Haslina, H. and Wahjuningsih, S. B. (2019) ‘Pengaruh Waktu
Ekstraksi dengan Metode Ultrasonik Terhadap Kandungan Vitamin C,
Protein, dan Fitokimia Ekstrak Rambut Jagung (Zea mays L.)’, Jurnal
Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 14(2), p. 53.
Setyawan Jati, S. and Widayatno, T. (2022) ‘Pengaruh Konsentrasi Kapang dan
Lama Waktu Fermentasi Terhadap Kadar Bioetanol dari Limbah Kulit
Singkong (Manihot esculenta)’, Jurnal Teknik Kimia USU, 11(2), pp. 102–
109.
Simanjuntak, W., Satria, H. and Utami, N. (2014) ‘Production of reducing sugar
from cassava solid waste by simultaneous ultrasonication and acid
hydrolysis’, Indonesian Journal of Chemistry, 14(3), pp. 233–238.
Widyastuti, P. (2019) ‘Pengolahan Limbah Kulit Singkong Sebagai Bahan Bakar
Bioetanol Melalui Proses Fermentasi’, Jurnal Kompetensi Teknik, 11(1), pp.
41–46.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


12

Biodata Anggota
13

Biodata Anggota
14

Biodata Anggota
15

Biodata Anggota
16
17

Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Dosen Pendamping


1 Nama Lengkap Prof. Wasinton Simanjuntak, M.Sc.,Ph.D
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Kimia
4 NIP/NIDN 195907061988111001 / 0007065904
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sigumbang, 6 Juli 1959
6 Alamat Email wasinton.simanjuntak@fmipa.unila.ac.id
7 Nomor Telepon/HP (0721) 705173/ (0721) 773798
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1) Kimia Universitas 1986
Sumatera Utara
2 Magister (S2) Kimia Fisik University of 1994
Wyoming, USA
3 Doktor (S3) Kimia Fisik Curtin University 2005
of Technology,
Australi
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Bahasa Inggris Profesi Wajib 2
2 Kimia Fisik I Wajib 2
3 Energi Baru dan Terbarukan Pilihan 2
4 Elektrokimia Terapan Pilihan 2
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Kajian Keterkaitan Antara Nasional/DIKTI 2020
Karakteristik Dan Aktivitas Katalitik
Zeolit Terprotonasi (H-Zeolit) Berbasis
Silika Sekam Padi Dalam Pengolahan
Bio-Crude Oil Menjadi Biogasoline
Dengan Metode Catalytic-Upgrading
2 Disain Komposit M/Zeolit Sintetik Nasional/DIKTI 2020
Berbasis Silika Sekam Padi sebagai
Katalis untuk Produksi Biodiesel dari
Minyak Nabati Non Pangan
3 Kajian Keterkaitan Antara Nasional/DIKTI 2019
Karakteristik Dan Aktivitas Katalitik
Zeolit Terprotonasi (H-Zeolit) Berbasis
18

Silika Sekam Padi Dalam Pengolahan


Bio-Crude Oil Menjadi Biogasoline
Dengan Metode Catalytic-Upgrading
4 Disain Komposit M/Zeolit Sintetik Nasional/DIKTI 2019
Berbasis Silika Sekam Padi sebagai
Katalis untuk Produksi Biodiesel dari
Minyak Nabati Non Pangan
5 Realisasi Pengolahan Residu Nasional/DIKTI 2018
Agroindustri (Bagas Tebu dan
Onggok) Menjadi Bahan Bakar Cair
(Liquid Fuel) dengan Metode Pirolisis
Menggunakan Katalis Zeolit Sintetik
Berbasis Silika Sekam Padi
6 Sintesis Biodiesel dari Fraksi Minyak Nasional/DIKTI 2018
CPO (Crude Palm Oil) Parit secara
Esterifikasi dan Transesterifikasi
Terkatalisis SiO2/SO3-H+ dari Abu
Ampas Tebu dan KOH
7 Realisasi Pengolahan Residu Nasional/DIKTI 2017
Agroindustri (Bagas Tebu dan
Onggok) Menjadi Bahan Bakar Cair
(Liquid Fuel) dengan Metode Pirolisis
Menggunakan Katalis Zeolit Sintetik
Berbasis Silika Sekam Padi
8 Realisasi Pengolahan Residu Nasional/DIKTI 2016
Agroindustri (Bagas Tebu dan
Onggok) Menjadi Bahan Bakar Cair
(Liquid Fuel) dengan Metode Pirolisis
Menggunakan Katalis Zeolit Sintetik
Berbasis Silika Sekam Padi
9 Pengembangan Zeolit Sintetik Berbasis Nasional/DIKTI 2016
Silika Sekam Padi sebagai Katalis
Unggul untuk Produksi Bioenergi
Pengabdian kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1 Pembuatan Serbuk Pewarna Alami DIPA BLU UNILA 2021
Dari Berbagai Tanaman Tropis Dengan
Metode Oven Drying di Masyarakat
Desa Toto Kerto
2 Implementasi Green Chemistry DIPA BLU UNILA 2022
19
20

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Jenis Pengeluaran Harga Satuan


Volume Nilai (Rp)
(Rp)
1. Belanja Bahan
a. Termometer 3 buah 25.000 75.000
b. Mitochiba Magic Chopper 1 buah 649.000 649.000
c. Perajang Bahan 2 buah 10.000 20.000
d. Beaker Glass 250 mL 5 buah 25.000 125.000
e. Beaker Glass 500 mL 5 buah 45.000 225.000
f. Pipet Volume 25 mL 2 buah 59.000 118.000
g. Blender 1 buah 150.000 150.000
h. Botol Reagen 1 Liter 3 buah 50.000 150.000
i. Pipet Tetes 1 kotak 47.000 47.000
j. Ayakan 120 Mesh 1 buah 341.000 341.000
k. Limbah kulit singkong 20 kg 12.000 240.000
l. Aquadest 30 Liter 9.000 270.000
m. Asam Sulfat 200 mL 28.000 56.000
n. Natrium Hidroksida 100 gram 1.200 120.000
o. Fenol 100 gram 1.820 182.000
p. Natrium Sulfit 50 gram 3.400 170.000
q. Asam Dinitrosalisilat 15 gram 60.000 900.000
r. Natrium kalium tartarat 100 gram 4.600 460.000
s. Sarung Tangan Lateks 1 kotak 54.000 54.000
t. Buku Folio 1 set 25.000 25.000
u. ATK 1 set 150.000 150.000
v. Kertas A4 1 rim 55.000 55.000
w. Plastik Wrap 1 buah 20.000 20.000
x. Aluminium Foil 1 buah 30.000 30.000
y. Keranjang Bahan dan Alat 2 buah 25.000 50.000
SUB TOTAL (Rp) 4.682.000
2. Sewa dan Jasa Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
a. Analisis SEM 3 sampel 300.000 900.000
b. Analisis Uv-Vis 30 sampel 20.000 600.000
SUB TOTAL (Rp) 1.500.000
3. Perjalanan Lokal Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
a. Transport lokal 5 orang 250.000 1.250.000
(untuk keperluan
21

pembelian bahan dan uji


coba)

b. Pengambilan 3 orang 200.000 600.000


sampel limbah
singkong
SUB TOTAL (Rp) 1.850.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
a. Seminar Nasional 1 kegiatan 400.000 400.000
b. Publikasi Ilmiah 1 500.000 500.000
c. HAKI/PATEN 1 draft 600.000 600.000
d. Masker 1 kotak 65.000 65.000
e. Hand Sanitizer 1 botol 50.000 50.000
f. Tisu 2 kotak 40.000 80.000
SUB TOTAL (Rp) 1.695.000
GRAND TOTAL (Rp) 9.727.000
GRAND TOTAL
(Terbilang Sembilan Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah)
22

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Waktu Uraian


Studi Ilmu (jam /minggu) Tugas
1 Desrita Pratiwi/ Kimia Kimia 12 Jam/Minggu Penanggung jawab
2117011026 penelitian,
perencanaan,
membuat draf
publikasi, pembuatan
bubuk halus limbah
kulit singkong dan
membuat laporan
akhir
2 Siti Hanifatul THP THP 12 Jam/Minggu Sekretaris kegiatan
Nurmaliana/ PKM, persiapan alat
2114051045 bahan, tempat
penelitian, dan
membuat laporan
perkembangan
3 Qori Hikmah Kimia Kimia 12 Jam/Minggu Bendahara kegiatan
Faranida/ PKM, membuat
2017011051 laporan penggunaan
dana, dan
Ultrasonikasi tepung
kulit singkong
4 Tyas Nurfitria/ Kimia Kimia 12 Jam/Minggu Hidrolisis tepung
2117011032 kulit singkong dan
melakukan uji
kualitatif pada sampel
5 Agustino MTK MTK 12 Jam/Minggu Analisis gula reduksi
Simatupang/ dan membuat
2217031157 logbook
23

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai