OLEH:
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
i
Oleh :
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1804015078
Fakultas : Kehutanan
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Karyati, S.Hut, M.P. Dr. Emi Purwanti, S.Hut, M.Si.
NIP 197300491999032001 NIP 197712292005012004
Mengetahui :
Ketua Program Studi Kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................4
1.4 Hasil yang diharapkan...........................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian................................................................................4
1.6 Kerangka Pemikiran..............................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................7
2.1 Perubahan Iklim....................................................................................7
2.2.1 Perubahan Iklim........................................................................7
2.2.2 Penyebab Perubahan Iklim.......................................................7
2.1.3 Dampak Perubahan Ikim...........................................................9
2.1.4 Unsur-unsur Iklim.....................................................................9
2.2 Mitigasi Perubahan Iklim......................................................................10
2.2.1 Mitigasi.....................................................................................10
2.2.2 Pengelolaan sampah..................................................................11
2.2.3 Strategi dalam Perubahan Iklim................................................12
2.3 Sampah..................................................................................................15
2.3.1 Sampah......................................................................................15
2.3.2 Penggolongan Sampah..............................................................16
2.3.3 Pengelolaan Sampah.................................................................18
2.4 Persepsi Masyarakat..............................................................................20
2.4.1 Persepsi.....................................................................................20
2.4.2 Masyarakat................................................................................22
2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat.........23
2.5 Beberapa Hasil dari Penelitian Terdahulu............................................25
III. METODE PENELITIAN...........................................................................27
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................27
3.1.1 Lokasi Penelitian.......................................................................27
3.1.2 Waktu Penelitian.......................................................................27
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................27
3.3 Populasi dan Sampel.............................................................................28
3.3.1 Populasi.....................................................................................28
3.3.2 Sampel.......................................................................................28
3.4 Alur Penelitian......................................................................................29
3.5 Prosedur Pebelitian...............................................................................30
3.5.1 Studi Pustaka.............................................................................30
3.5.2 Orientasi Lapangan...................................................................30
3.5.3 Penentuan Responden...............................................................30
3.5.4 Metode Pengambilan Sampel...................................................31
3.5.5 Pengumpulan Data....................................................................31
vi
I. PENDAHULUAN
Masalah perubahan iklim adalah masalah yang sangat besar dan sampai saat
kekeringan pasti akan meningkat pula di beberapa pulau di Indonesia akibat dari
perubahan iklim. Perubahan iklim itu sendiri terjadi karena meningkatnya gas
rumah kaca di atmosfer, salah satu gas rumah kaca penyebab perubahan iklim
adalah gas metana (CH4), yang dihasilkan oleh timbunan sampah. Timbunan
pengolahan labih lanjut menimbulkan emisi gas metana yang semakin besar.
tahun 2021 mencatat volume sampah di Indonesia yang terdiri dari 154
terkelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton/tahun atau 72,95%. Potensi
gas metana yang dihasilkan dapat mencapai 11,390 ton CH 4/tahun atau setara
Sampai saat ini, sampah masih menjadi permasalahan besar bagi bumi kita,
semakin banyak sampah yang akan dihasilkan oleh masyarakat. Dampak nya
mempengaruhi tingkat kesehatan bagi orang lain. Masalah yang sering dijumpai
2
adalah masalah pengelolaan sampah, sampah yang tidak dikelola dengan baik
juga berdampak ke saluran air tanah, demikian juga pembakaran sampah akan
1989). Dilihat dari masalah tersebut maka perlu adanya pengelolaan lingkungan
asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan,
asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Pengelolaan sampah yang baik dan benar
perubahan yang ada dalam lingkungan sekitarnya. Cara yang bisa dilakukan yaitu
pemanasan global atau biasa disebut (global warming), yaitu fenomena dimana
terjadinya peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung
3
untuk jangka waktu tertentu. Perubahan iklim juga saat ini merupakan masalah
tanah 1.275 m diatas permukaan laut. Kelurahan Lempake terdiri dari 10 wilayah
dengan jumlah penduduk 16.785 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.623
Kepala Keluarga (KK). Salah satu wilayah yang banyak membuka lahan pertanian
khususnya padi dan sawah adalah wilayah Girirejo. Girirejo mempunyai lahan
potensial seluas 535 Ha dan lahan fungsional seluas 450 Ha dengan jumlah
rumah tangga, serta kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam hal
mengelola sampah yang ada, terbukti dimana masih banyak sampah yang
telah dlaporkan oleh: Wijayanti (2013), Suryadi (2018), Isdianto dan Luthfi
perubahan iklim diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat dalam mengurangi
4
masayarakat sekitar.
perubahan iklim?
perubahan iklim?
bagaimana upaya dalam pengelolaan sampah sebagai bentuk mitigasi dan adaptasi
5
kelestarian lingkungan dengan cara menngelola sampah yang baik dan benar
langkah pengelolaan sampah yang baik dan benar sebagai bentuk mitigasi
perubahan iklim. Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti
mengenai upaya yang harus dilakukan dalam mitigasi perubahan iklim dan
yang akan dilakukan pada penelitian ini. Kerangka penelitian ditampilkan pada
Gambar 1.1.
6
Perubahan iklim
Dampak
perubahan iklim
Upaya penanganan
Pengelolaan sampah
Mitigasi Adaptasi
7
Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang masih menjadi sorotan
kebijakan publik terbesar di zaman ini. Mengenai perubahan iklim, United States
Global Climate Change Programme (Okoli dan Ifeakor, 2014) perubahan iklim
pada sumber daya pertanian, sumber daya air, kesehatan manusia, penipisan
lapisan ozon, vegetasi dan tanah yang menyebabkan dua kali lipat konsentrasi
sifat statistik dari sistem iklim. Hal ini juga perubahan cuaca bumi termasuk
Efek rumah kaca adalah sebuah proses terjadinya pemanasan permukaan suatu
benda langit yang disebabkan karena komposisi dan keadaan atmosfernya. Efek
rumah kaca rumah kaca terjadi disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
8
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya yang ada didalam atmosfer (Pratama,
2019). Efek rumah kaca saat ini menjadi salah satu perhatian sangat serius bagi
seluruh kalangan. Efek rumah kaca telah dibahas di seluruh negara mengenai
upaya mengurangi dampaknya terhadap kehidupan bagi makhluk hidup yang ada
Rahmawati (2013) mendefinisikan bahwa gas rumah kaca adalah gas-gas yang
ada di dalam atmosfer dan adapun yang menyebabkan efek gas rumah kaca antara
lain karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan
gas rumah kaca disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia seperti emisi bahan
bakar fosil, perubahan penggunaan lahan, limbah, dan aktivitas industri. Gas
rumah kaca ini dapat menyerap sebagian radiasi inframerah (panas) dan dapat
memantulkan panas yang tertangkap oleh gas rumah kaca di dalam atmosfer.
3. Persampahan
disebabkan oleh aktivitas manusia. Sampah menghasilkan gas rumah kaca yang
berupa gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida (CO2). Sampah tertimbun di
dalam tanah dalam jangka waktu tertentu akan terurai dan menghasilkan gas yang
sampah merupakan salah satu penyumbang gas rumah kaca dalam bentuk CH 4.
Hal ini terjadi saat melakukan pembuangan sampah terbuka (open dumping) dan
9
Perubahan iklim seperti ini dapat menimbulkan banyak masalah lingkungan, dan
pencemaran terhadap tanah dan juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Sampah
2013).
Suhu atau temperatur udara adalah derajat dari aktivitas molekul dalam
(Fadholi, 2013). Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat
panas panas disebut termometer. Satuan yang digunakan untuk mengukur suhu
atau temperatur udara adalah skala Celcius (°C), Reamur (°R), Fahrenheit (°F),
2. Curah Hujan
Curah hujan adalah salah satu parameter cuaca yang datanya sangat penting
(Bunganaen, dkk., 2013). Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di
permukaan bumi selama priode tertentu yang di ukur dengan satuan millimeter
(mm). Curah hujan adalah suatu unsur cuaca dengan datanya diperoleh dengan
Takeda, 2003).
3. Angin
Angin merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi kondisi cuaca dan
iklim. Angin adalah udara yang bergerak disebabkan karena adanya perbedaan
tekanan udara yang dapat mengakibatkan adanya hembusan atau tiupan disuatu
tempat (Bachtiar dan Hayattul, 2018). Angin bergerak dan bertiup di permukaan
bumi disebabkan karena adanya penerimaan radiasi matahari yang secara tidak
Perbedaan suhu udara ini juga terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara
II.2.1 Mitigasi
dilaksanakan untuk mencegah dan mengurangi peningkatan emisi gas rumah kaca
11
dalam mengurangi sumber atau penambah gas rumah kaca (GRK) yang telah
(UNDP, 2007).
iklim di sektor kehutanan memerlukan dukungan pendanaan yang kuat. Salah satu
skema pendanaan perubahan iklim yang ditetapkan dalam PP No. 46 Tahun 2017
gas rumah kaca yang berbahaya karena mempunyai pengaruh 21 kali lebih besar
dibandingkan gas CO2. Emisi CH4 dari sampah merupakan hasil dekomposisi
dan waktu dekomposisi dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Kebijakan mitigasi perubahan iklim Indonesia diatur oleh UU No. 32 Tahun 2009.
sampah perkotaan dan mereduksi emisi gas rumah kaca terutama konsentrasi CO2
sampah di TPA yang masih belum stabil dan masih berpotensi menghasilkan
emisi gas rumah kaca yang besar sehingga diperlukan penerapan sistem
volume dan konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer sehingga mampu
Methane Emissions (Gg/yr) = (MSWT x MSWF x MCF x DOC x DOCF x F x 16/2 - R) x (1 - OX)
karbon ke hutan, dan memperlambat efek gas rumah kaca yang dapat menjadi
perubahan iklim, seperti gas rumah kaca dan lainnya agar resiko terjadinya
menahan dan memperlambat adanya peningkatan emisi gas rumah kaca atau
untuk memenuhi target dari adanya pengurangan emisi gas rumah kaca tertentu
dan untuk menilai dampak potensial dari adanya kebijakan atau teknologi tertentu
a. Recycle
atau produk baru yang bermanfaat. Contoh plastik yang sudah tidak terpakai
b. Reuse
untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Contoh, plastik yang
didapat saat membeli barang di toko dapat digunakan kembali untuk wadah
melalui penyesuaian yang tepat pada saat bertindak untuk mengatasi dampak dan
terhadap penggunaan sumber daya dan teknologi (Adger dkk., 2007). Adaptasi
baik yang dilakukan oleh individu, kelompok, maupun pemerintah sebagai aktor
persampahan dengan menggunakan konsep Zero Waste yang terdiri dari (Affandy
dkk., 2015):
a. Reduce
b. Replace
15
II.3 Sampah
II.3.1 Sampah
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,
2006). Azwar (1990) menjelaskan yang dimaksud dengan sampah adalah sebagian
dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang
yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan
industri) tetapi bukan biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak
yang tidak digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan
oleh kegiatan manusia Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak di senangi atau sesuatu yang dibuang dari kegiatan manusia dan
Permasalahan sampah meliputi 3 bagian yaitu pada bagian hilir, proses dan
hulu. Bagian hilir, pembuangan sampah yang terus meningkat. Bagian proses,
hulu, berupa kurang optimalnya sistem yang diterapkan pada pemrosesan akhir
merupakan bagian dari pengolahan sampah akan tetapi, hal seperti itu bisa
16
seperti ini ada kemungkinan dipengaruhi oleh pengetahuan dan kematangan usia
(Mulasari, 2012).
selain terdiri atas sampah organik dan anorganik, juga dapat berkategori B3.
terdekomposisi. Bagian organik sebagian besar terdiri atas sisa makanan, kertas,
kardus, plastik, tekstil, karet, kulit, kayu, dan sampah kebun. Bagian anorganik
sebagian besar terdiri dari kaca, tembikar, logam, dan debu. Sampah yang mudah
perkotaan.
perdesaan.
1. sampah organik, atau sampah basah, yang terdiri atas daun-daunan, kayu,
kertas, karton, tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah, dan lain-lain,
dan sebagai
17
2. sampah anorganik, atau sampah kering yang terdiri atas kaleng, plastik,
besi dan logam-logam lainnya, gelas dan mika. Kadang kertas dimasukkan
Sedangkan bila dilihat dari sumbernya, sampah perkotaan yang dikelola oleh
yaitu :
1. Sampah dari rumah tinggal: merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan
atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah sampah
makanan, plastik, kertas, karton/dos, kain, kayu, kaca, daun, logam, dan
bekas, kasur, dan lain-lain. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang
ditempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam
suatu kawasan permukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah
susun. Dari rumah tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3 (bahan
berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa obat-obatan,
2. Sampah dari daerah komersial: sumber sampah dari kelompok ini berasal dari
ini umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam, dan
juga sisa makanan. Khusus dari pasar tradisional, banyak dihasilkan sisa
sayur, buah, makanan yang mudah membusuk. Secara umum sampah dari
18
sumber ini adalah mirip dengan sampah domestik tetapi dengan komposisi
yang berbeda.
lain-lain. Sumber ini potensial dihasilkan sampah seperti halnya dari daerah
4. Sampah dari jalan / taman dan tempat umum: sumber sampah dari kelompok
ini dapat berupa jalan kota, taman, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran
darinase kota, dan lain-lain. Daerah ini umumnya dihasilkan sampah berupa
daun / dahan pohon, pasir / lumpur, sampah umum seperti plastik, kertas, dan
lain-lain.
5. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis sampah kota: kegiatan
umum dalam lingkungan industri dan rumah sakit tetap menghasilkan sampah
sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik, dan lain-lain.
Yang perlu mendapat perhatian adalah, bagaimana agar sampah yang tidak
sejenis sampah kota tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan sampah
kota.
dan berdasarkan sifat fisik dan kimiawinya. Sampah-sampah ini berasal dari
metana dan etanol. Karakteristik fisik dari sampah sangat ditentukan oleh
kepadatan fisik dari materi-materi sampah tersebut. Sampah bisa berwujud padat,
urugan dan tumpukan. Model urugan ini umumnya dilakukan pada daeraha-
daerah yang tidak menghasilkan volume sampah dalam jumlah besar, dalam
model ini sampah dibuang di lembah atau cekukan tanpa ada perlakuan lebih
lanjut artinya sekedar dibuang lalu ditinggalkan. Model ini juga merupakan
sampah. Model kedua yaitu tumpukan yang cenderung lebih maju, untuk model
pengelolaan sampah dengan tumpukan ini dilengkapi dengan unit saluran air
untuk buangan, pengelolaan air untuk buangan (leachatte) dan pembakaran akses
gas metana (flare). Model seperti ini sudah memenuhi persyaratan lingkungan dan
banyak diterapkan di kota-kota besar, namun model tumpukan ini tidak lengkap
tergantung dari kondisi keuangan dan kepedulian pejabat daerah akan kesehatan
dan kepadatan penduduk, sosial ekonomi dan karakteristik lingkungan fisik, sikap,
sampah perkotaan dan mereduksi emisi gas rumah kaca terutama konsentrasi CO 2
sampah di TPA yang masih belum stabil dan masih berpotensi menghasilkan
emisi gas rumah kaca yang besar sehingga diperlukan penerapan sistem
volume dan konsentrasi emisi gas rumah kaca di atmosfer sehingga mampu
2.4.1 Persepsi
21
yang masuk dalam alat indera. Persepsi merupakan hal yang mempengaruhi sikap,
dari suatu serapan seseorang dalam mengetahui beberapa hal melalui panca
indera. Dalam pengertian ini jelas, bahwa persepsi adalah kesan gambaran atau
organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan
aktivitas yang integrated dalam diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi
dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang
akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang
individu satu dengan individu lain. Walgito juga menambahkan, bahwa persepsi
22
adalah suatu kesan terhadap suatu objek yang diperoleh melalui proses
diterima oleh individu, sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan
aktivitas integrated dalam diri individu. Pendapat ini tidak bertentangan dengan
mempunyai arti atau makna bagi individu, sedang proses terjadinya persepsi
Menurut Robbins dan Judge (2008), persepsi (perception) adalah proses di mana
2.4.2 Masyarakat
sekelompok manusia yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu dengan
batas-batas yang jelas dan menjadi faktor utamanya ialah hubungan yang kuat di
proses yang terjadi pada sekelompok manusia yang hidup dan tinggal bersama
kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok,
sama dengan saling berhubungan. Artinya bahwa setiap individu manusia yang
satu sadar akan adanya individu yang lain dan memperhatikan kehadiran individu
luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu
1. Faktor Internal
yang asalnya dari dalam diri seseorang yang mempersepsikan dan yang
a. Usia
Usia merupakan umur individu yang dapat dihitung dari mulai dilahirkan
sampai ulang tahun. Usia dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan kekuatan
24
dari seseorang. Umur seseorang jika semakin tua, maka tingkat pengetahuan dan
kekuatan akan lebih matang dalam bekerja dan berpikir (Nursalam, 2009). Usia
semakin tua maka akan semakin banyak pengetahuan dan kekuatan yang akan
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
nafkah. Masyarakat yang sibuk dalam bekerja hanya mempunyai sedikit waktu
2. Faktor Eksternal
faktor yang asalnya dari luar diri seseorang dan melekat pada objek dalam
a. Informasi
pengetahuan dan dengan adanya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat
b. Pengalaman
seseorang. Sikap yang dimiliki seseorang akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi dari seseorang tersebut terjadi dalam situasi yang dapat
emisi gas CH4 dan menciptakan ketahanan iklim. Hasil penelitian ini
Terpadu (TPST).
salah satu akibat dari adanya perilaku manusia, baik karena kurangnya
3. Adiyoga dan Basuki (2018) mengutarakan bahwa kurang dari separuh total
tanaman atau limbah rumah tangga dapat meningkatkan produksi gas rumah
mereka.
iklim masih belum menjadi konsep yang akrab bagi semua responden.
27
RT 2, 4, 10, 12, 16, 17, 20, 25, 28, 31, 34, 36, 39, 41, 43, 44, 46, 48, sampai RT
49 dengan luas wilayah yaitu sebesar 3224 km2. Peta lokasi penelitian ditampilkan
kurang lebih 6 bulan efektif yang dimulai dari bulan Juli sampai dengan
Desember 2022. Adapun tahapan waktu kegiatan penelitian yang akan dilakukan
Gambar……
30
masyarakat;
penelitian.
2.Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dan hasil wawancara
kepada responden.
III.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga yang ada di Kelurahan
Lempake. Berdasarkan data yang akan diambil dari profil Kelurahan Lempake
bahwasannya terdapat 19 RT yaitu RT 2, 4, 10, 12, 16, 17, 20, 25, 28, 31, 34, 36,
39, 41, 43, 44, 46, 48, 49 dengan jumlah 2314 KK dan diperoleh sampel sebanyak
96 sampel.
III.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari data populasi yang akan
diteliti, yaitu berdasarkan intensitas sampling sebanyak 10% dari jumlah Ibu
2314
n=
1+[2314 ×(0,12)]
2314
n = 24,14
= 95,85
= 96
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
10%. Sehingga pada penelitian ini responden yang diambil adalah 96 responden.
Studi Pustaka
Orientasi Lapangan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Kesimpulan dan saran
32
referensi dari literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Referensi tersebut
dapat bersumber dari jurnal penelitian, skripsi terdahulu maupun buku serta dari
penelitian dan meminta izin kepada pihak terkait pada desa/kampung tentang
yang dipilih berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang telah diketahui
33
masyarakat desa yang mengelola bank sampah dan perangkat desa secara acak
atau masyarakat yang melakukan kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
atau per RT. Jumlah sampel yang didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin
Cluster tesebut dipilih secara acak atau random dengan perhitungan sebagai
berikut :
Jumlah KK per RT
× 100 %
Jumlah Total Keseluruhan KK
Pengumpulan data terbagi menjadi dua jenis data yaitu data primer dan data
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung melalui observasi yang dibuat dalam bentuk
bentuk berupa kuesioner diisi langsung oleh responden masyarakat desa dan
sebagai panduan wawancara. Data yang diperoleh berupa identitas dari responden,
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang menjadi pendukung atau pelengkap data
primer dalam penelitian. Data pendukung yang diperoleh dari berbagai literatur
seperti buku, skripsi, dan jurnal ilmiah. Literatur-literatur tersebut didapat baik
dari perpustakaan maupun situs internet. Data tersebut didapatkan selain dengan
dengan perwakilan Kelurahan, pencatatan data atau dokumen yang terkait dengan
data yang diperlukan. Data yang diperoleh dari Kelurahan Lempake dalam bentuk
Data yang telah didapatkan dari hasil pengisian kuesioner dan wawancara
dari responden diolah menggunakan Skala Likert. Data yang diperoleh dengan
Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap
atau pendapat dari seseorang atau kelompok tentang sebuah peristiwa atau
seseorang yang melakukan penelitian. Berikut kriteria dalam proses analisis data
dan pemberian skor untuk alternatif jawaban pada Skala Likert antara lain:
Alternatif jawaban pada Skala Likert mengenai upaya mitigasi dan adaptasi
antara lain:
b. Setuju (S) = 4
c. Ragu-ragu (R) = 3
Keterangan:
Total Skor
Indeks % = X 100%
Skor berdasarkan indikator pertanyaan
( Pn 1 x T 1 ) ( Pn 2 x T 2 ) + Pn 5
Skor rata-rata =
Total responden
Keterangan:
H : Nilai dari (Jumlah responden yang memilih jawaban skor 1 untuk setiap
DAFTAR PUSTAKA
Adger, W. N., Arnell, N. W., dan Tompkins, E. L., (2005). Adaptasi yang
Berhasil terhadap Perubahan Iklim di Seluruh Skala (Successful
Adaptation to Climate Change Across Scales). Jurnal Perubahan
Lingkungan Global. 15(2), 77-86.
Adger, W.N., Smith, J.B., dan Takahashi, K. (2007). Penilaian Praktik Adaptasi,
Opsi, Kendala dan Kapasitas (Assessment of Adaptation Practices,
Options, Constraints and Capacity). Cambridge University Press. New
York.
Affandy, N. A., Isnaini, E., dan Yulianti, C. H. (2015). Peran Serta Masyarakat
dalam Pengelolaan Sampah Komprehensif Menuju Zero Waste. Institut
Teknologi Adhi Tama. Surabaya.
Alkhajar, E. N. S., dan Luthfia, A. R. (2020). Daur ulang sampah plastik sebagai
mitigasi perubahan iklim. Penamas Adi Buana. 4(1).
38
Corpuz, V.T., Chavez, R.d., Soriano, E.B., Magata, H., dan Golocan, C. (2009).
Perubahan Iklim dan Masyarakat Adat. Edisi 2. Tebtebba Foundation.
Filipina.
Fadholi, A. (2013). Uji Perubahan Rata-rata Suhu Udara dan Curah Hujan di Kota
Pangkalpinang. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. 14(1), 11-25.
Najib. H., Sasmito. A., dan Kurniawan. (2011). Kajian Potensi Energi Angin di
Wilayah Sulawesi dan Maluku. Jurnal Meteorologi dan Geofisika.
12(2), 181-187.
Normelani, E., Kumalawati, R., Kartika, N. Y., Nugroho, A. R., Riadi, S., dan
Efendi, M. (2020). Program Kampung Iklim (Tinjauan Masyrakat
Kokta Banjarmasin). Lambung Mangkurat University Press.
Banjarmasin.
Okoli, J. N., dan Ifeakor, A. C. (2014). An overview of climate change and food
security: Adaptation strategies andmitigation measures in Nigeria.
Journal of Education and Practice, 5(32), 13–19.
Pratama, R. (2019). Efek Rumah Kaca terhadap Bumi. Jurnal Buletin Utama
Teknik. 14(2), 120-126.
Slamet, B. (2015). Analisis Land Use Change Forestry dan skenario adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim. Departemen Kehutanan. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.
Surjandari, I., Hidayatno, A., dan Supriatna, A. 2009. Model Dinamis Pengelolaan
Sampah untuk Mengurangi Beban Penumpukan. Jurnal Teknik Industri.
11(02), 134-147.
UNDP. 2007. Sisi Lain Perubahan Iklim, Mengapa Indonesia harus Beradaptasi
untuk Melindungi Rakyat Miskinnya. UNDP Indonesia. Jakarta.
Winayanti, I. (2009). Studi Produksi Gas Metan (CH4) dan Karbondioksida (CO2)
dari Timbunan Sampah [Skripsi]. Jurusan Teknik Lingkungan Institut
Teknologi Surabaya. Surabaya.
KUESIONER PENELITIAN