Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FERMENTASI

FERMENTASI HASILKAN ZAT KIMIA/ENERGI

(ETANOL, ASAM ASETAT)

DISUSUN OLEH KELOMPOK II


ANGGOTA:
RISKA (F1C1 20 015)
SUPARDI (F1C1 20 066)
AYU ANDIRA (F1C1 20 027)
HUSNUL MUSDALIFAH (F1C1 20 030)
YULIARTI (F1C1 20 046)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah Subahana Wataala yang telah

memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “FERMENTASI HASILKAN ZAT KIMIA/ENERGI

(ETANOL, ASAM ASETAT)”. Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen

pengampuh mata kuliah fermentasi yang telah membantu kami dalam

mengerjakan tugas. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang

telah mendukung sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata

sempurna baik dari segi penyusunannya, bahasa, maupun penulisannya.Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik dimasa

mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa

bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu

Kendari, 25 April 2023

Kelompok II
DAFTAR ISI

Sampul.....................................................................................................

Kata Pengantar........................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................

1.2 Rumusan Masalah.................................................................

1.3 Tujuan....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................

2.1 Pengertian Fermentasi...........................................................

2.2 Proses Fermentasi..................................................................

2.3 Manfaat Etanol dan Asam Asetat..........................................

BAB III PENUTUP.................................................................................

3.1 Kesimpulan............................................................................

Daftar Pustaka.........................................................................................
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk cukup besar,

sehingga negara perlu menyediakan berbagai kebutuhan, seperti sandang, pangan,

papan dan penyediaan energi seperti bahan bakar. Peningkatan kebutuhan enerji

listrik perlu mendapat perhatian, mengingat kebutuhan terus meningkat sepanjang

tahun, Selama ini kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh sumber daya tak

terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara. Kondisi ini perlu disikapi dengan

mencari sumber energi baru atau peningkatan produksi bahan bakar yang

didapatkan dari energi alternatif yang dapat diperbaharui atau dikenal dengan

enerji terbarukan. Salah satu adalah memanfaatkan biomassa, senyawa organik

maupun limbah untuk dikonversi menjadi energi yang bersifat dapat diperbaharui

(Widyanti dan Bintang, 2016). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

dengan fermentasi.

Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat

organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Mikroba

yang umumnya terlibat dalam fermentasi pangan adalah bakteri, khamir dan

kapang. Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan aktivitas mikroba tertentu

agar dapat merubah sifat bahan sehingga dihasilkan produk fermentasi yang

bermanfaat. Beberapa faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain

mikroorganisme, substrat (medium), pH (keasaman), suhu, oksigen, dan aktivitas

air (Kusuma et al., 2020). Melalui proses fermentasi dapat dihasilkan zat

kimia/energi, contohnya adalah etanol dan asam asetat.


Etanol dengan rumus molekul C2H5OH dapat dibuat melalui dua cara

yakni secara petrokimia dibuat melalui hidrasi etena dan secara hayati melalui

fermentasi dengan ragi. Etanol sendiri digunakan secara luas oleh berbagai

industri diantaranya industri kimia, industri farmasi, industri makanan dan

minuman, serta digunakan dibidang kedokteran atau kesehatan. Selain itu, juga

digunakan sebagai campuran bahan bakar atau yang dikenal dengan sebutan

gasohol (Hasanah et al., 2021).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan proses fermentasi?

1.2.2 Bagaimana cara fermentasi etanol dan asam asetat?

1.2.3 Apa manfaat etanol dan asam asetat.

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetaahui apa yang dimaksud dengan proses fermentasi.

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana cara fermentasi etanol dan asam asetat.

1.3.3 Untuk mengetahui apa manfaat etanol dan asam asetat.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1.4.1 Dapat mengetaahui apa yang dimaksud dengan proses fermentasi.


1.4.2 Dapat mengetahui bagaimana cara fermentasi etanol dan asam asetat.

1.4.3 Dapat mengetahui apa manfaat etanol dan asam asetat.


II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fermentasi

Fermentasi merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas gizi,

mengurangi dan bahkan menghilangkan pengaruh bahan pakan tertentu yang

dapat dilakukan dengan penggunaan mikroorganisme. Fermentasi didefenisikan

sebagai perubahan gradual oleh enzim yang disebabkan beberapa bakteri, khamir

dan jamur. Keberhasilan fermentasi sangat ditentukan oleh fermentor yang

digunakan. Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimiawi dari senyawa-

senyawa organik (karbohidrat, lemak, protein, dan bahan organik lain) baik dalam

keadaan aerob maupun anaerob, melalui kerja enzim yang dihasilkan oleh

mikroba (Surianti et al., 2020).

Beberapa faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain

mikroorganisme, substrat (medium), pH (keasaman), suhu, oksigen, dan aktivitas

air. Selain zat gizi, suhu, air, pH dan oksigen, fermentasi juga dipengaruhi oleh

waktu. Waktu fermentasi merupakan variabel yang berkaitan dengan fase

pertumbuhan mikroba selama proses fermentasi berlangsung sehingga akan

berpengaruh terhadap hasil fermentasi. Mikroba yang umumnya terlibat dalam

fermentasi pangan adalah bakteri, khamir dan kapang (Kusuma et al., 2020).
2.2. Proses Fermentasi

2.2.1 Proses Pembuatan Etanol Dari Gula Menggunakan Saccharomyces

Cerevisiae Amobil

Etanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang perlu

dikembangkan, dibuat dari bahan baku yang ketersediaannya melimpah, berharga

murah. Bahan bakar ini dalam beberapa dekade terakhir, menjadi salah satu obyek

penelitian yang menarik untuk mengetahui potensi dari bahan lignoselulosa dalam

memproduksi etanol (Widyanti dan Bintang, 2016). Fermentasi etanol adalah

proses biologi yang melibatkan mikroorganisme untuk mengubah bahan organik

menjadi komponen sederhana. Selama proses fermentasi mikroorganisme

memproduksi enzim untuk menghidrolisis substrat menjadi komponen sederhana

(gula) selanjutnya mengubahnya menjadi etanol.

(Widyanti dan Bintang, 2016)


Tahapan pembuatan etanol dari gula
Fermentasi Gula menjadi Etanol

Etanol merupakan salah satu produk penting dalam bidang kesehatan dan

energi, dapat dibuat menggunakan metode fermentasi atau biasa juga disebut

dengan peragian, yaitu proses perubahan kimia dalam suatu substrat organik yang

dapat berlangsung karena aksi katalisator biokimia, yaitu enzim yang dihasilkan

oleh mikroba-mikroba hidup tertentu, terjadi karena aktifitas mikroba penyebab

fermentasi pada substrat organik sesuai. Fermentasi dapat menyebabkan

perubahan sifat bahan pangan, sebagai akibat dari pemecahan

kandungankandungan bahan pangan tersebut, terjadi perubahan kimia dari zat

organik karena mikroorganisme penyebab fermentasi bereaksi dengan substrat

organik yang sesuai dengan pertumbuhannya. Proses fermentasi dapat dibedakan

atas 2 tingkatan, dapat dijelaskan seperti berikut :

1. Peragian tingkat pertama, berlangsung dalam keadaan aerob (adanya O2) yang

terlarut dan di permukaan, berfungsi memperbanyak ragi (khamir) yang dapat

ditandai timbulnya gas asam arang, reaksi sebagai berikut : C 6H12O6 + 6O2 →

6CO2 + 6H2O + 36 ATP Pada proses fermentasi tingkat pertama tidak ada atau

sedikit sekali etanol yang dihasilkan

2. Fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerob. Pada tahap ini khamir dan

enzim yang dihasilkan sudah cukup banyak, sehingga akan berlangsung

fermentasi, sampai sebagian atau seluruh gula dirubah menjadi etanol, dengan

reaksi : C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP.


Amobilisasi Sel

Amobilisasi sel adalah sel yang terjerap dalam matriks tertentu, bahan

yang digunakan sebagai matriks tidak larut dalam substrat, bertujuan membuat sel

menjadi tidak bergerak atau berkurang ruang geraknya sehingga sel menjadi

terhambat pertumbuhannya dan substrat yang diberikan hanya digunakan untuk

menghasilkan produk. Material pendukung berupa sistem matriks, membran atau

permukaan zat padat tertentu, biasa digunakan sebagai carrier dalam amobilisasi

sel. Sistem matriks untuk amobilisasi sel biasanya menggunakan gel polimer

hidrofilik molekular tinggi seperti alginat, carragenan dan agarosa. Dengan bahan

ini, sel-sel diamobilisasi dengan cara penjebakan dalam gel yang bersangkutan.

Penggunaan dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas dan membuat sel,

orgamel dan enzim dapat digunakan secara terus menerus. Sel amobil membuat

sel menjadi berkurang ruang geraknya, namun aktivitas katalitik tetap dapat

dipertahankan.

Aktifitas Saccharomyces Cerevisea sebagai Sel Amobil

Khamir Saccharomyces cerevisiae (ragi) merupakan mikroorganisme yang

bersel tunggal dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm.

Bentuk sel khamir bermacammacam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat

panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung (triangular),

berbentuk botol, bentuk alpukat atau lemon, membentuk pseudomiselium. Ukuran

dan bentuk sel khamir mungkin berbeda pada kultur yang sama, karena pengaruh

umur sel dan kondisi lingkungan. Kinerja sel berpengaruh terhadap kadar atau

konsentrasi etanol yang dihasilkan. Makin banyak gula reduksi yang


dimanfaatkan oleh Saccharomyces cerevisiae maka makin tinggi pula konsentrasi

etanol yang dapat dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi substrat atau gula

reduksi yang dapat dipecah oleh sel khamir menjadi etanol maka semakin tinggi

pula konsentrasi etanol yang dihasilkan.

2.2.2 Pembuatan Asam Asetat dari Air Cucian Kopi Robusta dan Arabika

Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang mengandung etanol,

yang dapat diperoleh dari berbagai macam bahan seperti buahbuahan, kulit nanas,

limbah kopi dan air kelapa (Nurika dan Nur, 2001). Limbah hasil cucian kopi

arabika dan kopi robusta merupakan salah satu limbah yang selama ini belum

pernah dimanfaatkan karena dibuang begitu saja sehingga dapat mencemari

lingkungan (Wusnah et al, 2018).

(Wusnah et al, 2018)


Tahapan pembuatan asam asetat dari kopi robusta dan arabika
Proses pembuatan asam asetat dari limbah cair hasil cucian kopi arabika

dilakukan dengan metode fermentasi dimana fermentasi pertama dilakukan

dengan mengubah gula yang ada dalam bahan menjadi etanol menggunakan

Saccharomyces cerevisiae sebanyak 8 gram, lama fermentasi yaitu 48 jam.

Komposisi kimia alami dari limbah cair hasil cucian kopi bukan merupakan

komposisi medium optimal untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae

sehingga perlu dilakukan penambahan nutrien ke dalam cairan hasil cucian kopi

arabika dan robusta, tahap fermentasi alkohol untuk memproduksi asam cuka

dapat dilakukan tanpa memerlukan pengaturan suhu, terutama bila dilakukan

dalam skala kecil. Karena suhu lingkungan sesuai untuk pertumbuhan dan

aktifitas sel khamir. Reaksi pembentukan glukosa menjadi etanol adalah sebagai

berikut:

Setelah diperoleh cairan beralkohol (etanol) maka di lanjutkan dengan

fermentasi kedua yaitu mengubah etanol menjadi asam asetat menggunakan

bakteri Acetobacter xylinum dengan waktu fermentasi yang di variasikan yaitu 7,

10, dan 14 hari. Fermentasi ini dilakukan secara aerob karena untuk pembentukan

asam asetat bakteri membutuhkan Oksigen, dari hasil fermentasi maka akan

diperoleh asam asetat dan air, sehingga pemisahan produk yang dihasilkan

dilakukan dengan cara destilasi dimana titik didih air 1000C dan titik didih asam

asetat yaitu 117,90C. Reaksi pembentukan etanol menjadi asam asetat adalah

sebagai berikut:
2.3 Manfaat Etanol dan Asam Asetat

2.3.1 Manfaat Etanol

 Sebagai pelarut organik dan bahan baku untuk senyawa industri seperti

pewarna

 Obat sintesis

 Bahan kosmetik

 Bahan peledak

 Bahan bakar

 Minuman beralkohol

2.3.1 Manfaat Asam Asetat

 Sebagai pelarut dalam proses-proses produksi di industry

 Pembuatan tinta dan zat warna

 Sebagai bahan baku pembuatan polyvinyl acetate, yaitu bahan baku

pembuatan lem kayu


III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fermentasi merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas gizi,

mengurangi dan bahkan menghilangkan pengaruh bahan pakan tertentu yang

dapat dilakukan dengan penggunaan mikroorganisme. Fermentasi oleh bakteri

khamir dan kapang adalah dasar dari pengawetan berbagai bahan pangan, baik

yang dilakukan dengan metode tradisional maupun melalui prosedur industri yang

canggih dan terkendali. Fermentasi dapat menghasilkan produk berupa bahan

kimia seperti etanol dan asam asetat.


DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, G. P. A. W., Komang A. N. dan I Desak P. K. P., 2020, Pengaruh Lama


Fermentasi Terhadap Karakteristik Fermented Rice Drink Sebagai
Minuman Probiotik Dengan Isolat Lactobacillus sp. F213, Jurnal Itepa,
9(2).
Widyanti, E., E. dan Bintang I. M.,2016, Proses Pembuatan Etanol dari Gula
Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae Amobil, Metana, 12(2).
Nurul, H., Sumiati S. dan Sudding, 2021, Pengaruh Lama Fermentasi terhadap
Kadar Etanol dari Limbah Serabut Kelapa Sawit Hasil Pretreatment
Alkali dan Hidrolisis Asam, Jurnal Chemical, 22(1).
Surianti, Haryati T. dan Siti A., 2020, Fermentasi Tepung Ampas Tahu dengan
Cairan Mikroorganisme Mix. Sebagai Bahan Baku Pakan, Jurnal
Agrokompleks, 9(1).
Nurika, I. dan Nur H., 2001, Pembuatan Asam Asetat dari Air Kelapa Secara
Fermentasi Kontinyu Menggunakan Kolom Bio-Oksidasi (Kajian dari Tinggi
Partikel dalam Kolom dan Kecepatan Aerasi), Jurnal Teknologi Pertanian,
2(1).
Wusnah, Meriatna dan Rina L., 2018, Pembuatan Asam Asetat dari Air Cucian Kopi
Robusta dan Arabika dengan Proses Fermentasi, Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 7(1).

Anda mungkin juga menyukai