mengerjakan tugas. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik dimasa
mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
Kelompok II
DAFTAR ISI
Sampul.....................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1.3 Tujuan....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................
3.1 Kesimpulan............................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................
I. PENDAHULUAN
papan dan penyediaan energi seperti bahan bakar. Peningkatan kebutuhan enerji
tahun, Selama ini kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh sumber daya tak
terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara. Kondisi ini perlu disikapi dengan
mencari sumber energi baru atau peningkatan produksi bahan bakar yang
didapatkan dari energi alternatif yang dapat diperbaharui atau dikenal dengan
maupun limbah untuk dikonversi menjadi energi yang bersifat dapat diperbaharui
(Widyanti dan Bintang, 2016). Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan fermentasi.
yang umumnya terlibat dalam fermentasi pangan adalah bakteri, khamir dan
agar dapat merubah sifat bahan sehingga dihasilkan produk fermentasi yang
air (Kusuma et al., 2020). Melalui proses fermentasi dapat dihasilkan zat
yakni secara petrokimia dibuat melalui hidrasi etena dan secara hayati melalui
fermentasi dengan ragi. Etanol sendiri digunakan secara luas oleh berbagai
minuman, serta digunakan dibidang kedokteran atau kesehatan. Selain itu, juga
digunakan sebagai campuran bahan bakar atau yang dikenal dengan sebutan
1.3 Tujuan
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana cara fermentasi etanol dan asam asetat.
1.4 Manfaat
sebagai perubahan gradual oleh enzim yang disebabkan beberapa bakteri, khamir
senyawa organik (karbohidrat, lemak, protein, dan bahan organik lain) baik dalam
keadaan aerob maupun anaerob, melalui kerja enzim yang dihasilkan oleh
air. Selain zat gizi, suhu, air, pH dan oksigen, fermentasi juga dipengaruhi oleh
fermentasi pangan adalah bakteri, khamir dan kapang (Kusuma et al., 2020).
2.2. Proses Fermentasi
Cerevisiae Amobil
murah. Bahan bakar ini dalam beberapa dekade terakhir, menjadi salah satu obyek
penelitian yang menarik untuk mengetahui potensi dari bahan lignoselulosa dalam
Etanol merupakan salah satu produk penting dalam bidang kesehatan dan
energi, dapat dibuat menggunakan metode fermentasi atau biasa juga disebut
dengan peragian, yaitu proses perubahan kimia dalam suatu substrat organik yang
dapat berlangsung karena aksi katalisator biokimia, yaitu enzim yang dihasilkan
1. Peragian tingkat pertama, berlangsung dalam keadaan aerob (adanya O2) yang
ditandai timbulnya gas asam arang, reaksi sebagai berikut : C 6H12O6 + 6O2 →
6CO2 + 6H2O + 36 ATP Pada proses fermentasi tingkat pertama tidak ada atau
2. Fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerob. Pada tahap ini khamir dan
fermentasi, sampai sebagian atau seluruh gula dirubah menjadi etanol, dengan
Amobilisasi sel adalah sel yang terjerap dalam matriks tertentu, bahan
yang digunakan sebagai matriks tidak larut dalam substrat, bertujuan membuat sel
menjadi tidak bergerak atau berkurang ruang geraknya sehingga sel menjadi
permukaan zat padat tertentu, biasa digunakan sebagai carrier dalam amobilisasi
sel. Sistem matriks untuk amobilisasi sel biasanya menggunakan gel polimer
hidrofilik molekular tinggi seperti alginat, carragenan dan agarosa. Dengan bahan
ini, sel-sel diamobilisasi dengan cara penjebakan dalam gel yang bersangkutan.
orgamel dan enzim dapat digunakan secara terus menerus. Sel amobil membuat
sel menjadi berkurang ruang geraknya, namun aktivitas katalitik tetap dapat
dipertahankan.
bersel tunggal dengan panjang 1-5 µm sampai 20-50 µm, dan lebar 1-10 µm.
Bentuk sel khamir bermacammacam, yaitu bulat, oval, silinder, ogival yaitu bulat
dan bentuk sel khamir mungkin berbeda pada kultur yang sama, karena pengaruh
umur sel dan kondisi lingkungan. Kinerja sel berpengaruh terhadap kadar atau
etanol yang dapat dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi substrat atau gula
reduksi yang dapat dipecah oleh sel khamir menjadi etanol maka semakin tinggi
2.2.2 Pembuatan Asam Asetat dari Air Cucian Kopi Robusta dan Arabika
yang dapat diperoleh dari berbagai macam bahan seperti buahbuahan, kulit nanas,
limbah kopi dan air kelapa (Nurika dan Nur, 2001). Limbah hasil cucian kopi
arabika dan kopi robusta merupakan salah satu limbah yang selama ini belum
dengan mengubah gula yang ada dalam bahan menjadi etanol menggunakan
Komposisi kimia alami dari limbah cair hasil cucian kopi bukan merupakan
sehingga perlu dilakukan penambahan nutrien ke dalam cairan hasil cucian kopi
arabika dan robusta, tahap fermentasi alkohol untuk memproduksi asam cuka
dalam skala kecil. Karena suhu lingkungan sesuai untuk pertumbuhan dan
aktifitas sel khamir. Reaksi pembentukan glukosa menjadi etanol adalah sebagai
berikut:
10, dan 14 hari. Fermentasi ini dilakukan secara aerob karena untuk pembentukan
asam asetat bakteri membutuhkan Oksigen, dari hasil fermentasi maka akan
diperoleh asam asetat dan air, sehingga pemisahan produk yang dihasilkan
dilakukan dengan cara destilasi dimana titik didih air 1000C dan titik didih asam
asetat yaitu 117,90C. Reaksi pembentukan etanol menjadi asam asetat adalah
sebagai berikut:
2.3 Manfaat Etanol dan Asam Asetat
pewarna
Obat sintesis
Bahan kosmetik
Bahan peledak
Bahan bakar
Minuman beralkohol
3.1 Kesimpulan
khamir dan kapang adalah dasar dari pengawetan berbagai bahan pangan, baik
yang dilakukan dengan metode tradisional maupun melalui prosedur industri yang