PERCOBAAN III
OLEH:
NAMA : SUPARDI
KELOMPOK : II (DUA)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkembang khususnya bagi yang masih dalam masa pertumbuhan. Zat gizi yang
manusia memperoleh protein tersebut dari Air Susu Ibu (ASI). ASI memiliki
ASI sama dengan suhu tubuh, kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
susu, baik dari manusia (ASI) maupun dari hewan yang mengandung vitamin,
mineral, karbohidrat, lemak dan protein (Sinaga dkk., 2021). Saat mengkonsumsi
protein, tubuh akan menghancurkan protein hingga berubah menjadi asam amino
dibagi menjadi dua berdasarkan kemampuan sintesis di dalam tubuh, yaitu asam
amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam amino esensial tidak dapat
sedangkan asam amino non-esensial dapat diproduksi dalam tubuh. Asam amino
umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air namun tidak larut dalam
pelarut organik non polar (Jacoeb dkk., 2012). Salah satu cara yang dapat
biuret.
Metode biuret adalah metode yang digunakan untuk menentukan protein
yang didasarkan pada ikatan peptida pada bahan yang diuji. Ikatan peptida yang
mengikat asam amino lain melalui ikatan peptida. Prinsip metode biuret adalah
bahwa larutan protein diubah menjadi basa dengan NaOH, kemudian ditambahkan
kompleks biru-ungu dalam kondisi basa. Itu semakin banyak ikatan peptida yang
terkandung dalam protein, semakin kuat warna ungu yang dihasilkan (Subroto
dkk., 2020). Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan uji
identifikasi protein.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan uji identifikasi protein
adalah bagaimana mengidentifikasi protein pada sampel telur puyuh, kaldu ikan
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan uji identifikasi protein adalah
untuk mengidentifikasi protein pada sampel telur puyuh, kaldu ikan dan susu
D. Manfaat
adalah dapat mengidentifikasi protein pada sampel telur puyuh, kaldu ikan dan
Protein adalah biomolekul besar dan makromolekul yang terdiri dari satu
atau rantai residu asam amino yang lebih panjang. Rantai linier residu asam amino
polipeptida panjang. amino. Protein dianggap sebagai bahan utama dalam diet
kompleks yang diperlukan untuk menjalankan dua proses secara konstan, seperti
sintesis dan pemecahan protein tubuh. Protein adalah molekul sel yang
dan terakumulasi di dalam sel hidup melalui interaksi antara domain yang
asam amino dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino esensial dan non
esensial. Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang
dikandungnya. Protein yang tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis
asam amino dan dalam proposi yang sesuai untuk pertumbuhan (Ramadayanti
dkk., 2019).
bermuatan, dan mereka dapat menstabilkan aktivitas biologis senyawa. Selain itu,
susu protein tidak beracun, aman untuk dikonsumsi, dan proses biokesesuaian.
bioavailabilitas, efek interaksi antara susu protein dan zat aktif lainnya (Xie dkk.,
2022).
elektrostatik yang kuat yang disebut proses salting in. Penambahan garam dalam
konsentrasi tinggi menyebabkan molekul air yang semula terikat pada permukaan
digunakan sebagai pelarut, pembersih untuk senyawa plastik, dan akrilik perekat.
Paparan dapat terjadi secara tidak sengaja atau disengaja dalam berbagai
Kloroform tidak lagi digunakan untuk menginduksi anestesi, tetapi itu biasanya
Kimia Fisika, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
1. Alat
tabung reaksi, pipet tetes, gegep, cawan porselin, bunsen dan gelas kimia.
2. Bahan
adalah telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream, natrium klorida
(NaCl), natrium hidroksida (NaOH) 10%, tembaga (II) sulfat (CuSO 4), barium
(Pb(C2H3O2)2), asam klorida (HCl), kloroform (CHCl3), akuades (H2O) dan kertas
lakmus.
C. Prosedur Kerja
- dihomogenkan
- diamati
- diulangi perlakuan yang sama untuk
kaldu ikan dan susu ultramilk full
cream
terdapat buih
kehitaman
berwarna kecoklatan
hijau kecoklatan
3. Uji Kelarutan Protein
- ditambahkan dengan 1 mL
albumin telur puyuh
- dihomogenkan
- diamati dengan perubahan yang
terjadi
- diulangi perlakuan yang sama
untuk kaldu ikan dan susu
ultramilk full cream
Tabung reaksi
menjadi biru
5. Uji Biuret
- ditambahkan 1 mL NaOH 10 %
- dihomogenkan
- ditambahkan 2 tetes CuSO4
- dihomogenkan
- dihomogenkan
- dipipet 1 mL ke masing-masing
cawan porselin
- dipanaskan
- diamati setiap perubahan yang terjadi
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
Gambar
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
Albumin telur Terdapat banyak
tetes NaCl
tetes MgSO4
tetes BaCl2
NaCl
MgSO4
Kaldu ikan + Terdapat buih,
BaCl2
tetes NaCl
tetes BaCl2
Gambar
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
Albumin telur Terdapat bau
puyuh 1 mL + belerang, berubah
1.
NaOH 1 mL + warna kehitam
Pb-asetat 4 tetes
Kaldu ikan 1 mL Terdapat bau
+ NaOH 1 mL + menyengat,
2.
Pb-asetat 4 tetes berwarna
kecoklatan
Susu ultramilk Terdapat bau
full cream 2mL + menyengat,
3.
NaOH 1 mL + berwarna hijau
Pb-asetat 4 tetes kecoklatan
No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamtan
. Sebelum Sesudah
2.
H2O 1 mL + kaldu Larut, terdapat buih
ikan 1 mL
NaOH 1 mL + Larut
susu ultramilk full
cream 1 mL
HCl 1 mL + susu Larut
ultramilk full
cream 1 mL
No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamatan
. Sebelum Sesudah
e. Uji Biuret
No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamatan
. Sebelum Sesudah
1 mL susu Keruh
ultramilk full kehijauan
3. cream + 1 mL
NaOH 10% + 2
tetes CuSO4
f. Uji Adanya Atom C, H dan O
No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamatan
. Sebelum Sesudah
B. Pembahasan
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang tidak memiliki oleh lemak atau
karbohidrat. Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang diyakini
sebagai faktor penting untuk fungsi tubuh manusia. Protein menjadi bagian dari
semua sel hidup dan bagian terbesar tubuh manusia setelah air. Asam amino, unit
struktur protein dan peptida sederhana, yang terdiri dari beberapa asam amino
yang digabungkan oleh ikatan peptida. Struktur protein yang terdiri dari
polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit
asam amino. (Natsir dan Shofia, 2018). Percobaan uji identifikasi protein
telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream. Telur puyuh digunakan
karena telur merupakan salah satu makanan yang kaya akan protein sehingga
untuk mengidentifikasi proteinnya lebih mudah, telur memiliki dua bagian yaitu
putih telur/albumin dan kuning telur dalam percobaan ini yang akan diidentifikasi
Kemudian kaldu ikan dan susu ultramilk full cream digunakan karena salah
olahan makanan yang kaya akan protein sama seperti albumin telur puyuh.
Sehingga ketiga sampel tersebut cocok dijadikan sebagai bahan uji untuk
percobaan ini.
Uji yang pertama yaitu uji pengendapan protein dengan garam. Mula-mula
albumin telur puyuh dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda-beda
ditambahkan natrium klorida (NaCl), magnesium (II) sulfat (MgSO 4) dan barium
klorida (BaCl2) yang berfungsi sebagai garam pereaksi. Setelah itu, larutan
tersebut dihomogenkan lalu diamati perubahan yang terjadi. Perlakuan yang sama
diulangi untuk kaldu ikan dan susu ultramilk full cream. Hasil yang diperoleh
pada albumin telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream terdapat buih.
Menurut Oktaviani dkk. (2012) mengatakan bahwa bila dalam suatu protein
ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan
terpisah sebagai endapan. Selain itu menurut Marfira dkk. (2018) kelarutan
protein ini disebut salting out. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi
garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam
anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein
akan berkurang peristiwa ini disebut salting out sehingga albumin terendapkan.
Pada percobaan tidak ada perubahan warna sehingga dapat disimpulkan uji filtrat
negatif. Hal ini mungkin disebabkan adanya pengotor atau konsentrasi albumin
yang terlalu kecil sehingga hanya sedikit yang bereaksi. Pada uji kelarutan
endapan, hasil terbukti positif karena semua garam larut sempurna dalam air. Hal
ini dikarenakan sifat garam yang hidrofobik, jadi saat garam dilarutkan pada air,
garam akan menyerap air sehingga garam mudah larut dalam air. Namun bila
mengendap.
Uji yang kedua yaitu uji danya atom S. Masing-masing sampel direaksikan
Selanjutnya dipanaskan dan diperoleh hasil yaitu pada albumin telur puyuh berbau
belerang dan berubah warna kehitaman, kaldu ikan tidak berbau dan berwarna
kecoklatan serta susu ultramilk full cream berbau menyengat dan berwarna hijau
yakni garam PbS. Pb-asetat berfungsi sebagai pendonor ion Pb + dan NaOH
dengan Pb+S. Unsur sulfur (S) dapat ditemui pada dua asam amino, yaitu
PbS. Uji adanya atom S ketiga sampel mendapatkan hasil yang positif.
Uji ketiga yaitu uji kelarutan protein dimana pada uji ini menggunakan
asam klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), akuades (H 2O) dan kloroform
albumin telur puyuh larut dan berbuih banyak, larut dan larut sedikit buih,
terdapat dua fasa dan sedikit berbuih. Kaldu ikan larut dan sedikit berbuih, larut
dan tidak berbuih, larut dan terdapat buih, terdapat dua fasa dan sedikit berbuih.
Susu ultramilk full cream larut, larut, larut. Hal ini membuktikan bahwa protein
dapat larut dalam air, asam dan basa sedangkan pada kloroform ketiga sampel
terbentuk dua fasa. Ini berarti protein tidak dapat larut dalam senyawa non polar
disebabkan oleh terjadinya koagulasi dan denaturasi protein. Selain itu Mariana
dkk. (2018) mendasarinya dengan hukum like dissolve like yaitu senyawa polar
akan larut dalam senyawa polar dan senyawa non polar akan larut dalam pelarut
non polar. Uji kelarutan ketiga sampel larut dalam HCl, NaOH dan H 2O kecuali
dengan NaOH lalu dipanaskan. Selanjutnya diuji dengan kertas lakmus merah.
Lakmus merah berubah warna menjadi biru. Hal ini disebabkan nitrogen
teroksidasi lalu membentuk NH3 yang sifatnya basa. Unsur N dalam protein ini
Uji yang kelima yaitu uji biuret. Sampel albumin telur puyuh, kaldu ikan
dan susu ultramilk full cream direaksikan dengan NaOH yang bertujuan untuk
tetes demi tetes. Hasil yang diperoleh albumin telur puyuh berwarna coklat
bening, kaldu ikan berwarna biru bening dan susu ultramilk full cream berwarna
keruh kehijauan. Metode ini didasarkan pada prinsip zat yang mengandung dua
atau lebih ikatan peptida dapat membentuk kompleks berwarna ungu dengan
garam Cu dalam larutan alkali. Metode biuret merupakan metode yang baik untuk
peptide. Dengan demikian uji biuret tidak hanya untuk protein tetapi zat lain
seperti biuret atau malonamida juga memberikan reaksi positif yaitu ditandai
dengan timbulnya warna merah-violet atau biru violet (Sylvia dkk., 2021). Uji
biuret dengan indikasi warna biru bening pada sampel kaldu ikan mendapatkan
hasil yang postif kecuali pada sampel albumin telur puyuh dan susu ultramilk full
cream.
diamati setiap perubahan yang terjadi. Hasil yang diperoleh albumin telur puyuh
berbau menyengat dan menguap, kaldu ikan berbau menyengat dan menguap serta
menandakan bahwa ketiga sampel mengandung air (H2O) dan terjadi pula
perubahan warna menjadi hitam pada albumin telur ayam yang menandakan
adanya atom karbon (C). Protein merupakan sumber asam amino yang
dapat ditarik kesimpulan bahwa identifikasi protein dapat dilakukan pada sampel
albumin telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream melalui uji
pengendapan protein dengan garam ketiga sampel positif mengandung protein, uji
adanya atom S ketiga sampel mendapatkan hasil yang positif, pada uji kelarutan
ketiga sampel larut dalam HCl, NaOH dan H 2O kecuali pada pelarut CHCl3 ketiga
sampel tidak larut. Uji adanya atom N terjadi perubahan warna pada kertas lakmus
merah menjadi biru. Uji biuret dengan indikasi warna coklat pekat pada sampel
kaldu ikan mendapatkan hasil yang postif kecuali pada sampel susu ultramilk full
cream dan albumin telu puyuh. Uji adanya atom C, H dan O mendapatkan hasil
yang positif dimana diperoleh bau yang menyengat, penguapan dan perubahan
warna sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Afkar, M., Khairun N. dan Halimatun S., 2020, Analisis Kadar Protein pada
Tepung Jagung, Tepung Ubi Kayu dan Tepung Labu Kuning dengan
Metode Kjedhal, Amina, 1(3).
Indrawan, M. R., Risna A. dan Laode R., 2016, Eksraksi Gelatin dari Kaki Ayam
Broiler Melalui Berbagai Larutan Asam dan Basa dengan Variasi Lama
Perendaman, Jurnal Tropis Pharma Chemical, 3(4).
Jacoeb, A.M., Nurjanah. Dan Lenni A. B. L., 2012, The Effect of Steaming on
Protein and Amino Acid Charactheristic of Crab (Portunus pelagicus)
Meat, JPHPI, 15(2).
Małecki, J., Siemowit M. dan Bartosz G. S., 2021, Proteins in Food Systems-
Bionanomaterials, Conventional and Unconventional Sources, Functional
Properties and Development Opportunities, Polymers, 13(1).
Marfira, N., Giga G. G. dan Puspa J. P., 2018, Pengendapan, Koagulasi dan
Denaturasi pada Protein, Academia, 1(1).
Mariana, E., Edy C.,Endah F. R. dan Bowo N., 2018, Validasi Metode Penetapan
Kuantitatif Metanol dalam Urin Menggunakan Gas Chromatography-
Flame Ionization Detector, Indonesian Journal of Chemical Science,
7(3).
Minor, E. A., Mackenzie S.N dan Justin T. K., 2018, Chronic Recreational
Chloroform-Induced Liver Injury, Hindawi, 1(3).
Natsir, N. A. dan Shofia L., 2018, Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap
Merah dan Ikan Kerapu Bebek, Jurnal Biology Science & Education
2018, 7(1).
Normilawati., Fadlilaturrahmah., Samsul H. dan Normaidah., 2019, Penetapan
Kadar Air dan Kadar Protein pada Biskuit yang Beredar di Pasar
Banjarbaru, Jurnal Ilmu Farmasi, 10(2).
Oktaviani, H., Nana K. dan Nur R. U., 2012, Indonesian Journal of Fisheries
Science and Technology, Unnes Journal of life science, 1(2).
Purnama, R. C., Agustina R. dan Indah A., 2019, Perbandingan Kadar Protein
Susu Cair UHT Full Cream pada Penyimpanan Suhu Kamar dan Suhu
Lemari Pendingin dengan Variasi Lama Penyimpanan dengan Metode
Kjeldhal, Jurnal Farmasi, 4(1).
Ramadayanti, R. A., Fronthea S. dan slamet S., 2019, Amino Acid Profiles of
Dumbo Catfish (Clarias gariepinus) Jerked Meat Processed with
Different Concentration of Liquid Smoke, Indonesian Journal of
Fisheries Science and Technology, 1(1).
Rokayah, S., Edison. dan Sumarto, 2018, The Effect of Different Coocking
Methods on Protein Solubility and Changes in The Chemical Content of
the Cat Fish (Paraplotosus Albilabris), Berkala Perikanan Terubuk,
46(2).
Sarip, M. Nugroho T. T. dan Teruna H. Y., 2018, Isolasi, Uji Aktivitas, dan
Aktivitas Spesifik Enzim Selulase Penicillium Sp. Lbkurcc27 Semimurni
Melalui Pengendapan (NH4)2SO4, Kampus Binawidya Pekanbaru, 1(1).
Sinaga, E. M., Siti M. dan Erly S., 2021, Determination of Protein Levels in Baby
Formula Milk and Breast Milk at Medan by Kjeldahl, Farmanesia, 6(1).
Subroto, E., Elazmanawati L., Fitry F., Rossi I., Glesella Primalia, Miswa S. K. Z.
P., Hanna C. T. dan Salsabila J., 2020, The Analysis Techniques of
Amino Acid and Protein in Food and Agricultural Products, International
Journal of Scientific & Technology, 9(10).
Sylvia, D., Vira A. dan La O. A. R., 2021, Analisis Kandungan Protein yang
Terdapat dalam Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Menggunakan
Metode Kjeldahl dan Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Farmagazine,
8(2).
Xie, S., Peng Q., Shubo L. dan Caiyun W., 2022, Graduate Student Literature
Review Potential Uses of Milk Proteins as Encapsulation Walls for
Bioactive Compounds, J. Dairy Sci, 1(1).