Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

PERCOBAAN III

UJI IDENTIFIKASI PROTEIN

OLEH:

NAMA : SUPARDI

STAMBUK : F1C1 20 066

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : ANGELINA IKE DWIYANTI KALPEN BUNGA

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memerlukan zat gizi untuk memperoleh energi guna melakukan

kegiatan fisik sehari-hari, untuk memelihara proses untuk tumbuh dan

berkembang khususnya bagi yang masih dalam masa pertumbuhan. Zat gizi yang

dibutuhkan tersebut antara lain adalah protein. Pada awal pertumbuhannya,

manusia memperoleh protein tersebut dari Air Susu Ibu (ASI). ASI memiliki

keistimewaan dibandingkan susu lainnya antara lain kebersihannya terjamin, suhu

ASI sama dengan suhu tubuh, kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat

pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Bermacam-macam jenis

susu, baik dari manusia (ASI) maupun dari hewan yang mengandung vitamin,

mineral, karbohidrat, lemak dan protein (Sinaga dkk., 2021). Saat mengkonsumsi

protein, tubuh akan menghancurkan protein hingga berubah menjadi asam amino

agar mudah diserap oleh tubuh.

Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein. Protein

dibagi menjadi dua berdasarkan kemampuan sintesis di dalam tubuh, yaitu asam

amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam amino esensial tidak dapat

diproduksi dalam tubuh sehingga harus ditambahkan dalam bentuk makanan,

sedangkan asam amino non-esensial dapat diproduksi dalam tubuh. Asam amino

umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air namun tidak larut dalam

pelarut organik non polar (Jacoeb dkk., 2012). Salah satu cara yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi protein yaitu dengan menggunakan metode

biuret.
Metode biuret adalah metode yang digunakan untuk menentukan protein

yang didasarkan pada ikatan peptida pada bahan yang diuji. Ikatan peptida yang

diperoleh menunjukkan bahwa protein yang terkandung karena asam amino

mengikat asam amino lain melalui ikatan peptida. Prinsip metode biuret adalah

bahwa larutan protein diubah menjadi basa dengan NaOH, kemudian ditambahkan

larutan CuSO4 sehingga protein bereaksi dengan Cu2+ menjadi membentuk

kompleks biru-ungu dalam kondisi basa. Itu semakin banyak ikatan peptida yang

terkandung dalam protein, semakin kuat warna ungu yang dihasilkan (Subroto

dkk., 2020). Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan uji

identifikasi protein.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan uji identifikasi protein

adalah bagaimana mengidentifikasi protein pada sampel telur puyuh, kaldu ikan

dan susu ultramilk full cream ?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan uji identifikasi protein adalah

untuk mengidentifikasi protein pada sampel telur puyuh, kaldu ikan dan susu

ultramilk full cream.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan uji identifikasi protein

adalah dapat mengidentifikasi protein pada sampel telur puyuh, kaldu ikan dan

susu ultramilk full cream.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah biomolekul besar dan makromolekul yang terdiri dari satu

atau rantai residu asam amino yang lebih panjang. Rantai linier residu asam amino

disebut sebuah polipeptida. Sebuah protein mengandung setidaknya satu

polipeptida panjang. amino. Protein dianggap sebagai bahan utama dalam diet

manusia untuk menilai kebutuhan tubuh karena terjadi perubahan metabolisme

kompleks yang diperlukan untuk menjalankan dua proses secara konstan, seperti

sintesis dan pemecahan protein tubuh. Protein adalah molekul sel yang

menggerakkan hampir setiap fungsi dan program pengembangan dalam biologi.

Anehnya, banyak dari molekul-molekul penting ini dengan mudah beragregasi

dan terakumulasi di dalam sel hidup melalui interaksi antara domain yang

berkembang dan kompleks (Małecki dkk., 2021).

Gambar. Struktur protein

Asam amino adalah senyawa yang molekulnya mengandung gugus

fungsional karbonil dan amina. Berdasarkan kemampuan tubuh dalam sintesisnya,

asam amino dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino esensial dan non

esensial. Mutu protein ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang

dikandungnya. Protein yang tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis
asam amino dan dalam proposi yang sesuai untuk pertumbuhan (Ramadayanti

dkk., 2019).

Susu protein dapat mengikat hidrofobik, hidrofilik dan senyawa bioaktif

bermuatan, dan mereka dapat menstabilkan aktivitas biologis senyawa. Selain itu,

susu protein tidak beracun, aman untuk dikonsumsi, dan proses biokesesuaian.

susu protein sebagai dinding enkapsulasi dapat meningkatkan bioavailabilitas

senyawa bioaktif. Seperti manfaat senyawa bioaktif sangat ditentukan oleh

bioavailabilitas, efek interaksi antara susu protein dan zat aktif lainnya (Xie dkk.,

2022).

Prinsip pengendapan protein adalah kelarutan protein dalam larutan.

Penambahan garam dilakukan dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi garam yang

rendah meningkatkan kelarutan protein karena ion-ion berinteraksi dengan gugus

bermuatan pada permukaan protein dan mengganggu dengan kekuatan

elektrostatik yang kuat yang disebut proses salting in. Penambahan garam dalam

konsentrasi tinggi menyebabkan molekul air yang semula terikat pada permukaan

hidrofobik protein kemudian berikatan dengan garam (Sarip dkk., 2018).

Kloroform adalah senyawa organik yang mudah menguap yang umumnya

digunakan sebagai pelarut, pembersih untuk senyawa plastik, dan akrilik perekat.

Paparan dapat terjadi secara tidak sengaja atau disengaja dalam berbagai

pengaturan pekerjaan termasuk kamar bersih, laboratorium, dan pabrik.

Kloroform tidak lagi digunakan untuk menginduksi anestesi, tetapi itu biasanya

digunakan sebagai pelarut dalam pengaturan laboratorium (Minor dkk., 2018).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan uji identifikasi protein dilaksanakan pada hari Selasa, 18

Oktober 2022, pada pukul 07.30-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium

Kimia Fisika, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan uji identifikasi protein adalah

tabung reaksi, pipet tetes, gegep, cawan porselin, bunsen dan gelas kimia.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan uji identifikasi protein

adalah telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream, natrium klorida

(NaCl), natrium hidroksida (NaOH) 10%, tembaga (II) sulfat (CuSO 4), barium

klorida (BaCl2), magnesium sulfat (MgSO4), akuades (H2O), Pb-asetat

(Pb(C2H3O2)2), asam klorida (HCl), kloroform (CHCl3), akuades (H2O) dan kertas

lakmus.
C. Prosedur Kerja

1. Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Albumin telur puyuh

- dipipet 1 mL ke dalam tabung reaksi

Tabung I Tabung II Tabung III

- ditambahkan NaCl - ditambahkan - ditambahkan


beberapa tetes MgSO4 BaCl2 beberapa
beberapa tetes tetes

- dihomogenkan
- diamati
- diulangi perlakuan yang sama untuk
kaldu ikan dan susu ultramilk full
cream

Albumin telur puyuh : Terdapat buih, terdapat buih,

terdapat buih

Kaldu ikan : Terdapat buih, terdapat buih,

terdapat sedikit buih

Susu ultramilk full cream : Terdapat buih, terdapat sediki buih,

terdapat sedikit buih


2. Uji Adanya Atom S

Tabung I Tabung II Tabung III

- dipipet 1 mL albumin - dipipet 1 mL kaldu - dipipet 1 mL


telur puyuh ikan susu ultramilk
full cream k

- ditambahkan 2 mL NaOH 10%


- ditambahkan 4 tetes Pb-asetat
- dipanaskan
- diamati

Albumin telur puyuh : Bau belerang, berubah warna coklat

kehitaman

Kaldu ikan : Terdapat bau menyeangat dan

berwarna kecoklatan

Susu ultramilk full cream : Terdapat bau menyengat, berwarna

hijau kecoklatan
3. Uji Kelarutan Protein

Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV

- diisi dengan - diisi dengan - diisi dengan - diisi dengan


HCl 1 mL NaOH 10% 1 akuades 3 mL kloroform 1
mL mL

- ditambahkan dengan 1 mL
albumin telur puyuh
- dihomogenkan
- diamati dengan perubahan yang
terjadi
- diulangi perlakuan yang sama
untuk kaldu ikan dan susu
ultramilk full cream

Albumin telur puyuh : Larut, berbuih banyak, larut, sedikit

berbuih, larut, tidak berbuih

Kaldu ikan : Terdapat dua fasa, berbuih sedikit,

larut, berbuih sedikit, larut

Susu ultramilk full cream : Larut, larut, terdapat dua fasa


4. Uji Adanya Atom N

Tabung reaksi

- dimasukkan albumin telur puyuh


sebanyak 1 mL
- ditambahkan 1 mL NaOH 10%
- dipanaskan
- diamati bau yang tercium
- diuji dengan kertas lakmus
- diamati perubahan kertas lakmus
yang terjadi
- diulangi perlakuan yang sama
untuk kaldu ikan dan susu
ultramilk full cream

Albumin telur puyuh : Berwarna kuning kecoklatan,

lakmus merah menjadi biru

Kaldu ikan : Berwarna biru bening, lakmus

merah menjadi biru

Susu ultramilk full cream : Berwarna kuning, lakmus merah

menjadi biru
5. Uji Biuret

Tabung I Tabung II Tabung III

- dipipet 1 mL albumin - dipipet 1 mL kaldu - dipipet 1 mL


telur puyuh ikan susu ultramilk
full cream

- ditambahkan 1 mL NaOH 10 %
- dihomogenkan
- ditambahkan 2 tetes CuSO4
- dihomogenkan
- dihomogenkan

Albumin telur puyuh : Coklat bening

Kaldu ikan : biru bening

Susu ultramilk full cream : Keruh kehijauan

6. Uji Adanya Atom C, H dan O

Albumin telur Kaldu ikan Susu ultramilk full


puyuh cream

- dipipet 1 mL ke masing-masing
cawan porselin
- dipanaskan
- diamati setiap perubahan yang terjadi

Albumin telur puyuh : Berbau menyengat, menguap

Kaldu ikan : Berbau menyengat, menguap

Susu ultramilk full cream : Berbau menyengat, menguap


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data pengamatan

a. Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Gambar
No Perlakuan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
Albumin telur Terdapat banyak

puyuh + beberapa buih

tetes NaCl

Albumin telur Terdapat banyak

1. puyuh + beberapa buih

tetes MgSO4

Albumin telur Terdapat banyak

puyuh + beberapa buih

tetes BaCl2

2. Kaldu ikan + Terdapat banyak

beberapa tetes buih

NaCl

Kaldu ikan + Terdapat banyak

beberapa tetes buih

MgSO4
Kaldu ikan + Terdapat buih,

beberapa tetes sedikit

BaCl2

Susu ultramilk full Terdapat buih,

cream + beberapa bayak

tetes NaCl

Susu ultramilk full Terdapat buih,

cream + beberapa sedikit


3.
tetes MgSO4

Susu ultramilk full Terdapat buih,

cream + beberapa sedikit

tetes BaCl2

b. Uji Adanya Atom S

Gambar
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
Sebelum Sesudah
Albumin telur Terdapat bau
puyuh 1 mL + belerang, berubah
1.
NaOH 1 mL + warna kehitam
Pb-asetat 4 tetes
Kaldu ikan 1 mL Terdapat bau
+ NaOH 1 mL + menyengat,
2.
Pb-asetat 4 tetes berwarna
kecoklatan
Susu ultramilk Terdapat bau
full cream 2mL + menyengat,
3.
NaOH 1 mL + berwarna hijau
Pb-asetat 4 tetes kecoklatan

c. Uji Kelarutan Protein

No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamtan
. Sebelum Sesudah

1. NaOH 1 mL + Larut, berbuih


albumin telur banyak
puyuh 1 mL

HCl 1 mL + Larut, sedikit


albumin telur berbuih
puyuh 1 mL

H2O 1 mL + Keruh, tidak


albumin telur berbuih
puyuh 1 mL

CHCl3 1 mL + Terdapat 2 fasa dan


albumin telur berbuih sedang
puyuh 1 mL
NaOH 1 mL + Berwarna bening
kaldu ikan 1 mL pucat, larut dan
terdapat sedikit
buih

HCl 1 mL + kaldu Larut, tidak


kentang 1 mL berbuih

2.
H2O 1 mL + kaldu Larut, terdapat buih
ikan 1 mL

CHCl3 1 mL + Terdapat 2 fasa dan


kaldu ikan 1 mL sedikit berbuih

NaOH 1 mL + Larut
susu ultramilk full
cream 1 mL
HCl 1 mL + susu Larut
ultramilk full
cream 1 mL

H2O 1 mL + susu Larut


ultramilk full
cream 1 mL

CHCl3 1 mL + Terdapat 2 fasa


3.
susu ultramilk full
cream 1 mL

d. Uji Adanya Atom N

No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamatan
. Sebelum Sesudah

1 mL albumin Berwarna kuning


telur puyuh + 1 mL kecoklatan, lakmus
NaOH 10% + merah menjadi biru
1.
dipanaskan + diuji
dengan kertas
lakmus merah
1 mL kaldu ikan + Berwarna biru
1 mL NaOH 10% bening, lakmus
2. + dipanaskan + merah menjadi biru
diuji dengan kertas
lakmus merah
1 mL susu Berwarna kuning,
ultramilk full lakmus merah
cream + 1 mL menjadi biru
3. NaOH 10% +
dipanaskan + diuji
dengan kertas
lakmus merah

e. Uji Biuret

No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamatan
. Sebelum Sesudah

1 mL albumin Coklat bening


telur puyuh + 1 mL
1.
NaOH 10% + 2
tetes CuSO4
1 mL kaldu ikan + Biru bening
1 mL NaOH 10%
2.
+ 2 tetes CuSO4

1 mL susu Keruh
ultramilk full kehijauan
3. cream + 1 mL
NaOH 10% + 2
tetes CuSO4
f. Uji Adanya Atom C, H dan O

No Gambar
Perlakuan Hasil Pengamatan
. Sebelum Sesudah

1 mL albumin Berbau menyengat,


telur puyuh ke menguap
cawan porselen +
1.
dipanaskan

1 mL kaldu ikan Berbau menyengat,


ke cawan menguap
2. porselen +
dipanaskan

1 mL susu Berbau menyengat,


ultramilk full menguap
3. cream ke cawan
porselen +
dipanaskan

B. Pembahasan

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur

karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen yang tidak memiliki oleh lemak atau

karbohidrat. Protein adalah zat makanan yang mengandung nitrogen yang diyakini

sebagai faktor penting untuk fungsi tubuh manusia. Protein menjadi bagian dari

semua sel hidup dan bagian terbesar tubuh manusia setelah air. Asam amino, unit

struktur protein dan peptida sederhana, yang terdiri dari beberapa asam amino
yang digabungkan oleh ikatan peptida. Struktur protein yang terdiri dari

polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit

asam amino. (Natsir dan Shofia, 2018). Percobaan uji identifikasi protein

dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi protein pada sampel albumin

telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream. Telur puyuh digunakan

karena telur merupakan salah satu makanan yang kaya akan protein sehingga

untuk mengidentifikasi proteinnya lebih mudah, telur memiliki dua bagian yaitu

putih telur/albumin dan kuning telur dalam percobaan ini yang akan diidentifikasi

adalah albuminnya karena jumlahnya lebih banyak dari pada kuningnya.

Kemudian kaldu ikan dan susu ultramilk full cream digunakan karena salah

olahan makanan yang kaya akan protein sama seperti albumin telur puyuh.

Sehingga ketiga sampel tersebut cocok dijadikan sebagai bahan uji untuk

percobaan ini.

Uji yang pertama yaitu uji pengendapan protein dengan garam. Mula-mula

albumin telur puyuh dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda-beda

kemudian masing-masing tabung reaksi yang berisi telur puyuh tersebut

ditambahkan natrium klorida (NaCl), magnesium (II) sulfat (MgSO 4) dan barium

klorida (BaCl2) yang berfungsi sebagai garam pereaksi. Setelah itu, larutan

tersebut dihomogenkan lalu diamati perubahan yang terjadi. Perlakuan yang sama

diulangi untuk kaldu ikan dan susu ultramilk full cream. Hasil yang diperoleh

pada albumin telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream terdapat buih.

Menurut Oktaviani dkk. (2012) mengatakan bahwa bila dalam suatu protein

ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya protein akan
terpisah sebagai endapan. Selain itu menurut Marfira dkk. (2018) kelarutan

protein akan berkurang bila ke dalam larutan protein ditambahkan garam-garam

anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan

protein ini disebut salting out. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi

tinggi, maka protein akan mengendap. Pengendapan terus terjadi karena

kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara

garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam

anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein

akan berkurang peristiwa ini disebut salting out sehingga albumin terendapkan.

Pada percobaan tidak ada perubahan warna sehingga dapat disimpulkan uji filtrat

negatif. Hal ini mungkin disebabkan adanya pengotor atau konsentrasi albumin

yang terlalu kecil sehingga hanya sedikit yang bereaksi. Pada uji kelarutan

endapan, hasil terbukti positif karena semua garam larut sempurna dalam air. Hal

ini dikarenakan sifat garam yang hidrofobik, jadi saat garam dilarutkan pada air,

garam akan menyerap air sehingga garam mudah larut dalam air. Namun bila

garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan

mengendap.

Uji yang kedua yaitu uji danya atom S. Masing-masing sampel direaksikan

dengan natrium hidroksida (NaOH) lalu ditambahkan lagi dengan Pb setat.

Selanjutnya dipanaskan dan diperoleh hasil yaitu pada albumin telur puyuh berbau

belerang dan berubah warna kehitaman, kaldu ikan tidak berbau dan berwarna

kecoklatan serta susu ultramilk full cream berbau menyengat dan berwarna hijau

kecoklatan. Menurut Indrawan dkk. (2016) menyatakan bahwa reaksi Pb-asetat


dengan asam amino akan membentuk endapan berwarna kecoklatan hingga hitam,

yakni garam PbS. Pb-asetat berfungsi sebagai pendonor ion Pb + dan NaOH

berfungsi untuk memutuskan ikatan S, sehingga S dapat membentuk ikatan

dengan Pb+S. Unsur sulfur (S) dapat ditemui pada dua asam amino, yaitu

sistein dan metionin. Reaksi Pb-asetat dengan asam-asam amino tersebut

akan membentuk endapan berwarna kecoklatan hingga hitam, yakni garam

PbS. Uji adanya atom S ketiga sampel mendapatkan hasil yang positif.

Uji ketiga yaitu uji kelarutan protein dimana pada uji ini menggunakan

asam klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), akuades (H 2O) dan kloroform

(CHCl3). Masing-masing sampel direaksikan dengan pelarut dan diperoleh hasil

albumin telur puyuh larut dan berbuih banyak, larut dan larut sedikit buih,

terdapat dua fasa dan sedikit berbuih. Kaldu ikan larut dan sedikit berbuih, larut

dan tidak berbuih, larut dan terdapat buih, terdapat dua fasa dan sedikit berbuih.

Susu ultramilk full cream larut, larut, larut. Hal ini membuktikan bahwa protein

dapat larut dalam air, asam dan basa sedangkan pada kloroform ketiga sampel

terbentuk dua fasa. Ini berarti protein tidak dapat larut dalam senyawa non polar

seperti kloroform. Menurut Rokayah dkk. (2018) penurunan kelarutan protein

disebabkan oleh terjadinya koagulasi dan denaturasi protein. Selain itu Mariana

dkk. (2018) mendasarinya dengan hukum like dissolve like yaitu senyawa polar

akan larut dalam senyawa polar dan senyawa non polar akan larut dalam pelarut

non polar. Uji kelarutan ketiga sampel larut dalam HCl, NaOH dan H 2O kecuali

pada pelarut CHCl3.


Uji yang keempat yaitu uji adanya atom N. Ketiga sampel direaksikan

dengan NaOH lalu dipanaskan. Selanjutnya diuji dengan kertas lakmus merah.

Lakmus merah berubah warna menjadi biru. Hal ini disebabkan nitrogen

teroksidasi lalu membentuk NH3 yang sifatnya basa. Unsur N dalam protein ini

khusus digunakan untuk menentukan kandungan protein (Afkar dkk., 2020).

Uji yang kelima yaitu uji biuret. Sampel albumin telur puyuh, kaldu ikan

dan susu ultramilk full cream direaksikan dengan NaOH yang bertujuan untuk

memecah protein. Selanjutnya dihomogenkan dan ditambahkan larutan CuSO 4

tetes demi tetes. Hasil yang diperoleh albumin telur puyuh berwarna coklat

bening, kaldu ikan berwarna biru bening dan susu ultramilk full cream berwarna

keruh kehijauan. Metode ini didasarkan pada prinsip zat yang mengandung dua

atau lebih ikatan peptida dapat membentuk kompleks berwarna ungu dengan

garam Cu dalam larutan alkali. Metode biuret merupakan metode yang baik untuk

menentukan kandungan larutan protein karena seluruh protein mengandung ikatan

peptide. Dengan demikian uji biuret tidak hanya untuk protein tetapi zat lain

seperti biuret atau malonamida juga memberikan reaksi positif yaitu ditandai

dengan timbulnya warna merah-violet atau biru violet (Sylvia dkk., 2021). Uji

biuret dengan indikasi warna biru bening pada sampel kaldu ikan mendapatkan

hasil yang postif kecuali pada sampel albumin telur puyuh dan susu ultramilk full

cream.

Uji yang terakhir yaitu uji adanya unsur C, H dan O. Masing-masing

sampel dipipet ke masing-masing cawan porselin kemudian dipanaskan dan

diamati setiap perubahan yang terjadi. Hasil yang diperoleh albumin telur puyuh
berbau menyengat dan menguap, kaldu ikan berbau menyengat dan menguap serta

susu ultramilk full cream berbau menyengat dan menguap. Penguapan

menandakan bahwa ketiga sampel mengandung air (H2O) dan terjadi pula

perubahan warna menjadi hitam pada albumin telur ayam yang menandakan

adanya atom karbon (C). Protein merupakan sumber asam amino yang

mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak dan

karbohidrat (Normilawati dkk., 2019).


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada uji idenitifikasi protein

dapat ditarik kesimpulan bahwa identifikasi protein dapat dilakukan pada sampel

albumin telur puyuh, kaldu ikan dan susu ultramilk full cream melalui uji

pengendapan protein dengan garam ketiga sampel positif mengandung protein, uji

adanya atom S ketiga sampel mendapatkan hasil yang positif, pada uji kelarutan

ketiga sampel larut dalam HCl, NaOH dan H 2O kecuali pada pelarut CHCl3 ketiga

sampel tidak larut. Uji adanya atom N terjadi perubahan warna pada kertas lakmus

merah menjadi biru. Uji biuret dengan indikasi warna coklat pekat pada sampel

kaldu ikan mendapatkan hasil yang postif kecuali pada sampel susu ultramilk full

cream dan albumin telu puyuh. Uji adanya atom C, H dan O mendapatkan hasil

yang positif dimana diperoleh bau yang menyengat, penguapan dan perubahan

warna sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Afkar, M., Khairun N. dan Halimatun S., 2020, Analisis Kadar Protein pada
Tepung Jagung, Tepung Ubi Kayu dan Tepung Labu Kuning dengan
Metode Kjedhal, Amina, 1(3).
Indrawan, M. R., Risna A. dan Laode R., 2016, Eksraksi Gelatin dari Kaki Ayam
Broiler Melalui Berbagai Larutan Asam dan Basa dengan Variasi Lama
Perendaman, Jurnal Tropis Pharma Chemical, 3(4).
Jacoeb, A.M., Nurjanah. Dan Lenni A. B. L., 2012, The Effect of Steaming on
Protein and Amino Acid Charactheristic of Crab (Portunus pelagicus)
Meat, JPHPI, 15(2).
Małecki, J., Siemowit M. dan Bartosz G. S., 2021, Proteins in Food Systems-
Bionanomaterials, Conventional and Unconventional Sources, Functional
Properties and Development Opportunities, Polymers, 13(1).
Marfira, N., Giga G. G. dan Puspa J. P., 2018, Pengendapan, Koagulasi dan
Denaturasi pada Protein, Academia, 1(1).
Mariana, E., Edy C.,Endah F. R. dan Bowo N., 2018, Validasi Metode Penetapan
Kuantitatif Metanol dalam Urin Menggunakan Gas Chromatography-
Flame Ionization Detector, Indonesian Journal of Chemical Science,
7(3).
Minor, E. A., Mackenzie S.N dan Justin T. K., 2018, Chronic Recreational
Chloroform-Induced Liver Injury, Hindawi, 1(3).
Natsir, N. A. dan Shofia L., 2018, Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap
Merah dan Ikan Kerapu Bebek, Jurnal Biology Science & Education
2018, 7(1).
Normilawati., Fadlilaturrahmah., Samsul H. dan Normaidah., 2019, Penetapan
Kadar Air dan Kadar Protein pada Biskuit yang Beredar di Pasar
Banjarbaru, Jurnal Ilmu Farmasi, 10(2).
Oktaviani, H., Nana K. dan Nur R. U., 2012, Indonesian Journal of Fisheries
Science and Technology, Unnes Journal of life science, 1(2).
Purnama, R. C., Agustina R. dan Indah A., 2019, Perbandingan Kadar Protein
Susu Cair UHT Full Cream pada Penyimpanan Suhu Kamar dan Suhu
Lemari Pendingin dengan Variasi Lama Penyimpanan dengan Metode
Kjeldhal, Jurnal Farmasi, 4(1).
Ramadayanti, R. A., Fronthea S. dan slamet S., 2019, Amino Acid Profiles of
Dumbo Catfish (Clarias gariepinus) Jerked Meat Processed with
Different Concentration of Liquid Smoke, Indonesian Journal of
Fisheries Science and Technology, 1(1).
Rokayah, S., Edison. dan Sumarto, 2018, The Effect of Different Coocking
Methods on Protein Solubility and Changes in The Chemical Content of
the Cat Fish (Paraplotosus Albilabris), Berkala Perikanan Terubuk,
46(2).
Sarip, M. Nugroho T. T. dan Teruna H. Y., 2018, Isolasi, Uji Aktivitas, dan
Aktivitas Spesifik Enzim Selulase Penicillium Sp. Lbkurcc27 Semimurni
Melalui Pengendapan (NH4)2SO4, Kampus Binawidya Pekanbaru, 1(1).
Sinaga, E. M., Siti M. dan Erly S., 2021, Determination of Protein Levels in Baby
Formula Milk and Breast Milk at Medan by Kjeldahl, Farmanesia, 6(1).
Subroto, E., Elazmanawati L., Fitry F., Rossi I., Glesella Primalia, Miswa S. K. Z.
P., Hanna C. T. dan Salsabila J., 2020, The Analysis Techniques of
Amino Acid and Protein in Food and Agricultural Products, International
Journal of Scientific & Technology, 9(10).
Sylvia, D., Vira A. dan La O. A. R., 2021, Analisis Kandungan Protein yang
Terdapat dalam Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) Menggunakan
Metode Kjeldahl dan Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Farmagazine,
8(2).
Xie, S., Peng Q., Shubo L. dan Caiyun W., 2022, Graduate Student Literature
Review Potential Uses of Milk Proteins as Encapsulation Walls for
Bioactive Compounds, J. Dairy Sci, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai