PERCOBAAN I
GARAM MOHR
OLEH
NAMA : SUPARDI
STAMBUK : F1C120066
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RISDA ARDIANA
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Besi merupakan logam yang berasal dari bijih besi yang banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Tabel periodik, besi memililiki simbol Fe dan nomor
atom 26. Besi dikenal sebagai logam transisi yang berada pada golongan VIII B
dan periode 4. Pemanfaatannya, besi jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas
tetapi dalam bentuk persenyawaan unsur lain misalnya oksida besi magnetit
memainkan peranan yang istimewa dalam daur kehidupan organisme hidup. Besi
merupakan salah satu mikronutrien penting bagi makhluk hidup. Besi sebagian
besar terikat dengan stabil dalam logam protein (metalloprotein), karena besi
sebagai garam Mohr yang dapat digunakan untuk membuat larutan baku Fe 2+.
Bersama dengan Kristal ammonium sulfat dan besi yang berada dalam bentuk besi
(II) sulfat saling direaksikan untuk membentuk garam Mohr. Proses ini disebut
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana teknik dan proses
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam percobaan garam Mohr adalah untuk
mengetahui tentang teknik dan proses pembuatan garam rangkap atau garam
Mohr.
D. Manfaat
memahami tentang teknik dan proses pembuatan garam rangkap atau garam
Mohr.
donor elektron atau akseptor dengan keadaan valensi yang berbeda. Reaksi redoks
Fe dapat dilakukan oleh mikroba atau abiotik. Selain itu, Fe memainkan peran
bergantung pada nitrat oksidasi (NDFO), dan reduksi disimilasi nitrat yang
bergantung pada Fe(II) menjadi DNRA yang bergantung pada amonium (Fe(II)).
menjadi senyawa besi yang bermanfaat dan memberikan nilai tambah. Senyawa
besi adalah besi (II) sulfat sebagai bahan pengikat zat warna dan sumber ion Fe2+
untuk keperluan analisis volumetric, besi (III) sulfat atau besi (III) ammonium
sulfat sebagai bahan koagulan pengolahan limbah industry dan air jernih 1) serta
pengikat zat warna, dan besi (III) klorida sebagai pelarut lapisan tembaga di
molekul air yang membentuk padatan kristal khas dengan rumus umum
AB*nH2O. Jenis ikatan yang terbentuk biasanya ion-dipol atau hidrogen. Molekul
air ditempatkan dengan benar dan berorientasi pada struktur, meskipun dalam
beberapa struktur air lebih berorientasi pada anion dan lainnya ke kation garam.
Hidrat garam telah dipelajari secara luas, terutama untuk penggunaannya dalam
sistem penyimpanan energi termal. Ketertarikan pada hidrat garam adalah karena
latennya yang tinggi panas fusi, konduktivitas termal tinggi dan perubahan
volume kecil selama proses perubahan fasa. Hidrat garam sedikit beracun dan
berdisosiasi menjadi hidrat yang lebih rendah dengan m mol air Persamaan. (1)
atau ke garam anhidrat dan n mol persamaan air (Liey-si dkk,. 2020).
dan memainkan peran penting selama kontrol uranium. Sejumlah mineral yang
U(VI), seperti besi (hidroksida), mackinawite , pirit, siderit dan magnetit . Mineral
yang diserap Fe(II) memainkan peran yang sama untuk reduksi U(VI) sedangkan
reduksi U(VI) oleh montmorillonit yang diserap Fe(II) meningkat pada pemuatan
ion Fe(II) yang lebih tinggi; Artinya, Fe(II) terlibat erat dalam dan mungkin
bertanggung jawab penuh untuk reduksi U(VI), sebagaimana didukung oleh studi
selanjutnya dari kelompok lain. Asam humat (HA) merupakan salah satu dari dua
konstituen utama humus dan juga ada secara luas di lingkungan alam, seperti
bahan-bahan kimia murni dalam kondisi yang memenuhi syarat baik untuk
yang digunakan untuk memperoleh atau membuat kristal dari larutannya. Oleh
karena itu, larutan yang akan dikristalisasi harus dibuat lewat jenuh terlebih dulu
dengan jalan penguapan atau pendinginan. Kristalisasi tidak dapat terjadi tanpa
super saturasi terlebih dahulu, dimana cara memperoleh saturasi ini tergantung
Kendari,.
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah gelas kimia 250 mL, gelas
kimia 100 mL, labu takar 100 mL, gelas ukur 50 mL, pengaduk magnet, corong,
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah serbuk besi, asam
sulfat (H2SO4) 10%, asam sulfat (H2SO4) pekat, ammonia (NH3) dan aluminium
foil.
C. Prosedur Kerja
Serbuk besi Fe Serbuk besi Fe
- Dimasukkan kedalam
- ditimbang 2,5 gram -
- dimasukkan kedalam gelas kimia
biokimia
- ditambahkan H2SO4 10 % - Ditambahkan H2SO4
- dipanaskan sambil diaduk 10 % sebanyak 25 ml
hingga larut
- disaring dalam keadaan panas - Diaduk – aduk
- difiltrasi hasil saringan dengan batang
- ditambahhkan H2SO4
- dipanaskan secara perlahan
dan diuapkan sampai terbentuk
kristal
Larutan A Larutan B
- dicampurkan
- dipanaskan sampai volume
menjadi Setelah dari volume
sebelumnya didinginkan terbentuk
Kristal
- disaring larutan yang telah
terbentuk Kristal
- ditentukan rendem
2. Reaksi Berat Kristal = 15,68 gram
Rendamen = 0,08 %
Larutan A
Garam Mohr
3. Analisis Data
= 1,39 gram
- Ar Fe = 56 grma/mol
= 0,04 mol
Karena koefisien Fe sama dengan Garam Mohr, maka jumlah zat (mol) gaeam
= 15,68 gram
teori) × 100%
= 0,08 %
D. Pembahasan
Garam Mohr atau biasa disebut garam rangkap. Garam Mohr umumnya
digunakan dalam proses pembuatan larutan baku Fe2+. Hal ini dikarenakan dari
komposisi yang terkandung dalam setiap molekul garam Mohr. Dalam garam
Mohr terdapat kation besi (II) dan kation ammonium sebagai unsur utama
penyusunnya. Kedua jenis zat ini saling berikatan dengan anion sulfat membentuk
Garam rangkap sendiri merupakan garam yang memiliki dua jenis kation
dalam unsure penyusunnya, namun hanya kation logam-lah yang akan menjadi
atom pusatnya. Hal ini dikarenakan sifat dari logam yang cenderung melepaskan
potongan logam besi dalam larutan H2SO4. Proses pelarutan ini harus dilakukan
sambil memanaskan larutan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses
pembentukan larutan besi (II) sulfat dengan jalan melepaskan ikatan hidrogen
pada asam sulfat dan menggantinya dengan logam besi sambil melepaskan gas
pelarutan ditandai dengan larutan yang menjadi homogen dengan logam besi.
besi yang belum larut. Filtrat hasil penyaringan ditambahkan larutan asam sulfat
secara perlahan dan diuapkan untuk menghilangkan kandungan air yang masih
Proses ini dilakukan dengan mengencerkan ammonia dalam larutan H2SO4 10%
menggantinya dengan ammonia sambil melepaskan molekul air yang berasal dari
larutan asam sulfat, sehingga menjadi ammonium sulfat (NH 4)2SO4. Proses ini
akan menghasilkan 2 jenis lapisan pada larutan, yaitu lapisan larutan ammonium
sulfat dan air. Perbedaan lapisan ini dikarenakan perbedaan kepolaran dan massa
merupakan energi yang dapat mempercepat reaksi. Proses ini akan menghasilkan
Kristal garam Mohr yang masih kotor oleh larutan yang belum mengkristal
diharapkan. Ketika selesai membuat larutan A terjadi gangguan yang tak diduga.
Sehingga untuk membuat larutan B dan proses selanjutnya berhenti. Selain itu,
kerja larutan A dan B direkasikan dalam keadaan panas. Untuk itu hasil akhir dari
percobaan ini adalah tidak terbentuk kristal. Rendemen yang diperoleh adalah
0,08 %.
V. KESIMPULAN
Mohr dapat dibuat dengan cara mencampurkan larutan besi (II) sulfat dan larutan
ammonium sulfat dalam keadaan panas. Hasil akhir dari percobaan ini tidak
Chen, Yao. Fangxu Jia, Yingjie Liu, Wanrou Yu, Weiwei Cai, Xiaofan Zhang,
Haodong He, Hong Yao. 2021.” The effects of Fe(III) and Fe(II) on
(2)
Li, Tingting. Qian Wang , Chang Zhu , Xiaoxiao Huang , Gang Yang.2021.”
Seminar 11(267)
(44-46)