Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN I

GARAM MOHR

OLEH

NAMA : SUPARDI
STAMBUK : F1C120066
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : RISDA ARDIANA

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Besi merupakan logam yang berasal dari bijih besi yang banyak digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Tabel periodik, besi memililiki simbol Fe dan nomor

atom 26. Besi dikenal sebagai logam transisi yang berada pada golongan VIII B

dan periode 4. Pemanfaatannya, besi jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas

tetapi dalam bentuk persenyawaan unsur lain misalnya oksida besi magnetit

(Fe3O4) mengandung besi 65 %, hematite (Fe2O3) mengandung 60 – 75 % besi,

limonet (Fe2O3 . H2O) mengandung besi 20 % dan siderit (Fe2CO3).

Manfaat besi ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan

perlengkapan yang sangat membantu kehidupan manusia, tetapi besi juga

memainkan peranan yang istimewa dalam daur kehidupan organisme hidup. Besi

merupakan salah satu mikronutrien penting bagi makhluk hidup. Besi sebagian

besar terikat dengan stabil dalam logam protein (metalloprotein), karena besi

dalam keadaan bebas dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang

bersifat toksik pada sel.

Seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan logam besi semakin

dikembangkan lagi. Salah satunya adalah fungsinya dalam volumetri, yaitu

sebagai garam Mohr yang dapat digunakan untuk membuat larutan baku Fe 2+.

Bersama dengan Kristal ammonium sulfat dan besi yang berada dalam bentuk besi

(II) sulfat saling direaksikan untuk membentuk garam Mohr. Proses ini disebut

kristalisasi dan rekristalisasi.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana teknik dan proses

pembuatan garam rangkap atau garam Mohr?.

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam percobaan garam Mohr adalah untuk

mengetahui tentang teknik dan proses pembuatan garam rangkap atau garam

Mohr.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dalam percobaan ini adalah dapat

memahami tentang teknik dan proses pembuatan garam rangkap atau garam

Mohr.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Fe merupakan sumber energi potensial yang dapat digunakan sebagai baik

donor elektron atau akseptor dengan keadaan valensi yang berbeda. Reaksi redoks

Fe dapat dilakukan oleh mikroba atau abiotik. Selain itu, Fe memainkan peran

penting dalam penghilangan nitrogen dan nitrogen bersepeda seperti oksidasi

amonium anaerobik ditambah dengan reduksi besi (Feammox), Fe(II) yang

bergantung pada nitrat oksidasi (NDFO), dan reduksi disimilasi nitrat yang

bergantung pada Fe(II) menjadi DNRA yang bergantung pada amonium (Fe(II)).

Feammox ditambah dengan anammox berkontribusi pada penghilangan nitrogen

di lahan basah dan tanah sawah (Yao Chen dkk,.2021).

Besi berkarat merupakan limbah logam yang menumpuk dan mencemari

lingkungan. Untuk mengurangi limbah besi, dilakukan upaya untuk mengubah

menjadi senyawa besi yang bermanfaat dan memberikan nilai tambah. Senyawa

besi adalah besi (II) sulfat sebagai bahan pengikat zat warna dan sumber ion Fe2+

untuk keperluan analisis volumetric, besi (III) sulfat atau besi (III) ammonium

sulfat sebagai bahan koagulan pengolahan limbah industry dan air jernih 1) serta

pengikat zat warna, dan besi (III) klorida sebagai pelarut lapisan tembaga di

permukaan PCB.1 (Agustinus dkk., 2020).

Hidrat garam sesuai dengan garam anorganik yang mengandung n mol

molekul air yang membentuk padatan kristal khas dengan rumus umum

AB*nH2O. Jenis ikatan yang terbentuk biasanya ion-dipol atau hidrogen. Molekul

air ditempatkan dengan benar dan berorientasi pada struktur, meskipun dalam

beberapa struktur air lebih berorientasi pada anion dan lainnya ke kation garam.
Hidrat garam telah dipelajari secara luas, terutama untuk penggunaannya dalam

sistem penyimpanan energi termal. Ketertarikan pada hidrat garam adalah karena

latennya yang tinggi panas fusi, konduktivitas termal tinggi dan perubahan

volume kecil selama proses perubahan fasa. Hidrat garam sedikit beracun dan

kompatibel dengan plastik, mempertimbangkan pengiriman dan penyimpanan.

Hidrat garam yang paling umum tersedia adalah CaCl2*6H2O dan

Na2SO4*10H2O. Proses kristalisasi-pelelehan hidrat garam dapat dipengaruhi

oleh proses dehidrasi-hidrasi garam. Saat meleleh, kristal terhidrasi dapat

berdisosiasi menjadi hidrat yang lebih rendah dengan m mol air Persamaan. (1)

atau ke garam anhidrat dan n mol persamaan air (Liey-si dkk,. 2020).

Siklus redoks besi (Fe) adalah proses di mana-mana di lingkungan alam

dan memainkan peran penting selama kontrol uranium. Sejumlah mineral yang

mengandung Fe(II) ditemukan menunjukkan efisiensi yang unggul untuk reduksi

U(VI), seperti besi (hidroksida), mackinawite , pirit, siderit dan magnetit . Mineral

yang diserap Fe(II) memainkan peran yang sama untuk reduksi U(VI) sedangkan

memiliki keuntungan seperti penyesuaian komposisi katalis yang mudah. Tingkat

reduksi U(VI) oleh montmorillonit yang diserap Fe(II) meningkat pada pemuatan

ion Fe(II) yang lebih tinggi; Artinya, Fe(II) terlibat erat dalam dan mungkin

bertanggung jawab penuh untuk reduksi U(VI), sebagaimana didukung oleh studi

selanjutnya dari kelompok lain. Asam humat (HA) merupakan salah satu dari dua

konstituen utama humus dan juga ada secara luas di lingkungan alam, seperti

dalam kondisi ion Fe(II). Studi terbaru menunjukkan bahwa HA sangat

mempengaruhi migrasi dan nasib uranium di lingkungan permukaan. HA secara


signifikan meningkatkan tingkat pengurangan U(VI), hingga 10 kali lipat, dan

sebagai hasilnya, migrasi uranium di lingkungan permukaan sangat terhambat

(Tingting Li dkk., 2021).

Kristalisasi atau penghabluran (crystallzation) ialah peristiwa

pembentukan partikel-partikel zat padat (kristal) di dalam suatu fase yang

homogen. Kristalisasi merupakan metode yang praktis untuk mendapatkan

bahan-bahan kimia murni dalam kondisi yang memenuhi syarat baik untuk

pengemasan ataupun untuk penyimpanan. Dalam proses kristalisasi disini, kita

menggunakan alat yang dinamakan dengan crystallizer. Crystallizer adalah alat

yang digunakan untuk memperoleh atau membuat kristal dari larutannya. Oleh

karena itu, larutan yang akan dikristalisasi harus dibuat lewat jenuh terlebih dulu

dengan jalan penguapan atau pendinginan. Kristalisasi tidak dapat terjadi tanpa

super saturasi terlebih dahulu, dimana cara memperoleh saturasi ini tergantung

dari kelarutannya (Muhammad dkk., 2018).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Oktober 2021 pukul 13.00

– 15.29 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari,.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini ialah gelas kimia 250 mL, gelas

kimia 100 mL, labu takar 100 mL, gelas ukur 50 mL, pengaduk magnet, corong,

kertas saring dan hot plate.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah serbuk besi, asam

sulfat (H2SO4) 10%, asam sulfat (H2SO4) pekat, ammonia (NH3) dan aluminium

foil.

C. Prosedur Kerja
Serbuk besi Fe Serbuk besi Fe

- Dimasukkan kedalam
- ditimbang 2,5 gram -
- dimasukkan kedalam gelas kimia
biokimia
- ditambahkan H2SO4 10 % - Ditambahkan H2SO4
- dipanaskan sambil diaduk 10 % sebanyak 25 ml
hingga larut
- disaring dalam keadaan panas - Diaduk – aduk
- difiltrasi hasil saringan dengan batang
- ditambahhkan H2SO4
- dipanaskan secara perlahan
dan diuapkan sampai terbentuk
kristal

Larutan A Larutan B

- dicampurkan
- dipanaskan sampai volume
menjadi Setelah dari volume
sebelumnya didinginkan terbentuk
Kristal
- disaring larutan yang telah
terbentuk Kristal
- ditentukan rendem
2. Reaksi Berat Kristal = 15,68 gram
Rendamen = 0,08 %
Larutan A

Fe(s) + H2O ----- FeSO2 + H2


Larutan B

FeSO4 + H2O NH4OH

2NH4OH + H2SO4 ---- (NH4)2SO4 + 2H2O

Garam Mohr

FeSO4 + (NH4)SO4 + 6H2O ----- (NH4)2FeSO4.6H2O

3. Analisis Data

a. Berat Kristal (NH4)2FeSO4.6H2O Secara Praktek

Berat kertas saring kosong (A) = 1,16 gram

Berat kertas saring + kristal (B) = 2,56 gram

Berat kristal (NH4)2FeSO4.6H2O =B-A

= 2,56 gram – 1,16 gram

= 1,39 gram

b. Berat (NH4)2FeSO4.6H2O Secara Teori

- Massa Fe = 2,5 gram

- Ar Fe = 56 grma/mol

Mol Fe = Massa Fe/Ar Fe

= 2,5 gram/56 gram

= 0,04 mol
Karena koefisien Fe sama dengan Garam Mohr, maka jumlah zat (mol) gaeam

mohr sama dengan Fe, sehingga

Massa garam mohr = mol garam mohr × Mr garam mohr

= 0,04 mol × 392 gram/mol

= 15,68 gram

% Rendemen = (massa garam mohr praktek)/(massa garam mohr

teori) × 100%

= (1,39 gram)/(15,68 gram) x 100%

= 0,08 %

D. Pembahasan

Garam Mohr atau biasa disebut garam rangkap. Garam Mohr umumnya

digunakan dalam proses pembuatan larutan baku Fe2+. Hal ini dikarenakan dari

komposisi yang terkandung dalam setiap molekul garam Mohr. Dalam garam

Mohr terdapat kation besi (II) dan kation ammonium sebagai unsur utama

penyusunnya. Kedua jenis zat ini saling berikatan dengan anion sulfat membentuk

suatu garam rangkap.

Garam rangkap sendiri merupakan garam yang memiliki dua jenis kation

dalam unsure penyusunnya, namun hanya kation logam-lah yang akan menjadi

atom pusatnya. Hal ini dikarenakan sifat dari logam yang cenderung melepaskan

elektron daripada menangkap.


Proses pembuatan garam Mohr dimulai dengan cara melarutkan potongan-

potongan logam besi dalam larutan H2SO4. Proses pelarutan ini harus dilakukan

sambil memanaskan larutan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses

pembentukan larutan besi (II) sulfat dengan jalan melepaskan ikatan hidrogen

pada asam sulfat dan menggantinya dengan logam besi sambil melepaskan gas

hidrogen, sehingga membentuk ikatan logam yaitu FeSO4 Selanjutnya proses

pelarutan ditandai dengan larutan yang menjadi homogen dengan logam besi.

Kemudian larutan disaring dalam keadaan panas, untuk menghilangkan logam

besi yang belum larut. Filtrat hasil penyaringan ditambahkan larutan asam sulfat

kembali untuk mempercepat proses pembentukan Kristal. Larutan dipanaskan

secara perlahan dan diuapkan untuk menghilangkan kandungan air yang masih

terdapat pada larutan. Sambil tetap dipanaskan,

Proses selanjutnya adalah proses pembuatan larutan ammonium sulfat.

Proses ini dilakukan dengan mengencerkan ammonia dalam larutan H2SO4 10%

sambil dipanaskan. Proses pemanasan akan memutuskan ikatan hidrogen dan

menggantinya dengan ammonia sambil melepaskan molekul air yang berasal dari

larutan asam sulfat, sehingga menjadi ammonium sulfat (NH 4)2SO4. Proses ini

akan menghasilkan 2 jenis lapisan pada larutan, yaitu lapisan larutan ammonium

sulfat dan air. Perbedaan lapisan ini dikarenakan perbedaan kepolaran dan massa

jenis dari kedua larutan tersebut.

Tahap selanjutnya adalah proses pencampuran kedua jenis larutan yang

telah dibuat sebelumnya, masing-masing dalam keadaan panas. sebab panas

merupakan energi yang dapat mempercepat reaksi. Proses ini akan menghasilkan
Kristal garam Mohr yang masih kotor oleh larutan yang belum mengkristal

(NH4)2FeSO4.6H2O. tetapi hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang

diharapkan. Ketika selesai membuat larutan A terjadi gangguan yang tak diduga.

Sehingga untuk membuat larutan B dan proses selanjutnya berhenti. Selain itu,

kristal tidak terbentuk dikarenakan mendinginnya larutan A, berdasarkan prosedur

kerja larutan A dan B direkasikan dalam keadaan panas. Untuk itu hasil akhir dari

percobaan ini adalah tidak terbentuk kristal. Rendemen yang diperoleh adalah

0,08 %.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa garam

Mohr dapat dibuat dengan cara mencampurkan larutan besi (II) sulfat dan larutan

ammonium sulfat dalam keadaan panas. Hasil akhir dari percobaan ini tidak

terbentuk kristal dengan rendemen 0,08 %.


DAFTAR PUSTAKA

Chen, Yao. Fangxu Jia, Yingjie Liu, Wanrou Yu, Weiwei Cai, Xiaofan Zhang,

Haodong He, Hong Yao. 2021.” The effects of Fe(III) and Fe(II) on

anammox process and the Fe–N metabolism”. Beijing. Chemosphere 285

(2)
Li, Tingting. Qian Wang , Chang Zhu , Xiaoxiao Huang , Gang Yang.2021.”

Uranium(VI) reduction at mineral surfaces by Fe(II): Periodic DFT studies

of mechanistic aspects and combined action of Fe(II) with humic acid”.

Chongqing, China. Surfaces and Interfaces 26 (1)

Ngatin, Agustinus. Rony Pasonang Sihombing. 2020. “Pemanfaatan Besi Berkarat

Menjadi Senyawa Besi (III) Amonium Sulfat sebagai Bahan Koagulan”.

Bandung. Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National

Seminar 11(267)

Wong-Pinto, Liey-Si. Yanio Milian, Svetlana Ushak. 2020. “Progress on use of

nanoparticles in salt hydrates as phase change materials”. Antofagasta,

Chile. Renewable and Sustainable Energy Reviews 122 (3)

Yulianto, Muhammad, Endy, Dwi Handayani, Anggun Siswanto Puspitarini, FS

Nugraheni, Nurandhini Rizki Yanti. 2018. “Pembuatan Serbuk Jahe Instan

Dengan Metode Kristalisasi Guna Meningkatkan Perekonomian”

Semarang. Seminar nasional kolaborasi pengabdian pada masyarakat 1

(44-46)

Anda mungkin juga menyukai