Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

PERCOBAAN V

PENGARUH KONSENTRASI ENZIM, SUBSTRAT DAN pH TERHADAP

AKTIVITAS ENZIM

OLEH:

NAMA : SUPARDI

STAMBUK : F1C1 20 066

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN : RISMAWATI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Enzim merupakan sekelompok protein yang mengatur dan menjalankan

perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Enzim dihasilkan oleh organ-

organ pada hewan dan tanaman yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi,

seperti hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerasi, adisi, transfer radikal, pemutusan

rantai karbon. Secara umum, enzim menghasilkan kecepatan, spesifikasi, dan

kedali pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh. Enzim berfungsi sebagai

katalisator, yaitu senyawa yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia (Supriyatna

dkk., 2015). Percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi

aktivasi lebih tinggi sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Aktivitas

enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah derajat keasaman

(pH).

Derajat keasaman (pH) menjadi faktor yang mempengaruhi aktivitas

enzim. Hal ini disebabkan adanya perubahan muatan ion pada rantai samping

yang terionisasi sehingga mengakibatkan terjadinya denaturasi enzim yang

disertai hilangnya aktivitas katalitik enzim. Adanya perubahan struktur tersier

menyebabkan kelompok hidrofobik kontak dengan air sehingga solubilitas enzim

menjadi berkurang yang mengakibatkan turunnya aktivitas enzim secara bertahap.

Aktivitas enzim yang tinggi pada pH optimum disebabkan oleh terjadinya ionisasi

asam-asam amino pada sisi aktif enzim, sehingga terjadi interaksi yang optimum

antara enzim dengan substrat (Elawati dkk., 2018). Salah satu enzim yang
ditemukan dalam air liur manusia melalui proses kimia dalam pencernaan dengan

hidrolisis pati yaitu amilase.

Amilase adalah enzim yang berfungsi memecah zat tepung dan

polisakarida lainnya menjadi monosakarida, bentuk gula yang dapat diserap

tubuh. Selain itu, kini amilase banyak digunakan pada proses industri. Amilase

terdiri dari tiga jenis, yaitu: αamilase, β-amilase dan γ-amilase . α-amilase terdapat

dalam saliva (ludah) dan pankreas. Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat

dalam amilum dan disebut endo amilase karena memecah bagian dalam atau

bagian tengah molekul amilum. β-amilase terdapat pada tumbuhan dan dinamakan

ekso amilase, sebab memecah dua unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul

amilum secara berurutan sehingga pada akhirnya membentuk maltosa. γ-amilase

terdapat dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen

dan menghasilkan glukosa (Tzkiah dkk., 2017). Berdasarkan latar belakang di

atas, maka dilakukan percobaan pengaruh konsentrasi enzim, substrat dan pH

terhadap aktivitas enzim.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji pada percobaan pengaruh konsentrasi

enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim adalah bagaimana pengaruh

konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim amilase?


1.3. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan pengaruh konsentrasi enzim,

substrat dan pH terhadap aktivitas enzim adalah untuk mengetahui pengaruh

konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim amilase.

1.4. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan pengaruh konsentrasi

enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim adalah dapat mengetahui

pengaruh konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim amilase.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Enzim Amilase

Amilase adalah enzim hidrolase dominan yang hidro lisis dengan ikatan

glikosidik dalam molekul pati dan produksi dekstrin dan oligosakarida . Amilase

adalah hidrolase glikosida 13. Dalam pati, hubungan α-1,4-glikosidik dihidrolisis

oleh amilase, sehingga dikenal sebagai glikosida hidrolases. Amilase pertama kali

diisolasi, pada tahun 1833, oleh Anselme Payen. Ada dua jenis amilase, exo-

amilase dan endo-amilase. Exo-amilase menghidrolisis ujung pati nonreduksi.

Endo-amilase menghidrolisis hubungan glikosidik dalam molekul pati. Dalam

bioteknologi, amilase adalah enzim crucial, terutama diperoleh dari mikroba dan

memiliki banyak aplikasi industri ( Farooq dkk., 2021).

2.2. Kinerja Enzim Lock And Key

Dua teori utama yang berusaha menjelaskan interaksi enzim-substrat.

Teori pertama diusulkan oleh Fischer pada awal abad ke-20 menyatakan bahwa

interaksi enzim substrat akan menyerupai mekanisme gembok dan kunci, dimana

kunci (substrat) cocok dengan gembok (situs aktif), karena dua kondisi terpenuhi

substrat dan situs aktif memiliki struktur komplementer dan polaritas dan ukuran

yang kompatibel. Teori kedua diusulkan oleh Koshland pada tahun 1960

menyatakan bahwa substrat yang dekat dengan molekul enzim menginduksi di

atasnya beberapa modifikasi struktural yang mendukung pemasangan enzim-

substrat (Vitolo, 2020).


2.3. Pati

Pati merupakan polisakarida yang mudah didapat dan melimpah, yaitu

karbohidrat penyimpanan utama dalam tanaman dan sumber energi utama untuk

manusia. Setengah dari total energi makanan manusia disediakan oleh pati, dan

pencernaan pati berkaitan erat dengan kesehatan metabolisme manusia. Dengan

demikian, mengendalikan kecepatan pencernaan pati mungkin cara protentional

untuk meringankan beban penyakit gastrointestinal. Pencernaan pati dengan

menambahkan gel yang dapat dimakan, asam fenolik, promosi pencernaan pati

mungkin juga penting, tetapi hanya sedikit karya yang berfokus pada hal ini (Chai

et al., 2022).

2.4. Derajat Keasaman (pH)

Derajat Keasaman (pH) mencerminkan konsentrasi molar ion hidrogen

dalam larutan. pH adalah ukuran rasio keasaman-kebasaan dengan skala

logaritmik mulai dari 0 (paling asam) hingga 14 (paling basa) dengan 7 sebagai

netral. pH sangat bervariasi di lingkungan dan memiliki efek yang berbeda. Hujan

asam yang disebabkan oleh polutan atmosfer dapat menyebabkan kerusakan serius

terutama pada kawasan hutan. Tanaman tidak akan tumbuh jika pH turun di

bawah pH tanah normal yaitu 6,6-7,3. Buffer yang mengandung karbonat menjaga

pH konstan untuk waktu yang lama (Proksch, 2018).

2.5. Uji Iodin

Uji iodin digunakan untuk mendeteksi pati dalam sampel yang diberikan.

Uji iodin juga digunakan untuk membedakan antara pati, glikogen dan
karbohidrat. Ketika pati bereaksi dengan I2, akan menghasilkan molekul yang

diserap yang berwarna biru. Warna memudar dengan panas atau penambahan

alkali seperti NaOH atau KOH. Proses ini hanya interaksi fisik di mana I2

berikatan dengan bentuk gulungan polisakarida. Struktur melingkar menjadi linear

ketika dipanaskan atau ditambahkan alkali, sifat absorptif polisakarida berkurang

dan molekul I2 menjadi bebas dari struktur gulungan polisakarida sehingga

warnanya menghilang (Pooja et al., 2022).

2.6. Asam Asetat (CH3COOH)

Asam asetat adalah bahan baku industri yang penting, terutama diproduksi

dari minyak mineral atau gas alam. Sejak minyak, asetat yang paling penting

bahan baku asam, menipis, sumber daya terbarukan harus dipertimbangkan

pertimbangan untuk menghasilkan asam asetat. Asam asetat adalah terutama

diproduksi oleh tiga proses kimia yang menggunakan mineral minyak atau gas

alam: (a) oksidasi n-butana, (b) karbonilasi metanol dan (c) oksidasi asetaldehida

(Merli et al., 2021).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Percobaan pengaruh konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas

enzim dilaksanakan pada hari Selasa, 1 November 2022, pada pukul 07.30-10.00

WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan pengaruh konsentrasi enzim,

substrat dan pH terhadap aktivitas enzim adalah gelas kimia 250 mL, gelas ukur

10 mL, rak tabung, pipet tetes, timbangan analitik, labu takar 250 mL, batang

pengaduk, spatula, tabung reksi, stopwatch dan corong.

3.2.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan pengaruh konsentrasi

enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim adalah enzim amilase (saliva),

larutan pati (air gula), larutan asam asetat (CH3COOH), larutan natrium

hidroksida (NaOH), akuades (H2O), pereaksi iodin, kertas pH, tisu, aluminium foil

dan plastic wrap.


3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Pengaruh Konsentrasi Enzim terhadap Aktivitas Enzim

Larutan pati

- dipipet 2 mL
- dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi yang berbeda
- ditambahkan enzim amilase pada
tabung reaksi 1, 2 dan 3 berturut-
turut 1 mL, 2 mL dan 3 mL
- dikocok

Campuran

- didiamkan selama 15 menit


- ditetesi pereaksi iodin pada masing-
masing tabung reaksi
- diamati
- dicatat perubahan warna yang terjadi

Tabung 1 = Berwarna kecoklatan


Tabung 2 = Berwarna bening kecoklatan
Tabung 3 = Berwarna kekuningan
3.3.2. Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas Enzim

1 mL larutan 2 mL larutan 4 mL larutan 6 mL larutan


pati pati pati pati

- dimasukkan ke dalam tabung reaksi


yang berbeda
- ditambahkan 1 mL enzim amilase
pada masing-masing tabung reaksi
- dikocok

Campuran

- didiamkan selama 15 menit


- ditetesi pereaksi iodin pada masing-
masing tabung reaksi
- diamati
- dicatat perubahan warna yang terjadi

Tabung 1 = Berwarna kecoklatan


Tabung 2 = Berwarna bening kecoklatan
Tabung 3 = Berwarna kekuningan
Tabung 4 = Berwarna bening kekuningan
3.3.3. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim

Larutan pati

- dipipet sebanyak 2 mL
- dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi yang berbeda

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

- ditambahkan - ditambahkan - ditambahkan


2 mL larutan 2 mL larutan 2 mL akuades
NaOH 5% CH3COOH

- ditambahkan 1 mL enzim amilase


pada masing-masing tabung reaksi
- dikocok

Campuran

- didiamkan selama 15 menit


- ditetesi pereaksi iodin pada masing-
masing tabung reaksi
- diamati
- dicatat perubahan warna yang terjadi

Tabung 1 = Berwarna bening pH 11


Tabung 2 = Berwarna kekuningan pH 1
Tabung 3 = Berwarna kekuningan pH 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim

Hasil
No. Perlakuan Gambar
Pengamatan
1. 2 mL larutan pati + 1 mL Berwarna
enzim amilase + pereaksi kecoklatan
iodin

2. 2 mL larutan pati + 2 mL Berwarna kuning


enzim amilase + pereaksi kecoklatan
iodin

3. 2 mL larutan pati + 3 mL Berwarna bening


enzim amilase + pereaksi kekuningan
iodin
4.1.2. Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim

No. Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar


1. 1 mL larutan pati + 1 mL Berwarna kecoklatan
enzim amilase + pereaksi
iodin

2. 2 mL larutan pati + 1 mL Berwarna bening


enzim amilase + pereaksi kecoklatan
iodin

3. 4 mL larutan pati + 1 mL Berwarna


enzim amilase + pereaksi kekuningan
iodin

4. 6 mL larutan pati + 1 mL Berwarna bening


enzim amilase + pereaksi kekuningan
iodin
4.1.3. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim

No. Perlakuan Hasil Pengamatan Gambar


1. 2 mL larutan pati + 2 mL Berwarna bening
larutan natrium hidroksida pH = 11
5% + 1 mL enzim amilase +
pereaksi iodin

2. 2 mL larutan pati + 2 mL Berwarna


larutan asam asetat + 1 mL kekuningan
enzim amilase + pereaksi pH = 1
iodin

3. 2 mL larutan pati + 2 mL Berwarna


akuades + 1 mL enzim kekuningan
amilase + pereaksi iodin pH = 6

4.2. Pembahasan

Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalis untuk proses

biokimia. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih

cepat daripada tanpa menggunakan katalis (Kusumaningrum dkk., 2019). Fungsi

ini dipengaruhi oleh faktor lingkungannya seperti temperatur, keasaman (pH),


konsentrasi substrat, konsentrasi enzim dan aktivator. Pada kondisi optimum, laju

reaksi enzimatik akan bekerja secara optimum, sehingga diperoleh produk yang

lebih banyak. Laju reaksi enzimatik akan bertambah dengan bertambahnya

konsentrasi enzim, akan tetapi laju reaksi dapat mencapai konstan bila jumlah

substrat bertambah terus sampai melewati batas kemampuan enzim (Bahri dkk.,

2012). Percobaan pengaruh konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas

enzim bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi enzim, substrat dan pH

terhadap aktivitas enzim khususnya pada enzim amilase pada saliva (air liur).

Salah satu fungsi enzim ini adalah mendegradasi karbohidrat polisakarida menjadi

karbohidrat monosakarida, yaitu dari amilum menjadi glukosa. Adapun substrat

yang digunakan yaitu pati.

Uji yang pertama yaitu pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas

enzim. Larutan pati dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda-beda

dengan volume yang sama lalu direaksikan dengan enzim amilase dengan volume

yang berbeda-beda pada masing-masing tabung reaksi. Tujuan dilakukan variasi

konsentrasi enzim yakni untuk mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap

aktivitas enzim dan pada konsentrasi berapa enzim dapat bekerja secara maksimal.

Campuran kemudian dihomogenkan lalu didiamkan agar larutan pati dan enzim

amilase dapat saling bekerja (terjadi hirolisis pati oleh enzim amilase).

Selanjutnya campuran direaksikan dengan pereaksi iodin yang berfungsi sebagai

indikator warna juga sebagai indikator yang menandakan telah terjadi hidrolisis

dari polisakarida menjadi monosakarida. Hasil pengamatan diperoleh pada tabung

1, 2 dan 3 mengalami perubahan warna setelah direaksikan dengan pereaksi iodin.


Tabung 1 berwarna kecoklatan, tabung 2 berwarna kuning kecoklatan dan tabung

3 berwarna bening kekuningan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa

semakin banyak konsentrasi enzim maka warna yang dihasilkan semakin bening

yang menandakan bahwa telah terjadi proses hidrolisis. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa konsentrasi substrat mempengaruhi kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh

enzim pada konsentrasi substrat yang amat rendah, kecepatan reaksipun amat

rendah, tetapi kecepatan ini akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi

substrat (Puspitasari dkk., 2019).

Uji kedua yaitu pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim.

Larutan pati dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi dengan volume yang

berbeda-beda lalu masing-masing direaksikan dengan enzim amilase dengan

volume yang sama. Tujuan dilakukan variasi konsentrasi substrat yakni untuk

mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim dan pada

konsentrasi berapa enzim dapat bekerja secara maksimal. Campuran kemudian

dihomogenkan lalu didiamkan agar larutan pati dan enzim amilase dapat saling

bekerja (terjadi hidrolisis pati oleh enzim amilase). Selanjutnya campuran

direaksikan dengan pereaksi iodin yang berfungsi sebagai indikator warna juga

sebagai indikator yang menandakan telah terjadi hidrolisis dari polisakarida

menjadi monosakarida. Hasil pengamatan diperoleh pada masing-masing tabung

terjadi perubahan warna yaitu pada tabung 1 berwarna kecoklatan, tabung 2

berwarna bening kecoklatan, tabung 3 berwarna kekuningan dan tabung 4

berwarna bening kekuningan, dimana seharusnya semakin sedikit konsentrasi

substrat maka warna yang dihasilkan semakin bening. Menurut Apridi dkk.,
(2020) substrat dengan konsentrasi rendah menyebabkan enzim tidak semuanya

berikatan dengan substrat, sehingga kecepatan maksimum tidak dapat tercapai.

Sebaliknya pada substrat konsentrasi tinggi, semua molekul enzim dapat

membentuk ikatan kompleks dengan substrat, sehingga kecepatan reaksi menjadi

lebih lama. Faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian tersebut karena pereaksi

iodin yang digunakan kemungkinan bahan sudah lama sehingga tidak dapat

berfungsi secara maksimal.

Uji ketiga yaitu pengaruh pH terhadap aktivitas enzim. Larutan pati

dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda-beda. Kemudian masing-

masing tabung reaksi direaksikan dengan larutan natrium hidroksida (NaOH),

asam asetat (CH3COOH) dan akuades (H2O). Hal ini bertujuan untuk

membandingkan pada pH berapa enzim dapat bekerja secara maksimal. Natrium

hidroksida (NaOH) berfungsi sebagai pemberi suasana basa, asam asetat

(CH3COOH) sebagai pemberi suasana asam dan akuades (H2O) sebagai pemberi

suasana netral. Selanjutnya masing-masing larutan direaksikan dengan enzim

amilase lalu dihomogenkan. Setelah homogen, campuran didiamkan agar larutan

pati dan enzim amilase dapat saling bekerja (terjadi hirolisis pati oleh enzim

amilase). Selanjutnya campuran direaksikan dengan pereaksi iodin yang berfungsi

sebagai indikator warna juga sebagai indikator yang menandakan telah terjadi

hidrolisis dari polisakarida menjadi monosakarida. Hasil pengamatan diperoleh

pada tabung 1 berwarna bening dengan pH 11 menunjukkan suasana basa, tabung

2 berwarna kekuningan dengan pH 1 menunjukkan suasana asam dan tabung 3

berwarna kekuningan dengan pH 6 menunjukkan suasana asam. Menurut Istia’nah


dkk., (2020) aktivitas enzim akan dipengaruhi oleh pH, dimana pH akan berkaitan

dengan keberadaan ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen sangat memengaruhi

aktivitas enzim, karena enzim dapat aktif apabila asam amino yang merupakan

sisi aktif enzim berada dalam keadaan ionisasi yang tepat. pH terlalu asam atau

basa akan menyebabkan enzim terdenaturasi sehingga enzim tidak aktif.

Berdasarkan hasil pengamatan pada uji pertama yaitu pengaruh

konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim, menunjukan ketiga perlakuan tersebut

sesuai dengan teori yang ada yang mengatakan bahwa konsentrasi substrat

mempengaruhi kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim pada konsentrasi jika

konsentrasi substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah sebaliknya jika

konsentrasi substratnya yang tersedia banyak maka kerja enzim juga cepat

(Puspitasari dkk., 2019). Kemudian uji kedua pengaruh konsentrasi substrat

terhadap aktivitas enzim hasil pengamatan tidak sesuai dengan teori yang ada

yang menyatakan semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tinggi pula kerja

enzimnya yang di tandai dengan perubahan warna yang seharusnya semakin

sedikit konsentrasi substrat maka warna yang dihasilkan semakin bening (Apridi

dkk., 2020). Uji terakhir yaitu pengaruh pH terhadap aktivitas enzim hasil

pengamatan tidak sesuai dengan teori yaitu pH terlalu asam atau basa akan

menyebabkan enzim terdenaturasi sehingga enzim tidak aktif diamana pH pada

perlakuan penambahan H20 seharusnya memperoleh pH netral yaitu 7 (Istia’nah

dkk., 2020).
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan pengaruh

konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa aktivitas enzim enzim dapat dipengaruhi oleh konsentrasi

enzim, substrat dan pH. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka laju reaksi akan

meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Laju aktivitas enzim akan meningkat
dengan meningkatnya kadar substrat sampai suatu titik. Pada konsentrasi substrat

tetap dalam batas tertentu laju reaksi enzimatik meningkat sebanding dengan

meningkatnya konsentrasi enzim. Hal ini berarti makin banyak enzim sampai

batas tertentu, makin banyak substrat yang terkonversi karena makin tinggi

aktivitas enzim. pH berpengaruh terhadap laju aktivitas enzim dalam

mengkatalisis suatu reaksi. Hal ini disebabkan konsentrasi ion hidrogen

mempengaruhi struktur dimensi enzim dan aktivitasnya. Setiap enzim memiliki

pH optimum, dimana pada pH tersebut struktur tiga dimensinya paling kondusif

dalam mengikat substrat.


DAFTAR PUSTAKA

Apriadi, A., Syaiful, A. Z. dan Hermawati, H., 2020, Likuifikasi Pati Ubi Jalar
Putih Secara Enzimatis dengan Menggunakan Enzim Α-Amilase, Jurnal
Saintis, 1(1).
Bahri, S., Mirzan M. dan Hasan M., 2012, Karakterisasi Enzim Amilase dari
Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.), Jurnal Natural
Science, 1(1).
Chai, Z., Xiuxiu Y., Yuxue Z., Xingqian Y. dan Jinhua T., 2022, Effects of
Hawthorn Addition on the Physicochemical Properties and Hydrolysis of
Corn Starch, Food Chemistry, 1(1).
Elawati, E. E., Sri P. dan Endang K., 2018, Characteristics and Kinetics of
Chitinase Enzyme from Entomopathogenic Fungus Beauveria Bassiana,
Bioteknologi & Biosains Indonesia, 5(1).
Farooq, M. A., Ali, S., Hassan, A., Tahir, H. M., Mumtaz, S., dan Mumtaz, S.,
2021, Biosynthesis and industrial applications of α-amylase: A review.
Archives of Microbiology, 203(4).
Istia'nah, D., Utami, U. dan Barizi, A., 2020. Karakterisasi Enzim Amilase dari
Bakteri Bacillus Megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi
Substrat, Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2(1).
Kusumaningrum, A., Ida B. W. G. dan Made M. W., 2019, Optimasi Suhu dan pH
terhadap Aktivitas Enzim Endoglukanase Menggunakan Response Surface
Methodology (RSM), Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri,
7(2).
Merli, G., Alessandro B., Alessia A. dan Francesca B., 2021, Acetic Acid
Bioproduction the Technological Innovation Change, Science of the Total
Environment, 1(1),
Pooja, S., Meghani S., Patel C., Shah D., Rathod Z. R. dan Saraf M. S., 2022, A
Review on Qualitative and Quantitative Analysis of Carbohydrates
Extracted from Bacteria, Acta Scientific Pharmaceutical Sciences, 6(3).
Proksch, E., 2018, pH in Nature, Humans and Skin, Journal of Dermatology, 1(1).
Puspitasari, G., Wulan S. dan Khairul U., 2019, Studi Kinetika Reaksi dari Enzim
Α- Amilase pada Proses Penghilangan Kanji Kain Kapas, Arena Tekstil,
34(1).
Supriyanti, A., Dea A., Ayu A. J. dan Dyna H., 2015, Aktivitas Enzim Amilase
Lipase dan Protease dari Larva, Issn, (9)2.
Tazkiah, N. P., Tina D. R. dan Asep S., 2017, Isolasi dan Karakterisasi Enzim
Amilase dari Biji Nangka (Artocarpus Heterophillus), Al-Kimiya, 4(1).
Vitolo, M., 2020, Brief Review on Enzyme Activity, World Journal of
Pharmaceutical Research, 9(2).

Anda mungkin juga menyukai