PERCOBAAN V
AKTIVITAS ENZIM
OLEH:
NAMA : SUPARDI
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : RISMAWATI
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
organ pada hewan dan tanaman yang secara katalitik menjalankan berbagai reaksi,
dkk., 2015). Percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi
aktivasi lebih tinggi sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Aktivitas
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah derajat keasaman
(pH).
enzim. Hal ini disebabkan adanya perubahan muatan ion pada rantai samping
Aktivitas enzim yang tinggi pada pH optimum disebabkan oleh terjadinya ionisasi
asam-asam amino pada sisi aktif enzim, sehingga terjadi interaksi yang optimum
antara enzim dengan substrat (Elawati dkk., 2018). Salah satu enzim yang
ditemukan dalam air liur manusia melalui proses kimia dalam pencernaan dengan
tubuh. Selain itu, kini amilase banyak digunakan pada proses industri. Amilase
terdiri dari tiga jenis, yaitu: αamilase, β-amilase dan γ-amilase . α-amilase terdapat
dalam saliva (ludah) dan pankreas. Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat
dalam amilum dan disebut endo amilase karena memecah bagian dalam atau
bagian tengah molekul amilum. β-amilase terdapat pada tumbuhan dan dinamakan
ekso amilase, sebab memecah dua unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul
terdapat dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-4 dan 1-6 pada glikogen
1.4. Manfaat
Amilase adalah enzim hidrolase dominan yang hidro lisis dengan ikatan
glikosidik dalam molekul pati dan produksi dekstrin dan oligosakarida . Amilase
oleh amilase, sehingga dikenal sebagai glikosida hidrolases. Amilase pertama kali
diisolasi, pada tahun 1833, oleh Anselme Payen. Ada dua jenis amilase, exo-
bioteknologi, amilase adalah enzim crucial, terutama diperoleh dari mikroba dan
Teori pertama diusulkan oleh Fischer pada awal abad ke-20 menyatakan bahwa
interaksi enzim substrat akan menyerupai mekanisme gembok dan kunci, dimana
kunci (substrat) cocok dengan gembok (situs aktif), karena dua kondisi terpenuhi
substrat dan situs aktif memiliki struktur komplementer dan polaritas dan ukuran
yang kompatibel. Teori kedua diusulkan oleh Koshland pada tahun 1960
karbohidrat penyimpanan utama dalam tanaman dan sumber energi utama untuk
manusia. Setengah dari total energi makanan manusia disediakan oleh pati, dan
menambahkan gel yang dapat dimakan, asam fenolik, promosi pencernaan pati
mungkin juga penting, tetapi hanya sedikit karya yang berfokus pada hal ini (Chai
et al., 2022).
logaritmik mulai dari 0 (paling asam) hingga 14 (paling basa) dengan 7 sebagai
netral. pH sangat bervariasi di lingkungan dan memiliki efek yang berbeda. Hujan
asam yang disebabkan oleh polutan atmosfer dapat menyebabkan kerusakan serius
terutama pada kawasan hutan. Tanaman tidak akan tumbuh jika pH turun di
bawah pH tanah normal yaitu 6,6-7,3. Buffer yang mengandung karbonat menjaga
Uji iodin digunakan untuk mendeteksi pati dalam sampel yang diberikan.
Uji iodin juga digunakan untuk membedakan antara pati, glikogen dan
karbohidrat. Ketika pati bereaksi dengan I2, akan menghasilkan molekul yang
diserap yang berwarna biru. Warna memudar dengan panas atau penambahan
alkali seperti NaOH atau KOH. Proses ini hanya interaksi fisik di mana I2
Asam asetat adalah bahan baku industri yang penting, terutama diproduksi
dari minyak mineral atau gas alam. Sejak minyak, asetat yang paling penting
diproduksi oleh tiga proses kimia yang menggunakan mineral minyak atau gas
alam: (a) oksidasi n-butana, (b) karbonilasi metanol dan (c) oksidasi asetaldehida
enzim dilaksanakan pada hari Selasa, 1 November 2022, pada pukul 07.30-10.00
3.2.1. Alat
substrat dan pH terhadap aktivitas enzim adalah gelas kimia 250 mL, gelas ukur
10 mL, rak tabung, pipet tetes, timbangan analitik, labu takar 250 mL, batang
3.2.2. Bahan
enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim adalah enzim amilase (saliva),
larutan pati (air gula), larutan asam asetat (CH3COOH), larutan natrium
hidroksida (NaOH), akuades (H2O), pereaksi iodin, kertas pH, tisu, aluminium foil
Larutan pati
- dipipet 2 mL
- dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi yang berbeda
- ditambahkan enzim amilase pada
tabung reaksi 1, 2 dan 3 berturut-
turut 1 mL, 2 mL dan 3 mL
- dikocok
Campuran
Campuran
Larutan pati
- dipipet sebanyak 2 mL
- dimasukkan ke dalam 3 tabung
reaksi yang berbeda
Campuran
Hasil
No. Perlakuan Gambar
Pengamatan
1. 2 mL larutan pati + 1 mL Berwarna
enzim amilase + pereaksi kecoklatan
iodin
4.2. Pembahasan
biokimia. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
reaksi enzimatik akan bekerja secara optimum, sehingga diperoleh produk yang
konsentrasi enzim, akan tetapi laju reaksi dapat mencapai konstan bila jumlah
substrat bertambah terus sampai melewati batas kemampuan enzim (Bahri dkk.,
terhadap aktivitas enzim khususnya pada enzim amilase pada saliva (air liur).
Salah satu fungsi enzim ini adalah mendegradasi karbohidrat polisakarida menjadi
enzim. Larutan pati dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda-beda
dengan volume yang sama lalu direaksikan dengan enzim amilase dengan volume
aktivitas enzim dan pada konsentrasi berapa enzim dapat bekerja secara maksimal.
Campuran kemudian dihomogenkan lalu didiamkan agar larutan pati dan enzim
amilase dapat saling bekerja (terjadi hirolisis pati oleh enzim amilase).
indikator warna juga sebagai indikator yang menandakan telah terjadi hidrolisis
semakin banyak konsentrasi enzim maka warna yang dihasilkan semakin bening
yang menandakan bahwa telah terjadi proses hidrolisis. Hal ini sesuai dengan teori
enzim pada konsentrasi substrat yang amat rendah, kecepatan reaksipun amat
Larutan pati dimasukkan ke dalam empat tabung reaksi dengan volume yang
volume yang sama. Tujuan dilakukan variasi konsentrasi substrat yakni untuk
dihomogenkan lalu didiamkan agar larutan pati dan enzim amilase dapat saling
direaksikan dengan pereaksi iodin yang berfungsi sebagai indikator warna juga
substrat maka warna yang dihasilkan semakin bening. Menurut Apridi dkk.,
(2020) substrat dengan konsentrasi rendah menyebabkan enzim tidak semuanya
iodin yang digunakan kemungkinan bahan sudah lama sehingga tidak dapat
asam asetat (CH3COOH) dan akuades (H2O). Hal ini bertujuan untuk
(CH3COOH) sebagai pemberi suasana asam dan akuades (H2O) sebagai pemberi
pati dan enzim amilase dapat saling bekerja (terjadi hirolisis pati oleh enzim
sebagai indikator warna juga sebagai indikator yang menandakan telah terjadi
aktivitas enzim, karena enzim dapat aktif apabila asam amino yang merupakan
sisi aktif enzim berada dalam keadaan ionisasi yang tepat. pH terlalu asam atau
sesuai dengan teori yang ada yang mengatakan bahwa konsentrasi substrat
mempengaruhi kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim pada konsentrasi jika
konsentrasi substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga rendah sebaliknya jika
konsentrasi substratnya yang tersedia banyak maka kerja enzim juga cepat
terhadap aktivitas enzim hasil pengamatan tidak sesuai dengan teori yang ada
yang menyatakan semakin tinggi konsentrasinya maka semakin tinggi pula kerja
sedikit konsentrasi substrat maka warna yang dihasilkan semakin bening (Apridi
dkk., 2020). Uji terakhir yaitu pengaruh pH terhadap aktivitas enzim hasil
pengamatan tidak sesuai dengan teori yaitu pH terlalu asam atau basa akan
dkk., 2020).
V. KESIMPULAN
konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim maka dapat ditarik
enzim, substrat dan pH. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka laju reaksi akan
meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Laju aktivitas enzim akan meningkat
dengan meningkatnya kadar substrat sampai suatu titik. Pada konsentrasi substrat
tetap dalam batas tertentu laju reaksi enzimatik meningkat sebanding dengan
meningkatnya konsentrasi enzim. Hal ini berarti makin banyak enzim sampai
batas tertentu, makin banyak substrat yang terkonversi karena makin tinggi
Apriadi, A., Syaiful, A. Z. dan Hermawati, H., 2020, Likuifikasi Pati Ubi Jalar
Putih Secara Enzimatis dengan Menggunakan Enzim Α-Amilase, Jurnal
Saintis, 1(1).
Bahri, S., Mirzan M. dan Hasan M., 2012, Karakterisasi Enzim Amilase dari
Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.), Jurnal Natural
Science, 1(1).
Chai, Z., Xiuxiu Y., Yuxue Z., Xingqian Y. dan Jinhua T., 2022, Effects of
Hawthorn Addition on the Physicochemical Properties and Hydrolysis of
Corn Starch, Food Chemistry, 1(1).
Elawati, E. E., Sri P. dan Endang K., 2018, Characteristics and Kinetics of
Chitinase Enzyme from Entomopathogenic Fungus Beauveria Bassiana,
Bioteknologi & Biosains Indonesia, 5(1).
Farooq, M. A., Ali, S., Hassan, A., Tahir, H. M., Mumtaz, S., dan Mumtaz, S.,
2021, Biosynthesis and industrial applications of α-amylase: A review.
Archives of Microbiology, 203(4).
Istia'nah, D., Utami, U. dan Barizi, A., 2020. Karakterisasi Enzim Amilase dari
Bakteri Bacillus Megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi
Substrat, Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2(1).
Kusumaningrum, A., Ida B. W. G. dan Made M. W., 2019, Optimasi Suhu dan pH
terhadap Aktivitas Enzim Endoglukanase Menggunakan Response Surface
Methodology (RSM), Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri,
7(2).
Merli, G., Alessandro B., Alessia A. dan Francesca B., 2021, Acetic Acid
Bioproduction the Technological Innovation Change, Science of the Total
Environment, 1(1),
Pooja, S., Meghani S., Patel C., Shah D., Rathod Z. R. dan Saraf M. S., 2022, A
Review on Qualitative and Quantitative Analysis of Carbohydrates
Extracted from Bacteria, Acta Scientific Pharmaceutical Sciences, 6(3).
Proksch, E., 2018, pH in Nature, Humans and Skin, Journal of Dermatology, 1(1).
Puspitasari, G., Wulan S. dan Khairul U., 2019, Studi Kinetika Reaksi dari Enzim
Α- Amilase pada Proses Penghilangan Kanji Kain Kapas, Arena Tekstil,
34(1).
Supriyanti, A., Dea A., Ayu A. J. dan Dyna H., 2015, Aktivitas Enzim Amilase
Lipase dan Protease dari Larva, Issn, (9)2.
Tazkiah, N. P., Tina D. R. dan Asep S., 2017, Isolasi dan Karakterisasi Enzim
Amilase dari Biji Nangka (Artocarpus Heterophillus), Al-Kimiya, 4(1).
Vitolo, M., 2020, Brief Review on Enzyme Activity, World Journal of
Pharmaceutical Research, 9(2).