Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL SKRIPSI/ TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIO-CHAR


DENGAN BAHAN BAKU SEKAM PADI MELALUI PROSES
PIROLISIS LAMBAT DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 80.000
TON/TAHUN DAN TUGAS KHUSUS RANCANGAN
KETEKNIKAN DETAIL CYLONE SEPARATOR

DIAJUKAN OLEH:

YUHDIAN HAZ
170405185

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN BIO-CHAR DENGAN BAHAN


BAKU SEKAM PADI MELALUI PROSES PIROLISIS LAMBAT DENGAN
KAPASITAS PRODUKSI 80.000 TON/TAHUN DAN TUGAS KHUSUS
RANCANGAN KETEKNIKAN DETAIL CYLONE SEPARATOR

DIAJUKAN OLEH:

YUHDIAN HAZ

170405185

Diketahui / Disetujui,

Koordinator Skripsi / Tugas Akhir Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bambang Trisakti, MSi M. Hendra S. Ginting S.T, M.T

NIP. 19660925 199103 1 003 NIP. 19700919199031001


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal rancangan pabrik dengan judul “Pra Rancangan Pabrik
Pembuatan Bio-Char dengan Bahan Baku Sekam Padi Melalui Proses Pirolisis
Lambat dengan Kapasitas Produksi 80.000 Ton/Tahun dan Tugas Khusus Rancangan
Keteknikan Detail Cylone Separator”. Adapun tujuan dari penulisan proposal
rancangan pabrik ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata-1 di Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dengan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak M. Hendra S. Ginting S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing atas


kesabarannya membimbing Penulis dalam proses penyusunan dan penulisan
proposal rancangan pabrik ini.
2. Ibu Ir. Maya Sarah, S.T., M.T., Ph.D., IPM selaku Ketua Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Ir. Bambang Trisakti, M.Si. selaku Koordinator Skripsi
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa proposal rancangan pabrik ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan masukan demi
kesempurnaan proposal rancangan pabrik ini. Semoga proposal rancangan pabrik ini
dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, 2022

Yuhdian Haz

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Rancangan..........................................................................................3
1.4 Manfaat Rancangan........................................................................................3
1.5 Ruang Lingkup Rancangan.............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5
2.1 Biomassa.........................................................................................................5
2.2 Biomassa Sekam Padi.....................................................................................5
2.3 Biochar...........................................................................................................6
2.4 Proses Pembuatan Biochar.............................................................................7
2.4.1 Pirolisis...................................................................................................7
2.4.2 Karbonisasi Hidrotermal Parsial.............................................................7
2.5 Seleksi Proses.................................................................................................8
BAB III URAIAN PROSES.........................................................................................9
3.1 Deskripsi Proses..............................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan pertanian yang subur di Indonesia sudah semakin terbatas.
Pada umumnya lahan kering yang sudah dibudidayakan telah mengalami
penurunan kualitas lahan. Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering
diperlukan tindakan rehabilitasi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang
mudah tersedia (sumber daya lokal). Penggunaan lateks, pupuk
kandang/kompos, biomas Flemingia congesta dan sisa tanaman sebagai
pembenah tanah sudah lama dikenal dan diketahui masyarakat berfungsi
cukup baik dalam memperbaiki struktur tanah. Namun kelemahannya
adalah dibutuhkan jumlah yang cukup besar, sehingga pengadaan bahan
tersebut dan transportasinya ke lahan mengalami kesulitan. Sebagai
alternatif lain biochar juga dapat digunakan untuk pembenah tanah.
Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari
limbah organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna
atau suplai oksigen terbatas (pyrolysis). Pembakaran tidak sempurna dapat
dilakukan dengan alat pembakaran atau pirolisator dengan suhu 250-
350°C selama 1-3,5 jam, bergantung pada jenis biomas dan alat
pembakaran yang digunakan kepada jenis bahan baku. Kedua jenis
pembakaran tersebut menghasilkan biochar yang mengandung karbon
untuk diaplikasikan sebagai pembenah tanah. Biochar bukan pupuk tetapi
berfungsi sebagai pembenah tanah (Nurida, dkk., 2015).
Indonesia merupakan negara agragris yang banyak
memproduksi tanaman padi dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan
utama untuk masyarakat Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik,
produksi padi di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 55 juta ton/tahun.
Potensi biomassa dan juga residu dari agroindustri juga dapat menjadi
masalah dengan mencemari lingkungan jika tidak dimanfaatkan dengan
baik. Biomassa yang dihasilkan oleh tanaman padi dapat dimanfaatkan
dalam pembuatan biochar.

1
Sekam padi merupakan salah satu biomassa yang dihasilkan dari
tanaman padi, berat sekam padi yang dihasilkan adalah 22% dari berat
gabah kering giling (Dewi dan Ardhitama, 2020). Maka produksi sekam
padi yang dihasilkan mencapai 12 juta ton/tahun. Selain sebagai energi
terbarukan sekam padi yang dihasilkan juga dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan biochar.
Mengingat terbatasnya lahan pertanian yang subur di Indonesia,
dan juga banyaknya sekam yang dihasilkan dari limbah biomassa tanaman
padi, pendirian pabrik biochar cukup berdampak positif. Menurut Badan
Pusat Statistik, produksi tanaman padi di Indonesia terbesar ada di
Provinsi Jawa Timur.

Tabel 1.1 Data Produksi Tanaman Padi di Jawa Timur


No. Tahun Produksi Padi (Ton/Tahun)
1 2018 10.203.213
2 2019 9.580.933
3 2020 9.944.538
4 2021 9.908.931
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018-2021)
Kapasitas perancangan pabrik biochar ini adalah 80.000 ton/tahun.
Dengan didirikannya pabrik ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
biochar.

1.2 Perumusan Masalah


Lahan pertanian subur yang semakin terbatas menjadi masalah pada bidang
agroindustri. Dengan menggunakan lateks, pupuk kandang/kompos, biomas
Flemingia congesta dan sisa tanaman sebagai pembenah tanah sudah cukup baik
untuk memperbaiki struktur tanah agar lahan pertanian menjadi lebih subur. Tetapi
karena negara Indonesia merupakan negara agraris maka kebutuhan pembenah tanah
juga semakin besar. Biochar juga dapat dijadikan alternatif lain sebagai pembenah
tanah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha agar dapat memenuhi produksi
biochar yaitu dengan cara mendirikan pabrik biochar. Pra rancangan pabrik biochar

2
ini menggunakan bahan baku dari limbah biomassa padi yaitu sekam padi. Pemilihan
bahan baku ini berdasarkan dari melimpahnya jumlah sekam padi di Indonesia dan
kurang dimanfaatkan dengan baik.

1.3 Tujuan Rancangan


Tujuan pra rancangan pabrik pembuatan biochar dengan proses pirolisis
lambat berbahan baku sekam padi adalah untuk mengaplikasikan ilmu Teknik Kimia
yang meliputi neraca massa, neraca energi, utilitas, operasi teknik kimia,
perancangan alat proses, utilitas dan bidang-bidang ilmu Teknik Kimia lainnya serta
mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga dapat memberikan
kelayakan terhadap pabrik yang akan didirikan.

1.4 Manfaat Rancangan


Manfaat perancangan pabrik biochar dari sekam padi adalah untuk
memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan kepada mahasiswa
yang ingin berwirausaha atau ingin mendirikan pabrik biochar dari sekam padi.
Dengan adanya pabrik ini juga dapat mendorong perkembangan industri kimia, juga
dapat mengurangi limbah biomassa yang dapat menimbulkan masalah lingkungan.

1.5 Ruang Lingkup Rancangan


Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Provinsi Jawa Timur dikarenakan
ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah pada provinsi tersebut. Ketersediaan
bahan baku tersebut dapat menjamin keberlangsungan pabrik biochar ini secara
berkelanjutan. Bahan baku yang digunakan pada pra rancangan pabrik biochar ini
adalah sekam padi.
Direncanakan produksi pabrik biochar ini memiliki kapasitas produksi
sebesar 80.000 ton/tahun. Dalam pra rancangan pabrik ini akan diaplikasikan ilmu
Teknik Kimia sebagai lingkup dalam model pra rancangan pabrik biochar ini yang
meliputi:
1. Perhitungan neraca massa proses

3
2. Perhitungan neraca energi proses
3. Perancangan alat proses dan sistem utilitas
4. Perancangan pengendalian proses
5. Penentuan lokasi dan tata letak pabrik
6. Penentuan dan pembuatan flowsheet proses
7. Penentuan organisasi dan manajemen perusahaan
8. Pertimbangan analisa ekonomi
Pra rancangan pabrik ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pendirian suatu
pabrik biochar di masa yang akan datang sehingga dapat membantu meningkatkan
pendapatan negara di Indonesia.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang berasal dari sisa metabolisme tumbuhan
atau hewan, maupun limbah yang dihasilkan. Material organik hidup seperti ini
biasanya mengandung kadar air berkisar antara 80 – 90%. Setelah kering, material
organik memiliki kandungan senyawa hidrokarbon yang sangat tinggi. Senyawa
hidrokarbon yang sangat penting untuk menjadi potensi sumber energi. Indonesia
sebagai negara agraris, umumnya memiliki limbah hasil pertanian yang kurang
termanfaatkan, dan limbah ini bisa digunakan sebagai alternatif energi biomassa
(Adistia, dkk., 2020). Biomassa tanaman perkebunan dapat dimanfaatkan untuk
pangan, pakan, dan bioenergi. Tanaman perkebunan memiliki potensi besar untuk
menghasilkan biomassa yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan energi
terbarukan. Pemetaan potensi biomassa telah banyak dilakukan pada tanaman
perkebunan, seperti pada: tebu, kakao, kelapa sawit, kemiri sunan, jarak pagar, kopi,
karet dan teh (Wulandari, dkk., 2019).

2.2 Biomassa Sekam Padi


Padi merupakan komoditas pertanianutama diberbagai daerah di Indonesia.
Secara umum sekitar 600 juta ton beras dari padi diproduksi setiap tahunnya.
Pemanfaatan sekam padi sebagai hasil samping tanaman padi tersebut masih terbatas,
bahkan kadang-kadang menjadi limbah dan mencemari lingkungan terutama disentra
produksi padi saat panen musim penghujan (Nuyah dan Susilawati, 2015). Sekam
dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan

5
seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar. Sekam padi
merupakan limbah dari proses penggilingan padi yang memiliki berat 20-22% dari
bobot padi (Trivana, dkk., 2015). Komposisi kimia sekam padi dapat dilihat pada
tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Sekam Padi


Komponen Persentase Kandungan (%)
Kadar Air 9,0
Protein Kasar 3,0
Lemak 1,1
Serat Kasar 32,6
Abu 20,3
Karbohidrat Kasar 13,7
Karbon 20,3
Sumber: Sembiring dan Simanjuntak (2015)

2.3 Biochar
Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik
(biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai oksigen terbatas
(pyrolysis). Pembakaran tidak sempurna dapat dilakukan dengan alat pembakaran
atau pirolisator dengan suhu 250-350°C selama 1-3,5 jam, bergantung pada jenis
biomas dan alat pembakaran yang digunakan kepada jenis bahan baku. Kedua jenis
pembakaran tersebut menghasilkan biochar yang mengandung karbon untuk
diaplikasikan sebagai pembenah tanah. Biochar bukan pupuk tetapi berfungsi
sebagai pembenah tanah (Nurida, dkk., 2015).
Biochar memiliki keunggulan lebih resisten terhadap pelapukan di banding
dengan bahan organik hasil dekomposisi, sehingga mampu memulihkan lahan-lahan
pertanian yang terdegradasi. Selain itu pemanfaatan bahan organik dalam bentuk
biochar merupakan tindakan yang dapat mendukung konservasi karbon tanah.
Penambahan biochar pada lapisan tanah pertanian akan memberikan manfaat yang

6
cukup besar antara lain dapat memperbaiki struktur tanah, menahan air dan tanah
dari erosi karena luas permukaannya lebih besar, memperkaya karbon organik dalam
tanah, meningkatkan pH tanah sehingga secara tidak langsung meningkatkan
produksi tanaman (Mateus, dkk., 2017). Karakteristik biochar dari sekam padi dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Karakteristik biochar
Karakteristik Biochar Sekam Padi
pH 8,3
C-total 30,76%
N 0,05%
P 0,23%
K 0,06%
Kapasitas Memegang Air 40%
Suhu Pembakaran 250-350 °C
Sumber: Nurida, dkk. (2015)

2.4 Proses Pembuatan Biochar


2.4.1 Pirolisis
Pirolisis adalah proses pemanasan suatu zat dengan oksigen terbatas sehingga
terjadi penguraian komponen-komponen penyusun kayu keras. Pada proses pirolisis
energi panas mendorong terjadinya oksidasi sehingga molekul karbon yang
kompleks terurai sebagian besar menjadi karbon atau arang (Ridhuan, dkk., 2019).
Komposisi dari biochar sangat bervariasi bergantung dari bahan baku dan dari proses
pirolisis. Contohnya, biochar yang dihasilkan dari pirolisis lambat dengan bahan
baku kayu dapat mengandung karbon lebih dari 90% dengan kandungan lainnya
sangat sedikit; namun di lain kasus, biochar yang dihasilkan dari pirolisis cepat
dengan bahan baku switchgrass dapat mengandung karbon hanya sebesar 35%,
beberapa oksigen dan abu lebih dari 60%. Struktur biochar yang berasal dari pirolisis
suhu tinggi akan menghasilkan luas permukaan yang lebih besar dan konten
aromatik-karbon yang dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi yang diperlukan untuk
penyerapan karbon di udara (Jindo, dkk., 2014).

7
2.4.2 Karbonisasi Hidrotermal Parsial
Hidrotermal karbonisasi (HTC) merupakan teknologi yang menjanjikan untuk
mengubah limbah biomassa menjadi biochar (biofuel, biobriket, bioadsorben dan
lainnya) dikarenakan dapat meningkatkan produk menjadi homogen, serta kalor
tinggi dan brittel (Huseini, dkk., 2018).
HTC terdiri dari substrat yang bereaksi dengan air untuk mendapatkan fraksi
padat yang kaya karbon (hydrochar). Hidrochar dapat digunakan dalam pembakaran
bersama dengan batubara fosil peringkat rendah, yang dapat menjadi sangat efektif
dan ekonomis, cara yang layak untuk mengeksploitasi biomassa untuk produksi
energi (Fiori, dkk., 2014). Ini adalah proses di mana bahan organik diubah menjadi
kaya karbon bahan. Proses ini mirip dengan proses tradisional digunakan untuk
produksi arang. Suhu berkisar antara 280°C sampai 500°C. Itu biomassa secara
spontan terurai dan menghasilkan arang bersama dengan produksi beberapa gas yang
mudah terbakar dan tidak mudah terbakar (Narzari, dkk., 2015).

2.5 Seleksi Proses


Adapun perbandingan antara metode pirolisis dengan hidrotermal parsial
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Perbandingan Hidrotermal Proses dengan Pirolisis
Kondisi Mekanisme Kelayakan Teknis
Metode
Operasi Reaksi Plus Minus
Pirolisis lambatSuhu relatif tinggi,
Molekul kecil diubah
Yield char, oil Kualitas
dan bahan bakar
waktu lambat, menjadi char, gas merata. sedikit lebih
dan tekanan minyak dan Biaya modal rendah.
rendah. gas. rendah.
Hidrotermal parsial
Suhu relatif rendah,
Melibatkan reaksi
Kualitas bahan bakar
Yield rendah, biaya
waktu tinggal yang lebih tinggi modal tinggi
lama, dan kompleks dari segi dan tekanan
tekanan tinggi. yang sukar. HHv. yang tinggi.
Sumber: Kong (2014)
Terlihat bahwa dari data diatas bahwa persentase penggunaan pirolisis lambat
dalam pembuatan biochar lebih unggul daripada hidrotermal parsial. Maka dari data
diatas digunakan metode pirolisis lambat.

8
BAB III
URAIAN PROSES

3.1 Deskripsi Proses


Pembuatan bio-char dari bahan baku sekam padi diawali dari
sekam padi dari gudang penyimpanan (G- 101) diangkut dengan
menggunakan bucket conveyor (C-101) menuju ball mill (BM-101) untuk
dihaluskan dan kemudian disaring pada vibrating screen (S-101) yang
berguna untuk menghaluskan ukuran sekam padi 1 mm secara seragam
guna mempercepat reaksinya. Setelah dihaluskan sekam padi dimasukkan
pada tempat penampungan umpan sementara hooper (H-101), setelah itu
umpan diangkut dengan screw conveyor dryer (C-102) yang berguna
untuk mengeringkan umpan sebelum di masukkan kedalam reaktor
fluidized bed (R-201) untuk di pirolisis. Pada reaktor ini terjadi proses
pirolisis lambat dengan kondisi operasi 400°C dengan tekanan 2 atm dan
waktu pirolisis 8 menit. Reaktor menggunakan panas dari gas alam (T-
102) yang dialirkan bersama udara menggunakan kompresor (JB-102)
sebagai bahan bakar burner (B-201). Dimana reaksi yang terjadi pada
reaktor adalah sebagai berikut:

2C
400 H
42 60O28
°C C28H34O9 + 28H2O + 5CO2 +
3CO + 3C16H10O2
(Kong, dkk., 2014)

Keluaran reaktor ini berupa bio-oil, bio-char, dan gas yang tak
terkondensasi berupa (CO2, CO, dan H2O) yang dilewatkan pada cooler
(E-201) guna menurunkan temperaturnya menjadi 200oC. Kemudian

9
produk dialirkan ke cyclone (F-201) guna memisahkan produk utama bio-
char sebagai produk bawahnya dan bio-oil beserta gas sebagai produk
atasnya. Kemudian produk bio-char disimpan pada pot pot penyimpanan
bio-char (T-201). Kemudian produk lain yaitu bio-oil dan gas yang tersisa
masuk ke kondensor (E-202) guna memisahkan fasa gas dan cairan bio-
oil, di kondensor terjadi penurunan temperatur menjadi 30 °C. Hasil
keluaran kondensor ini berupa gas yang memiliki kandungan (H2O + CO
+ CO2) yang dibuang keluar, kemudian hasil cairannya berupa bio-oil
ditampung pada knock out drum (D-201) dan dipisahkan pada decanter
(DE-201) yang kemudian dialirkan pada tangki penampungan bio-oil (T-
203).

10

Anda mungkin juga menyukai