Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328387085

UJI KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN FLAVONOID EKSTRAK ETIL ASETAT


KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var. sapientum)

Article · June 2018


DOI: 10.32382/mf.v14i1.84

CITATIONS READS

0 3,194

3 authors, including:

Ida Adhayanti Tajuddin Abdullah


Politeknik Kesehatan Makassar Politeknik Negeri Makassar, Indonesia, Makassar
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    6 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Ida Adhayanti on 26 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


UJI KANDUNGAN TOTAL POLIFENOL DAN FLAVONOID EKSTRAK ETIL ASETAT
KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca var. sapientum)

Ida Adhayanti*), Tajuddin Abdullah*), Rika Romantika*)


*)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Tanaman pisang adalah salah satu tanaman unggulan di Indonesia, karena besarnya volume
produksi nasional dan luas hasil panen. Kulit pisang raja memiliki kadar senyawa fenolik yang
jauh lebih tinggi daripada yang terkandung pada daging buahnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan total polifenol dan flavonoid ekstrak etil asetat kulit pisang raja (Musa
paradisiaca var. sapientum). Kulit pisang raja diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 96%. Kandungan fenolik total ditentukan secara spektrofotometri UV-Vis
menggunakan reagen Folin-Ciocalteu yang dinyatakan dalam GAE (Garlic Acid Equivalent) dan
kandungan flavonoid total menggunakan reagen AlCl3 dan dinyatakan dalam QE (Quersetin
Equivalent). Larutan tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 656 nm
untuk polifenol dan 440 untuk flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan total
polifenol 3,50104 % b/v atau 35,0104 mg GAE/g ekstrak dan kandungan total flavonoid 2,076153
% b/v atau 20,76153 mg QE/g ekstrak.

Kata Kunci : Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja, kandungan fenolat total, kandungan
flavonoid total, spektrofotometri UV-Vis

PENDAHULUAN terbesar dibandingkan dengan buah lainnya


Tumbuhan merupakan salah satu (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia,
sumber obat-obatan yang diperlukan dalam 2013). Data tersebut memperlihatkan bahwa
dunia medis. Salah satu tanaman yang dapat tanaman pisang merupakan salah satu
dijadikan sebagai bahan pembuatan obat- tanaman yang melimpah di Indonesia.
obatan tradisional adalah tanaman pisang. Namun, tanaman pisang belum memiliki
Indonesia merupakan salah satu Negara acuan informasi yang lengkap dari segi
yang memiliki keanekaragaman pisang fitokimia maupun segi farmakologi.
sehingga menjadikannya sebagai salah satu Pemanfaatan tanaman pisang dalam bidang
Negara pengekspor pisang. Seluruh bagian industri selama ini masih belum populer.
tanaman pisang dapat dimanfaatkan, mulai Selain itu, bagian tanaman pisang yang
dari bonggol, batang, bunga, daun dan paling sering dimanfaatkan hingga saat ini
buahnya. Kandungan gizi yang terdapat masih terbatas pada bagian buahnya,
dalam setiap buah pisang matang adalah sedangkan bagian lain seperti bagian kulit
kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, buah, batang, daun, akar, dan pelepah pisang
kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B, masih dianggap sebagai limbah dan
vitamin C dan air. Beberapa penelitian pengolahan lebih lanjut dari bagian tersebut
menyebut buah pisang bisa membantu masih sangat sedikit (Pane, 2013).
mengatasi depresi, anemia, tekanan darah, Kulit pisang juga memiliki banyak
sembelit, sakit jantung, gangguan saraf, dan manfaat namun belum banyak dimanfaatkan
mensuplai energi dalam otak (Sumathy oleh masyarakat. Kulit buah pisang dapat
dalam Chabuck dkk., 2013). meredakan nyeri pada luka bakar, mengatasi
Tanaman pisang adalah salah satu gatal pada kult, mengobati kutil,
tanaman unggulan di Indonesia, karena mempercepat penyembuhan luka yang sudah
besarnya volume produksi nasional dan luas mulai kering dan menyuburkan tanah
hasil panen yang melebihi komoditi lainnya (sebagai pupuk). Kulit pisang bahkan
(Deptan, 2005). Data produksi buah digunakan untuk memurnikan air dan
Indonesia tahun 2013, menunjukkan bahwa menyaring logam berat terutama timbal (Pb)
produksi pisang adalah sebesar 5.359.126 dan tembaga (Cu) (Sopyan, 2012).
ton dan merupakan jumlah produksi buah

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 146


Pada penelitian ini dipilih kulit buret, statif, gelas kimia, pipet tetes, labu
pisang raja karena kulit pisang memiliki Erlenmeyer, sendok tanduk, timbangan
kadar senyawa fenolik yang jauh lebih analitik, corong gelas, pipet volum,
tinggi daripada yang terkandung pada spektrofotometri UV-Vis, vial, aluminium
daging buahnya (Humairani, 2007). Proses foil, bejana maserasi. Sedangkan bahan yang
ekstraksi dilakukan dengan metode digunakan adalah kulit pisang raja ( Musa
maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. paradisiaca var. sapientum ) dan pelarut
Pemilihan metode ini didasarkan pada berupa etanol, etil asetat
penarikan senyawa kimia yang terdapat
dalam simplisia yang tidak tahan pemanasan Pengambilan dan penyiapan sampel
sehingga digunakan metode maserasi Sampel yang digunakan adalah
tujuannya agar senyawa yang tidak tahan kulit pisang raja ( Musa paradisiaca var.
pemanasan tidak rusak serta peralatan sapientum ). Kulit tersebut dipisahkan dari
yang digunakan sederhana dan mudah buahnya kemudian dibersihkan dari kotoran
untuk diusahakan (Depkes, 1986). yang menempel dengan air yang mengalir
sampai benar-benar bersih. Kemudian kulit
Rumusan masalah buah pisang raja dipotong kecil-kecil dan
Berdasarkan latar belakang diatas, dikeringkan dengan caradi oven pada suhu
maka rumusan masalah dalam penelitian ini sekitar 50°c sampai benar-benar kering.
adalah berapa kandungan total polifenol dan Setelah kering, dilakukan sortasi kering,
flavonoid ekstrak etil asetat kulit pisang raja kemudian simplisia yang didapat kemudian
(Musa paradisiaca var. sapientum)? ditimbang untuk proses ekstraksi
selanjutnya.
Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini Prosedur kerja
adalah untuk mengetahui kandungan total 1. Pembuatan ekstrak
polifenol dan flavonoid ekstrak etil asetat Sejumlah 250 g simplisia Pisang
kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. raja ( Musa paradisiaca sapientum )
sapientum) dimasukkan kedalam bejana maserasi
kemudian ditambahkan pelarut etanol
Manfaat penelitian sampai seluruh sampel terendam
Adapun manfaat dari penelitian ini sempurna. Simplisia diaduk rata,
adalah dapat menambah wawasan tentang kemudian bejana maserasi ditutup rapat.
kandungan total polifenol dan flavonoid Proses maserasi dilakukan dengan
ekstrak etil asetat kulit pisang raja (Musa beberapa kali pengadukan dan disimpan
paradisiaca var. sapientum) ditempat gelap pada suhu kamar.
Maserat yang dihasilkan kemudian
METODE DAN BAHAN disaring dengan menggunakan kapas.
Jenis penelitian Kemudian filtrate diuapkan hingga
Penelitian ini merupakan penelitian diperoleh ekstrak kental.
observasi laboratorium yang bertujuan untuk 2. Fraksinasi ekstrak
mengetahui kandungan total polifenol dan a. Ekstrak etil asetat
flavonoid ekstrak etil asetat kulit pisang raja 1. Ekstrak etanol sebagian
( Musa paradisiaca var. sapientum ). dimasukkan kedalam gelas
piala kemudian ditambahkan
Waktu dan tempat penelitian 20 ml air suling dan 10 ml
Penelitian ini telah dilakukan pada larutan etil asetat, lalu diaduk
tanggal 21 maret – 15 juni 2017 yang 2. Dimasukkan ke dalam corong
bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan pisah, didiamkan hingga terjadi
Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar pemisahan antara air dan etil
pada bulan April 2017. asetat.
3. Kemudian dikeluarkan air,
Alat dan bahan dimasukkan ke dalam gelas
Alat-alat yang digunakan adalah piala dan etil asetat
batang pengaduk, gelas ukur, labu ukur,

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 147


dimasukkan ke dalam vial menandakan adanya senyawa
sebagai ekstrak etil asetat. flavon (tiwari et al, 2011).
6. Uji polifenol
Uji kualitatif Larutan ekstrak uji
1. Uji alkaloid sebanyak 1 ml direaksikan dengan
Ekstrak ditimbang 0,5 gram, larutan besi (III) klorida 10%, jika
dimasukkan kedalam tabung reaksi, terjadi warna biru tua, biru
dilarutkan dengan 1 ml HCl 2N dan kehitaman atau hitam kehijauan
9 ml air, kemudian dibagi menjadi menunjukkan adanya senyawa
3 bagian, hasilnya positif polifenol.
mengandung alkaloid jika
ditambahkan pereaksi mayer akan Uji kuantitatif
membentuk endapan putih (putih 1. Penentuan total fenolik
kekuningan) dan jika ditambahkan Kandungan total fenol dalam
pereaksi wanger akan ekstrak ditentukan dengan metode
menghasilkan endapan cokelat dan Jeong et al. (2004). Dalam sampel
jika ditambahkan pereaksi ekstrak sebanyak 1 ml ditambahkan
dragendrof menghasilkan endapan dengan 0,2 ml reagen Folin-
merah jingga. Ciocalteu (50%) dalam tabung
2. Uji saponin reaksi dan kemudian campuran ini
Ditimbang 0,5 gram divortex selama 3 menit. Setelah
ekstrak, dimasukkan dalam tabung interval waktu 3 menit,
reaksi, ditambahkan 10 ml air ditambahkan 0,2 ml larutan
panas dan dikocok selama 10 Na2CO3 7,5%. Selanjutnya
menit, hingga terbentuk busa atau campuran disimpan dalam ruang
lebih lalu ditetesi dengan HCl 2N, gelap selama 30 menit. Absorbansi
jika buih tidak hilang dengan ekstrak dibaca dengan
penambahan HCl 2N maka spektrofotometer 656 nm. Hasilnya
ekstraksi tersebut positif dinyatakan sebagai ekuivalen asam
mengandung saponin. galat dalam mg/kg ekstrak. Kurva
3. Uji tanin kalibrasi dipersiapkan pada cara
Ekstrak dimasukkan yang sama menggunakan asam
dalam tabung reaksi, ditambahkan galat sebagai standar.
10 ml air panas dan dikocok, lalu a. Penentuan Kurva standar asam
ditambahkan 20 ml NaCl 10 % dan galat
disaring. Filtrat yang dihasilkan Sebanyak 50 mg asam
ditambahkan FeCl3 dan apabila galat tambahkan 5 ml etanol 96
terjadi perubahan warna biru tua % tambahkan aquadest sampai
atau hitam maka positif 100 ml. Dari larutan induk
mengandung tanin. dipipet 2, 4, 6, 8, 10 ml dan
4. Uji triterpenoid diencerkan dengan aquadest
Sebanyak 5 ml ekstrak sampai volume 100 ml.
dicampur dengan 2 ml kloroform sehingga dihasilkan
dan 3 ml asam sulfat pekat. konsentrasi 100, 200, 300, 400,
Terbentuk warna merah kecoklatan dan 500 mg/L asam galat. Dari
pada antar permukaan masing-masing konsentrasi
menunjukkan adanya triterpenoid. diatas dipipet 1 ml ditambah
5. Uji flavonoid 0,2 ml Reagen Folin Ciocalteu
Ekstrak ditimbang kocok. Diamkan selama 3
sebanyak 0,5 gram ditambahkan menit, tambahkan 0,2 ml
dengan etanol. Kemudian larutan Na2CO3 kemudian
ditambahkan 5-6 tetes HCl pekat, kocok hingga homogen. Ukur
membentuk warna merah yang serapan pada panjang
menunjukkan adanya flavonoid dan gelombang serapan maksimum
pembentukan warna orange 656 nm, lalu buat kurva

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 148


kalibrasinya hubungan antara dengan cara yang sama kuersetin
konsentrasi asam galat dengan sebagai standar.
absorban. a. Penentuan Kurva Standar
b. Absorbansi ekstrak Kuersetin
Ditimbang 0,5 gram Sebanyak 50 mg kuersetin
ekstrak kemudian dilarutkan tambahkan 5 ml etanol 96 %
sampai 50 ml dengan tambahkan aquadest sampai
aquades, kemudian ukur 100 ml. Dari larutan induk
larutan sebanyak 1 ml, dipipet 2, 6, 10, 14, 18 ml dan
encerkan dengan aquades diencerkan dengan aquadest
hingga 10 ml. Dari larutan sampai volume 100 ml.
tersebut diambil 1 ml dan sehingga dihasilkan
ditambahkan 0,2 ml reagen konsentrasi 10, 30, 50, 70, dan
Folin – Ciocalteu kocok. 90 mg/L kuersetin. Dari
Diamkan selama 3 menit masing-masing konsentrasi
kemudian tambahkan 0,2 ml diatas dipipet 1 ml ditambah
Na2CO3 7,5% kedalam 0,2 ml natrium asetat dan 0,2
campuran, diamkan larutan ml AlCl3 kemudian kocok
selama 30 menit pada suhu hingga homogen. Ukur serapan
kamar. Ukur serapannya pada panjang gelombang
dengan spektrofotometer UV- serapan maksimum 440 nm,
Vis pada panjang gelombang lalu buat kurva kalibrasinya
serapan maksimum 656 nm hubungan antara konsentrasi
yang akan memberikan kuersetin dengan absorban.
komplek biru. b. Absorbansi ekstrak
2. Penentuan total flavonoid Sebanyak 0,5 g ekstrak
Prosedur penentuan kandungan dilarutkan dalam labu ukur 50
total flavonoid menggunakan ml dengan pelarut etanol
metode Meda et al. (2005). 1 ml hingga tanda. Lalu larutan
larutan ekstrak 50% (b/v) ditambah tersebut dipipet sebanyak 1 ml
dengan 0,2 ml aluminium klorida dilarutkan dalam labu ukur 10
10% yang telah dilarutkan dengan ml direaksikan dengan 0,2 ml
etanol, kemudian divortex dan natrium asetat dan 0,2 ml
absorbans dibaca pada λ 440 nm AlCl3 10% kedalam larutan,
menggunakan spektrofotometer. kemudian didiamkan selama
Kandungan total flavonoid 30 menit. Diukur absorbansi
dinyatakan sebagai ekuivalen larutan pada panjang
kuersetin dalam mg/kg ekstrak. gelombang 440 nm dengan
Kurva kalibrasi dipersiapkan spektrofotometer UV-Vis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian

Tabel 1. Kandungan Total Senyawa Polifenol


Replikasi Berat sampel (g) % b/v Mg GAE/g ekstrak
I 0,5242 3,54325 35,4325
II 0,5342 3,47815 34,7815
III 0,5341 3,48172 34,8172
Rata – rata 3,50104 35,0104
Standar deviasi 0,036598 0,365985

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 149


Tabel 2. Kandungan Total Senyawa Flavonoid
Replikasi Berat sampel (g) % b/v Mg QE/g ekstrak
I 0,5242 2,10452 21,0452
II 0,5342 2,06635 20,6635
III 0,5341 2,05759 20,5759
Rata – rata 2,076153 20,76153
Standar deviasi 0,024954 0,249537

Hasil Ekstraksi kental 144,7606 g sehingga diperoleh


Simplisia kering kulit pisang raja rendamen 19,562 %. Sebanyak 20,2191 g
sebanyak 739,98 g diekstraksi dengan ekstrak difraksinasi menggunakan etil asetat
metode maserasi menggunakan pelarut dan didapat fraksi etil asetat 0,8299 g
etanol sebanyak 5 liter, didapat ekstrak dengan rendamen 4,104 %.

Hasil Skrining Fitokimia


Tabel 3. Hasil Skrining Fitokimia ekstrak etil asetat kulit pisang raja
No Senyawa kimia Pereaksi Hasil Keterangan

1 Alkaloid - Mayer - Endapan putih -


- Wanger - Endapan coklat -
- Dragendrof - Endapan merah jingga -

2 Saponin Ditetesi dengan HCl 2N Buih tidak hilang _


3 Tannin Penambhan FeCl3 Warna biru tua atau hitam +
4 Triterpenoid 2 ml kloroform dan 3 ml Merah kecoklatan pada antar +
asam sulfat pekat permukaan
5 Flavonoid Penambahan HCl pekat Pembentukan warna merah +
atau orens
6 Polifenol Besi (III) klorida Warna biru tua, biru kehitaman
atau hitam kehijauan +

Keterangan :
(-) : Tidak terdeteksi
(+) : Terdeteksi

Pembahasan Fraksinasi pada ekstrak kulit pisang


Ekstraksi kulit pisang raja raja bertujuan untuk memisahkan senyawa
dilakukan dengan metode maserasi berdasarkan kelarutannya terhadap pelarut
menggunakan pelarut etanol 96% tanpa dengan tingkat kepolaran yang berbeda.
pemanasan dengan tujuan agar senyawa- Fraksinasi dilakukan dengan pelarut etil
senyawa dapat terekstraksi dengan baik dan asetat. Senyawa polar dan non polar akan
tidak mengalami dekomposisi. Etanol dapat terekstrak pada pelarut etil asetat. Hasil
merusak dinding sel pada sampel sehingga fraksinasi ekstrak kasar diperoleh ekstrak
senyawa yang bersifat polar ataupun non etil aseatat 0,8299 g dengan rendamen 4,104
polar dapat terlarut dalam etanol. Selama %.
proses maserasi terjadi proses difusi. Proses Uji penapisan fitokimia dilakukan
ini berlangsung hingga terjadi keseimbangan terhadap ekstrak kulit pisang raja
antara larutan yang ada di dalam sel dan di menggunakan metode yang dikembangkan
luar sel. Ketika keseimbangan tercapai masa oleh Guevera (1985). Penapisan fitokimia
proses difusi tidak lagi berlangsung yang dilakukan adalah untuk mengetahui
(Khopkar, 2008). adanya kandungan metabolik sekunder yaitu
alkaloid, tanin, polifenol, flavonoid, saponin

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 150


dan triterpenoid. Dari hasil penapisan fosfotungstat) menjadi kompleks
fitokimia menunjukkan bahwa kulit pisang momolibdenum-tungsten sehingga warna
raja mengandung flavonoid, tannin, biru yang dihasilkan semakin pekat (Apsari
polifenol, dan triterpenoid tetapi masing- & Susanti, 2011). Asam galat digunakan
masing ekstrak memiliki kadar yang sebagai standar pengukuran dikarenakan
berbeda-beda yang terlihat secara kualitatif. asam galat merupakan turunan dari asam
Dari hasil penapisan fitokimia kulit pisang hidroksibenzoat yang tergolong asam fenol
raja tidak mengandung alkaloid dan saponin. sederhana. Kandungan fenol asam organik
Senyawa fenol diketahui memiliki ini bersifat murni dan stabil (Lee et al.,
aktivitas antioksidan. Senyawa fenol 2003).
merupakan metabolit sekunder yang Kandungan fenolat total dinyatakan
memainkan peranan dalam pemeliharaan dalam GAE (gallic acid equivalent) yaitu
tubuh manusia. Adanya kandungan kimia jumlah kesetaraan miligram asam galat
pada tumbuhan seperti fenol dan flavonoid, dalam 1 gram sampel (Lee et al.,2003).
mengindikasikan kemungkinan adanya Hasil dari penentuan kandungan total
aktivitas antioksidan dan aktivitas senyawa polifenol didapatkan sebesar
antioksidan ini dapat membantu mencegah 3,50104% b/v atau 35,0104 mg GAE/g
terjadinya penyakit melalui aktivitas ekstrak.
penangkalan radikal bebas (Meenakshi et Prinsip penetapan kadar flavonoid
al., 2012). adalah adanya reaksi antara flavonoid
Pengujian kandungan senyawa dengan AlCl3 kompleks berwarna kuning
fenolat total merupakan dasar dilakukan dan dengan penambahan natrium asetat akan
pengujian aktivitas antioksidan, karena membentuk senyawa kompleks berwarna
diketahui bahwa senyawa fenolat berperan merah muda yang diukur absorbansinya
dalam mencegah terjadinya peristiwa pada panjang gelombang 440 nm (Rohman
oksidasi. Fenolat total ekstrak etil asetat et. al, 2009). Kuersetin digunakan sebagai
kulit pisang raja pada penelitian ini diukur standar pengukuran dikarenakan kuersetin
dengan menggunakan prinsip Folin- merupakan senyawa flavonoid dari
Ciocalteau yang didasarkan pada reaksi kelompok flavonol (Harborne, 1987).
oksidasi reduksi. Reagen Folin-Ciocalteau Kandungan flavonoid total dapat
digunakan karena senyawa fenolik dapat ditentukan secara spektrofotometri dengan
bereaksi dengan Folin membentuk larutan reagen AlCl3 dan dinyatakan dalam QE
berwarna yang dapat diukur absorbansinya. (quersetin equivalent) yaitu jumlah
Prinsip pengukuran kandungan fenolat kesetaraan miligram quersetin dalam 1 gram
dengan reagen Folin-Ciocalteau adalah sampel. Kadar kandungan total flavonoid
terbentuknya senyawa kompleks berwarna ekstrak etil asetat kulit pisang raja yaitu
biru yang dapat diukur pada panjang sebesar 2,076153% b/v atau 20,76153 mg
gelombang 656 nm. Pereaksi ini QE/g ekstrak.
mengoksidasi fenolat (asam alkali) atau Pada penelitian sebelumnya yang
gugus fenolik-hidroksi mereduksi asam dilakukan oleh Edi suryanto, 2011 tentang
heteropoli (fosfomolibdat-fosfotungstat) potensi senyawa polifenol antioksidan dari
yang terdapat dapal pereaksi Folin- pisang goroho (Musa sapiens sp.)
Ciocalteau menjadi suatu kompleks menunjukkan bahwa hasil analisis dari
momolibdenum-tungsten. Senyawa fenolit ekstrak etanol memiliki kandungan total
bereaksi dengan reagen Folin-Ciocalteau fenolik sebesar 152,14 mg/g sampel,
hanya dalam suasan basa agar terjadi sedangkan kandungan total flavonoid
disosiasi proton pada senyawa fenolik sebesar 4,75 mg/g sampel.
menjadi ion fenolat. Untuk menciptakan Pada penelitian yang dilakukan
kondisi basa digunakan Na2CO3 7,5%. oleh Asmiah, 2017 tentang kandungan total
Warna biru yang terbentuk akan semakin polifenol dan flavonoid ekstrak etanol kulit
pekat, setara dengan konsentrasi ion fenolat pisang ambon memiliki kandungan total
yang terbentuk; artinya semakin besar fenolik sebesar 3,28660% b/v atau 32,8660
konsentrasi senyawa fenolik maka semakin mg GAE/g ekstrak, sedangkan kandungan
banyak ion fenolat yang akan mereduksi total flavonoid sebesar 13,15136% b/v atau
asam heteropoli (fosfomolibdat- 131,5136 mg QE/g ekstrak.

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 151


Perbandingan hasil penelitian total Deptan.(2005). Prospek dan Arah
polifenol dan flavonoid pada kulit pisang Pengembangan Agribisnis Pisang.
raja dan kulit pisang ambon cukup [online].
signifikan yang terlihat pada total flavonoid Tersedia:http://www.deptan.go.id.
kulit raja yaitu 2,076153% b/v atau [30 Maret 2007].
20,76153 mg QE/g ekstrak sedangkan total
Edi suryanto. (2011). “Potensi Senyawa
flavonoid pada kulit pisang ambon sebesar
Polifenol Antioksidan dari Pisang
13,15136% b/v atau 131,5136 mg QE/g
Goroho
ekstrak.
Tinggi rendahnya kandungan (Musa sapien sp.)”.Prosiding Teknologi dan
fenolik total dalam ekstrak kulit pisang Kesehatan Seminar Nasional
berhubungan dengan aktivitas penangkal Penelitian dan PKM: Sains,.4, 31.
radikal bebas dari pelarut yang digunakan.
Kemampuan aktivitas penangkal radikal Fitrianingsih, S. P. (2012). “Uji Efek
bebas ekstrak kulit pisang disebabkan oleh HipoglikemiaEkstrak Kulit Buah
Pisang Raja (Musa paradisiaca var.
adanya senyawa-senyawa kimia yang dapat
sapientum)”.Prosiding Seminar
berperan sebagai penagkal radikal bebas.
Nasional Penelitian dan PKM:
Flavonoid mampu menghambat reaksi
Sains, Teknologi dan Kesehatan. 3,
oksidasi melalui mekanisme penagkal
radikal bebas. Flavonoid dengan gugus (1), 73-80.
hidroksil akan berfungsi sebagai penangkal Harbone.(1987). Penumtun Cara Modern
radikal bebas dan semakin banyak gugus Menganalisis Tumbuhan.
hidroksil akan meningkatkan aktivitas Bandung: Institut Teknologi
sebagai antioksidan (Rohman, 2005). Bandung.

PENUTUP Jeong, S. M. (2004). “Effect Of Heat


Kesimpulan Treatment On The Antioxidant
Berdasarkan hasil penelitian yang Activity Of Extract From Peels”.
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Journal Of Agricultural and Food
bahwa kandungan total fenolik dengan Chemistry. 52, 3389-3393.
menggunakan reagen Folin-Ciocalteu Lee et.al. (2003). “Cocoa Has More
sebesar 3,50104% b/v atau 35,0104 mg Phenolic Phytochemical and A
GAE/g ekstrak, sedangkan kandungan total Higher Antioxidant Capacity than
flavonoid dengan menggunakan reagen Teas and Red Wine”.Journal Agric.
AlCl3 sebesar 2,076153% b/v atau 20,76153 Food Chem. 51,7292-7295.
mg QE/g ekstrak.
Saran Meda, A. L. (2005). “Detemination Of The
Saran yang dapat diberikan untuk Total Phenolic, Flavonoid, and
penelitian selanjutnya adalah perlu Proline Content In Burkina Fasan
dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Money”. Food Chemistry. 91, 571-
kandungan total polifenol dan flavonoid 577.
dengan menggunakan pelarut lainnya Meenakshi et.al. (2012). “Skrining Fitokimia
dengan lebih teliti. dan Analisis Kromatografi Lapis
Tipis Komponen Kimia”. Journal
DAFTAR PUSTAKA Biofarmasi. 3, 26-31.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
(2013). Produksi Buah-buahan Pane, Elpira Rosa. (2013). “Uji Aktivitas
Menurut Profinsi. [online]. Senyawa Antioksidan dari Ekstrak
Tersedia:[17 Desember 2014]. Metanol Kulit Pisang Raja (Musa
paradisiaca var. sapientum)”.
Chabuck, Z. (2013). “Antimicrobial Effect Valensi. 3, (2), 1978-8193.
Of Aqueous Banana Extract”.
Research Gate. 27, 73-75.
.

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 152

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen16 halaman
    Cover
    Yuhdian Haz
    Belum ada peringkat
  • PPEPDMNR Blend1.en - Id
    PPEPDMNR Blend1.en - Id
    Dokumen10 halaman
    PPEPDMNR Blend1.en - Id
    Yuhdian Haz
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Yuhdian Haz
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Yuhdian Haz
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Yuhdian Haz
    Belum ada peringkat