Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lahan pertanian yang subur di Indonesia sudah semakin terbatas. Pada
umumnya lahan kering yang sudah dibudidayakan telah mengalami penurunan
kualitas lahan. Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering diperlukan
tindakan rehabilitasi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah tersedia
(sumber daya lokal). Penggunaan lateks, pupuk kandang/kompos, biomas
Flemingia congesta dan sisa tanaman sebagai pembenah tanah sudah lama dikenal
dan diketahui masyarakat berfungsi cukup baik dalam memperbaiki struktur
tanah. Namun kelemahannya adalah dibutuhkan jumlah yang cukup besar,
sehingga pengadaan bahan tersebut dan transportasinya ke lahan mengalami
kesulitan. Sebagai alternatif lain biochar juga dapat digunakan untuk pembenah
tanah.
Biochar adalah bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah
organik (biomas pertanian) melalui pembakaran tidak sempurna atau suplai
oksigen terbatas (pyrolysis). Pembakaran tidak sempurna dapat dilakukan dengan
alat pembakaran atau pirolisator dengan suhu 250-350°C selama 1-3,5 jam,
bergantung pada jenis biomas dan alat pembakaran yang digunakan kepada jenis
bahan baku. Kedua jenis pembakaran tersebut menghasilkan biochar yang
mengandung karbon untuk diaplikasikan sebagai pembenah tanah. Biochar bukan
pupuk tetapi berfungsi sebagai pembenah tanah (Nurida, dkk., 2015).
Indonesia merupakan negara agragris yang banyak memproduksi tanaman
padi dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan utama untuk masyarakat
Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi padi di Indonesia pada tahun
2019 mencapai 55 juta ton/tahun. Potensi biomassa dan juga residu dari
agroindustri juga dapat menjadi masalah dengan mencemari lingkungan jika tidak
dimanfaatkan dengan baik. Biomassa yang dihasilkan oleh tanaman padi dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan biochar.
Sekam padi merupakan salah satu biomassa yang dihasilkan dari tanaman
padi, berat sekam padi yang dihasilkan adalah 22% dari berat gabah kering giling
(Dewi dan Ardhitama, 2020). Maka produksi sekam padi yang dihasilkan
mencapai 12 juta ton/tahun. Selain sebagai energi terbarukan sekam padi yang
dihasilkan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan biochar.
Mengingat terbatasnya lahan pertanian yang subur di Indonesia, dan juga
banyaknya sekam yang dihasilkan dari limbah biomassa tanaman padi, pendirian
pabrik biochar cukup berdampak positif. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi
tanaman padi di Indonesia terbesar ada di Provinsi Jawa Timur.

Tabel 1.1 Data Produksi Tanaman Padi di Jawa Timur


No. Tahun Produksi Padi (Ton/Tahun)
1 2018 10.203.213
2 2019 9.580.933
3 2020 9.944.538
4 2021 9.908.931
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018-2021)
Kapasitas perancangan pabrik biochar ini adalah 80.000 ton/tahun.
Dengan didirikannya pabrik ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan biochar.

1.2 Perumusan Masalah


Lahan pertanian subur yang semakin terbatas menjadi masalah pada
bidang agroindustri. Dengan menggunakan lateks, pupuk kandang/kompos,
biomas Flemingia congesta dan sisa tanaman sebagai pembenah tanah sudah
cukup baik untuk memperbaiki struktur tanah agar lahan pertanian menjadi lebih
subur. Tetapi karena negara Indonesia merupakan negara agraris maka kebutuhan
pembenah tanah juga semakin besar. Biochar juga dapat dijadikan alternatif lain
sebagai pembenah tanah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu usaha agar dapat
memenuhi produksi biochar yaitu dengan cara mendirikan pabrik biochar. Pra
rancangan pabrik biochar ini menggunakan bahan baku dari limbah biomassa padi
yaitu sekam padi. Pemilihan bahan baku ini berdasarkan dari melimpahnya
jumlah sekam padi di Indonesia dan kurang dimanfaatkan dengan baik.
1.3 Tujuan Rancangan
Tujuan pra rancangan pabrik pembuatan biochar dengan proses pirolisis
lambat berbahan baku sekam padi adalah untuk mengaplikasikan ilmu Teknik
Kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi, utilitas, operasi teknik kimia,
perancangan alat proses, utilitas dan bidang-bidang ilmu Teknik Kimia lainnya
serta mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik sehingga dapat
memberikan kelayakan terhadap pabrik yang akan didirikan.

1.4 Manfaat Rancangan


Manfaat perancangan pabrik biochar dari sekam padi adalah untuk
memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan kepada mahasiswa
yang ingin berwirausaha atau ingin mendirikan pabrik biochar dari sekam padi.
Dengan adanya pabrik ini juga dapat mendorong perkembangan industri kimia,
juga dapat mengurangi limbah biomassa yang dapat menimbulkan masalah
lingkungan.

1.5 Ruang Lingkup Rancangan


Pabrik ini direncanakan akan didirikan di Provinsi Jawa Timur
dikarenakan ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah pada provinsi
tersebut. Ketersediaan bahan baku tersebut dapat menjamin keberlangsungan
pabrik biochar ini secara berkelanjutan. Bahan baku yang digunakan pada pra
rancangan pabrik biochar ini adalah sekam padi.
Direncanakan produksi pabrik biochar ini memiliki kapasitas produksi
sebesar 80.000 ton/tahun. Dalam pra rancangan pabrik ini akan diaplikasikan ilmu
Teknik Kimia sebagai lingkup dalam model pra rancangan pabrik biochar ini
yang meliputi:
1. Perhitungan neraca massa proses
2. Perhitungan neraca energi proses
3. Perancangan alat proses dan sistem utilitas
4. Perancangan pengendalian proses
5. Penentuan lokasi dan tata letak pabrik
6. Penentuan dan pembuatan flowsheet proses
7. Penentuan organisasi dan manajemen perusahaan
8. Pertimbangan analisa ekonomi
Pra rancangan pabrik ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
pendirian suatu pabrik biochar di masa yang akan datang sehingga dapat
membantu meningkatkan pendapatan negara di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai