PENDAHULUAN
limbah. Sumber air pada pabrik ini direncanakan menggunakan air laut. Pemilihan
lokasi pabrik kawasan industri Jatengland Industrial Park Sayung (JIPS) dekat dengan
sumber air yaitu laut Jawa dan juga menggunakan sumber air dari PDAM. Selain itu,
utilitas lain yaitu kebutuhan listrik akan dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) Tanjung Jati Bunit 5 dan 6 dengan kapasitas 2x1000 MW yang dikelola oleh
swasta atau dikenal dengan istilah IPP (Independent Power Producer).
1.2.2.4. Ketersediaan Lahan
Pemilihan lokasi pabrik yang akan didirikan harus mempunyai ruang yang
cukup agar tidak menghambat ketika akan melakukan perluasan area atau fasilitas
pabrik. Suatu industri memerlukan perluasan pabrik karena fasilitas-fasilitas produksi
memerlukan pembaruan dan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus
berkembang (Peters dan Timmerhause, 1991). Jumlah lahan yang ada pada Kawasan
Industri Demak yaitu 300 hektar sehingga masih memungkinkan untuk melakukan
perluasan pabrik (Kementerian Perindustrian, 2016).
1.2.2.5. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Demak telah menentukan kawasan untuk industri dan
pemukiman, sehingga pendirian pabrik tidak menganggu pemukiman masyarakat.
Pemerintah bertindak sebagai fasilitator yang memberikan perizinan, pajak, dan hal-
hal lain mengenai pelaksanaan pendirian industri. Menurut Peraturan Daerah
Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Usaha Bidang
Industri, semua kebijakan pemerintah terkait perizinan dan faktor sosial sangat
mendukung pembangunan industri (Peraturan Daerah Kabupaten Demak No. 1 Tahun
2020).
1.3 Kapasitas Produksi Pabrik
Rata-rata luas tanam dan produktivitas sorgum di beberapa daerah sentra
produksi sorgum di Indonesia cukup berbeda, perbedaan ini disebabkan oleh
perbedaan agroekologi serta teknologi budi daya yang diterapkan oleh petani,
terutama benih dan pupuk. Sumber Daya Pertanian terbesar di Indonesia terdapat di
Jawa Tengah, dan Kabupaten Demak menjadi daerah penghasil sorgum terbanyak.
Tabel 1.1 Luas Lahan, Produksi, dan Produktivitas Sorgum Kabupaten Demak Tahun
2012-2018
No Tahun Luas Lahan (ha) Produksi (kuintal) Produktivitas (kuintal/ha)
1 2012 37 2.330 62,97
2 2013 70 2.990 57
3 2014 81 4.040 49,88
4 2015 62 3.120 50,32
5 2016 74 6.890 93,11
6 2017 72 5.040 70
7 2018 61 3.920 64,26
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, 2019
Pada tahun 2012-2014, terjadi peningkatan luas lahan dan produksi, meski
produktivitas sorgum menurun. Pada tahun 2015, luas lahan dan produksi mengalami
penurunan, namun terjadi peningkatan produktivitas. Pada tahun 2016, terjadi
peningkatan luas lahan, produksi, dan produktivitas secara signifikan. Namun, pada
tahun 2017 dan 2018 luas lahan, produksi, dan produktivitas sorgum mengalami
penurunan secara berturut-turut. Namun, karena keterbatasan data terkini yang dapat
diakses tidak tersedia sehingga, data tersebut belum mencakup produksi sorgum di
Indonesia secara menyeluruh sehingga jumlah produksi sorgum di Indonesia dapat
melebihi nilai-nilai tersebut.
Data dan informasi terkini yang tersedia dari sejumlah referensi masih bersifat
parsial di beberapa daerah, belum di tingkat nasional. Di Sidrap, Sulawesi Selatan
terdapat area sorgum seluas 3.200 hektar yang produksinya digunakan untuk bahan
pangan, sirup, dan tepung. Di Kendari produksi sorgum di atas lahan seluas 6.000
hektar digunakan untuk bahan pangan dan sirup. Di Wayngapu, Sumba produksi
sorgum di atas lahan seluas 4.000 ha digunakan untuk bahan pangan, sirup, dan
tepung. Di Purwakarta, Jawa Barat dan Pasuruan, Jawa Timur produksi sorgum
masing-masing seluas 3.000 hektar digunakan untuk sirup dan tepung. Di bawah ini
adalah data konsumsi bioetanol di Indonesia.
Tabel 1.2 Konsumsi bioetanol di Indonesia
Tahun ke Tahun Konsumsi (ton/tahun)
1 2009 45.203
2 2010 46.615
3 2011 47.322
4 2012 47.675
5 2013 47.675
6 2014 47.675
7 2015 48.028
8 2016 48.381
9 2017 48.381
10 2018 48.734
11 2019 49.087
Sumber: Biofuels Annual Report 2019
Dari data di atas dapat diketahui fungsi persamaan jumlah konsumsi periode ke-n
melalui grafik, di bawah ini:
50000
47000
Tahun/Ton
46000
45000
44000
43000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahun ke
3,500
3,000
2,500
Ton/Tahun
2,000
500
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahun ke
60000
f(x) = − 532.035714285714 x + 56760.7857142857
50000 R² = 0.0394482740332568
40000
Ton/Tahun
30000
20000
10000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahun ke
80000
50000
40000
30000
20000
10000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahun ke
2. Karbondioksida
Rumus molekul : CO2
Berat molekul : 44 gr/mol
Wujud (25 oC) : gas tidak berwarna
SPGR (-78 oC) : 1,56
Cp (25 oC) : 0,251 kal/gr °C
∆Hfo (25 oC) : - 94,052 kkal/mol
∆Gfo (25 oC) : -56,9 kkal/mol
Titik Didih : -78,3 °C
Titik leleh : -56,3 °C
P Kritis : 72,8 atm
T kritis : 304,20 °C.