Anda di halaman 1dari 8

PAPER

OPTIMASI PROSES PRODUKSI BIODIESEL DAN


BIOGAS DARI PALM OIL MILL EFFLUENT
(POME) MELALUI BEBERAPA
PENDEKATAN METODE
(STUDI KASUS: POTENSIONAL PADA PT BULUH
CAWANG PLANTATION MILL)

OPTIMIZATION OF PRODUCTION BIODIESEL AND


BIOGAS PRODUCTION FROM PAL OIL MILL
EFFLUENT THROUGH SOME METHODS
(CASE STUDY: POTENSIONAL AT PT BULUH
CAWANG PLANTATION MILL)

Budianto 05032622327001
Widi Handoko

PROGRAM STUDI
MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, akhirnya Proposal Penelitian Tesis ini dapat diselesaikan


sesuai rencana. Proposal yang berjudul “Analisa Kepekaan Lidah terhadap
Modalitas Rasa pada Konsumen Industri Pempek di Kota Palembang” ini
merupakan persyaratan untuk melakukan penelitian tesis. Mudah-mudahan
seluruh proses persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian penelitian dapat berjalan
dengan baik hingga terselesaikannya tesis ini.
Rasa terimakasih yang mendalam dihaturkan yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat:
1. Ibu Prof. Ir. Filli Pratama, M.Sc., (Hons). Ph.D. dan Ibu Dr. Merynda Indriyani
Syafutri, S.TP., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi sehingga proposal ini dapat diselesaikan.
2. Seluruh dosen Program Studi Magister Teknologi Industri Pertanian Universitas
Sriwijaya yang telah mengajarkan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Industri
Pertanian.
3. Ibu Moristin, S.E. selaku staff administrasi yang banyak membantu kelancaran
administrasi.
4. Istri dan anak-anak yang selalu mendukung dalam segala hal, sehingga tetap
bersemangat untuk dapat menyelesaikan penelitian tepat waktu.
Mudah-mudahan proposal ini dapat bermanfaat dan memberi sedikit
sumbangsih bagi khazanah ilmu pengetahuan khususnya di Kampus Universitas
Sriwijaya.

Palembang, November 2023


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit yang eksponensial di Indonesia
dengan lonjakan dari 0,3 juta hektar pada tahun 1980 menjadi 14,8 juta hektar
pada tahun 2020 telah memicu kekhawatiran akan deforestasi, pencemaran
lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati (Meijaard et al., 2020) .
Ekspansi ini secara signifikan berkontribusi terhadap penipisan hutan primer tua
yang mengakibatkan emisi karbon dan penurunan keanekaragaman hayati secara
substansial (Gaveau et al., 2022). Meskipun mengakui dampak lingkungan, sangat
penting bagi Indonesia untuk menyeimbangkan produksi kelapa sawit yang
berkelanjutan dengan pembangunan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan
lapangan kerja di pedesaan (Qaim et al., 2020). Salah satu strategi penting adalah
mengatasi dampak lingkungan dengan meningkatkan hasil panen di area yang
sudah ada, karena rata-rata hasil panen kelapa sawit masih berada di bawah
tingkat yang dapat dicapai, terutama untuk kelapa sawit yang sudah tua yang
ditanam pada tahun 1980-an (Monzon et al., 2021).
Indonesia dikenal sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia,
memiliki luas perkebunan mencapai 22,2 juta hektar, menghasilkan jumlah
minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang mencapai 31 juta ton setiap tahunnya.
Produksi minyak kelapa sawit ini telah menyebabkan akumulasi jumlah besar
Palm Oil Mill Effluent (POME) yang dibuang sebagai limbah cair. Estimasi
POME adalah 2,5 ton POME per satu ton produksi CPO. POME mengandung
senyawa organik yang sangat tinggi dan umumnya diukur dengan Chemical
Oxygen Demand (COD) dan Biologycal Oxygen Demand (BOD) yang masing-
masing sekitar 30.800 dan 7.800 ppm. COD dan BOD bahkan dapat mencapai
96.300 dan 53.200 ppm di beberapa perusahaan kelapa sawit
(Prasetyo et al., 2018).

Proyeksi populasi dunia mencapai 9,5 miliar pada tahun 2050, permintaan
akan makanan, air dan minuman diperkirakan akan meningkat seiring dengan
perkiraan kenaikan permintaan global untuk lemak dan minyak menjadi 360 juta
2

ton pada tahun 2043. Lonjakan ini akan menimbulkan tantangan lingkungan,
terutama terkait pembuangan limbah pabrik minyak kelapa sawit (POME), suatu
produk sampingan yang menyertai setiap ton minyak kelapa sawit mentah (CPO)
yang diproduksi. POME kaya akan air, minyak, total padatan dan padatan
tersuspensi, merupakan perhatian lingkungan utama karena kemampuannya untuk
larut dengan mudah dalam air, melepaskan partikel tersuspensi dan menyebabkan
polusi lingkungan. Perjuangan untuk mengolah POME hingga mencapai batas
pembuangan yang aman merupakan tantangan berkelanjutan bagi pabrik minyak
kelapa sawit. Penanganan dampak lingkungan dari pembuangan POME menjadi
tugas berbagai pihak di industri minyak kelapa sawit beriringan dengan
meningkatnya permintaan global (Chong et al., 2021). POME dapat dimanfaatkan
sebagai sumber karbon bagi mikroba karena kandungan senyawa organik yang
sangat tinggi. POME dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi
hidrogen untuk energi hijau (Prasetyo et al., 2018).
Berbagai metode pengolahan air limbah telah ada seperti sistem kolam
terbuka konvensional tetapi terbukti tidak efisien dan gagal memenuhi batas
pembuangan yang ketat yang ditetapkan oleh otoritas lingkungan. Digester
Anaerobik (AD) berlapis-lapis sebagai alternatif terutama di pabrik kelapa sawit
modern, memberikan pengurangan yang lebih baik dalam kontaminasi air serta
penangkapan gas metana dan CO2. Sifat kompleks POME yang dipengaruhi oleh
musim tanam dan efisiensi penggilingan menimbulkan tantangan untuk
pencernaan anaerobik yang stabil dan berdampak pada produksi biogas. Transisi
Industri 4.0 menerapkan analisis big data dan machine learning, termasuk
jaringan saraf tiruan, sistem inferensi neural fuzzy adaptif (ANFIS), dan Response
Surface Methodology (RSM) akan menjadi krusial untuk mengoptimalkan kinerja
AD. Model-model tersebut telah terbukti efektif dalam memprediksi produksi
biogas dan komposisi metana dalam berbagai studi, memberikan wawasan untuk
mekanisme kontrol yang lebih baik dan optimalisasi proses. Implementasi
praktisnya pada fasilitas industri skala besar masih terbatas meskipun berhasil
diaplikasikan pada pabrik skala pilot (D. J. S. Chong et al., 2023).
Buah tandan segar kelapa sawit menghasilkan sekitar 25% minyak kelapa
sawit mentah (CPO) atau 65% dari daging (mesokarp) buahnya dan minyak kernel
3

kelapa sawit mentah (CPKO) dari biji atau intinya. CPO telah digunakan dalam
beberapa bahan penting untuk aplikasi makanan dan non-makanan. Banyak
penggunaan CPO disebabkan oleh komposisi asam lemak jenuh (0,5% miristik,
41,8% palmitat, dan 3,7% stearat) dan tak jenuh (44,4% oleat dan 9,7% linoleat)
yang hampir seimbang. Ini melayani banyak kebutuhan CPO non-ekonomi seperti
CPO asam lemak bebas tinggi (HFFA-CPO) untuk produk non-pangan seperti
biolubrikan [5]. HFFA-CPO biasanya diproduksi selama periode panen FFB pada
musim hujan atau musim pengawasan yang kurang baik, seperti FFB yang belum
matang atau terlalu matang. Dampak buruk dari bahan bakar fosil, minyak bumi,
dan bahan berbasis minyak bumi seperti pelumas, telah mendorong minat peneliti
dan industri terhadap minyak nabati sebagai sumber bahan baku alternatif. Secara
khusus, banyak karya sekarang fokus pada modifikasi sifat kimia minyak nabati
agar cocok menggantikan pelumas konvensional yang tidak ramah lingkungan
yang berasal dari bahan bakar fosil [6]. Akibatnya, HFFA-CPO didorong menjadi
bahan baku utama untuk berbagai industri produk oleokimia, termasuk produksi
biolubrikan, biodiesel, dan bioplastik [4]. Dengan kemajuan teknologi oleokimia
saat ini dan alasan yang tidak ekonomis, HFFA-CPO semakin diminati sebagai
bahan baku untuk produksi biolubrikan hijau [7].

Nurazira Mohd Nor a,*, Nadia Salih b, Jumat Salimon b,**

1.2. Urgensi Pemilihan Research Style Optimasi

Research style optimasi, seperti desain Box-Behnken dari metodologi respons


permukaan (RSM), diperlukan untuk mengoptimalkan proses produksi biodiesel
dari limbah cair kelapa sawit (POME) menggunakan lipase Candida rugosa yang
diimobilisasi. Metode ini memungkinkan peneliti untuk memilih parameter-
parameter yang ingin dioptimalkan, menjalankan eksperimen sesuai dengan
desain yang telah ditentukan, dan menganalisis hasil eksperimen menggunakan
perangkat lunak seperti Design Expert®. Dengan pendekatan ini, peneliti dapat
mengidentifikasi kondisi optimal untuk parameter-parameter yang diuji dan
4

memastikan keandalan dari hasil optimalisasi yang didapatkan melalui analisis


statistik.

Selain itu, pendekatan ini juga memungkinkan peneliti untuk memprediksi hasil
optimalisasi berdasarkan model regresi yang dikembangkan, sehingga
memungkinkan untuk memperkirakan hasil eksperimen yang belum dilakukan.
Hal ini dapat membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait
dengan proses produksi biodiesel dari POME, serta memastikan bahwa hasil
optimalisasi sesuai dengan standar kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan [5].
Dengan demikian, pendekatan research style optimasi seperti desain Box-Behnken
dari metodologi respons permukaan (RSM) memainkan peran penting dalam
memastikan efisiensi dan keberhasilan dalam proses produksi biodiesel, serta
memungkinkan pengembangan model yang dapat digunakan untuk memprediksi
hasil optimalisasi di masa depan [6].

4. Penyajian hasil dan Interpretasi data (persamaan/model yg diperoleh, cara


validasi, pembahasan,dll)

Dalam penelitian ini, persamaan model yang dikembangkan menggunakan desain


Box-Behnken dari metodologi respons permukaan (RSM) digunakan untuk
memprediksi hasil optimalisasi produksi biodiesel dari limbah cair kelapa sawit
(POME) menggunakan lipase Candida rugosa yang diimobilisasi. Hasil dari
persamaan model ini kemudian divalidasi dengan hasil eksperimen yang
dilakukan. Hasil validasi menunjukkan bahwa hasil eksperimen produksi
biodiesel secara eksperimental sejalan dengan respons yang diprediksi oleh model
.
Selain itu, hasil dari persamaan model ini juga digunakan untuk membandingkan
sifat-sifat bahan bakar biodiesel yang dihasilkan dengan standar kualitas dan
spesifikasi yang ditetapkan. Hasilnya menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan bakar
biodiesel yang dihasilkan pada kondisi optimal sesuai dengan standar ASTM
D6751, ERIA, dan EN 14214 . Misalnya, titik nyala biodiesel yang dihasilkan
5

pada kondisi optimal adalah 181°C, yang lebih tinggi dari level minimum yang
ditetapkan oleh standar (130.0°C) .

Dari hasil validasi dan perbandingan dengan standar kualitas, dapat disimpulkan
bahwa persamaan model yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
diandalkan untuk memprediksi hasil optimalisasi produksi biodiesel dari POME.
Hal ini memungkinkan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan terkait
dengan proses produksi biodiesel, serta memastikan bahwa hasil optimalisasi
sesuai dengan standar kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan .

Selain itu, persamaan model ini juga dapat digunakan untuk memahami interaksi
antara faktor-faktor independen yang mempengaruhi produksi biodiesel, serta
untuk memperkirakan hasil produksi biodiesel dari POME berdasarkan kondisi
operasional yang berbeda. Hal ini dapat membantu dalam pengembangan model
yang dapat digunakan untuk memprediksi hasil optimalisasi di masa depan dan
memastikan efisiensi dalam proses produksi.

5. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa produksi biodiesel dari limbah cair
kelapa sawit (POME) menggunakan lipase Candida rugosa yang diimobilisasi
telah berhasil dioptimalkan. Desain Box-Behnken dari metodologi respons
permukaan (RSM) digunakan untuk mengidentifikasi kondisi optimal untuk
parameter-parameter yang diuji, seperti rasio metanol/POME, waktu reaksi, berat
dari butiran yang diimobilisasi, dan kecepatan pengadukan. Hasil optimalisasi
menunjukkan bahwa rendemen tertinggi dari metil ester asam palmitat (PAME)
dan metil ester asam oleat (OAME) diperoleh pada kondisi optimum. Sifat-sifat
bahan bakar biodiesel yang dihasilkan juga ditemukan sesuai dengan standar
kualitas dan spesifikasi.

Penelitian ini juga melakukan validasi model untuk transesterifikasi minyak yang
diekstraksi dari POME. Hasil validasi menunjukkan bahwa model yang
dikembangkan dapat memprediksi hasil optimalisasi produksi biodiesel dari
6

POME dengan baik. Selain itu, persamaan regresi untuk produksi biodiesel dari
POME ditentukan menggunakan hasil eksperimen, dan hasilnya menunjukkan
bahwa rendemen tertinggi dari OAME dan PAME diperoleh dari kondisi spesifik.
Proses ini diharapkan dapat mengurangi biaya produksi biodiesel dan mengatasi
masalah lingkungan yang terkait dengan pembuangan POME.

Selain itu, penelitian ini juga mencakup karakterisasi butiran PVA-alginat-sulfat


menggunakan FESEM, analisis profil asam lemak dari minyak yang diekstraksi
dari POME, serta eksperimen transesterifikasi dan analisis rendemen metil ester
asam lemak berdasarkan interaksi antara faktor-faktor independen. Persamaan
regresi untuk produksi biodiesel dari POME ditentukan menggunakan hasil
eksperimen, dan hasilnya menunjukkan bahwa rendemen tertinggi dari OAME
dan PAME diperoleh dari kondisi spesifik. Proses ini diharapkan dapat
mengurangi biaya produksi biodiesel dan mengatasi masalah lingkungan yang
terkait dengan pembuangan POME. Penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan lipase Candida rugosa yang diimobilisasi dalam produksi biodiesel
dari limbah cair kelapa sawit (POME) dapat dioptimalkan menggunakan desain
Box-Behnken dari metodologi respons permukaan (RSM). Hasil optimalisasi
menunjukkan bahwa rendemen tertinggi dari metil ester asam palmitat (PAME)
dan metil ester asam oleat (OAME) diperoleh pada kondisi optimum. Sifat-sifat
bahan bakar biodiesel yang dihasilkan juga ditemukan sesuai dengan standar
kualitas dan spesifikasi. Selain itu, persamaan regresi untuk produksi biodiesel
dari POME ditentukan menggunakan hasil eksperimen, dan hasilnya
menunjukkan bahwa rendemen tertinggi dari OAME dan PAME diperoleh dari
kondisi spesifik.

Anda mungkin juga menyukai