Oleh:
ALIFAH ZUL HIKMA (15317004)
ANGELA SHINTA W. (15317047)
FALIHA ALYA MAULIDA (15317047)
CHAKILA (15317047)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan perancangan teknik
lingkungan dengan judul “Redesain Sistem Pengendalian Pencemaran Udara
untuk Emisi Partikulat di Pabrik Gula Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat“.
Laporan perancangan teknik lingkungan ini tidak akan selesai tanpa bimbingan
dan bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga dari masing-masing penulis, yang selalu
mendoakan, mendukung, memberikan bantuan moril dan materil dalam
pelaksanaan tugas akhir ini.
2. Ibu Prof. Ir. Puji Lestari, Ph.D, selaku dosen pembimbing perancangan
teknik lingkungan yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan
kepada penulis untuk menyelesaikan laporan.
3. Ibu Dr. mont. Kania Dewi, S.T., M.T., selaku Program Studi Sarjana
Teknik Lingkungan ITB, yang senantiasa memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan.
4. Bapak Ir. Agus Jatnika Effendi, Ph.D., Dr. I Made Wahyu Widyarsana,
S.T., M.T., dan Septian Hadi Susetyo, S.T., M.T, selaku koordinator
perancangan teknik lingkungan ITB dan seluruh dosen di Program Studi
Teknik Lingkungan ITB, atas segala ilmu yang telah diberikan kepada
penulis selama penulis belajar di Institut Teknologi Bandung.
5. Kak Fransisca Eureka V.M, selaku kakak tingkat penulis yang senantiasa
membantu dan memberikan data penunjang untuk penulisan laporan ini.
6. Teman-teman Parthiva Manava, yang selalu mendukung dan memberi
bantuan moril.
7. Tata Usaha Program Studi Teknik Lingkungan yang telah membantu
penulis selama masa perkuliahan.
ii
Demikian laporan perancangan teknik lingkungan in disusun. Penulis menyadari
dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai
pembelajaran penulis ke depannya. Akhir kata, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca maupun pihak yang membutuhkan.
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iv
BAB I PENDAHULUAN
Dalam industri pengolahan tebu menjadi gula, ampas tebu yang dihasilkan
jumlahnya dapat mencapai 90% dari tebu yang diolah, sedangkan kandungan gula
hanya sebesar 5%. Dalam pemanfaatannya, ampas tebu tersebut dijadikan sebagai
bahan bakar ketel uap atau boiler. Namun, dalam pemanfaatannya pembakaran
menggunakan ampas tebu menghasilkan partikulat yang apabila tidak diolah akan
menimbulkan pencemaran udara. Partikulat yang dihasilkan dari pembakaran
ketel uap atau boiler dikategorikan sebagai PM 10 yang memiliki distribusi ukuran
partikel kurang dari 10 μm. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
nomor 7 tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel
Uap dengan Bahan Bakar Biomassa berupa Ampas dan/atau Daun Tebu kering,
baku mutu untuk parameter partikulat adalah 250 mg/m 3 (Chang dan Lee, 1991).
Sedangkan pada kondisi eksisting, partikulat yang emisikan adalah sebesar 8.000
– 12.000 mg/Nm3. Oleh karena itu, diperlukan alat pengendalian partikulat untuk
memenuhi baku mutu berdsarkan peraturan yang berlaku. Salah satu alat
pengendali pencemaran udara yang mungkin untuk mengendalikan partikulat dari
pembakaran boiler dengan ampas tebu adalah wet scrubber.
1
Pabrik Gula Jatitujuh saat ini telah memiliki alat pengendalian partikulat berupa
wet scrubber untuk boiler FCB1. Namun, wet scrubber yang digunakan sudah
berumur sangat lama sekitar 40 tahun sehingga terdapat kendala dalam proses
pengoperasiannya. Salah satunya adalah penyemprot air pada alat tersebut sering
mengalami kemacetan sehingga proses penyemprotan air sering dilakukan secara
manual oleh operator. Apabila proses penyemprotan terus dilakukan secara
manual, diperkirakan kondisi sistem yang ada saat ini tidak mampu untuk
menyisihkan partikulat dengan efisiensi tinggi di masa depan. Selain itu, tuntutan
untuk memenuhi baku mutu partikulat dari emisi boiler di masa depan bisa jadi
lebih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan perancangan ulang dari wet scrubber
yang ada pada boiler FCB1 untuk dapat menyisihkan partikulat dengan optimal
sehingga bisa mencapai efisiensi tinggi dan memenuhi tuntutan di masa depan.
2
Adapun tujuan dari perancangan ini adalah:
1. Menentukan permasalahan pengendalian emisi partikulat di Pabrik Gula
Jatitujuh, Majalengka, dan tingkat efisiensi yang ingin dicapai untuk sistem
pengendalian tersebut.
2. Menentukan alternatif pilihan teknologi pengendalian partikulat sesuai target
efisiensi yang ingin dicapai beserta komponen yang akan digunakan;
3. Menentukan detail perancangan dari sistem pengendalian pencemaran udara
untuk partikulat; dan
4. Menentukan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari perancangan sistem
pengendalian pencemaran udara untuk partikulat.
3
3. Bagi Instansi
a. Mendapatkan evaluasi dan saran dari mahasiswa peneliti dalam pemecahan
masalah yang dihadapi sesuai dengan bidang Teknik Lingkungan dan sesuai
dengan kemampuan mahasiswa.
b. Menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung
dan mahasiswa peneliti.
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan,
ruang lingkup penelitian, landasan hukum dilakukannya penelitian, rumusan
masalah, dan sistematika penyusunan laporan
4
dari segi RAB dan perkiraan satuan biaya, aspek finansial, institusional, kebijakan
dan partisipasi masyarakat.
5
BAB II KONDISI EKSISTING
6
Gambar II.1 Struktur organisasi Pabrik Gula Jatitujuh
(Astuti, 2008 dalam Eureka V.M., 2019
Setiap bagian divisi struktur organisasi Pabrik Gula Jatitujuh memiliki tugas
masing-masing. Adapun tugas dari bagian organisasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bagian TUK, bertugas untuk mengurusi masalah keuangan perusahaan,
pergudangan, pengadaan barang, dan pendataan asset usaha;
2. Bagian SDM dan Umum, memiliki tanggung jawab yang berhubungan dengan
pengaturan personil dan urusan umum perusahaan seperti hubungan eksternal;
3. Bagian Instalasi, bertugas untuk mengurus pengelolaan sarana pabrik seperti
ketel uap, power house, peralatan giling, dan instrumentasi pabrik;
4. Bagian Pabrikasi, bertugas untuk melakukan proses prngolahan, mulai dari
pemurnian nira hingga pengkristalan;
5. Bagian Tanaman, memiliki tanggung jawab untuk mengurus kegiatan budidaya
tebu di lahan dan melakukan penelitian untuk mengembangkan tanaman tebu
yang lebih baik;
7
Bagian Instalasi bekerja sama dengan Bagian Kualitas dalam pengoperasian dan
pemeliharaan ketep uap beserta sistem pengendalian pencemaran udara untuk
mengawasi kualitas udara yang keluar dari cerobong sistem pengendalian
pencemaran udara milik Pabrik Gula Jatitujuh ini.
Rangkuman
8
BAB III IDENTIFIKASI AWAL PENGEMBANGAN
SISTEM
DAFTAR PUSTAKA
Chang, CJ dan Lee, JT. 1991. A Practical Report on An Effective Exhaust
Scrubbing System for Bagasse Boiler. Taiwan Sugar Sept-Oct 1991:9-16
C. David Cooper dan Alley, F.C. 1986. Air Pollution Control: A Design
Approach. Illinois: Waveland Press, Inc.