Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PERAN DAN PROSEDUR KANTOR LINGKUNGAN HIDUP


KOTA BATU DALAM KEGIATAN PELAKSANAAN UKL/UPL

Oleh

Ardiyanto Ronggo Fajar


NIM 135100907111018

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2016
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PERAN DAN PROSEDUR KANTOR LINGKUNGAN HIDUP


KOTA BATU DALAM KEGIATAN PELAKSANAAN UKL/UPL

Nama : Ardiyanto Ronggo Fajar


NIM : 135100907111018
Progam Studi : Teknik Lingkungan
Jurusan : Keteknikan Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Lapang, Dosen Pembimbing,

Joko Santoso, S.Pi Angga Dheta.S.A,.S.Si M.Si


NIP. 19800614 200604 1 018 NIK. 201201 830928 1 001

Mengetahui:
Ketua Jurusan, Dosen Penguji,

Dr.Ir. J. Bambang R.W.,MS Fajri Anugroho, STP, M. Agr., Ph. D


NIP 19560205 198503 1 003 NIK 731228 10 1 1 0328

ii
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PERAN DAN PROSEDUR KANTOR LINGKUNGAN HIDUP


KOTA BATU DALAM KEGIATAN PELAKSANAAN UKL/UPL

Nama : Ardiyanto Ronggo Fajar


NIM : 135100907111018
Progam Studi : Teknik Lingkungan
Jurusan : Keteknikan Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian

Mengetahui,
Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir. J Bambang Rahadi W., MS Angga Dheta.S.A.,S.Si M.Si


NIP 195602051985031003 NIK 201201 830928 1 001

Tanggal Persetujuan : Tanggal Persetujuan :

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan


rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapang yang berjudul ”Peran Dan
Prosedur Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu Dalam
Kegiatan Pelaksanaan UKL/UPL ” dengan baik serta merasa
bangga bisa membawa nama TL (Teknik Lingkungan)
Universitas Brawijaya di kalangan pemerintahan Kota Batu.
Dalam proses penyusunan laporan ini, penulis mendapat
arahan dari bapak Angga Dheta Sirajudin Aji., SSi, M.Si selaku
Dosen Pembimbing, yang telah berkenan meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran, serta dengan sabar memberikan
pengarahan serta bimbingan dalam pembuatan laporan ini.
Terima kasih kepada Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu yang
telah memberikan izin untuk pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.
Tak lupa orang tua penulis yang telah memberikan dorongan
baik dukungan moril maupun materiil. Semoga laporan PKL ini
dapat memberikan manfaat serta dapat dijadikan sebagai
referensi bagi kita semua.

Malang, Mei 2016

Penulis

iv
ABSTRAK
Penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh
beberapa hal seperti Pembangunan hotel, villa, dll. Berdasarkan
UU no. 32 tahun 2009, maka diwajibkan upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai penerapan upaya
pembangunan berkelanjutan. Adapun tujuan khusus dari
kegiatan praktek kerja lapang ini yaitu: mengetahui gambaran
umum kondisi Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu dan
mengetahui dan memahami pengawasan perizinan
pelaksanaan UKL/UPL dan AMDAL di Kantor Lingkungan Hidup
(KLH) Kota Batu. Pengumpulan data dan informasi dilakukan
dengan beberapa cara antara lain observasi, wawancara,
dokumentasi, studi kepustakaan dan praktek kerja.
Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk
meminimalisasi dampak negatif yang timbul dari suatu kegiatan
atau industri maka diberlakukan kewajiban dalam penyusunan
studi kelayakan lingkungan berupa penyusunan dokumen
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL
UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan) bagi pemrakarsa kegiatan. Administrasi Dokumen
UKL-UPL berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2011
dan Peraturan Walikota Nomor 41 Tahun 2012, pelaku usaha
wajib membuat draft UKL-UPL, kemudian diserahkan ke KLH
untuk dikoreksi. Secara garis besar implementasi dokumen
lingkungan dalam upaya menuju pembangunan berwawasan
lingkungan di Kota Batu dirasa masih kurang, kebanyakan
dokumen lingkungan yang dibuat oleh pelaku usaha hanya
sebagai syarat penggugur kewajiban saja untuk memperoleh ijin
lingkungan selebihnya tidak digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan pengelolaan lingkungan

Kata kunci : AMDAL, Kota Batu, Kualitas Lingkungan, UKL-UPL

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1. Latar belakang............................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................2
1.2.1 Tujuan umum.........................................................................2
1.2.2 Tujuan khusus.......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................3
2.1 Pembangunan Berkelanjutan...................................................3
2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup................4
2.2.1 Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan...........4
2.2.2 Tujuan Penyusunan AMDAL dan UKL UPL......................4
2.2.3 Perbedaan Izin Lingkungan UKL/UPL dan AMDAL..........5
BAB III METODE PELAKSANAAN................................................11
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan...........................................11
3.2 Metode Pelaksanaan...............................................................11
3.3 Jadwal Rencana Kerja.............................................................12
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................15
4.1 Lingkup Strategis Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu.......15
4.2 Visi dan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu...............17
4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kantor Lingkungan
Hidup..........................................................................................19

vi
4.4 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor Lingkungan
Hidup..........................................................................................21
4.5 Strategi, Kebijakan, Program Dan Kegiatan Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu Tahun 2012 – 2017..............26
4.5.1 Strategi..................................................................................27
4.5.2 Kebijakan..............................................................................27
4.5.3 Program dan Kegiatan........................................................28
4.6 Arah Kebijakan Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu Tahun
2016...........................................................................................29
4.7 Rumusan Pernyataan Strategi dan Kebijakan Kantor
Lingkungan Hidup Dalam Lima Tahun Mendatang.............31
4.8 Program Dan Kegiatan Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
Tahun 2016...............................................................................33
4.9 Aktivitas Praktek Kerja Lapang di Kantor Lingkungan Hidup
Kota Batu...................................................................................37
BAB V TUGAS KHUSUS................................................................45
5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota Batu
....................................................................................................46
5.2 Pengawasan yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu
dalam Pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL di Suatu
Perusahaan dan Pelaku usaha..............................................50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................53
6.1 Kesimpulan.................................................................................53
6.2 Saran Berdasarkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang............53
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................55
LAMPIRAN........................................................................................57

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Time Sheet PKL.......................................................13


Tabel 4.1 Perumusan visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
.................................................................................18
Tabel 4.2 Penyusunan Penjelasan Visi Kantor Lingkungan
Hidup Kota...............................................................19
Tabel 4.3 Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator
Sasaran Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan
Sumber Daya Alam yang Lebih Baik........................32

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta KLH Kota Batu.............................................16


Gambar 4.2 Stuktur Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu.....................................................................21
Gambar 4.3 Sosialisasi Bank Sampah Kelurahan Temas........40
Gambar 4.4 Kegiatan penilaian desa BERSERI Jawa Timur
Tahun 2016.........................................................41
Gambar 4.5 Kegiatan Sosialisasi Publik AMDAL DINOPARK. 42
Gambar 4.6 Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau kegiatan Tidak
Wajib AMDAL......................................................43

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 13


Tahun 2010.........................................................57
Lampiran 2 Perumusan Perwujudan Visi................................77
Lampiran 3 Perumusan Misi....................................................81
Lampiran 4 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu....................83
Lampiran 5 Penentuan Alternatif Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu.....................................................................93
Lampiran 6 Tujuan,Sasaran,Strategi dan Kebijakan Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu.............................101

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pencemaran lingkungan yang semakin lama semakin
meningkat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.
Untuk kota Batu penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh
beberapa hal seperti Pembangunan hotel, villa, dll. Berdasarkan
UU no. 32 tahun 2009, maka diwajibkan upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai penerapan upaya
pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka pemerintah
mempunyai kebijakan di bidang lingkungan hidup. Salah satu
upaya yang harus dilakukan untuk meminimalisasi dampak
negatif yang timbul dari suatu kegiatan atau industri maka
diberlakukan kewajiban dalam penyusunan studi kelayakan
lingkungan berupa penyusunan dokumen AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan)
bagi pemrakarsa kegiatan. Kedua studi tersebut merupakan
studi kelayakan lingkungan yang harus dibuat oleh pemrakarasa
kegiatan atau usaha yang baru atau belum beroperasi, sehingga
melalui dokumen ini dapat diperkirakan dampak positif dan
dampak negatif yang akan timbul dari suatu kegiatan sehingga
semua dampak yang timbul dapat dikelola.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dipilihlah Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu sebagai lokasi Praktek kerja
lapang untuk mendapatkan informasi mengenai peranan Badan
Lingkungan Hidup dalam kegiatan UKL-UPL.

1
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari kegiatan praktek kerja
lapang ini yaitu:
1) memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan jenjang
pendidikan S1 di JurusanKeteknikan Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya,
2) mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima
selama perkuliahan dengan realitas yang ada di lapangan,
3) menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa
mengenai kondisi yang sebenarnya di lapangan serta
mengalami pengalaman praktis dan alternatif penyelesaian.

1.2.2 Tujuan khusus


Adapun tujuan khusus dari kegiatan praktek kerja
lapang ini yaitu:
1) mengetahui gambaran umum kondisi Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu,
2) mengetahui dan memahami pengawasan perizinan
pelaksanaan UKL/UPL dan AMDAL di Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan Berkelanjutan


Menurut World Comission on Environment and
Development (1987), Pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri. Gagasan Pembangunan
berkelanjutan atau dikenal juga dengan pembangunan
berwawasan lingkungan secara bertahap mulai dimasukkan
kedalam kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional.
Hal tersebut terdapat dalam Undang – Undang Nomor 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang selanjutnya direvisi dengan Undang –
Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Menurut Hadi (2001), Pembangunan
berwawasan lingkungan menghendaki syarat-syarat seperti
berikut :

1) Pembangunan itu sarat dengan nilai, dalam arti bahwa ia


harus diorientasikan untuk mencapai tujuan ekologis, sosial
dan ekonomi.
2) Pembangunan itu membutuhkan perencanaan dan
pengawasan yang seksama pada semua tingkatan.
3) Pembangunan itu menghendaki pertumbuhan kualitatif setiap
individu dan masyarakat.
4) Pembangunan membutuhkan pengertian dan dukungan
semua pihak bagi terselenggaranya keputusan yang
demokratis.
5) Pembangunan membutuhkan suasana terbuka, jujur dan
semua yang terlibat senantiasa memperoleh informasi yang
aktual.

3
2.2 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
2.2.1 Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut
UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap
Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus
melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan
bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan
dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang
tersedia. UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan
lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar
untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan/atau kegiatan.
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) diwajibkan pula bagi usaha
dan/atau kegiatan yang telah berjalan namun belum memiliki
UKL-UPL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) dibuat untuk proyek-proyek
yang dampak lingkungannya dapat diatasi, skala
pengendaliannya kecil dan tidak kompleks.

2.2.2 Tujuan Penyusunan AMDAL dan UKL UPL


Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah
terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan
terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka sejak
awal perencanaan sudah harus memperkirakan perubahan
kondisi lingkungan baik yang positif maupun yang negatif,
dengan demikian dapat dipersiapkan langkah-langkah
pengelolaannya, cara untuk mengkaji perubahan kondisi
tersebut melalui studi AMDAL. Bagi usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
4
hidup harus ditambahkan dengan studi kelayakan lingkungan
dengan penyususnan dokumen AMDAL. Oleh karena itu
AMDAL sudah harus disusun dan mendapatkan persetujuan
sebelum kegiatan konstruksi pembangunan dilaksanakan.
Untuk usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak tidak
terlalu besar juga perlu ditambahkan studi kelayakan
lingkungan dengan penyusunan dokumen UKL UPL.

2.2.3 Perbedaan Izin Lingkungan UKL/UPL dan AMDAL


Sebelum melakukan kegiatan usaha, setiap industri wajib
untuk membuat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup) atau UKL/UPL (Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2012 tentang izin
lingkungan. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada
setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
wajib AMDAL atau UKL/UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh
izin usaha dan/atau kegiatan.
Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang
meliputi :
a. Penyusunan AMDAL dan UKL/UPL,
b. Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL/UPL, dan
c. Permohonan dan penerbitan izin lingkungan.
Dokumen AMDAL merupakan instrumen pengelola
lingkungan yang wajib disusun oleh penyelenggara
kegiatan/usaha yang melakukan kegiatan/usaha yang
termasuk dalam daftar wajib AMDAL, seperti diatur pada
keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.05 tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi AMDAL.
Dampak lingkungan yang dapat terjadi tetap perlu
dikelola untuk menjamin terlaksananya pengelolaan
lingkungan yang baik. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, diatur
bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk
5
dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL dan UPL.
Perbedaannya adalah izin lingkungan melingkupi UKL/UPL
dan AMDAL, dan diperoleh setelah mengajukan AMDAL atau
UKL/UPL, sedangkan AMDAL melingkupi KA-ANDAL dan
RKL/RPL. Dokumen AMDAL wajib disusun jika kegiatan/usaha
termasuk dalam daftar wajib AMDAL, jika tidak termasuk,
maka diwajibkan menyusun UKL/UPL.
Badan Lingkungn Hidup memiliki peranan dan fungsi
dalam kegiatan AMDAL dan UKL/UPL sebagai berikut:
a. penilai AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang
mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup di
daerah, sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang
ditetapkan oleh pemerintah,
b. pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL,
c. pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup bagi seluruh jenis usaha
dan/atau kegiatan diluar usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi AMDAL,
d. penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan atau kegiatan yang
mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup di provinsi,
sesuai dengan standar, norma dan prosedur yang
ditetapkan oleh pemerintah,
e. pembinaan dan pengawasan terhadap penilaian AMDAL di
Kabupaten /Kota,
f. pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan atau
kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dalam wilayah
Provinsi dan yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota,
g. pemberian rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL),
h. pembinaan terhadap pelaksanaan pemberian rekomendasi
UKL/UPL yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota dalam
wilayah Provinsi.
Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting yang wajib dilengkapi dengan Amdal terdiri atas:
6
a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam,
b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan
maupun yang tidak terbarukan,
c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup serta pemborosan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya,
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan
sosial budaya,
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi
pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam
dan/atau perlindungan cagar budaya,
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik,
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati,
h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau
mempengaruhi pertahanan negara; dan/atau,
i. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi
besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
Dalam PERMEN-LH No 11 Tahun 2006, ada kegiatan
yang juga berdampak penting namun tidak dikenakan wajib
Amdal karena dampaknya tidak terlalu besar bagi lingkungan,
nanti diwajibkan UKL-UPL. Dalam UKL-UPL, pemrakarsa wajib
mengelola dampak negatif dari proyek yang sedang
dilaksanakan baik lingkungan maupun sosial. Sedangkan
kegiatan-kegiatan berskala kecil yang tidak diwajibkan UKL-
UPL, wajib membuat surat peryataan kesanggupan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Hal tersebut
diatur dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup.
Dokumen AMDAL terdiri dari empat dokumen berbeda
yang merupakan satu kesatuan. Keempat dokumen tersebut
dibuat secara berkesinambungan antara satu dengan lainnya.
Tiga dokumen, yaitu ANDAL, RKL, dan RPL diajukan
bersama-sama untuk dinilai oleh Komisi Penilai. Hasil
penilaian kemudian yang menentukan kelayakan rencana
usaha dan/atau kegiatan dan menentukan rekomendasi untuk
pemberian ijin.

7
a. Penyusunan dokumen kerangka acuan ANDAL (KA-
ANDAL)
Kerangka acuan ANDAL (KA-ANDAL) disusun paling awal
sebelum dokumen-dokumen AMDAL lainnya.Hasil
pembuatan KA-ANDAL akan digunakan sebagai rujukan
penting bagi pemrakarsa dan penyusun AMDAL kedalaman
studi ANDAL yang dilakukan,
b. Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) yang
memuat beberapa hal dalam dokumen (ANDAL) yaitu
sebagai berikut:
 masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan
keputusan, perencana, dan pengelola rencana usaha
dan/atau kegiatan,
 rencana usaha, proyek, atau kegiatan dengan
kemungkinan dampak besar,
 keterangan mengenai kemungkinan adanya
kesenjangan informasi serta berbagai kekurangan dan
keterbatasan yang dihadapi selama penyusunan
ANDAL.
c. Penyusunan rencana pengelolaan Iingkungan hidup (RKL).
Upaya pengelolaan lingkungan hidup mencakup empat
kelompok aktivitas, yaitu:
 pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk mencegah
dampak negatif lingkungan hidup melalui langkah
alternatif, tata letak lokasi, dan rancangan pembangunan
usaha dan/atau kegiatan agar tidak merusak lingkungan
setempat,
 pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk
rnenanggulangi, meminimalisasi atau mengendalikan
dampak negatif, baik yang timbul di saat usaha dan/atau
kegiatan berjalan sampai saat usaha dan/atau kegiatan
berakhir,
 pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat
meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut
dapat menimbulkan manfaat yang lebih besar baik
kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama
masyarakat,

8
 pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan
pertimbangan secara ekonomi lingkungan sebagai dasar
untuk memberikan kompensasi atas berkurangnya,
rusak, atau hilangnya sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui.
d. Penyusunan dokumen pemantauan lingkungan hidup
(RPL). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan dokumen RPL yaitu:
 komponen lingkungan hidup yang dipantau hanyalah
yang mengalami perubahan mendasar atau yang
terkena dampak besar dan penting,
 keterkaitan antara dokumen ANDAL, RKL dan RPL,
 pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab
dampak dan/atau terhadap komponen atau parameter
lingkungan yang terkena dampak,
 pemantauan lingkungan hidup harus layak secara
ekonomi,
 aspek-aspek yang perlu dipantau mencakup jenis data
yang dikumpulkan, lokasi pemantauan, frekuensi dan
jangka waktu pemantauan, metode pengumpulan data
dan metode analisis data yang dibutuhkan,
 dokumen RPL perlu memuat tentang kelembagaan
independen yang rnelakukan pemantauan lingkungan
hidup.
UKL/UPL berisi tentang pengelolaan dan pemantauan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak
penting (Usaha / kegiatan yang tidak wajib AMDAL )  terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi  proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Dasar hukum UKL/ UPL adalah Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2010. Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup nomor 13 tahun 2010 dapat dilihat
pada Lampiran 1.

9
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan
oleh mahasiswa bertempat di Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kota Batu, Jawa Timur. Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota
Batu ini berlokasi di Jalan Samadi, Nomor I/II Kota Batu yang
dimulai tanggal 18 Januari hingga 18 Februari 2016.

3.2 Metode Pelaksanaan


Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan
beberapa cara antara lain observasi, wawancara, dokumentasi,
studi kepustakaan dan praktek kerja. Adapun penjelasan
selengkapnya sebagai berikut:
a. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan
peninjauan secara langsung terhadap obyek kegiatan dan
survey ke lokasi pengawasan dan pengendalian pencemaran
oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu.
b. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan tanya jawab secara
langsung dengan pembimbing lapang dan para pekerja yang
ada di lokasi mengenai sarana dan prasarana serta kegiatan
operasional Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu.
c. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pencarian dan
pengumpulan dokumen-dokumen, laporan-laporan, dan
buku-buku yang berhubungan dengan obyek pembahasan.
Data- data yang dikumpulkan antara lain :
 sejarah KLH
 ketenagakerjaan
 struktur organisasi,
 diagram alir proses
11
d. Studi Kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari bermacam-
macam sumber pustaka. Teknik ini dimaksudkan untuk
membandingkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang dengan pencarian berbagai literatur
yang berhubungan dengan obyek pembahasan melalui
perpustakaan.

e. Praktek Kerja
Praktek kerja yang dilakukan meliputi praktek kerja pada
proses pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
pencemaran hingga didapatkan data pencemaran di Kota
Batu.

3.3 Jadwal Rencana Kerja


Praktek kerja lapang yang dilakukan mulai dari bulan
Januari sampai bulan Februari. Jadwal kegiatan ini disusun
untuk mempermudah pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 3.1.

12
Tabel 3.1 Time Sheet Kegiatan PKL
Tanggal Kegiatan
18-01-2016 Pengenalan Bank Sampah dan Pemilahan
Sampah di Bank Sampah ELHA
19-01-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
20-01-2016 Penilaian Desa Berseri Jawa Timur, BLH Jawa
Timur
21-01-2016 Pembuatan Ikhtisar Kerja Tahun 2015
22-01-2016 Pembuatan Jadwal Bukaan Bank Sampah
ELHA
25-01-2016 Pengujian Kualitas Air
26-01-2016 Perekapan Data Bank Sampah ELHA
27-01-2016 Perekapan Data Bank Sampah ELHA
28-01-2016 Sosialisasi Bank Sampah di Desa Bumiaji
29-01-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
1-02-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
2-02-2016 Pembukaan Bank Sampah Sisir
3-02-2016 Persiapan Sidang UKL-UPL
4-02-2016 Sidang UKL-UPL Ruko
5-02-2015 Sidang UKL UPL Hartini’s Farm
9-02-2016 Sidang UKL UPL Villa
10-02-2016 Sidang UKL UPL Dezzava
11-02-2016 Jadwal Buka Bank Sampah eLHa
12-02-2016 Studi Pustaka Dokumen UKL-UPL
15-02-2016 Diskusi Mengenai Prosedur Pelaksanaan UKL-
UPL
16-02-2016 Pembuatan Brosur Bank Sampah ELH
17-02-2016 Pemantauan IPAL Tahu Tempe Desa Beji
18-02-2016 Penutupan PKL

13
14
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Lingkup Strategis Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu


Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu terletak di Kota
Batu, Jawa Timur. Secara geografis, Kota Batu terletak pada
posisi 112º17’10,90” - 122º57’11” Bujur Timur dan 7º44’55,11” -
8º26’35,45 Lintang Selatan. Batas wilayah Kota Batu yaitu :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan
Kabupaten Pasuruan. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kecamatan Karangploso dan Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wagir,
Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kota
Batu terletak sekitar 100 km dari Kota Surabaya dan 15 km dari
Kota Malang, serta berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-
Jombang.
Secara umum keadaan geologi/tanah di Kota Batu
dipengaruhi oleh daerah pegunungan yang mengelilinginya.
Struktur tanah di Kota Batu merupakan wilayah yang subur
untuk pertanian karena jenis tanahnya merupakan endapan dari
sederetan gunung yang mengelilingi Kota Batu. Jenis tanah
yang berada di Kota Batu sebagian besar merupakan andosol,
selanjutnya secara berurutan kambisol, latosol dan aluvial.
Tanahnya berupa tanah mekanis yang banyak mengandung
mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi. Sifat tanah
semacam ini mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi
sehingga sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani
di mana hasil pertanian utama dari Kota Batu adalah buah,
bunga dan sayur–mayur. Hasil perkebunan andalan yang
menjadi komoditi utama dari Kota Batu adalah buah apel.
Ditinjau dari keadaan klimatologinya, sebagai daerah
yang topografinya sebagian besar wilayah perbukitan,
menjadikan Kota Batu terkenal sebagai daerah dingin. Kota
Batu memiliki suhu minimum 17,9 – 20,6 C dan suhu maksimum
25,2-27,9 C. Kondisi perbukitan dan pegunungan dengan

15
pemandangan alam yang indah serta udara yang sejuk dan
dingin di Kota Batu mendukung sebagai daerah wisata.
Kota Batu merupakan daerah perbukitan dan
pegunungan dengan keadaan topografi Kota Batu berupa bukit,
gunung, jurang terjal dan daerah dataran. Ketinggian daerah di
Kota Batu antara 600 DPL s/d > 3000 DPL (di atas permukaan
laut) (curam). Diantara gunung-gunung yang ada di Kota Batu,
ada tiga gunung yang dikenal, yaitu Gunung Panderman (2.010
meter), Gunung Welirang (3.156 meter), dan Gunung Arjuno
(3.339 meter). Kawasan hutan lindung berfungsi memberikan
perlindungan bagi kawasan sekitarnya dan bawahnya sebagai
pengatur tata air, pencegah erosi dan banjir, menjadi
penyangga kehidupan dan tidak dapat dialihkan
peruntukkannya.
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu berada di Jalan
Imam Bonjol Atas No. 59 Kota Batu. Kantor tersebut berada di
kawasan perumahan penduduk yang statusnya kontrak. Kantor
Lingkungan Hidup terdiri dari kepala kantor dan para staf yang
jumlah keseluruhannya adalah 41 orang yang terdiri dari 1
Kepala Kantor, 1 Kasubag Tata Usaha, 3 Kepala Seksi dan
sebagai pendukungnya terdapat 36 orang staf. Staf KLH terdiri
dari 31 orang Pegawai Negeri Sipil dan 5 orang sebagai tenaga
Honorer. Letak KLH Kota Batu dapat dilihat pada Gambar 4.1

[Blok
Office] KLH
Kota Batu

`Gambar 4.1. Peta KLH Kota Batu

16
4.2 Visi dan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
Perumusan Visi Kantor Lingkungan Hidup mengacu
pada Visi Kepala Daerah Kota Batu Periode 2012 – 2017. Visi
Kantor Lingkungan Hidup merupakan cita-cita yang ingin dicapai
dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya di Kota
Batu. Adapun Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu adalah
“Kota Batu Lestari Lingkungan Dan Sumber Daya Alamnya”.
Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu merupakan
penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan untuk mewujudkan
cita-cita 5 ( lima ) tahun ke depan. Misi Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu antara lain sebagai berikut :
1. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan dan
sumber daya alam;
2. Menjaga kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya
alam;
3. Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola lingkungan
hidup dan sumber daya alam;
4. Meningkatkan kualitas dan akses informasi Lingkungan
Hidup dan sumber daya alam;
5. Menjaga lingkungan dan sumber daya alam terhadap
perubahan iklim.
Penjabaran tentang perumusan visi Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 4.1. Perumusan
perwujudan visi membahas tentang isu strategis di Kota Batu
dan permasalahan – permasalahan lingkungan hidup di Kota
Batu. Perumusan peruwujudan visi terlampir pada Lampiran 2.

17
Tabel 4.1 Perumusan Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
No Perwujudan Visi Pokok – pokok Visi Pernyataan
Visi
1 Kurang tegasnya Pengendalian terhadap
tindakan terhadap pencemaran dan
pelaku pencemaran perusakan sumber daya
lingkungan alam
2 Kurangnya Terwujudnya koordinasi
koordinasi antar antara instansi dengan
instansi terhadap masyarakat terhadap
penanganan pelestarian lingkungan
pencemaran dan
pelestarian Kota Batu
lingkungan lestari
3 Terbatasnya Kantor Peran serta masyarakat lingkungan dan
Lingkungan Hidup dalam pembangunan sumber daya
terhadap pelaku yang berkelanjutan di alamnya
pencemaran bidang pengelolaan
lingkungan lingkungan hidup dan
sumber daya alam
4 Belum adanya Mewujudkan kualitas
teknologi informasi dan akses informasi
tentang masalah lingkungan hidup dan
pencemaran sumber daya alam
lingkungan
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu

Penjabaran tentang Penyusunan Penjelasan Visi Kantor


Lingkungan Hidup Kota Batu dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Penjelasan Visi Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu membahas
tentang permasalahan lingkungan hidup dan penyelesaiannya
melalui misi. Perumusan Misi Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu dapat dilihat pada Lampiran 3.

18
Tabel 4.2 Penyusunan Penjelasan Visi Kantor Lingkungan Hidup
Kota Batu
Visi Pokok – pokok Visi Penjelasan Visi
Pengendalian terhadap Mengendalikan
pencemaran dan lingkungan terhadap
perusakan sumber daya pencemaran dan
alam perusakan lingkungan
hidup

Terwujudnya koordinasi Adanya koordinasi antara


antara instansi dengan instansi dengan
masyarakat terhadap masyarakat sehingga
pelestarian lingkungan adanya pemahaman
masyarakat terhadap
Kota Batu
pelestarian lingkungan
lestari
lingkungan
Peran serta masyarakat Pengelolaan lingkungan
dan sumber
dalam pembangunan hidup dan sumber daya
daya alamnya
yang berkelanjutan di alam yang saling
bidang pengelolaan berkaitan dengan
lingkungan hidup dan pembangunan di perlukan
sumber daya alam peran serta masyarakat

Mewujudkan kualitas Perlunya akses informasi


dan akses informasi lingkungan hidup dan
lingkungan hidup dan sumber daya alam
sumber daya alam sehingga bisa
mewujudkan kualitas
masyarakat
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu

4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kantor


Lingkungan Hidup
Tujuan merupakan penjabaran misi yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan Visi Kantor Lingkungan Hidup
yang telah ditetapkan. Tujuan yang hendak dicapai Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu adalah terkendalinya pencemaran
dan perusakan lingkungan hidup untuk mewujudkan ketahanan
ekologi Kota Batu, terwujudnya kelestarian lingkungan hidup
19
dan sumber daya alam, mewujudkan pemberdayaan
masyarakat yang mengupayakan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya alam, optimalisasi kualitas
dan akses informasi lingkungan hidup dan sumber daya alam
serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya
alam.
Sasaran yang ingin dicapai dalam Kantor Lingkungan
Hidup pada 5 (lima) tahun kedepan (2012 – 2017 ) adalah
terwujudnya eksistensi lingkungan hidup dan sumber daya
alam; terciptanya kualitas lingkungan hidup dan sumber daya
alam yang lebih baik; terlindunginya fungsi lingkungan hidup
dan sumber daya alam melalui penguatan regulasi; tercapainya
keseimbangan dalam upaya pemanfaatan dan pelestarian
lingkungan Hidup dan sumber daya alam; terlaksananya upaya
konservasi dalam rangka penyelamatan hulu DAS Brantas
sebagai daerah penyangga; terpantaunya kondisi kualitas air
Sungai Brantas; terciptanya peningkatan tindak lanjut
pengawasan, pengendalian, pemantauan dan pemulihan serta
pengawasan kualitas lingkungan dan sumber daya alam;
terciptanya peningkatan tindak lanjut pembinaan teknis evaluasi
AMDAL; terwujudnya hubungan yang serasi antara masyarakat,
lingkungan dan sumber daya alam; terwujudnya partisipasi
masyarakat dalam upaya pengelolaan dan pelestarian
lingkungan hidup dan sumber daya alam; terciptanya inovasi
dan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah;
terciptanya peningkatan kualitas kinerja sumber daya manusia
aparatur pemerintah bidang lingkungan hidup dan sumber daya
alam; terciptanya kualitas sumber daya manusia yaitu aparatur
pemerintah yang bersih dan berwibawa. Rumusan pernyataan
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Kantor Lingkungan
Hidup Kota Batu dapat di lihat pada Lampiran 4.

20
4.4 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kantor
Lingkungan Hidup
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 4
tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga
Teknis Daerah Kota Batu Susunan Organisasi Kantor
Lingkungan Hidup terdiri dari :
1) Kepala Kantor
2) Sub Bagian Tata Usaha
3) Seksi Analisa Dampak Lingkungan
4) Seksi Pemantauan, Pemulihan dan Pengembangan
Kapasitas
5) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi membawahi seksi yang
ada di Kantor Lingkungan Hidup yang dalam melaksanakan
tugas berada di bawah dan bertanggung jawab terhadap Kepala
Kantor. Struktur organisasi Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Kota Batu dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Kepala Kantor

Kassubag
Tata Usaha

STAF

Kasi Kasi Kasi


ANDAL WASDAL P3K

STAF STAF STAF

Gambar 4.2 Struktur Organisasi KLH Kota Batu

21
Tugas dan Fungsi dari masing-masing divisi adalah :
a. Kepala Kantor
Kepala Kantor mempunyai tugas merencanakan,
merumuskan kebijakan, membina administrasi dan teknis,
mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi
penyelenggaraan program dan kegiatan di bidang
lingkungan hidup.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala
Kantor menyelenggarakan fungsi :
 Perumusan kebijakan, pengendalian, evaluasi rencana
strategis, dan rencana kerja di bidang lingkungan hidup;
 Perumusan dan penetapan pedoman teknis
pelaksanaan kegiatan di bidang lingkungan hidup;
 Perencanaan dan pengendalian anggaran;
 Pengendalian urusan administrasi Kantor;
 Perumusan dan penetapan kebijakan Standart
Operational Procedure (SOP), Target capaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik
(SPP) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM ) bidang
lingkungan hidup;
 Pengendalian di bidang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, pemantauan, pemulihan, dan
pengembangan kapasitas lingkungan hidup;
 Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama fasilitasi bidang
lingkungan hidup dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah dan instansi
terkait;
 Pengendalian terhadap pelaksanaan program dan
kegiatan kantor;
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub Bagian Tata Usaha


Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan dan pelaporan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, kehumasan, kerumahtanggaan,
perpustakaan dan kearsipan.
22
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sub
Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
 Penyusunan rencana program kegiatan sub bagian;
 Penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kerja (Renja), Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);
 Penyusunan Standart Operational Procedure (SOP),
target capaian Standar Pelayanan minimal (SPM),
Standar Pelayanan Publik (SPP), dan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM);
 Pengelolaan administrasi umum, ketatalaksanaan,
kearsipan, perpustakaan, kehumasan, keprotokolan,
rumah tangga, dan perlengkapan kantor;
 Pengelolaan administrasi kepegawaian;
 Pengelolaan administrasi keuangan;
 Pengelolaan invetarisasi barang milik daerah;
 Pengelolaan data informasi perkembangan pelayanan
publik secara berkala melalui web site Pemerintah
Daerah;
 Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Kantor;
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub
Bagian; dan
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Seksi Analisa Dampak Lingkungan


Seksi Analisa Dampak Lingkungan mempunyai tugas
menyusun rencana, menilai, mengolah, membina,
mengendalikan, dan mengevaluasi mengenai dampak
pemanfaatan lingkungan. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud Seksi Analisa Dampak Lingkungan
menyelenggarakan fungsi :
 Penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
 Pendataan dan pemetaan data informasi kegiatan usaha
atau kegiatan yang diperkirakan membawa dampak
terhadap komponen lingkungan hidup melalui penapisan
dan pelingkupan;
23
 Penilaian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan bagi
jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup sesuai dengan
standar, norma dan prosedur yang ditetapkan oleh
pemerintah;
 Penilaian dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL), dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) atau dokumen lingkungan hidup lainnya;
 Pengolahan rekomendasi Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL);
 Pelaksanaan monitoring pengelolaan lingkungan hidup
bagi jenis usaha, kegiatan di luar usaha, dan kegiatan
yang wajib dilengkapi Dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
 Pengembangan perangkat ekonomi lingkungan;
 Pengembangan instrumen ekonomi dalam rangka
pelestarian lingkungan hidup;
 Pembinaan dan monitoring penerapan Standar Nasional
Indonesia (SNI);
 Pengendalian tata ruang pengelolaan lingkungan hidup
terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan;
 Pengelolaan sistem manajemen lingkungan ekolabel,
produksi bersih, dan teknologi ramah lingkungan;
 Penyusunan kajian isu lingkungan potensial dan Kajian
Lingkungan Strategis (KLS);
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

d. Seksi Pemantauan, Pemulihan dan Pengembangan


Kapasitas
Seksi Pemantauan, Pemulihan dan Pengembangan
Kapasitas mempunyai tugas menyusun rencana, kajian
upaya pemulihan, pemantauan, dan pengembangan
kapasitas lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas

24
sebagaimana dimaksud Seksi Pemantauan, Pemulihan dan
Pengembangan Kapasitas menyelenggarakan fungsi :
 Penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
 Pendataan dan pemetaan data informasi kawasan rawan
kerusakan lingkungan;
 Pemantauan dan monitoring kegiatan konservasi dan
rehabilitasi sumber daya alam;
 Pelaksanaan kajian pelestarian dan penganekaragaman
sumber daya alam;
 Pemantauan dan monitoring lokasi rawan pencemaran
atau kerusakan tanah akibat kegiatan produksi
biomassa;
 Pengembangan manajemen sistem informasi
lingkungan;
 Pelaksanaan kajian pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan;
 Pembinaan teknis partisipasi masyarakat, lembaga non-
pemerintah, dan swasta dalam pelestarian lingkungan
hidup;
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

e. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup


Seksi Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup
mempunyai tugas menyusun rencana, mengelola, mengkaji,
membina, dan mengendalikan upaya mengatasi
pencemaran air dan badan air, tanah, udara dan kerusakan
lingkungan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Seksi Pengawasan dan Pengendalian
Lingkungan Hidup mempunyai fungsi :
 Penyusunan rencana program kegiatan Seksi;
 Pengendalian Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) sebagai akibat proses produksi;
 Pengelolaan laboratorium lingkungan;
 Penyusunan kajian adaptasi dan mitigasi perubahan
iklim dan perlindungan atmosfir;
25
 Penetapan kelas air skala daerah;
 Pemantauan dan monitoring kualitas air, udara, dan
tanah pada lokasi tertentu secara berkala;
 Penyusunan kajian upaya pengendalian pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup;
 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi;
dan
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.5 Strategi, Kebijakan, Program Dan Kegiatan Kantor


Lingkungan Hidup Kota Batu Tahun 2012 – 2017
Rencana Strategis (RENSTRA) Kantor Lingkungan
Hidup Tahun 2012-2017 merupakan acuan bagi kebijakan,
program dan kegiatan untuk pencapaian visi misi Kantor
Lingkungan Hidup. Agar pencapaiannya teroganisir disusun
penjabaran misi dengan merumuskan tujuan untuk mengetahui
apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki serta arah kebijakan yang akan
diambil. Tujuan – tujuan tersebut antara lain :
1) Terkendalinya pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup untuk mewujudkan ketahanan ekologi Kota Batu
2) Terwujudnya kelestarian lingkungan hidup dan sumber
daya alam
3) Mewujudkan pemberdayaan masyarakat yang
mengupayakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dan sumber daya alam
4) Optimalisasi kualitas dan akses informasi lingkungan hidup
dan sumber daya alam.
5) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya
alam.
Berdasarkan tujuan yang ada maka dirumuskan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan Kantor Lingkungan Hidup
sebagai berikut :

26
4.5.1 Strategi
Strategi dalam pembangunan lingkungan hidup pada
Tahun 2016 adalah :
1) Menguatkan sistem pengelolaan lingkungan hidup dan
sumber daya alam.
2) Meningkatkan kinerja aparatur yang menangani masalah
lingkungan hidup dan sumber daya alam.
3) Mengikutsertakan masyarakat dalam menjaga lingkungan
hidup dan sumber daya alam.
4) Menjaga konsistensi penegakan hukum atas pengendalian
kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam.
5) Memulihkan kondisi sumber daya alam dan lingkungan
hidup terutamakawasan lindung, sumber mata air, daerah
aliran sungai, dan air bawah tanah.
6) Mengelola kawasan di sekitar mata air untuk melindungi
kuantitas debit air dan kualitas air.
7) Mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat luas
mengenai lingkungan hidup sumber daya alam yang
dilakukan baik melalui forum formal maupun informal.
8) Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat dalam
mengelola lingkungan sumber daya alam.
9) Menerapkan teknologi ramah lingkungan.
10) Menerapkan pola 3R.
11) Melakukan tindakan tegas terhadap pelanggaran aspek-
aspek hukum terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
12) Mengembangkan kualitas dan akses informasi Lingkungan
Hidup dan Sumber Daya Alam.

4.5.2 Kebijakan
Untuk mendukung tujuan dan strategi Renja maka
kebijakan Renja Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2016 yaitu :
1) Peningkatan kinerja dan optimalnya pranata pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya alam.
2) Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan yang
semakin efektif berbasis teknologi ramah lingkungan dengan
cara menjaga konsistensi upaya penegakan hukum dalam
pengendalian kualitas lingkungan, meningkatkan efektifitas
27
upaya konservasi dan pemulihan kualitas dan fungsi sumber
daya alam dan lingkungan hidup khususnya untuk kondisi
kawasan lindung, sumber mata air, daerah aliran sungai dan
air bawah tanah.
3) Terciptanya keseimbangan antara ketersediaan sumber
daya alam dan pemanfaatannya serta terwujudnya
pemanfaatan ruang yang serasi dan berjalannya
pengendalian pemanfaatan ruang secara konsisten.
4) Peran aktif dan kemitraan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan, serta berkembangnya penerapan pendidikan
lingkungan untuk semua kalangan baik secara formal
maupun non formal.
5) Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan dan
penerapan pola 3R.
6) Pemulihan kualitas lingkungan melalui rehabilitasi dan
konservasi sumber daya alam berupa hutan, sumber mata
air, air permukaan, maupun air tanah.
7) Peningkatan kualitas dan akses informasi Lingkungan Hidup
dan Sumber Daya Alam.
8) Melaksanakan upaya pengurangan risiko bencana terutama
pada aspek adaptasi terhadap perubahan iklim.

4.5.3 Program dan Kegiatan


Program dan kegiatan Kantor Lingkungan Hidup
mengacu pada beberapa pendekatan permasalahan lingkungan
hidup di Kota Batu yaitu :
1) Pencemaran Udara berkaitan dengan besarnya kontribusi
pencemaran dari kendaraan bermotor dan terjadinya
perubahan iklim akibat pemanasan global dan kerusakan
lapisan ozon.
2) Limbah Cair Domestik berkaitan dengan kepadatan hunian
rumah tangga dan sistem teknologi sanitasi.
3) Penurunan Kualitas Lingkungan berkaitan dengan
menurunnya kualitas air, air sungai, mata air dan tanah.
4) Mengurangi kapasitas sampah dan menambah nilai guna
sampah organik.

28
5) Limbah Ternak berkaitan dengan jumlah ternak dan
pengelolaan limbah dengan teknologi ramah lingkungan.
6) Kebutuhan Air dan Pencemaran Air berkaitan dengan
meningkatnya kebutuhan penggunaan sumber daya alam,
menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya
kuantitas sumberdaya air, menurunnya kualitas air akibat
pencemaran air dan menurunnya debit sumber mata air.
7) Kemerosotan Keanekaragaman Hayati berkaitan dengan
perubahan lahan, penebangan liar dan kerusakan
ekosistem.

4.6 Arah Kebijakan Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu


Tahun 2016
Terdapat 2 (dua) pertimbangan dalam penentuan arah
kebijakan Kantor Lingkungan Hidup Tahun 2016 yaitu :
A. Permasalahan Umum :
 Semakin menurunnya kuantitas dan kualitas lingkungan
baik air, tanah dan udara.
 Terjadinya degradasi hutan dan lahan.
 Berkembangnya industri pariwisata yang
mengeksploitasi sumberdaya alam.
 Menurunnya kualitas Daerah Aliran Sungai.
 Meningkatnya volume sampah.
 Meningkatnya jumlah penduduk.
 Meningkatnya masalah pencemaran lingkungan.
 Penegakan hukum di bidang lingkungan hidup yang
belum dilaksanakan secara efektif dan efisien.
B. Prioritas Masalah :
1) Penurunan kuantitas dan kualitas lingkungan baik air,
tanah dan udara
a. Menurunnya kualitas air
b. Menurunnya kuantitas air
c. Meningkatnya polutan di udara dari asap
kendaraan, industri kecil dan industri menengah
d. Kepadatan hunian rumah tangga
e. Terjadinya perubahan iklim akibat pemanasan
global
29
2) Terjadinya degradasi hutan dan lahan
a. Meningkatnya kebutuhan penggunaan Sumber
daya alam
b. Meningkatnya perambahan kawasan hutan
c. Meningkatnya kebutuhan alih fungsi lahan
d. Terjadinya penurunan kualitas tanah akibat
pertanian dan erosi
3) Berkembangnya industri pariwisata yang
mengeksploitasi sumberdaya alam
a. Kebutuhan penggunaan Sumber daya alam yang
semakin meningkat karena perkembangan industri
pariwisata
b. Terjadinya perambahan kawasan hutan
4) Menurunnya kualitas Daerah Aliran Sungai.
a. Menurunnya kualitas air sungai
b. Meningkatnya endapan sungai akibat dari erosi
lahan
c. Meningkatnya pencemaran sungai akibat limbah
domestik
d. Terjadinya degradasi badan sungai
5) Meningkatnya volume sampah
a. Meningkatnya volume timbulan sampah akibat
rumah tangga dan kegiatan usaha
b. Pengelolaan sampah yang belum optimal
c. Masih kurangnya TPS yang layak
d. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam
membuang sampah
e. Belum optimalnya pola 3R
6) Meningkatnya Jumlah penduduk
a. Meningkatnya angka urbanisasi menimbulkan
permasalahan lingkungan
b. Meningkatnya angka migrasi
c. Meningkatnya kegiatan usaha dan pertumbuhan
ekonomi
d. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
pengelolaan Lingkungan Hidup

30
7) Meningkatnya masalah pencemaran lingkungan
Meningkatnya pencemaran udara, air dan tanah yang
bersumber dari domestik, pariwisata, pertanian,
peternakan, industri kecil dan menengah.
8) Penegakan hukum di bidang lingkungan hidup yang
belum dilaksanakan secara efektif dan efisien
a. Lemahnya penegakan hukum di bidang lingkungan
b. Kurangnya peran serta masyarakat dalam
pengawasan pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang lingkungan
9) Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap
pengelolaan lingkungan hidup
b. Kurangnya peran serta masyarakat dalam
memahami pengelolaan lingkungan hidup

4.7 Rumusan Pernyataan Strategi dan Kebijakan Kantor


Lingkungan Hidup Dalam Lima Tahun Mendatang
Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator
Sasaran Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan Sumber
Daya Alam yang lebih baik dapat dilihat pad Tabel 4.3

31
Tabel 4.3 Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Indikator
Sasaran Terciptanya Kualitas Lingkungan Hidup dan
Sumber Daya Alam yang Lebih Baik
Faktor
Peluang : Tantangan :
Eksternal Adanya Kebijakan Meningkatnya masalah
Faktor
pemerintah pencemaran lingkungan
Internal terhadap masalah
lingkungan hidup

Kekuatan : Alternatif Strategi : Alternatif Strategi :


Peraturan Daerah Menguatkan sistem Melakukan tidakan tegas
Nomor 6 Tahun pengelolaan terhadap pelanggaran
2008 tentang lingkungan hidup aspek – aspek hukum
Susunan dan sumber daya terhadap lingkungan dan
Organisasi alam sumber daya alam
Pemerintah Daerah
Kantor Lingkungan
Hidup

Kelemahan : Alternatif Strategi :


Alternatif Strategi :
Lemahnya Meningkatkan Mengadakan penyuluhan
koordinasi dengan kinerja aparatur
terhadap masyarakat
instansi terkait yang menangani
luas mengenai
masalah masalah lingkungan
lingkungan hidup dan
lingkungan hidup hidup dan sumber
sumber daya alm yang di
daya alam lakukan baik melalui
forum formal maupun
informal
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu

Penentuan Alternatif Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu


dapat dilihat pada Lampiran 5. Kemudian pada Tujuan,
Sasaran, Strategi dan Kebijakan KLH Kota Batu dapat dilihat
pada Lampiran 6.

32
4.8 Program Dan Kegiatan Kantor Lingkungan Hidup Kota
Batu Tahun 2016
Terwujudnya pembangunan Kota Batu berwawasan
lingkungan sebagaimana visi Kantor Lingkungan Hidup,
program dan kegiatan yang akan di laksanakan pada tahun
2016 adalah sebagai berikut :

A. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan


Persampahan
Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan
Persampahan. Kegiatan ini bertujuan memberikan
pemahaman tentang pemilahan sampah anorganik

B. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan


Lingkungan Hidup
1) Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/ Adipura
Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya pengelolaan
lingkungan hidup yang baik demi terciptanya lingkungan
yang lestari dengan mendorong pemerintah membangun
partisipasi aktif masyarakat melalui penghargaan
Adipura yang dapat memberikan nilai tambah bagi Kota
Batu sebagai Kota Pariwisata.
2) Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pelaksanaan pemantauan kualitas sumber air
permukaan sesuai peruntukannya sejauh mana
pemenuhan kebutuhan air masyarakat dapat di penuhi
dengan kualitas yang memadai sesuai dengan nilai-nilai
dalam kelas air.
3) Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang
Lingkungan Hidup.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka melakukan
pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung
jawab usaha dan atau kegiatan terhadap ketentuan
perijinan lingkungan dan peraturan perundang–
undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan

33
lingkungan hidup serta sebagai standar pelayanan
minimal.
4) Kegiatan Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan
potensi limbah cair dan limbah padat untuk dijadikan
biogas sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan
bakar minyak serta mengurangi beban pencemaran
terhadap lingkungan.
5) Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Pengendalian Lingkungan Hidup.
Kegiatan ini dilaksanakan agar masyarakat yang
berperan aktif dalam pengendalian lingkungan hidup
6) Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Atas Dugaan
Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan Hidup.
Kegiatan ini meliputi pelayanan pengaduan masyarakat
atas dugaan pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidup

C. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam


1) Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan
Pengendalian Kerusakan Sumber–Sumber Air.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka perlindungan
dan penyelamatan terhadap sumber mata air.
2) Kegiatan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan suatu wilayah dan masyarakat dalam
menghadapi dampak perubahan iklim.
3) Kegiatan Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan
Air dan Sumber-sumber Air
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan menjaga dan
meningkatkan debit sumber–sumber mata air di Kota
Batu sehingga mendukung kebutuhan air termasuk
kebutuhan air bagi sektor pertanian dan menambah
daya tarik wisata alam di Kota Batu.
4) Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

34
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan
hidup yang nantinya dapat meningkatkan kualitas
lingkungan di Kota Batu yang dapat memberikan
manfaat bagi pariwisata di Kota Batu.
D. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber
Daya Alam
1) Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam
Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya
Alam
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan
pemulihan cadangan sumber daya alam
E. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
1) Kegiatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang
Lingkungan Hidup (Adiwiyata)
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka merubah pola
pikir dan perilaku sejak usia dini dalam upaya pelestarian
lingkungan melalui program Adiwiyata (sekolah peduli
dan berbudaya lingkungan).
2) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi
Lingkungan (SLHD )
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan menghimpun
berbagai informasi dan data baik dari SKPD di
lingkungan Pemerintah Kota Batu maupun Instansi
vertikal terkait dan menampilkannya dalam bentuk
Laporan Status Lingkungan Hidup sehingga dapat di
akses masyarakat.
F. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
1) Kegiatan Pengujian Emisi atau Polusi Udara Akibat
Aktivitas Industri
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengujian dan
pemantauan kualitas lingkungan hidup terutama kualitas
udara.
2) Kegiatan Pengujian Limbah Padat dan Limbah Cair
35
Kegiatan ini dilakukan bertujuan dalam rangka pengujian
dan pemantauan kualitas lingkungan hidup terutama
untuk mengatasi masalah pencemaran limbah cair dan
limbah padat.
3) Kegiatan Pembangunan Tempat Pembuangan Benda
Padat/Cair yang Menimbulkan Polusi
Kegiatan ini dilakukan bertujuan memanfaatkan potensi
limbah cair dari industri tahu dan tempe, kegiatan
domestik dan kegiatan rumah sakit atau puskesmas
menjadi biogas sebagai energi alternatif pengganti
bahan bakar minyak serta mengurangi beban
pencemaran lingkungan.

G. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


Kegiatan-kegiatan di bawah ini bersifat rutin dan
dilaksanakan dalam rangka menunjang kegiatan operasional
kantor yang meliputi :
1) Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2) Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya
Air dan Listrik
3) Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaran Dinas/Operasional
4) Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5) Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
6) Kegiatan Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
7) Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
8) Kegiatan Barang Cetakan dan Penggandaan
9) Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/
Penerangan Bangunan Kantor
10) Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan
Kantor
11) Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
12) Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan
Perundang-Undangan
13) Kegiatan Penyediaan Bahan Logistik Kantor
14) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
15) Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke
Luar Daerah
36
16) Kegiatan Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi di
Dalam Daerah
17) Kegiatan Penyediaan Sewa Gedung Kantor

H. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


1) Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung Kantor
2) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan
Dinas/ Operasional

I. Program Peningkatan Disiplin Aparatur


Kegiatan Pengadaan Pakaian Khusus Hari – Hari Tertentu

J. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur


Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal

4.9 Aktivitas Praktek Kerja Lapang di Kantor Lingkungan


Hidup Kota Batu

Praktek kerja lapang yang dilaksanakan pada tanggal 18


Januari - 18 Februari 2016 dengan lama hari aktif sebanyak 22
hari, bertempat di Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu di
Block Office Pemerintahan Kota Batu. Kegiatan Praktek Kerja
Lapang membahas tentang Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) Kota Batu, pemilahan sampah di bank sampah ELHA,
sosialisasi bank sampah, penilaian desa BERSERI Jawa Timur
2016, sosialisasi publik AMDAL DINOPARK, Sidang UKL-UPL
untuk Usaha atau Kegiatan Tidak Wajib AMDAL, Pemantauan
Pelaku Usaha dan Biogas.

37
1) Mempelajari Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD)
Kegiatan mempelajari Status Lingkungan Hidup Daerah
(SLHD) Kota Batu adalah pembelajaran mengenai dokumen
SLHD yang berisi tentang analisis keterkaitan sebab akibat
dimana kegiatan manusia memberikan tekanan (pressure)
dan menyebabkan perubahan pada sumberdaya alam dan
lingkungan baik secara kualitas maupun kuantitas (state),
yang kemudian terjadi umpan balik terhadap tekanan
tersebut yang dilakukan oleh manusia berupa kegiatan –
kegiatan atau upaya pengelolaan lingkungan (response).
Pembelajaran dilakukan melalui studi literature dari SLHD
Kota Batu dan diskusi dengan pegawai seksi P3K Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu.
2) Pemilahan Sampah di Bank Sampah ELHA
Bank Sampah Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu
dikenal dengan Bank Sampah eLHa didirikan sejak tahun
2015 yang menginduk pada Bank Sampah Malang. Hingga
Januari 2016 nasabah bank sampah berjumlah 47 nasabah
individu dan 10 nasabah kelompok. Nasabah kelompok
adalah cabang cabang bank sampah yang ada di setiap
kelurahan di Kota Batu. Bank ini memiliki jadwal buka dua
kali dalam satu bulan, yaitu setiap hari kamis minggu kedua
dan minggu keempat. Dengan lokasinya yang berada di
depan Laboratorium Lingkungan Kota Batu, ada beberapa
macam kegiatan yang ada pada Bank Sampah eLHa. Yang
pertama ada kegiatan penyetoran dari nasabah, dengan
jumlah nasabah yang tergolong masih sedikit, tidak banyak
yang melakukan penyetoran dalam satu kali waktu
pembukaan setoran. Biasanya nasabah kelompok
melakukan penyetoran dalam jangka waktu setiap bulan.
Kegiatan penyetoran dari nasabah kelompok mendapat
bantuan fasilitas berupa pengangkutan barang setoran
dengan mobil pick up yang dimiliki oleh Bank Sampah ini.
Yang kedua adalah pemilahan. Barang barang yang
disetorkan oleh nasabah harus dipilah lagi agar dapat
disetorkan kepada Bank Sampah Malang ke dalam 71 jenis
yang terbagi dalam tiga golongan, yaitu plastik, kertas dan
besi alumunium.
38
Bank Sampah ini merupakan bentukan Kantor
Lingkungan Hidup Kota Batu yang dibawahi oleh Seksi
Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup. Setiap
kali jadwal buka Bank Sampah, tidak hanya dilakukan oleh
Staff Seksi Wasdal, tetapi juga dilaksanakan oleh seluruh
Staff Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu yang dibagi dalam
jadwal jadwal tertentu. Pada bank sampah dipelajari
berbagai jenis sampah yang bernilai ekonomis dan dapat
didaur ulang oleh industri. Sampah yang dipilah adalah
sampah anorganik kering yang dipisahkan menurut
jenisnya,antara lain: botol PET, Botol PE, botol kaca, plastik
PE, plastik kresek, kertas duplek, kertas HVS, kertas Koran
dan logam. Pemilahan ini bertujuan untuk mempermudah
dalam melakukan proses rekapitulasi data input dan output
bank sampah serta membagi jenis sampah berdasarkan
harga jual sehingga didapatkan kelompok-kelompok sampah
yang bernilai ekonomis berdasarkan harga jual di pasaran.

3) Sosialisasi Bank Sampah


Kegiatan mengedukasi masyarakat Desa Bumiaji konsep
pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki
manajemen layaknya perbankan untuk membangun
kepedulian masyarakat desa Bumiaji terhadap sampah
untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari
sampah. Bank sampah juga dijadikan sebagai solusi untuk
mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warga
desa Bumiaji. Dengan adanya sosialisasi ini maka warga
selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga
mendapatkan pemasukan dari sampah yang warga
kumpulkan. Warga Bumiaji diberi penjelasan tentang
pemilahan sampah agar harga sampah yang warga setorkan
ke bank sampah memiliki harga yang sesuai dengan harga
di pasaran. Sosialisasi Bank Sampah Oleh KLH Kota Batu
dapat dilihat pada Gambar 4.3

39
Gambar 4.3 Sosialisasi Bank Sampah Kelurahan Temas

Bank Sampah ini merupakan bentukan Kantor


Lingkungan Hidup Kota Batu yang dibawahi oleh Seksi
Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup. Setiap kali
jadwal buka Bank Sampah, tidak hanya dilakukan oleh Staff
Seksi Wasdal, tetapi juga dilaksanakan oleh seluruh Staff
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu yang dibagi dalam jadwal
jadwal tertentu.

4) Penilaian desa BERSERI Jawa Timur tahun 2016


Desa Berseri Jawa Timur 2016 merupakan salah satu
kegiatan dari Badan Lingkungan Hidup Jawa Timur yang
diadakan setiap tahun ditingkat provinsi. Kota Batu tahun
2016 ini memberikan kontribusinya dalam kegiatan ini
dengan dua perwakilannya, yaitu Kelurahan Pendem
Kecamatan Junrejo dan Kelurahan Ngaglik Kecamatan Batu.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunjungi kegiatan
masyarakat yang berdampak positif bagi lingkungan. Pada
Kelurahan Ngaglik yaitu terdapat Bank Sampah terpusat
kelurahan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
menyetorkan sampahnya yang sudah terpilah, pada tempat
ini pula terdapat sanggar kerajinan yang mengolah sampah
plastik menjadi barang barang yang lebih memiliki nilai jual
seperti tas dan taplak meja. Selain itu juga terdapat taman
40
tanaman obat yang dikelola oleh warga sendiri. Hal yang
serupa juga terdapat di Kelurahan Pendem, dimana aktivitas
warganya juga terorganisir dan aktif dalam kegiatan kegiatan
pemanfaatan lahan sempit menjadi tanaman bermanfaat.
Kegiatan penilaian desa BERSERI Jawa Timur tahun 2016
dapat dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4. Kegiatan penilaian desa BERSERI Jawa Timur


Tahun 2016

5) Sosialisasi publik AMDAL DINOPARK


Konsultasi Publik merupakan salah satu tahap pelibatan
masyarakat yang diatur dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 Tentang Pelibatan
Masyarakat. Hasil dari konsultasi publik ini kemudian akan
tertuang pada Kerangka Acuan ANDAL yang merupakan
salah satu produk dari dokumen AMDAL. Dino Park adalah
41
sebuah theme park baru yang direncakan dibangun pada
Kelurahan Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu. Kegiatan
AMDAL ini dilaksanakan sebelum pembangunan dilakukan
dan dianggap sebagai sebuah langkah yang baik dari
pemrakarsa, yaitu PT. Bungawangsa Sejati yang
sebelumnya juga membangun sejumlah taman bermain lain
di Kota Batu seperti Jatim Park.
Pembangunan dilakukan di lahan yang luasnya lebih dari
1 ha sehingga diwajibkan untuk melakukan studi AMDAL
sebagai salah satu persyaratan pembangunan. Respon
masyarakat terhadap pembangunan ini cukup menarik,
mengingat beberapa perwakilan warga menganggap ini
adalah salah satu peluang yang cukup besar bagi pemuda
desa untuk direkrut, tetapi disisi lain, pembangunan ini
bersinggungan dengan mata air yang menjadi sumber air
irigasi bagi lahan pertanian dan menjadi sumber
penghidupan sehari hari warga. Hal ini bertentangan dengan
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 80 Tahun 2014.
Kegiatan sosialisasi publik AMDAL DINOPARK dapat dilihat
pada gambar 4.5

Gambar 4.5 . Kegiatan sosialisasi publik AMDAL DINOPARK

6) Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau Kegiatan Tidak Wajib


AMDAL
Sidang UKL UPL ini merupakan yang pertama digelar di
tahun 2016 oleh Seksi Pengendalian Dampak Lingkungan
Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu. Pada pelaksanaannya,
sidang ini dihadiri oleh konsultan, pemrakarsa dan dinas
42
dinas yang terkait seperti Dinas Pariwisata, Dinas
Pendidikan, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Dinas Kesehatan, dan Pemerintah
setempat seperti Pemerintah Desa maupun Pemerintah
Kecamatan. Sidang UKL UPL ini merupakan pembahasan
dari pengajuan dokumen lingkungan usaha atau kegiatan
yang tidak wajib AMDAL, diantaranya yaitu Dezzava Cafe
and Resto, Haritini’s Farm, dan beberapa usaha
penginapan. Pada sidang ini diputuskan apakah
pengelolaan lingkungan yang direncanakan sudah cukup
dilaksanakan serta berkaitan dengan kebutuhan masing
masing dinas akan pemantauan terhadap usaha ini sudah
cukup ataukah tidak. Dalam sidang ini setiap dinas yang
hadir dapat mengajukan keberatan apabila tidak sesuai atau
menyalahi peraturan yang berlaku. Sidang UKL-UPL untuk
Usaha atau Kegiatan Tidak Wajib AMDAL dapat dilihat pada
Gambar 4.6

Gambar 4.6 Sidang UKL-UPL untuk Usaha atau Kegiatan


Tidak Wajib AMDAL

7) Pemantauan Pelaku Usaha dan Biogas


Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengidentifikasi
apakah setiap usaha sudah melaksanakan kegiatan
pengendalian dan pengawasan lingkungan seperti yang
tertuang pada dokumen UKL UPL atau RKL RPL.
43
Pengecekan ini dilakukan melalui wawancara dan
pengecekan secara langsung ke lapang. Pelaku usaha yang
dilakukan pengecekan adalah KUD Nandhi Murni yang
merupakan pengolahan susu pasteurisasi dan Rumah Sakit
Ibu dan Anak Margi Rahayu. KUD Nandhi Murni memiliki
masalah dengan pengolahan air limbah buangan sehingga
menghasilkan air yang dibuang ke aliran drainase berbau.
Sedangkan RSIA Margi Rahayu hanya dilakukan
pengecekan mengenai sumur resapan dan biopori karena
sudah secara mandiri dan tertib melakukan pengecekan air
hasil pengelolaan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL).
Dalam pemantauan biogas, didasarkan atas laporan
keluhan masyarakat atas berkurangnya tekanan gas dari
biogas sehingga hanya dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga dari dua rumah saja. Padahal pada
pembuatannya, biogas ini direncanakan dapat memenuhi
kebutuhan hingga lima rumah tangga.
Berkurangnya tekanan gas dikarenakan pada musim
hujan jumlah air yang masuk pada tangki reaktor biogas
semakin banyak dan mempengaruhi proses pelepasan gas
metan yang ada pada kotoran.

44
BAB V
TUGAS KHUSUS
PERAN DAN PROSEDUR KANTOR LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BATU DALAM KEGIATAN PELAKSANAAN UKL/UPL

Meningkatnya berbagai usaha dan kegiatan yang di Kota


Batu yang dikenal sebagai Kota Pariwisata, mengakibatkan
diperlukan pengelolaan lingkungan hidup yang optimal agar
masyarakat mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
Pembangunan di berbagai sektor diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menambah
pendapatan asli daerah, namun demikian pembangunan yang
tidak berpedoman pada kaidah lingkungan akan menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan.
Menurunnya keseimbangan lingkungan akibat dari
meningkatnya pembangunan yang kurang berwawasan
lingkungan di sektor industri dan jasa, akan memberikan
tekanan terhadap lingkungan sehingga dampak negatif dari
pembangunan terhadap lingkungan akan meningkat, untuk itu
perlu diberlakukan sebuah kebijakan pemerintah yaitu
diberlakukan kewajiban dalam menyusun studi kelayakan
lingkungan berupa penyusunan dokumen AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan) atau UKL UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan)
bagi pemrakarsa kegiatan. Sehingga melalui dokumen tersebut
dapat diperkirakan dampak positif dan dampak negatif yang
akan timbul dari suatu kegiatan kemudian bagaimana dampak
negatif tersebut dikelola agar tidak sampai mengganggu
keseimbangan lingkungan serta dampak positif dari
pembangunan tersebut dipertahankan untuk kesejahteraan
masyarakat setempat.

45
5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota
Batu
Berdasarkan hasil wawancara staff ahli seksi ANDAL,
proses administrasi dokumen lingkungan di KLH Kota Batu
dapat kita lihat pada Gambar 5.1 sebagai berikut :

Pelaku Usaha

AMDAL UKL-UPL SPPL

Berdasarkan Perda No. 30


Tahun 2011 dan Perwali
No.41 Tahun 2012
SOP AMDAL Isi Form

Draft
Verifikasi
Lapangan oleh
Tim Gabungan
Koreksi LH
(HO) (BPM, LH,
Satpol PP)

Sidang

Rekomendasi
SPPL
Draft Perbaikan

Rekomendasi Ijin
Koreksi
Lingkungan
OK

Yang dikeluarkan oleh

Gambar 5.1 Proses Administrasi Dokumen Lingkungan di KLH Kota Batu


Sumber: KLH, 2016

46
Berdasarkan gambar 5.1 diatas proses administrasi
dokumen lingkungan di KLH Kota Batu berbeda tiap jenisnya.
Administrasi Dokumen UKL-UPL berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 30 Tahun 2011 dan Peraturan Walikota Nomor 41 Tahun
2012, pelaku usaha wajib membuat draft UKL-UPL, kemudian
diserahkan ke KLH untuk dikoreksi, setelah itu pihak KLH akan
melakukan sidang di Kantor Pusat Pemerintah Kota Batu yang
dihadiri oleh pemrakarsa, konsultan, LSM, dan instansi terkait.
Dalam sidang tersebut konsultan mempresentasikan seluruh
hal-hal yang mencakup pembangunan suatu proyek dan untuk
pihak KLH, LSM, serta instansi terkait berhak untuk memberikan
tanggapan. Setelah dilakukan sidang UKL-UPL tersebut akan
ada masukan, saran terkait dengan pembangunan proyek yang
nantinya akan digunakan sebagai draft perbaikan UKL-UPL.
Kemudian dikoreksi kembali oleh pihak KLH, apabila telah
sesuai dengan ketentuan yang ada maka proyek tersebut akan
mendapat rekomendasi berupa Ijin Lingkungan yang telah
tercatat dan disetujui oleh BPM (Badan Penanaman Modal)
Kota Batu.
SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan)
biasanya dibuat oleh pelaku usaha kecil sampai menengah
yang tidak wajib AMDAL maupun UKL-UPL. Proses administrasi
SPPL di KLH Kota Batu adalah yang pertama pelaku usaha
mengisi form, kemudian akan dilakukan verifikasi lapang oleh
Tim Gabungan HO (Ijin Gangguan) yang terdiri dari BPM, KLH,
dan Satpol PP. Apabila telah terverifikasi sesuai dengan
ketentuan yang ada maka akan dikeluarkan rekomendasi SPPL
oleh KLH untuk pelaku usaha tersebut.
Dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) untuk proyek yang luasnya lebih dari 10.000 m2.
Proses administrasi dokumen AMDAL di KLH sama seperti SOP
AMDAL yang ada di Peraturan Menteri Nomor 8 Tahun 2012.
Secara garis besar meliputi penilaian dokumen AMDAL oleh
KPA (Komisi Penilai AMDAL) mencakup penilaian KA
(Kerangka Acuan) sekitar 30 hari, penilaian Andal dan RKL-RPL
serta hasil rekomendasi penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan sekitar 75 hari, penerbitan keputusan kelayakan
atau ketidaklayakan oleh walikota, dan akan diterbitkannya ijin
47
lingkungan bersamaan dengan penerbitan keputusan kelayakan
lingkungan hidup jika proyek tersebut layak untuk dibangun.
Berpedoman pada Peraturan Menteri LH Nomor 8 tahun
2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan
Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan)
SOP dari masing-masing dokumen lingkungan adalah sebagai
berikut : (KLH, 2014)

A. SOP UKL-UPL
Tata Laksana Pemeriksaan UKL-UPL dan Penerbitan
Izin Lingkungan :
1) Formulir UKL-UPL yang telah diisi oleh pemrakarsa
diperiksa oleh Menteri, gubernur,bupati / walikota sesuai
kewenangannya.
2) Pemeriksaan UKL-UPL dilakukan dengan tahapan ;
a. Penerimaan dan pemeriksaan administrasi permohonan
Izin Lingkungan dan UKL-UPL
b. Pemeriksaan substansi UKL-UPL
3) Tahapan penilaian dapat dilakukan oleh unit kerja yang
bertanggungjawab di bidang pelayanan publik.
4) Jangka waktu pemeriksaan UKL-UPL dilakukan paling lama
14 (empat belas) hari kerja sejak formulir UKL-UPL
dinyatakan lengkap secara administrasi.
5) Berdasarkan hasil pemeriksaan, menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai kewenangannya menerbitkan :
a. Rekomendasi persetujuan UKL-UPL dan Izin Lingkungan,
jika rencanausaha dan/atau kegiatan dinyatakan
disetujui ;atau
b. Rekomendasi penolakan UKL-UPL, jika rencana usaha
dan/atau kegiatan dinyatakan tidak disetujui
6) Penerbitan Izin Lingkungan dilakukan secara bersamaan
dengan penerbitan rekomendasi persetujuan UKL-UPL.
7) Menteri, gubernur, bupati/walikota dapat mendelegasikan
kewenangan pemeriksaan, penerbitan rekomendasi UKL-
UPL, dan penerbitan Izin Lingkungan

48
B. SOP SPPL
Tata Laksana Pemeriksaan Formulir SPPL :
1) SPPL disusun dan ditandatangani oleh pemrakarsa.
2) SPPL sebagaimana dimaksud disampaikan kepada instansi
lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya untuk
dilakukan verifikasi.
3) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud, instansi
lingkungan hidup : memberikan tanda bukti pendaftaran
SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib membuat SPPL ; atau menolak
SPPL jika usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha dan /
atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.
4) Tanda bukti pendaftaran SPPL sebagaimana dimaksud
mencantumkan nomor pendaftaran dan tanggal penerimaan
SPPL.

C. SOP AMDAL
Tata Laksana Penilaian Dokumen AMDAL dan
Penerbitan Izin Lingkungan :
1) Dokumen AMDAL dinilai oleh KPA yang memiliki
kewenangan dan lisensi.
2) Penilaian dokumen AMDAL dilakukan dengan tahapan:
a. penerimaan dan penilaian KA secara Administratif;
b. penilaian KA secara teknis;
c. persetujuan KA;
d. penerimaan dan penilaian permohonan izin lingkungan,
Andal, dan RKL-RPL secara administratif;
e. penilaian Andal dan RKL-RPL secara teknis;
f. penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup
berdasarkan Andal dan RKL-RPL;
g. penyampaian rekomendasi hasil penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup.
3) Jangka waktu penilaian KA sampai dengan diterbitkannya
surat persetujuan dilakukan paling lama 30 (tiga puluh hari)
kerja terhitung sejak KA diterima dan dinyatakan lengkap
secara administrasi.
4) Jangka waktu penilaian Andal dan RKL-RPL sampai dengan
disampaikannya hasil rekomendasi penilaian kelayakan atau
49
ketidaklayakan lingkungan hidup dilakukan paling lama 75
(tujuh puluh lima) hari kerja terhitung sejak Andal dan RKL-
RPL diterima dan dinyatakan lengkap secara adminstrasi.
5) Berdasarkan hasil penilaian Andal dan RKL-RPL, Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya
menerbitkan :
a. Keputusan kelayakan lingkungan hidup an Izin
Lingkungan, jika rencana usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan layak lingkungan hidup ; atau
b. Keputusan ketidaklayakan lingkungan hidup, jika rencana
usaha dan/atau kegiatan dinyatakan tidak layak
lingkungan hidup
6) Penerbitan Izin Lingkungan dilakukan bersamaan dengan
penerbitan keputusan kelayakan lingkungan hidup.

5.2 Pengawasan yang Dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu


dalam Pelaksanaan AMDAL dan UKL-UPL di Suatu
Perusahaan dan Pelaku usaha
Pemerintah Kota Batu mempunyai peranan untuk
menetapkan kebijakan, memberikan pembinaan dan melakukan
pengendalian dalam bentuk pengawasan. Masyarakat
mempunyai peranan untuk mengawasi bersama pemerintah
terhadap pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan. Sedangkan pihak perusahaan mempunyai
kewajiban untuk memenuhi dan melaksanakan seluruh
ketentuan peraturan perundangan pengelolaan lingkungan yang
berlaku.
Ijin lingkungan yang telah diproses oleh seksi ANDAL,
maka pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL-
UPL di Kota Batu menjadi tugas pokok seksi WASDAL
(Pengawasan dan pengendalian Lingkungan Hidup).
Pengawasan yang dilakukan oleh seksi WASDAL ada 2 macam
yaitu:

50
1. Pengawasan Eksidental, adalah pengawasan yang
dilakukan ketika ada pengaduan dari masyarakat. Ketika ada
masyarakat yang mengadu ke KLH, maka diwajibkan untuk
mengisi form yang telah disediakan bagi yang mengadu dan
yang diadukan. Kemudian pengaduan itu akan ditindak lanjuti
oleh seksi WASDAL dan akan dilakukan pengawasan
terhadap pelaku usaha tersebut. Hasil pengawasan
merupakan tugas dari pemerintah (KLH) untuk memberikan
arahan dan jalan keluar bagi usaha masyarakat yang dinilai
telah memberi tekanan terhadap lingkungan sekitarnya.
Disini, pemerintah sebagai verifikator saja, tidak mempunyai
hak untuk membela diantara pengadu maupun yang
diadukan.
2. Pengawasan Rutin, adalah pengawasan yang dilakukan
kepada pelaku usaha setiap semester (6 bulan) sekali. Pada
pegawasan ini, pelaku usaha diwajibkan untuk membuat
laporan terkait kondisi usahanya. Laporan tersebut tidak
hanya memuat dampak positif, tetapi KLH mengharapkan
pelaku usaha tersebut secara jujur menuliskan dampak
negatif dari usahanya itu, sehingga diharapkan KLH akan
dapat memberikan rekomendasi untuk mengelola dari
dampak negatif yang dihasilkan sehingga tidak sampai
mengganggu lingkungan.

Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah ada dua,


yaitu pengawasan karena adanya pengaduan masyarakat
(kasus pencemaran lingkungan) dan pengawasan rutin yang
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketaatan
perusahaan terhadap pemenuhan peraturan lingkungan.
Pengawasan secara rutin dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan pengawasan langsung dilapangan dan evaluasi
terhadap laporan swapantau perusahaan. Untuk melaksanakan
pengawasan lingkungan yang baik dan benar, maka seorang
pengawas dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang
pengawasan dan memiliki kualifikasi yang memadai. Seorang
pengawas wajib mengetahui prinsip-prinsip pengendalian
pencemaran, proses-proses produksi kegiatan perusahaan,
sumber-sumber limbah yang dihasilkan dan yang paling utama
51
seorang pengawas wajib memahami dan mampu menerapkan
peraturan-peraturan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil
Pengawasan dapat memberikan gambaran jelas kinerja
pengelolaan lingkungan yang diklakukan oleh perusahaan
(BLHD, 2013).

52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktek kerja lapang di Kantor Lingkungan
Hidup (KLH) kota Batu, dapat disimpulkan bahwa :
1. Administrasi Dokumen UKL-UPL berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 30 Tahun 2011 dan Peraturan Walikota
Nomor 41 Tahun 2012, pelaku usaha wajib membuat draft
UKL-UPL, kemudian diserahkan ke KLH untuk dikoreksi.
2. Secara garis besar implementasi dokumen lingkungan dalam
upaya menuju pembangunan berwawasan lingkungan di
Kota Batu dirasa masih kurang, kebanyakan dokumen
lingkungan yang dibuat oleh pelaku usaha hanya sebagai
syarat penggugur kewajiban saja untuk memperoleh ijin
lingkungan selebihnya tidak digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan pengelolaan lingkungan

6.2 Saran Berdasarkan Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Berdasarkan dari Praktek Kerja Lapang di KLH Kota Batu,
diharapkan dimasa yang akan datang, dokumen lingkungan
dapat dijadikan sebagai alat dalam mengontrol pembangunan
yang berkelanjutan, sebagai alat pengambilan keputusan yang
efektif, sebagai alat untuk mengintegrasi antara dokumen
lingkungan dengan kajian lingkungan lainnya, dan tidak kalah
pentingnya bahwa Sistem reward and punishment dalam
implementasi dokumen lingkungan dapat berjalan.

53
54
DAFTAR PUSTAKA

BLHD. 2013. Realisasi Pengawasan Tahun 2013.


http://blhd.tanahbumbukab.go.id.html (diakses pada
tanggal 10 Maret 2016)

Hadi, Sudharto P. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan


Lingkungan. Yogyakarta Gadjah Mada University,

Keraf, Sonny A. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta : Penerbit


Buku Kompas,

KLH. 2012. Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota


Batu. Kota Wisata Batu: KLH Press.

. 2014. Standart Operasional Prosedur (SOP) Dokumen


Lingkungan, Penerbitan Ijin Lingkungan dan Rencana
Strategis. Kota Wisata Batu: KLH Press.

Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor 27 Tahun


1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang


Izin Lingkungan

Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan


Lingkungan Hidup Tahun 1998 Nomor :
KEP-02/MENKLH/I/1998 tentang Penetapan Baku Mutu
Lingkungan

Undang - undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup World Comission on Environmental
and Development (WCED).1987. Hari Depan Kita
Bersama.Jakarta : PT. Gramedia

55
56
LAMPIRAN

57

Anda mungkin juga menyukai