OLEH:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
SETUJU DISEMINARKAN
RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI PENERAPAN
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA PALOPO
Mengetahui,
Kepala BKPSDM KOTA PALOPO
ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
Telah di Seminarkan
RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI PENERAPAN
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA PALOPO
Mengesahkan,
Coach Penguji
Mengetahui
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan,
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL RANCANGAN................................................................................................ i
LEMBAR PESETUJUAN............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................... v
DAFTAR BAGAN........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
DAFTAR TABEL
v
Tabel Halaman
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (UU ASN), setiap CPNS diharuskan untuk menjalani pelatihan dasar sebagai
pengembangan kompetensi, penanaman nilai-nilai dasar ASN yang terdapat pada mata
pelatihan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi), serta penanaman pemahaman mengenai kedudukan dan peran ASN
dalam kerangka NKRI. Semua yang didapatkan pada pelatihan dasar tersebut harus
menjadi dasar untuk pelaksanaan aktualisasi di unit kerja dimana Penulis melaksanakan
On the Job Training (OJT) untuk menghabituasikan mata pelatihan ANEKA di dalam
unit organisasi. Dalam hal ini Penulis ditempatkan di Bidang Pengelolaan Sampah dan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Dinas Lingkungan Hidup.
Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai yang didapatkan pada
pelatihan dasar, tugas pokok dan fungsi, serta visi misi dalam organisasi demi
mewujudkan ASN profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat. Tugas
pokok Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palopo adalah merencanakan, melaksanakan, monitoring dan
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut terhadap pengelolaan sampah di Kota Palopo.
Dengan adanya tugas pokok tersebut, Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dituntut untuk mampu melakukan pengelolaan dan penanganan
persampahan yang efektif dan efisien dan dituntut untuk bekerja secara professional
sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, salah satunya
harus bisa membimbing dan mengayomi agar setiap masyarakat dapat melakukan
pengelolaan dan penanganan sampah rumah tangga dengan baik.
Produksi sampah di Kota Palopo masih sangat besar, berdasarkan data Dinas
Lingkungan Hidup yang tercatat dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah pada
Tahun 2020, timbulan sampah di Kota Palopo mencapai 38,823.96 ton/tahun. Sehingga
pengelolaan dan penangan sampah harus dilakukan lebih ekstra.
Pengelolaan dan penanganan sampah yang kurang baik, tentu akan
menimbulkan permasalahan baik dari sisi kesehatan, sampai dengan sisi lingkungan.
Pengelolaan dan penanganan sampah bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi
1
juga merupakan tanggungjawab masyarakat sebagai produsen timbulan sampah. Hal ini
dipertegas lagi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah pada pasal 2 ayat 1 yang berbunyi
“Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab melakukan
pengelolaan Sampah”.
Namun pada pelaksanaannya, penanganan dan pengelolaan sampah di
masyarakat belum berjalan dengan baik dan optimal, masih ada beberapa masyarakat
yang membuang sampah tanpa mengolah dan memanfaatkannya dengan baik, terbukti
dengan masih banyaknya sampah yang menumpuk di sekitar rumah masyarakat.
Sampah adalah sisa-sisa aktivitas manusia dan alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Sampah perlu dikelola supaya tidak mencemari lingkungan. Sampah jika
dibiarkan saja akan mengganggu kebersihan lingkungan secara umum. Dan salah satu
kendala utama untuk mengatasi sampah rumah tangga yaitu kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pemanfaatan sampah organik yang bersumber dari rumah tangga
menjadi pupuk kompos.
Pemanfaatan sampah organik yang berumber dari rumah tangga menjadi pupuk
kompos berfungsi menghasilkan pupuk dan membantu masyarakat hidup bersih serta
dapat bernilai ekonomis sehingga menjadi ladang tambahan penghasilan buat
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat isu “Kurangnya
Pengetahuan Masyarakat Tentang Pemanfaatan Sampah Organik yang
Bersumber dari Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos”
2
a. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung
jawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakan.
b. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar
semangat nilai-nilai pancasila.
c. Mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan lingkungan
pelayanan publik yang baik.
d. Mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan
pelayanan yang prima dan berkualitas.
e. Mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi sehingga bias mewujudkan sikap
disiplin.
3
1.4 Deskripsi Organisasi
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
JABATAN
FUNGSIONAL
Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Keuangan Umum dan Kepegawaian Perencanaan, evaluasi dan Tindak Lanjut
BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
Tata Lingkungan
Pengelolaan Sampah dan LB3 Pertamanan dan Pemakaman Penaatan dan Pengendalian LH
SEKSI SEKSI
SEKSI SEKSI
Pemeliharaan dan Pemantauan Kualitas
Sarana dan Prasarana Dekorasi dan Reklame
Pengendalian dan Pengendalian
Persampahan
Kerusakan Lingkungan Pencemaran 4
UPTD
1.4.2. Tugas Dan Fungsi Organisasi
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo dibentuk berdasarkan Peraturan
Walikota Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Usulan Organisasi, kedudukan, tugas dan
fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup. Pembentukan Dinas
Lingkungan Hidup merupakan penggabungan antar dua dinas yaitu Badan
Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman.
Berdasarkan peraturan tersebut Tugas Pokok Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palopo adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang lingkungan
hidup. Sedangkan fungsi Dinas Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan Walikota berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
lingkungan hidup
3. Pembinaan dan fasilitasi bidang lingkungan hidup Kota Palopo;
4. Pelaksanaan tugas di bidang Sekretariat Dinas, Tata Lingkungan dan
Pentaatan Hukum Lingkungan, Pengelolaan Sampah, Limbah B3,
Pertamanan dan Pemakaman, Pengelolaan TPA, Laboratorium, Penerangan
Jalan Umum dan Peningkatan Kapasitas, serta Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan Hidup.
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan keuangan dan bidang lingkungan hidup;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
1.4.3.Visi Dan Misi Organisasi
1. Visi
Mewujudkan terciptanya keserasian antara pembangunan dan lingkungan
secara dinamis, lestari, dan ramah lingkungan.
2. Misi
a. Meningkatnya kesadaran lingkungan dari masyarakat tentang masalah
lingkungan yang dihadapi dan usaha-usaha penanggulangannya.
5
b. Meningkatnya kerjasama dalam mengkaji, menanggulangi masalah-
masalah lingkungan yang mendesak berpotensi menimbulkan kerusakan
lingkungan.
c. Meningkatkan usaha-usaha pengendalian dan penanggulangan
pemeliharaan lingkungan kelestarian sumber daya alam (lahan kritis,
keragaman hayati, pelestarian hutan dan Daerah Aliran Sungai)
d. Meningkatkan usaha-usaha pengawasan terhadap kerusakan sumber
daya alam, pencemaran air, udara maupun perambah hutan, kerusakan
terumbu karang, pantai dan hutan bakau melalui analisis dampak
lingkungan hidup (AMDAL) dan UPL/UKL.
e. Menerapkan sanksi-sanksi (Low Enforcement) terhadap kelompok atau
perorangan yang melakukan perusakan lingkungan dan pencemaran
lingkungan serta memberikan penghargaan bagi mereka yang memiliki
tingkat kesadaran dan perilaku lingkungan yang baik dan berprestasi.
f. Menggalang program-program pembangunan terpadu dalam
penanggulangan atau pengendalian perusahaan lingkungan.
1.4.4. Tugas dan Fungsi Peserta
Di Dinas Lingkungan Hidup sebagai Pengelola Limbah di Bidang Pengelolaan
Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup
Kota Palopo, Peserta memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan pengelola limbah
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik
2. Memantau, pengelola limbah sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam
pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal
3. Mengendalikan Mengendalikan program kerja, sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan
4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi lain dalam
rangka pelaksanaannya, agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk
mencapai hasil yang optimal
6
5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan program berikutnya
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis
maupun lisan.
1.4.5. Tata Nilai Organisasi
Tata nilai merupakan dasar dan arah bagi sikap dan perilaku seluruh
pegawai dalam menjalankan tugas untuk pelaksanaan misi dan pencapaian visi.
Adapun yang menjadi nilai organisasi Dinas Lingkungan Hidup yaitu :
1. Orientasi Pelayanan
2. Integritas
3. Komitmen
4. Disiplin
5. Kerjasama
6. Kepemimpinan
7
BAB II
NILAI – NILAI MATA PELATIHAN
Adapun penjelasan tentang nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara adalah sebagai
berikut:
2.1.1 Akuntabilitas
9
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas
mencakup beberapa halantara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan,
akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Nilai-nilai akuntabilitas antara lain:
a. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan penting dalam menciptakan lingkungannya
b. Transparansi: tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong komunikasi
internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan, Meningkatnya
akuntabiltas dalam keputusan serta Meningkatnya kepercayaan kepada
pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas: dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
dijunjung dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku. Integritasakan
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan stakeholders.
d. Tanggung jawab: tanggung jawabakan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang
dilakukan,
e. Keadilan: keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena akan
berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu kinerja
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Lingkungan akuntablitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya
g. Keseimbangan: keseimbangan diperlukan antara kewenangan, harapan dan
kapasitas. Setiap individu harus menggunakan wewenang untuk peningkatan
kinerja sesuai kapasitas sumbe rdaya dan keahlian yang dimiliki.
10
h. Kejelasan: focus utama untuk kejelasan adalah mengetahui wewenang, peran
dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi: konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel
(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2015).
2.1.2 Nasionalisme
Nasionalis memerupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme pun bias diartikan sebagai cara yang digunakan untuk menyatukan
beberapa perbedaan karena mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan individu. Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara, 2015).
13
(Sumber: Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2015)
14
pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan public
bekerja lintas sector atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
(Sumber: Whole of Government, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017)
2. Pelayanan Publik
Pelayanan public adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang
lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk baik berupa barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dengan demikian diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan public yaitu unsure
pertama organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsure kedua penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan
unsure ketiga kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan)
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017).
3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
15
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun
dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas Pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
pejabat Pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanpublik dan perekat dan
pemersatu bangsa.
(Sumber: Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017).
16
BAB III
PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI
17
Tabel 3.1 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI
19
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan publik Manajemen ASN
masyarakat efektif antara pihak secara maksimal keikutsertaan
dalam ikut serta kelurahan dan Dinas dengan melakukan masyarakat akan
dalam Lingkungan Hidup untuk sosialisasi tentang pentingnya
pemeliharaan melakukan edukasi pentingnya pemeliharaan taman-
keindahan kepada masyarakat pemeliharaan taman kota
taman kota tentang perlunya taman-taman kota. dibutuhkan kerja
kesadaran masyarat secara professional
dalam ikut serta
memelihara keindahan
taman-taman kota.
20
4 Penting/Serius/Berkembang
3 Cukup (Penting/Serius/Berkembang)
2 Tidak (Penting/Serius/Berkembang)
1 Sangat tidak (Penting/Serius/Berkembang)
Kriteria
No Pokok Bahasan Isu Total Nilai Ranking
A P K L
Rendahnya partisipasi
masyarakat dalam melakukan
1 3 4 4 4 15 II
pemilahan sampah rumah
tangga dengan baik
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
Berdasarkan hasil analisis APKL diatas. Analisis isu strategis, ditemukan tiga isu utama
yang memenuhi syarat. yaitu sebagai berikut :
21
1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah rumah
tangga dengan baik
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan sampah organik yang
bersumber dari rumah tangga menjadi pupuk kompos
3. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, sehingga masih
ditemukan tumpukan sampah di sekitar rumah
22
1 Rendahnya partisipasi masyarakat dalam
melakukan pemilahan sampah rumah tangga 3 4 4 11 II
dengan baik
2 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemanfaatan sampah organik yang bersumber 4 5 5 14 I
dari rumah tangga menjadi pupuk kompos
3 Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan, sehingga masih 3 3 3 9 III
ditemukan tumpukan sampah di sekitar rumah
23
Gagasan Pemanfaatan Sampah Organik yang Bersumber dari Rumah
Pemecahan Isu Tangga menjadi Pupuk Kompos di Wilayah Kelurahan Batupasi
Kota Palopo
Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapat ditimbulkan dari isu di atas menghasilkan
judul aktualisasi, yakni “Pemanfaatan Sampah Organik yang Bersumber dari Rumah
Tangga menjadi Pupuk Kompos di Wilayah Kelurahan Batupasi Kota Palopo”
24
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
Tabel 3.5
26
efisien.
d. Etika Publik :
Saya bersikap Sopan dan
bertutur kata yang santun
dalam mensosialisasikan
pemanfaatan sampah organik
dari rumah tangga
e. Anti Korupsi :
Saya dengan sikap mandiri
dan jujur mensosialisasikan
bahan saya yang sudah
merupakan bagian dari tugas
dan tanggung jawab saya.
6 Evaluasi Hasil a. Membuat a. Foto membuat a. Akuntabilitas : Dengan Pada kegiatan ini
Aktualisasi kuesioner Kuisioner Saya Bertanggung jawab melakukan mengandung beberapa
menyelesaikan keseluruhan evaluasi hasil nilai yakni:
1. Berintegritas dalam
b. Menyebarkan b. Foto saat tahapan kegiatan aktualisasi aktualisasi akan
mengevaluasi hasil
kuesioner menyebarkan b. Nasionalisme : mewujudkan aktualisasi
kuisioner Tidak memaksakan visi organisasi 2. Disiplin dalam
kehendak dalam pengisian yaitu menaati segala alur/
c. Menganalisis hasil c. Hasil evaluasi kuesioner. mewujudkan prosedur.
kuesioner kuisioner c. Etika Publik : terciptanya
Sopan dan santun saat keserasian
membagikan kuesioner antara
d. Komitmen Mutu : pembangunan
Dengan adanya lembar dan lingkungan
27
kuesioner kita dapat secara dinamis,
mengetahui apakah lestari dan
sosialisasi yang saya berikan ramah
sudah inovatif, efektif dan lingkungan.
efisien.
e. Anti korupsi :
Bersikap jujur dalam
menyampaikan hasil analisa
kusioner.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama masa off campus dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
28
Oktober November
(Minggu ke-) (Minggu ke-)
2 3 4 1
29