Anda di halaman 1dari 38

RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK


BERSUMBER DARI RUMAH TANGGA
MENJADI PUPUK KOMPOS
DI WILAYAH KELURAHAN BATUPASI
KOTA PALOPO

OLEH:

NUR NANINGSI, S.T


NIP. 19900128 202012 2 002
NDH : 10

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan LX

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH KOTA PALOPO
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH KOTA PALOPO
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


ANGKATAN XXXIV TAHUN 2021
NAMA : NUR NANINGSI, S.T
NIP : 19900128 202012 2 002
UNIT KERJA : DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALOPO
JUDUL AKTUALISASI : PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK BERSUMBER DARI
RUMAH TANGGA MENJADI PUPUK KOMPOS DI
WILAYAH KELURAHAN BATUPASI KOTA PALOPO

SETUJU DISEMINARKAN
RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI PENERAPAN
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA PALOPO

Palopo, Oktober 2021


Menyetujui,
Coach Mentor

Ir. ANDI HAMDANI, MM FATMAH, S.Si


NIP. 19660816 199403 1 007 NIP. 19870525 200902 2 006

Mengetahui,
Kepala BKPSDM KOTA PALOPO

FARID KASIM, S.H., M.Si., M.H


NIP: 19830309 200312 1 004

ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PEMERINTAH KOTA PALOPO
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

NAMA : NUR NANINGSI, S.T


NIP : 19900128 202012 2 002
UNIT KERJA : DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALOPO
JABATAN : PENGELOLA LIMBAH
JUDUL AKTUALISASI : PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK BERSUMBER
DARI RUMAH TANGGA MENJADI PUPUK KOMPOS
DI WILAYAH KELURAHAN BATUPASI KOTA
PALOPO

Telah di Seminarkan
RANCANGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI PENERAPAN
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA PALOPO

Mengesahkan,
Coach Penguji

Ir. ANDI HAMDANI, MM


NIP. 19660816 199403 1 007

Mengetahui
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan,

Drs. H. ASRI SAHRUN SAID


Pangkat : Pembina Utama Madya
NIP : 19671203 199403 1 009

iii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL RANCANGAN................................................................................................ i

LEMBAR PESETUJUAN............................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................... iii

DAFTAR ISI.................................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL......................................................................................................... v

DAFTAR BAGAN........................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1


1.2. Tujuan Aktualisasi................................................................................... 2
1.3. Ruang Lingkup........................................................................................ 2
1.4. Deskripsi Organisasi............................................................................... 4

BAB II NILAI – NILAI MATA PELATIHAN.......................................................

2.1. Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS)................................................. 10


2.2. Sikap Perilaku Disiplin ASN................................................................... 15
2.3. Peran dan Kedudukan ASN..................................................................... 16

BAB III PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI........................ 17

3.1 Environmental Scanning......................................................................... 17


3.2. Penetapan Isu........................................................................................... 19
3.3. Rancangan Aktualiasi.............................................................................. 20
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI DAN ANALISIS DAMPAK.......................... 30

4.1 Capaian Aktualisasi................................................................................. 30


4.2. Deskripsi Capaian Aktualisasi................................................................ 36
4.3. Analisis Dampak..................................................................................... 45
4.4. Role Model.............................................................................................. 51
iv
BAB V PENUTUP...................................................................................................... 52

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 52


5.2. Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 54

DAFTAR TABEL

v
Tabel Halaman

2.1. Indikator Nilai Dasar ASN.................................................................................... 8


3.1. Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI........................ 18
3.2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU APKL..................................................... 19
3.3. Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis APKL................................................ 20
3.4. Rancangan Aktualisasi.......................................................................................... 20
3.5. Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................................................... 24
3.6. Jadwal Kegiatan Aktualisasi.................................................................................. 29
4.1. Capaian Aktualisasi .............................................................................................. 30
4.2. Deskripsi Capaian Aktualisasi .............................................................................. 35
4.3. Rekapitulasi Hasil Kuisioner ................................................................................ 41

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1.4.1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo......................... 4

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (UU ASN), setiap CPNS diharuskan untuk menjalani pelatihan dasar sebagai
pengembangan kompetensi, penanaman nilai-nilai dasar ASN yang terdapat pada mata
pelatihan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi), serta penanaman pemahaman mengenai kedudukan dan peran ASN
dalam kerangka NKRI. Semua yang didapatkan pada pelatihan dasar tersebut harus
menjadi dasar untuk pelaksanaan aktualisasi di unit kerja dimana Penulis melaksanakan
On the Job Training (OJT) untuk menghabituasikan mata pelatihan ANEKA di dalam
unit organisasi. Dalam hal ini Penulis ditempatkan di Bidang Pengelolaan Sampah dan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Dinas Lingkungan Hidup.
Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai yang didapatkan pada
pelatihan dasar, tugas pokok dan fungsi, serta visi misi dalam organisasi demi
mewujudkan ASN profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat. Tugas
pokok Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Dinas
Lingkungan Hidup Kota Palopo adalah merencanakan, melaksanakan, monitoring dan
evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut terhadap pengelolaan sampah di Kota Palopo.
Dengan adanya tugas pokok tersebut, Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun dituntut untuk mampu melakukan pengelolaan dan penanganan
persampahan yang efektif dan efisien dan dituntut untuk bekerja secara professional
sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, salah satunya
harus bisa membimbing dan mengayomi agar setiap masyarakat dapat melakukan
pengelolaan dan penanganan sampah rumah tangga dengan baik.
Produksi sampah di Kota Palopo masih sangat besar, berdasarkan data Dinas
Lingkungan Hidup yang tercatat dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah pada
Tahun 2020, timbulan sampah di Kota Palopo mencapai 38,823.96 ton/tahun. Sehingga
pengelolaan dan penangan sampah harus dilakukan lebih ekstra.
Pengelolaan dan penanganan sampah yang kurang baik, tentu akan
menimbulkan permasalahan baik dari sisi kesehatan, sampai dengan sisi lingkungan.
Pengelolaan dan penanganan sampah bukan hanya tanggungjawab pemerintah tetapi

1
juga merupakan tanggungjawab masyarakat sebagai produsen timbulan sampah. Hal ini
dipertegas lagi melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah pada pasal 2 ayat 1 yang berbunyi
“Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab melakukan
pengelolaan Sampah”.
Namun pada pelaksanaannya, penanganan dan pengelolaan sampah di
masyarakat belum berjalan dengan baik dan optimal, masih ada beberapa masyarakat
yang membuang sampah tanpa mengolah dan memanfaatkannya dengan baik, terbukti
dengan masih banyaknya sampah yang menumpuk di sekitar rumah masyarakat.
Sampah adalah sisa-sisa aktivitas manusia dan alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Sampah perlu dikelola supaya tidak mencemari lingkungan. Sampah jika
dibiarkan saja akan mengganggu kebersihan lingkungan secara umum. Dan salah satu
kendala utama untuk mengatasi sampah rumah tangga yaitu kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pemanfaatan sampah organik yang bersumber dari rumah tangga
menjadi pupuk kompos.
Pemanfaatan sampah organik yang berumber dari rumah tangga menjadi pupuk
kompos berfungsi menghasilkan pupuk dan membantu masyarakat hidup bersih serta
dapat bernilai ekonomis sehingga menjadi ladang tambahan penghasilan buat
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat isu “Kurangnya
Pengetahuan Masyarakat Tentang Pemanfaatan Sampah Organik yang
Bersumber dari Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos”

1.2. Tujuan Aktualisasi


1.2.1. Tujuan Umum Aktualisasi
Adapun tujuan umum dari dilaksanakan rancangan aktualisasi ini yaitu
1. Memahami dan mengaktualisasikan nilai dasar PNS yang mata
pelatihannya diakronimkan ANEKA meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus dimiliki oleh
Aparatur Sipil Negara.
2. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam kegiatan
yang akan dilaksanakan di lingkungan Dinas Lingkunga Hidup Kota Palopo
yaitu:

2
a. Mengaktualisasikan nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung
jawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakan.
b. Mengaktualisasikan nilai nasionalisme sehingga bekerja atas dasar
semangat nilai-nilai pancasila.
c. Mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan lingkungan
pelayanan publik yang baik.
d. Mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan
pelayanan yang prima dan berkualitas.
e. Mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi sehingga bias mewujudkan sikap
disiplin.

1.2.2. Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus dari dilaksanakan aktualisasi ini yaitu :
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya melakukan
pengolahan dan penanganan sampah.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pemanfaatan sampah
organik yang bersumber dari rumah tangga menjadi pupuk kompos.

1.3. Ruang Lingkup


Penulisan laporan aktualisasi ini di bagi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan mentor
2. Video cara pembuatan pupuk kompos
3. Pembuatan leaflet
4. Pembuatan poster
5. Pelaksanaan sosialisasi
6. Evaluasi hasil aktualisasi

3
1.4 Deskripsi Organisasi

1.4.1 Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

JABATAN
FUNGSIONAL
Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Keuangan Umum dan Kepegawaian Perencanaan, evaluasi dan Tindak Lanjut

BIDANG
BIDANG BIDANG BIDANG
Tata Lingkungan
Pengelolaan Sampah dan LB3 Pertamanan dan Pemakaman Penaatan dan Pengendalian LH

SEKSI SEKSI SEKSI


SEKSI Pengelolaan Pertamanan Pengaduan dan
Inventarisasi Perlindungan
Persampahan dan Penegakan Hukum
Pengelolaan LH dan KLHS
Kebersihan Lingkungan

SEKSI SEKSI SEKSI


SEKSI
Kajian Dampak Pemakaman Peningkatan Kapasitas
Pengelolaan Limbah B3
Lingkungan Hidup dan penyelesaian
Sengketa LH

SEKSI SEKSI
SEKSI SEKSI
Pemeliharaan dan Pemantauan Kualitas
Sarana dan Prasarana Dekorasi dan Reklame
Pengendalian dan Pengendalian
Persampahan
Kerusakan Lingkungan Pencemaran 4

UPTD
1.4.2. Tugas Dan Fungsi Organisasi
Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo dibentuk berdasarkan Peraturan
Walikota Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Usulan Organisasi, kedudukan, tugas dan
fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup. Pembentukan Dinas
Lingkungan Hidup merupakan penggabungan antar dua dinas yaitu Badan
Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman.
Berdasarkan peraturan tersebut Tugas Pokok Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palopo adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang lingkungan
hidup. Sedangkan fungsi Dinas Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan Walikota berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang
lingkungan hidup
3. Pembinaan dan fasilitasi bidang lingkungan hidup Kota Palopo;
4. Pelaksanaan tugas di bidang Sekretariat Dinas, Tata Lingkungan dan
Pentaatan Hukum Lingkungan, Pengelolaan Sampah, Limbah B3,
Pertamanan dan Pemakaman, Pengelolaan TPA, Laboratorium, Penerangan
Jalan Umum dan Peningkatan Kapasitas, serta Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan Hidup.
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan keuangan dan bidang lingkungan hidup;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
1.4.3.Visi Dan Misi Organisasi

1. Visi
Mewujudkan terciptanya keserasian antara pembangunan dan lingkungan
secara dinamis, lestari, dan ramah lingkungan.
2. Misi
a. Meningkatnya kesadaran lingkungan dari masyarakat tentang masalah
lingkungan yang dihadapi dan usaha-usaha penanggulangannya.

5
b. Meningkatnya kerjasama dalam mengkaji, menanggulangi masalah-
masalah lingkungan yang mendesak berpotensi menimbulkan kerusakan
lingkungan.
c. Meningkatkan usaha-usaha pengendalian dan penanggulangan
pemeliharaan lingkungan kelestarian sumber daya alam (lahan kritis,
keragaman hayati, pelestarian hutan dan Daerah Aliran Sungai)
d. Meningkatkan usaha-usaha pengawasan terhadap kerusakan sumber
daya alam, pencemaran air, udara maupun perambah hutan, kerusakan
terumbu karang, pantai dan hutan bakau melalui analisis dampak
lingkungan hidup (AMDAL) dan UPL/UKL.
e. Menerapkan sanksi-sanksi (Low Enforcement) terhadap kelompok atau
perorangan yang melakukan perusakan lingkungan dan pencemaran
lingkungan serta memberikan penghargaan bagi mereka yang memiliki
tingkat kesadaran dan perilaku lingkungan yang baik dan berprestasi.
f. Menggalang program-program pembangunan terpadu dalam
penanggulangan atau pengendalian perusahaan lingkungan.
1.4.4. Tugas dan Fungsi Peserta
Di Dinas Lingkungan Hidup sebagai Pengelola Limbah di Bidang Pengelolaan
Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup
Kota Palopo, Peserta memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Menyusun program kerja, bahan dan alat perlengkapan pengelola limbah
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, agar dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik
2. Memantau, pengelola limbah sesuai dengan bidang tugasnya, agar dalam
pelaksanaan terdapat kesesuaian dengan rencana awal
3. Mengendalikan Mengendalikan program kerja, sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaan
4. Mengkoordinasikan dengan unit-unit terkait dan atau instansi lain dalam
rangka pelaksanaannya, agar program dapat terlaksana secara terpadu untuk
mencapai hasil yang optimal

6
5. Mengevaluasi dan menyusun laporan secara berkala, sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku sebagai bahan penyusunan program berikutnya
6. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintah atasan baik secara tertulis
maupun lisan.
1.4.5. Tata Nilai Organisasi

Tata nilai merupakan dasar dan arah bagi sikap dan perilaku seluruh
pegawai dalam menjalankan tugas untuk pelaksanaan misi dan pencapaian visi.
Adapun yang menjadi nilai organisasi Dinas Lingkungan Hidup yaitu :

1. Orientasi Pelayanan
2. Integritas
3. Komitmen
4. Disiplin
5. Kerjasama
6. Kepemimpinan

7
BAB II
NILAI – NILAI MATA PELATIHAN

2.1.3 Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS)


Nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai agenda II meliputi mata pelatihan
yang diakronimkan ANEKA yang merupakan kepanjangan dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang akan
diaktualiasasikan saat habituasi di wilayah kerja di Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palopo.
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI sebagai agenda III terdiri dari mata
pelatihan Pelayanan Publik, Whole of Government (WoG) dan Manajemen ASN I yang
digunakan dalam mengidentifikasi isu.
Nilai dasar PNS tersebut dijabarkan kedalam indikator-indikator atau butir-butir
yang sebagian besar diambil dari 45 butir nilai-nilai Pancasila sebagai berikut:
Tabel 2.1. Indikator Nilai Dasar ASN
No Nilai Dasar Indikator
1. Akuntabilitas  Kepemimpinan
 Transparansai
 Integritas
 Tanggung jawab
 Keadilan
 Kepercayaan
 Keseimbangan
 Kejelasan
 Konsistensi
2. Nasionalisme  Religius
 Hormat-menghormati
 Kerjasama
 Tidak memaksakan kehendak
 Jujur
 Amanah
 Adil
 Persamaan derajat
 Tenggang rasa
 Membela kebenaran
 Persatuan
 Rela berkorban
8
No Nilai Dasar Indikator
 Cinta tanah air
 Disiplin
 Musyawarah
 Kekeluargaan
 Menghormati keputusan
 Tanggung jawab
 Kerja keras
 Menghargai karya orang lain
3. Etika Publik  Jujur dalam memberikan
informasi
 Terbuka
 Tulus
 Ramah dan Sopan
 Bisa menjaga informasi yang
bersifat rahasia
 Bersikap hormat
 Tidak diskriminatif dalam
pelayanan
4. KomitmenMutu  Efektifitas
 Efisiensi
 Inovatif
 Mutu
 Adaptif
 Responsif
 Perbaikan berkelanjutan
5. Anti Korupsi  Jujur
 Peduli
 Mandiri
 Disiplin
 Tanggung jawab
 Kerja keras
 Sederhana
 Berani
 Adil

Adapun penjelasan tentang nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara adalah sebagai
berikut:
2.1.1 Akuntabilitas

9
Akuntabilitas merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas
mencakup beberapa halantara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan,
akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Nilai-nilai akuntabilitas antara lain:
a. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan penting dalam menciptakan lingkungannya
b. Transparansi: tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong komunikasi
internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan, Meningkatnya
akuntabiltas dalam keputusan serta Meningkatnya kepercayaan kepada
pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas: dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
dijunjung dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku. Integritasakan
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan stakeholders.
d. Tanggung jawab: tanggung jawabakan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang
dilakukan,
e. Keadilan: keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena akan
berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu kinerja
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Lingkungan akuntablitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya
g. Keseimbangan: keseimbangan diperlukan antara kewenangan, harapan dan
kapasitas. Setiap individu harus menggunakan wewenang untuk peningkatan
kinerja sesuai kapasitas sumbe rdaya dan keahlian yang dimiliki.

10
h. Kejelasan: focus utama untuk kejelasan adalah mengetahui wewenang, peran
dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
system pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi: konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel
(Sumber: Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2015).

2.1.2 Nasionalisme
Nasionalis memerupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme pun bias diartikan sebagai cara yang digunakan untuk menyatukan
beberapa perbedaan karena mengutamakan kepentingan umum di atas
kepentingan individu. Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(Sumber: Nasionalisme, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara, 2015).

2.1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam undang-undang ASN adalah:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2) Setia dan mempertahankan UUD 1945
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif
11
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8) Mampu dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
9) Memberikan layanan public secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat, berdaya
guna, dan santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) Meningkatnya efektivitas system pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat system karir
(Sumber: Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara, 2015).

2.1.4 Komitmen Mutu


Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi
keniscayaan di era reformasi saat ini. Pun dengan penyelenggaraan pemerintah
yang berorientasi pada layanan prima. Itu adalah sesuatu yang sudah tidak bias
ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin Meningkatnya kepercayaan publik.
Apabila pemerintah dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat, maka
akan menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Pelayanan publik
yang bermutu akan menciptakan kepercayaan public kepada pemerintah.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek
utama yang menjadi target stake holder adalah layanan yang komitmen pada mutu
melaui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi
mutu.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya akan mencakup hal berikut:
1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumer/klien
2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customer/klien tetap setia
3) Menghasilkan pekerjaan yang bekualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan
dan tanpa pemborosan
12
4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tuntutan kebutuhan customer/klien maupun perkembangan teknologi
5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagaicara, antara
lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan
benchmark.
(Sumber: Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2015)

2.1.5 Anti Korupsi


Korupsi berasal dari kata latin Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luarbiasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, dan masyarakat. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak jangka panjang. Korupsi
merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara demi menguntungkan diri
sendiri maupun orang lain. Korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar biasa
karena dampaknya yang sangat besar bagi pribadi, keluarga maupun masyarakat.
Nilai dasar anti korupsi antara lain
1) Kejujuran: merupakan kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak curang
2) Kepedulian: memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan
3) Kemandirian: melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak lain
4) Kedisiplinan: mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien
5) Tanggungjawab: perwujudan dari kewajiban menyelesaikan sesuatu hal
yang dilakukan
6) Kerjakeras: kemauan untuk melakukan sesuatu dengan ketekunan dan
ketahan demi tercapainya suatu tujuan
7) Sederhana: prinsip ini akan mengatasi adanya kesenjangan social serta, iri,
dengki
8) Adil: tidak berat sebelah, tidak memihak
9) Berani: tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar

13
(Sumber: Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara, 2015)

2.2 Sikap Perilaku Disiplin ASN


Berdasarkan kode etik dan perilaku ASN sebagaimana yang dimaksud dalam
Undang Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara antara lain:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) Melayani dengan sikap hormat, santun, dan tanpa tekanan
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau jabatan yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintah
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN,
dan
12) Melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN
(Sumber UU No 5 Tahun 2014)

2.2.3 Peran dan Kedudukan ASN


1. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan

14
pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan intraagency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan public
bekerja lintas sector atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
(Sumber: Whole of Government, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017)

2. Pelayanan Publik
Pelayanan public adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang
lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk baik berupa barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dengan demikian diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan public yaitu unsure
pertama organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsure kedua penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan
unsure ketiga kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan)
(Sumber: Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017).

3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan

15
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun
dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas Pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai
ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh
pejabat Pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanpublik dan perekat dan
pemersatu bangsa.
(Sumber: Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2017).

16
BAB III
PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Enviromental Scanning


Enviromental scanning dilakukan penulis dengan lebih peduli terhadap masalah
dalam organisasi dan kemampuan mememcahkan masalah melalui gagasan inovasi.
3.1.1 Sumber Isu
Sumber isu yang diangkat oleh penulis berasal dari pengamatan yang
dilakukan oleh penulis selama melaksanakan tugas di Dinas Lingkungan Hidup
Kota Palopo selama kurang lebih selama 7 bulan yang kemudian di
konsultasikan keatasan langsung sebagai mentor.
Salah satu isu tersebut menjadi core isu untuk kemudian dicarikan gagasan
pemecahan isunya dalam bentuk rancangan berupa beberapa kegiatan dan tahap
kegiatan.
3.1.2 Identifikasi Isu
Dari hasil observasi selama bertugas di Dinas Lingkungan Hidup Kota
Palopo, penulis menemukan 5 isu yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsi sebagai Pengelola Limbah. Isu tersebut antara lain:
1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah
rumah tangga dengan baik
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan sampah organik
yang bersumber dari rumah tangga menjadi pupuk kompos.
3. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan,
sehingga masih ditemukan tumpukan sampah di sekitar rumah.
4. Belum optimalnya pelaporan data Limbah B3 dari setiap pelayanan
kesehatan/usaha.
5. Kurangnya kasadaran masyarakat dalam ikut serta dalam pemeliharaan
keindahan taman kota
5.1.2 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI
Hubungan isu terhadap kedudukan dan peran PNS dalam NKRI diuraikan
ke dalam tabel berikut ini:

17
Tabel 3.1 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI

Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI


No Isu
Whole of Government Pelayanan publik Manajemen ASN
1. Rendahnya Dibutuhkan kerjasama Pemberian Dalam melakukan
partisipasi dan kolaborasi yang pelayanan publik sosialisasi mengenai
masyarakat efektif antara pihak secara maksimal pemilahan sampah
dalam kelurahan dan Dinas dengan melakukan kepada masyarakat
melakukan Lingkungan Hidup untuk sosialisasi akan dibutuhkan kerja
pemilahan melakukan proses pemilahan secara professional
sampah rumah penyuluhan/sosialiasi sampah rumah sebagai pegawai yang
tangga dengan kepada masyarakat tangga. bertanggungjawab dan
baik tentang pentingnya yang mengerti akan
pemilihan sampah rumah materi yang akan
tangga agar tercipta disampaikan kepada
lingkungan yang bersih masyarakat.
dan sehat.
2. Kurangnya Saya sebagai Pengelola Upaya edukasi ke Saya memberikan
pengetahuan Limbah melakukan masyarakat dalam edukasi kepada
masyarakat Kolaborasi dengan pihak pemanfaatan masyarakat tentang
tentang kelurahan dan sampah organik pemanfaatan sampah
pemanfaatan masyarakat untuk yang bersumber organik yang
sampah organik memberikan pengetahuan dari rumah tangga bersumber dari rumah
yang bersumber pemanfaatan sampah adalah bentuk tangaga menjadi
dari rumah rumah tangga organik Pelayanan Publik. pupuk kompos
tangga menjadi yang bersumber dari merupakan salah satu
pupuk kompos sampah rumah tangga bentuk pengabdian
menjadi kompos. kepada masyarakat
yang tentunya
dilakukan secara
18
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan publik Manajemen ASN
professional.
3. Rendahnya Dibutuhkan kerjasama Penerapan strategi Salah satu
kepedulian dan kolaborasi yang edukasi kepada tanggungjawab
masyarakat efektif antara pihak masyarakat lewat seorang seagai
terhadap kelurahan dan Dinas sosialisasi langsung seorang pelayan
kebersihan Lingkungan Hidup untuk dan lewat masyarakat adalah
lingkungan, melakukan edukasi penyebaran poster bekerja secara dengan
sehingga masih kepada masyarakat ataupun banner professional,
ditemukan tentang pentingnya kepada masyarakat memberikan edukasi
tumpukan kebersihan lingkungan. tentang pentingnya kepada masyarakat
sampah di Sehingga terciptanya lingkungan yang dengan baik dan
sekitar rumah. hidup yang sehat. bersih adalah salah maksimal.
satu wujud dari
pelayanan publik.

4. Belum Dibutuhkan kerjasama Pendataan yang Pelaporan data


optimalnya yang efektif antara pihak maksimal Limbah B3 yang
pelaporan data pelayanan kesehatan mengenai Limbah efektif dan efisien
Limbah B3 dari (Rumah Sakit dan B3 dari suatu menjadi bukti
setiap pelayanan Puskesmas) dan Dinas pelayanan profesionalisme
kesehatan/usaha Lingkungan Hidup untuk kesehatan atau pun seorang ASN dalam
melakukan koordinasi sektor usaha dapat menjalankan tugas
dalam melakukan menghasilkan dan fungsinya.
pengumpulan laporan pengelolaan
secara tepat waktu. lingkungan yang
sehat sehingga
pelayanan publik
yang maksimal
dapat terlaksana.
5. Kurangnya Dibutuhkan kerjasama Pemberian Dalam melakukan
kasadaran dan kolaborasi yang pelayanan publik sosialisasi tentang

19
Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
No Isu
Whole of Government Pelayanan publik Manajemen ASN
masyarakat efektif antara pihak secara maksimal keikutsertaan
dalam ikut serta kelurahan dan Dinas dengan melakukan masyarakat akan
dalam Lingkungan Hidup untuk sosialisasi tentang pentingnya
pemeliharaan melakukan edukasi pentingnya pemeliharaan taman-
keindahan kepada masyarakat pemeliharaan taman kota
taman kota tentang perlunya taman-taman kota. dibutuhkan kerja
kesadaran masyarat secara professional
dalam ikut serta
memelihara keindahan
taman-taman kota.

3.2 Penetapan Isu


Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria dan kualitas isu. Dari isu di
atas, analisis isu dilakukan dengan menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu, yakni berupa :
3.2.1 APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan)
APKL digunakan untuk menentukan skala prioritas isu yang akan
diselesaikan. APKL memiliki 4 kriteria penilaian, yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Kelayakan.
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
2. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
3. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Hasil analisis isu-isu yang terjadi pada unit kerja dengan metode APKL dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 3.2. Bobot Penetapan Kriteria Kualiatas ISU APKL
Bobot Keterangan
5 Sangat (Penting/Serius/Berkembang)

20
4 Penting/Serius/Berkembang
3 Cukup (Penting/Serius/Berkembang)
2 Tidak (Penting/Serius/Berkembang)
1 Sangat tidak (Penting/Serius/Berkembang)

Tabel 3.3. Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis APKL

Kriteria
No Pokok Bahasan Isu Total Nilai Ranking
A P K L
Rendahnya partisipasi
masyarakat dalam melakukan
1 3 4 4 4 15 II
pemilahan sampah rumah
tangga dengan baik
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang

2 pemanfaatan sampah organik 5 5 5 5 20 I


yang bersumber dari rumah
tangga menjadi pupuk kompos
Rendahnya kepedulian
masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan,
3 3 3 4 4 14 III
sehingga masih ditemukan
tumpukan sampah di sekitar
rumah
Belum optimalnya pelaporan
4 data Limbah B3 dari setiap 3 2 3 3 11 V
pelayanan kesehatan/usaha
Kurangnya kasadaran
masyarakat dalam ikut serta
5 3 2 3 2 10 IV
dalam pemeliharaan
keindahan taman kota

Berdasarkan hasil analisis APKL diatas. Analisis isu strategis, ditemukan tiga isu utama
yang memenuhi syarat. yaitu sebagai berikut :

21
1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah rumah
tangga dengan baik
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan sampah organik yang
bersumber dari rumah tangga menjadi pupuk kompos
3. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, sehingga masih
ditemukan tumpukan sampah di sekitar rumah

3.2.2 USG (Urgency, Seriousness dan Growth)


Hasil analisis APKL kemudian dilanjutkan dengan menggunakan analisis
USG guna mendapatkan core isu. Analisis USG (Urgency, Seriousness dan
Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan dan
perkembangan.
1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem
atau tidak, dan sebagainya.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Hasil analisis isu-isu yang terjadi pada unit kerja dengan metode APKL, dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 3.4. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG
Bobot Keterangan
5 Sangat (Penting/Serius/Berkembang)
4 Penting/Serius/Berkembang
3 Cukup (Penting/Serius/Berkembang)
2 Tidak (Penting/Serius/Berkembang)
1 Sangat tidak (Penting/Serius/Berkembang)

Tabel 3.5. Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis USG


Kriteria Jumla
Rank
Penilaian h
No
Masalah U S G
(1-5) (1-5) (1-5)

22
1 Rendahnya partisipasi masyarakat dalam
melakukan pemilahan sampah rumah tangga 3 4 4 11 II
dengan baik
2 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pemanfaatan sampah organik yang bersumber 4 5 5 14 I
dari rumah tangga menjadi pupuk kompos
3 Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan, sehingga masih 3 3 3 9 III
ditemukan tumpukan sampah di sekitar rumah

Dari ketiga isu tersebut, ditetapkan core isu yakni ‘“Kurangnya


Pengetahuan Masyarakat Tentang Pemanfaatan Sampah Organik yang
Bersumber dari Rumah Tangga Menjadi Pupuk Kompos”

3.3 Rancangan Aktualisasi


Tabel 3.6. Rancangan Aktualisasi

Unit kerja DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA PALOPO


Identifikasi Isu 1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan
pemilahan sampah rumah tangga dengan baik
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan
sampah organik yang bersumber dari rumah tangga menjadi
pupuk kompos
3. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan, sehingga masih ditemukan tumpukan sampah di
sekitar rumah
4. Belum optimalnya pelaporan data Limbah B3 dari setiap
pelayanan kesehatan/usaha
5. Kurangnya kasadaran masyarakat dalam ikut serta dalam
pemeliharaan keindahan taman kota
Isu yang Diangkat Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan
sampah organik yang bersumber dari rumah tangga menjadi
pupuk kompos

23
Gagasan Pemanfaatan Sampah Organik yang Bersumber dari Rumah
Pemecahan Isu Tangga menjadi Pupuk Kompos di Wilayah Kelurahan Batupasi
Kota Palopo

Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapat ditimbulkan dari isu di atas menghasilkan
judul aktualisasi, yakni “Pemanfaatan Sampah Organik yang Bersumber dari Rumah
Tangga menjadi Pupuk Kompos di Wilayah Kelurahan Batupasi Kota Palopo”

24
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Dinas Lingkungan Hidup Kota Palopo


Isu yang Diangkat : Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan sampah organic yang
bersumber dari rumah tangga menjadi pupuk kompos
Judul Aktualisasi : Pemanfaatan Sampah Organik yang Bersumber dari Rumah Tangga menjadi Pupuk
Kompos di Wilayah Kelurahan Batupasi Kota Palopo

Tabel 3.5

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI


Kontribusi
Keterkaitan Substansi Mata Terhadap Visi Kontribusi Pencapaian
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
Pelatihan dan Misi Nilai Organisasi
Organisasi
1 Konsultasi a. Menyiapkan a. Foto materi a. Akuntabilitas : Dengan Pada kegiatan ini
dengan Mentor bahan konsultasi konsultasi Saya bertanggung jawab merancang mengandung beberapa
dan jadwal melapor dan meminta program
bersama Mentor nilai yakni:
konsultasi persetujuan kepada
akan 1. Komitmen dalam
pimpinan sebelum memulai mewujudkan merumuskan
b. Melakukan b. Foto konsultasi kegiatan. misi instansi rencana kegiatan
konsultasi dengan mentor b. Nasionalisme : yaitu yang terarah
Saya melakukan konsultasi Menggalang 2. Disiplin dalam
bersama mentor dengan cara program- mengikuti jadwal
c. Mencatat hasil c. Catatan hasil program konsultasi.
musyawarah
konsultasi konsultasi pembangunan
c. Etika Publik
terpadu dalam
Saya bertutur kata yang
penanggulangan
sopan dan bersikap santun
atau
23
dalam berkonsultasi dengan pengendalian
mentor perusakan
d. Komitmen Mutu : lingkungan.
Sebelum konsultasi terlebih
dahulu menyiapkan bahan
konsultasi sehingga
konsultasi berjalan dengan
efisien dan efektif.
2 Video cara a. Mencari referensi a. Screenshoot a. Akuntabilitas : Memanfaatkan Pada kegiatan ini
pembuatan pencarian Saya Bertanggung jawab sampah menjadi mengandung beberapa
pupuk kompos referensi dalam membuat pupuk pupuk kompos erat nilai yakni:
1. Disiplin dalam
kompos dengan baik dan kaitannya dengan
b. Video menaati segala alur/
b. Mengambil video membuat video atas misi organisasi prosedur jika ingin
pengambilan
pembuatan kompos tersebut. yakni melakukan suatu
video
b. Nasionalisme : Meningkatkan kegiatan
Mengumpulkan alat dan usaha-usaha 2. Berintegritas dalam
c. Foto membuat menjalankan tupoksi
c. Membuat desain bahan yang akan digunakan pengendalian dan
desain video 3. Komitmen
video dalam pembuatan pupuk penanggulangan
terhadap pencapaian
kompos dengan bekerjasama pemeliharaan
d. Video finishing hasil
d. Finishing video dengan pegawai lainnya. lingkungan
video
c. Etika Publik : kelestarian sumber
Dalam pembuatan video daya alam (lahan
tentang pembuatan pupuk kritis, keragaman
kompos mengutamakan hayati, pelestarian
kejujuran dalam hutan dan Daerah
memberikan informasi Aliran Sungai).
pembuatan pupuk kompos.
3 Pembuatan a. Mencari referensi a. Screenshoot a. Akuntabilitas : Dengan Pada kegiatan ini
Leaflet pencarian Saya Bertanggung jawab membuat leaflet mengandung beberapa
referensi dalam membuat leaflet hingga yang berkaitan nilai yakni:
b. Foto membuat 1. Disiplin dalam
24
b. Membuat desain mendesain selesai dan menyebarkan dengan menaati segala alur/
leaflet Leaflet kepada masyarakat. pemanfaatan prosedur jika ingin
b. Nasionalisme : sampah melakukan suatu
c. Foto kegiatan
Bekerjsama dengan teman menjadi pupuk
menyebarkan 2. Berintegritas dalam
c. Menyebarkan leaflet sejawat untuk membantu kompos akan menjalankan tupoksi
leaflet menyelesaikan desain ataupun mewujudkan 3. Komitmen
meminta saran desain yang misi instansi terhadap pencapaian
d. Adanya daftar terbaik. yaitu hasil
d. Membuat daftar penerima leaflet c. Komitmen mutu : Menggalang
penerima leaflet Membuat desain leaflet secara program-
efektif dan efisien. program
d. Anti Korupsi : pembangunan
Pembuatan leaflet dengan terpadu dalam
disiplin dan jujur. penanggulangan
atau
pengendalian
perusakan
lingkungan.

4 Pembuatan a. Mencari refrensi a. Screenshoot a. Akuntabilitas : Dengan Pada kegiatan ini


Poster pencarian Saya Bertanggung jawab membuat poster mengandung beberapa
referensi dalam membuat poster hingga yang berkaitan nilai yakni:
1. Disiplin dalam
selesai dan memasang di dengan
b. Foto membuat menaati segala alur/
b. Membuat desain papan informasi kelurahan. pemanfaatan prosedur jika ingin
desain poster
poster b. Nasionalisme : sampah organik melakukan suatu
Bekejasama dengan teman menjadi pupuk kegiatan
c. Mencetak poster c. Video mencetak 2. Berintegritas dalam
sejawat dan pihak kelurahan kompos akan
poster menjalankan tupoksi
untuk melakukan izin mewujudkan
pemasangan poster. misi instansi 3. Komitmen
d. Memasang poster d. Foto sebelum dan terhadap pencapaian
25
di papan sesudah c. Komitmen mutu : yaitu hasil
infromasi memasangan Membuat desain poster secara Menggalang
kelurahan. poster di papan efektif dan efisien, sehingga program-
informasi mudah untuk dipahami. program
kelurahan d. Anti Korupsi : pembangunan
Pembuatan poster dengan terpadu dalam
disiplin dan jujur. penanggulangan
atau
pengendalian
perusakan
lingkungan.

5 Pelaksanaan a. Mencari referensi a. Screenshoot a. Akuntabilitas : Adanya Pada kegiatan ini


Sosialisasi referensi Saya bertanggung jawab sosialisasi mengandung beberapa
sosialisasi dalam melakukan koordinasi pemanfaatan nilai yakni:
1. Orientasi
dengan baik dan meminta sampah organik
b. Foto menyiapkan pelayanan dalam
b. Menyiapkan materi sosialisasi persetujuan kepada pihak akan sosialisai
materi sosialisasi kelurahan untuk melakukan mendukung visi 2. Disiplin dalam
c. Foto melakukan sosialisasi. organisasi yaitu menati segala alur/
c. Koordinasi dengan koordinasi mewujudkan prosedur jika ingin
kelurahan dengan kelurahan b. Nasionalisme : terciptanya melakukan suatu
Melakukan sosialisasi dengan keserasian kegiatan
d. Video dan foto 3. Komitmen terhadap
tak memaksakan kehendak. antara
d. Melakukan melakukan pencapaian hasil
sosialisasi pembangunan
sosialisasi
e. Adanya daftar c. Komitmen Mutu: dan lingkungan
hadir Saya memberikan sosialisasi secara dinamis,
e. Mengisi daftar
mengenai pemanfaatan lestari dan
hadir
sampah organik dari rumah ramah
tangga dengan efektif dan lingkungan.

26
efisien.

d. Etika Publik :
Saya bersikap Sopan dan
bertutur kata yang santun
dalam mensosialisasikan
pemanfaatan sampah organik
dari rumah tangga

e. Anti Korupsi :
Saya dengan sikap mandiri
dan jujur mensosialisasikan
bahan saya yang sudah
merupakan bagian dari tugas
dan tanggung jawab saya.

6 Evaluasi Hasil a. Membuat a. Foto membuat a. Akuntabilitas : Dengan Pada kegiatan ini
Aktualisasi kuesioner Kuisioner Saya Bertanggung jawab melakukan mengandung beberapa
menyelesaikan keseluruhan evaluasi hasil nilai yakni:
1. Berintegritas dalam
b. Menyebarkan b. Foto saat tahapan kegiatan aktualisasi aktualisasi akan
mengevaluasi hasil
kuesioner menyebarkan b. Nasionalisme : mewujudkan aktualisasi
kuisioner Tidak memaksakan visi organisasi 2. Disiplin dalam
kehendak dalam pengisian yaitu menaati segala alur/
c. Menganalisis hasil c. Hasil evaluasi kuesioner. mewujudkan prosedur.
kuesioner kuisioner c. Etika Publik : terciptanya
Sopan dan santun saat keserasian
membagikan kuesioner antara
d. Komitmen Mutu : pembangunan
Dengan adanya lembar dan lingkungan

27
kuesioner kita dapat secara dinamis,
mengetahui apakah lestari dan
sosialisasi yang saya berikan ramah
sudah inovatif, efektif dan lingkungan.
efisien.
e. Anti korupsi :
Bersikap jujur dalam
menyampaikan hasil analisa
kusioner.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama masa off campus dengan jadwal sebagai berikut :
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
28
Oktober November
(Minggu ke-) (Minggu ke-)

2 3 4 1

1 Konsultasi dengan Mentor


2 Pembuatan Pupuk Kompos
3 Pembuatan Leaflet
4 Pembuatan Poster
5 Pelaksanaan Sosialisasi
6 Evaluasi Hasil Aktualisasi

29

Anda mungkin juga menyukai