Anda di halaman 1dari 31

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN

OPTIMALISASI PENANGANAN HASIL TANGKAPAN IKAN NELAYAN DAN


PENGEPUL IKAN MELALUI SISTEM RANTAI DINGIN (COLD CHAIN SYSTEM)
DI TPI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN POSO

Oleh

NAMA PESERTA : RIA RUKMANA


NO PESERTA : 32
UNIT KERJA : DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
KABUPATEN POSO

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III/A ANGKATAN CXXVII


PEMERINTAH KABUPATEN POSO
KERJA SAMA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI

Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan CXXVII


Pemerintah Kabupaten Poso
Kerja Sama
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah
2023

Oleh
Nama : Ria Rukmana, S.Pi
NIP : 19960428 202205 2 001
Instansi : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Poso
Jabatan : Analis Kelautan dan Perikanan
Nomor Peserta : 32

JUDUL

“Optimalisasi Penanganan Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Dan Pengepul Ikan


Melalui Sistem Rantai Dingin (Cold Chain System) Di TPI Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Poso”

Disetujui untuk diseminarkan


Pada Tanggal : 06 Maret 2023Ju
ni 2023
Coach Mentor

AGUSTINAH, SH, M.Si ISMANTO HAMID, A.Md.Te


Pembina Tkt I IV/b Penata muda Tkt I III/b
Widyaiswara Madya NIP. 19780203 200701 1 013
NIP. 19710817 199703 2 008

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas curahan rahmat dan
nikmat-Nya, sehingga penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
dapat menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara”
yang merupakan persyaratan yang diwajibkan selama mengikuti Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Rancangan Aktualisasi terwujud atas bantuan dari
banyak pihak. Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Baco Hamid dan Ibu Tasna SP yang senantiasa mendoakan penulis agar
dapat melaksanakan kegiatan dengan baik;
2. Ibu dr. Verna Gladies Merry Inkiriwang selaku Bupati Poso;
3. Bapak Drs. Syahrur, MM selaku Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Poso;
4. Bapak Idham Ince Dahlan, ST selaku Sekertaris Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Poso;
5. Ibu Agustina, SH., M.Si selaku coach dalam membimbing dan mengarahkan
dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi;.
6. Bapak Andi Bhakti Gunawan, S.STP selaku penguji yang akan memberikan
saran dan masukkan serta motivasi dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi
7. Bapak Ismanto Hamid A.Md.Te selaku mentor sebagai Kepala UPT TPI di Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso;
8. Rekan-rekan CPNS Andi Trisetia Nurfajri, S.Pi., Andi Lisdawati, S.Pi. ., Citra
Angryani Ambatoding, S.Pi., Ahmad Rifai, S.Pi dan Edwin K. Tangke Allo, S.Pi
di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso yang telah berjuang bersama
dalam kegiatan;
9. Rekan-rekan CPNS semua angkatan Latsar di Kabupaten Poso, terkhusus dan
tersayang angkatan CXXVII Kelompok 2;
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah banyak
membantu.

iii
Penulis berupaya agar Rancangan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan,
sehingga diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan ini.

Maret, 2023
Penulis,

Ria Rukmana, S.Pi


NIP 19960428 202205 2 001

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN ................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Visi, Misi dan Gambaran Perangkat Daerah..................................... 3
1.3 Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta Latsar ....................................... 10
1.4 Tujuan Aktualisasi ............................................................................ 10
1.5 Manfaat Aktualisasi .......................................................................... 11

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI


2.1 Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) Ber-AKHLAK ....... .... 12
2.2 Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart
Governance...................................................................................... 13
2.3 Analisis Isu....................................................................................... 16
2.3.1 Identifikasi Isu ....................................................................... 16
2.3.2 Isu yang diangkat .................................................................. 16
2.3.3 Analisis pemecahan isu (fishbone) ........................................ 18
2.3.4 Analisis sebab-akibat ............................................................ 19
2.4 Rencana Kegiatan Aktualisasi.......................................................... 20
2.5 Jadwal Tentatif Aktualisasi ............................................................... 25

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai-Nilai Dasar ASN dan Panduan Perilakunya ...................................... 12


2. Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) ....... 16
3. Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) ......................................... 16
4. Analisis Pemecahan Isu ........................................................................... 19
5. Alternatif Gagasan Pemecahan Isus ........................................................ 20
6. Rencana Kegiatan Aktualisasi .................................................................. 20
7. Jadwal Tentatif Aktualisasi ....................................................................... 25

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Organisasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso ....... 9

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada Instasi Pemerintahan. Pegawai
ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan dan diserahi tugas negara lainnya, serta digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa (UU No.5 Tahun 2014
tentang ASN).
Latsar golongan III sebagai mandat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pada
pasal 63, ayat (4) dan PP Nomor 11 Tahun 2017, pada pasal 34, ayat (4), bahwa masa
percobaan CPNS dengan prajabatan dilaksanakan melalui proses pendidikan dan
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
berthanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang,
diperlukan pembentukan karakter melalui jalur Latsar CPNS yang didasarkan pada nilai-
nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil untuk diterapkan, diinternalisasikan,
diaktualisasikan, dan dibuat menjadi kebiasaan (habituasi) kemudian dirasakan
manfaatnya ditempat kerja.
Dalam rangka pengembangan kompetensi CPNS Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Poso, Latsar dilakukan secara terintegrasi sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 dan PerLAN Nomor 1 Tahun 2021, dimana Pelatihan Dasar CPNS
dilaksanakan dalam bentuk Blended Learning yang dilaksanakan selama 647 (enam
ratus empat puluh tujuh) JP atau setara dengan 74 (tujuh puluh empat) hari kerja dan
dilaksanakan melalui 3 (tiga) bagian pembelajaran yaitu Pelatihan Mandiri, Distance
Learning, dan pembelajaran klasikal di tempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS.
Latsar Golongan III dilaksanakan secara distance learning, yang merupakan
pembelajaran kolaboratif antara peserta Pelatihan Dasar CPNS dan tenaga pelatihan
dengan memanfaatkan sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Lembaga

1
Administrasi Negara dan dikelola bersama dengan lembaga pelatihan pemerintah yang
terakreditas, dimana distance learning terdiri atas e-learning; dan aktualisasi.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Poso memiliki UPT TPI, Yang menjadi
masalah pokok dari pembangunan daerah khususnya sektor kelautan dan perikanan
adalah kurangnya pengembangan penanganan hasil tangkapan perikanan untuk
mempertahankan kualitas mutu. Saat ini yang terjadi di Lapangan bila kapal Nelayan tiba
berlabuh di TPI dan Pengepul ikan juga sudah datang aktivitas bongkar muatan, ikan
diturunkan dari kapal cara penanganan ikan yang dilakukan tidak sesuai standar karena
masih dilakukan seadanya tanpa memperhatikan syarat-syarat harus dipenuhi.
Menyangkut fasilitas penanganan seperti masih menggunakan terpal untuk menampung
es di atas kapal dan cara penanganan seperti penggunaan es sebagai bahan pendingin
ikan tidak mencukupi untuk digunakan.
Kurangnya kesadaran pelaku usaha untuk menerapkan sistem rantai dingin dalam
penanganan hasil perikanan dan cara penanganan ikan yang baik menyebabkan ikan
hasil tangkapan bermutu rendah, selain harga jual yang rendah, ikan dengan mutu
rendah membuat pelaku usaha tidak dapat memberikan jaminan keamanan mutu ikan
bagi konsumen mengingat wilayah kabupaten Poso begitu luas sehingga membutuhkan
waktu yang lama sampai ke tujuan lokasi target pemasaran hingga ke tangan konsumen.
Selama ini nelayan dan pengepul ikan hanya mengetahui proses untuk mempetahankan
mutu ikan hanya dengan penggunaan es saja, akan tetapi proses rantai dingin ini banyak
fasilitas sarana dan prasarana pembekuan yang digunakan salah satunya gudang beku
portable.
Oleh karena itu yang menjadi core isu kurangnya pengetahuan Nelayan dan
Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan, diperlukan suatu upaya untuk
mendukung pelayan yang lebih baik dengan melakukan pembinaan Nelayan dan
Pengepul ikan guna mempertahankan kualitas mutu ikan dengan salah satu cara yang
paling efektif dan efesien adalah dengan melakukan proses rantai dingin.

2
1.2 Visi Misi Gambaran Perangkat Daerah
1. Visi:
Berdasarkan kondisi obyektif Daerah dan tantangan yang akan dihadapi serta
memperhitungkan modal yang tersedia, maka visi pembangunan 2021-2026 adalah:
“Poso Menjadi Kabupaten Maju, Tangguh dan Terdepan
di Sulawesi Tengah”
2. Misi:
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata
bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya untuk mencapai visi yang diharapkan. Untuk mewujudkan Visi tersebut
maka ditetapkan Misi Pembangunan KabupatenPoso 2021-2026 yaitu:
1. DESA MAJU
Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam Unggulan Daerah Berbasis
Kawasan Melalui tata Kelola Desa yang Akuntabel, Transparan, Inovatif,
Produktif Menuju Desa Maju;
2. POSO SEHAT
Mewujudkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Menuju Poso Sehat
3. POSO PINTAR
Mewujudkan Pendidikan yang Terjangkau, Berkualitas dan Inklusif menuju
Poso Pintar
4. POSO SEJAHTERA
Mewujudkan Perekonomian Masyarakat dan Daerah yang Sejahtera dan
Berdaya Saing Melalui Pengembangan Potensi Sumberdaya Lokal
5. POSO PAKAROSO
Mewujudkan Pemerintahan yang Responsif, Profesional, Transparan,
Melayani, bekerja Tuntas, Inofatif dan Akuntabel
6. POSO HARMONI DAN TANGGUH
Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Poso yang Harmoni dan Tangguh
Bencana, Sadar akan lingkungan berkelanjutan, Toleran dan Damai
7. POSO BERSINAR DAN TERDEPAN

3
Mewujudkan Kota Poso sebagai Kota Transit yang Ramah, Indah dan nyaman
dengan Infrastruktur yang Terdepan dan Merata di seluruh Wilayah.
3. Gambaran Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso Berdasarkan pada peraturan
Bupati Nomor 46 tahun 2016 tentang uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Poso mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Perikanan dan
kelautan di Kabupaten Poso. Dinas Perikanan dan Kelautan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dan pelaksanaan teknis Perikanan dan kelautan;
b. Penyusunan rencana dan pelaksanaan program bidang teknologi,
pemberdayaan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan perairan umum;
c. Pembinaan,dan pelaksanaan koordinasi dalam pengelolaan sumberdaya pesisir
dan perairan umum;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis penyuluhan dalam penerapan teknologi,
pemberdayaan usaha dan kaspasitas kelembagaan perikanan;
e. Pelaksanaan perencanaan ruang, pemanfaatan dan pengembangan perairan
umum (danau, rawa dan sungai);
f. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan;
g. Pelaksanaan Penyuluhan Perikanan dan
h. Pelaksanaan administrasi umum yang meliputi Ketatausahaan, Kepegawaian,
Perlengkapan dan Keuangan.
A. Strategi Dinas Perikanan dan Kelautan
Strategi Dinas Perikanan dan Kelautan yang tertera pada Rencana Strategis
periode 2021-2026 dalam mendukung visi dan misi bupati Kabupaten Poso, ialah
sebagai berikut:
1. Memaksimalkan pelaksanaan Perda Kabupaten Poso dibidang Perikanan dan
kelautan melalui program sosialisasi, pendidikan dan pelatihan :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Poso dibidang Perikanan dan kelautan sesuai
kebutuhan daerah serta diimplementasikan secara sinergis lintas sektor.
b. Seluruh perencana, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan
terintegrasi dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat.

4
c. Sumberdaya masyarakat Perikanan dan kelautan (SDM-KP) memiliki kompetensi
sesuai kebutuhan.
2. Peningkatan kapasitas Sumberdaya manusia Perikanan dan kelautan serta adopsi
teknologi dalam pengelolaan sumberdaya Perikanan dan kelautan.
a. Pemanfaatan sumberdaya Perikanan dan kelautan yang optimal dan
berkelanjutan serta penerapan teknologi ramah lingkungan.
b. Konservasi kawasan hutan bakau dan terumbu karang serta jenis biota perairan
yang dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan.
c. Bebas ilegal fishing serta kegiatan yang merusak sumberdaya Perikanan dan
kelautan.
3. Peningkatan kemampunan manajerial usaha skala kecil sektor Perikanan dan
kelautan
a. Menumbuhkan kemandirian usaha kecil sektor Perikanan dan kelautan.
b. Studi banding dan pelatihan untuk peningkatkan ketrampilan manajerial pelaku
usaha perikanan.
c. Memacu tanggung jawab dan peran KKMB-KP (Konsultan Keuangan Mitra Bank
Perikanan dan kelautan) dalam manajerial dan akses terhadap sumberdaya
permodalan.
4. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi dan Mutu Produk Hasil Sumberdaya
Perikanan dan kelautan
a. Mengoptimalkan usaha budidaya perikanan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
b. Membangun pasar ikan didesa yang memiliki produksi Perikanan dan kelautan
dan memfasilitasi penjualan hasil perikanan.
c. Menjadi sentra produksi dan tujuan utama investasi bidang Perikanan dan
kelautan.
B. Kebijakan Dinas Perikanan dan Kelautan
1. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap Dalam
Pengembangan Hasil perikanan.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat nelayan dalam upaya optimalisasi
pengembangan TPI.

5
3. Melakukan Monitoring dan evaluasi lapangan agar bantuan yang diberikan
tepat sasaran.
4. Mencegah terjadinya illegal fishing untuk kelestarian sumberdaya perikanan.
5. Memberikanan informasi yang akurat untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
masyarakat nelayan.
6. Meningkatkan kualitas produksi hasil perikanan dan meningkatkan efektifitas
kelembagaan untuk promosi.
7. Meningkatkan pengetahuan masyarakat nelayan dalam upaya pemahaman UU
dan Perda wilayah pesisir,
8. Meningkatkan pengawasan dan monitoring dari pencurian sumberdaya hasil
perikanan.
9. Intensifikasi budidaya perikanan ekonomis tinggi yang didukung ketersediaan
benih yang baik dan bermutu dengan pemanfaatan secara maksimal kawasan
budidaya.
10. Mendorong peningkatan produksi hingga 70,6% yang mengikuti peningkatan
skala nasional hingga 200% dengan kriteria budidaya ekonomis tinggi,
teknologi tersedia, dapat dibudidayakan secara massal dengan skala usaha
yang memenuhi standar.
11. Memacu kinerja Balai Benih Ikan (BBI) untuk produksi induk unggul dan
pembenihan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) guna mendukung ketersediaan
benih yang baik.
12. Membangun Laboratorium skala kecil standar HPI, s.erta menginventarisir
kawasan budidaya yang baik dan dapat dikonservasi
13. Mendorong kelompok usaha budidaya kearah standar CBIB maupun
kelembagaan bersertifikat.
14. Mengembangkan kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan endemik
ekonomis penting di daerah (sidat)
15. Sertifikasi unit usaha yang standar.
16. Integrasi perencanaan dan pelaporan akuntabel dan tepat waktu.
17. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya perikanan.

6
18. Peningkatan pengawasan dan penegakkan hukum bidang perikanan dan
kelautan berbasis masyarakat.
19. Meningkatkan nilai penjualan produksi perikanan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat perikanan.
20. Mengembangkan kualitas produk dan jenis olahan hasil perikanan serta
meningkatkan efektivitas UMKM pengolahan perikanan.
21. Meningkatkan promosi atas potensi dan produk perikanan pada berbagai event.
22. Meningkatkan kualitas data hasil produksi perikanan.
C. Rencana Program dan Kegiatan
Program disusun sebagai management plant (rencana pengelolaan) dari upaya
mewujudkan visi Dinas. Untuk itu langkah awal yang dilakukan adalah menyusun
kebijakan operasional sebagai payung dari program dan kegiatan itu sendiri. Dengan
demikian kegiatan yang disusun dapat lebih operasional sehingga Visi, Misi, Tujuan,
Strategi dan Sasaran dapat terealisir. Program dan kegiatan disusun dalam periode 5
(lima) tahun yang dibagi dalam program dan kegiatan tahunan sesuai dengan prioritas
program itu sendiri untuk dapat mencapai visi. Adapun kebijakan sebagaimana tertuang
dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun kedepan terdiri
atas :
1. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Program ini diwujudkan dalam kegiatan :
a. Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air, dan listrik
b. Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
c. Administrasi Kepegawaian Perangkat Darah
d. Administrasi Umum Perangkat Daerah
e. Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
f. Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
g. Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
2. Program pengelolaan Perikanan Budidaya
Program ini diwujudkan dalam kegiatan :
a. Pengelolaan Pembudidaya Ikan

7
3. Program pengelolaan Perikanan Tangkap
Program ini diwujudkan dalam kegiatan :
a. Pengelolaan Penangkapan Ikan di Wilayah Sungai, Danau, Waduk, Rawa, dan
Genangan Air Lainnya yang dapat Diusahakan dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten/
atau Kota
b. Pemberdayaan Nelayan Kecil dalam Daerah Kabupaten/ Kota.
c. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
4. Program Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan
Program ini diwujudkan dalam kegiatan :
a. Penerbitan Tanda Daftar Usaha Pengolahan Hasil Perikanan Bagi Usaha Skala
Mikro dan Kecil
b. Pembinaan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Bagi Usaha Pengolahan dan
Pemasaran Skala Mikro dan Kecil
c. Penyediaan dan Penyaluran Bahan Baku Industri Pengolahan Ikan Dalam 1
(satu) Daerah Kabupaten/Kota.

8
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN POSO

KEPALA DINAS
Drs. SYAHRUR, MM

SEKRETARIS
IDHAM INCE DAHLAN, ST

KASUBAG UMUM DAN


PERENCANA
KEPEGAWAIAN
WIWIK ILHAM, S.Pi WIJI LESTARI, SE

KABID PENGUATAN DAYA SAING KABID PERIKANAN BUDIDAYA KABID PERIKANAN TANGKAP
PRODUK PERIKANAN
MUH. RIFAIZAL SALEH, S.St.Pi,
SULTAN MOHAMMAD, ST FIBRETSI MINGLOHY TINDJABATE, ST
MM

ANALIS PASAR HASIL PERIKANAN PENGAWAS PERIKANAN KASI PENGEMBANGAN USAHA


PENANGKAPAN IKAN
IRWAN THAHA BAUDA, S.Pi RESTU NUGROHO, S.Pi FATMAWATY DJAFAR, S.Pi, M.Si

ANALIS PASAR HASIL PERIKANAN PENGAWAS PERIKANAN PENGELOLA PRODUKSI PERIKANAN


TANGKAP
LUN EFRIANI TADO'A, SE ZAMRUD LANTIUNGA, S.Pi, M.Si TETY C. PAKAYA, S.Pi

PENGELOLA KESEHATAN IKAN DAN


PEMBINA MUTU HASIL PERIKANAN PENGAWAS PERIKANAN
LINGKUNGAN
MUHAMMAD FADLI, SH RUKNI NURDIN, S.Sos RIDWAN, S.Pi

KEPALA UPT TEMPAT PELELANGAN KEPALA UPT PERBENIHAN AIR


IKAN TAWAR
ISMANTO HAMID, A.MD …..

9
1.3 Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta Latsar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia (PERMENPAN RB) Nomor 41 Tahun 2018 tentang nomenklatur
jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil di lingkungan instansi pemerintah, tugas jabatan
analis kelautan dan perikanan yaitu melakukan kegiatan analisis dan penelaahan dalam
rangka penyusunan rekomendasi kebijakan di bidang kelautan dan perikanan. Sesuai dengan
Peraturan Bupati Poso Nomor 46 Tahun 2016 tentang uraian tugas, fungsi dan tata kerja
dinas daerah, dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi sebagai analis kelautan dan
perikanan, maka dijabarkan tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengelolaan administrasi dan menyusun program kerja seksi pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat perikanan;
b. Menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis
pelaksanaan kegiatan seksi pelayanan dan pemberdayaan masyarakat perikanan;
c. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kegiatan perencanaan
program dengan pihak dan unit terkait;
d. Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat;
e. Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat dengan unit kerja terkait;
f. Menyiapkan bahan bimbingan teknis pemanfaatan dan pengendalian tata ruang;
g. Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis mitigasi bencana dan pencemaran
lingkungan;
h. Melakukan pengumpulan, pengolahan, analisa serta penyajian data statistik di bidang
perikanan;
i. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat; dan
j. Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas seksi pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
1.4 Tujuan Aktualisasi
Tujuan aktualisasi adalah untuk membentuk Calon Aparatur Sipil Negara yang
professional dibidangnya dan berorientasi pada pelayanan masyarakat dengan menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yaitu (Ber-AKHLAK) dalam melaksanakan tugas dan jabatan yang
kemudian diaktualisasikan dalam pekerjaan berkontribusi positif pada pemerintah daerah
untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat Nelayan kabupaten Poso. Dengan
10
cara meningkatkan pembinaan kepada nelayan dan pengepul ikan dalam hal penanganan
hasil tangkapan ikan.

1.5 Manfaat Aktualisasi


a. Bagi pemerintah Daerah dapat menyelesaikan misi nomor 4 yaitu Mewujudkan
perekonomian Masyarakat dan daerah yang sejahtera dan berdaya saing melalui
pengembangan potensi sumberdaya lokal
b. Bagi unit kerja meningkatkan pelayanan, sehingga masyarakat yang menjadi sasaran
dari organisasi merasa puas dengan pelayanan yang diterima masyarakat
c. Bagi penulis menjadi pribadi yang profesional dalam memahami, menguasai tugasnya,
dan mampu mengimplementasikan prinsip nilai-nilai dasar ASN
d. Bagi kelompok nealayan dan pengepul ikan sebagai dasar pengetahuan mengenai
sistem rantai dingin dalam menjaga kualitas hasil tangkapan serta tehnik pendinginan
yang efektif dan efesien.

11
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) Ber-AKHLAK


Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Aparatur Sipil Negara (ASN), peserta Pelatihan
Dasar diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN dengan cara mengalami
sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta latsar dasar
dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Berdasarkan keputusan LAN RI Nomor:
14/K.1/PDP.07/2022, telah terjadi perubahan nilai dasar dari ANEKA menjadi Ber-AKHLAK.
Berdasarkan materi Ber-AKHLAK dapat diketahui kalimat afirmasi dan panduan perilaku dari
masing-masing nilai dasar ASN Ber-AKHLAK tersebut, adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai-nilai dasar ASN dan panduan perilakunya
No Nilai Dasar Afirm asi Kata Kunci Panduan Perilaku
1. Berorientasi Kami berkomitmen ✓ Responsivitas 1. Memahami dan
memenuhi kebutuhan
Pelayanan memberikan ✓ Kualitas
pelayanan prima masyarakat
✓ Kepuasan 2. Ramah, cekatan,
demi kepuasan
solutif, dan dapat
masyarakat diandalkan
3. Melakukan perbaikan
tiada henti.

2. Akuntabel Kami ✓ Integritas 1. Melaksanakan tugas


dengan jujur,
bertanggungjawab ✓ Konsisten
atas kepercayaan bertanggungjawab,
✓ Dapat dipercaya cermat, disiplin dan
yang diberikan
✓ Transparan berintegritas tinggi
2. Menggunakan
kekayaan dan barang
milik negara secara
bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
3. Tidak
menyalahgunakan
kewenangan jabatan

3. Kompeten Kami terus belajar ✓ Kinerja terbaik 1. Meningkatkan


kompetensi diri untuk
dan ✓ Sukses
mengembangkan menjawab tantangan
✓ Keberhasilan yang selalu berubah
kapabilitas
✓ Learning agility 2. Membantu orang lain
✓ Ahli dibidangnya belajar
3. Melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik

12
4. Harmonis Kami saling peduli ✓ Peduli 1. Menghargai setiap
orang apapun latar
dan menghargai ✓ Perbedaan
perbedaan belakangnya
✓ Selaras 2. Suka menolong
orang lain
3. Membangun
lingkungan kerja
yang kondusif

5. Loyal Kami saling peduli ✓ Komitmen 1. Memegang teguh


ideologi Pancasila,
dan menghargai ✓ Dedikasi
perbedaan UUD 1945, setia
✓ Kontribusi pada NKRI serta
✓ Nasionalisme pemerintahan yang
sah
✓ Pengabdian
2. Menjaga nama baik
sesama ASN,
Pimpinan, Instansi,
dan Negara
3. Menjaga rahasia
jabatan dan negara

6. Adaptif Kami terus ✓ Inovasi 1. Cepat menyesuaikan


diri menghadapi
berinovasi dan ✓Antusias terhadap
antusias dalam perubahan
perubahan 2. Terus berinovasi dan
menggerakkan
✓ Proaktif mengembangkan
ataupun kreativitas
menghadapi 3. Bertindak proaktif
perubahan
7 Kolaboratif Kami membangun ✓ Kesediaan 1. Memberi kesempatan
kerjasama yang bekerja sama kepada berbagai
pihak untuk
sinergis ✓ Sinergi untuk berkontribusi
hasil yang lebih baik 2. Terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai
tambah
3. Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai
sumberdaya untuk
tujuan Bersama.

2.2 Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN agar dapat menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Arah tujuan dari Manajemen ASN adalah dengan menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan kedepanya tersedia sumber daya manusia

13
ASN yang unggul sesuai dengan perkembangan jaman. ASN sebagai pelayan publik harus
memiliki kesadaran dalam berkontribusi guna perbaikan kualitas pelayanan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggaran pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan
diri sendiri, seseorang dan golongan.
Pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah
bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional agar dapat
mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan perubahan zaman.
Undang-undang ini menjadi dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan
untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta
bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
2. Smart ASN
Percepatan transformasi digital juga diprioritaskan untuk penguatan ekonomi digital.
Menurut Menkominfo, transformasi digital dapat mendorong perubahan model usaha,
meningkatkan peluang yang menghasilkan nilai tambah, dan mendorong perubahan lintas
sektoral dalam pola pikir bisnis yang didorong secara digital. Di posisi hilir, infrastruktur digital
akan berujung pada penguatan potensi ekonomi digital, sehingga pemanfaatan infrastruktur
digital untuk terus mendorong penguatan dan manfaat ekonomi digital terus dilakukan. Literasi
digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi, kepentingan
produsennya, dan cara-cara di mana ia merepresentasikan realita di dunia; dan memahami
bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi
yang lebih luas. Konsep literasi digital pun semakin berkembang seiring zaman literasi digital
adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan,
mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat
melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini
mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK,
literasi informasi dan literasi media.
Secara umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa
14
kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal, literasi
digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan
pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang
dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang
bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital
dengan penuh tanggung jawab. Literasi digital juga merupakan kemampuan untuk secara
kreatif terlibat dalam praktik sosial tertentu, untuk mengasumsikan identitas sosial yang tepat,
dan untuk membentuk atau mempertahankan berbagai hubungan sosial di ruang digital.
Literasi digital juga mencakup kemampuan untuk menyesuaikan aspek keterjangkauan dan
kendala yang muncul dalam bermedia digital dengan berbagai dengan keadaan tertentu.
Penjabaran literasi digital dibagi ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan menggunakan
media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan
media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety). Kerangka
kurikulum literasi digital ini juga digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi
kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Digital skill merupakan
kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan
piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital safety
merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital
dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Sementara itu, digital ethics merupakan kemampuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari.
Perkembangan zaman membuat PNS saat ini dituntut untuk memahami dunia digital
guna mendukung kinerja di organisasi. Digitaslisasi dalam organisasi dapat menyentuh
segala lini ruang kerja, karena digitalisasi bisa menjawab segala perubahan yang terjadi
dengan cepat sehingga dapat membentuk karakter PNS yang cakap di dunia digital. Karakter
yang dimaksud yaitu efektif, efisien, inovatif, dan memiliki kinerja yang bermutu, dalam
penyelenggaraan program pemerintah, khususnya program literasi digital, pilar literasi digital,
sampai implementasi dan implikasi literasi digital dalam kehidupan bersosial dan dunia kerja.
Transformasi digital memberikan lebih banyak informasi, komputasi, komunikasi, dan
konektivitas yang memungkinkan berbagai bentuk kolaborasi baru di dalam jaringan dengan
aktor yang terdiversifikasi. Realitas baru ini menawarkan potensi luar biasa untuk inovasi dan
kinerja dalam organisasi (Vial, 2019 dalam LAN RI, 2021).
15
Konsep Literasi Digital Menurut Gilster (1997) dalam LAN RI (2021) literasi digital
mengacu kepada kemampuan untuk memahami, mengevaluasi dan mengintegrasi ke dalam
berbagai format (multiple formats) dalam bentuk digital. Kominfo menjabarkan literasi digital
ke dalam 4 kompetensi yaitu :
1. Kecakapan menggunakan media digital (digital skills), merupakan kemampuan individu
dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK
serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
2. Budaya menggunakan digital (digital culture), merupakan kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan
digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
3. Etis menggunakan media digital (digital ethics), merupakan kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
4. Aman menggunakan media digital (digital safety), merupakan kemampuan user dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan
kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari
(LAN RI, 2021).
2.3 Analisis Isu
2.3.1 Identifikasi Isu
a. Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan
ikan
b. Belum optimalnya validasi data program kegiatan bidang tangkap pada capaian kinerja
evaluasi dan monitoring (e-monev)
c. Belum optimalnya pengiputan dokumen program kegiatan bidang di Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP)
2.3.2 Isu yang diangkat
Penjabaran isu yang diangkat atau dibahas dilakukan setelah mengidentifikasi
beberapa masalah sebagaimana yang telah dijabarkan pada poin identifikasi isu, maka tahap
selanjutnya yaitu dilakukan analisis dengan menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan
analisis isu yang kedua yaitu dengan USG (Urgency, Seriousness, Growth). Penjabaran isu
yang prioritas yang akan diangkat/dibahas dapat dijabarkan pada tabel berikut:
Tahapan penerapan teknik analisis kriteria isu untuk menentukan isu prioritas yaitu
dengan menggunakan Teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan).
Teknik APKL merupakan teknik analisis isu yang dapat digunakan untuk menentukan

16
kelayakan suatu permasalahan/isu untuk dicarikan solusinya, dengan memperhatikan 4 faktor
sebagai berikut:
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat;
2. Problematik, artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif;
3. Kekhalayakan, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang maupun kelompok kecil;
4. Kelayakan, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya dan dapat dibahas sesuai dengan tugas hak, wewenang
dan tanggungjawab
Tabel 2. Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan).
Kriteria
No Isu Total
A P K L
1 Kurangnya pengetahuan Nelayan
dan Pengepul ikan dalam 4 4 5 5 18
penanganan hasil tangkapan ikan
2 Belum optimalnya validasi data
program kegiatan bidang tangkap
pada capaian kinerja evaluasi dan 4 4 4 5 17
monitoring (e-monev)

3 Belum optimalnya pengiputan


dokumen program kegiatan bidang
di Sistem Pengendalian Intern
4 4 4 4 16
Pemerintah (SPIP)

Analisa yang dilakukan untuk melihat akar permasalahan yang terjadi selanjutnya yaitu
menggunakan teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth). Isu prioritas yang akan dinilai
selanjutnya dilakukan analisis USG dengan menggunakan bobot antara 1-5, dimana bobot 1
yaitu ditandai dengan isu yang tidak urgent sedangkan bobot 5 sangat urgent. Penjelasan
teknik USG dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Urgency, seberapa mendesaknya sebuah isu harus dibahas, dianalisis dan ditindak
lanjuti;
2. Seriousness, seberapa seriusnya isu tersebut perlu dibahas dan akibat yang
ditimbulkan jika isu tersebut tidak segera diselesaikan;
3. Growth, seberapa besar kemungkinan berkembangnya isu jika tidak segera
diselesaikan.
17
Tabel 3. Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Kriteria
No Situasi/penilaian Total Peringkat
U S G
1 Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul
5 5 5 15 1
ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan
2 Belum optimalnya validasi data program kegiatan
bidang tangkap pada capaian kinerja evaluasi
5 4 4 14 2
dan monitoring (e-monev)

3 Belum optimalnya pengiputan dokumen program


kegiatan bidang di Sistem Pengendalian Intern
4 4 4 12 3
Pemerintah (SPIP)

Berdasarkan analisis isu yang diterapkan dengan menggunakan metode analisis APKL
dan analisis USG, maka isu yang dinilai sangat penting ialah “Kurangnya pengetahuan
Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan.
2.3.3 Analisis Pemecahan Isu (Fishbone)

Teknik analisis pemecahan Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan


dalam penanganan hasil tangkapan ikan di TPI Dinas Perikanan dan Kelautan, yaitu dengan
menggunakan metode fishbone diagram untuk menemukan hubungan sebab-akibat yang
terjadi pada isu tersebut.

Manusia Teknologi Metode

Penanganan hasil Belum adanya


Akses teknologi penerapan SOP
tangkapan tidak
terbatas sistem rantai
sesuai standar Kurangnya
dingin pengetahuan
Nelayan dan
Pengepul ikan
dalam
wilayah Kab. Poso Kualitas ikan penanganan hasil
Ketersediaan cepat tangkapan ikan
modal dan sarana begitu luas
membusuk

Material Lingkungan Mutu ikan

Bagan 1. Metode Fishbone Diagram Pemecahan Isu

Berdasarkan analisis isu menggunakan diagram fishbone, maka telah didapatkan


penyebab isu yang utama yaitu “Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam
penanganan hasil tangkapan ikan”

18
2.3.4 Analisis Sebab-Akibat

Teknik analisis pemecahan isu yang dilakukan untuk menganalisa isu Kurangnya
pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan, yaitu
dengan menggunakan tabel pemecahan isu untuk menemukan hubungan penyebab,
dampak, dan gagasan kreatif yang terjadi pada isu tersebut.

Tabel 4. Analisis Pemecahan Isu


Uraian Gagasan
No Isu Penyebab Dampak
Kreatif
1. Kurangnya • Penanganan • Akan terus • Meningkatkan
pengetahuan hasil menerapkan metode pemahaman
tangkapan kerja (cara lama) Nelayan dan
Nelayan dan
tidak sesuai Pengepul ikan
Pengepul ikan standar • Harga jual ikan rendah mengenai penerapan
dalam karena kualitas ikan sistem rantai dingin
sudah menurun melalui sosialisasi
penanganan
• Akses tenologi
hasil tangkapan yang masih • Asal-asalan dalam • Perlu membuat SOP
ikan terbatas pembekuan/pendiginan dan alur kerja sistem
hasil tangkapan ikan rantai dingin
• Belum adanya nelayan
penerapan • Perlu membuat X-
SOP sistem • Pemilihan ikan yang baner dan Pamflet
rantai dingin tidak tepat SOP sistem rantai
berpengaruh pada dingin sebagai
• Ketersediaan resiko kesehatan bahan edukasi
modal dan masyarakat
sarana • Perlu membuat video
tutorial sistem rantai
• Wilayah dingin pada mutu
kab.Poso hasil perikanan
begitu luas
sehingga • Perlu melakukan
memerlukan pembinaan kepada
waktu yang Nelayan dan
lama untuk Pengepul ikan
menjangkau dengan memberikan
lokasi tujuan pelatihan
pemasaran
• Pengadaan program
bantuan gedung
• Kualitas ikan beku portable
cepat
membusuk

19
2.4 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan
3. Belum optimalnya validasi data program kegiatan bidang tangkap pada capaian kinerja monitoring dan evaluasi
(e-monev)
4. Belum optimalnya pengiputan dokumen program kegiatan bidang di Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP)
Isu yang Diangkat : Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi penanganan hasil tangkapan ikan Nelayan dan Pengepul ikan melalui sistem rantai dingin (Cold Chain
System) di TPI Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso
Kontribusi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan substansi kegiatan terhadap Penguatan
Output Hasil
mata pelatihan Visi, Misi Pemkab nilai OPD
Poso

1. Persiapan kegiatan • Mengkonsultasikan • Mentor • Manajemen ASN Kegiatan ini Mengakselarasi


kegiatan dan mengetahui, • Akuntabel berkontribusi fungsi
terhadap
meminta memahami dan • Harmonis organisasi
pencapaian Misi
persetujuan dengan menyetujui • Kompeten Nomor 4
perangkat
mentor rencana • Adaptif Mewujudkan Daerah dengan
aktualisasi • Kolaboratif perekonomian nilai
Masyarakat dan BerAKHLAK
• Koordinasi dengan • Adanya Daerah yang
rekan kerja lainnya dukungan sejahtera dan
kesediaan berdaya Saing
untuk Melalui
pengembangan
menghadirkan
nelayan dan

20
pengepul ikan potensi
untuk sumberdaya lokal
sosialisasi
sistem rantai
dingin

• Menyiapkan blanko Tersedianya


daftar hadir, blanko daftar
undangan kegiatan hadir dan
undangan

2. Pembuatan Bahan Materi • Mencari referensi • Rincian tahapan • Manajemen ASN Kegiatan ini Mengakselarasi
Sosialisasi SOP sistem yang sesuai untuk awal kegiatan • Akuntabel berkontribusi fungsi
rantai dingin pembuatan materi sosialisasi SOP • Kompeten terhadap organisasi
pencapaian Misi
sosialisasi SOP • Adaptif perangkat
Nomor 4
• Menyusun tahapan • Konsep Mewujudkan Daerah dengan
awal bahan tahapan awal perekonomian nilai
sosialisasi SOP kegiatan Masyarakat dan BerAKHLAK
sosialisasi SOP Daerah yang
• Membuat desain X- • Desain X- sejahtera dan
berdaya saing
Banner, Pamflet Banner, Pamflet melalui
pengembangan
potensi
sumberdaya lokal

21
3. Membuat video tutorial • Mencari referensi • Adanya • Manajemen ASN Kegiatan ini
tentang sistem rantai referensi untuk • Smart ASN berkontribusi
dingin (cold chain video • Akuntabel terhadap
pencapaian Misi
syistem) • Kompeten
• Adanya video Nomor 4 Mengakselarasi
• Membuat Video • Adaptif
tutorial untuk Mewujudkan fungsi
sosialisasi perekonomian organisasi
masyarakat dan
perangkat
daerah yang
sejahtera dan Daerah dengan
• Mengupload di • Sebagai bahan
berdaya saing nilai
(Youtube, instagram edukasi yang
melalui BerAKHLAK.
dan Facebook) dapat diakses pengembangan
potensi
sumberdaya lokal

4. Koordinasi kembali • Melakukan validasi • Final materi • Manajemen ASN Kegiatan ini Mengakselarasi
dengan mentor mengenai dan memaparkan sosialisasi • Akuntabel berkontribusi fungsi
terhadap
bahan materi sosialisasi kepada mentor SOP sistem • Kompten organisasi
pencapaian Misi
mengenai materi rantai dingin • Harmonis Nomor 4
perangkat
sosialisasi SOP dan desain X- • Adaptif Mewujudkan Daerah dengan
sistem rantai dingin Banner, • Kolaboratif perekonomian nilai
pamflet yang Masyarakat dan BerAKHLAK
sudah Daerah yang
dikonsultasikan sejahtera dan
berdaya saing
melalui
pengembangan
potensi
sumberdaya lokal

22
5. Sosialisasi dan • Memberikan edukasi • Mempublikasikan Kegiatan ini Mengakselarasi
Pembinaan SOP sistem rantai X-Banner, • Manajemen ASN berkontribusi fungsi
dingin dan Pamflet SOP • Smart ASN terhadap organisasi
pencapaian Misi
membagikan X- sistem rantai • Berorientasi pelayanan Nomor 4
perangkat
Banner, Pamflet dingin • Akuntabel Mewujudkan Daerah dengan
• Kompoten perekonomian nilai
• Melakukan • Dipahaminya • Harmoni Masyarakat dan BerAKHLAK.
pembinaan nelayan SOP sistem Daerah yang
• Adaptif
dan Pengepul ikan rantai dingin dan sejahtera dan
• Loyal berdaya saing
dengan memberikan diterapkanya • Kolaboratif melalui potensi
pelatihan SOP tersebut sumberdaya lokal

6. Monitoring dan evaluasi • Pengukuran • Hasil monitoring Kegiatan ini Mengakselarasi


pencapaian dan Evaluasi • Manajemen ASN berkontribusi fungsi
• Smart ASN terhadap organisasi
pencapaian Misi perangkat
• Pelaporan dan • Rencana tindak • Berorientasi pelayanan
Nomor 4 Daerah dengan
penyusunan lanjut • Akuntabel
Mewujudkan nilai
rencana tindak menengah dan • Kolaboratif perekonomian BerAKHLAK
lanjut jangka panjang Masyarakat dan
Daerah yang
sejahtera dan
berdaya Saing
melalui
pengembangan
potensi
sumberdaya lokal

23
2.5 Jadwal Tentatif Aktualisasi
Pelaksanaan aktualisasi memerlukan jadwal kegiatan untuk mempermudah
terlaksananya kegiatan aktualisasi demi kelangsungan pencapaian target yang baik.
Gambaran jadwal tentatif aktualisasi tertera pada tabel berikut:

Tabel 7. Jadwal Tentatif Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Maret April
No Kegiatan
2 3 4 1 2 3
1
Persiaan Kegiatan

2 Pembuatan bahan materi sosialisasi

3 Membuat video tutorial tentang sistem rantai


dingin (syistem cold chain)
4 Koordinasi kembali dengan mentor mengenai
bahan materi sosialisasi
5 Sosialisasi dan Pembinaan
6 Monitoring dan evaluasi

24

Anda mungkin juga menyukai