Oleh
Oleh
Nama : Ria Rukmana, S.Pi
NIP : 19960428 202205 2 001
Instansi : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Poso
Jabatan : Analis Kelautan dan Perikanan
Nomor Peserta : 32
JUDUL
ii
NIP. 19710817 199703 2 008
Oleh
Nama : Ria Rukmana, S.Pi
NIP : 19960428 202205 2 001
Instansi : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Poso
Jabatan : Analis Kelautan dan Perikanan
Nomor Peserta : 32
JUDUL
Coach Mentor
Penguji
iii
ANDI BHAKTI GUNAWAN, S.STP
NIP. 19820218 200112 1 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas curahan rahmat
dan nikmat-Nya, sehingga penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III dapat menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil
Negara” yang merupakan persyaratan yang diwajibkan selama mengikuti Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Rancangan Aktualisasi terwujud atas bantuan
dari banyak pihak. Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Baco Hamid dan Ibu Tasna SP yang senantiasa mendoakan penulis
agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik;
2. Ibu dr. Verna Gladies Merry Inkiriwang selaku Bupati Poso;
3. Bapak Drs. Syahrur, MM selaku Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Poso;
4. Bapak Idham Ince Dahlan, ST selaku Sekertaris Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Poso;
5. Ibu Agustina, SH., M.Si selaku coach dalam membimbing dan mengarahkan
dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi;.
6. Bapak Andi Bhakti Gunawan, S.STP selaku penguji yang akan memberikan
saran dan masukkan serta motivasi dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi
7. Bapak Ismanto Hamid A.Md.Te selaku mentor sebagai Kepala UPT TPI di
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso;
8. Rekan-rekan CPNS Andi Trisetia Nurfajri, S.Pi., Andi Lisdawati, S.Pi. ., Citra
Angryani Ambatoding, S.Pi., Ahmad Rifai, S.Pi dan Edwin K. Tangke Allo, S.Pi
di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso yang telah berjuang
bersama dalam kegiatan;
9. Rekan-rekan CPNS semua angkatan Latsar di Kabupaten Poso, terkhusus
dan tersayang angkatan CXXVII Kelompok 2;
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah
banyak membantu.
v
Penulis berupaya agar Rancangan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan,
sehingga diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penulisan ini.
Maret, 2023
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PENGESAHAN.................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
I.2 Visi, Misi dan Gambaran Perangkat Daerah..................................... 3
I.3 Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta Latsar........................................ 10
I.4 Tujuan Aktualisasi............................................................................. 10
I.5 Manfaat Aktualisasi........................................................................... 11
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada Instasi Pemerintahan. Pegawai
ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan dan diserahi tugas negara lainnya, serta digaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa (UU No.5 Tahun 2014
tentang ASN).
Latsar golongan III sebagai mandat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pada
pasal 63, ayat (4) dan PP Nomor 11 Tahun 2017, pada pasal 34, ayat (4), bahwa masa
percobaan CPNS dengan prajabatan dilaksanakan melalui proses pendidikan dan
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
berthanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang,
diperlukan pembentukan karakter melalui jalur Latsar CPNS yang didasarkan pada
nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil untuk diterapkan, diinternalisasikan,
diaktualisasikan, dan dibuat menjadi kebiasaan (habituasi) kemudian dirasakan
manfaatnya ditempat kerja.
Dalam rangka pengembangan kompetensi CPNS Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Poso, Latsar dilakukan secara terintegrasi sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 dan PerLAN Nomor 1 Tahun 2021, dimana Pelatihan Dasar
CPNS dilaksanakan dalam bentuk Blended Learning yang dilaksanakan selama 647
(enam ratus empat puluh tujuh) JP atau setara dengan 74 (tujuh puluh empat) hari kerja
dan dilaksanakan melalui 3 (tiga) bagian pembelajaran yaitu Pelatihan Mandiri,
Distance Learning, dan pembelajaran klasikal di tempat penyelenggaraan Pelatihan
Dasar CPNS. Latsar Golongan III dilaksanakan secara distance learning, yang
merupakan pembelajaran kolaboratif antara peserta Pelatihan Dasar CPNS dan tenaga
pelatihan dengan memanfaatkan sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh
Lembaga Administrasi Negara dan dikelola bersama dengan lembaga pelatihan
1
pemerintah yang terakreditas, dimana distance learning terdiri atas e-learning; dan
aktualisasi.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Poso memiliki UPT TPI, Yang menjadi
masalah pokok dari pembangunan daerah khususnya sektor kelautan dan perikanan
adalah kurangnya pengembangan penanganan hasil tangkapan perikanan untuk
mempertahankan kualitas mutu. Saat ini yang terjadi di Lapangan bila kapal Nelayan
tiba berlabuh di TPI dan Pengepul ikan juga sudah datang aktivitas bongkar muatan,
ikan diturunkan dari kapal cara penanganan ikan yang dilakukan tidak sesuai standar
karena masih dilakukan seadanya tanpa memperhatikan syarat-syarat harus dipenuhi.
Menyangkut fasilitas penanganan seperti masih menggunakan terpal untuk
menampung es di atas kapal dan cara penanganan seperti penggunaan es sebagai
bahan pendingin ikan tidak mencukupi untuk digunakan.
Kurangnya kesadaran pelaku usaha untuk menerapkan sistem rantai dingin
dalam penanganan hasil perikanan dan cara penanganan ikan yang baik menyebabkan
ikan hasil tangkapan bermutu rendah, selain harga jual yang rendah, ikan dengan mutu
rendah membuat pelaku usaha tidak dapat memberikan jaminan keamanan mutu ikan
bagi konsumen mengingat wilayah kabupaten Poso begitu luas sehingga membutuhkan
waktu yang lama sampai ke tujuan lokasi target pemasaran hingga ke tangan
konsumen. Selama ini nelayan dan pengepul ikan hanya mengetahui proses untuk
mempetahankan mutu ikan hanya dengan penggunaan es saja, akan tetapi proses
rantai dingin ini banyak fasilitas sarana dan prasarana pembekuan yang digunakan
salah satunya gudang beku portable.
Oleh karena itu yang menjadi core isu kurangnya pengetahuan Nelayan dan
Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan, diperlukan suatu upaya untuk
mendukung pelayan yang lebih baik dengan melakukan pembinaan Nelayan dan
Pengepul ikan guna mempertahankan kualitas mutu ikan dengan salah satu cara yang
paling efektif dan efesien adalah dengan melakukan proses rantai dingin.
2
1. Visi:
Berdasarkan kondisi obyektif Daerah dan tantangan yang akan dihadapi serta
memperhitungkan modal yang tersedia, maka visi pembangunan 2021-2026 adalah:
“Poso Menjadi Kabupaten Maju, Tangguh dan Terdepan
di Sulawesi Tengah”
2. Misi:
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan
nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan
mandat yang diberikannya untuk mencapai visi yang diharapkan. Untuk mewujudkan
Visi tersebut maka ditetapkan Misi Pembangunan KabupatenPoso 2021-2026 yaitu:
1. DESA MAJU
Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam Unggulan Daerah Berbasis
Kawasan Melalui tata Kelola Desa yang Akuntabel, Transparan, Inovatif,
Produktif Menuju Desa Maju;
2. POSO SEHAT
Mewujudkan Kualitas Kesehatan Masyarakat Menuju Poso Sehat
3. POSO PINTAR
Mewujudkan Pendidikan yang Terjangkau, Berkualitas dan Inklusif menuju
Poso Pintar
4. POSO SEJAHTERA
Mewujudkan Perekonomian Masyarakat dan Daerah yang Sejahtera dan
Berdaya Saing Melalui Pengembangan Potensi Sumberdaya Lokal
5. POSO PAKAROSO
Mewujudkan Pemerintahan yang Responsif, Profesional, Transparan,
Melayani, bekerja Tuntas, Inofatif dan Akuntabel
6. POSO HARMONI DAN TANGGUH
Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Poso yang Harmoni dan Tangguh
Bencana, Sadar akan lingkungan berkelanjutan, Toleran dan Damai
7. POSO BERSINAR DAN TERDEPAN
Mewujudkan Kota Poso sebagai Kota Transit yang Ramah, Indah dan
nyaman dengan Infrastruktur yang Terdepan dan Merata di seluruh Wilayah.
3. Gambaran Dinas Perikanan dan Kelautan
3
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso Berdasarkan pada peraturan
Bupati Nomor 46 tahun 2016 tentang uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Poso mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Perikanan dan
kelautan di Kabupaten Poso. Dinas Perikanan dan Kelautan mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan dan pelaksanaan teknis Perikanan dan kelautan;
b. Penyusunan rencana dan pelaksanaan program bidang teknologi,
pemberdayaan dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan perairan umum;
c. Pembinaan,dan pelaksanaan koordinasi dalam pengelolaan sumberdaya
pesisir dan perairan umum;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis penyuluhan dalam penerapan teknologi,
pemberdayaan usaha dan kaspasitas kelembagaan perikanan;
e. Pelaksanaan perencanaan ruang, pemanfaatan dan pengembangan perairan
umum (danau, rawa dan sungai);
f. Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan;
g. Pelaksanaan Penyuluhan Perikanan dan
h. Pelaksanaan administrasi umum yang meliputi Ketatausahaan, Kepegawaian,
Perlengkapan dan Keuangan.
A. Strategi Dinas Perikanan dan Kelautan
Strategi Dinas Perikanan dan Kelautan yang tertera pada Rencana Strategis
periode 2021-2026 dalam mendukung visi dan misi bupati Kabupaten Poso, ialah
sebagai berikut:
1. Memaksimalkan pelaksanaan Perda Kabupaten Poso dibidang Perikanan dan
kelautan melalui program sosialisasi, pendidikan dan pelatihan :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Poso dibidang Perikanan dan kelautan sesuai
kebutuhan daerah serta diimplementasikan secara sinergis lintas sektor.
b. Seluruh perencana, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian dan pelaporan
terintegrasi dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat.
c. Sumberdaya masyarakat Perikanan dan kelautan (SDM-KP) memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan.
2. Peningkatan kapasitas Sumberdaya manusia Perikanan dan kelautan serta
adopsi teknologi dalam pengelolaan sumberdaya Perikanan dan kelautan.
4
a. Pemanfaatan sumberdaya Perikanan dan kelautan yang optimal dan
berkelanjutan serta penerapan teknologi ramah lingkungan.
b. Konservasi kawasan hutan bakau dan terumbu karang serta jenis biota
perairan yang dilindungi dan dikelola secara berkelanjutan.
c. Bebas ilegal fishing serta kegiatan yang merusak sumberdaya Perikanan dan
kelautan.
3. Peningkatan kemampunan manajerial usaha skala kecil sektor Perikanan dan
kelautan
a. Menumbuhkan kemandirian usaha kecil sektor Perikanan dan kelautan.
b. Studi banding dan pelatihan untuk peningkatkan ketrampilan manajerial pelaku
usaha perikanan.
c. Memacu tanggung jawab dan peran KKMB-KP (Konsultan Keuangan Mitra
Bank Perikanan dan kelautan) dalam manajerial dan akses terhadap
sumberdaya permodalan.
4. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi dan Mutu Produk Hasil Sumberdaya
Perikanan dan kelautan
a. Mengoptimalkan usaha budidaya perikanan yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan.
b. Membangun pasar ikan didesa yang memiliki produksi Perikanan dan kelautan
dan memfasilitasi penjualan hasil perikanan.
c. Menjadi sentra produksi dan tujuan utama investasi bidang Perikanan dan
kelautan.
B. Kebijakan Dinas Perikanan dan Kelautan
1. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap Dalam
Pengembangan Hasil perikanan.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat nelayan dalam upaya optimalisasi
pengembangan TPI.
3. Melakukan Monitoring dan evaluasi lapangan agar bantuan yang diberikan
tepat sasaran.
4. Mencegah terjadinya illegal fishing untuk kelestarian sumberdaya perikanan.
5. Memberikanan informasi yang akurat untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya masyarakat nelayan.
5
6. Meningkatkan kualitas produksi hasil perikanan dan meningkatkan efektifitas
kelembagaan untuk promosi.
7. Meningkatkan pengetahuan masyarakat nelayan dalam upaya pemahaman
UU dan Perda wilayah pesisir,
8. Meningkatkan pengawasan dan monitoring dari pencurian sumberdaya hasil
perikanan.
9. Intensifikasi budidaya perikanan ekonomis tinggi yang didukung ketersediaan
benih yang baik dan bermutu dengan pemanfaatan secara maksimal kawasan
budidaya.
10. Mendorong peningkatan produksi hingga 70,6% yang mengikuti peningkatan
skala nasional hingga 200% dengan kriteria budidaya ekonomis tinggi,
teknologi tersedia, dapat dibudidayakan secara massal dengan skala usaha
yang memenuhi standar.
11. Memacu kinerja Balai Benih Ikan (BBI) untuk produksi induk unggul dan
pembenihan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) guna mendukung ketersediaan
benih yang baik.
12. Membangun Laboratorium skala kecil standar HPI, s.erta menginventarisir
kawasan budidaya yang baik dan dapat dikonservasi
13. Mendorong kelompok usaha budidaya kearah standar CBIB maupun
kelembagaan bersertifikat.
14. Mengembangkan kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan endemik
ekonomis penting di daerah (sidat)
15. Sertifikasi unit usaha yang standar.
16. Integrasi perencanaan dan pelaporan akuntabel dan tepat waktu.
17. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya perikanan.
18. Peningkatan pengawasan dan penegakkan hukum bidang perikanan dan
kelautan berbasis masyarakat.
19. Meningkatkan nilai penjualan produksi perikanan sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat perikanan.
20. Mengembangkan kualitas produk dan jenis olahan hasil perikanan serta
meningkatkan efektivitas UMKM pengolahan perikanan.
6
21. Meningkatkan promosi atas potensi dan produk perikanan pada berbagai
event.
22. Meningkatkan kualitas data hasil produksi perikanan.
C. Rencana Program dan Kegiatan
Program disusun sebagai management plant (rencana pengelolaan) dari upaya
mewujudkan visi Dinas. Untuk itu langkah awal yang dilakukan adalah menyusun
kebijakan operasional sebagai payung dari program dan kegiatan itu sendiri. Dengan
demikian kegiatan yang disusun dapat lebih operasional sehingga Visi, Misi, Tujuan,
Strategi dan Sasaran dapat terealisir. Program dan kegiatan disusun dalam periode 5
(lima) tahun yang dibagi dalam program dan kegiatan tahunan sesuai dengan prioritas
program itu sendiri untuk dapat mencapai visi. Adapun kebijakan sebagaimana tertuang
dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun kedepan terdiri
atas :
1. Program Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Program ini diwujudkan dalam kegiatan :
a. Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air, dan listrik
b. Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
c. Administrasi Kepegawaian Perangkat Darah
d. Administrasi Umum Perangkat Daerah
e. Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
f. Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
g. Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
2. Program pengelolaan Perikanan Budidaya
Program ini diwujudkan dalam kegiatan :
a. Pengelolaan Pembudidaya Ikan
7
b. Pemberdayaan Nelayan Kecil dalam Daerah Kabupaten/ Kota.
c. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
4. Program Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perikanan
Program ini diwujudkan dalam kegiatan :
a. Penerbitan Tanda Daftar Usaha Pengolahan Hasil Perikanan Bagi Usaha Skala
Mikro dan Kecil
b. Pembinaan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Bagi Usaha Pengolahan dan
Pemasaran Skala Mikro dan Kecil
c. Penyediaan dan Penyaluran Bahan Baku Industri Pengolahan Ikan Dalam 1
(satu) Daerah Kabupaten/Kota.
8
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN POSO
KEPALA DINAS
Drs. SYAHRUR, MM
SEKRETARIS
IDHAM INCE DAHLAN, ST
KASUBAG UMUM DAN
PERENCANA
KEPEGAWAIAN
KABID PENGUATAN DAYA SAING KABID PERIKANAN BUDIDAYA KABID PERIKANAN TANGKAP
PRODUK PERIKANAN
MUH. RIFAIZAL SALEH, S.St.Pi, FIBRETSI MINGLOHY
SULTAN MOHAMMAD, ST
MM TINDJABATE, ST
ANALIS PASAR HASIL KASI PENGEMBANGAN USAHA
PENGAWAS PERIKANAN
PERIKANAN PENANGKAPAN IKAN
IRWAN THAHA BAUDA,
RESTU NUGROHO, S.Pi FATMAWATY DJAFAR, S.Pi, M.Si
S.Pi
ANALIS PASAR HASIL PENGELOLA PRODUKSI
PENGAWAS PERIKANAN
PERIKANAN PERIKANAN TANGKAP
LUN EFRIANI TADO'A, SE ZAMRUD LANTIUNGA, S.Pi, M.Si TETY C. PAKAYA, S.Pi
PEMBINA MUTU HASIL PENGELOLA KESEHATAN IKAN
PENGAWAS PERIKANAN
PERIKANAN DAN LINGKUNGAN
MUHAMMAD FADLI, SH RUKNI NURDIN, S.Sos RIDWAN, S.Pi
KEPALA UPT TEMPAT KEPALA UPT PERBENIHAN AIR
PELELANGAN IKAN TAWAR
ISMANTO HAMID, A.MD …..
9
1.3 Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta Latsar
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia (PERMENPAN RB) Nomor 41 Tahun 2018 tentang
nomenklatur jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil di lingkungan instansi pemerintah,
tugas jabatan analis kelautan dan perikanan yaitu melakukan kegiatan analisis dan
penelaahan dalam rangka penyusunan rekomendasi kebijakan di bidang kelautan dan
perikanan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Poso Nomor 46 Tahun 2016 tentang uraian
tugas, fungsi dan tata kerja dinas daerah, dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai analis kelautan dan perikanan, maka dijabarkan tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengelolaan administrasi dan menyusun program kerja seksi
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat perikanan;
b. Menghimpun peraturan perundang-undangan, pedoman dan petunjuk teknis
pelaksanaan kegiatan seksi pelayanan dan pemberdayaan masyarakat perikanan;
c. Melaksanakan penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kegiatan perencanaan
program dengan pihak dan unit terkait;
d. Menyiapkan bahan dan melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat;
e. Menyiapkan bahan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat dengan unit kerja terkait;
f. Menyiapkan bahan bimbingan teknis pemanfaatan dan pengendalian tata ruang;
g. Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis mitigasi bencana dan pencemaran
lingkungan;
h. Melakukan pengumpulan, pengolahan, analisa serta penyajian data statistik di bidang
perikanan;
i. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat; dan
j. Menyiapkan bahan dan data, menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas seksi pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
1.4 Tujuan Aktualisasi
Tujuan aktualisasi adalah untuk membentuk Calon Aparatur Sipil Negara yang
professional dibidangnya dan berorientasi pada pelayanan masyarakat dengan menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yaitu (Ber-AKHLAK) dalam melaksanakan tugas dan jabatan yang
kemudian diaktualisasikan dalam pekerjaan berkontribusi positif pada pemerintah daerah
untuk memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat Nelayan kabupaten Poso.
10
Dengan cara meningkatkan pembinaan kepada nelayan dan pengepul ikan dalam hal
penanganan hasil tangkapan ikan.
11
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
2.2 Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN agar dapat menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Arah tujuan dari Manajemen ASN adalah dengan
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan kedepanya tersedia
sumber daya manusia ASN yang unggul sesuai dengan perkembangan jaman. ASN sebagai
13
pelayan publik harus memiliki kesadaran dalam berkontribusi guna perbaikan kualitas
pelayanan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggaran pelayanan publik dengan tujuan kepuasan
pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan
diri sendiri, seseorang dan golongan.
Pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah
bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional agar dapat
mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan perubahan zaman.
Undang-undang ini menjadi dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan
untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta
bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
2. Smart ASN
Percepatan transformasi digital juga diprioritaskan untuk penguatan ekonomi digital.
Menurut Menkominfo, transformasi digital dapat mendorong perubahan model usaha,
meningkatkan peluang yang menghasilkan nilai tambah, dan mendorong perubahan lintas
sektoral dalam pola pikir bisnis yang didorong secara digital. Di posisi hilir, infrastruktur
digital akan berujung pada penguatan potensi ekonomi digital, sehingga pemanfaatan
infrastruktur digital untuk terus mendorong penguatan dan manfaat ekonomi digital terus
dilakukan. Literasi digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber
informasi, kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia merepresentasikan realita di
dunia; dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan
sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas. Konsep literasi digital pun semakin berkembang
seiring zaman literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola, memahami,
mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara
aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi
komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Secara umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa
14
kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal, literasi
digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi
media digital yang dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki kecakapan
literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu
bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Literasi digital juga merupakan kemampuan
untuk secara kreatif terlibat dalam praktik sosial tertentu, untuk mengasumsikan identitas
sosial yang tepat, dan untuk membentuk atau mempertahankan berbagai hubungan sosial di
ruang digital. Literasi digital juga mencakup kemampuan untuk menyesuaikan aspek
keterjangkauan dan kendala yang muncul dalam bermedia digital dengan berbagai dengan
keadaan tertentu.
Penjabaran literasi digital dibagi ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan
menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital culture), etis
menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital
safety). Kerangka kurikulum literasi digital ini juga digunakan sebagai metode pengukuran
tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital. Digital
skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-
hari. Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan
kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Sementara itu,
digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola
etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan zaman membuat PNS saat ini dituntut untuk memahami dunia digital
guna mendukung kinerja di organisasi. Digitaslisasi dalam organisasi dapat menyentuh
segala lini ruang kerja, karena digitalisasi bisa menjawab segala perubahan yang terjadi
dengan cepat sehingga dapat membentuk karakter PNS yang cakap di dunia digital.
Karakter yang dimaksud yaitu efektif, efisien, inovatif, dan memiliki kinerja yang bermutu,
dalam penyelenggaraan program pemerintah, khususnya program literasi digital, pilar literasi
digital, sampai implementasi dan implikasi literasi digital dalam kehidupan bersosial dan
dunia kerja. Transformasi digital memberikan lebih banyak informasi, komputasi,
komunikasi, dan konektivitas yang memungkinkan berbagai bentuk kolaborasi baru di dalam
15
jaringan dengan aktor yang terdiversifikasi. Realitas baru ini menawarkan potensi luar biasa
untuk inovasi dan kinerja dalam organisasi (Vial, 2019 dalam LAN RI, 2021).
Konsep Literasi Digital Menurut Gilster (1997) dalam LAN RI (2021) literasi digital
mengacu kepada kemampuan untuk memahami, mengevaluasi dan mengintegrasi ke dalam
berbagai format (multiple formats) dalam bentuk digital. Kominfo menjabarkan literasi digital
ke dalam 4 kompetensi yaitu :
1. Kecakapan menggunakan media digital (digital skills), merupakan kemampuan individu
dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak
TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
2. Budaya menggunakan digital (digital culture), merupakan kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari
dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
3. Etis menggunakan media digital (digital ethics), merupakan kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari
4. Aman menggunakan media digital (digital safety), merupakan kemampuan user dalam
mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan
kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari
(LAN RI, 2021).
2.3 Analisis Isu
2.3.1 Identifikasi Isu
a. Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil
tangkapan ikan
b. Belum optimalnya validasi data program kegiatan bidang tangkap pada capaian kinerja
evaluasi dan monitoring (e-monev)
c. Belum optimalnya pengiputan dokumen program kegiatan bidang di Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
2.3.2 Isu yang diangkat
Penjabaran isu yang diangkat atau dibahas dilakukan setelah mengidentifikasi
beberapa masalah sebagaimana yang telah dijabarkan pada poin identifikasi isu, maka
tahap selanjutnya yaitu dilakukan analisis dengan menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan
analisis isu yang kedua yaitu dengan USG (Urgency, Seriousness, Growth). Penjabaran isu
yang prioritas yang akan diangkat/dibahas dapat dijabarkan pada tabel berikut:
Tahapan penerapan teknik analisis kriteria isu untuk menentukan isu prioritas yaitu
dengan menggunakan Teknik APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan).
16
Teknik APKL merupakan teknik analisis isu yang dapat digunakan untuk menentukan
kelayakan suatu permasalahan/isu untuk dicarikan solusinya, dengan memperhatikan 4
faktor sebagai berikut:
1. Aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat;
2. Problematik, artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif;
3. Kekhalayakan, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang maupun kelompok kecil;
4. Kelayakan, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya dan dapat dibahas sesuai dengan tugas hak, wewenang
dan tanggungjawab
Tabel 2. Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan).
Kriteria
No Isu Total
A P K L
1 Kurangnya pengetahuan Nelayan
dan Pengepul ikan dalam 4 4 5 5 18
penanganan hasil tangkapan ikan
2 Belum optimalnya validasi data
program kegiatan bidang tangkap
pada capaian kinerja evaluasi dan 4 4 4 5 17
monitoring (e-monev)
Analisa yang dilakukan untuk melihat akar permasalahan yang terjadi selanjutnya
yaitu menggunakan teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth). Isu prioritas yang akan
dinilai selanjutnya dilakukan analisis USG dengan menggunakan bobot antara 1-5, dimana
bobot 1 yaitu ditandai dengan isu yang tidak urgent sedangkan bobot 5 sangat urgent.
Penjelasan teknik USG dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Urgency, seberapa mendesaknya sebuah isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindak lanjuti;
2. Seriousness, seberapa seriusnya isu tersebut perlu dibahas dan akibat yang
ditimbulkan jika isu tersebut tidak segera diselesaikan;
17
3. Growth, seberapa besar kemungkinan berkembangnya isu jika tidak segera
diselesaikan.
Tabel 3. Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Kriteria
No Situasi/penilaian Total Peringkat
U S G
1 Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul
5 5 5 15 1
ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan
2 Belum optimalnya validasi data program kegiatan
bidang tangkap pada capaian kinerja evaluasi
5 4 4 14 2
dan monitoring (e-monev)
Berdasarkan analisis isu yang diterapkan dengan menggunakan metode analisis APKL
dan analisis USG, maka isu yang dinilai sangat penting ialah “Kurangnya pengetahuan
Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan.
2.3.3 Analisis Pemecahan Isu (Fishbone)
18
Berdasarkan analisis isu menggunakan diagram fishbone, maka telah didapatkan
penyebab isu yang utama yaitu “Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam
penanganan hasil tangkapan ikan”
Teknik analisis pemecahan isu yang dilakukan untuk menganalisa isu Kurangnya
pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan, yaitu
dengan menggunakan tabel pemecahan isu untuk menemukan hubungan penyebab,
dampak, dan gagasan kreatif yang terjadi pada isu tersebut.
20
2.4 Rencana Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan
3. Belum optimalnya validasi data program kegiatan bidang tangkap pada capaian kinerja monitoring dan evaluasi
(e-monev)
4. Belum optimalnya pengiputan dokumen program kegiatan bidang di Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP)
Isu yang Diangkat : Kurangnya pengetahuan Nelayan dan Pengepul ikan dalam penanganan hasil tangkapan ikan
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi penanganan hasil tangkapan ikan Nelayan dan Pengepul ikan melalui sistem rantai dingin (Cold Chain
System) di TPI Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Poso
Kontribusi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan substansi kegiatan terhadap Penguatan
Output Hasil
mata pelatihan Visi, Misi Pemkab nilai OPD
Poso
21
pengepul ikan sumberdaya lokal
untuk
sosialisasi
sistem rantai
dingin
2. Pembuatan Bahan Materi Mencari referensi Rincian Manajemen ASN Kegiatan ini Mengakselarasi
Sosialisasi SOP sistem yang sesuai untuk tahapan awal Akuntabel berkontribusi fungsi
rantai dingin pembuatan materi kegiatan Kompeten terhadap organisasi
pencapaian Misi
sosialisasi SOP sosialisasi SOP Adaptif perangkat
Nomor 4
Mewujudkan Daerah dengan
Menyusun tahapan Konsep nilai
perekonomian
awal bahan tahapan awal Masyarakat dan BerAKHLAK
sosialisasi SOP kegiatan Daerah yang
sosialisasi SOP sejahtera dan
Membuat desain X- Desain X- berdaya saing
Banner, Pamflet Banner, melalui
pengembangan
Pamflet
potensi
sumberdaya lokal
3. Membuat video tutorial Mencari referensi Adanya Manajemen ASN Kegiatan ini Mengakselarasi
tentang sistem rantai referensi untuk Smart ASN berkontribusi fungsi
dingin (cold chain video Akuntabel terhadap organisasi
pencapaian Misi
syistem) Kompeten perangkat
Adanya video Nomor 4
Adaptif Mewujudkan Daerah dengan
22
Membuat Video tutorial untuk perekonomian
sosialisasi masyarakat dan
daerah yang
sejahtera dan
Mengupload di Sebagai bahan berdaya saing nilai
(Youtube, instagram edukasi yang melalui BerAKHLAK.
dan Facebook) dapat diakses pengembangan
potensi
sumberdaya lokal
23
5. Monitoring dan evaluasi Melaksanakan Terlaksananya Kegiatan ini Mengakselarasi
pengamatan monitoring dan Manajemen ASN berkontribusi fungsi
penerapan sistem Evaluasi Smart ASN terhadap organisasi
pencapaian Misi
rantai dingin di TPI Berorientasi pelayanan perangkat
Nomor 4
Adanya tindak Akuntabel Daerah dengan
Mewujudkan
Memberikan lanjut penerapan Kolaboratif perekonomian nilai
masukan mengenai Masyarakat dan BerAKHLAK
penerapan sistem Adanya laporan Daerah yang
rantai dingin hasil sejahtera dan
berdaya Saing
pelaksanaan
melalui
Membuat laporan pengembangan
monitoring potensi
sumberdaya lokal
24
2.5 Jadwal Tentatif Aktualisasi
Pelaksanaan aktualisasi memerlukan jadwal kegiatan untuk mempermudah
terlaksananya kegiatan aktualisasi demi kelangsungan pencapaian target yang baik.
Gambaran jadwal tentatif aktualisasi tertera pada tabel berikut:
25