Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN HASIL AKTUALISASI

OPTIMALISASI PENGELOLAAN LIMBAH B3


DI TEMPAT SAMPAH SEMENTARA (TPS)
UPT PUSKESMAS LAMURU

OLEH:

NAMA : DWI HABRIANTI, S.KM


NIP : 199010052022032001
NDH : 33
JABATAN : AHLI PERTAMA – SANITARIAN
UNIT KERJA : UPT PUSKESMAS LAMURU

PESERTA LATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XVIII


PEMERINTAH KABUPATEN BONE BEKERJA SAMA DENGAN BADAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMERINTAH
PROVINSI SULAWESI SELATAN
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

NAMA : Dwi Habrianti, S.KM


NIP : 19901005 202203 2 001
UNIT KERJA : UPT – PUSKESMAS LAMURU
JABATAN : AHLI PERTAMA - SANITARIAN
JUDUL AKTUALISASI : OPTIMALISASI PENGELOLAAN LIMBAH
B3 DI TEMPAT SAMPAH SEMENTARA
(TPS)UPT PUSKESMAS LAMURU

Disetujui untuk Diseminarkan pada Seminar Aktualisasi Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan XVIII
Pemerintah Kabupaten Bone

Makassar, Agustus 2022

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Kaswadi Yudha Pamungkas, S.IP., M.Si Hj. Jumiati, S.KM., M.Kes


NIP. 19760913200803 1 001 NIP. 19640404 198512 2 002

Mengetahui,

Plt. Kepala Badan Kepegawaian dan


Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Bone

Drs.H. Rusli Saleh, M.Si


Pangkat : Pembina Tk. I
NIP: 19661024 199303 1 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Dwi Habrianti, S.KM


NIP : 19901005 202203 2 001
UNIT KERJA : UPT – PUSKESMAS LAMURU
JABATAN : AHLI PERTAMA - SANITARIAN

JUDUL AKTUALISASI
“OPTIMALISASI PENGELOLAAN LIMBAH B3
DI TEMPAT SAMPAH SEMENTARA (TPS)
UPT PUSKESMAS LAMURU”

Telah diseminarkan dan disempurnakan berdasarkan masukan dari Penguji, Coach


dan Mentor pada seminar aktualisasi pelatihan dasar CPNS Pemerintah Kota
Makassar Golongan III Angkatan XVIII Tahun 2022

Makassar , Agustus 2022

Mengesahkan :

Coach, Penguji,

Kaswadi Yudha Pamungkas, S.IP., M.Si Widyawati. T, S.Sos, M.H.


NIP. 19760913200803 1 001 NIP. 19730921 199803 2 009

Mengetahui,
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan

Drs. H. ASRI SAHRUN SAID


Pangkat : Pembina Utama Madya
NIP: 19671203 199403 1 009

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan hasil aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan XVIII Lingkup
Pemerintahan Kabupaten Bone dengan isu prioritas yang diangkat ialah “Belum
optimalnya pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara (TPS) di
Puskesmas Lamuru” dengan judul “Optimalisasi pengelolaan limbah B3 pada
Tempat Sampah Sementara (TPS) di Puskesmas Lamuru”.
Menyadari bahwa selama penyusunan laporan ini, penulis mengalami
banyak hambatan dan kesulitan. Namun dengan penuh keikhlasan dan bantuan
dari berbagai pihak laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu. Secara khusus
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kaswadi Yudha Pamungkas,
S.IP., M.Si., selaku coach yang telah meluangkan waktu, motivasi, petunjuk
mulai dari penyusunan rencana aktualisasi hingga penyusunan laporan ini. Selain
itu, melalui laporan ini, penulis juga menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada orang tua dan suami yang senantiasa memberikan doa dan
motivasi selama proses Latsar CPNS ini.
Pada kesempatan ini juga, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga besar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi
Sulawesi Selatan yang telah memberikan pengasuhan dan bimbingan selama
proses Pelatihan Dasar CPNS berlangsung.
2. Keluarga besar BKPSDM Kota Makassar yang telah memberikan bimbingan
selama proses Pelatihan Dasar CPNS berlangsung.
3. Ibu Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku mentor atas segala perhatian,
keramahan dan bantuannya yang telah diberikan selama pelaksanaan
aktualisasi sampai pada penyelesaian laporan ini.
4. Terima kasih kepada keluarga tersayang yang selalu memberikan dukungan
kasih sayang dan perhatian selama proses latsar hingga nanti selesai.
Terkhusus untuk Pak Suami yang setia mendampingi.

iv
5. Bapak dan Ibu rekan sejawat di UPT Puskesmas Lamuru yang telah
memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.
6. Geng nongkrong di Ruang Gizi, mulai dari A. Jeje, Ira, Erlin, Arni sampai
Benno yang senantiasa membantu dalam semua proses aktualisasi.
7. Saudara tak sedarah, Peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XVIII, XVII,
XVI, XIX dan XX Kabupaten Bone tahun anggaran 2022, yang telah
bersama-sama melalui pelatihan dengan penuh rasa persaudaraan.
Atas segala bantuan, bimbingan, arahan serta fasilitas yang telah diberikan
selama Pelatihan Dasar CPNS hingga selesai dan menyusun laporan ini, penulis
mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.
Akhirnya harapan dan doa penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan sikap dan perilaku ASN dan bernilai ibadah untuk kita semua.

Makassar, Agustus 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 15
A. LATAR BELAKANG .............................................................. 15
B. TUJUAN DAN MANFAAT ..................................................... 18
C. WAKTU.................................................................................... 19
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI SERTA KEDUDUKAN DAN
PERAN ASN MENUJU SMART GOVERMANCE ................. 20
A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI .................................... 20
B. NILAI-NILAI ORGANISASI .................................................. 21
C. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI ................................... 21
D. PROSES PELAYANAN DAN PROFIL ORGANISASI ........ 22
E. KONSEP NILAI-NILAI DASAR PNS .................................... 24
F. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN MENUJU SMART
GOVERMANCE ....................................................................... 26
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ............................................. 29
A. IDENTIFIKASI ISU ................................................................ 29
B. DESKRIPSI ISU....................................................................... 29
C. TEKNIK ANALISIS ISU ......................................................... 31
D. FAKTOR PENYEBAB MASALAH ........................................ 34
E. RANCANGAN AKTUALISASI ISU....................................... 36
F. MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ..... 37
G. MATRIKS AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS ...... 56
H. JADWAL KEGIATAN ............................................................ 60

vi
BAB IV HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI ............................ 61
BAB V PENUTUP ................................................................................. 121
A. KESIMPULAN......................................................................... 121
B. SARAN ..................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 122
LAMPIRAN ........................................................................................... 123

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Penetapan Bobot Kriteria Kualitas Isu AKPL dan USG ......... 32
Tabel 3.2. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL .............................. 32
Tabel 3.3. Analisis Kualitas Isu Menggunakan Metode USG .................. 33
Tabel 3.4. Rancangan Aktualisasi Isu ...................................................... 36

Tabel 3.5. Matriks Kegiatan Aktualisasi .................................................. 38


Tabel 3.6. Matriks Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ............................. 56
Tabel 3.7. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi ............................... 60
Tabel 4.1. Pendalaman Core Issue Kegiatan I ......................................... 61
Tabel 4.2. Pendalaman Core Issue Kegiatan II ........................................ 66
Tabel 4.3. Pendalaman Core Issue Kegiatan III ....................................... 77

Tabel 4.4. Pendalaman Core Issue Kegiatan IV ....................................... 86


Tabel 4.5. Pendalaman Core Issue Kegiatan V ........................................ 96
Tabel 4.6. Pendalaman Core Issue Kegiatan VI ....................................... 101
Tabel 4.7. Pendalaman Core Issue Kegiatan VII ..................................... 107
Tabel 4.8. Pendalaman Core Issue Kegiatan VIII .................................... 112

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. TPS Limbah B3 sebelum dibenahi ........................................... 16


Gambar 1.2.a. dan Gambar 1.2.b. Limbah B3 (kiri) diletakkan
berdampingan dengan limbah domestik (kanan) di dalam
TPS Limbah B3 .................................................................. 16
Gambar 1.3. TPS limbah domestik sebelum dibenahi ................................... 18
Gambar 2.1. Gedung UPT Puskesmas Lamuru ............................................. 20

Gambar 2.2. Alur Pelayanan UPT. Puskesmas Lamuru ................................ 22


Gambar 2.3. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Lamuru ........................... 23
Gambar 3.1. Analisis Fishbone .................................................................... 34
Gambar 3.2. Analisis Mind Mapping............................................................. 35
Gambar 4.1.1. Pertemuan dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku Kepala
UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor .......................... 61
Gambar 4.1.2. Konsultasi dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku Kepala
UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor .......................... 61

Gambar 4.1.3. Notulensi pertemuan dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes


selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor ... 62
Gambar 4.1.4. Pembuatan surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi .......... 62
Gambar 4.1.5. Surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi yang
ditandatangani oleh Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku
Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor .............. 62

Gambar 4.2.1. Surat permintaan data puskesmas perkotaan sebagai


percontohan TPS dalam pengelolaan limbah B3 yang
ditujukan kepada Dinas Kesehatan Seksi Kesehatan
Lingungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga ....................... 66
Gambar 4.2.2. Pertemuan dengan Ibu Naimah Nasrun, S.KM selaku Staf
Dinas Kesehatan Seksi Kesehatan Lingungan, Kesehatan
Kerja dan Olah Raga ........................................................... 66
Gambar 4.2.3. Notulensi hasil pertemuan dengan Ibu Naimah Nasrun,
S.KM selaku Staf Dinas Kesehatan Seksi Kesehatan
Lingungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga ....................... 67

Gambar 4.2.4. Surat Permohonan izin melakukan pengamatan proses


pengelolaan limbah B3 di UPT BLUD Puskesmas Bajoe .... 67

9
Gambar 4.2.5. Surat Permohonan izin melakukan pengamatan proses
pengelolaan limbah B3 di UPT BLUD Puskesmas
Watampone ......................................................................... 67

Gambar 4.2.6. Surat Permohonan izin melakukan pengamatan proses


pengelolaan limbah B3 di UPT Puskesmas Biru .................. 68
Gambar 4.2.7. Capture percakapan dengan Rismawati, S.KM (Sanitarian)
UPT BLUD Puskesmas Bajoe ............................................. 68
Gambar 4.2.8.a dan 4.2.8.b. Capture percakapan (kiri) dan panggilan
(kanan) dengan Ibu Syamsiar, S.KM (Sanitarian) UPT
BLUD Puskesmas Watampone ........................................... 69
Gambar 4.2.9. Capture percakapan dengan Sitti Darmawati, S.KM UPT
Puskesmas Biru ................................................................... 69
Gambar 4.2.10. Pertemuan dengan Rismawati, S.KM Sanitarian UPT
BLUD Puskesmas Bajoe ..................................................... 69
Gambar 4.2.11. Pengamatan Proses Pengelolaan Limbah B3 di UPT BLUD
Puskesmas Bajoe didampingi oleh Rismawati, S.KM
(Sanitarian) ......................................................................... 70

Gambar 4.2.12. Pengamatan di TPS Pengelolaan Limbah B3 di UPT BLUD


Puskesmas Bajoe didampingi oleh Rismawati, S.KM
(Sanitarian) ......................................................................... 70
Gambar 4.2.13. Pertemuan dengan Ibu Syamsiar, S.KM Sanitarian UPT
BLUD Puskesmas Watampone ........................................... 70
Gambar 4.2.14. Pengamatan Proses Pengelolaan Limbah B3 di UPT BLUD
Puskesmas Watampone didampingi oleh Ibu Syamsiar,
S.KM (Sanitarian) ............................................................... 71

Gambar 4.2.15.a dan 4.2.15.b. Pengamatan Pengelolaan Limbah B3 (kiri)


dan Tampilan TPS (kanan) di UPT BLUD Puskesmas
Watampone didampingi oleh oleh Ibu Syamsiar, S.KM
(Sanitarian) ......................................................................... 71
Gambar 4.2.16. Pertemuan dengan Hasriani, S.KM Sanitarian UPT
Puskesmas Biru ................................................................... 71
Gambar 4.2.17. Pengamatan Proses Pengelolaan Limbah B3 di UPT
Puskesmas Biru didampingi oleh Hasriani, S.KM
Sanitarian) .......................................................................... 72
Gambar 4.2.18. Pengamatan di TPS Pengelolaan Limbah B3 di UPT
Puskesmas Biru didampingi oleh Hasriani, S.KM
(Sanitarian) ......................................................................... 72

10
Gambar 4.2.19. SOP Penyimpanan Limbah B3 di TPS UPT Puskesmas
Biru ................................................................................... 72
Gambar 4.2.20. Kartu Kunjungan Aktualisasi .............................................. 73
Gambar 4.3.1. Mencari Referensi Pengelolaan Limbah B3 ......................... 77
Gambar 4.3.2. Pembuatan SOP dan mendesain bagan/alur Pengelolaan
Limbah B3 .......................................................................... 77
Gambar 4.3.3.a. dan 4.3.3.b. SOP Pengelolaan Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) di Setiap Ruang Pelayanan ........... 77
Gambar 4.3.4. Surat Keputusan Nomor 087 Tahun 2022 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di
Lingkungan UPT Puskesmas Lamuru ................................. 78
Gambar 4.3.5. Desain Bagan/Alur Pengelolaan Limbah UPT Puskesmas
Lamuru ............................................................................... 78

Gambar 4.3.6. Konsultasi dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku Kepala
UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor .......................... 79
Gambar 4.3.7. Notulensi hasil konsultasi dengan Hj. Jumiati, S.KM,
M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus
mentor ................................................................................ 79
Gambar 4.3.8. Mencetak SOP Pengelolaan Limbah B3 .............................. 79

Gambar 4.3.9. Pengambilan poster “Alur Pengelolaan Limbah UPT


Puskesmas Lamuru” di percetakan DSM Bone .................... 80
Gambar 4.3.10. Pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) di Laboratorium bersama Erlin
Purnamasari, A.Md.AK selaku Analis Kesehatan ................ 80
Gambar 4.3.11. Hasil pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) di Laboratorium bersama Erlin
Purnamasari, A.Md.AK selaku Analis Kesehatan ................ 80

Gambar 4.3.12. Pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3 (Bahan


Berbahaya dan Beracun) di Ruang Farmasi bersama
Masriani, S.Farm.Apt selaku Apoteker ................................ 80
Gambar 4.3.13. Hasil pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) di Ruang Farmasi bersama
Masriani, S.Farm.Apt selaku Apoteker ................................ 81
Gambar 4.3.14. Proses pemasangan poster “Alur Pengelolaan Limbah UPT
Puskesmas Lamuru” di Aula ............................................... 81

11
Gambar 4.3.15. Hasil pemasangan poster “Alur Pengelolaan Limbah UPT
Puskesmas Lamuru” di Aula ............................................... 82
Gambar 4.3.16. Pemasangan poster “Alur Pengelolaan Limbah UPT
Puskesmas Lamuru” di TPS ................................................ 82
Gambar 4.3.17. Hasil pemasangan poster “Alur Pengelolaan Limbah UPT
Puskesmas Lamuru” di TPS ................................................ 82
Gambar 4.4.1. Mencari bahan presentasi KIE Pengelolaan Limbah B3 di
UPT Puskesmas Lamuru ..................................................... 86
Gambar 4.4.2. Membuat slide presentasi KIE Pengelolaan Limbah B3 di
UPT Puskesmas Lamuru ..................................................... 86
Gambar 4.4.3. Tangkap layar file presentasi KIE Pengelolaan Limbah B3
di UPT Puskesmas Lamuru ................................................. 87
Gambar 4.4.4. Membuat bahan pre – post test KIE Pengelolaan Limbah B3
di UPT Puskesmas Lamuru ................................................. 87
Gambar 4.4.5. Tangkap layar pre – post test KIE Pengelolaan Limbah B3
di UPT Puskesmas Lamuru ................................................. 87
Gambar 4.4.6. Penyampaian dan permohonan izin melakukan kegiatan
kepada Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku Kepala UPT
Puskesmas Lamuru sekaligus mentor .................................. 88
Gambar 4.4.7. Hasil penyampaian dan permohonan izin kegiatan berupa
surat undangan untuk mengikuti KIE bagi seluruh staf
Puskesmas .......................................................................... 88
Gambar 4.4.8. Pre test sebelum kegiatan .................................................... 88
Gambar 4.4.9. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pengelolaan
Limbah B3 yang dihadiri oleh segenap petugas kesehatan
dan staf di Aula UPT Puskesmas Lamuru ............................ 89
Gambar 4.4.10. Post test setelah kegiatan ..................................................... 89

Gambar 4.4.11. Daftar hadir KIE Pengelolaan Limbah B3 di UPT


Puskesmas Lamuru ............................................................. 89
Gambar 4.4.12. Hasil pre test Pengelolaan Limbah B3 di UPT Puskesmas
Lamuru ............................................................................... 90
Gambar 4.4.13. Hasil post test Pengelolaan Limbah B3 di UPT Puskesmas
Lamuru ............................................................................... 91

Gambar 4.5.1. Konsultasi dengan Mustafa, S.KM selaku Ka. Tata Usaha
UPT Puskesmas Lamuru ..................................................... 96

12
Gambar 4.5.2. Konsultasi lanjutan dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes
selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru .............................. 96
Gambar 4.5.3. Notulensi pertemuan dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes
selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor ... 96
Gambar 4.5.4. Pertemuan dengan Agustina, S.KM, M.Kes selaku
Bendahara UPT Puskesmas Lamuru .................................... 97
Gambar 4.5.5. Surat Permintaan Alat dan Barang Program Kesehatan
Lingkungan ......................................................................... 97
Gambar 4.6.1. Alat Pelindung Diri (APD) .................................................. 101
Gambar 4.6.2. Penggunaan APD yang benar .............................................. 102
Gambar 4.6.3. TPS limbah B3 yang masih disatukan dengan limbah
domestik ............................................................................. 102
Gambar 4.6.4. Penampakan keadaan di dalam TPS limbah B3 (tampak
kondisi limbah B3 berdampingan dengan limbah domestik) . 102
Gambar 4.6.5. Penampakan keadaan di dalam TPS limbah B3 (tampak
kondisi limbah domestik dimasukkan di dalam TPS limbah
B3) ...................................................................................... 103
Gambar 4.6.6. Penampakan keadaan TPS limbah domestik (hanya berisi
sampah plastik) ................................................................... 103

Gambar 4.7.1. TPS Limbah B3 di sebelah kiri dan TPS limbah domestik di
sebelah kanan ...................................................................... 106
Gambar 4.7.2. Pembersihan TPS limbah domestik ..................................... 107
Gambar 4.7.3. Memindahkan limbah domestik yang ada di TPS limbah B3
ke TPS limbah domestik ..................................................... 108
Gambar 4.7.4. Tampilan dalamTPS limbah domestik setelah ditata ............ 108
Gambar 4.7.5. Pemasangan penutup TPS limbah domestik ........................ 108
Gambar 4.7.6. Penataan limbah medis di dalam TPS limbah B3 ................. 108

Gambar 4.7.7. Tampilan dalam di TPS limbah B3 setelah ditata ................ 109
Gambar 4.7.8. Tampilan TPS limbah B3 dan TPS domestik setelah ditata .. 109
Gambar 4.8.1. Monitoring dan evaluasi penerapan SOP Pengelolaan
Limbah B3 di Ruang Pelayanan oleh Hj. Jumiati, SKM,
M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus
mentor ................................................................................ 113

13
Gambar 4.8.2. Monitoring dan evaluasi pemasangan bagan/alur
Pengelolaan Limbah UPT Puskesmas Lamuru oleh Hj.
Jumiati, SKM, M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas
Lamuru sekaligus mentor .................................................... 113
Gambar 4.8.3. Monitoring dan evaluasi TPS Limbah B3 dan TPS Limbah
Domestik oleh Hj. Jumiati, SKM, M.Kes selaku Kepala
UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor .......................... 114
Gambar 4.8.4. Notulensi Monitoring dan evaluasi ...................................... 114
Gambar 4.8.5. Testimoni dari Hj. Jumiati, SKM, M.Kes selaku Kepala
UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor ........................... 114
Gambar 4.8.6. Hasil testimoni dari Hj. Jumiati, SKM, M.Kes selaku
Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor ............... 115
Gambar 4.8.7. Testimoni dari Mustafa, SKM selaku Kepala Tata Usaha
UPT Puskesmas Lamuru ...................................................... 115
Gambar 4.8.8. Hasil testimoni dari Mustafa, SKM selaku Kepala Tata
Usaha UPT Puskesmas Lamuru .......................................... 115
Gambar 4.8.9. Testimoni dari Ira Handayani, S.Gz selaku petugas
kesehatan ............................................................................. 116
Gambar 4.8.10. Hasil testimoni dari Ira Handayani, S.Gz selaku petugas
kesehatan ............................................................................ 116
Gambar 4.8.11. Pembuatan Laporan Hasil Aktualisasi 106 ........................... 116

Gambar 4.8.12. Laporan Hasil Aktualisasi ................................................... 117


Gambar 4.8.13. Coaching dengan Bapak Kaswadi Yudha Pamungkas, S.IP.,
M.Si. selaku Coach .............................................................. 117
Gambar 4.8.14. Mentoring dengan Ibu Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku
mentor ................................................................................ 117

14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Setelah disahkannya Undang–Undang (UU) ASN aparatur Negara
memiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritasi
tinggi non parsial dalam melaksanankan tugas, budaya kerja tinggi non
parsial dan kesejahteraan tinggi, serta dipercaya publik dengan dukungan
SDM.
Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam Undang-Undang Nomor 5
tahun 2014 tentang fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 10 yaitu
Aparatur Sipil Negara sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan ketiga fungsi
tersebut Aparatur Sipil Negara yang telah mengucapkan sumpah jabatan
harus secara konsisten menjalankan ketiga fungsi tersebut tanpa melanggar
nilai-nilai dan kode etik. Fungsi-fungsi tersebut juga tidak dapat dijalankan
dengan baik apabila tidak ada kesadaran dari dalam diri Aparatur Sipil
Negara untuk menerapkan nilai-nilai Dasar yang dirumuskan kedalam 7
(tujuh) pokok nilai-nilai dasar (Core Value) Aparatur sipil negara yaitu
BERorientasi pelayan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif (Ber-AKHLAK) untuk mewujudkan Smart ASN.
Berkaitan dengan pengaplikasian Ber-AKHLAK di lingkungan kerja.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja tertentu. Puskesmas Lamuru merupakan salah satu unit

15
pelaksana teknis yang berfungsi dalam pelayanan kesehatan di Kecamatan
Lamuru Kabupaten Bone.
Sesuai tugas pokok dan fungsi ASN dalam rangka peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat. Seorang sanitarian dituntut, salah satunya, agar dapat
mengawasi pelaksanaan proses pengelolaan limbah B3 dengan baik di
wilayah kerjanya. Berdasarkan Laporan Hasil Kinerja UPT Puskesmas
Lamuru tahun 2021. Tercatat Upaya Kesehatan Lingkungan hanya mecapai
69.76% hasil cakupan target kinerja dari seluruh Upaya Kesehatan Wajib. Ini
menunjukkan hasilnya tidak mencapai target.
Terkhusus bagi penulis, selama menjalankan tugas dan fungsinya di
UPT Puskesmas Lamuru mengharapkan agar adanya peningkatan capaian
kinerja dari program kesehatan lingkungan. Untuk itu penulis berusaha
mengangkat isu mengenai “Optimalisasi Pengelolaan Limbah B3 pada
Tempat Sampah Sementara (TPS) di UPT Puskesmas Lamuru” dengan
mengacu pada aturan-aturan yang berlaku.

Gambar 1.1. TPS Limbah B3 sebelum dibenahi

Gambar 1.2.a. dan Gambar 1.2.b. Limbah B3 (kiri) diletakkan berdampingan


dengan limbah domestik (kanan) di dalam TPS Limbah B3

16
Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan. Bahan
Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, yaitu zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Kemudian limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut
Limbah B3, merupakan sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
B3. Adapun Pengelolaan Limbah B3 terdiri dari kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan/atau penimbunan.
Hasil buangan dari aktifitas medis pelayanan kesehatan merupakan
Limbah Medis. Ada beberapa jenis limbah medis yang dihasilkan dari
aktifitas pelayanan kesehatan di Puskesmas. Yang pertama, Limbah infeksius
adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara
rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi
yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Kedua, Limbah
patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi, otopsi,
dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh,
cairan tubuh, dan/atau spesimen beserta kemasannya. Ketiga, Limbah
sitotoksik adalah Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
Penyelesaian isu prioritas yang penulis angkat didasarkan kepada
Permenkes Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah, PP Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Permen LHK Nomor P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 tentang
Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang

17
Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Gambar 1.3. TPS limbah domestik sebelum dibenahi

Selain aturan-aturan tersebut, hal mendasar yang menjadi perhatian dari


penulis yaitu menganggap penyelesaian masalah Pengelolaan Limbah B3 di
Puskesmas Lamuru harus segera ditindaklanjuti, mengingat adanya
Himbauan KAMTIBMAS Kapolrestabes Makassar mengenai temuan pihak
Kepolisian berkaitan dengan kejadian pembusuran di Kota Makassar yang
menggunakan alat berupa tali kateter sebagai pelontar, merupakan salah satu
tindak penyalahgunaan Limbah B3 yang tidak dikelola dengan baik. Untuk
itu mengingat pentingnya permasalahan ini, maka penulis dengan bantuan
rekan sejawat dan dukungan dari Pimpinan di UPT Puskesmas Lamuru
berusaha sebaik mungkin agar Pengelolaan Limbah B3 di tempat kerja dapat
terlaksana dengan baik.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dari aktualisasi ini ada dua yaitu:
1. Tujuan Umum:
Aktualisasi kegiatan pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan III bertujuan
untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar profesi PNS, peran dan
kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
mengaktualisasikannya.

18
2. Tujuan Khusus:
Selain tujuan umum, ada pula tujuan khusus yang hendak dicapai yaitu
“Optimalisasi Pengelolaan Limbah B3 di Tempat Sampah Sementara
(TPS) UPT Puskesmas Lamuru”
Aktualisasi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat umum
Bagi peserta pelatihan manfaat yang diperoleh saat aktualisasi adalah PNS
mampu menerapkan dan mengaplikasikan secara langsung nilai-nilai
dasar Ber-AKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) di lingkungan kerjanya.
2. Manfaat khusus
Meningkatkan keamanan dan kesehatan masyarakat di sekitar UPT
Puskesmas Lamuru, dengan cara mencegah penyebaran penyakit
infeksius yang bersumber dari limbah B3 hasil pelaksanaan kegiatan
pelayanan kesehatan.

C. WAKTU DAN TEMPAT


Kegiatan aktualisasi penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam
menjalankan tugas sesuai yang diamanahkan Negara dengan menitikberatkan
pada terlaksananya tugas dan fungsi pokok sebagai tenaga Sanitarian. Maka
kegiatan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada waktu dan tempat dengan
rincian sebagai berikut :
1. Waktu
Tanggal mulai : 20 Agustus 2022
Tanggal berakhir : 17 Agustus 2022
2. Tempat pelaksanaan
Nama : UPT Puskesmas Lamuru
Alamat : Jl. Poros Soppeng - Makassar KM. 130 Kel.
Lalebata Kec. Lamuru

19
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI SERTA KEDUDUKAN DAN PERAN
ASN MENUJU SMART GOVERMANCE

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI


Puskesmas Lamuru terletak kurang lebih 69 km dari ibu kota kabupaten
Bone, memiliki wilayah kerja di Kecamatan Lamuru tepatnya terletak di Jl.
Poros Soppeng-Makassar KM. 130 Kelurahan Lalebata perbatasan Kabupaten
Bone -Soppeng. Mempunyai wilayah kerja seluas kurang lebih 208 km yang
terdiri dari 11 desa dan 1 Kelurahan, yaitu Desa Barakkae, Desa Barugae ,
Kel. Lalebata, Desa Mamminasae, Desa Massenreng Pulu, Desa Mattampa
Bulu, Desa Mattampa Walie, Desa Padaelo, Desa Poleonro, Desa Seberang ,
Desa Turu Cinnae. Jarak tempuh desa terjauh dari lokasi puskesmas kurang
lebih 45 km dimana 90 % wilayah kerja puskesmas Lamuru dapat dijangkau
dengan kendaraan bermotor meskipun transportasi kurang lancar, yang
disebabkan jalan bebatuan.

Gambar 2.1. Gedung UPT Puskesmas Lamuru


Secara umum keadaan geografis di wilayah kerja puskesmas Lamuru
terdiri dari dataran rendah dan perbukitan. Dimana wilayahnya berbatasan
langsung dengan :

20
1. Sebelah utara : Kabupaten Soppeng
2. Sebelah selatan : wilayah Kecamatan Ulaweng
3. Sebelah barat : Wilayah Kecamatan Lappariaja
4. Sebelah timur : Kecamatan Tellu Limpoe
UPTD Puskesmas Lamuru memiliki 4 Pustu, yaitu Pustu Turu Cinnae,
Pustu Mattampa Walie, Pustu seberang, Pustu Barugae. Terdiri dari 5
Poskesdes,antara lain Poskesdes Turu Cinnae, Poskesdes Sengeng Palie,
Poskesdes Mattampa Bulu, Poskesdes Massenreng Pulu, Poskesdes Padaelo
dan 15 Bidan Desa yang tersebar di desa Turucinnae, Mamminasae,
Mattampa Bulu, Sengeng Palie, Poleonro, Barakkae, Mattampa Walie,
Massenreng Pulu, Padaelo, Barugae, Seberang dan Kelurahan Lalebata.
B. NILAI- NILAI ORGANISASI
“LAMURU”
L : Layanan prima kepada semua masyarakat
A : Aktual menerapkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
M : Malu jika tidak melaksanakan tugas dengan sebaik – baiknya
U : Unggul dalam memberikan pelayanan
R : Responsif dalam memberikan pelayanan cepat dan berkualitas
U : Utama dalam melaksanakan tugas untuk memberikan pelayanan
yang optimal dan berkualitas
C. TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI
1. Tugas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

21
D. PROSES PELAYANAN DAN PROFIL ORGANISASI
Alur pelayanan kesehatan dan struktur organisasi di UPT Puskesmas Lamuru
digambarkan dalam bagan di bawah ini.

Gambar 2.2. Alur Pelayanan UPT. Puskesmas Lamuru

22
STRUKTUR ORGANISASI PKM LAMURU

KEPALA UPTD PUSKESMAS LAMURU

KA. SUBAG TATA USAHA

SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN
KESEHATAN

PENANGGUNG JAWAB UKP KEFARMASIAN


PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL PENANGGUNG JAWAB UKM PENGEMBANGAN PENANGGUNG JAWAB JARINGAN FASILITAS PELAYANAN
DAN LABORATORIUM

PENGENDALIAN KEPERAWATAN
PROMOSI KESEHATAN PEMERIKSAAN PUSTU PUSTU PELAYANAN
KIA/KB GIZI DAN PENCEGAHAN KES. & KESEHATAN JIWA GAWAT DARURAT GAWAT DARURAT
KESEHATAN LINGKUNGAN UMUM TURUCINNAE MATTAMPAWALIE AMBULANCE
PENYAKIT MASYARAKAT

KESEHATAN POSKESDES BIDES


IMUNISASI P2 KECACINGAN PERSALINAN KES. GIGI & MULUT PERSALINAN
TRADISIONAL TURUCINNAE MASSENRENGPULU

KESEHATAN PENDAFTARAN & BIDAS


PTM P2 TB PASCA PERSALINAN PASCA PERSALINAN BIDES BARAKKAE
OLAHRAGA REKAM MEDIK MAMMINASAE

POSKESDES
P2 SURVAYLANS P2 KUSTA KESEHATAN USILA KIA/KB PUSTU SEBERANG
MATTAMPABULU

POSKESDES
P2 DIARE/MALARIA P2 HIV/AIDS KONSELING GIZI BIDES SEBERANG
SENGENGPALIE

KONSELING
P2 DBD BIDAN KELURAHAN PUSTU BARUGAE
SANITASI

POSKESDES
P2 ISPA/THYPOID KONSELING USILA BIDES BARUGAE
POLEONRO

BIDES
FARMASI BIDES PADAELO
MATTAMPAWALIE

LABORATORIUM

Gambar 2.3. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Lamuru

23
E. KONSEP NILAI-NILAI DASAR PNS
Untuk membentuk Aparatur Sipil Negara yang berintegritas tinggi, maka
setiap ASN harus mengamalkan nilai-nilai dasar ASN:
1. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayan publik sebagai mana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam
konteks ASN, yaitu:
a. Penyelenggara pelayanan publik yaitu AS/Birokrasi,
b. Penerima layananya itu masyarakat, stakeholders atau sektor privat,
dan
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang prima sudah tidak bias ditawar lagi ketika
lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena
dapat menimbulkan kepuasaan bagi pihak-pihak yang dilayani. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
c. Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang sering kita dengar tetapi tidak
mudah untuk dipahami. Dalam banyak hal akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada
dasarnya kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang
berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban

24
untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan
amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin
terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Value ASN Ber-
AKHLAK. Dalam konteks akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta
disiplin dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten
Kompeten diartikan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang didasari oleh
pengetahuan, ketrampilan dan sikap sesuai dengan standar kerja yang
ditetapkan. Adapun core value dari kompeten adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis
Harmonis adalah rasa saling peduli dan menghargai perbedaan
antar sesama individu di lingkungan kerja. Dalam menerapkan nilai
harmonis seluruh ASN harus saling peduli dan menghargai perbedaan.
Adapun core value dari harmonis adalah :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Loyal yang berarti memiliki dedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara. Loyal juga mengandung arti yakni
25
seluruh ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara. Adapun core value dari loyal adalah :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara,
serta menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif
Keenam, adaptif. Seluruh ASN mesti terus berinovasi dan antusias
dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan. Adaptif sendiri yakni
keinginan untuk selalu berdadaptasi terhadap perubahan yang ada
utamanya dalam era saat ini, baik dalam lingkungan kerja maupun
lingkup pergaulan. Adapun core value dari adaptif adalah :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
Seluruh ASN harus membangun kerja sama yang sinergis, baik
antara individu dengan individu, antar lembaga maupun antar daerah dan
negara. Kolaborasi sesuatu yang sangat penting mengingat kita sebagai
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya. Adapun
core value dari kolaboratif adalah :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama
F. KEDUDUKAN DAN PERAN ASN MENUJU SMARTGOVERMANCE
1. Manajemen ASN
Manajemen Aparatur Sipil Negara adalah pengelolaan pegawai
negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
26
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen
ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit
adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warnakulit, agama, asal usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Manajemen PNS meliputi; penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; polakarier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan.
2. SmartASN
Smart ASN memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era
disrupsi dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Profil Smart ASN
meliputi integritas, nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global,
menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa hospitality, berjiwa
entrepreneurship dan memiliki jaringan luas. Smart ASN yang tidak
gagap teknologi atau gaptek akan menggiring sistem pemerintahan
Indonesia ke birokrasi 4.0, yang tentu beriringan dengan revolusi industri
4.0. Semua jenis layanan publik yang diselenggarakan pemerintahakan
berbasis digital dan terintegrasi. Tentu, digitalisasi sistem pemerintahan
ini juga diimbangi dengan keamanan siber yang mumpuni. Birokrasi 4.0
memiliki empat indikator. Indikator tersebut adalah percepatanan
layanan, efisiensi layanan, akurasi layanan, fleksibilitas kerja dan
berdampak sosial. Dengan fleksibilitas waktu kerja ASN, pekerjaan tidak
harus dikerjakan di kantor. Di masa mendatang, beberapa pekerjaan bias
dikerjakan melalui smartphone, yang tentuakan lebih efisien dan
memperpendek alur birokrasi. Dalam konsep ini seorang ASN yang
dapat bekerja dari rumah. Sistem itu tidak dalam waktu dekat. Perlu
sistem dan regulasi yang matang untuk mengatur sistem kerja yang mirip
dengan perusahaan startup tersebut. ASN bias bekerja di rumah dengan
27
ukuran kinerja yang jelas dan disepakati serta dilakukan secara selektif
bagi ASN yang telah terbukti berkinerja baik (sebagai reward atau
penghargaan).
Pemerintah juga tengah menggodok sistem manajemen talenta
nasional. Dengan manajemen talenta, semua kompetensi ASN per-
individu akan terpetakan. Struktur ideal ASN perludi dukung manajemen
talenta nasional yang dikembangkan untuk menempatkan talenta terbaik
pada jabatan strategis. Manajemen talenta institusional dari seluruh
instansi diintegrasikan untuk membentuk talent pool nasional, untuk
kemudian diselaraskan.

28
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI ISU
Berdasarkan hasil pengamatan selama menjalankan tugas pokok dan fungsi
ASN kurang lebih selama dua bulan di UPT Puskesmas Lamuru terdapat
beberapa isu yang ditemukan di unit kerja, diantaranya:
1. Belum optimalnya pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah
Sementara (TPS) di Puskesmas Lamuru.
2. Belum maksimalnya Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) di
wilayah kerja Puskesmas Lamuru.
3. Kurangnya pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di
Kelurahan Lalebata wilayah kerja UPT Puskesmas Lamuru.
4. Belum tercapainya Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
pada desa Seberang Kecamatan Lamuru.
5. Tidak maksimalnya penyelidikan/investigasi KLB (Kejadian Luar Biasa)
penyakit berbasis lingkungan (Klinik Sanitasi).

B. DESKRIPSI ISU
1. Belum optimalnya pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah
Sementara (TPS) di Puskesmas Lamuru
Permasalahan terkait limbah tidak ada hentinya di Indonesia.Dari
tahun ke tahun selalu dilakukan upaya penanganan tapi belum
membuahkan hasil yang maksimal. Kurangnya pemahaman masyarakat
akan pentingnya penganganan limbah. Khususnya limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun) dapat meningkatkan pencemaran lingkungan dan
belum dapat ditangani dengan optimal di negeri ini. Ditambah lagi pada
kondisi pandemi saat ini terjadi peningkatan produksi limbah medis.
Dimana seperti yang kita ketahui limbah medis dari hasil pelayan
kesehatan bersifat infeksius sehingga digolongkan menjadi salah satu
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

29
Pada dasarnya pengelolaan limbah B3 di unit kerja Puskesmas
Lamuru sudah baik, tapi pada tahap akhir terjadi penyimpangan. Hal ini
berupa penempatan limbah non medis digabungkan dengan limbah medis
B3 yang tidak sesuai aturan dari Permenkes Nomor 18 Tahun 2020 dan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020. Jika hal ini tidak segera
ditindaki, dikhawatirkan terjadinya penyebaran penyakit, seperti HIV,
hepatitis serta bahaya tertusuk jarum.
Selain itu, adanya Himbauan KAMTIBMAS Kapolrestabes
Makassar mengenai temuan pihak Kepolisian berkaitan dengan kejadian
pembusuran di Kota Makassar yang menggunakan alat berupa tali kateter
sebagai pelontar, merupakan salah satu tindak penyalahgunaan Limbah
B3 yang tidak dikelola dengan baik.
2. Belum maksimalnya Pengawasan Kualitas Air Minum di wilayah
kerja Puskesmas Lamuru
Terkait dengan persyaratan pemeriksaan apabila depot air minum
tidak memiliki izin laiak atau telah expired, maka otomatis output
pemeriksaan tidak akan memenuhi syarat, sehingga tidak dapat
dilaksanakan pemeriksaan. Dalam hal jika petugas sanitarian ingin
menegaskan agar pemilik depot mengurus izin laiak, tidak ada dasar
hukum yang mendukungnya, sehingga pemilik tidak mengindahkan
himbauan petugas. Selain itu dalam pengawasan kualitas air minum
biaya pemeriksaan dibebankan pada pemilik depot.
3. Kurangnya pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di
Kelurahan Lalebata wilayah kerja UPT Puskesmas Lamuru
Belum berjalannya pengawasan dikarenakan oleh hal-hal berikut ini:
a. Terbatasnya alat pemeriksaan.
b. Reagen pemeriksaan bakteriologis pada Sanitarian KIT telah expired.
c. Standar pemeriksaan yang digunakan kurang sesuai dengan keadaan
di daerah. Maksudnya standar yang digunakan dalam pemeriksaan
adalah restaurant, kurang sesuai dengan warung-warung makan kecil.
30
4. Belum tercapainya Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) pada desa Seberang Kecamatan Lamuru
Upaya pencapaian target Desa STBM membutuhkan waktu dan anggaran
yang cukup besar. Dibutuhkan pemantauan secara terus-menerus, banyak
pihak yang terlibat. Memiliki banyak tahap, sehingga tidak dapat
dilaksanakan dalam kurun waktu satu bulan.
5. Tidak maksimalnya penyelidikan/investigasi KLB (Kejadian Luar
Biasa) penyakit berbasis lingkungan (Klinik Sanitasi)
Penyelidikan penyakit berbasis lingkungan hanya berfokus pada
pemegang program. Jika ada penderita yang melakukan pemeriksaan di
fasiltas pelayanan kesehatan, terkadang tidak melibatkan petugas sanitasi.
Hal ini mengakibatkan banyak dari pasien yang tidak dapat menerima
konseling dari petugas sanitasi.

C. TEKNIK ANALISIS ISU


Analisis terhadap isu yang telah diidentifikasi sebelumnya menggunakan
teknik APKL berdasarkan kriteria aktual, problematika, kekhalayakan dan
kelayakan.
1. Aktual, isu memang benar-benar terjadi dan sedang menjadi
perbincangan hangat dalam masyarakat.
2. Problematika, isu memiliki masalah yang kompleks, sehingga
memerlukan solusi segera.
3. Kekhalayakan, isu menyangkut hidup orang banyak.
4. Kelayakan, isu masuk akal, realistis dan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab sehingga dapat dilakukan inisiatif untuk memecahkan
masalahnya.
Dari analisis di atas, kemudian dilakukan penapisan isu dengan
menggunakan teknik USG, yang menilai isu berdasarkan urgency,
seriousness dan growth dari isu tersebut.
1. Urgency, menilai seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan
diselesaikan.
31
2. Seriousness, menilai seberapa serius isu perlu dibahas.
3. Growth, menilai seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
apabila tidak ditangani dengan segera.
Analisis APKL dan USG dilakukan dengan member scoring dari skala 1
hingga 5 dengan penjabaran bobot seperti berikut:

Tabel 3.1. Penetapan Bobot


Kriteria Kualitas Isu AKPL dan USG
Bobot Keterangan
5 Sangat Kuat Pengaruhnya
4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya
2 Kurang Pengaruhnya
1 Sangat Kurang Pengaruhnya

Dari scoring di atas, selanjutnya dilakukan penilaian APKL pada kelima isu
tabel di bawah ini:

Tabel 3.2. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL


NO. ISU A P K L JUMLAH RANK
Belum optimalnya pengelolaan
limbah B3 pada Tempat
1 5 5 4 5 19 1
Sampah Sementara (TPS) di
Puskesmas Lamuru.
Belum maksimalnya
Pengawasan Kualitas Air
2 Minum (PKAM) di wilayah 4 5 5 4 18 2
kerja Puskesmas Lamuru.

Kurangnya Pengawasan
Tempat Pengolahan Makanan
3 (TPM) di Kelurahan Lalebata 3 3 5 3 14 5
Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Lamuru
Belum tercapainya Desa
STBM (Sanitasi Total Berbasis
4 5 4 4 4 17 3
Masyarakat) pada desa
Seberang Kecamatan Lamuru.
32
Tidak maksimalnya
penyelidikan/investigasi KLB
5 (Kejadian Luar Biasa) penyakit 3 5 4 3 15 4
berbasis lingkungan (Klinik
Sanitasi).

Setelah dilakukan analisis APKL, lalu diambil tiga isu yang memiliki niai
tertinggi. Isu-isu tersebut antara lain:
1. Belum optimalnya pengelolaan limbah B3 di Tempat Sampah Sementara
(TPS) UPT Puskesmas Lamuru.
2. Belum maksimalnya Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) di
wilayah kerja Puskesmas Lamuru.
3. Belum tercapainya Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
pada desa Seberang Kecamatan Lamuru.
Dari isu di atas dilakukan lagi analisis lanjutan dengan menggunakan metode
USG seperti tabel di bawah ini.

Tabel 3.3. Analisis Kualitas Isu Menggunakan Metode USG


NO ISU U S G JUMLAH RANK
Belum optimalnya pengelolaan
limbah B3 pada Tempat
1 5 5 4 14 1
Sampah Sementara (TPS) di
UPT Puskesmas Lamuru
Belum maksimalnya
Pengawasan Kualitas Air
2 4 5 3 12 2
Minum di wilayah kerja
Puskesmas Lamuru
Belum tercapainya Desa
STBM (Sanitasi Total Berbasis
3 4 4 3 11 3
Masyarakat) pada desa
Seberang Kecamatan Lamuru

33
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan metode APKL, kemudian
dilanjutkan penapisan USG, maka diperoleh “Belum optimalnya pengelolaan
limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara (TPS) di UPT Puskesmas
Lamuru” merupakan isu yang akan dipilih dan ditindaklanjuti sebagai bentuk
aktualisasi di UPT Puskesmas Lamuru.

D. FAKTOR PENYEBAB MASALAH


Dalam upaya mengidentifikasi akar permasalahan dari core issue
“Belum optimalnya pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara
(TPS) di UPT Puskesmas Lamuru” yang telah ditetapkan, maka akan
diidentifikasi akar permasalahan dengan menggunakan fishbone dan mind
mapping.
1. Fishbone

SDM
Sarana
Kurangnya pengetahuan
petugas cleaningservice Tidak tertatanya tempat
tentang bahaya penyimpanan sampah
pengelolaan limbah B3 sementara di Puskesmas
yang tidak tepat
Belum optimalnya pengelolaan
limbah B3 pada Tempat
Sampah Sementara (TPS) di
UPT Puskesmas Lamuru

Jumlah tempat
Tidak adanya SOP
sampah/safety box di
atau alur pengelolaan
ruang penghasil limbah
limbah B3
B3 kurang memadai
Prosedur
Alat

Gambar 3.1. Analisis Fishbone

34
2. Mind Mapping
Informasi mengenai garis besar kegiatan aktualisasi akan ditampilan
dalam skema mind mapping seperti yang akan dijabarkan di bawah ini:

Melakukan penataan
dan penyusunan ulang
limbah B3 maupun
domestik di Tempat Memberikan edukasi
Sampah Sementara pada petugas CS dan
Meminta dukungan (TPS) penanggung jawab
dari pemangku ruangan penghasil
jabatan di Puskesmas limbah B3

Optimalisasi pengelolaan limbah


B3 pada Tempat Sampah
Sementara (TPS) di Puskesmas
Lamuru

Mengajukan Membuat SOP dan


pengadaan tempat bagan/alur
sampah/safety box pengelolaan limbah
B3

Melakukan pemilahan dan


pemisahan limbah B3
dengan limbah domestik

Gambar 3.2. Analisis Mind Mapping

35
E. RANCANGAN AKTUALISASI ISU
Tahap rangcangan aktualisasi dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 3.4. Rancangan Aktualisasi Isu


Unit kerja UPT Puskesmas Lamuru
“Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju Lamuru Sehat
Visi
2022”
1. Meningkatkan sumber daya petugas dalam memberikan pelayanan secara profesional
dan bermutu,
Misi 2. Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara profesional, merata dan berkeadilan,
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri.
4. Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
1. Belum optimalnya pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara (TPS) di
Puskesmas Lamuru.
2. Belum maksimalnya Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM) di wilayah kerja
Puskesmas Lamuru.
3. Kurangnya pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di Kelurahan Lalebata
Identifikasi isu wilayah kerja UPT Puskesmas Lamuru.
4. Belum tercapainya Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) pada desa
Seberang Kecamatan Lamuru.
5. Tidak maksimalnya penyelidikan/investigasi KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit
berbasis lingkungan (Klinik Sanitasi).

36
Belum optimalnya pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara (TPS) di
Core Issue
Puskesmas Lamuru
Optimalisasi pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara (TPS) di Puskesmas
Lamuru dapat diwujudkan melalui langkah-langkah berikut:
1. Meminta dukungan dari pemangku jabatan di Puskesmas Lamuru, agar pelaksanaan
kegiatan aktualisasi dapat berjalan dengan baik.
2. Pengamatan di Puskesmas lain sebagai percontohan TPS dalam pengelolaan limbah B3.
3. Membuat SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah B3.
Gagasan Pemecah
4. Peningkatkan pengetahuan petugas cleaning service dan penanggung jawab ruangan
Isu
penghasil limbah tentang bahaya pengelolaan limbah B3 yang kurang tepat.
5. Mengajukan pengadaan tempat sampah/safety box.
6. Pemilahan dan pemisahan limbah B3 dengan limbah non medis dari sumbernya.
7. Melakukan penataan ulang tempat-tempat penyimpanan limbah B3 pada Tempat
Sampah Sementara (TPS).
8. Monitoring dan Monitoring dan evaluasi kegiatan aktualisasi.

F. MATRIKS RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI


Unit kerja : UPT Puskesmas Lamuru
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara (TPS) di Puskesmas
Lamuru
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi pengelolaan limbah B3 pada Tempat Sampah Sementara (TPS) di Puskesmas Lamuru
Tujuan pemecahan isu : Terlaksananya pengelolaan limbah B3 yang memenuhi standar di Puskesmas Lamuru

37
Manfaat pemecahan isu : Sistem Pengelolaan limbah B3 di Puskesmas Lamuru dapat memenuhi standar sesuai aturan
Permenkes Nomor 18 tahun 2020
Tabel 3.5. Matriks Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Visi dan Penguatan terhadap nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil
Mata Pelatihan Misi Organisasi organisasi
1. Meminta Manajemen ASN Dengan melaksanakan persiapan Memenuhi nilai-nilai dasar
dukungan dari Mampu melakukan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas Lamuru :
pemangku perencanaan kegiatan Pemerintah Kabupaten Bone LAMURU
jabatan di dengan berkonsultasi yaitu "Masyarakat Bone Mandiri,
Puskesmas sebelumnya pada pimpinan Berdaya Saing dan Sejahterah" L Layanan prima
kepada semua
a. Menemui dan Diperoleh Harmonis Serta terlaksananya Misi A masyarakat
melakukan lembar Dengan melakukan Pemerintah Kabupaten Bone Aktual menerapkan
pertemuan dengan konsultasi pertemuan bersama dengan: Meningkatkan tata kelola ilmu pengetahuan dan
pimpinan pimpinan dapat mebangun pemerintahan yang baik, bersih M tekhnologi
hubungan yang baik antara dan bebas Korupsi, Kolusi dan Malu jika tidak
pimpinan dan staf Nepotisme (KKN); melaksanakan tugas
(Membangun lingkungan Mengembangkan kemandirian U dengan sebaik–
kerja yang kondusif) ekonomi dan meningkatkan taraf baiknya
hidup masyarakat; R Unggul dalam
Loyal Meningkatkan akses, pemerataan memberikan
Adanya konsultasi dalam dan kualitas pelayanan kesehatan, pelayanan
melakukan suatu kegiatan pendidikan dan sosial dasar U Responsif dalam
menunjukkan kesetiaan lainnya; memberikan
seorang ASN dalam Mengotimalkan akselerasi pelayanan cepat dan
menjaga nama baik pembangunan daerah berbasis berkualitas
Pimpinan (Menjaga nama desa dan kawasan perdesaan; Utama dalam
baik sesama ASN, Mendorong penciptaan iklim melaksanakan tugas
pimpinan, instansi dan investasi yang kondusif untuk untuk memberikan
negara) pengembangan usaha dan pelayanan yang
mengembangkan inovasi daerah optimal dan
38
b. Melakukan Tersedianya Berorientasi Pelayanan dalam peningkatan pelayanan berkualitas
konsultasi kepada dokumentasi Saat melakukan konsultasi publik;
pimpinan atas berupa foto dengan pimpinan, penulis Meningkatkan budaya politik,
rencana kegiatan pada saat mengajukan masalah yang penegakan hukum, dan seni
aktualisasi yang menghadap ada di masyarakat dan budaya dalam kemajemukan
akan dilaksanakan pimpinan solusi yang ditawarkan masyarakat.
(Memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat & Dengan melaksanakan persiapan
Ramah, cekatan, solutif kegiatan dapat mewujudkan visi
dan dapat diandalkan) UPT Puskesmas Lamuru yaitu
“Terwujudnya Pelayanan
Loyal bermutu dan berkeadilan di
Adanya konsultasi dalam Puskesmas menuju Lamuru Sehat
melakukan suatu kegiatan 2022”
menunjukkan kesetiaan
seorang ASN dalam Serta terlaksananya Misi UPT
menjaga nama baik Puskesmas Lamuru
Pimpinan (Menjaga nama "Meningkatkan sumber daya
baik sesama ASN, petugas dalam memberikan
pimpinan, instansi dan pelayanan secara professional
negara) dan bermutu; Menyelenggarakan
Pelayanan kesehatan secara
Kolaboratif professional , merata dan
Dalam membuat suatu berkeadilan; Meningkatkan
kegiatan perlu adanya kerja kesehatan masyarakat dan
sama dengan pimpinan kemampuan untuk hidup sehat
(Terbuka dalam bekerja secara mandiri; dan
sama menghasilkan nilai Mengembangkan kemandirian
tambah) masyarakat di bidang kesehatan.

39
c. Mencatat masukan Tersedianya Berorientasi Pelayanan
dan arahan yang notulensi Menerima saran dan
diberikan pimpinan berupa masukan masukan dari pimpinan
untuk persiapan dan arahan agar kegiatan dapat
kegiatan aktualisasi pimpinan terlaksana dengan baik
(Melakukan perbaikan
tiada henti)

Harmonis
Menghormati saran dan
masukan yang disampaikan
oleh pimpinan
(Membangun lingkungan
kerja yang kondusif)

Kolaboratif
Menerima masukan dari
pimpinan sebagai bentuk
kerja sama dengan
pimpinan (Terbuka dalam
bekerja sama menghasilkan
nilai tambah)
d. Meminta Adanya Kolaboratif
persetujuan persetujuan dari Persetujuan dari pimpinan
pimpinan untuk Pimpinan sebagai bentuk kerja sama
melaksanakan (Terbuka dalam bekerja
kegiatan sama menghasilkan nilai
tambah)

Harmonis
Keselarasan dalam
menjalankan tugas
(Membangun lingkungan
kerja yang kondusif)
40
2. Pengamatan di Manajemen ASN Dengan melaksanakan persiapan Memenuhi nilai-nilai dasar
Puskesmas Mampu melakukan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas Lamuru :
lain sebagai pengamatan dan Pemerintah Kabupaten Bone LAMURU
percontohan memperoleh informasi yaitu "Masyarakat Bone Mandiri,
TPS dalam pembandingan dari Berdaya Saing dan Sejahterah"
pengelolaan puskesmas percontohan
limbah B3 a. Mengidentifikasi Adanya hasil Adaptif Serta terlaksananya Misi L Layanan prima
puskesmas yang identifikasi Berusaha mendapatkan Pemerintah Kabupaten Bone kepada semua
memenuhi standar puskesmas informasi terbaru mengenai dengan: Meningkatkan tata kelola A masyarakat
sasaran yang sistem pengelolaan limbah pemerintahan yang baik, bersih Aktual menerapkan
telah memenuhi (Terus berinovasi dan dan bebas Korupsi, Kolusi dan ilmu pengetahuan dan
standar antusias dalam Nepotisme (KKN); M tekhnologi
menggerakkan ataupun Mengembangkan kemandirian Malu jika tidak
menghadapi perubahan) ekonomi dan meningkatkan taraf melaksanakan tugas
hidup masyarakat; dengan sebaik–
Berorientasi Pelayanan Meningkatkan akses, pemerataan U baiknya
Berupaya meningkatkan dan kualitas pelayanan kesehatan, Unggul dalam
mutu pelayanan di tempat pendidikan dan sosial dasar memberikan
kerja (Melakukan lainnya; R pelayanan
perbaikan tiada henti) Mengotimalkan akselerasi Responsif dalam
b. Menghubungi Terjalin Kolaboratif pembangunan daerah berbasis memberikan
petugas sanitarian komunikasi Terjalin kerja sama antar desa dan kawasan perdesaan; pelayanan cepat dan
Puskesmas yang yang baik antar petugas sanitarian (Terbuka Mendorong penciptaan iklim U berkualitas
ingin dituju dan teman sejawat dalam bekerja sama investasi yang kondusif untuk Utama dalam
Menyampaikan (sanitarian) menghasilkan nilai tambah) pengembangan usaha dan melaksanakan tugas
maksud dan tujuan mengembangkan inovasi daerah untuk memberikan
kunjungan dalam peningkatan pelayanan pelayanan yang

41
c. Mengatur jadwal Adanya jadwal Akuntabel publik; optimal dan
kunjungan kunjungan yang Menetapkan waktu yang Meningkatkan budaya politik, berkualitas
jelas jelas dan berusaha penegakan hukum, dan seni
menjalan tugas sesuai budaya dalam kemajemukan
jadwal yang disepakati masyarakat.
bersama (Melakukan tugas
dengan jujur, bertanggung Dengan melaksanakan persiapan
jawab, cermat, disiplin dan kegiatan dapat mewujudkan visi
berintegritas tinggi) UPT Puskesmas Lamuru yaitu
“Terwujudnya Pelayanan
d. Mencatat dan Diperolehnya Adaptif bermutu dan berkeadilan di
mendokumentasikan gambaran Berusaha mendapatkan Puskesmas menuju Lamuru Sehat
hasil pengamatan di sistem informasi terbaru mengenai 2022”
lapangan pengelolaan sistem pengelolaan limbah
limbah B3 yang (Terus berinovasi dan Serta terlaksananya Misi UPT
memenuhi antusias dalam Puskesmas Lamuru
syarat menggerakkan ataupun "Meningkatkan sumber daya
menghadapi perubahan dan petugas dalam memberikan
bertindak proaktif) pelayanan secara professional
dan bermutu; Menyelenggarakan
Berorientasi Pelayanan Pelayanan kesehatan secara
Informasi yang didapatkan professional , merata dan
dari Puskesmas lain dapat berkeadilan; Meningkatkan
membantu terlaksananya kesehatan masyarakat dan
pengelolaan limbah B3 kemampuan untuk hidup sehat
yang baik di Puskesmas secara mandiri; dan
tujuan (Melakukan Mengembangkan kemandirian
perbaikan tiada henti) masyarakat di bidang kesehatan.

42
3. Membuat SOP Manajemen ASN Dengan melaksanakan persiapan Memenuhi nilai-nilai dasar
dan bagan/alur Mampu melakukan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas Lamuru :
Pengelolaan perencanaan kegiatan Pemerintah Kabupaten Bone LAMURU
limbah B3 sesuai prosedur yaitu "Masyarakat Bone Mandiri,
administrative Berdaya Saing dan Sejahterah" L Layanan prima
kepada semua
Smart ASN Serta terlaksananya Misi A masyarakat
Mampu memilah informasi Pemerintah Kabupaten Bone Aktual menerapkan
yang benar dan tidak dan dengan: Meningkatkan tata kelola ilmu pengetahuan dan
menggunakan teknologi pemerintahan yang baik, bersih M tekhnologi
secara bertanggung jawab dan bebas Korupsi, Kolusi dan Malu jika tidak
a. Membuat SOP dan Terciptanya Berorientasi pelayanan Nepotisme (KKN); melaksanakan tugas
bagan/alur SOP dan desain Membuat SOP dan bagan Mengembangkan kemandirian U dengan sebaik–
Pengelolaan limbah alur agar memudahkan dalam ekonomi dan meningkatkan taraf baiknya
B3 pengelolaan menjalankan pengelolaan hidup masyarakat; R Unggul dalam
limbah B3 limbah B3 Meningkatkan akses, pemerataan memberikan
(Memberikan pelayan dan kualitas pelayanan kesehatan, pelayanan
terbaik/Memahami dan pendidikan dan sosial dasar U Responsif dalam
memenuhi kebutuhan lainnya; memberikan
masyarakat) Mengotimalkan akselerasi pelayanan cepat dan
(Melakukan perbaikan pembangunan daerah berbasis berkualitas
tiada henti) desa dan kawasan perdesaan; Utama dalam
Mendorong penciptaan iklim melaksanakan tugas
Kompeten investasi yang kondusif untuk untuk memberikan
(Meningkatkan kompetensi pengembangan usaha dan pelayanan yang
diri untuk menjawab mengembangkan inovasi daerah optimal dan
tantangan yang selalu dalam peningkatan pelayanan berkualitas
berubah) publik;
(Membantu orang lain Meningkatkan budaya politik,
belajar) penegakan hukum, dan seni

43
b. Melakukan Terjalinnya Berorientasi pelayanan budaya dalam kemajemukan
konsultasi dengan keselarasan dan Saat melakukan konsultasi masyarakat.
pimpinan terkait satu persepsi dengan pimpinan, penulis
segala hal yang mengenai mengajukan masalah yang Dengan melaksanakan persiapan
berkaitan dengan kegiatan yang ada di unit kerja dan solusi kegiatan dapat mewujudkan visi
SOP dan bagan/alur akan yang ditawarkan UPT Puskesmas Lamuru yaitu
serta dilaksanakan (Memahami dan memenuhi “Terwujudnya Pelayanan
penempatannya kebutuhan unit kerja & bermutu dan berkeadilan di
Ramah, cekatan, solutif Puskesmas menuju Lamuru Sehat
dan dapat diandalkan) 2022”

Harmonis Serta terlaksananya Misi UPT


Terjalin keselarasan antara Puskesmas Lamuru
petugas dan pimpinan "Meningkatkan sumber daya
dalam menjalankan tugas petugas dalam memberikan
(Membangun lingkungan pelayanan secara professional
kerja yang kondusif) dan bermutu; Menyelenggarakan
Pelayanan kesehatan secara
c. Mencetak desain Adanya SOP Kompeten professional , merata dan
bagan/alur dan bagan/alur Membuat desain terbaik berkeadilan; Meningkatkan
pengelolaan limbah pengelolaan yang mampu memberikan kesehatan masyarakat dan
limbah B3 penjelasan yang baik dan kemampuan untuk hidup sehat
terstruktur (Terus belajar secara mandiri; dan
dan mengembangkan Mengembangkan kemandirian
kapasitas/Meningkatkan masyarakat di bidang kesehatan.
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selalu berubah)

44
d. Menempatkan SOP Ditempatkannya Harmonis
dan bagan/alur SOP dan Mencari tata letak yang
pengelolaan limbah bagan/alur dapat dilihat semua orang,
B3 di tempat pengelolaan sehingga informasi dapat
strategis/lokasi yang limbah B3 di tersampaikan secara
mudah diakses tempat strategis menyeluruh (Peduli dan
secara visual saling menghargai
perubahan/Suka
mendorong orang lain)
4. Peningkatkan Smart ASN Dengan melaksanakan persiapan Memenuhi nilai-nilai dasar
pengetahuan Mampu memilah informasi kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas Lamuru :
petugas yang benar dan tidak dan Pemerintah Kabupaten Bone LAMURU
cleaning menggunakan teknologi yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, L Layanan prima
service dan secara bertanggung jawab Berdaya Saing dan Sejahterah" kepada semua
penanggung A masyarakat
jawab ruangan Manajemen ASN Serta terlaksananya Misi Aktual menerapkan
penghasil Mampu melakukan Pemerintah Kabupaten Bone ilmu pengetahuan dan
limbah perencanaan kegiatan dengan: Meningkatkan tata kelola M tekhnologi
tentang sesuai prosedur pemerintahan yang baik, bersih Malu jika tidak
bahaya administratif dan bebas Korupsi, Kolusi dan melaksanakan tugas
pengelolaan a. Menyiapkan media Tersedianya Harmonis Nepotisme (KKN); dengan sebaik–
limbah B3 Komunikasi media KIE Terciptanya kerja sama Mengembangkan kemandirian U baiknya
yang kurang Informasi dan tentang antara petugas sanitasi, ekonomi dan meningkatkan taraf Unggul dalam
tepat Edukasi (KIE) yang pengelolaan Cleaning service dan hidup masyarakat; memberikan
akan disampaikan limbah B3 penanggung jawab ruangan Meningkatkan akses, pemerataan R pelayanan
untuk mencapai tujuan dan kualitas pelayanan kesehatan, Responsif dalam
aktualisasi (Membangun pendidikan dan sosial dasar memberikan
lingkungan kerja yang lainnya; pelayanan cepat dan
kondusif) Mengotimalkan akselerasi

45
b. Menyampaikan Terjalinnya Berorientasi pelayanan pembangunan daerah berbasis U berkualitas
tentang pelaksanaan keselarasan dan Saat melakukan konsultasi desa dan kawasan perdesaan; Utama dalam
komunikasi, satu persepsi dengan pimpinan, penulis Mendorong penciptaan iklim melaksanakan tugas
informasi dan mengenai mengajukan masalah yang investasi yang kondusif untuk untuk memberikan
edukasi (KIE) pada kegiatan yang ada di unit kerja dan solusi pengembangan usaha dan pelayanan yang
pimpinan akan yang ditawarkan mengembangkan inovasi daerah optimal dan
dilaksanakan (Memahami dan memenuhi dalam peningkatan pelayanan berkualitas
kebutuhan masyarakat & publik;
Ramah, cekatan, solutif Meningkatkan budaya politik,
dan dapat diandalkan) penegakan hukum, dan seni
budaya dalam kemajemukan
Loyal masyarakat.
Adanya konsultasi dalam
melakukan suatu kegiatan Dengan melaksanakan persiapan
menunjukkan kesetiaan kegiatan dapat mewujudkan visi
seorang ASN dalam UPT Puskesmas Lamuru yaitu
menjaga nama baik “Terwujudnya Pelayanan
Pimpinan (Menjaga nama bermutu dan berkeadilan di
baik sesama ASN, Puskesmas menuju Lamuru Sehat
pimpinan, instansi dan 2022”
negara)
Serta terlaksananya Misi UPT
Kolaboratif Puskesmas Lamuru
Dalam membuat suatu "Meningkatkan sumber daya
kegiatan perlu adanya kerja petugas dalam memberikan
sama dengan pimpinan pelayanan secara professional
(Memberi kesempatan dan bermutu; Menyelenggarakan
kepada berbagai pihak lain Pelayanan kesehatan secara
untuk berkontribusi) professional , merata dan

46
c. Melakukan Meningkatnya Berorientasi pelayanan berkeadilan; Meningkatkan
komunikasi, pengetahuan Saat melakukan konsultasi kesehatan masyarakat dan
penyampaian petugas dengan pimpinan, penulis kemampuan untuk hidup sehat
informasi dan cleaning service mengajukan masalah yang secara mandiri; dan
edukasi (KIE) pada dan penanggung ada di tempat kerja dan Mengembangkan kemandirian
petugas cleaning jawab ruangan solusi yang ditawarkan masyarakat di bidang kesehatan.
service dan penghasil (Memahami dan memenuhi
penanggung jawab limbah B3 kebutuhan unit kerja &
ruangan penghasil Ramah, cekatan, solutif
limbah B3 dan dapat diandalkan)
Kompeten
Pemberian informasi guna
meningkatkan pengetahuan
orang lain dan
menyampaikannya dengan
tepat (Membantu orang
lain belajar)
5. Mengajukan Manajemen ASN Dengan melaksanakan persiapan Memenuhi nilai-nilai dasar
pengadaan Mampu mengusulkan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas Lamuru :
tempat pengadaan kepada Pemerintah Kabupaten Bone LAMURU
sampah/safety pimpinan dengan prosedur yaitu "Masyarakat Bone Mandiri,
box administratif Berdaya Saing dan Sejahterah"
L Layanan prima

47
a. Melakukan Terjalinnya Loyal Serta terlaksananya Misi kepada semua
konsultasi dengan keselarasan dan Adanya konsultasi dalam Pemerintah Kabupaten Bone A masyarakat
pimpinan terkait satu persepsi melakukan suatu kegiatan dengan: Meningkatkan tata kelola Aktual menerapkan
pengadaan barang mengenai menunjukkan kesetiaan pemerintahan yang baik, bersih ilmu pengetahuan dan
kegiatan yang seorang ASN dalam dan bebas Korupsi, Kolusi dan M tekhnologi
akan menjaga nama baik Nepotisme (KKN); Malu jika tidak
dilaksanakan Pimpinan (Menjaga nama Mengembangkan kemandirian melaksanakan tugas
baik sesama ASN, ekonomi dan meningkatkan taraf dengan sebaik–
pimpinan, instansi dan hidup masyarakat; U baiknya
negara) Meningkatkan akses, pemerataan Unggul dalam
b. Mencatat masukan Adanya arahan Berorientasi pelayanan dan kualitas pelayanan kesehatan, memberikan
pimpinan mengenai mengenai Menerima saran dan pendidikan dan sosial dasar R pelayanan
pengadaan barang tindak lanjut masukan dari pimpinan lainnya; Responsif dalam
pengadaan agar kegiatan dapat Mengotimalkan akselerasi memberikan
barang terlaksana dengan baik pembangunan daerah berbasis pelayanan cepat dan
(Melakukan perbaikan desa dan kawasan perdesaan; U berkualitas
tiada henti) Mendorong penciptaan iklim Utama dalam
investasi yang kondusif untuk melaksanakan tugas
Harmonis pengembangan usaha dan untuk memberikan
Menghormati saran dan mengembangkan inovasi daerah pelayanan yang
masukan yang disampaikan dalam peningkatan pelayanan optimal dan
oleh pimpinan publik; berkualitas
(Membangun lingkungan Meningkatkan budaya politik,
kerja yang kondusif) penegakan hukum, dan seni
budaya dalam kemajemukan
Kolaboratif masyarakat.
Menerima masukan dari
pimpinan sebagai bentuk Dengan melaksanakan persiapan
kerja sama dengan kegiatan dapat mewujudkan visi
pimpinan (Terbuka dalam UPT Puskesmas Lamuru yaitu
bekerja sama menghasilkan “Terwujudnya Pelayanan
nilai tambah) bermutu dan berkeadilan di

48
c. Mengajukan Terealisasinya Berorientasi pelayanan Puskesmas menuju Lamuru Sehat
pengadaan barang pengadaan Mengusulkan alat yang 2022”
tempat jumlahnya terbatas dan
sampah/safety dibutuhkan dalam Serta terlaksananya Misi UPT
box pelayanan masyarakat Puskesmas Lamuru
(Memahami dan memenuhi "Meningkatkan sumber daya
kebutuhan masyarakat dan petugas dalam memberikan
melakukan perbaikan tiada pelayanan secara professional
henti) dan bermutu; Menyelenggarakan
Pelayanan kesehatan secara
Akuntabel professional , merata dan
Permintaan akan berkeadilan; Meningkatkan
pengadaan barang demi kesehatan masyarakat dan
kepentingan negara kemampuan untuk hidup sehat
(Menggunakan kelayakan secara mandiri; dan
dan barang milik negara Mengembangkan kemandirian
secara bertanggung jawab, masyarakat di bidang kesehatan.
efektif dan efisien)
6. Pemilahan dan Manajemen ASN Dengan melaksanakan persiapan Memenuhi nilai-nilai dasar
pemisahan Mampu mengaplikasikan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas Lamuru :
limbah B3 kompetensi atau ilmu Pemerintah Kabupaten Bone LAMURU
dengan limbah pengetahuan dalam yaitu "Masyarakat Bone Mandiri,
non medis dari pelaksanaan tugas dan Berdaya Saing dan Sejahterah"
sumbernya fungsi ASN yang
terorganisir Serta terlaksananya Misi
Pemerintah Kabupaten Bone
dengan: Meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik, bersih L Layanan prima
dan bebas Korupsi, Kolusi dan kepada semua

49
a. Menyediakan APD Terlindunginya Akuntabel Nepotisme (KKN); A masyarakat
(alat pelindung diri) petugas dari Memperhatikan kesehatan Mengembangkan kemandirian Aktual menerapkan
resiko dan keselamatan dalam ekonomi dan meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan
kecelakaan bekerja, mampu hidup masyarakat; M tekhnologi
kerja menjalankan tugas dengan Meningkatkan akses, pemerataan Malu jika tidak
maksimal (Melakukan dan kualitas pelayanan kesehatan, melaksanakan tugas
tugas dengan jujur, pendidikan dan sosial dasar U dengan sebaik–
bertanggung jawab, cermat, lainnya; baiknya
disiplin, dan berintegritas Mengotimalkan akselerasi R Unggul dalam
tinggi) pembangunan daerah berbasis memberikan
desa dan kawasan perdesaan; pelayanan
Kompeten Mendorong penciptaan iklim U Responsif dalam
(Meningkatkan kompetensi investasi yang kondusif untuk memberikan
diri untuk menjawab pengembangan usaha dan pelayanan cepat dan
tantangan yang selalu mengembangkan inovasi daerah berkualitas
berubah) dalam peningkatan pelayanan Utama dalam
publik; melaksanakan tugas
b. Menentukan Terpisahnya Kolaboratif Meningkatkan budaya politik, untuk memberikan
pemisahan yang limbah medis Pemisahan limbah B3 dan penegakan hukum, dan seni pelayanan yang
jelas antara limbah dan non medis medis dimulai dari budaya dalam kemajemukan optimal dan
medis B3 dan non (domesti) sumbernya (ruang masyarakat. berkualitas

50
medis (domestik) penghasil limbah) dan
berakhir di TPS (terjalin Dengan melaksanakan persiapan
koordinasi dari tahap awal kegiatan dapat mewujudkan visi
hingga akhir pengelolaan) UPT Puskesmas Lamuru yaitu
(Menggerakkan “Terwujudnya Pelayanan
pemanfaatan berbagai bermutu dan berkeadilan di
sumber daya untuk tujuan Puskesmas menuju Lamuru Sehat
bersama) 2022”

Berorientasi pelayanan Serta terlaksananya Misi UPT


Dengan pemisahan akan Puskesmas Lamuru
memudahkan pada saat "Meningkatkan sumber daya
pemrosesan pengelolaan petugas dalam memberikan
limbah (pelayanan pelayanan secara professional
kesehatan dapat berjalan dan bermutu; Menyelenggarakan
lebih baik) Pelayanan kesehatan secara
(Ramah, cekatan, solutif professional , merata dan
dan dapat diandalkan) berkeadilan; Meningkatkan
kesehatan masyarakat dan
kemampuan untuk hidup sehat
secara mandiri; dan
Mengembangkan kemandirian
masyarakat di bidang kesehatan.
7. Melakukan Manajemen ASN Dengan melaksanakan persiapan Memenuhi nilai-nilai dasar
penataan Mampu mengaplikasikan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas Lamuru :
ulang tempat- kompetensi atau ilmu Pemerintah Kabupaten Bone LAMURU
tempat pengetahuan dalam yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, L Layanan prima
penyimpanan pelaksanaan tugas dan Berdaya Saing dan Sejahterah" kepada semua
limbah B3 fungsi ASN yang A masyarakat
pada Tempat terorganisir Serta terlaksananya Misi

51
Sampah a. Menentukan Terbaginya Harmonis Pemerintah Kabupaten Bone Aktual menerapkan
Sementara pembagian tempat tempat Meciptakan lingkungan dengan: Meningkatkan tata kelola ilmu pengetahuan dan
(TPS) yang jelas antara penyimpanan kerja yang tertata rapih, pemerintahan yang baik, bersih tekhnologi
TPS limbah B3 dan limbah B3 dan kondusif (Meningkatkan dan bebas Korupsi, Kolusi dan M Malu jika tidak
TPS limbah non non medis produktifitas/Suka Nepotisme (KKN); melaksanakan tugas
medis (domestik) (domestik) mendorong orang lain dan Mengembangkan kemandirian dengan sebaik–
Membangun lingkungan ekonomi dan meningkatkan taraf baiknya
kerja yang kondusif) hidup masyarakat; U Unggul dalam
Kompeten Meningkatkan akses, pemerataan memberikan
Harus mengetahui standar dan kualitas pelayanan kesehatan, pelayanan
pengelolaan limbah B3 dan pendidikan dan sosial dasar R Responsif dalam
pengaplikasiannya (terus lainnya; memberikan
belajar dan Mengotimalkan akselerasi pelayanan cepat dan
mengembangkan pembangunan daerah berbasis berkualitas
kapasitas/Melakukan desa dan kawasan perdesaan; U Utama dalam
perbaikan tiada henti) Mendorong penciptaan iklim melaksanakan tugas
investasi yang kondusif untuk untuk memberikan
b. Menata masing- Tertatanya Harmonis pengembangan usaha dan pelayanan yang
masing tempat tempat Meciptakan lingkungan mengembangkan inovasi daerah optimal dan
penyimpanan penyimpanan kerja yang tertata rapih, dalam peningkatan pelayanan berkualitas
limbah B3 dan non limbah B3 dan kondusif (Meningkatkan publik;
medis (domestik) non medis produktifitas) Meningkatkan budaya politik,
(domestik)

52
c. Mempertahankan Diharapkan Akuntabel penegakan hukum, dan seni
penataan yang tepat tidak ada lagi Mengemban tugas dalam budaya dalam kemajemukan
limbah B3 dan pengelolaan limbah dengan masyarakat.
non medis penuh tanggung jawab
(domestik) yang (menyadari pentingnya Dengan melaksanakan persiapan
bercampur peran serta seorang ASN) kegiatan dapat mewujudkan visi
UPT Puskesmas Lamuru yaitu
Berorientasi pelayanan “Terwujudnya Pelayanan
Menjaga keamanan dan bermutu dan berkeadilan di
kesehatan masyarakat di Puskesmas menuju Lamuru Sehat
lingkungan unit kerja dari 2022”
bahaya pencemaran limbah
B3 (Memberikan Serta terlaksananya Misi UPT
pelayanan terbaik) Puskesmas Lamuru
"Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan
pelayanan secara professional
dan bermutu; Menyelenggarakan
Pelayanan kesehatan secara
professional , merata dan
berkeadilan; Meningkatkan
kesehatan masyarakat dan
kemampuan untuk hidup sehat
secara mandiri; dan
Mengembangkan kemandirian
masyarakat di bidang kesehatan.
8. Monitoring Smart ASN Dengan melaksanakan persiapan
Memenuhi nilai-nilai dasar
dan Mampu memilah informasi kegiatan dapat mewujudkan visi
UPT Puskesmas Lamuru :
Monitoring yang benar dan Pemerintah Kabupaten Bone
LAMURU
dan evaluasi menggunakan teknologi yaitu "Masyarakat Bone Mandiri,
kegiatan secara bertanggung jawab Berdaya Saing dan Sejahterah"

53
aktualisasi L Layanan prima kepada
Serta terlaksananya Misi semua masyarakat
Pemerintah Kabupaten Bone A Aktual menerapkan
dengan: Meningkatkan tata kelola ilmu pengetahuan dan
pemerintahan yang baik, bersih tekhnologi
a. Melakukan Adanya bahan Akuntabel dan bebas Korupsi, Kolusi dan M Malu jika tidak
Monitoring dan Monitoring dan Penilaian dilakukan oleh Nepotisme (KKN); melaksanakan tugas
evaluasi evaluasi petugas dengan Mengembangkan kemandirian dengan sebaik–baiknya
pelaksanaan mengedepankan prinsip ekonomi dan meningkatkan taraf U Unggul dalam
kegiatan aktualisasi akuntabel (Melakukan hidup masyarakat; memberikan pelayanan
tugas dengan jujur, Meningkatkan akses, pemerataan R Responsif dalam
bertanggung jawab, cermat, dan kualitas pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan
disiplin, dan berintegritas pendidikan dan sosial dasar cepat dan berkualitas
tinggi) lainnya; U Utama dalam
Mengotimalkan akselerasi melaksanakan tugas
Kompeten pembangunan daerah berbasis untuk memberikan
(Meningkatkan kompetensi desa dan kawasan perdesaan; pelayanan yang optimal
diri untuk menjawab Mendorong penciptaan iklim dan berkualitas
tantangan yang selalu investasi yang kondusif untuk
berubah) pengembangan usaha dan
b. Meminta saran dan Adanya Berorientasi pelayanan mengembangkan inovasi daerah
masukan untuk notulensi saran Menerima saran dan dalam peningkatan pelayanan
perbaikan dan perbaikan masukan dari pimpinan publik;
dari pimpinan demi terciptanya pelayanan Meningkatkan budaya politik,
terbaik (Melakukan penegakan hukum, dan seni
perbaikan tiada henti) budaya dalam kemajemukan
masyarakat.
Kompeten
Meningkatkan kompetensi Dengan melaksanakan persiapan
diri untuk menjawab kegiatan dapat mewujudkan visi
tantangan yang selalu UPT Puskesmas Lamuru yaitu
berubah “Terwujudnya Pelayanan
bermutu dan berkeadilan di

54
c. Membuat laporan Tersedianya Akuntabel Puskesmas menuju Lamuru Sehat
hasil kegiatan laporan hasil Melakukan tugas dengan 2022”
aktualisasi kegiatan jujur, bertanggung jawab,
aktualisasi cermat, disiplin, dan Serta terlaksananya Misi UPT
berintegritas tinggi Puskesmas Lamuru
"Meningkatkan sumber daya
Berorientasi pelayanan petugas dalam memberikan
Pembuatan laporan hasil pelayanan secara professional
aktualisasi membutuhkan dan bermutu; Menyelenggarakan
skill (Ramah, cekatan, Pelayanan kesehatan secara
solutif dan dapat professional , merata dan
diandalkan) berkeadilan; Meningkatkan
kesehatan masyarakat dan
Loyal kemampuan untuk hidup sehat
Menjaga nama baik sesama secara mandiri; dan
ASN, pimpinan,instansi Mengembangkan kemandirian
dan negara dalam masyarakat di bidang kesehatan.
pembuatan laporan hasil
aktualisasi. Dan;
Mengetahui dengan jelas
nilai pokok pekerjaan
sebagai ASN pada tugas
pokok dan fungsi sanitarian
(Menjaga rahasia jabatan
dan negara/setia kepada
NKRI serta pemerintah
yang sah)

55
G. MATRIKS AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
Tabel 3.6. Matriks Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

NILAI KEG. TOTAL


KEG. 1 KEG. 2 KEG. 3 KEG. 4 KEG.5 KEG. 7 KEG. 8 TOTAL
DASAR INDIKATOR 6 INDIKA
NILAI
ASN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 3 TOR
Berorientasi Memahami .
Pelayanan dan memenuhi
6
kebutuhan
masyarakat
Ramah,
cekatan,
21
solutif dan 6
dapat
diandalkan
Melakukan
perbaikan 9
tiada henti
Akuntabel Melakukan
tugas dengan
jujur,
bertanggung
4
jawab, cermat,
disiplin, dan
berintegras
6
tinggi
Menggunakan
kelayakan dan
barang milik
2
negara secara
bertanggung
jawab, efektif
56
dan efisien

Kompeten Meningkatkan
kompetensi
diri untuk
menjawab 6
tantangan
yang selalu
berubah
9
Membantu
orang lain 2
belajar
Melaksanakan
tugas dengan
1
kualitas
terbaik
Harmonis Menghargai
setiap orang
1
apapun latar
belakangnya
Suka
mendorong 2 11
orang lain
Membangun
lingkungan
8
kerja yang
kondusif

57
Loyal Memegang
teguh ideologi
Pancasila,
UUD Negara
Republik
Indonesia 1
tahun 1945,
setia kepada
NKRI serta
pemerintah 6
yang sah
Menjaganama
baiksesama
ASN, 5
pimpinan,insta
nsi dan negara
Menjaga
rahasia jabatan 0
dan negara
Adaptif Cepat
menyesuaikan
diri 1
menghadapi
perubahan
Terus 4
berinovasi dan
2
mengembangk
an kreativitas
Bertindak
1
proaktif

58
Kolaboratif Memberi
kesempatan
kepada
1
berbagai pihak
untuk
berkontribusi
Terbuka
dalam bekerja
sama 5 7
menghasilkan
nilai tambah
Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai
1
sumber daya
untuk tujuan
bersama
T O T A L 64
Sumber: data primer, 2022.

59
H. JADWAL KEGIATAN
Guna berjalan lancar dan terstrukturnya proses pelaksanaan kegiatan, maka
dibuatlah jadwal kegiatan pelaksanaan aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 3.7. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi
PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU
I II III IV
Meminta dukungan dari
1
pemangku jabatan di Puskesmas
Pengamatan di Puskesmas lain
2 sebagai percontohan TPS dalam
pengelolaan limbah B3
Membuat SOP dan bagan/alur
3
pengelolaan limbah B3
Peningkatkan pengetahuan
petugas cleaning service dan
penanggung jawab ruangan
4
penghasil limbah tentang
bahaya pengelolaan limbah B3
yang kurang tepat
Mengajukan pengadaan tempat
5
sampah/safety box
Melakukan penataan ulang
tempat-tempat penyimpanan
6
limbah B3 pada Tempat
Sampah Sementara (TPS)
Pemilahan dan pemisahan
7 limbah B3 dengan limbah non
medis dari sumbernya
Monitoring dan Monitoring dan
8
evaluasi kegiatan aktualisasi
Sumber: data primer, 2022.

60
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. PENDALAMAN CORE ISSUE


Berikut ini merupakan kegiatan yang diaktualisasikan dari penerapan nilai
dasar Ber-AKHLAK yang diimplementasikan ke dalam delapan kegiatan
aktualisasi, sebagai berikut:
Tabel 4.1. Pendalaman Core Issue Kegiatan I

Kegiatan I Meminta dukungan dari pemangku jabatan di Puskesmas Lamuru

Tanggal 21 Juli 2022


Lampiran 1. Menemui dan melakukan pertemuan dengan pimpinan
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.1.1. Pertemuan dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes


selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

2. Melakukan konsultasi kepada pimpinan atas rencana kegiatan


aktualisasi yang akan dilaksanakan
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.1.2. Konsultasi dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes


selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor
61
3. Mencatat masukan dan arahan yang diberikan pimpinan untuk
persiapan kegiatan aktualisasi
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.1.3. Notulensi pertemuan dengan Hj. Jumiati, S.KM,


M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

4. Meminta persetujuan pimpinan untuk melaksanakan kegiatan


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.1.4. Pembuatan surat persetujuan pelaksanaan


aktualisasi

Gambar 4.1.5. Surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi yang


ditandatangani oleh Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku Kepala
UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

62
Tahapan Kegiatan:
1. Menemui dan melakukan pertemuan dengan pimpinan
2. Melakukan konsultasi kepada pimpinan atas rencana kegiatan aktualisasi yang akan
dilaksanakan
3. Mencatat masukan dan arahan yang diberikan pimpinan untuk persiapan kegiatan
aktualisasi
4. Meminta persetujuan pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Harmonis
Dengan melakukan pertemuan bersama pimpinan dapat membangun hubungan yang
baik antara pimpinan dan staf (Membangun lingkungan kerja yang kondusif)
2. Loyal
Adanya konsultasi dalam melakukan suatu kegiatan menunjukkan kesetiaan seorang
ASN dalam menjaga nama baik Pimpinan (Menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi dan negara)
3. Berorientasi Pelayanan
Melakukan konsultasi dengan pimpinan, penulis mengajukan masalah yang ada di
masyarakat dan solusi yang ditawarkan (Memahami dan memenuhi kebutuhan
masyarakat & Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan)
4. Kolaboratif
Dalam membuat suatu kegiatan perlu adanya kerja sama dengan pimpinan (Terbuka
dalam bekerja sama menghasilkan nilai tambah)
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan

63
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni budaya dalam
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
Analisis Dampak
1. Harmonis
a. Dampak Positif: dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis
pelaksanaan aktualisasi ini dapat mencitakan lingkungan kerja yang harmonis,
serta rencana pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar.
b. Dampak Negatif: jika nilai dasar harmonis tidak diterapkan yakni tidak
melakukan pertemuan bersama pimpinan yang bertujuan untuk mebangun
hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan, maka tidak dapat terwujud
lingkungan kerja yang kondusif
2. Loyal
a. Dampak Positif: dengan mengimplementasikan nilai dasar loyal yakni
melakukan pelaporan sebelum melakukan kegiatan menunjukkan kesetiaan
ASN terhadap pimpinan dan merupakan bentuk penghargaan kepada pimpinan
sebelum memulai kegiatan.
b. Dampak Negatif: Jika nilai dasar loyal idak diterapkan yakni tidak dilakukan
pelaporan sebagai bentuk kesetiaan dan tanggng jawab kepada pimpinan maka
akan berdampak kurang maksimalnya kegiatan karena tidak ada pelaporan dan
arahan dari pimpinan yang berpengalaman dan jika tidak melakukan pelaporan

64
dapat dianggap sebagai perilaku yang kurang menghargai pimpinan sebagai
atasan.
3. Berorientasi Pelayanan
a. Dampak Positif: dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan yaitu ramah, cekatan solutif dan dapat diandalkan dalam berprerilaku
sebagai ASN ketika menemui pimpinan akan memberikan kesan yang baik,
terbentuk hubungan yang baik dengan pimpinan. Dengan
mengimplementasikan nilai dasar melakukan perbaikan tiada henti dapat
menghasilkan kegiatan yang lebih baik lagi terutama dengan saran dan arahan
dari pimpinan yang telah berpengalaman.
b. Dampak Negatif: Jika nilai dasar berorientasi pelayanan tidak diterapkan saat
menemui pimpinan maka akan meninggalkan kesan yang buruk kepada
pimpinan dan tidak mendapatkan arahan dan masukan yang berharga sehingga
kegiatan tidak maksimal.
4. Kolaboratif
a. Dampak Positif: dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif dalam
meminta persetujuan untuk melakukan aktualisasi kepada pimpinan maka akan
terbangun kerja sama yang sinergis antara pimpinan dan bawahan dalam hal ini
CPNS sehingga mudah menggapai tujuan bersama dalam pelaksanaan atualisasi
ini.
b. Dampak Negatif: jika nilai dasar kolaboratif tidak diterapkan dalam meminta
persetujuan untuk melakukan aktualisasi kepada pimpinan bias saja tidak
bersedia untuk memberikan persetujuan pelaksanaan aktualisasi dan tidak
terbentuk kerja sama yang dapat memaksimalkan kegiatan.
Kendala dan Penyelisaian
Hal-hal yang menjadi hambatan dalam langkah pertama melaksanakan aktualisasi
adalah penyesuaian waktu untuk bertemu dengan pimpinan. Dikarenakan oleh kesibukan
pimpinan dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Puskesmas. Oleh karena itu, upaya
yang dilakukan penulis sebagai penyelesaian yaitu bersama dengan rekan pejuang latsar
berusaha mencari jadwal kegiatan pimpinan, kemudian menyesuaikan dengan jadwal

65
kegiatan dan menghubungi terlebih dahulu sebelum melakukan pertemuan.

Tabel 4.2. Pendalaman Core Issue Kegiatan II

Kegiatan II Pengamatan di Puskesmas lain sebagai percontohan TPS dalam


pengelolaan limbah B3
Tanggal 21 – 29 Juli 2022
Lampiran 1. Mengidentifikasi puskesmas yang memenuhi standar
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.2.1. Surat permintaan data puskesmas perkotaan


sebagai percontohan TPS dalam pengelolaan limbah B3 yang
ditujukan kepada Dinas Kesehatan Seksi Kesehatan Lingungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga

Gambar 4.2.2. Pertemuan dengan Ibu Naimah Nasrun, S.KM


selaku Staf Dinas Kesehatan Seksi Kesehatan Lingungan,
Kesehatan Kerja dan Olah Raga

66
Gambar 4.2.3. Notulensi hasil pertemuan dengan Ibu Naimah
Nasrun, S.KM selaku Staf Dinas Kesehatan Seksi Kesehatan
Lingungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga

2. Menghubungi petugas sanitarian Puskesmas yang ingin dituju dan


menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.2.4. Surat Permohonan izin melakukan pengamatan


proses pengelolaan limbah B3 di UPT BLUD Puskesmas Bajoe

Gambar 4.2.5. Surat Permohonan izin melakukan pengamatan


proses pengelolaan limbah B3 di UPT BLUD Puskesmas
Watampone
67
Gambar 4.2.6. Surat Permohonan izin melakukan pengamatan
proses pengelolaan limbah B3 di UPT Puskesmas Biru

3. Mengatur jadwal kunjungan


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.2.7. Capture percakapan dengan Rismawati, S.KM


(Sanitarian) UPT BLUD Puskesmas Bajoe

68
Gambar 4.2.8.a dan 4.2.8.b. Capture percakapan (kiri) dan
panggilan (kanan) dengan Ibu Syamsiar, S.KM (Sanitarian) UPT
BLUD Puskesmas Watampone

Gambar 4.2.9. Capture percakapan dengan Ibu Sitti Darmawati,


S.KM dan Hasriani, S.KM (Sanitarian) UPT Puskesmas Biru

4. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan di lapangan


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.2.10. Pertemuan dengan Rismawati, S.KM Sanitarian


UPT BLUD Puskesmas Bajoe
69
Gambar 4.2.11. Pengamatan Proses Pengelolaan Limbah B3 di
UPT BLUD Puskesmas Bajoe didampingi oleh Rismawati,
S.KM (Sanitarian)

Gambar 4.2.12. Pengamatan di TPS Pengelolaan Limbah B3 di


UPT BLUD Puskesmas Bajoe didampingi oleh Rismawati,
S.KM (Sanitarian)

Gambar 4.2.13. Pertemuan dengan Ibu Syamsiar, S.KM


Sanitarian UPT BLUD Puskesmas Watampone

70
Gambar 4.2.14. Pengamatan Proses Pengelolaan Limbah B3 di
UPT BLUD Puskesmas Watampone didampingi oleh Ibu
Syamsiar, S.KM (Sanitarian)

Gambar 4.2.15.a dan 4.2.15.b. Pengamatan Pengelolaan Limbah


B3 (kiri) dan Tampilan TPS (kanan) di UPT BLUD Puskesmas
Watampone didampingi oleh oleh Ibu Syamsiar, S.KM
(Sanitarian)

Gambar 4.2.16. Pertemuan dengan Ibu Hasriani, S.KM


Sanitarian UPT Puskesmas Biru

71
Gambar 4.2.17. Pengamatan Proses Pengelolaan Limbah B3 di
UPT Puskesmas Biru didampingi Hasriani, S.KM (Sanitarian)

Gambar 4.2.18. Pengamatan di TPS Pengelolaan Limbah B3 di


UPT Puskesmas Biru didampingi oleh Hasriani, S.KM
(Sanitarian)

Gambar 4.2.19. SOP Penyimpanan Limbah B3 di TPS UPT


Puskesmas Biru

72
Gambar 4.2.20. Kartu Kunjungan Aktualisasi

Tahapan Kegiatan:
1. Mengidentifikasi puskesmas yang memenuhi standar
2. Menghubungi petugas sanitarian Puskesmas yang ingin dituju dan menyampaikan
maksud dan tujuan kunjungan
3. Mengatur jadwal kunjungan
4. Mencatat hasil pengamatan di lapangan
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Adaptif
Penulis berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai sistem pengelolaan
limbah B3. Hal ini sesuai dengan nilai dasar adaptif dengan terus berinovasi dan
antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
2. Kolaboratif
Terjalinnya kerja sama antar petugas sanitarian dari Puskesmas lain merupakan
upaya penulis dalam terbuka untuk bekerja sama yang dapat menghasilkan nilai
tambah.
3. Akuntabel
Dalam membuat janji temu dengan sanitarian lain di Puskesmas tujuan, penulis
menetapkan waktu yang jelas dan berusaha menjalankan tugas sesuai jadwal yang
disepakati bersama (Melakukan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi)

73
4. Berorientasi Pelayanan
Diharapkan proses pengelolaan limbah B3 di UPT Puskesmas Lamuru akan menjadi
lebih baik dengan adanya informasi terbaru yang didapatkan dari Puskesmas lain
dalam rangkaian kegiatan aktualisasi penulis (Melakukan perbaikan tiada henti)
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni budaya dalam
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
Analisis Dampak
1. Adaptif
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar adaptif dapat
meningkatkan motivasi dan antusiasme penulis untuk terus berinovasi dalam
menggerakkan ataupun menghadapi perubahan terkait tugas pokok dan
fungsinya sebagai Aparatur Sipil Negara. Terkhusus dalam pengelolaan limbah

74
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar adaptif tidak diterapkan, yaitu tidak ada
inovasi, motivasi dan antusiasme CPNS sebagai peserta latsar sekaligus
penanggung jawab program dalam perbaikan sistem, maka program kesehatan
lingkungan akan terbelakang dan target aktualisasi tidak akan tercapai.
2. Kolaboratif
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif dalam
pengamatan di puskesmas lain sebagai percontohan TPS dalam pengelolaan
limbah B3 maka akan terbangun kerja sama yang sinergis antara rekan sejawat
sanitarian, sehingga mudah menggapai tujuan bersama dalam pelaksanaan
atualisasi ini.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar kolaboratif tidak diterapkan dalam proses
kunjungan dan pengamatan dari tiap puskesmas percontohan yang ada di
perkotaan dapat mengakibatkan terhambatnya kegiatan aktualisasi, pengaruh
dari tidak adanya kerja sama dan komunikasi yang baik antar petugas sanitasi.
3. Akuntabel
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar ini saat mengatur
jadwal kunjungan diharapkan agar tercipta kesadaran dari kedua pihak untuk
saling berusaha menjalankan tugas sesuai jadwal yang telah disepakati, serta
melakukan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
b. Dampak Negatif : Jika nilai dasar akuntabel tidak diterapkan yakni melakukan
tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
atas kesepakatan yang telah diputuskan bersama, maka akan berdampak pada
terlambatnya rencana kegiatan yang akan mempengaruhi tahapan-tahapan
selanjutnya dan informasi yang diharapkan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
4. Berorientasi Pelayanan
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan yaitu melakukan perbaikan tiada henti, informasi yang didapatkan
dari Puskesmas lain dapat membantu terlaksananya pengelolaan limbah B3

75
yang baik di tempat kerja. Serta masukan-masukan membangun dari senior di
bidang kesehatan lingkungan sangat membantu penyelesaian tahapan kegiatan
aktualisasi.
b. Dampak Negatif: Jika nilai dasar berorientasi pelayanan tidak diterapkan saat
melakukan kunjungan dan pengamatan di puseksmas lain, maka segala jerih
payah, usaha dan tenaga yang digunakan akan sia-sia, karena hal yang
diharapkan adalah adanya perbaikan mutu pelayanan dengan kata lain kegiatan
tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kendala dan Penyelesaian
Cukup banyak kendala yang dihadapi pada tahap ini, mulai dari sulitnya bertemu
dengan rekan sanitarian di puskesmas lain dikarenakan oleh kesibukan mereka masing-
masing. Ditambah jarak antara Puskesmas Lamuru dengan ibu kota Kabupaten Bone
kurang lebih sejauh 69 KM. Alur persuratan yang cukup ribet dan masalah teknis
lainnya.
Agar kegiatan dapat tetap berjalan, maka sebelum berangkat ke kota Kabupaten
Bone terlebih dahulu menyepakati jadwal kunjungan dengan rekan sanitarian. Sementara
bagi rekan yang selalu berkata sibuk dan tidak ada di tempat, maka penulis mengambil
inisiatif datang langsung ke tempat kerjanya. Kemudian menghubunginya bahwa penulis
sudah di tempat. Masalah jarak, penulis menginap di rumah orang tua yang berada di sisi
timur kota satu hari sebelum melakukan kunjungan. Itulah yang dilakukan dalam upaya
penyelesaian masalah.

76
Tabel 4.3. Pendalaman Core Issue Kegiatan III

Kegiatan Membuat SOP dan bagan/alur Pengelolaan Limbah B3


III
Tanggal 27 – 29 Juli 2022
Lampiran 1. Membuat SOP dan bagan/alur Pengelolaan Limbah B3
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.3.1. Mencari Referensi Pengelolaan Limbah B3

Gambar 4.3.2. Pembuatan SOP dan mendesain bagan/alur


Pengelolaan Limbah B3

Gambar 4.3.3.a. dan 4.3.3.b. SOP Pengelolaan Limbah B3


(Bahan Berbahaya dan Beracun) di Setiap Ruang Pelayanan
77
Gambar 4.3.4. Surat Keputusan Nomor 087 Tahun 2022 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di
Lingkungan UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.3.5. Desain Bagan/Alur Pengelolaan Limbah UPT


Puskesmas Lamuru

78
2. Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait segala hal yang
berkaitan dengan SOP dan bagan/alur serta penempatannya
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.3.6. Konsultasi dengan Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes


selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

Gambar 4.3.7. Notulensi hasil konsultasi dengan Hj. Jumiati,


S.KM, M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus
mentor

3. Mencetak desain bagan/alur pengelolaan limbah dan SOP


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.3.8. Mencetak SOP Pengelolaan Limbah B3


79
Gambar 4.3.9. Pengambilan poster “Alur Pengelolaan Limbah
UPT Puskesmas Lamuru” di percetakan DSM Bone

4. Menempatkan SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah B3 di tempat


strategis/lokasi yang mudah diakses secara visual
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.3.10. Pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3


(Bahan Berbahaya dan Beracun) di Laboratorium bersama Erlin
Purnamasari, A.Md.AK selaku Analis Kesehatan

Gambar 4.3.11. Hasil pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3


(Bahan Berbahaya dan Beracun) di Laboratorium bersama Erlin
Purnamasari, A.Md.AK selaku Analis Kesehatan

80
Gambar 4.3.12. Pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun) di Ruang Farmasi bersama
Masriani, S.Farm.Apt selaku Apoteker

Gambar 4.3.13. Hasil pemasangan SOP Pengelolaan Limbah B3


(Bahan Berbahaya dan Beracun) di Ruang Farmasi bersama
Masriani, S.Farm.Apt selaku Apoteker

Gambar 4.3.14. Proses pemasangan poster “Alur Pengelolaan


Limbah UPT Puskesmas Lamuru” di Aula

81
Gambar 4.3.15. Hasil pemasangan poster “Alur Pengelolaan
Limbah UPT Puskesmas Lamuru” di Aula

Gambar 4.3.16. Pemasangan poster “Alur Pengelolaan Limbah


UPT Puskesmas Lamuru” di TPS

Gambar 4.3.17. Hasil pemasangan poster “Alur Pengelolaan


Limbah UPT Puskesmas Lamuru” di TPS
82
Tahapan Kegiatan:
1. Membuat SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah B3
2. Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait segala hal yang berkaitan dengan
SOP dan bagan/alur serta penempatannya
3. Mencetak desain bagan/alur pengelolaan limbah B3 dan SOP
4. Menempatkan SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah B3 di tempat strategis/lokasi
yang mudah diakses secara visual
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Berorientasi Pelayanan
Pembuat SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah yang ditempatkan di lokasi-lokasi
strategis memudahkan petugas kesehatan untuk mengaksesnya secara visual,
sehingga penyampaian informasi dapat tersebar merata dan menyeluruh.
(Memberikan pelayan terbaik/memahami dan memenuhi kebutuhan unit kerja, serta
ramah, solutif dan dapat diandalkan)
2. Kompeten
Dari kegiatan aktualisasi CPNS dituntut untuk meningkatkan kompetensi diri dalam
menjawab tantangan yang selalu berubah, mengikuti perkembangan zaman,
kemajuan teknologi dan membantu orang lain belajar. Maka hasil dari proses ini
ialah terbitnya SOP tentang Pengelolaan Limbah B3 di Lingkungan Puskesmas dan
Bagan/Alur Pengelolaan Limbah dengan desain terbaik dan semenarik mungkin agar
tujuan pembuatannya tersampaikan.
3. Harmonis
Melakukan konsultasi, meminta arahan dan masukan terkait pembuatan hingga
penempatan SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah B3 pada pimpinan, berdampak
pada terjalinnya keselarasan antara petugas dan pimpinan dalam menjalankan tugas.
Serta dapat membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata

83
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni budaya dalam
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
Analisis Dampak
1. Berorientasi pelayanan
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan penulis berusaha memahami dan memenuhi kebutuhan unit kerja
dalam menghadapi akreditasi, sehingga terciptalah penyampaian informasi
melalui poster alur pengelolaan limbah yang ditegaskan oleh SOP pengelolaan
limbah B3 di lingkungan puskesmas. Selain itu, memberi pelayanan terbaik
dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya sebagai abdi negara dengan
prinsip ramah, solutif serta dapat diandalkan.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar berorientasi pelayanan tidak diterapkan, maka
proses penyampaian informasi tidak akan berjalan lancar dan bersinergi dengan
kebutuhan unit kerja. Sehingga peran serta CPNS sebagai bagian dari instansi
tidak dapat diandalkan dan tidak solutif.

84
2. Kompeten
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten sangat
membantu dalam menggali kompetensi diri dari yang awalnya telah lama tidak
berkecimpung dalam pembuatan bagan/alur, poster maupun SOP dengan
kesungguhan dan rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan kegiatan aktualisasi
penulis mampu menjawab tantangan mengikuti perkembangan zaman, kemajuan
teknologi serta mengembangkan diri.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar kompeten tidak diterapkan dalam proses
pembuatan SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah B3, maka kemampuan
peserta lastar terkhusus bagi penulis tidak akan meningkat. Menutup diri dari
perkembangan zaman dan teknologi.
3. Harmonis
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar tersebut pada saat
melakukan konsultasi, meminta arahan dan masukan terkait pembuatan hingga
penempatan SOP dan bagan/alur pengelolaan limbah B3 pada pimpinan, dapat
menjalin keselarasan antara petugas dan pimpinan dalam menjalankan tugas.
Serta adanya bantuan dari rekan – rekan kerja selama proses kegiatan
aktualisasi, hingga terbangun lingkungan kerja yang kondusif, selaras dan
harmonis.
b. Dampak Negatif : Jika nilai dasar harmonis tidak diterapkan yakni peduli dan
saling menghargai perubahan dalam mencari tata letak yang dapat dilihat semua
orang, maka informasi tidak dapat tersampaikan secara menyeluruh. Dan tanpa
bantuan dari rekan – rekan serta dukungan dari pimpinan proses pemasangan
poster dan SOP tidak akan berjalan lancar (suka mendorong orang lain).
Kendala dan Penyelesaian
Kurangnya referensi yang tersedia di tempat kerja tentang pengelolaan limbah
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Saat ingin mencetak poster bagan/alur
pengelolaan limbah tidak ada percetakan di wilayah lamuru. Pembiayaan dan
keselamatan untuk bolak – balik Lamuru – Bone juga dipertimbangkan. Inilah yang
menjadi kendala di tahap kegiatan tiga.

85
Upaya penanggulangan masalah yakni dengan membuat surat keputusan baru yang
mengatur tentang pengelolaan limbah B3 di lingkungan puskesmas. Kemudian mencetak
bagan/alur pengelolaan limbah di percetakan yang ada di ibu kota Kabupaten Bone.
Untuk menghemat biaya, pencetakan poster dilakukan saat pulang ke sisi timur kota
Bone atau ada kegiatan penting di kota.

Tabel 4.4. Pendalaman Core Issue Kegiatan IV

Peningkatan pengetahuan petugas Cleaning Service dan penanggung


Kegiatan
jawab ruangan penghasil limbah tentang bahaya pengelolaan limbah
IV
B3 yang kurang tepat
Tanggal 01 – 06 Agustus 2022
Lampiran 1. Menyiapkan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang
akan disampaikan
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.4.1. Mencari bahan presentasi KIE Pengelolaan


Limbah B3 di UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.4.2. Membuat slide presentasi KIE Pengelolaan


Limbah B3 di UPT Puskesmas Lamuru

86
Gambar 4.4.3. Tangkap layar file presentasi KIE Pengelolaan
Limbah B3 di UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.4.4. Membuat bahan pre – post test KIE Pengelolaan


Limbah B3 di UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.4.5. Tangkap layar pre – post test KIE Pengelolaan


Limbah B3 di UPT Puskesmas Lamuru

87
2. Menyampaikan tentang pelaksanaan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) pada pimpinan
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.4.6. Penyampaian dan permohonan izin melakukan


kegiatan kepada Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes selaku Kepala UPT
Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

Gambar 4.4.7. Hasil penyampaian dan permohonan izin kegiatan


berupa surat undangan untuk mengikuti KIE bagi seluruh staf
Puskesmas

3. Melakukan komunikasi, penyampaian informasi dan edukasi (KIE)


pada petugas cleaning service dan penanggung jawab ruangan
penghasil limbah B3
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.4.8. Pre test sebelum kegiatan


88
Gambar 4.4.9. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Pengelolaan Limbah B3 yang dihadiri oleh segenap petugas
kesehatan dan staf di Aula UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.4.10. Post test setelah kegiatan

Gambar 4.4.11. Daftar hadir KIE Pengelolaan Limbah B3 di


UPT Puskesmas Lamuru

89
Pre Test
salah benar

Lama waktu penyimpanan limbah 17.39130435


domestik... 82.60869565

43.47826087
Lama waktu penyimpanan limbah B3...
56.52173913

Dasar hukum Pengelolaan Limbah Medis 43.47826087


Fasilitas Pelayanan Kesehatan Berbasis
Wilayah... 56.52173913

39.13043478
Tahapan pengelolaan limbah B3…
60.86956522

Perlakuan antara limbah B3 dan limbah 8.695652174


domestik (non medis) yaitu… 91.30434783

47.82608696
Warna kantong untuk limbah B3…
52.17391304

43.47826087
Yang termasuk limbah B3…
56.52173913

Jumlah minimal tempat sampah di 60.86956522


setiap ruang pelayanan sebanyak… 39.13043478

30.43478261
Limbah B3 adalah…
69.56521739

Orang pertama yang bertugas dalam 17.39130435


pemilahan limbah B3 adalah… 82.60869565

Gambar 4.4.12. Hasil pre test Pengelolaan Limbah B3 di UPT Puskesmas


Lamuru

90
Post Test
salah benar

Lama waktu penyimpanan limbah 13.04347826


domestik... 86.95652174

4.347826087
Lama waktu penyimpanan limbah B3...
95.65217391

Dasar hukum Pengelolaan Limbah


17.39130435
Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Berbasis Wilayah... 82.60869565

4.347826087
Tahapan pengelolaan limbah B3…
95.65217391

Perlakuan antara limbah B3 dan limbah 8.695652174


domestik (non medis) yaitu… 91.30434783

4.347826087
Warna kantong untuk limbah B3…
95.65217391

17.39130435
Yang termasuk limbah B3…
82.60869565

Jumlah minimal tempat sampah di 17.39130435


setiap ruang pelayanan sebanyak… 82.60869565

17.39130435
Limbah B3 adalah…
82.60869565

Orang pertama yang bertugas dalam 8.695652174


pemilahan limbah B3 adalah… 91.30434783

Gambar 4.4.13. Hasil post test Pengelolaan Limbah B3 di UPT


Puskesmas Lamuru

91
Tahapan Kegiatan:
1. Menyiapkan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang akan
disampaikan
2. Menyampaikan tentang pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada
pimpinan
3. Melakukan komunikasi, penyampaian informasi dan edukasi (KIE) pada petugas
cleaning service dan penanggung jawab ruangan penghasil limbah B3
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Berorientasi Pelayanan
Saat melakukan konsultasi dengan pimpinan, penulis mengajukan masalah yang ada
di tempat kerja dan solusi yang ditawarkan. Sebagai upaya dalam memahami dan
memenuhi kebutuhan di tempat kerja. Serta membentuk sifat ramah, cekatan, solutif
dan dapat diandalkan.
2. Harmonis
Proses Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) membantu membangun
lingkungan kerja yang kondusif bertujuan untuk menciptakan kerja sama antara
petugas sanitasi, cleaning service dan penanggung jawab ruangan untuk mencapai
tujuan aktualisasi.
3. Loyal
Adanya konsultasi dalam melakukan suatu kegiatan menunjukkan kesetiaan seorang
ASN dalam menjaga nama baik Pimpinan. Menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi dan Negara dalam setiap tindakan pada semua langkah kegiatan
aktualisasi.
4. Kolaboratif
Dalam membuat suatu kegiatan perlu adanya kerja sama dengan pimpinan serta
rekan sejawat. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,
memberi masukan, bantuan baik tenaga maupun pikiran yang sangat bermanfaat
bagi kelancaran kegiatan.
5. Kompeten
Media pemberian informasi guna meningkatkan pengetahuan orang lain

92
dipersiapkan dengan matang dan terperinci dengan mempertimbangkan kemudahan
dalam penyampaian dan ketepatannya (Membantu orang lain belajar)
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum dan seni budaya dalam
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.

Analisis Dampak
1. Berorientasi pelayanan
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan saat melakukan konsultasi dengan pimpinan, penulis berusaha
mengajukan masalah yang ada di tempat kerja dan solusi yang ditawarkan.
Sebagai upaya dalam memahami dan memenuhi kebutuhan tempat kerja.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar berorientasi pelayanan tidak diterapkan, maka

93
proses penyampaian informasi tidak akan berjalan lancar dan bersinergi dengan
kebutuhan unit kerja. Sehingga peran serta CPNS sebagai bagian dari instansi
tidak dapat diandalkan dan tidak solutif.
2. Harmonis
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis, proses
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dapat berjalan lancar, sehingga tidak
ada lagi perbedaan pendapat antara petugas sanitasi, cleaning service dan
penanggung jawab ruangan. Berimbas pada terbentuknya satu pemahaman guna
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
b. Dampak Negatif : Jika nilai dasar harmonis tidak diterapkan pada proses ini
maka tidak akan ada antusiasme peserta KIE yang ikut berpartisispasi, sehingga
tujuan utama dari kegiatan ini tidak dapat tercapai berupa satu persepsi,
sepemahaman dan keselaran dalam bekerja baik dari petugas sanitasi, cleaning
service hingga penanggung jawab ruangan.
3. Loyal
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar loyal yakni menjaga
nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan Negara dengan cara
berkonsultasi terlebih dahulu dalam melakukan suatu kegiatan menunjukkan
kesetiaan seorang ASN dalam menjaga nama baik Pimpinan dan instansi.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar loyal tidak diterapkan, maka nama baik
instansi dan pimpinan dapat tercemar dikarenakan oleh informasi yang tidak
disaring terlebih dahulu sebelum dikeluarkan.
4. Kolaboratif
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar ini pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cepat dan lebih ringan. Karena adanya kerja sama dengan
pimpinan dan rekan sejawat. Kegiatan ini pula memberikan kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, memberi masukan, bantuan baik tenaga
maupun pikiran yang sangat bermanfaat bagi kelancaran aktualisasi.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar kolaboratif tidak diterapkan dalam
pelaksanaan KIE pengelolaan limbah, maka kegiatan tidak dapat berjalan.

94
Karena saat pre-post test dibutuhkan kerja sama dari semua partisipan dan
pimpinan.
5. Kompeten
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten penulis
menyadari pentingnya membantu orang lain belajar, melalui kegitan empat
yakni peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan limbah B3 yang kurang
tepat diharapkan terjadi perubah sikap pada sasaran kegiatan.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar kompeten tidak diterapkan dalam proses di
atas, tujuan yang diharapkan berupa perubahan perilaku dalam proses
pengelolaan limbah B3 tidak dapat terbentuk. Tidak ada peningkatan
pengetahuan dan upaya membantu orang lain belajar.
Kendala dan Penyelesasian
Dibutuhkan waktu yang cukup banyak untuk pembuatan media komunikasi,
informasi dan edukasi. Dimulai dari pendalaman terhadap proses pengelolaan limbah
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, penguatan terhadap dasar-dasar hukum
dan pembaharuannya, serta menunggu waktu yang tepat untuk berkonsultasi. Setelah itu,
proses pengolahan data untuk mengetahui tingkat pemahaman partisipan cukup
menguras waktu. Kendala utama pada tahap ini adalah waktu.
Mengantisipasi pemborosan penggunaan waktu penulis menargetkan kegiatan ini
harus selesai dalam waktu empat hari. Setiap tahapan kegiatan diselesaikan dalam sehari
dan pengolahan data pre-post test harus selesai segera setelah kegiatan. Kemudian
dikonsultasikan lagi ke pimpinan.

95
Tabel 4.5. Pendalaman Core Issue Kegiatan V

Kegiatan V Mengajukan pengadaan tempat sampah/safety box

Tanggal 08 – 09 Agustus 2022


Lampiran 1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait pengadaan barang
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.5.1. Konsultasi dengan Mustafa, S.KM selaku Ka.


Tata Usaha UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.5.2. Konsultasi lanjutan dengan Hj. Jumiati, S.KM,


M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru

2. Mencatat masukan pimpinan mengenai pengadaan barang


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.5.3. Notulensi pertemuan dengan Hj. Jumiati, S.KM,


M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor
96
3. Mengajukan pengadaan barang
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.5.4. Pertemuan dengan Agustina, S.KM, M.Kes selaku


Bendahara UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.5.5. Surat Permintaan Alat dan Barang Program


Kesehatan Lingkungan

Tahapan Kegiatan:
1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan terkait pengadaan barang
2. Mencatat masukan pimpinan mengenai pengadaan barang
3. Mengajukan pengadaan barang
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Loyal
Adanya konsultasi dalam melakukan suatu kegiatan menunjukkan kesetiaan seorang
ASN dalam menjaga nama baik Pimpinan. Menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi dan Negara dalam setiap tindakan pada semua langkah kegiatan
aktualisasi (Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara).

97
2. Berorientasi Pelayanan
Menerima saran dan masukan dari pimpinan agar kegiatan dapat terlaksana dengan
baik. Menyesuaikan situasi dan kondisi saat ini. (Melakukan perbaikan tiada henti)
Saat melakukan konsultasi dengan pimpinan, penulis mengajukan masalah yang ada
di tempat kerja dan solusi yang ditawarkan, serta meminta saran dan masukan untuk
perbaikan.
3. Harmonis
Saran – saran dan masukan yang disampaikan oleh pimpinan dijadikan bahan untuk
perbaikan. Menghormati sumbangsih dari atasan untuk membangun lingkungan
kerja yang kondusif.
4. Kolaboratif
Menerima masukan dari pimpinan sebagai bentuk kerja sama dan dukungan dalam
penyelenggaraan pengelolaan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun di tempat kerja (Terbuka dalam bekerja sama menghasilkan nilai tambah)
5. Akuntabel
Permintaan akan pengadaan barang bertujuan untuk kepentingan negara. Menuntut
calon pegawai negeri sipil bijak dalam menggunakan kelayakan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien. Tidak mengedepankan ego
dan kepentingan pribadi.
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni budaya dalam

98
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
Analisis Dampak
1. Loyal
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar loyal dalam kegiatan
aktualisasi pengadaan barang guna mendukung kegiatan program kesehatan
lingkungan di tempat kerja penulis melakukan konsultasi terlebih dahulu. Ini
menujukkan kesetiaan seorang ASN menjaga nama baik pimpinan. Disamping
itu, seorang abdi negara mengutamakan koordinasi dengan atasan sebelum
bertindak.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar loyal tidak diaplikasikan dalam pengadaan
barang, penulis tidak akan mendapat masukan dan arahan dari pimpinan,
sehingga pengadaan barang penunjang kegiatan aktualisasi dan program kerja
tidak dapat diterima di bagian pengadaan.
2. Berorientasi pelayanan
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan yakni melakukan perbaikan tiada henti. Kinerja di tempat kerja dapat
meningkat dengan bantuan arahan dan bimbingan dari atasan serta pemangku
jabatan lainnya yang saling berkaitan satu sama lain.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar berorientasi pelayanan tidak
diimplementasikan perbaikan yang diharapkan tidak akan tercapai. Perbaikan
dalam pelaksanaan tugas sebagai penanggung jawab program kesehatan
lingkungan akan terhambat. Peningkatan kualitas pelayanan dalam menjaga

99
kesehatan masyarakat juga akan berdampak.
3. Harmonis
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis saat
pengadaan barang koordinasi antara pimpinan dan bawahan penulis dapat
memperoleh saran dan masukan, sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan
baik.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar harmonis tidak diaplikasikan maka saran –
saran membangun dari pimpinan guna mendukung kelancaran kegiatan tidak
akan diperoleh, sehingga pengadaan alat dan barang pendukung kelancaran
kegiatan aktualisasi serta program kesehatan lingkungan mungkin tidak akan
terealisasi.
4. Kolaboratif
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif berupa
terbuka dalam bekerja sama menghasilkan nilai tambah, maka proses pengadaan
barang dapat cepat terealisasi karena adanya bantuan dari semua pohak mulai
dari pimpinan, ka. TU dan bendahara yang mengaminkan permohonan
pengadaan barang yang diajukan.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar tersebut tidak diterapkan besar kemungkinan
alat dan barang yang diajukan tidak dapat terealisasi, karena tidak ada dukungan
dari pimpinan berupa arahan dan masukan – masukan terkait proses pengadaan
barang ayng tepat.
5. Akuntabel
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel,
menggunakan kelayakan dana barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien, dapat meningkatkan integritas seorang ASN dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Jika dikaitkan dengan pengadaan barang,
maka kebiasaan yang erat kaitannya tentang korupsi pengadaan dapat
terhindarkan dan dapat dituntaskan dalam birokrasi.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar ini tidak diapliasika dengan baik, maka dapat
menimbulkan cikal – bakal koruptor. Hal ini berkaitan erat dengan pengelolaan

100
keuangan untuk melakukan pengadaan alat dan barang pendukung peningkatan
kinerja pelayanan kesehatan di tempat kerja.
Kendala dan Penyelesaiannya
Hal – hal yang menjadi hambatan selama mengajukan pengadaan alat dan barang
yaitu waktu untuk pencairan yang cukup lama. Membutuhkan alur yang cukup panjang,
hingga pencairan dapat terealisasi. Ada banyak kebutuhan proses aktualisasi yang akan
diajukan, sehingga diperlukan persetujuan dari semua pihak terkait mulai, dari pimpinan,
ka. TU dan bendahara. Kemudian dengan arahan dan masukan – masukannya dilakukan
lagi beberapara revisi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pengajuan alat dan barang dilakukan
lebih cepat. Mulai dari berkonsultasi dengan pimpinan, TU dan bendahara, memasukkan
daftar barang yang diinginkan jauh – jauh hari sebelum penggunaan alat dan barang
tersebut.

Tabel 4.6. Pendalaman Core Issue Kegiatan VI

Kegiatan Pemilahan dan pemisahan limbah B3 dengan limbah non medis dari
VI sumbernya
Tanggal 10 Agustus 2022
Lampiran 1. Menyediakan APD (Alat Pelindung Diri)
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.6.1. Alat Pelindung Diri (APD)

101
Gambar 4.6.2. Penggunaan APD yang benar

2. Menentukan pemisahan yang jelas antara limbah medis B3 dan non


medis (domestik)
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.6.3. TPS limbah B3 yang masih disatukan dengan


limbah domestik

Gambar 4.6.4. Penampakan keadaan di dalam TPS limbah B3


(tampak kondisi limbah B3 berdampingan dengan limbah
domestik)
102
Gambar 4.6.5. Penampakan keadaan di dalam TPS limbah B3
(tampak kondisi limbah domestik dimasukkan di dalam TPS
limbah B3)

Gambar 4.6.6. Penampakan keadaan TPS limbah domestik


(hanya berisi sampah plastik)

Tahapan Kegiatan:
1. Menyediakan APD (Alat Pelindung Diri)
2. Menentukan pemisahan yang jelas antara limbah medis B3 dan non medis
(domestik)
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Akuntabel
Memperhatikan kesehatan dan keselamatan petugas dalam bekerja. Mampu
menjalankan tugas dengan maksimal dalam hal ini menjamin terlindungnya petugas
saat bersentuhan langsung dengan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3) (Melakukan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
dan berintegritas tinggi)
103
2. Kompeten
Mengupayakan perbaikan dalam proses pemilahan antara limbah B3 dan limbah
domestik dengan memperhatikan kedisisplinan petugas menggunakan APD serta
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja. Terkhusus pada petugas cleaning
service (Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah)
3. Kolaboratif
Pemisahan limbah B3 dan non medis dimulai dari sumbernya (ruang penghasil
limbah) dan berakhir di TPS (terjalin koordinasi dari tahap awal hingga akhir
pengelolaan). Dengan kerja sama dari semua pihak di unit kerja, penulis berupaya
menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
4. Berorientasi Pelayanan
Dengan pemisahan akan memudahkan pada saat pemrosesan pengelolaan limbah,
sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan lebih baik. Terjadi peningkatan
perlindungan secara umum pada masyarakat sekitar tempat kerja, secara khusus
pada petugas kesehatan dengan mengedepankan prinsip ramah, cekatan, solutif dan
dapat diandalkan.
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni budaya dalam
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas

104
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
Analisis Dampak
1. Akuntabel
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel pada
kegiatan penyediaan alat pelindung diri (APD). Penulis berupaya
memperhatikan kesehatan dan keselamatan petugas kesehatan dan cleaning
service dalam bekerja, sehingga mampu menjalankan tugas dengan maksimal
dan terhindar dari resiko terpapar bahaya zat-zat hasil pelayanan kesehatan yang
bersifat infeksius. (Melakukan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin, dan berintegritas tinggi)
b. Dampak Negatif : jika salah satu nilai dasar dari akuntabel yakni melakukan
tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
tidak terlaksana, maka akan berdampak pada menurunnya kualitas pengawasan
dalam proses pengelolaan limbah di tempat kerja. Berakibat pula pada tidak
adanya perhatian serius terhadap kesehatan dan keselamatan kerja petugas
kesehatan dan cleaning service dalam penanganan limbah B3.
2. Kompeten
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar ini mampu
meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
Tantangan di sini berupa pemahaman tentang pengelolaan limbah yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang masih minim. Ditanggulangi
dengan perbaikan pola pikir melalui serangkain kegiatan aktualisasi.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar kompeten tidak ada di dalam tahapan kegiatan
enam, maka perbaikan pola pikir yang diharapkan tidak dapat terjadi. Sehingga

105
tantangan besar yang dihadapi penulis tidak dapat diselesaikan.
3. Kolaboratif
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar kolaboratif pada
kegiatan pemisahan limbah B3 dan non medis dimulai dari sumbernya (ruang
penghasil limbah) dan berakhir di TPS (terjalin koordinasi dari tahap awal
hingga akhir pengelolaan). Tercapainya tujuan bersama berupa perbaikan
terhadap penegelolaan limbah B3 di TPS. Berhasil pula menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumber daya di UPT Puskesmas Lamuru.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar ini tidak diterapkan, upaya pemanfaatan
berbagai sumber daya di tempat kerja tidak dapat berjalan lancar, sehingga
tujuan bersama tidak dapat terealisasi.
4. Berorientasi Pelayanan
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan, dalam pemisahan akan memudahkan pada saat pemrosesan
pengelolaan limbah. Pelayanan kesehatan dapat berjalan lebih baik dengan
prinsip ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar berorientasi pelayanan tidak diaplikasikan,
dapat menimbulkan kesalahan persepsi pada proses pengelolaan limbah B3 dan
limbah domestik.
Kendala dan Penyelesaiannya
Kendala yang dihadapi pada proses pemilahan dan pemisahan limbah B3 dengan
limbah non medis dari sumbernya yakni sikap apatis dari pihak yang memegang peran
penting pada proses ini. Usaha untuk melakukan yang terbaik guna menjamin keamanan
tempat kerja, dianggap hal sepele di mata sebagian orang. Selain itu, pengadaan alat
pelindung diri (APD) membutuhkan waktu, sementara alat dan bahan tersebut sudah
dibutuhkan untuk penyelesaian proses ini.
Untungnya berkat dukungan dari pemangku jabatan di unit kerja upaya – upaya
perbaikan ini dapat terlaksana dengan sangat baik. Inilah pentingnya sebelum melakukan
kegiatan untuk berkoordinasi lebih dahulu dengan para pemegang kekuasaan di unit
tersebut. Untuk mengantisipasi kekurangan APD, maka penulis berusaha meminjam dari

106
rekan sejawat yang memiliki APD lengkap.

Tabel 4.7. Pendalaman Core Issue Kegiatan VII

Kegiatan Melakukan penataan ulang tempat – tempat penyimpanan limbah B3


VII pada tempat sampah sementara (TPS)
Tanggal 12 Agustus 2022
Lampiran 1. Menentukan pembagian tempat yang jelas antara TPS limbah B3 dan
TPS limbah non medis (domestik)
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.7.1. TPS Limbah B3 di sebelah kiri dan TPS limbah


domestik di sebelah kanan

2. Menata masing-masing tempat penyimpanan limbah B3 dan non


medis (domestik)
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.7.2. Pembersihan TPS limbah domestik

107
Gambar 4.7.3. Memindahkan limbah domestik yang ada di TPS
limbah B3 ke TPS limbah domestik

Gambar 4.7.4. Tampilan dalamTPS limbah domestik setelah


ditata

Gambar 4.7.5. Pemasangan penutup TPS limbah domestik

Gambar 4.7.6. Penataan limbah medis di dalam TPS limbah B3


108
Gambar 4.7.7. Tampilan dalam di TPS limbah B3 setelah ditata

3. Mempertahankan penataan yang tepat


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.7.8. Tampilan TPS limbah B3 dan TPS domestik


setelah ditata

Tahapan Kegiatan:
1. Menentukan pembagian tempat yang jelas antara TPS limbah B3 dan TPS limbah
non medis (domestik)
2. Menata masing-masing tempat penyimpanan limbah B3 dan non medis (domestik)
3. Mempertahankan penataan yang tepat
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Harmonis
Meciptakan lingkungan kerja yang tertata rapih, kondusif (Meningkatkan
produktifitas/Suka mendorong orang lain dan Membangun lingkungan kerja yang
kondusif)
2. Kompeten
Harus mengetahui standar pengelolaan limbah B3 dan pengaplikasiannya. Mencari
dasar hukum yang menjelaskan tentang standar pengelolaan limbah B3 dan

109
domestik untuk memperkuat tujuan pelaksanaan kegiatan (terus belajar dan
mengembangkan kapasitas)
3. Akuntabel
Mengemban tugas dalam pengelolaan limbah dengan penuh tanggung jawab sebagai
seorang sanitarian untuk membawa perubahan bagi instansi (menyadari pentingnya
peran serta seorang ASN)
4. Berorientasi Pelayanan
Dalam rangka pemberian pelayanan terbaik, seorang sanitarian berfungsi menjaga
keamanan dan kesehatan masyarakat di lingkungan unit kerja dari bahaya
pencemaran limbah B3. (Melakukan perbaikan tiada henti)
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni budaya dalam
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.

110
Analisis Dampak
1. Harmonis
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar harmonis dapat
menciptakan lingkungan kerja yang tertata rapih dan kondusif. Lingkungan kerja
yang menyenangkan mampu meningkatkan produktifitas. Suka menolong orang
lain juga salah satu cara untuk membentuk atmosfir yang menyenangkan di
lingkungan kerja.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar tidak disertakan dalam kegiatan aktualisasi ini
dapat berakibat tidak maksimalnya proses pembersihan dan penataan ulang
tempat penyimpanan sementara yang tersedia.
2. Kompeten
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten ASN
dituntut untuk terus belajar dan mengembangkan kapasitas. Dalam kasus ini
penguatan dasar hukum sangat dibutuhkan, sehingga penulis senantiasa
menambah referensi terbaru terkait pengelolaan limbah baik limbah B3 maupun
limbah domestik.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar tersebut tidak disertakan dalam aktualisasi
dapat menimbulkan kesalahan saat penerapan proses pengelolaan limbah B3
yang direncanakan. Karena aturan yang lama sudah tidak relevan lagi dengan
situasi dan kondisi saat ini.
3. Akuntabel
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel yaitu
menyadari peran serta seorang ASN. Program ini dapat berjalan sebagaimana
mestinya karena adanya peran serta seorang ASN yang posisinya tentu saja
dengan dasar hukum kuat mampu membuat keputusan yang bertujuan untuk
peningkatan kualitas pelayanan.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar ini tidak diterapkan seorang sanitarian yang
tidak menyadari akan perannya sebagai ASN tidak akan memiliki pengaruh
dalam penentuan kebijakan terkait tugas pokok dan fungsinya. Kegiatan
aktualisasi ini pun tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

111
4. Berorientasi Pelayanan
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan dapat meningkatkan pelayanan terbaik untuk menjaga keamanan dan
kesehatan masyarakat di lingkungan kerja dari bahaya pencemaran dan
penyalahgunaan limbah B3.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar ini tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi
maka dapat berakibat pada menurunnya pengawasan terhadap pengelolaaan
limbah, berkurangnya kualitas pelayanan, serta tidak adanya penjagaan
keamanan dan kesehatan masyarakat dari bahaya pajanan pencemaran limbah
B3 dan penyalahgunaannya.
Kendala dan Penyelesaiannya
Ketersediaan toko bahan bangunan yang menyediakan spandek ukuran tertentu
menjadi penghambat utama dalam penyelesaian seluruh rangkaian proses aktualisasi ini.
Dimana untuk memindahkan semua limbah domestik di TPS Limbah B3 membutuhkan
penutup bagian atas agar limbah domestik yang terkumpul tidak membusuk akibat
terpapar hujan dan matahari. Hal inilah yang merupakan masalah utama mendorong
penulis mengangkat isu prioritas dalam penentuan core issue kegiatan aktualisasi CPNS
Pemkab. Bone angkatan XVIII tahun 2022. Di samping itu, kurangnya tenaga untuk
membersihkan TPS.
Untuk menyukseskan kegiatan aktualisasi, penulis mencari di toko – toko
bangunan daerah Lamuru hingga Lapri. Syukur Alhamdulillah penulis dapat menemukan
toko di daerah Bengo yang bersedia mengantarkan barang walaupun dalam jumlah kecil.
Hanya empat lembar seng 8, rencana awal akan menggunakan spandek diganti menjadi
seng, karena untuk memesan spadek ukuran 2,5 meter dibutuhkan waktu cukup lama
hingga barang tiba dari Makassar. Prinsip fleksibilitas seorang ASN juga diterapkan
dalam kegiatan ini, guna menyesuaikan hal yang diharapkan dengan keadaan yang
kurang mendukung. Mengenai kurangnya tenaga untuk membersihkan, penulis dituntut
untuk memaksimalkan sumber daya yang ada agar tujuan kegiatan dapat tercapai.

112
Tabel 4.8. Pendalaman Core Issue Kegiatan VIII

Kegiatan
Monitoring dan evaluasi kegiatan aktualisasi
VIII
Tanggal 15 Agustus 2022
Lampiran 1. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi
a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.8.1. Monitoring dan evaluasi penerapan SOP


Pengelolaan Limbah B3 di Ruang Pelayanan oleh Hj. Jumiati,
SKM, M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus
mentor

Gambar 4.8.2. Monitoring dan evaluasi pemasangan bagan/alur


Pengelolaan Limbah UPT Puskesmas Lamuru oleh Hj. Jumiati,
SKM, M.Kes selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus
mentor

113
Gambar 4.8.3. Monitoring dan evaluasi TPS Limbah B3 dan
TPS Limbah Domestik oleh Hj. Jumiati, SKM, M.Kes selaku
Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

2. Meminta saran dan masukan untuk perbaikan


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.8.4. Notulensi Monitoring dan evaluasi

Gambar 4.8.5. Testimoni dari Hj. Jumiati, SKM, M.Kes selaku


Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

114
Gambar 4.8.6. Hasil testimoni dari Hj. Jumiati, SKM, M.Kes
selaku Kepala UPT Puskesmas Lamuru sekaligus mentor

Gambar 4.8.7. Testimoni dari Mustafa, SKM selaku Kepala Tata


Usaha UPT Puskesmas Lamuru

Gambar 4.8.8. Hasil testimoni dari Mustafa, SKM selaku Kepala


Tata Usaha UPT Puskesmas Lamuru

115
Gambar 4.8.9. Testimoni dari Ira Handayani, S.Gz selaku
petugas kesehatan

Gambar 4.8.10. Hasil testimoni dari Ira Handayani, S.Gz selaku


petugas kesehatan

3. Membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi


a. Hasil dalam kegiatan aktualisasi

Gambar 4.8.11. Pembuatan Laporan Hasil Aktualisasi

116
Gambar 4.8.12. Laporan Hasil Aktualisasi

Gambar 4.8.13. Coaching dengan Bapak Kaswadi Yudha


Pamungkas, S.IP., M.Si. selaku Coach

Gambar 4.8.14. Mentoring dengan Ibu Hj. Jumiati, S.KM, M.Kes


selaku mentor
Tahapan Kegiatan:
1. Melakukan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi
2. Meminta saran dan masukan untuk perbaikan
3. Membuat laporan hasil kegiatan aktualisasi
Keterkaitan dengan Nilai Ber-AKHLAK
1. Akuntabel
Penilaian dilakukan oleh petugas dengan mengedepankan prinsip akuntabel.

117
Melakukan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi. Demi kemajuan pelayanan kesehatan di tempat kerja.
Mengemban tugas dalam pengelolaan limbah dengan penuh tanggung jawab sebagai
seorang sanitarian untuk membawa perubahan bagi instansi dengan menyadari
pentingnya peran serta seorang ASN.
2. Kompeten
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi dapat meningkatkan kompetensi diri pada
petugas yang dimonitor maupun diMonitoring dan evaluasi hasil kerjanya. Dan
untuk menjawab tantangan yang selalu berubah di bidang keilmuan petugas
kesehatan.
3. Berorientasi Pelayanan
Menerima saran dan masukan dari pimpinan demi terciptanya pelayanan terbaik
dengan melakukan perbaikan tiada henti. Pembuatan laporan hasil aktualisasi juga
membutuhkan skill dan karakter ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan dalam
penyelesaian masalah yang dihadapi unit kerja.
4. Loyal
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara dalam pembuatan
laporan hasil aktualisasi. Mengetahui dengan jelas nilai pokok pekerjaan sebagai
ASN pada tugas pokok dan fungsi sanitarian. Menjaga rahasia jabatan dan
negara/setia kepada NKRI serta pemerintah yang sah.
Kontribusi terhadap Visi dan Misi:
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi Pemerintah
Kabupaten Bone yaitu "Masyarakat Bone Mandiri, Berdaya Saing dan Sejahterah"
Serta terlaksananya Misi Pemerintah Kabupaten Bone dengan: Meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
Mengembangkan kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat;
Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya; Mengotimalkan akselerasi pembangunan daerah berbasis desa dan
kawasan perdesaan; Mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk
pengembangan usaha dan mengembangkan inovasi daerah dalam peningkatan pelayanan

118
publik; Meningkatkan budaya politik, penegakan hukum, dan seni budaya dalam
kemajemukan masyarakat.
Dengan melaksanakan persiapan kegiatan dapat mewujudkan visi UPT Puskesmas
Lamuru yaitu “Terwujudnya Pelayanan bermutu dan berkeadilan di Puskesmas menuju
Lamuru Sehat 2022”
Serta terlaksananya Misi UPT Puskesmas Lamuru "Meningkatkan sumber daya
petugas dalam memberikan pelayanan secara professional dan bermutu;
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan secara professional , merata dan berkeadilan;
Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri;
dan Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
Analisis Dampak
1. Akuntabel
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar akuntabel penilaian
yang dilakukan mampu membentuk karakter petugas. Karakter tersebut meliputi
jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi. Yang tujuan
akhirnya untuk kemajuan pelayanan kesehatan di tempat kerja.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar akuntabel tidak diaplikasikan penilaian dalam
monitoring dan Monitoring dan evaluasi yang ada bersifat subjektif.
Kesempatan untuk perbaikan tidak akan ada.
2. Kompeten
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar kompeten ASN
mampu meningkatkan kompetensi diri dari masukan dan saran–saran yang
diterima. Dapat dijadikan acuan untuk menjadi lebih baik untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah–ubah sesuai kondisi saat ini.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar kompeten tidak ada dalam proses monitoring
dan Monitoring dan evaluasi, maka masukan dan saran–saran dari pimpinan dan
rekan lainnya akan sia – sia. Petugas kesehatan dalam hal ini petugas sanitasi
tidak akan melakukan perbaikan yang bermanfaat untuk mengembangkan
kompetensi diri. Tantangan yang dihadapi pun tidak dapat diatasi.

119
3. Berorientasi Pelayanan
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar berorientasi
pelayanan menerima saran dan masukan dari pimpinan dimanfaatkan untuk
melakukan perbaikan secara terus–menerus. Dapat mempersembahkan
pelayanan terbaik bagi intansi.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar ini tidak diterapkan dalam kegiatan aktualisasi
maka dapat berakibat tidak akan adanya perbaikan pelayanan. Pengawasan
terhadap proses pengelolaan limbah di tempat kerja tidak akan memberikan
keamanan bagi petugas kesehatan maupun lingkungan sekitarnya.
4. Loyal
a. Dampak Positif : dengan mengimplementasikan nilai dasar loyal pada tahapan
aktualisasi mampu menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan
negara dalam pembuatan laporan hasil aktualisasi. Mengetahui dengan jelas nilai
pokok pekerjaan sebagai ASN pada tugas pokok dan fungsi sanitarian. Dapat
menjaga rahasia jabatan dan Negara serta setia kepada NKRI dan pemerintah
yang sah.
b. Dampak Negatif : jika nilai dasar loyal tidak diterapkan dapat merusak nama
baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan Negara dalam pembuatan laporan
hasil aktualisasi. Tidak mampu menjaga rahasia jabatan dan Negara/setia kepada
NKRI dan pemerintah yang sah. Mampu merusak kredibilitas seorang ASN.
Kendala dan Penyelesaiannya
Jadwal kegiatan aktualisasi sangat padat, sehingga proses pembuatan laporan
mengalami kendala. Kerusakan PC juga membuat proses pembuatan laporan sedikit
terganggu. Kesibukan dalam pelaksanaan tugas latsar dan tugas pokok di tempat kerja,
juga memberi sumbangsih keterlambatan dalam penyelesaian laporan aktualisasi.
Merupakan kendala–kendala yang dialami dalam pembuatan laporan hasil aktualisasi.
Manajemen waktu yang baik sangat diperlukan pada penyelesaian laporan hasil
aktualisasi. Olehnya penulis berusaha mengatur waktu yang tepat kapan batas
penyelesaian aktualisasi dan kapan pembuatan laporan hasil rampung. Di samping tetap
menjalankan aktifitas seperti biasasnya di tempat kerja.

120
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan aktualisai peserta Pelatihan
Dasar CPNS Pemerintah Kab. Bone Angkatan XVIII di UPT Puskesmas
Lamuru tentang Optimalisasi Pengelolaan Limbah B3 di Tempat Sampah
Sementara (TPS) UPT Puskesmas Lamuru adalah:
1. Tercapainya tujuan bersama antara penulis dan instansi tempat kerja
dalam menghadapi akreditasi. Dimana kegiatan aktualisasi dapat berjalan
maksimal hingga akhir dan ada nilai tambah untuk penilaian bagi
instansi.
2. Pengembangan kompetensi diri dalam kesempatan untuk beraktualisasi.
3. Adanya perbaikan dalam pengelolaan limbah baik limbah B3 maupun
limbah domestik di tempat kerja.
4. Menjadi perhatian bagi seluruh petugas kesehatan tentang pentingnya
pengelolaan limbah B3 yang tepat.
5. Ada perubahan sebelum dan setelah penulis mengikuti Latsar CPNS
Pemkab. Bone Angkatan XVIII tahun 2022.
B. SARAN
Saran yang dapat diberikan dalam kegiatan aktualisai peserta Pelatihan
Dasar CPNS Pemerintah Kab. Bone Angkatan XVIII di UPT Puskesmas
Lamuru tentang Optimalisasi Pengelolaan Limbah B3 di Tempat Sampah
Sementara (TPS) UPT Puskesmas Lamuru adalah:
1. Diharapkan kerja sama dan partisipasi seluruh pihak yang terlibat, agar
seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi dapat optimal.
2. Diharapkan kesadaran semua staf lebih peduli terhadap kesehatan dan
keselamat di tempat kerja.
3. Diharapkan adanya perbaikan dalam pelaporan kedepannya.

121
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Republik Indonesia Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara
dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.

Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Berbasis Wilayah. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Republik Indonesia. 2020. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Republik Indonesia Nomor P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 tentang
Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta: Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Republik Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22


Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Lampiran XII. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.

122
LAMPIRAN

123

Anda mungkin juga menyukai