Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PERAWATAN PENYAKIT


HIPERTENSI MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA) PADA PASIEN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS AMBARAWA

DISUSUN OLEH :
Ns. KARTIKA BUDIARTI, S.Kep.
NIP. 19950525 202012 2 038

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN VII


KABUPATEN PRINGSEWU

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

JUDUL : MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PERAWATAN


PENYAKIT HIPERTENSI MELALUI PEMANFAATAN
TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) PADA PASIEN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA

NAMA : Ns. KARTIKA BUDIARTI, S.Kep

NIP : 19950525 202012 2 038

JABATAN : AHLI PERTAMA - PERAWAT

UNIT KERJA : UPT PUSKESMAS AMBARAWA

Telah disetujui
Pada hari Kamis, 16 September 2021
Pembimbing Mentor

SOEYANTO, S.IP., GDA., M.Si. SAGIMAN, SKM


NIP 19700905 199603 1 004 NIP. 19661212 198803 1 011

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

JUDUL : MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PERAWATAN


PENYAKIT HIPERTENSI MELALUI PEMANFAATAN
TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) PADA PASIEN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARAWA
NAMA PESERTA : Ns. KARTIKA BUDIARTI, S.Kep

NIP : 19950525 202012 2 038

UNIT KERJA : UPT PUSKESMAS AMBARAWA

JABATAN : AHLI PERTAMA – PERAWAT

Telah diuji di depan Penguji

Pada hari Kamis, 16 September 2021

Penguji,

MISBAR, SP., MM
NIP. 19640706 198801 1 002

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan
akhir hasil Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS yang berjudul “Meningkatkan
Kemandirian Perawatan Penyakit Hipertensi Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga (Toga) Pada Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa ”. Proses
penyelesaian penelitian ini penulis banyak bantuan dari berbagai pihak, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak H. Sujadi Saddat selaku Bupati Pringsewu yang telah memberikan


kesempatan untuk mengikuti latihan dasar;
2. Ibu Ani Sundari, S.STP., M.M. selaku Kepala BKPSDM Pringsewu;
3. Bapak Dr. H. Senen Mustakim, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Lampung;
4. Bapak Soeyanto, S.IP., GDA., M.Si. selaku Coach yang telah membimbing
dan bersedia selalu memberikan ilmunya kepada penulis;
5. Bapak Misbar, S.P., MM. selaku penguji yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian laporan
rancangan aktualisasi ini;
6. Bapak Sagiman, SKM. selaku Mentor yang telah membimbing dan bersedia
selalu memberikan ilmunya kepada penulis;
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat;
8. Seluruh Panitia penyelenggara Diklatsar CPNS Golongan III Agkatan VII
Kabupaten Pringsewu;
9. Keluarga Besar yang selalu memberikan doa dan dukungan;
10. Teman-teman seperjuangan Diklatsar CPNS Golongan III angkatan VII;
11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Rancangan
Aktualisasi ini;

Besar harapan penulis sampaikan bahwa dengan terselesaikannya laporan akhir


aktualiasi ini, semoga penulis dapat melaksanakannya dengan baik di satuan
kerja nanti. Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan dalam

iv
penyusunan. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik, masukan, dan saran
yang sifatnya membangun untuk perbaikan.

Pringsewu, 16 September 2021


Penulis,

Ns. Kartika Budiarti, S.Kep.


NIP. 19950525 202012 2 038

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ................................................................................................. 1
B.Identifikasi dan Penetapan Core Issue ............................................................... 4
C.Kerangka Konsep ............................................................................................. 8
D.Tujuan dan Manfaat .........................................................................................12
E.Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi....................................................................14

BAB II PROFIL ORGANISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI


DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
A. Deskripsi Unit Kerja .........................................................................................15
1. Profil Organisasi UPT Puskesmas Ambarawa..............................................15
2. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi............................................................17
B. Tugas Pokok dan Fungsi...................................................................................18
C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) ..........................................18
D. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI.............................................................23

BAB III PEDOMAN KEGIATAN AKTUALISASI


A. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ......................................................26
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ...........................................................33

BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI


A.Pendalaman Core Issue.....................................................................................34
1. Rancangan Aktualisasi...............................................................................34
2. Kendala-kendala Aktualisasi.......................................................................34
3. Solusi.......................................................................................................35
4. Hasil Pendalaman Core Issue.....................................................................36

vi
B.Pencapaian Aktualisasi.......................................................................................52
1. Capaian Hasil Kegiatan Aktualisasi..............................................................52

BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan.......................................................................................................62
B.Saran ..............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.Penetapan Core isu Menggunakan Analisis APKL....................................4

Tabel 1.2 Penetapan Isu dengan Metode USG .....................................................6

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut AHA Tahun 2016 ....................................8

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi............................................................27

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi...............................................33

Tabel 4.1 Kendala-kendala Aktualisasi.................................................................34

Tabel 4.2 Solusi Kendala-kendala Aktualisasi........................................................35

Tabel 4.3 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 1...............................................36

Tabel 4.4 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 2...............................................38

Tabel 4.5 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 3...............................................40

Tabel 4.6 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 4...............................................44

Tabel 4.7 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 5...............................................47

Tabel 4.8 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 6...............................................49

Tabel 4.9 Tabel Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi...............................................52

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Peta Wilayah UPT Puskesmas Ambarawa.......................................... 16

Gambar 3.2 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Ambarawa ................................. 17

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pusat Kesehatan Masyarakat atau lebih dikenal dengan Puskesmas


merupakan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Saat ini, salah satu tugas Puskesmas yang masih mendapatkan sorotan dari
berbagai kalangan adalah sebagai garda terdepan dalam peningkatan
kesadaran masyarakat untuk melakukan perawatan mandiri di rumah.

Di seluruh dunia, hipertensi diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian.


Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner,
iskemik serta stroke hemoragik. Hipertensi telah terbukti positif dan terus
berhubungan dengan risiko stroke dan penyakit jantung koroner. Kedua
penyakit ini merupakan penyebab kematian tertinggi sebagai penyakit tidak
menular. Secara global, prevalensi keseluruhan hipertensi pada orang
dewasa berusia 25 dan lebih dari sekitar 40% pada tahun 2008 ( World
Health Organization [WHO], 2017). Data WHO 2015 menunjukan sekitar
1,13 miliar orang didunia menyandang hipertensi. Hipertensi dengan
komplikasi merupakan penyebab kematian No. 5 pada semua umur.

Di Kecamatan Ambarawa, Hipertensi merupakan penyakit tidak menular


tertinggi yang di derita masyarakat setiap bulannya dibanding dengan
penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes mellitus. Sampai saat ini
hipertensi sendiri sering disebut sebagai the silent killer.

Tekanan darah merupakan kekuatan darah saat mendorong dinding


pembuluh darah. Dalam keadaan tidak normal yaitu kekuatan dorongan
lebih tinggi dari kemampuan fleksibilitas pembuluh darah, maka hal tersebut
memberikan gambaran tekanan dalam pembuluh darah yang tinggi atau
dengan kata lain hipertensi (American Heart Association [AHA], 2016).

1
Menurut La Ode (2012), hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

Pengobatan hipertensi dengan penggunaan terapi farmakologi sering


dilakukan. Akan tetapi efek samping terhadap penggunaan obat pada jangka
panjang tidak bisa dihindari. Terapi non farmakologis dapat digunakan
sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan farmakologis (obat
anti hipertensi) yang lebih baik (Dalimartha, 2008). Pengobatan non
farmakologis dengan penggunaan tanaman herbal sama penting dengan
pengobatan farmakologis terutama bagi penderita hipertensi ringan
(Junaedi, Yulianti dan Rinata, 2013). Oleh karena itu tindakan pencegahan
menggunakan tanaman herbal sangat penting untuk menrunkan angka
penderita hipertensi.

Tanaman telah lama berguna sebagai sumber pengobatan tradisional.


Penggunaan berbagai herbal lokal diyakini berkontribusi signifikan terhadap
peningkatan kesehatan manusia, dalam hal pencegahan, atau
menyembuhkan penyakit. Beberapa tanaman tradisional yang telah banyak
digunakan oleh masyarakat adalah daun salam dan daun sirsak (Dalimartha,
2008).

Menurut penelitian yang dilakukan Lelono et al (2009) membuktikan bahwa


daun salam mengandung flavonoid yang menunjukkan aktivitas antioksidan.
Flavonoid dalam daun salam berfungsi sebagai antioksidan yang mampu
mencegah terjadinya oksidasi sel tubuh. Semakin tinggi oksidasi dalam
tubuh, maka semakin tinggi kemungkinan seseorang untuk menderita
penyakit degeneratif. Kandungan flavonoid pada daun salam dapat
mencegah terjadinya hipertensi (Utami & Puspaningtyas, 2013).

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,

2
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai
birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk
kepada sebuah profesi pelayanan publik, maka dari Pemerintah wajib
memberikan pendidikan dan pelatihan yang terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil selama 1 (satu) tahun masa percobaan dengan mengedepankan
penguatan nilai-nilai pembangunan karakter dalam mencetak PNS yang
profesional dan berkompeten. Maka diadakan Pelatihan Dasar CPNS sesuai
peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI No. 1 Tahun 2021
Tentang Pedoman Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri SIpil.

Dengan diadakannya Pelatihan Dasar CPNS diharapkan terbentuk generasi


ASN yang berkualitas berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
yang dapat diakronimkan menjadi ANEKA dengan penambahan Manajemen
ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government. Dengan demikian peserta
Pelatihan Dasar CPNS dapat menjadi ASN yang profesional sesuai fungsinya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan
pemersatu bangsa.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan tersebut maka penulis ingin


melakukan inovasi yang mengedepankan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Profesi, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi). Disini penulis
mengambil judul Aktualisasi yaitu “MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
PERAWATAN PENYAKIT HIPERTENSI MELALUI PEMANFAATAN
TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) PADA PASIEN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS AMBARAWA”

Pelaksanaan aktualisasi peserta latsar dalam hal ini adalah di unit kerja
Puskesmas Ambarawa, diharapkan dapat menghasilkan ASN yang memiliki

3
karakter pribadi yang mampu melaksanakan nilai nilai dasar profesi ASN
secara optimal dan mampu memberikan pelayanan publik yang maksimal.

Pengambilan isu pada aktualiasi ini berdasarkan pada pengamatan penulis


selama berada di unit kerja yaitu masih rendahnya perawatan pasien
hipertensi menggunakan tanaman obat keluarga. Oleh karena dasar
tersebut, penulis ingin menjadikan isu tersebut sebagai tema rancangan
aktualisasi. Dengan harapan, untuk kedepannya nanti pengetahuan kader
bisa menjadi lebih baik.

B. Identifikasi dan Penetapan Core Issue

1. Identifikasi Isu
a. Kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit
hipertensi.
b. Belum optimalnya pelayanan terpadu penyakit tidak menular.
c. Kurangnya sosialisasi tenaga kesehatan terkait penyakit hipertensi

2. Pemilihan dan Penetapan Core Isu


a. Analisis Isu dengan APKL

Tabel 1.1
Penetapan Core Isu Menggunakan Analisis APKL
NO ISU A P K L JUMLAH RANK
1. Kurangnya kemandirian 5 4 5 5 19 I
masyarakat dalam perawatan
penyakit hipertensi
2. Belum optimalnya pelayanan terpadu 4 3 4 3 14 III
penyakit tidak menular
3. Kurangnya sosialisasi tenaga 5 4 4 4 17 II
kesehatan terkait penyakit hipertensi

Keterangan :

4
A : Aktual. 5 : Sangat APKL.
P : Problematik. 4 : APKL.
K : Khalayakan. 3 : Cukup APKL.
L : Layak. 2 : Kurang APKL.
1 : Tidak APKL.

Dari hasil analisis isu yang telah di lakukan menggunakan analisis


APKL, maka isu yang mendapatkan jumlah tertinggi adalah Kurangnya
kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit hipertensi.
1) Aktual
Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat. Isu yang paling mendesak adalah isu mengenai
kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit
hipertensi. Isu ini berangkat dari Data WHO 2015 menunjukan
sekitar 1,13 miliar orang didunia menyandang hipertensi.
Hipertensi dengan komplikasi merupakan penyebab kematian No. 5
pada semua umur. Di wilayah Puskesmas Ambarawa sendiri pun
penyakit hipertensi merupakan penyakit tidak menular tertinggi
setiap bulannya dibanding penyakit tidak menular lainnya.

2) Problematik
Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya. Isu mengenai
kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit
hipertensi sangatlah problematik. Apabila tidak diatasi atau
dicarikan solusinya akan berdampak pada kasus kematian dan
komplikasi yang semakin tinggi.

3) Kekhalayakan
Kekhalayakan ini adalah aspek yang berhubungan dengan hajat
hidup orang banyak. Apakah isu kontemporer yang diangkat ini
berdampak bagi orang banyak ataukah tidak. Isu mengenai
kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit
hipertensi yang artinya sangat berpengaruh terhadap orang banyak

5
(khalayak) bahkan bagi bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan,
dampak yang terjadi bisa membuat angka kematian akibat
hipertensi semakin tinggi.

4) Kelayakan
Kelayakan adalah aspek yang berbicara mengenai seberapa pantas
isu kontemporer tersebut dibahas. Isu Kontemporer yang diangkat
adalah mengenai kurangnya kemandirian masyarakat dalam
perawatan penyakit hipertensi. ini jelas layak untuk dibahas dan
dicarikan solusi karena sudah dinilai bahwa isu ini menyangkut
hajat hidup orang banyak. Isu ini juga merupakan isu yang dapat
terus berkembang dan semakin meluas apabila tidak segera
diselesaikan.

b. Analisis dengan USG


Berdasarkan analisis tabel 1.1 di atas yaitu Kurangnya kemandirian
masyarakat dalam perawatan penyakit hipertensi. Ditetapkan sebagai
3 isu yang paling mendesak. Ketiga isu kemudian dianalisis
menggunakan pengembangan isu dari USG. Maka untuk menentukan
hasil analisis dilihat dari unsur U ( Urgency), S (Seriousness) dan G
(Growth) seperti pada table 1.2 berikut :
Tabel 1.2
Penetapan Isu Menggunakan Analisis USG
N SCORE
IDENTIFIKASI ISU TOTAL RK
o U S G
1
Kurangnya kemandirian masyarakat
5 5 4 14 I
dalam perawatan penyakit hipertensi

2
Belum optimalnya pelayanan terpadu
5 4 4 13 II
penyakit tidak menular

3 Kurangnya sosialisasi tenaga kesehatan


4 4 4 12 III
terkait penyakit hipertensi

6
Keterangan :
Urgency Serious Growth
5 : Sangat Mendesak 5 :Sangat Berpengaruh 5: Sangat Berpengaruh
4 : Mendesak 4 : Berpengaruh 4 : Berdampak
3 : Cukup Mendesak 3 : Cukup Berpengaruh 3: Cukup Berdampak
2 : Tidak Mendesak 2 : Tidak Berpengaruh 2 : Tidak Berdampak
1 :Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak 1 : Sangat Tidak
Mendesak Berpengaruh Berdampak

Dari hasil analisis isu yang telah di lakukan menggunakan analisis


APKL, maka isu yang mendapatkan jumlah tertinggi adalah Kurangnya
kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit hipertensi.

1) Urgency
Urgency adalah aspek yang berbicara tentang seberapa mendesak
isu tersebut harus diselesaikan. Nilai yang diberikan kepada isu ini
adalah 5 dengan kategori sangat mendesak. Hal ini dikarenakan isu
ini tidak dapat serta merta diselesaikan dalam waktu yang singkat
atau sebentar. Butuh proses untuk menyelesaikannya, sehingga
apabila langkah penyelesaian ini ditunda-tunda maka dampaknya
akan semakin menumpuk dan meluas hingga sulit untuk
diselesaikan.

2) Seriousness
Isu kurangnya kemandirian pasien dalam perawatan penyakit
hipertensi. Masalah ini berhubungan langsung dengan kesehatan
pasien penderita hipertensi. Kurangnya kemampuan pasien dalam
merawat secara mandiri akan berdampak pada jumlah kasus
kematian dan komplikasi akibat hipertensi.

3) Growth
Growth adalah aspek yang mempertimbangkan tentang seberapa
besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani

7
sebagaimana mestinya. Tentu saja isu ini besar akibatnya apabila
tidak segera ditangani.

3. Gagasan Pemecahan Core Isu


Gagasan yang di ambil dalam rangka pemecahan isu adalah
meningkatkan kemandirian perawatan penyakit hipertensi melalui
pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) pada pasien di Wilayah
kerja Puskesmas Ambarawa. Hal ini bertujuan agar masyarakat yang
menderita hipertensi dapat mengetahui penyakit hipertensi dan
manfaat dari tanaman obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi,
serta diharapkan mampu untuk melakukan perawatan penyakit
hipertensi secara mandiri di rumahnya.

C. Kerangka Konsep

Untuk mempermudah dalam memahami judul akan dijelaskan istilah penting


yang termuat dalam judul penelitian ini yakni sebagai berikut:

1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg. Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal seperti
apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu > 140/90 mmHg (Sudoyo,
2006).
Tabel 2.1
Klasifikasi hipertensi menurut AHA Tahun 2016

Klasifikasi Sistol Diastol


(mmHg) (mmHg
)
Optimal <120 Dan <80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 dan/atau 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi derajat 3 ≥180 dan/atau ≥110
Hipertensi sistol terisolasi >140 dan <90

8
2. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Terapi Non Farmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan
tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam
menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang
menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain,
maka strategi pola hidup sehat merupakan tata laksana tahap awal,
yang harus dijalani setidaknya selama 4–6 bulan. Bila setelah jangka
waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang
diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain,
maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi.

b. Terapi Farmakologi
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada
pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan
darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien
dengan hipertensi derajat ≥2. Beberapa prinsip dasar terapi
farmakologi yang perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan
meminimalisasi efek samping.

c. Terapi Komplementer
Terapi komplementer atau yang biasa disebut terapi tradisional
merupakan alternatif sebuah pengobatan yang meliputi system
modalitas, kesehatan, praktik dan ditandai dengan teori keyakinan,
dengan cara berbeda dalam pelayanan system kesehatan yang
umum dimasyarakat dengan budaya yang ada ( Complementary and
alternative medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997
dalam Synder & Lindquis, 2002). Praktik keperawatan komplementer
bersifat melengkapi. Salah satu didalamnya adalah terapi
keperawatan berbasis herbal yang dapat dilakukan perawat secara
mandiri dengan sertifikasi dan kompetensi khusus yang secara resmi
diakui oleh organisasi profesi atau lembaga lain yang berkompeten.
Pelaksanaan praktik keperawatan komplementer di Indonesia salah

9
satunya berlandaskan pada Peraturan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia (Permenkes RI) Nomor HK.02.02/MENKES/148/2010
tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat khususnya pasal 8
ayat 3 yang menyebutkan “praktik keperawatan dilaksanakan melalui
kegiatan pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer”
(Purwanto, 2014).

d. Tanaman Obat
Sebagai bagian dari terapi komplementer, tumbuhan obat/obat
tradisional adalah tumbuhan yang mempunyai khasiat atau
mempunyai kandungan zat-zat tertentu (Indah & Darwati, 2013).
Tanaman obat telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit
manusia selama ribuan tahun. Bukti tertulis tertua penggunaan
tanaman sebagai obat ditemukan pada lempengan tanah liat di
Nagpur, Sumeria lempengan berusia sekitar 5000 tahun ini mencatat
12 resep pengobatan menggunakan lebih dari 25 jenis tanaman,
antara lain opium dan mandrake.
Penggunaan tanaman obat herbal seringkali dianggap tidak
sempurna dan tidak ilmiah oleh standar modern, namun banyak
orang yang mengambil manfaat dari tanaman obat. Mahalnya biaya
obat-obatan modern membuat pelayanan kesehatan tidak dapat
dijangkau oleh sebagian besar penduduk dunia. Bahkan walaupun
perawatan medis modern tersedia dan terjangkau, banyak orang
lebih memilih pengobatan tradisional. Hingga saat ini, umat manusia
terus mencoba menemukan obat untuk mengurangi dan
menyembuhkan penyakit (Winasis, 2015).

Ketika penderita hipertensi diberi herbal, mungkin dapat


menimbulkan reaksi, memberikan informasi yang tepat terkait
potensi herbal dalam menurunkan tekanan darah sangat penting.
Kadang-kadang herbal betanggung jawab atas kejadian hipertensi
sebagai akibat dari dosis yang tidak biasa (Dharmananda, 2003).

10
e. Daun Salam

1) Definisi
Daun salam (Syzygium polyanthum) merupakan daun yang hampir
selalu ada dalam masakan Indonesia. Daun ini juga banyak
digunakan dalam kuliner Asia. Selain sebagai bumbu masak, daun
salam sebenarnya memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Daun ini
dipercaya dapat sebagai obat untuk penyakit diabetes, radang
lambung, stroke dan penyumbatan pembuluh darah (Savitri,
2016).

Daun salam mengandung minyak esensial, seperti eugenol dan


metil kavikol. Ekstrak etanol dan daun salam sebagai anti jamur
serta ekstrak methanol sebagai anti cacing. Kandungan kimia daun
salam meliputi flavonoid, tannin dan minyak atsiri. (Winnasis,
2015). Meminum air rebusan daun salam setiap hari secara rutin
sangat disarankan bagi penderita hipertensi. Kandungan mineral
yang ada pada daun salam membuat peredaran darah jadi lancar
dan dapat mengurangi tekanan darah tinggi (Savitri, 2016).

Menurut Junaedi, Yulianti dan Rinata (2013), mengatakan hingga


saat ini, daun salam tergolong relative aman dikonsumsi dalam
jumlah yang tidak berlebihan karena sering digunakan sebagai
bahan masakan.

2) Efek daun salam terhadap hipertensi


Flavonoid dalam daun salam berfungsi sebagai antioksidan yang
mampu mencegah terjadinya oksidasi sel tubuh. Semakin tinggi
oksidasi dalam tubuh, maka semakin tinggi kemungkinan
seseorang untuk menderita penyakit degenerative. Kandungan
flavonoid pada daun salam dapat mencegah terjadinya hipertensi
(Utami & Puspaningtyas, 2013).

11
Senyawa flavonoid dapat menurunkan systemic vascular
resistance (SVR) karena menyebabkan vasodilatasi dan
mempengaruhi kerja angiotensin converting enxyme (ACE) yang
mampu menghambat terjadinya perubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II. Efek vasodilatsi dan inhibitor ACE dapat
menurunkan tekanan darah. Selain itu,kemungkinan mekanisme
penurunan tekanan darah juga disebabkan oleh efek diuretik. Zat-
zat yang bersifat diuretik dapat menambah kecepatan
pembentukan urin dan meningktkan jumlah pengeluaran zat-zat
terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah memobilisasi
cairan edema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sehingga cairan ekstrasel dan tekanan darah kembali normal
(Junaedi, Yuianti dan Rinata, 2013).

Hasil penelitian Huswatun Hasanah (2013) & Ramadhina (2016)


menunjukan tekanan darah sistole rata-rata pada penderita
hipertensi di dusun Mijen desa Gedang Anak sebelum diberikan
rebusan daun salam mengalami penurunan tekanan darah.

3) Resep daun salam untuk penurunan tekanan darah


Menurut Winasis (2015) :
a) Bahan
 Daun salam 15 lembar (untuk satu kali penggunaan)
 Air 3 gelas/750 cc
b) Cara membuat
 Siapkan daun salam segar kemudian cuci bersih
 Rebuslah daun salam dengan 3 gelas air
 Biarkan air rebusan mendidih dan tersisa menjadi 1 gelas
 Minum air rebusan ini 1- 2 kali dalam sehari.

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

12
Tujuan dalam penulisan laporan aktualisasi ini adalah untuk memberikan
implementasi hasil kegiatan secara praktikan dengan penerapan nilai-nilai
dasar ANEKA. Selain itu juga, bertujuan untuk memberikan suatu
pemahaman keterkaitan nilai-nilai dasar ANEKA dengan kegiatan tugas
dan kewajiban yang dilakukan oleh ASN, sehingga tujuan dari aktualisasi
dan habituasi nilai-nilai dasar ANEKA ini mempunyai capaian sebagai
berikut:
a. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA (akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi) pada
setiap menjalankan tugas sebagai ASN.
b. Terbentuknya ASN yang profesional, yaitu ASN yang karakternya
dibentuk oleh nilai-nilai dasar ASN dan menjaga integritas ASN,
sehingga mampu melaksanakan dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.
c. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis isu yang ada di tempat
kerja sesuai tugas dan fungsinya serta dapat membuat rencana
pemecahan untuk menyelesaikan isu tersebut
d. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan dan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan VII Kabupaten
Pringsewu Tahun 2021.

2. Manfaat
Hasil kegiatan aktualisasi ini diharapkan memberikan beberapa manfaat
diantaranya:
a. Bagi pemerintah
Membantu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, dengan
meningkatnya pengetahuan petugas kesehatan diharapkan pesan-
pesan dan informasi kesehatan lebih cepat sampai ke masyarakat.
b. Bagi Instansi
Membantu Puskesmas dalam menyebarkan informasi kesehatan lebih
efektif dan efisien, meningkatkan kualitas sumber daya kesehatan
yang lebih berkualitas sesuai dengan nilai organisasi Puskesmas
Ambarawa yaitu Edukasi.
c. Bagi Masyarakat

13
Mendapatkan pelayanan prima dari puskesmas Ambarawa dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
d. Bagi Penulis
Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar bagi ASN di satuan kerja
masing-masing sehingga menjadi ASN yang profesional, berintegritas
serta memahami nila-nilai dasar profesi ASN yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti korupsi sebagai
pedoman dalam menjalankan tugas dan fungsi pokok di unit kerja.

E. Ruang Lingkup Kegaiatan Aktualisasi

Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:


1. Kegiatan yang akan dilaksanakan berjumlah 6 kegiatan sesuai dengan
rancangan aktualisasi yang dibuat.
2. Aktualisasi dilaksanakan di Desa Ambarawa Wilayah Kerja Puskesmas
Ambarawa
3. Aktualisasi dilaksanakan dari tanggal 02 Agustus 2021 sampai dengan
tanggal 14 September 2021.
4. Kegiatan yang tertera dalam rancangan aktualisasi menerapkan nilai-nilai
dasar ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).

14
BAB II
PROFIL ORGANISASI DAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA

A. DESKRIPSI UNIT KERJA

1. Profil Organisasi UPT Puskesmas Ambarawa


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014
menyatakan bahwa Puskesmas adalah fasilitas kesehatan masyarakat
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. UPT Puskesmas
Ambarawa adalah salah satu Puskesmas yang terdapat di Wilayah
Kabupaten Pringsewu yang terletak di Kecamatan Ambarawa.
UPT Puskesmas Ambarawa beralamat di jalan H. M. Ghardi No. 1 Pekon
Ambarawa, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu. Kecamatan
Ambarawa sendiri memiliki wilayah seluas 31.880 Ha.

Kecamatan Ambarawa terbagi menjadi 8 pekon sebagai berikut:


a. Pekon Ambarawa, terdiri dari 4 RW dan 18 RT
b. Pekon Sumber Agung, terdiri dari 4 RW dan 16 RT
c. Pekon Kresnomulyo, terdiri dari 7 RW dan 16 RT
d. Pekon Margodadi, terdiri dari 4 RW dan 15 RT
e. Pekon Jati Agung, terdiri dari 3 RW dan 6 RT
f. Pekon Tanjung Anom, terdiri dari 4 RW dan 7 RT
g. Pekon Ambarawa Barat, terdiri dari 2 RW dan 12 RT Pekon Ambarawa
Timur, terdiri dari 2 RW dan 6 RT

15
Gambar 1.1 Peta Wilayah UPT Puskesmas Ambarawa
Kec. Ambarawa, Kab. Pringsewu

Batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas Ambarawa meliputi :


a. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Kecamatan Kedondong
dan Gedong Tataan
b. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Pagelaran,
Kecamatan Pagelaran
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Pardasuka, Kecamatan Pardasuka
d. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Pringsewu,
Kecamatan Pringsewu

16
UPT Puskesmas Ambarawa memiliki struktur organisasi yang disajikan pada
gambar 2.

Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPT Puskesmas Ambarawa

2. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi dan Tusi

Dalam melasanakan kebijakan operasionalnya UPT Puskesmas Ambarawa


Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu memiliki Visi yang mengacu
pada Visi Kementerian Kesehatan dan Kabupaten Pringsewu yaitu:
“Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan dasar bermutu, berkualitas, merata, dan berkeadilan”

Sejalan dengan Visi tersebut diperlukan Misi UPT Puskesmas Ambarawa


Kabupaten Pringsewu yang mengacu pada Misi Kementerian Kesehatan
dan Kabupaten Pringsewu yaitu :
a. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang prima dan berkualitas,
b. Pemerataan upaya pelayanan kesehatan,

17
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dan berakhlak
mulia,
d. Mengembangkan sistem keuangan informasi dan pemasaran UPT
Puskesmas Ambarawa
UPT Puskesmas Ambarawa dalam melaksanakan tugas nya memiliki fungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, membina peran serta
masyarakat dalam rangka untuk hidup sehat serta memberikan pelayanan
masyarakat secara meyeluruh di wilayah kerjanya. UPT Puskesmas
Ambarawa memiliki nilai-nilai organisasi yaitu CERMATI (Cepat, Efisien,
Ramah, Melayani, Aman, Tepat, Inovasi).

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Rincian tugas pokok dan fungsi jabatan fungsional perawat kategori keahlian
sesuai jenjang jabatan (Permenpan RB No. 35 tahun 2019)
1. Tugas pokok
a. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada indvidu
b. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
c. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
d. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
e. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan, kewaspadaan standar pada
pasien/ petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
f. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan)
g. Melakukan suport kepatuhan pada intervensi kesehatan pada individu
h. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
i. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu kelompok
j. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu masyarakat

C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN (Aparatur Sipil Negara)

Perawat ahli pertama sebagai ASN dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
dalam menjalankan profesinya yang professional dan berkarakter dalam
melayani masyarakat. Perawat mampu melakukan pengkajian yang

18
transparansi, yang mampu berkomunikasi dan menjadi komunikator yang
baik dan berkarakter dalam melayani masyarakat, serta dapat memberikan
Asuhan Keperawatan yang mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis,
sosial dan spiritual yang optimal.
Terdapat lima nilai dasar profesi ASN, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi, yang harus dapat diterapkan
perawat dalam menjalankan tugasnya. Untuk membentuk karakter ASN
tersebut perawat harus megikuti pendidikan dan pelatihan pegawai negeri
sipil. Pendidikan dan pelatihan dasar merupakan pembekaan yang
komperhensif agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk menjalankan tugas dan perannya sebagai ASN sebagai
pelayan masyarakat. disingkat menjadi ANEKA. Setiap nilai dasar terdiri dari
beberapa indikator. Penjelasan mengenai nilai dasar dan indikatornya
diuraikan sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa
keputusan atau tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan
hasil evaluasinya dapat berupa reward dan punishment. Akuntabilitas
yang dilakukan ASN akan teruji ketika ASN mengalami permasalahan
dalam transparansi, akses informasi, penyalahgunaan kewenangan,
penggunaan sumber daya milik Negara, dan konflik kepentingan.

Prinsip yang terkandung dalam akuntabilitas antara lain integritas,


tanggung jawab, transparansi, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, dan konsistensi. Prinsip tersebut menjadi dasar dalam
melaksanakan kegiatan terkait implementasi nilai akuntabilitas.

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu
dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.
Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa

19
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Nasionalisme merupakan pandangan tentang
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme
yang memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat manusia.

Pentingnya peran PNS sebagai salah satu pemersatu bangsa, secara


implisit disebutkan dalam UU No 5 tahun 2014 terkait asas, prinsip, nilai
dasar, dan kode etik dan kode perilaku, dimana dalam pasal 2 ayat 1
disebutkan bahwa asas-asas dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN ada 13, salah satu di antaranya asas persatuan dan
kesatuan. Hal ini berarti, seorang PNS atau ASN dalam menjalankan
tugas-tugasnya senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus
disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa
dan negara di atas segalanya. PNS dalam menjalankan tugas dan
fungsinya harus berpegang pada prinsip adil dan netrai. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang
ada. Sedangkan adil, berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak
boleh berlaku diskriminatif dan harus objektif, jujur, dan transparan.

3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai "the
dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty
and obligation”. Secara lebih spesifik Collins Cobuild (1990:480)
mendefinisikan etika sebagai "an idea or moral belief that influences
the behaviour, attitudes and philosophy of life of a group of
people". Oleh karena itu, konsep etika sering digunakan sinonim dengan
moral. Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang
baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Dengan
demikian, etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk,
benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik

20
atau benar sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Selain itu ada tiga fokus
utama dalam pelayanan publik, yaitu :
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi; dan
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.

Sedangkan indikator etika publik, antara lain sebagai berikut:


a. Memegah teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepeminpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan daiam pekerjaan; dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Menurut Yunarsih dan Taufiq (2015) terdapat enam pilar komitmen mutu:
a. Efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu;
b. Nilai-nilai dasar orientasi mutu;
c. Pendidikan inovatif daiam penyelenggaraan pemerintahan;

21
d. Membangun komitmen mutu daiam penyelenggaraan pemerintahan;
e. Berpikir kreatif; dan
f. Membangun komitmen mutu melalui inovasi.
Prinsip yang terkandung dalam komitmen mutu antara lain efektivitas,
efisiensi, menjaga mutu, dan inovasi. Prinsip tersebut menjadi dasar
dalam melaksanakan kegiatan terkait implementasi nilai komitmen mutu.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya,
korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu
alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait
dengan TINDAK PIDANA KORUPSI. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001.

7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari:


a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.

Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang diadopsi dari KUHP


(pasal 1 Ayat 1 Sub c UU No.3/71). Indikator-indikator yang dapat
mencerminkan anti korupsi, sebagai berikut:
a. Kejujuran,
b. Peduli,
c. Mandiri,

22
d. Disiplin,
e. Tanggung jawab,
f. Kerja keras,
g. Sederhana,
h. Berani, dan
i. Adil

D. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka
memahami manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan inovasi yang berkaitan
dengan whole of government (WOG).

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN menjelaskan bahwa pegawai ASN terbagi atas: 1) Pegawai
Negeri Sipil (ASN); 2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK); Selanjutnya ASN memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik;
b. Pelayanan publik; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
Sementara itu, ASN juga bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

Pengelolaan atau Manajemen ASN sebagai SDM dilakukan untuk

23
mendapatkan profit pegawai yang produktif, efektif, dan efisien.
Pengelolaan tersebut dikenal dengan sistem merit, yakni berdasarkan
pada obyektifitas berdasarkan kualifikasi, kemampuan, pengetahuan, dan
juga keterampilan. Dalam UU ASN pun ditekankan untuk menerapkan
sistem merit. Pasal 55 menyebutkan bahwa manajemen ASN meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pension, Jaminan hari tua dan perlindungan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sementara menurut UU No. 25
Tahun 2009 tentang pelayanan publik dijelaskan bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang dan jasa yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik memiliki tiga unsur, di antaranya sebagai berikut:
a. Unsur pertama, setiap institusi penyelenggara Negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan UU untuk kegiatan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan pelayanan publik.
b. Unsur kedua, orang, masyarakat, atau organisasi yang
berkepentingan atau yang membutuhkan layanan (penerima
layanan).
c. Unsur ketiga, kepuasan pelanggan menerima layanan perlu
diperhatikan penyelenggara (pemerintah) agar pelayanan yang
diberikan dapat memuaskan pelanggan.

Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan


publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima, yaitu:

24
a. Partisipatif,
b. Transparan,
c. Responsif,
d. Tidak diskriminatif, Mudah dan murah,
e. Efektif dan efisien,
f. Aksesibel,
g. Akuntabel, dan
h. Berkeadilan.

3. Whole of Government
Whole Of Government (WOG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WOG dapat juga
disebut sebagai pendekatan integrasi, yakni pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WOG
memiliki kata kunci yang dapat menjadi indikator. Kata kunci tersebut
antara lain :
a. Ling (2002) menjelaskan bahwa WOG merupakan keseluruhan dari
berbagai respon akibat permasalahan yang berbeda antar sektor
publik dan berkeinginan untuk meningkatkan integrasi, koordinasi dan
kapasitas. Berdasarkan definisi tersebut, kata kunci dalam WoG
adalah integritas, koordinasi, dan kapasitas.
b. Shergol & others (2004) menjelaskan bahwa WOG menunjukkan
lembaga pelayanan publik yang bekerja lintas batas untuk mencapai
tujuan bersama dalam integrasi pemerintahan yang terpadu sebagai
respon dari isu tertentu, mereka dapat fokus pada pengembangan
kebijakan, program manajemen dan pemberian pelayanan. Kata kunci
WOG dalam definisi ini adalah lembagapelayanan publik, lintas batas,
tujuan bersama, sebuah respon pemerintah, terpadu, satu masalah.
c. USIP menjelaskan bahwa WOG merupakan pendekatan yang
mengintegrasikan upaya kolaboratif dari lembaga-lembaga

25
pemerintahan untuk mencapai tujuan bersama, disebut juga
pendekatan integrasi yakni bentuk upaya dan kerjasama antar pihak
terkait, pemerintah dan lainnya. Kata kunci WOG dalam definisi ini
adalah upaya kolaboratif, tujuan bersama, kerja sama.

26
BAB III
PEDOMAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Unit Kerja : Puskesmas Ambarawa


Identifikasi Isu : 1. Kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit hipertensi
2. Belum optimalnya pelayanan terpadu penyakit tidak menular
3. Kurangnya sosialisasi tenaga kesehatan terkait penyakit hipertensi
Isu yang Diangkat : Kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit hipertensi
Gagasan Pemecahan Isu : “Meningkatkan Kemandirian Perawatan Penyakit Hipertensi Melalui Pemanfaatan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Pada Pasien di Wilayah Kerja Puskesmas
Ambarawa”.

26
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Substansi Mata
Visi-Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1. Persiapan 1. Berkonsultasi dengan 1. Terlaksananya Berkonsultasi dengan Visi Puskesmas Pemanfaatan
administrasi pimpinan terkait konsultasi dengan pimpinan adalah aspek Ambarawa: Tanaman Obat
aktualisasi pemanfaatan mentor terkait hubungan akuntabilitas Menjadi Puskesmas yang Keluarga (TOGA)
tanaman obat konsep antara individu dengan mampu memberikan bertujuan sebagai
keluarga (toga) untuk pelaksanaan pimpinan, serta pelayanan kesehatan upaya untuk
mengatasi masalah aktualisasi serta manajemen ASN dasar bermutu, meningkatkan
hipertensi (mentor). adanya kesamaan sebagai pelaksana berkualitas, merata, dan kemandirian
2. Meminta arahan, persepsi terkait kebijakan public berkeadilan. keluarga dalam
masukan dan saran kegiatan dengan dasar etika melakukan
dalam pelaksanaan aktualisasi public yang bersifat Misi Puskesmas perawatan
aktualisasi. 2. Jurnal Penelitian profesionalisme Ambarawa: mandiri penyakit
3. Meminta persetujuan manfaat air a. Memberikan hipertensi di
atasan terkait rebusan daun pelayanan kesehatan

27
kegiatan yang akan salam. dasar yang prima rumah.
dilakukan 3. Adanya surat dan berkualitas, Hal ini sesuai
4. Meminta izin untuk persetujuan dari b. Pemerataan upaya dengan nilai-nilai
melaksanakan ra mentor pelayanan organisasi
ngkaian kegiatan 4. Dokumentasi kesehatan, Puskesmas
kegiatan c. Meningkatkan Ambarawa yaitu :
profesionalisme CERMATI
sumber daya (Cepat, Efisien,
manusia dan Ramah,
berakhlak mulia, Melayani,
d. Mengembangkan Aman, Tepat,
sistem keuangan Inovasi).
informasi dan
2. Mengumpulkan 1. Konsultasi dan 1. Notulensi hasil Berkonsultasi dan pemasaran UPT
data pasien koordinasi dengan koordinasi koordinasi dengan Puskesmas
penderita Penanggung jawab 2. Data Pasien yang Penanggung jawab Ambarawa
hipertensi Program PTM memiliki penyakit Program PTM
2. Melakukan pendataan hipertensi menciptakan hubungan Dengan memanfaatkan
pasien hipertensi 3. dokumentasi manajemen ASN tanaman obat keluarga
dengan melihat data antara individu dengan (TOGA) maka

28
laporan pasien teman sejawat serta masyarakat dapat
hipertensi melakukan pendataan melakukan perawatan
pasien adalah tugas penyakit hipertensi
sebagai pelayan secara mandiri sehingga
public dengan dasar mendukung Visi dan Misi
dasar kejujuran , Puskesmas Ambarawa.
kesejahteraan dan Visi : Menjadi
kesetaraan nilai dasar Puskesmas yang mampu
etika public sehingga memberikan pelayanan
di dapat jiwa kesehatan dasar
kemandirian bermutu, berkualitas,
Nasionalime merata, dan berkeadilan.
3. Penyusunan 1. Menyusun satuan 1. Tersusunnya Menyusun satuan acara
materi acara penyuluhan materi penyuluhan (SAP) dan
penyuluhan (SAP) penyakit penyuluhan media penyuluhan
hipertensi dengan beserta media penyakit hipertensi
media penyuluhan penyuluhan (Leaflet) adalah fungsi
berupa lembar balik berupa lembar dan peran ASN sebagai
dan leaflet. balik dan leaflet. pelayanan public
2. Menyusun SOP cara 2. SOP ramuan dengan nilai nilai dasar

29
pembuatan ramuan daun salam Akuntabilitas (etika)
daun salam 3. Peserta yang bersifat jujur ,
3. Menyampaikan mendapatkan adil serta solidaritas,
undangan undangan Sehingga di dapat
penyuluhan. penyuluhan komitmen mutu
(Foto) yang efektif dan efisien
4. Melakukan 1. Menyiapkan daftar 1. Peserta mengisi Melakukan Penyuluhan
penyuluhan hadir penyuluhan. absen. pada pasien adalah
kepada pasien 2. Melakukan 2. Dokumentasi tugas dan fungsi ASN
penderita pengecekan hasil pengecekan sebagai pelayanan
hipertensi. hipertensi pada tekanan darah public dengan nilai –
pasien sebelum tinggi nilai dasar Etika
konsumsi air rebusan 3. Peserta public dengan
daun salam. memperhatikan kejujuran,
3. Melakukan penyampaian kesejahteraan, dan
penyampaian materi penyuluh (Foto). kesetaraan sehingga
penyuluhan. 4. Peserta aktif saat akan di dapat
4. Melakukan evalusi diskusi (Foto) komitmen mutu
(tanya jawab/ diskusi yang efektif dan
dengan peserta)

30
akuntabilitas

5. Melakukan 1. Pasien/ keluarga 1. Dokumen Dengan melakukan


kunjungan mengisi absensi Absensi kegiatan kunjungan
rumah kunjungan rumah. Kunjungan rumah merupakan
2. Melakukan Rumah (Foto). peran ASN sebagai
pengecekan tekanan 2. Dokumentasi pelayan public,
darah tinggi pasien hasil pengecekan terkandung pula nilai
sesudah konsumsi air tekanan darah akuntabilitas dimana
rebusan daun salam. tinggi tanggung jawab
terhadap pasien
menjadi hal yang harus
di lakukan dengan
memperhatikan nilai
nilai kesopanan dan
ramah tamah.
6. Mengevaluasi 1. Memonitor 1. Dokumentasi Memonitor kemandirian
kemandirian kemandirian keluarga hasil observasi keluarga dalam
masyarakat dalam pemanfaatan tentang pemanfaatan tanaman
dalam tanaman obat pemahaman obat keluarga terdapat

31
melakukan keluarga (Toga) hipertensi dan nilai Nasionalisme
perawatan untuk perawatan pemanfaatan yakni terkandung nilai
penyakitnya penyakit hipertensi. tanaman obat kemandirian.
melalui 2. Menyusun laporan keluarga (Toga). Menyusun Laporan
pemanfaatan 2. Laporan pertanggung jawaban
tanaman obat Kegiatan terdapat nilai
keluarga (Toga) pelayanan public
dan penyusunan yakni Transparansi
laporan

B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

32
Agustus 2021 September
NO. KEGIATAN
1 2 3 4 1 2
1. Persiapan administrasi aktualisasi
2. Mengumpulkan data pasien yang memiliki penyakit
hipertensi
3. Penyusunan materi penyuluhan
4. Melakukan kegiatan penyuluhan pada pasien penderita
hipertensi
5. Melakukan kunjungan rumah
6. Evaluasi kegiatan dan menyusun laporan

Keterangan :
: Kegiatan

33
BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALSASI

A. Pendalaman Core Issue


1. Rancangan Aktualisasi
Unit : UPT Puskesmas Ambarawa
Identifikasi isu
a. Kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit
hipertensi
b. Belum optimalnya pelayanan terpadu penyakit tidak menular
c. Kurangnya sosialisasi tenaga kesehatan terkait penyakit hipertensi
Isu yang diangkat
Kurangnya kemandirian masyarakat dalam perawatan penyakit hipertensi
Gagasan Pemecahan Isu
Dari isu yang terpilih tersebut maka penulis Menetapkan gagasan isu
“Meningkatkan Kemandirian Perawatan Penyakit Hipertensi Melalui
Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Pada Pasien Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ambarawa”

2. Kendala-Kendala Aktualisasi
Tabel 4.1 Kendala- Kendala Aktualisasi

No. KEGIATAN KENDALA


1. Persiapan administrasi aktualisasi.
Konsultasi dengan Kepala Puskesmas
TIDAK ADA
perihal rancangan aktualisasi yang akan
diterapkan di Puskesmas Ambarawa
2. Mengumpulkan data pasien penderita
TIDAK ADA
hipertensi
3. Menyusun materi penyuluhan berupa :
Belum adanya
Satuan Acara Penyuluhan (leaflet,
format dan media
lembar balik), menyusun SOP
yang tersedia
pembuatan ramuan daun salam.

34
4. Melakukan penyuluhan kepada pasien
penderita hipertensi dan pengecekan TIDAK ADA
tekanan darah
5. Melakukan kunjungan rumah dan
TIDAK ADA
pengecekan tekanan darah
6. Mengevaluasi kemandirian masyarakat
dalam melakukan perawatan penyakit
TIDAK ADA
hipertensi dan Menyusun laporan
kegiatan aktualisasi

3. Solusi
Tabel 4.2 Solusi Kendala-Kendala Aktualisasi

No. KEGIATAN KENDALA SOLUSI


1. Persiapan administrasi
aktualisasi.
Konsultasi dengan Kepala
Puskesmas perihal TIDAK ADA
rancangan aktualisasi yang
akan diterapkan di
Puskesmas Ambarawa
2. Mengumpulkan data pasien
TIDAK ADA
penderita hipertensi
3. Menyusun materi Mencari literature
penyuluhan berupa : Belum tentang daun salam
Satuan Acara Penyuluhan adanya dapat menurunkan
(leaflet, lembar balik), format dan hipertensi dan
menyusun SOP pembuatan media yang membuat media
ramuan daun salam. tersedia yang digunakan
untuk sosialisasi
4. Melakukan penyuluhan TIDAK ADA
kepada pasien penderita
hipertensi dan pengecekan

35
tekanan darah
5. Melakukan kunjungan
rumah dan pengecekan TIDAK ADA
tekanan darah
6. Mengevaluasi kemandirian
masyarakat dalam
melakukan perawatan
TIDAK ADA
penyakit hipertensi dan
Menyusun laporan kegiatan
aktualisasi

4. Hasil Pendalaman Core Issue


Tabel 4.3 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 1
Kegiatan 1 Persiapan administrasi aktualisasi
Konsultasi dengan Kepala Puskesmas (mentor) perihal rancangan
aktualisasi yang akan diterapkan di Puskesmas Ambarawa
Waktu Minggu ke-1 bulan Agustus
Penyelesaian Pada tanggal 3 Agustus 2021
Output 1. Surat izin (terlampir )
2. Foto kegiatan (terlampir)
3. Notulen (terlampir)
1. Tahapan Kegiatan
a. Berkonsultasi dengan kepala Puskesmas (mentor)
b. Meminta arahan, masukan, dan saran dalam pelaksanaan aktualisasi
c. Meminta persetujuan atasan terkait kegiatan yang akan dilakukan
d. Notulensi
2. Uraian kegiatan
Tahapan pertama dalam kegiatan ini saya menyiapkan konsep rancangan
berupa catatan kegiatan yang akan dilakukan. Sehingga pimpinan dapat
mengerti dan paham terhadap rancangan yang akan saya ajukan. Selanjutnya
saya menghadap kepada pimpinan untuk menyampaikan konsep kegiatan yang
akan dilakukan. Namun, sebelum menghadap kepada pimpinan pertama-tama
saya mengetuk pintu kemudian saya menyampaikan maksud dan tujuan saya,
selanjutnya saya meminta arahan atau persetujuan pimpinan dengan bertutur
kata yang santun, sopan, ramah. Selanjutnya pimpinan memberikan arahan dan
masukan serta persetujuan. Selanjutnya arahan dan masukan itu saya catat
dalam sebuah notulen, setelah itu mengulangi apa yang disampaikan oleh
pimpinan untuk memastikan bahwa arahan dan masukan itu sudah benar untuk
melanjutkan kegiatan ini. Persetujuan dari pimpinan ini dibuktikan dengan
adanya surat persetujuan yang ditandatangani oleh kepala Puskesmas
Ambarawa agar kegiatan ini bisa terlakasna dengan baik, dan penuh kejelasan.
Pelaksanaan kegiatan konsultasi dengan kepala Puskesmas Ambarawa

36
yang dilakukan penulis dengan menjelaskan rencana Meningkatkan kemandirian
perawatan penyakit hipertensi melalui tanaman obat keluarga (TOGA).
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a. Akuntabilitas (Kejelasan Target) : Saya melakukan konsultasi dan
menyampaikan tujuan dengan komunikasi yang jelas dan
bertanggungjawab
b. Nasionalisme (Tidak Diskriminatif) : saya melakukan konsultasi dan
komunikasi dengan senantiasa menghormati atasan tanpa
mempermasalahkan perbedaan kesukuan, agama, ras, atau golongan.
c. Etika Publik (Sopan) : Saya melakukan konsultasi secara sopan dan santun.
d. Komitmen Mutu (Efektif) : Saya melakukan konsultasi secara efektif dan
efesien.
e. Anti Korupsi (Mandiri) : Saya telah berkomunikasi dan menghubungi atasan
secara mandiri tanpa mengandalkan relasi
f. Whole of Government: saya berkonsultasi dengan atsan untuk memperoleh
arahan untuk memulai pelaksanaan aktualisasi.
g. Pelayanan Publik : saya bersikap sesuai saran dan hasil konsultasi dengan
atasan ketika melakukan aktualisasi.
h. Manajemen ASN : saya menyampaikan maksud dan tujuan konsultasi
dengan professional
4. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Kegiatan ini akan memberikan
Kegiatan ini memberi kontribusi pada misi ke 1 yaitu Memberikan pelayanan
kesehatan dasar yang prima dan berkualitas. Kegiatan ini memberi kontribusi
terhadapan misi Kabupaten Pringsewu ke 2 yakni Peningkatan kualitas SDM
yang sehat, cerdas, dan berkarakter melalui pelayanan Kesehatan, Pendidikan,
Keagamaan dan social kemasyarakatan.
5. Analisis Dampak
a. Jika nilai tanggung jawab, transparansi dan akuntabilitas tidak dilaksanakan
pada kegiatan Meningkatkan kemandirian perawatan penyakit hipertensi
melalui pemfaatan tanaman obat keluarga (TOGA), maka akan
menyebabkan pelayanan publik yang kurang berinovasi
b. Jika nilai koordinasi tidak diterapkan, maka akan menimbulkan
kesalahpahaman antara partner kerja, pimpinan, dan masyarakat di wilayah
kerja UPT Puskesmas Ambarawa
c. Jika nilai jujur, sopan, cerdas dan hormat tidak diterapkan maka akan
terjadi kesalahpahaman antara petugas kesehatan dan masyarakat
6. Bukti Pemaknaan Nilai

37
Konsultasi dengan mentor
Bukti output

Surat dukungan aktualisasi Notulensi Konsultasi

Tabel 4.4 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 2

Kegiatan 2 Mengumpulkan data pasien penderita hipertensi


Konsultasi dan koordinasi dengan penanggungjawab
program PTM
Waktu Penyelesaian Minggu ke-2 bulan Agustus
Pada tanggal 9 Agustus 2021
Output 1. Data Pasien yang menderita hipertensi
2. Foto kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Mencari data pasien penderita hipertensi
b. Konsultasi dan koordinasi dengan penanggungjawab program PTM untuk
mengetahui data penderita penyakit hipertensi
2. Uraian kegiatan
Pelaksanaan kegiatan konsultasi dan koordinasi dengan penanggungjawab
program PTM Puskesmas Ambarawa yang dilakukan penulis dengan
memberikan konsep meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan
perawatan penyakit hipertensi dengan tanaman obat keluarga (TOGA).
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

38
a. Akuntabilitas (Kejelasan Target): Saya menerima data pasien penderita
hipertensi dengan jelas dan dengan tanggung jawab
b. Nasionalisme (Tidak Diskriminatif): Saya menerima masukan dari rekan
kerja
c. Etika Publik (Sopan): Saya telah melakukan diskusi dua arah saat
melakukan konsultasi dengan penanggungjawab program PTM
d. Komitmen Mutu (Efektif): saya telah melakukan pengambilan data pasien
kepada penanggungjawab program PTM agar efektif dan efesien.
e. Anti Korupsi (Mandiri): Jujur, Peduli, Disiplin
f. Whole of Government: Saya telah melakukan konsultasi dan koordinasi
dengan penanggungjawab program PTM
g. Pelayanan Publik : saya telah bersikap yang baik, sopan, sabar dalam
berkomunikasi
h. Manajemen ASN : Perencanaan, Tertib, Teratur
4. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini akan memberikan kontribusi terhadapan misi Kabupaten
Pringsewu ke 2 yakni Peningkatan kualitas SDM yang sehat, cerdas, dan
berkarakter melalui pelayanan Kesehatan, Pendidikan, Keagamaan dan social
kemasyarakatan. Kegiatan ini memberi kontribusi pada pada misi ke 3 yaitu
meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia dan berakhlak mulia.
5. Analisis Dampak
Data pasien penderita hipertensi adalah salah satu item penting dalam
pelaksaan aktualisasi ini. Jika tidak ada data pasien penderita hipertensi yang
didapat maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan berjalan dengan lancer.
6. Bukti Pemaknaan Nilai

Konsultasi dan koordinasi dengan penanggungjawab program PTM mengenai data


penderita hipertensi
Bukti output

NO NAMA JENIS ALAMAT

39
KELAMIN
1. Ny. Umi Kulsum Perempuan Ambarawa
2. Ny. Lasmini Perempuan Ambarawa
3. Ny. Eka Perempuan Ambarawa
4. Tn. Winardi Laki- laki Ambarawa
5. Tn. Ariyanto Laki-laki Ambarawa
6. Ny. Sumirah Perempuan Ambarawa
7. Ny. Samini Perempuan Ambarawa
8. Ny. Rodiyah Perempuan Ambarawa
9. Ny. Susi Perempuan Ambarawa
10. Ny. Saodah Perempuan Ambarawa
11 Ny. Nur Baeti Perempuan Ambarawa
12 Ny. Wasiyati Perempuan Ambarawa
13 Ny. Nila Perempuan Ambarawa
14 Ny. Mei Indriani Perempuan Ambarawa
15 Ny. Desi Perempuan Ambarawa

Data pasien penderita hipertensi

Tabel 4.5 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 3

Kegiatan 3 Menyusun materi penyuluhan berupa : Satuan Acara


Penyuluhan (leaflet, lembar balik), menyusun SOP
pembuatan ramuan daun salam.
Waktu Penyelesaian Minggu ke-3 bulan Agustus
Output 1. Tersusunnya materi penyuluhan beserta media
penyuluhan berupa lembar balik dan leaflet
2. Tersusunnya SOP ramuan daun salam
3. Menyampaikan undangan penyuluhan
4. Notulensi
5. Dokumentasi
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan bahan atau materi
b. Membuat media SAP, Lembar balik, leaflet dan SOP ramuan daun salam
c. Membuat surat undangan kegiatan penyuluhan
d. Konsultasi mengenai materi
2. Uraian kegiatan

40
Menyiapkan materi dan membuat bahan media untuk kegiatan penyuluhan
denagn melihat dari ebebrapa literature dan selanjutnya di konsultasikan
kepada mentor tentang media penyuluhan tersebut. Penyampaian undangan
penyuluhan kepada calon peserta melibatkam bidan desa dan kader kesehatan
sebagai bentuk kerjasama dengan tujuan efisiensi, ada beberapa calon peserta
yang dikunjungi oleh Latsar dengan tujuan terbinanya hubungan saling
percaya serta diharapkan mau untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a. Akuntabilitas (Kejelasan Target): Saya melaksanakan pembuatan media
penyuluhan dengan penuh tanggung jawab serta berintegritas
b. Nasionalisme (Tidak Diskriminatif): Saya bekerja sama dengan rekan kerja
secara adil
c. Etika Publik (Sopan): Saya menyampaikan undangan kepada rekan kerja
dan masyarakat dengan sopan
d. Komitmen Mutu (Efektif): Saya menyampaikan undangan melalui bidan
desa langsung agar efektif dan efisien
e. Anti Korupsi (Mandiri): saya telah berkomunikasi dan menghubungi bidan
desa dan kader kesehatan secara mandiri tanpa mengandalkan relasi.
f. Manajemen ASN: Saya telah Menjalankan kegiatan sesuai dengan
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan sebagai ASN sesuai dengan
tupoksi dalam pembinaan ini dan untuk menjalankan peran fungsi ASN
sebagai pelayan public
4. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi Kegiatan ini akan memberikan

Kegiatan ini memberi kontribusi terhadapan misi Kabupaten Pringsewu ke 2


yakni Peningkatan kualitas SDM yang sehat, cerdas, dan berkarakter melalui
pelayanan Kesehatan, Pendidikan, Keagamaan dan social kemasyarakatan.
Kegiatan ini memberi kontribusi pada pada misi ke 3 yaitu meningkatkan
profesionalisme Sumber Daya Manusia dan berakhlak mulia.
5. Analisis Dampak
a. Jika nilai tanggung jawab, transparansi dan akuntabilitas tidak dilaksanakan
pada kegiatan pembuatan materi dan peyampain undangan maka akan
menyebabkan pelayanan publik yang tidak sesuai atau menjadi rancu.
b. Jika nilai koordinasi tidak diterapkan, maka akan menimbulkan
kesalahpahaman antara latsar, rekan kerja dan masyarakat
c. Jika nilai jujur, sopan, cerdas dan hormat tidak diterapkan maka akan terjadi
kesalahpahaman antara latsar, rekan kerja dan masyarakat.
6. Bukti Pemaknaan Nilai

41
Tersusunnya materi SAP, Leaflet dan Lembar balik serta SOP Ramuan daun salam

Pemberian undangan penyuluhan


Bukti output

Materi SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

42
Materi Lembar Balik

Materi Leaflet

Materi Standar Operasional Prosedur

43
Undangan Penyuluhan

Tabel 4.6 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 4

Kegiatan 4 Melakukan penyuluhan kepada pasien penderita hipertensi


dan pengecekan tekanan darah
Waktu Penyelesaian Minggu ke-4 bulan Agustus
Tanggal 28 Agustus 2021
Output 1. Peserta mengisi daftar hadir
2. Dokumentasi pemeriksaan tekanan darah tinggi
1. Tahapan Kegiatan
a. Mempersiapkan media dan materi sebelum melakukan penyuluhan
b. Membuat lembar daftar hadir
c. Mengisi absensi daftar hadir
d. Memulai penyampaian materi penyuluhan
2. Uraian kegiatan
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi berkoordinasi dengan bidan desa dan kader
kesehatan agar acara berjalan dengan lancar dan informasi tersampaikan
dengan baik kepada masyarakat.
Tahapan pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan pertama adalah mengucap
salam, menyapa peserta penyuluhan dan menjelaskan materi yang telah
disiapkan.
Selanjutkan peserta penyuluhan dilakukan pemeriksaan tekanan darah untuk
mengetahui berapa tekanan darah peserta sebelum meminum rebusan air
daun salam.
Peserta penyuluhan mendengarkan materi dan mengisi daftar hadir.

44
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a. Akuntabilitas (Kejelasan Target): Saya telah melaksanakan penyuluhan
dengan penuh tanggung jawab serta berintegritas
b. Nasionalisme (Tidak Diskriminatif): Saya bekerja sama dengan rekan, kerja
secara adil dalam penyuluhan kegiatan
c. Etika Publik (Sopan): Saya menyampaikan materi penyuluhan secara
komunikatif
d. Komitmen Mutu (Efektif): Saya menyampaikan materi penyuluhan secara
efektif
e. Anti Korupsi (Mandiri): saya telah berkomunikasi dan menghubungi rekan
kerja secara mandiri tanpa mengandalkan relasi
f. Manajemen ASN: Saya telah Menjalankan kegiatan sesuai dengan
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan sebagai ASN sesuai dengan
tupoksi dalam pembinaan ini dan untuk menjalankan peran fungsi ASN
sebagai pelayan public
g. Pelayanan Publik : Kegiatan ini dilakukan dengan partisipatif
4. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini memberi kontribusi terhadapan misi Kabupaten Pringsewu ke 2
yakni Peningkatan kualitas SDM yang sehat, cerdas, dan berkarakter melalui
pelayanan Kesehatan, Pendidikan, Keagamaan dan social kemasyarakatan.
Kegiatan ini memberi kontribusi pada pada misi ke 3 yaitu meningkatkan
profesionalisme Sumber Daya Manusia dan berakhlak mulia.
5. Analisi Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan, maka pemanfaatan air rebusan daun
salam tidak akan dilakukan oleh peserta, sehingga peserta tidak tahu
bagaimana cara pemanfaatan air rebusan daun salam untuk menurunkan
hipertensi.
6. Bukti Pemaknaan Nilai

Melakukan penyuluhan kepada penderita hipertensi

45
Mengisi daftar hadir dan pembagian media leaflet
Bukti output

Melakukan pemeriksaan tekanan darah kepada peserta penyuluhan

Daftar hadir peserta penyuluhan dan hasil tekanan darah

46
Tabel 4.7 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 5

Kegiatan 5 Melakukan kunjungan rumah dan pengecekan tekanan


darah
Waktu Penyelesaian Minggu ke-5
Tanggal 30 Agustus 2021
Output 1. Absensi kunjungan rumah
2. Hasil pemeriksaan tekanan darah
3. Dokumentasi
1. Tahapan Kegiatan
a. Penderita hipertensi mengisi absensi kunjungan rumah
b. Melakukan pemeriksaan tekanan darah
2. Uraian kegiatan
Pada kegiatan ini, penderita hipertensi dikunjungi oleh latsar dan dilakukan
pemeriksaan tekanan darah setelah beberapa hari minum air rebusan daun
salam.
Sebelumnya latsar sudah melakukan janji untuk melakukan kunjungan rumah
saat penyuluhan diberikan.
Kegiatan yang dilakukan pertama adalah mengucapkan salam, lalu berbincang
dengan penderita hipertensi tentang perihaal kondisi setelah meminum
rebusan daun salam, setelah itu penderita hipertensi dilakukan pemeriksaan
tekanan darah.
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a. Akuntabilitas (Kejelasan Target): Saya telah melaksanakan kegiatan
kunjungan rumah dan melakukan pemeriksaan tekanan darah
b. Nasionalisme (Tidak Diskriminatif): Saya melakukan kunjungan rumah dan
pemeriksaan tekanan darah dengan tidak diskriminatif terhadap pasien
c. Etika Publik (Sopan): Saya melakukan kunjungan rumah secara santun
d. Komitmen Mutu (Efektif): Saya berorientasi mutu terhadap pelaksanaan
kegiatan kunjungan rumah secara efektif dan efisien
e. Anti Korupsi (Mandiri): Saya melakukan pemeriksaan tekanan darah dan
rekapitulasi data dengan jujur
f. Manajemen ASN: Saya telah Menjalankan kegiatan sesuai dengan
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan sebagai ASN sesuai dengan
tupoksi dalam pembinaan ini dan untuk menjalankan peran fungsi ASN
sebagai pelayan public
g. Pelayanan Publik : Kegiatan pelaksanaan kunjungan rumah dan
pemeriksaan tekanan darah pasien dilakukan secara responsive
4. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini memberi kontribusi pada misi ke 1 yaitu Memberikan pelayanan
kesehatan dasar yang prima dan berkualitas.
Kegiatan ini memberi kontribusi terhadapan misi Kabupaten Pringsewu ke 2
yakni Peningkatan kualitas SDM yang sehat, cerdas, dan berkarakter melalui
pelayanan Kesehatan, Pendidikan, Keagamaan dan social kemasyarakatan.
5. Analisi Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan, maka tidak akan bisa mencapai hasil akhir.
Sehingga tidak akan mengetahui hasil dari pemanfaatan air rebusan daun
salam.
6. Pemaknaan Nilai

47
Pelaksanaan kunjungan rumah
Bukti output

Mengisi absensi kunjungan rumah

Melakukan pengecekanan tekanan darah

48
Hasil absensi kunjungan rumah dan pemeriksan tekanan darah

Tabel 4.8 Hasil Pendalaman Core Issue Kegiatan 6

Kegiatan 6 Mengevaluasi kemandirian masyarakat dalam melakukan


perawatan penyakit hipertensi dan Menyusun laporan
kegiatan aktualisasi
Waktu Penyelesaian Minggu ke-2 bulan September
Output 1. Dokumentasi hasil observasi tentang pemanfaatan
rebusan daun salam
2. Laporan Aktualisasi
3. Dokumentasi Kegiatan kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Dokumentasi kemandirian keluarga dalam pemanfaatan rebusan air daun
salam
b. Laporan kegiatan
2. Uraian kegiatan
Pada kegiatan ini, latsar mengevaluasi hasil pemanfaatan air rebusan daun
salam, sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan.
Masyarakat mampu menunjukan kemandirian perawatan penyakit hipertensi
dengan pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA).
3. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a. Akuntabilitas: Bertanggung jawab dan transparan pada saat melakukan
penilaian
b. Nasionalisme: tidak diskriminatif
c. Etika Publik: berprilaku sopan dan menggunakan bahasa yang santun
d. Komitmen Mutu: efektif dan efisien
e. Anti Korupsi: peduli dan adil

49
f. Manajemen ASN melaksanakan penilaian yang akurat
g. Pelayan Publik: keterbukaan
4. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini memberi kontribusi pada misi ke 1 yaitu Memberikan pelayanan
kesehatan dasar yang prima dan berkualitas.
Kegiatan ini memberi kontribusi terhadapan misi Kabupaten Pringsewu ke 2
yakni Peningkatan kualitas SDM yang sehat, cerdas, dan berkarakter melalui
pelayanan Kesehatan, Pendidikan, Keagamaan dan social kemasyarakatan.
5. Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan, maka hasil yang ingin dicapai tidak
diketahui sehingga berhasil atau tidaknya meningkatkan pemahaman dengan
diberikan penyuluhan tidak dapat terukur dengan baik.
6. Bukti pemaknaan Nilai

Pelaksanaan Evaluasi

Bukti output

Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah


NO NAMA Sebelum Sesudah
Keterangan
Penyuluhan Penyuluhan
1. Ny. Samini 160/90 140/70 Menurun
2. Ny. Lasmini 140/80 130/80 Menurun
3. Ny. Rodiyah 150/90 140/90 Menurun
4. Tn. Ariyanto 170/100 160/90 Menurun
5. Ny. Umi Kalsum 150/90 140/80 Menurun
6. Ny. Sumirah 160/100 150/90 Menurun
7. Ny. Tri Purwanti 150/70 130/70 Menurun
8. Tn. Winardi 160/90 150/80 Menurun
9. Ny. Saodah 160/90 140/80 Menurun
10. Ny. Nur Baeti 150/80 140/80 Menurun
Hasil pemeriksaan tekanan darah penderita hipertensi sebelum kegiatan
penyuluhan dan setelah kegiatan penyuluhan

50
Dapat dilihat dari data diatas bahwa dari 10 orang penderita hipertensi yang sudah
minum air rebusan daun salam mengalami penurunan tekanan darah.

Mengingatkan peserta untuk minum rebusan daun salam

Membuat Laporan Aktualisasi

51
B. Pencapaian Aktualisasi
1. Capaian Hasil Kegiatan Aktualisasi

Tabel 4.9 Tabel Hasil Capaian Kegiatan Aktualisasi

Prosenta
Prosent
se
Waktu ase Keterkaiatan
Kegiatan dan Capaian Nilai ANEKA, Kedudukan dan
No Pelaksa Capaian Output terhadap visi misi Ket
Tahap Kegiatan Tahapan Peran dalam NKRI
naan Kegaiat Organisasi
Kegiatan
an (%)
(%)
1 Kegiatan : Minggu 100% 100% Akuntabilitas 1. Surat izin Kegiatan ini Terlaksana
Persiapan pertama Saya melakukan konsultasi dan 2. Foto memberi kontribusi
Administrasi bulan menyampaikan tujuan dengan kegiatan pada misi ke 1 yaitu
aktualisasi Agustus komunikasi yang jelas dan 3. Notulen Memberikan
2021 bertanggungjawab pelayanan kesehatan
Tahapan Nasionalisme dasar yang prima
Kegiatan : saya melakukan konsultasi dan dan berkualitas.
a. Melaksanakan komunikasi dengan senantiasa Kegiatan ini
konsultasi menghormati atasan tanpa memberi kontribusi
dengan kepala mempermasalahkan perbedaan terhadapan misi
Puskesmas kesukuan, agama, ras, atau Kabupaten

52
(mentor) golongan Pringsewu ke 2
b. Meminta arahan, Etika Publik yakni Peningkatan
masukan, dan Saya telah melakukan konsultasi kualitas SDM yang
saran dalam dengan mentor secara sopan dan sehat, cerdas, dan
pelaksanaan santun berkarakter melalui
aktualisasi Komitmen Mutu pelayanan
c. Meminta Saya telah melakukan konsultasi Kesehatan,
persetujuan secara efektif dan efesien. Pendidikan,
atasan terkait Anti Korupsi Keagamaan dan
kegiatan yang Saya telah berkomunikasi dan social
akan dilakukan menghubungi atasan secara kemasyarakatan.
d. Meminta izin mandiri tanpa mengandalkan

untuk relasi WOG

melaksanakan saya berkonsultasi dengan atsan

rangkaian untuk memperoleh arahan untuk

kegiatan memulai pelaksanaan aktualisasi


Pelayanan Publik
saya bersikap sesuai saran dan
hasil konsultasi dengan atasan

53
ketika melakukan aktualisasi
Manajemen ASN
saya menyampaikan maksud dan
tujuan konsultasi dengan
professional
2 Kegiatan Minggu 100% 100% Akuntabilitas 1. Data Pasien Kegiatan ini Terlaksana
Mengumpulkan
kedua Saya menerima data pasien yang memberi kontribusi
data pasien
penderita bulan penderita hipertensi dengan jelas menderita terhadapan misi
hipertensi
Agustus dan dengan tanggung jawab hipertensi Kabupaten
Konsultasi dan
2021 Nasionalisme 2. Foto Pringsewu ke 2
koordinasi dengan
Saya menerima masukan dari kegiatan yakni “Peningkatan
penanggungjawab
rekan kerja kualitas SDM yang
program PTM
Etika Publik sehat, cerdas, dan
Tahapan
Saya telah melakukan diskusi dua berkarakter melalui
Kegitan:
arah saat melakukan konsultasi pelayanan
a. Mencari data
dengan penanggungjawab Kesehatan,
pasien
program PTM Pendidikan,
penderita
Komitmen Mutu Keagamaan dan
hipertensi
Saya telah melakukan social
b. Konsultasi dan
pengambilan data pasien kepada

54
koordinasi penanggungjawab program PTM kemasyarakatan”.
dengan agar efektif dan efesien Kegiatan ini
penanggungjaw Anti Korupsi memberi kontribusi
ab program Jujur, Peduli, Disiplin pada misi ke 3 UPT
PTM untuk WOG Puskesmas
mengetahui Saya telah melakukan konsultasi Ambarawa yaitu
data penderita dan koordinasi dengan “Meningkatkan
penyakit penanggungjawab program PTM profesionalisme
hipertensi Pelayanan Publik Sumber Daya
saya telah bersikap yang baik, Manusia dan
sopan, sabar dalam berakhlak mulia”.
berkomunikasi
Manajemen ASN
Perencanaan, Tertib, Teratur
3 Kegiatan Minggu 100% 100% Akuntabilitas 1. Tersusunny Kegiatan ini Terlaksana
Menyusun materi ketiga Saya melaksanakan pembuatan a materi memberi kontribusi
penyuluhan berupa Bulan media penyuluhan dengan penuh penyuluha terhadapan misi
Satuan Acara Agustus tanggung jawab serta n beserta Kabupaten
Penyuluhan 2021 berintegritas Nasionalisme media Pringsewu ke 2
(leaflet, lembar Saya bekerja sama dengan rekan penyuluha yakni Peningkatan

55
balik), menyusun kerja secara adil n berupa kualitas SDM yang
SOP pembuatan Etika Publik lembar sehat, cerdas, dan
ramuan daun Saya menyampaikan undangan balik dan berkarakter melalui
salam. kepada rekan kerja dan leaflet pelayanan
Tahapan masyarakat dengan sopan 2. Tersusunny Kesehatan,
Kegiatan : Komitmen Mutu a SOP Pendidikan,
a. Menyiapkan Saya menyampaikan undangan ramuan Keagamaan dan
bahan atau
melalui bidan desa langsung agar daun salam social
materi
b. Membuat efektif dan efisien 3. Menyampai kemasyarakatan.
media SAP,
Anti Korupsi kan Kegiatan ini
Lembar balik,
leaflet dan SOP saya telah berkomunikasi dan undangan memberi kontribusi
ramuan daun
menghubungi bidan desa dan penyuluha pada pada misi ke 3
salam
c. Membuat surat kader kesehatan secara mandiri n yaitu meningkatkan
undangan
tanpa mengandalkan relasi. 4. Notulensi profesionalisme
kegiatan
penyuluhan Manajemen ASN 5. Dokumenta Sumber Daya
d. Konsultasi
Saya telah Menjalankan kegiatan si Manusia dan
mengenai
sesuai dengan kemampuan, berakhlak mulia.
materi
pengetahuan dan keterampilan
sebagai ASN sesuai dengan
tupoksi dalam pembinaan ini dan

56
untuk menjalankan peran fungsi
ASN sebagai pelayan public
4 Kegiatan Minggu 100% 100% Akuntabilitas : 1. Peserta Kegiatan ini Terlaksana
mengisi
Melakukan ke 4 Saya telah melaksanakan memberi kontribusi
daftar
penyuluhan kepada bulan penyuluhan dengan penuh hadir terhadapan misi
2. Dokumenta
pasien penderita Agustus tanggung jawab serta Kabupaten
si
hipertensi dan 2021 berintegritas Pringsewu ke 2
pemeriksaa
pengecekan Nasionalisme : yakni Peningkatan
n tekanan
tekanan darah Saya bekerja sama dengan rekan, kualitas SDM yang
darah
Tahapan kerja secara adil dalam sehat, cerdas, dan
tinggi
Kegiatan : penyuluhan kegiatan berkarakter melalui
a. Mempersiapkan Etika Publik : pelayanan
media dan
Saya menyampaikan materi Kesehatan,
materi sebelum
melakukan penyuluhan secara komunikatif Pendidikan,
penyuluhan
Komitmen mutu : Keagamaan dan
b. Membuat
lembar daftar Saya menyampaikan materi social
hadir
penyuluhan secara efektif kemasyarakatan.
c. Mengisi absensi
daftar hadir Anti Korupsi Kegiatan ini
d. Memulai
saya telah berkomunikasi dan memberi kontribusi
penyampaian
materi menghubungi rekan kerja secara pada pada misi ke 3

57
penyuluhan mandiri tanpa mengandalkan yaitu meningkatkan
relasi profesionalisme
Manajemen ASN Sumber Daya
Saya telah Menjalankan kegiatan Manusia dan
sesuai dengan kemampuan, berakhlak mulia.
pengetahuan dan keterampilan
sebagai ASN sesuai dengan
tupoksi dalam pembinaan ini dan
untuk menjalankan peran fungsi
ASN sebagai pelayan publik
Pelayanan Publik :
Kegiatan ini dilakukan dengan
partisipatif
5 Kegiatan Minggu 100% 100% Keterkaitan Substansi Mata 1. Penderita Kegiatan ini Terlaksana
Melakukan ke 5 Pelatihan hipertensi memberi kontribusi
kunjungan rumah minggu Akuntabilitas mengisi pada misi ke 1 yaitu
dan pengecekan pertama Saya telah melaksanakan absensi Memberikan
tekanan darah septemb kegiatan kunjungan rumah dan kunjungan pelayanan kesehatan
Tahapan er 2021 melakukan pemeriksaan tekanan rumah dasar yang prima
Kegiatan :

58
1. Penderita darah 2. Melakukan dan berkualitas.
hipertensi Nasionalisme pemeriksaa Kegiatan ini
mengisi absensi Saya melakukan kunjungan n tekanan memberi kontribusi
kunjungan rumah dan pemeriksaan tekanan darah terhadapan misi
rumah darah dengan tidak diskriminatif Kabupaten
2. Melakukan terhadap pasien terhadap pasien Pringsewu ke 2
pemeriksaan Etika Publik yakni Peningkatan
tekanan darah Saya melakukan kunjungan kualitas SDM yang
rumah secara santun sehat, cerdas, dan
Komitmen mutu berkarakter melalui
Saya berorientasi mutu terhadap pelayanan
pelaksanaan kegiatan kunjungan Kesehatan,
rumah secara efektif dan efisien Pendidikan,
Anti Korupsi Keagamaan dan
Saya melakukan pemeriksaan social
tekanan darah dan rekapitulasi
kemasyarakatan.
data dengan jujur
Manajemen ASN
Saya telah Menjalankan kegiatan
sesuai dengan kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan

59
sebagai ASN sesuai dengan
tupoksi dalam pembinaan ini dan
untuk menjalankan peran fungsi
ASN sebagai pelayan public
Pelayanan Publik
Kegiatan pelaksanaan kunjungan
rumah dan pemeriksaan tekanan
darah pasien dilakukan secara
responsif
6 Kegiatan Minggu 100% 100% Akuntabilitas 1. Dokumenta Kegiatan ini Terlaksana
si hasil memberi
Mengevaluasi ke 1 dan Bertanggung jawab dan
observasi kontribusi pada
kemandirian 2 di transparan pada saat melakukan tentang misi ke 1 yaitu
pemanfaat Memberikan
masyarakat dalam bulan penilaian
an rebusan pelayanan
melakukan septemb Nasionalisme daun salam kesehatan dasar
2. Laporan yang prima dan
perawatan penyakit er 2021 tidak diskriminatif
Aktualisasi berkualitas.
hipertensi dan Etika Publik 3. Dokumenta Kegiatan ini
si Kegiatan
Menyusun laporan berprilaku sopan dan memberi kontribusi
kegiatan
kegiatan aktualisasi menggunakan bahasa yang terhadapan misi
Tahapan santun Kabupaten
Kegiatan : Komitmen Mutu Pringsewu ke 2
a. Dokumentasi efektif dan efisien yakni Peningkatan

60
kemandirian Anti Korupsi kualitas SDM yang
keluarga dalam Saya menginvetarisir hasil sehat, cerdas, dan
pemanfaatan kegiatan dengan jujur berkarakter melalui
rebusan air WoG pelayanan
daun salam Kegiatan penyusunan laporan Kesehatan,
b. Laporan hasil aktualisasi konsultasi dengan Pendidikan,
kegiatan mentor Keagamaan dan
Manajemen ASN social
melaksanakan penilaian yang kemasyarakatan.
akurat
Pelayan Publik
Keterbukaan

61
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Aktualisasi nilai-nilai ANEKA, WoG, dan Pelayanan Publik pada semua
kegiatan yang telah dilaksanakan sangat membantu dalam mencapai visi dan
misi organisasi serta Meningkatkan Kemandirian Perawatan Penyakit
Hipertensi Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Pada Pasien
Di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa. Dengan diterapkannya nilai-nilai
dasar ANEKA, WoG, dan Pelayanan Publik selama proses habituasi Latsar
CPNS didapatkan perubahan dalam peningkatan pemahaman serta mampu
memanfaatkan tanaman obat sesuai fungsinya.

Pada tahap persiapan ketika akan melakukan suatu kegiatan, konsultasi


dengan pimpinan merupakan hal yang wajib dilaksanakan agar kegiatan
diketahui serta mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan. Selain itu,
konsultasi hendaknya menerapkan etika yang baik sehingga dapat
menunjukkan bahwa kita adalah seorang professional.

Pengumpulan data pasien sebelum kegiatan telah didapatkan dengan


lengkap berkat koordinasi dengan penanggungjawab program PTM, sehingga
pasien bisa segera mendapatkan undangan untuk hadir sebagai peserta
penyuluhan pemanfaatan tanaman obat keluarga (toga) untuk penyakit
hipertensi.

Penyusunan materi penyuluhan bertujuan agar pelaksanaan penyuluhan


dapat terstruktur sehingga dapat berjalan lancar, adapun yang perlu di buat
pada tahap ini ialah satuan acara penyuluhan (SAP), media penyuluhan
(leaflet & lembar balik) yang berisi materi penyakit hipertensi dan cara
mengatasinya menggunakan air rebuasan daun salam, dan standar
operasional prosedur cara pembuatan ramuan daun salam untuk hipertensi.

62
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar dan dihadiri 20 orang peserta, peserta
dapat menyimak pemaparan materi dari Latsar/penyuluh. Hasil pengukuran
hipertensi diperoleh 16 orang tekanan darah tinggi dan 4 orang memiliki
tekanan darah normal. 10 orang terlampir tersebut masuk kedalam kelompok
intervensi.

Kujungan rumah dilakukan sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan


penyuluhan yang telah dilakukan. Saat kunjungan rumah, Latsar melakukan
cek tekanan darah kembali pada 10 orang yang termasuk kelompok
intervensi dan di peroleh hasil 10 orang mengalami penurunan tekanan
darah.

B. Saran
Memperhatikan hasil aktualisasi yang sudah dilakukan, maka saran-saran
yang dapat dijadikan masukan untuk pembaca adalah:
1. Bagi Instalasi UPT Puskesmas Ambarawa, hasil dari kegiatan aktualisasi
ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan mutu
pelayanan puskesmas untuk mencapai pelayanan yang optimal.
2. Bagi temen sejawat maupun teman perawat di UPT Puskesmas
Ambarawa, setelah dilaksanakannya kegiatan aktualisasi oleh peserta
Latsar ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam membiasakan diri
melaksanakan tugas rutin harian di UPT Puskesmas Ambarawa
3. Bagi sesama peserta Pelatihan Dasar Pemerintah Kabupaten Pringsewu
2021, inovasi, kreativitas dan integritas hendaknya harus tetep dijaga
meskipun Latsar 2021 telah sampai pada tahap akhir.
4. Saat melakukan konsultasi persiapan pelaksanaan kegiatan, hal yang
harus diperhatikan yaitu etika dan profesionalisme.
5. Koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan merupakan hal yang tidak bisa
di abaikan. Karenanya perlu kita laksanakan koordinasi agar kegiatan
dapat berjalan dengan lancar.
6. Saat akan melakukan penyuluhan, alangkah baiknya mempersiapkan
SAP, Materi, Media penyuluhan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar
saat penyuluhan nanti penyuluh dapat melakukan penyuluhan secara

63
terstruktur dan memiliki alat bantu penyuluhan entah itu berupa leaflet
ataupun yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2013 Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai


Negeri Sipil, Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas, Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme, Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik, Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu, Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi, Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik, Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela


Negara, Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

64
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment, Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

American Heart Association. (2016). Lifestyle And Risk Reduction High Blood
Pressure. Diakses pada Maret 2017. Diakses pada 20 Juli 2021:
https://www.heartfoundation.org.au/images/uploads/publications/PRO-
167_Hypertension-guideline-2016_WEB.pdf

Badan Penelitian Dan Pekengembangan Kesehatan Kemenkes RI. (2013). Riset


kesehatan dasar. Diakses pada 20 Juli 2021 dari
http://riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/tabelriskesdashahun201
3.pdf/

Dalimartha, et.al. (2008). Care Your Hypertention. Jakarta: Penebar Plus

Darmanandha. (2003). Saftey Issues Afeccting Herbs. Diakses pada 20 Juli 2021.
: www.itmonline.org.arts/hypertension.htm

Green. J.H. (n.d). Fisiologi Tubuh Manusia. Binasara Aksara Publiser : Ciputat-
Tangerang.

Indah & Darwati. (2013). Keajaiban Daun Tumpas Tuntas Penyakit . Surabaya :
Tibbun Media.

La.Ode, Sarif.(2012). Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika

Purwanto. Budhi.(2014). Buku Ajar Keperawatan Berbasis Herbal. Jogjakarta : D-


Medika

Ramadhina, Friska.(2016). Pengaruh pemberian daun salam terhadap


penurunan tekanan darah terhadap penderita hipertensi di wilayah kerja
puskesmas Belimbing Kota Padang. Thesis Universitas Andalas. Diakses
pada 20 Juli 2021 : http://scholar.unand.ac.id/17449/7/9.%20BAB
%20I.pdf

Samiadah & Murwati. (2015). Effect Bay Leaves Boiled Water Reducing Blood
Pressure in Hypertension Patients at Sidorejo Public Health Center (PHC)
in Lubuklinggau. International Seminar On Promoting Local Resources
for Food and Health. Diakses pada 20 Juli 2021 :
Respiratory.unib.ac.id/1313/1/019%20Ida%Samidah.pdf

Savitri, Astird.(2016). Basmi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) .


Depok: Bibit Publisher.

Uswatun.Hasanah.(2014). Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap Tekanan


Darah pada Penderita Hipertensi di Dusun Mijen Desa Gedang Anak
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Thesis Universitas

65
Ngudi Waluyo Diakses pada 20 Juli 2021 :
http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3846.pdf

Tabassun & Ahmad. (2011). Role Of Natural In The Treatmen Of Hypertension.


Diakses pada 20 Juli 2021 :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articels/PMC3210006

66

Anda mungkin juga menyukai